Pembicara: Pdp. Youpri Ardiantoro
Wahyu 16:15
16:15 “Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.”
Kita harus berjaga sebab kedatangan Tuhan kembali yang kedua kali adalah pada saat yang tidak disangka-sangka seperti pencuri.
1 Tesalonika 5:1-3
5:1 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,
5:2 karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
5:3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput.
Justru saat kita merasa aman dan damai, saat itulah Tuhan datang. Oleh sebab itu, dibutuhkan sikap berjaga-jaga.
Jika didapati kehidupan itu berjaga-jaga saat kedatangan Tuhan kedua kali, maka kehidupan itu akan mengalami kebahagiaan, yaitu masuk dalam Pesta Nikah Anak Domba Allah. Sebaliknya, kehidupan yang tidak mau berjaga akibatnya adalah ketinggalan saat Yesus datang kembali kedua kali.
Urusan berjaga adalah urusan kita masing-masing, pribadi demi pribadi. Sekalipun itu suami-istri, tetapi urusan berjaga-jaga adalah urusan masing-masing.
Matius 24:40-42
24:40 Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan;
24:41 kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.
24:42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
Dua orang dalam satu pelayanan suatu waktu yang berjaga-jaga akan diangkat dan yang tidak berjaga akan ditinggalkan. Demikian juga dua orang dalam nikah. Oleh sebab itu, biar kita mendoakan suami/ istri/ anak kita supaya sama-sama berjaga-jaga, sehingga kita semua diangkat oleh Tuhan. Kalau ketinggalan saat Yesus datang kembali kedua kali, itu berarti kebinasaan selamanya.
1 Tesalonika 5:4-8
5:4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri,
5:5 karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
5:6 Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
5:7 Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.
5:8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.
Praktek berjaga-jaga adalah:
- [1 Tesalonika 5:8] Sadar, sama dengan menguasai diri.
Kita harus menguasai diri dari:
- [1 Tesalonika 5:7] Dosa sampai pada puncaknya dosa, yaitu dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan. Kita menguasai diri dari dosa sehingga kita tidak berbuat dosa sekalipun ada keuntungan, paksaan, dll.
Contohnya adalah Yusuf yang memiliki keuntungan dan paksaan untuk berbuat dosa, tetapi karena Yusuf menguasai diri, maka dia tidak jatuh dalam dosa.
Kita juga harus menguasai diri dari dosa orang lain. Kalau tidak bisa menguasai diri, maka kita juga akan jatuh dalam dosa yang diperbuat orang lain. Contohnya adalah menyetujui saat orang lain berbuat dosa. Sikap yang benar adalah mengingatkan saat orang lain berbuat dosa.
Tidak berjaga-jaga juga adalah saat kita tidak bisa mengampuni dosa orang lain.
- Ajaran-ajaran palsu. Kalau menguasai diri, maka kita akan bisa berpegang teguh pada satu firman pengajaran yang benar apa pun resikonya.
2 Timotius 4:1-5
4:1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
4:5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
Firman pengajaran yang benar adalah firman yang tertulis dalam Alkitab dan diwahyukan oleh Tuhan lewat ayat menerangkan ayat.
Jadi, kehidupan yang berjaga adalah kehidupan yang berpegang teguh pada satu firman pengajaran yang benar, juga kehidupan yang tidak berbuat dosa dan bisa mengampuni.
1 Petrus 5:8
5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Kita perlu menguasai diri dan berjaga-jaga sebab kita berhadapan dengan iblis yang hendak menelan kehidupan kita.
- Memiliki iman, harap, dan kasih.
- Iman.
Iman berasal dari mendengar firman Kristus.
Roma 10:17
10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Proses firman menjadi iman adalah mendengar dengan sungguh-sungguh sampai mengerti, lanjut yakin dan percaya akan firman sehingga firman menjadi iman. Jadi, langkah pertama untuk memiliki iman ditentukan dari bagaimana sikap kita mendengar firman Tuhan.
