Matius 24:45-47Berjaga-jaga dikaitkan dengan kedatangan Yesus kedua kali yang tidak terduga waktunya, yakni setia dan bijaksana pada waktu pembagian makanan rohani.
Baik gembala maupun domba-domba, semuanya sama-sama harus berjaga-jaga saat pembagian makanan rohani.
Wahyu 1:3,
"Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat."Kita harus setia dan bijaksana (= menggunakan waktu sebaik-baiknya) untuk membaca, mendengar, dan menuruti Firman.
Wahyu 22:7,
"Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!"Dalam Wahyu 22, kata-kata "membaca dan mendengar" sudah tidak ada lagi. Artinya: kita jangan hanya membaca dan mendengar, namun kita harus taat (praktek) Firman, menjadi pelaku Firman.
Yakobus 1:22Mendengar dan membaca Firman namun tidak mempraktekkannya = menipu diri sendiri.
Menipu orang lain --> jahat
Menipu Tuhan --> lebih jahat
Menipu diri sendiri --> paling jahat
Kalau seseorang menipu diri sendiri, pasti juga menipu orang lain bahkan sampai menipu Tuhan, dan akibatnya adalah kutukan dan kebinasaan.
Sekeras-kerasnya Firman yang disampaikan, merupakan kasih karunia / uluran tangan kemurahan dan kebaikan Tuhan.
Kesempatan mendengar Firman yang benar sudah merupakan kasih karunia Tuhan karena tidak semua orang bisa mendengar Firman yang benar.Banyak orang tidak mau mendengar Firman yang benar karena tidak mau ditunjuk dosanya, yang penting banyak berkorban. Namun, suatu waktu dosanya akan diungkapkan dan kehidupan semacam itu akan dipermalukan.
Kita menuruti Firman = kita mengulurkan tangan pada Tuhan.
Tuhan mengulurkan tangan pada kita lewat Firman dan kita mengulurkan tangan pada Tuhan, maka tangan Tuhan bertemu dengan tangan kita = kita
hidup dalam tangan Tuhan.Contoh kehidupan yang berada dalam tangan Tuhan: Maria, Ibu Yesus.
Lukas 1:30-31, 34, 38Firman Pengajaran memang tidak cocok dengan daging kita.
Ayat 34:
"Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"Artinya:
- Sesuatu yang mustahil / di luar akal manusia.
- Penghukuman rajam batu menanti Maria karena mengandung sebelum menikah berarti berzinah dan harus dihukum sesuai hukum Taurat.
Namun, sikap Maria yang tertulis di ayat 38:
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."Artinya: Taat apapun resikonya, Maria mengulurkan tangan pada Tuhan dan Tuhan mengulurkan tangan kasih karuniaNya.
Waspada! Jangan dengar yang lain! Kita harus mendengar dan dengar-dengaran pada suara malaikat (= suara Gembala).
Kalau menolak Firman Penggembalaan, pasti cenderung mendengar suara asing yang cocok / mengenakkan daging. Seandainya Maria bertanya dulu pada ibunya atau orang lain, maka yang diperoleh justru sebaliknya, membuat tidak taat pada Firman yang benar.
Hasil yang kita terima jika mau taat pada Firman yang benar apapun resikonya:- Maria seharusnya mati dirajam batu, namun tetap hidup karena pembelaan Tuhan.
Artinya, tangan kemurahan Tuhan mampu memelihara dan melindungikita dari celaka, marabahaya, bahkan dari antikris.
Sekalipun dunia dan manusia menyatakan "tidak mungkin", "mati", "mustahil" jika mau taat sesuai Firman yang benar, namun tangan Tuhan yang akan membela kita.
- Lukas 1:46-48; Matius 24:46, Berbahagia.
Tangan kemurahan dan kebaikan Tuhan mampu memberi kita kebahagiaan Surga di tengah keadaan apapun.
Harus mengandung sebelum menikah sebenarnya merupakan suatu penderitaan berat bagi Maria, namun Tuhan mampu memberi kebahagiaan Surga. Kaum muda harus sungguh-sungguh menjaga kesucian.
Istilah "keturunan" (ayat 48) menunjuk pada masa depan. Artinya, Tuhan juga yang akan mengatur, memperindah, dan memberi kebahagiaan pada masa depan kita.
- Matius 1:21, Maria bisa menerima kedatangan Yesus pertama kali sebagai Juruselamat.
Artinya, tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan mampu mengubahkan kita(memberi kelahiran baru).
1 Petrus 2:1-2, tanda kehidupan yang mengalami kelahiran baru adalah seperti bayi:
- Tidak ada lagi dosa, mulai dari dosa kejahatan, tipu muslihat, kemunafikan, kedengkian, dan fitnah.
- Selalu merindukan Firman Penggembalaan yang benar dan murni.
- Mulut hanya menangis, artinya banyak menggunakan mulut kita untuk memuliakan dan menyembah Tuhan. Sudah banyak waktu yang kita gunakan sepanjang hari untuk berkata-kata yang salah di dunia ini, biar kita memberikan waktu untuk sungguh-sungguh dalam doa penyembahan kepada Tuhan.
Kalau mujizat rohani (kelahiran baru) terjadi, pasti mujizat jasmani juga Tuhan mampu mengerjakan dalam hidup kita.
Jika bayi menangis, maka tangan sang ibu akan diulurkan untuk menolong. Demikian pula jika kehidupan kita mau menyembah Tuhan, maka tangan Tuhan akan diulurkan untuk melakukan mujizat rohani maupun jasmani, menghapus segala kemustahilan. Hingga saat Tuhan datang kedua kali, Ia akan menghapus kemustahilan tertinggi, kita diubah jadi sama sempurna seperti Dia.
Tuhan memberkati.