Bersamaan dengan Ibadah Doa Puasa Session III.
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 1:9-20 penglihatan Yohanes di pulau Patmos.
Wahyu 1:91:9 Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.
Yohanes mengalami sengsara daging di pulau Patmos bukan karena berbuat dosa, tetapi karena firman Allah dan kesaksian Yesus, sehingga mendorong untuk masuk dalam persekutuan yang benar dengan Tuhan dan sesama.
Jika hidup kita, ibadah pelayanan kita ditandai sengsara daging tanpa dosa, maka kita bisa masuk persekutuan yang benar dengan Tuhan dan sesama. Persekutuan yang benar berdasarkan firman pengajaran yang benar, seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar.
Ada 3 hal yang penting dalam persekutuan yang benar:
- Persekutuan dalam kesusahan = jalan kematian.
- Persekutuan dalam kerajaan = jalan kebangkitan.
- Persekutuan dalam ketekunan untuk menantikan Yesus = jalan kemuliaan.
Ada 3 macam ketekunan dalam menantikan Yesus, yaitu ketekunan dalam iman, ketekunan dalam penggembalaan, dan ketekunan dalam berdoa.
Kolose 4:24:2Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.Kegunaan bertekun dalam doa:
- Supaya Tuhan memberikan pembukaan rahasia firman Allah, pengajaran yang benar.
Kolose 4:3-4
4:3Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan.
4:4Dengan demikian aku dapat menyatakannya, sebagaimana seharusnya.
Maka terjadi pembukaan pintu untuk pemberitaan pengajaran yang benar di mana saja, kapan saja, situasi apa saja. Sehingga terjadi pembukaan jalan dari segala masalah, sampai yang mustahil sekalipun.
- Supaya kita hidup bijaksana.
Kolose 4:5
4:5Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.
Artinya, kita bergaul dengan orang luar dengan batas kebenaran firman, supaya kita tidak jatuh dalam pergaulan dosa sampai puncaknya dosa: dosa makan minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin mengawinkan. Juga supaya tidak jatuh dalam pergaulan dunia dengan segala pengaruhnya yang membuat tidak setia bahkan tinggalkan ibadah pelayanan.
Yakobus 4:4
4:4Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Juga supaya tidak jatuh dalam ajaran sesat, gosip yang membuat bimbang dan mengundurkan diri dari pengajaran yang benar. Tidak lagi mengikut Yesus tetapi mengikuti keinginan sendiri, menjadi musuh Tuhan.
Yohanes 6:60, 66
6:60Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”
6:66Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
- Supaya perkataan tidak hambar, tidak menjadi garam yang tawar.
Kolose 4:6
4:6Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.
Perkataan yang tidak hambar adalah perkataan yang penuh kasih, yang digarami oleh Roh Kudus, garam yang asin, supaya kita bisa memberi jawab kepada setiap orang.
Markus 9:49-50
9:49Karena setiap orang akan digarami dengan api.
9:50Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.”
Proses untuk digarami oleh Roh Kudus yaitu selalu berdamai dengan Tuhan dan sesama. Kita mengaku dosa dengan sejujurnya kepada Tuhan dan sesama oleh dorongan firman, jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Juga mengampuni dosa orang lain dan melupakan. Maka darah Yesus menyelesaikan dosa dan hati kita menjadi damai sejahtera. Hati damai sejahtera merupakan tempat dari api Roh Kudus. Maka perkataan kita tidak hambar, hidup kita menjadi garam yang asin.
Praktek garam yang asin/ kegunaan urapan Roh Kudus:
- Untuk mematikan dosa.
Roma 8:13
8:13Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Sehebat apa pun daging, hanya merupakan tempat dari virus dan ulat dosa. Urapan Roh Kudus mematikan virus dan ulat dosa, sampai dosa yang tersembunyi, sehingga tidak busuk tetapi bisa hidup benar dan suci sampai Yesus datang kedua kali. Dan juga ada jaminan untuk hidup jasmani di dunia yang sulit.
- Memberi penghiburan, kekuatan ekstra saat menghadapi masalah, pencobaan, penderitaan, kebencian dan aniaya.
Yohanes 15:25-27
15:25Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan.
15:26Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
15:27Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.”
Kita tidak kecewa/ tawar hati, tidak tinggalkan Tuhan, tetapi tetap percaya dan berharap kepada Tuhan, sampai waktunya Tuhan menolong kita.
Tetap bersaksi supaya orang berdosa bisa diselamatkan (lewat Injil keselamatan), supaya orang yang sudah selamat bisa masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (lewat Injil kemuliaan).
Bersaksi sama dengan memberi rasa enak, seperti garam. Maka hidup kita akan menjadi indah.
Untuk bersaksi dan menolong orang lain, maka kita harus rela berkorban, seperti garam yang rela melarut.
- Memberikan karunia Roh Kudus dan jabatan pelayanan, lewat penumpangan tangan seorang penatua.
1 Timotius 4:14
4:14Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
- Roh Kudus menyucikan dan mengubahkan bangsa kafir yang seperti anjing dan babi, menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Roma 15:16
15:16yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.
Pembaharuan mulai dari jujur dan taat, sama dengan garam yang asin.
Maka mujizat jasmani akan terjadi, yang tidak ada menjadi ada, yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Sampai saat Yesus datang kedua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Tuhan, layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali.
Tuhan memberkati.