Setelah memiliki iman, harus dilanjutkan dengan praktek iman atau perbuatan iman. Sebab iman tanpa perbuatan iman adalah mati.
Yakobus 2:17,20,26
2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
2:20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Praktek perbuatan iman adalah taat dengar-dengaran apa pun resikonya. Ini diwakili oleh bapa Abraham.
Ibrani 11:8
11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
Ketaatan Abraham adalah pergi ke tempat yang tidak ia ketahui.
Ibrani 11:17-19
11:17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
11:18 walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.”
11:19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Abraham juga taat saat Tuhan meminta anaknya. Inilah ujian iman yang sesungguhnya.
Tetapi di akhir jaman terjadi krisis iman, yaitu:
- Kehidupan yang sudah mendengar firman pengajaran yang benar tetapi tidak mau mempraktekkannya.
- Kehidupan yang punya iman, tetapi bukan karena mendengar, melainkan karena melihat. Akibatnya adalah Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya.
Yohanes 2:23-24
2:23 Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya.
2:24 Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua,
Lukas 18:8
18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”
Pengharapan.
Roma 8:24-25
8:24 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
8:25 Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
2 Korintus 4:18
4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Pengharapan kita adalah harus pada hal yang tidak kelihatan atau perkara yang kekal, itulah Kerajaan Surga.
Bukti bahwa kita mengharapkan perkara yang kekal adalah:
- Memiliki ketekunan, dimulai dari ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok dan ketekunan dalam pelayanan, tetap setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.
- Kita dibaharui dari manusia jasmani menjadi manusia rohani yang sama mulia dengan Yesus.
2 Korintus 4:16
4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Tetapi di akhir jaman juga terjadi krisis pengharapan yang benar. Yang diharapkan adalah sesuatu yang dilihat, sehingga kehidupan itu tidak bisa tekun dalam 3 macam ibadah pokok dan pelayanan, serta tidak mengalami keubahan hidup sehingga tetap menjadi manusia daging.
1 Korintus 15:19
15:19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Orang yang tanpa pengharapan merupakan orang yang paling malang, lebih malang dari orang dunia.
Kasih.
1 Yohanes 4:19-20
4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
4:20 Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
Datangnya kasih adalah dari Allah lewat pengorbananNya di kayu salib. Yesus mengasihi kita lewat pengorbanannya supaya kita bisa mengasihi. Praktek mengasihi Tuhan adalah taat dengar-dengaran. Tetapi juga harus dilanjutkan mengasihi sesama.
Lukas 6:31-35
6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
6:32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
6:33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
6:34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
Inti kasih kepada sesama adalah kita perbuat pada sesama apa yang kita ingin sesama perbuat pada kita. Terutama kita harus mengasihi orang yang memusuhi kita.
Kehidupan yang berjaga adalah kehidupan yang memiliki kasih. Lewat doa penyembahan, kita harus berjaga supaya memiliki iman, pengharapan, dan kasih.
Matius 24:12
24:12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Tetapi di akhir jaman juga kasih menjadi dingin, dimulai dari tidak enak hati, saling menyerahkan, dll.
Hasil berjaga-jaga adalah:
- Bisa berdoa dan menyembah Tuhan, maka Tuhan yang akan menjawab doa-doa kita.
1 Petrus 4:7
4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
- Hamba Tuhan menerima pembukaan rahasia firman dan mengalami keubahan hidup. Sidang jemaat bisa mengerti dan mempraktekkan firman.
1 Korintus 13:12-13
13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
- Iman, harap, dan kasih, ketiganya adalah perkara besar. Maka suatu kali kita akan ditampilkan dalam himpunan besar orang banyak, itulah mempelai wanita Tuhan yang sempurna. Sampai kita berada di Yerusalem Baru selamanya.
Wahyu 19:6
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: “Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
Tuhan memberkati.