Pembicara: Pdt. Mikha Sanda TodingMatius 7:1-6
7:1. "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." 7:6 "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." Matius 7:1-6 menunjuk tentang
hal penghakiman.
Jangan kita menghakimi sesama kita. Sebab, jika kita menghakimi sesama, kita akan dihakimi oleh sesama bahkan dihakimi oleh Tuhan dengan ukuran yang lebih berat daripada ukuran yang kita pakai untuk menghakimi orang lain.
Mengapa kita sering menghakimi sesama? - Karena sering melihat kesalahan orang lain tetapi tidak bisa melihat kesalahan sendiri = BUTA di hadapan Tuhan.
- Merasa berjasa karena telah berdoa, beribadah melayani, memberi perpuluhan, dll; merasa lebih dari orang lain sehingga bisa menghakimi sesama.
Lukas 18:9-12
18:9. Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
- Merasa memiliki Firman Pengajaran yang benar tetapi hanya Firman itu hanya dijadikan ilmu pengetahuan tetapi tidak dipraktekkan.
I Korintus 8:1
8:1. Tentang daging persembahan berhala kita tahu: "kita semua mempunyai pengetahuan." Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.
Matius 7:67:6 "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." Dosa suka menghakimi sesama disamakan dengan dosa anjing dan babi. Dosa anjing dan babi ini membuat barang yang kudus menjadi tidak berarti/tidak berguna dalam kehidupan kita.
'
Barang yang kudus' adalah Firman, Roh dan kasih yang kudus.
Firman, Roh dan kasih yang kudus menjadi tidak berguna karena mempertahankan dosa anjing dan babi.
Dosa anjing dan babi juga menbuat kita melempar mutiara.
'Mutiara' menunjuk sesuatu yang berharga yaitu korban Kristus.
Jadi, korban Kristus menjadi tidak berguna karena mempertahankan dosa anjing dan babi.
Sikap kita supaya kita keluar dari dosa anjing dan babi adalah menghargai pribadi Yesus, yaitu:
- Menghargai Firman dengan sungguh-sungguh= 'menjilat roti'
Matius 15:21-27
15:21. Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
15:22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Contoh kehidupan yang menghargai Firman adalah perempuan Kanaan. Praktek menghargai Firman adalah:
- Memperhatikan Firman dengan sungguh-sungguh seperti memperhatikan pelita di tempat gelap.
II Petrus 1:19
1:19. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
- Mengerti Firman.
- Percaya dan yakin pada Firman = Firman menjadi iman dalam hidup kita.
- Praktek Firman.
Iman disertai perbuatan menghasilkan MUJIZAT dalam hidup kita.
Matius 15:28
15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
MUJIZAT menjadikan yang mustahil menjadi tidak mustahil. Masalah nikah dan buah nikah adalah masalah yang paling berat tetapi dapat diselesaikan jika ada MUJIZAT.
Jadi, hanya Firman yang mampu menyelesaikan masalah nikah dan buah nikah.
- Menjadikan Firman sebagai suatu kebutuhan sama seperti bayi yang membutuhkan air susu yang murni.
I Petrus 2:2
2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Kita mendapatkan Firman yang murni hanya di dalam penggembalaan/lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok. Firman penggembalaan mampu menyucikan kita dari dosa anjing dan babi/kekafiran sehingga kita diangkat menjadi domba.
Hasil kehidupan yang tergembala adalah kita mengalami MUJIZAT yaitu menjadi domba yang terpelihara di tengah dunia yang sedang bergoncang. Kita tidak mengalami kelaparan jasmani dan rohani = mengalami pemeliharaan yang luar biasa dari Tuhan.
I Petrus 2:25
2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
- Merasa tidak layak untuk dihargai dan dihormati = merasa kehidupan ini hanya tanah liat.
Contoh kehidupan yang merasa tidak layak adalah Anak Bungsu dan Si Pemungut Cukai.
Lukas 15:11-19
15:11. Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
15:13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
15:14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat.
15:15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.
15:17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
15:19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
Lukas 18:13
18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Kita sebenarnya hanya layak dihukum karena sering melakukan dosa anjing dan babi. Hasil kehidupan yang merasa tidak layak adalah kita dapat tersungkur menyembah Tuhan.
Wahyu 1:17
1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
Dalam penyembahan, kita bertemu dengan Tuhan sebagai pribadi "Yang awal dan yang akhir" = kita bertemu dengan Tuhan sebagai Mempelai Pria Surga. Sampai menjadikan kita sama mulia seperti Yesus dan kita dapat terangkat ke awan-awan yang permai bersama Tuhan. Inilah MUJIZAT yang terbesar dalam hidup kita.
I Yohanes 3:1-3
3:1. Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Yesaya 43:4
43:4 Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
Jika kita menghargai Firman, maka Tuhan pun akan menghargai kita dan memelihara kita seperti biji mataNya.
Tuhan memberkati.