Pembicara: Pdm. Gideon Pakpahan
Wahyu 1:91:9Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.Rasul Yohanes mengalami sengsara daging bukan karena berbuat jahat, tetapi karena fiman pengajaran yang benar dan kesaksian Yesus, yang mendorong masuk dalam persekutuan yang benar.
Jika kita mengalami sengsara daging karena firman pengajaran yang benar dan kesaksian Yesus, maka akan mendorong kita masuk dalam persekutuan yang benar. Ada 3 hal penting dalam persekutuan yang benar:
- Persekutuan dalam kesusahan = jalan salib/ pengalaman kematian.
- Persekutuan dalam kerajaan = jalan kebangkitan.
- Persekutuan dalam menanti kedatangan Yesus kedua kali = jalan kemuliaan.
Jalan salib/ pengalaman kematian merupakan penentu untuk kita bisa lanjut dalam jalan kebangkitan sampai kemuliaan. Ada 2 hal yang harus kita miliki supaya kita berhasil menghadapi jalan salib:
- Sifat/ tabiat penundukan.
1 Petrus 2:18
2:18Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.
Praktek kehidupan yang memiliki penundukan:
- Tidak banyak komentar, tidak bersungut-sungut, selalu mengucap syukur kepada Tuhan. Tidak berbantah-bantah, tidak saling menyalahkan, selalu memeriksa/ mengoreksi diri sendiri.
- Sabar menunggu waktu Tuhan.
Penundukan dimulai dari istri tunduk kepada suami dalam segala hal.
1 Petrus 3:1
3:1Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,
Anak harus tunduk/ taat kepada orang tua dalam segala hal.
1 Petrus 5:5
5:5Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”
Suami harus tunduk/ taat kepada firman pengajaran yang benar, seperti Yesus taat kepada Allah Bapa.
Lukas 22:42
22:42“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”
Jika kita tunduk/ taat dalam pengalaman kematian, maka Tuhan sebagai Kepala sedang menghiasi/ menyalut kita dengan sifat tabiat Illahi yaitu lemah lembut, pendiam dan penurut.
1 Petrus 3:3-4
3:3Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
3:4tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
Maka kita akan mengalami kelegaan dan damai sejahtera, semua menjadi enak dan ringan.
Matius 11:28-29
11:28Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Maka Tuhan membuka pintu-pintu yang sudah tertutup.
1 Petrus 3:5-6
3:5Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
3:6sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.
Contohnya Sarah menghadapi pintu rahim yang tertutup, menghadapi kemustahilan dalam nikah. Namun saat Sarah tunduk, Tuhan membuka pintu rahimnya.
Tuhan sanggup melakukan mujizat jasmani dan mujizat rohani, sampai pintu Surga dibukakan bagi kita.
Wahyu 3:7-8
3:7“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
3:8Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.
- Takut akan Tuhan.
Amsal 8:13
8:13Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.
Prakteknya:
- Tidak berbuat dosa sampai tidak berdusta, jujur dalam segala hal.
- Setia dalam ibadah pelayanan yang benar kepada Tuhan, dalam sistem penggembalaan.
Yosua 24:14
24:14Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.
- Hanya menyembah Tuhan, dalam situasi dan kondisi apa pun.
Daniel 3:16-17
3:16Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
3:17Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
Amsal 9:10
9:10Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
Amsal 15:33
15:33Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.
Maka kita menerima hikmat dari Surga. Kegunaan hikmat:
- Melepaskan kita dari antikris.
Wahyu 13:18
13:18Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
- Memberi keberhasilan.
Pengkhotbah 10:10
10:10Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.
Hikmat memberi keberhasilan mulai di dunia ini sampai masuk Yerusalem Baru.
Tuhan memberkati.