Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Matius 27 secara keseluruhan menunjuk
7 percikan darah di atas tabut perjanjian, artinya sengsara yang dialami oleh Yesus sampai mati di kayu salib untuk menyelamatkan, menyucikan, dan menyempurnakan kita.
Dalam Matius 27 ada 7 cerita yang pada menunjuk 7 percikan darah/ sengsara yang dialami oleh Yesus.
Kita mempelajari cerita yang keempat yaitu
Yesus disalibkan sampai mati[Matius 27:32-50].
Ayat 45-50 adalah tentang waktu penyaliban.
Ada beberapa hal yang terjadi waktu penyaliban Yesus. Yang pertama adalah terjadi kegelapan.
Matius 27:45
27:45 Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.
Ada 3 kegelapan yang melanda bumi, yaitu:
- Kegelapan 3 hari di Mesir menjelang bangsa Israel keluar dari Mesir.
Keluaran 10:22
10:22 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari.
- Kegelapan selama 3 jam pada waktu Yesus disalibkan.
Matius 27:45
27:45 Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.
- Kegelapan selama 3,5 tahun di bumi, yaitu pada jaman antikris berkuasa di bumi. Ini akan terjadi dan pasti akan terjadi.
Matius 24:29
24:29 "Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang.
Antikris akan menyiksa dan membunuh anak-anak Tuhan yang tertinggal di bumi pada jaman antikris, sementara yang lain disingkirkan ke padang belantara, dipelihara dan dilindungi oleh Tuhan.
Wahyu 12:17
12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Sasaran dari antikris adalah anak Tuhan atau hamba Tuhan yang tidak punya mezbah dupa emas, artinya:
- Tidak setia bahkan tidak mau menyembah Tuhan
- Menyembah tapi daging masih bersuara, daging takut pada sesuatu sampai tidak takut sama Tuhan.
Akibatnya adalah tertinggal pada zaman antikris, tidak disingkirkan ke padang belantara, dan dipaksa untuk menyembah antikris.
Ada 2 kemungkinan terjadi bila tertinggal di zaman antikris yaitu:
- Tidak tahan mengalami sengsara sehingga menyembah antikris, menyangkal Yesus. Mereka tidak mengalami siksaan secara daging, tetapi dicap 666 dan menjadi sama dengan antikris yang akan dibinasakan saat Yesus datang kedua kali.
- Tidak mau menyembah antikris, tetap menyembah Yesus, sehingga mengalami siksaaan yang luar biasa sampai dipancung kepalanya. Tetapi saat Yesus datang kedua kali, dia akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan dan terangkat awan-awan bersama Yesus.
Kemungkinan yang kedua sangat kecil terjadi sebab pasti tidak tahan. Oleh sebab itu, lebih baik kita sungguh-sungguh menyembah Tuhan sampai daging tidak bersuara.
Ukuran doa penyembahan:
- Diukur dengan firman.
Wahyu 11:1
11:1 Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: “Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Sebatang buluh = tongkat gembala = Firman penggembalaan = Firman pengajaran yang benar yang dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala.
Praktek memenuhi ukuran firman penggembalaan:
- Mulai dari mendengar firman penggembalaan dengan sungguh-sungguh. Firman menjadi suatu kebutuhan dan tidak memberi kesempatan untuk mendengar suara asing.
- Mengerti firman penggembalaan.
- Percaya dan yakin pada firman penggembalaan, menjadi iman dalam hati.
- Praktek firman penggembalaan, taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi.
- Diukur dengan kasih.
Yohanes 14:15
14:15 “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Prateknya:
- Mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu, artinya saat dihadapkan pada dua hal, Tuhan atau sesuatu di dunia, maka kita pilih Tuhan.
- Mengasihi sesama seperti diri sendiri, artinya tidak mau merugikan sesama tetapi menjadi berkat bagi sesama, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, dan tidak ada kebencian, tidak ada dendam, tidak ada iri, dll.
Jadi, ukuran doa penyembahan adalah ketaatan dan kasih. Ini bagaikan mengulurkan dua tangan kepada Tuhan, maka Tuhan juga akan mengulurkan dua tanganNya kepada kita.
Hasilnya:
- Tangan kasih Tuhan diulurkan untuk memberi kekuatan ekstra bagi kita yang sudah kecewa, putus asa, letih lesu, dan berbeban berat, sehingga kita mengalami perhentian dan damai sejahtera.
Zefanya 3:16-18
3:16 Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.
3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,
3:18 seperti pada hari pertemuan raya.” “Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela.
Perhentian/ damai sejahtera ini artinya tidak merasa apa-apa lagi secara daging, tidak ada lagi kekuatiran, kebencian, sakit hati, dll.
- Tangan kasih Tuhan diulurkan untuk memberi kemenangan atas musuh-musuh, artinya semua masalah diselesaikan, mengalami kemenangan dari kegagalan-kegagalan. Semua menang, selesai dan berhasil.
Zefanya 3:17a
3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan.
- Tangan kasih Tuhan membaharui kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
Zefanya 3: 17b
3:17b Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,
Mulai dari pembaharuan mulut, yang menentukan nasib kita ke Sorga atau neraka. Mulut (lidah) tidak boleh ada dusta. Mulut berkata jujur, yaitu mengaku dosa apa adanya, tidak ada yang disembunyikan, "ya" katakan "ya", "tidak" katakan "tidak". Jujur artinya mujizat rohani terjadi, dan mujizat jasmani juga pasti akan terjadi. Kalau mulut sudah jujur, semua yang mustahil menjadi tidak mustahil, dan kita mengalami keindahan dan kemanisan dalam hidup. Kita terus diubahkan sampai sama mulia dengan Tuhan saat kedatanganNya kedua kali. Kita tidak lagi salah dalam perkataan dan hanya menyeru "Haleluya".
Tuhan memberkati.