digabung dengan doa puasa session III
Markus 2:18-22, waktu untuk berpuasa adalah jika terjadi jarak antara kita dengan Tuhan (Mempelai diambil dari kita).
Wujud ada jarak dengan Tuhan:
- Secara jasmani, ada masalah / persoalan yang tidak terselesaikan
Contohnya: ketika Yesus dengan 3 murid naik ke gunung, di bawah gunung terjadi penyakit ayan, penyakit yang tidak terselasaikan.
- Secara rohani, Yesus terangkat ke sorga dan kita ada di bumi
Artinya: saat Yesus naik ke sorga sampai Yesus datang kembali kedua kali.
Jadi, sekalipun kita tidak ada masalah, kita tetap boleh berpuasa, karena ada jarak secara rohani.
Jadi, tujuan puasa adalah menyatu dengan Tuhan.
Ketika ada jarak antara kita dengan Tuhan, setan dapat masuk dan mencobai kita.Ketika kita sudah menjadi satu dengan Tuhan, tidak ada lagi kesempatan bagi setan untuk mencobai kita.
Hasil berpuasa:
terjadi pembaharuan / keubahan hidup(
Markus 2:18-22).
Ada 2 macam pembaharuan dalam puasa:
- Pembaharuan pakaian = pembaharuan perbuatan.
Yaitu dari perbuatan daging/dosa  menjadi perbuatan yang berkenan pada Tuhan, bahkan sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan(ada pakaian putih berkilau-kilau, pakaian Mempelai).
- Pembaharuan kirbat = pembaharuan hati.
Ada 2 keadaan hati yang harus dibaharui:
- Hati yang keras(Yeremia 17:1) = hati yang menyimpang dosa, hati yang tidak mau mengaku dosa malah menyalahkan orang lain.
Yang benar adalah rendah hati dan lemah lembut. Seseorang yang tidak mengaku dosa, bisa karena takut (hati keras) atau malah tidak mengakui kesalahan dan menyalahkan orang lain (puncaknya kekerasan hati).
Akibatnya:
- Dosa terukir pada loh hati = dosa menjadi permanen dalam loh hati.
- Dosa terukir (tertukik=tidak dapat dihapus lagi) pada tanduk mezbah = dosa tidak terampunkan lagi.
Lewat doa puasa, hati yang keras dibaharui menjadi hati yang rendah hati dan lemah lembut:
- Rendah hati = kemampuan untuk mengaku dosa, sehingga kita diampuni, dan tidak berbuat dosa lagi = membuang segala yang kotor, najis, dan jahat dari dalam hati.
- Lemah lembut = kemampuan menerima firman pengajaran yang benar, yang keras = yang tidak enak bagi daging (Yakobus 1:21).
Kalau tidak mau menerima firman pengajaran yang benar, yang keras bagi daging, itu adalah karena hatinya keras dan menyimpan dosa
Bisa menerima firman = mendapat keselamatan jiwa, ada benih firman yang ditanam dalam hati yang lembut sehingga bisa bertumbuh dan berbuah 30 kali, 60 kali dan 100 kali lipat.
- Buah 30 kali (30 keping perak): buah pertobatan dan hidup benar = keselamatan jiwa (Halaman).
- Buah 60 kali: buah kesucian (Ruangan Suci).
- Buah 100 kali: buah ketekunan sampai buah kesempurnaaan, kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang tidak bercacat cela (Ruangan Maha Suci).
- Hati yang bimbang/tidak percaya:
- Bimbang saat menghadapi pencobaan, sehingga tidak berharap Tuhan, tetapi berharap pada yang lain.
- Bimbang saat menghadapi ajaran lain (tidak berpegang teguh pada firman pengajaran, akhirnya menjadi banyak bertanya).
Yakobus 1:6-8,akibatnya:
- Tidak menerima apapun dari Tuhan = doa tidak dijawab oleh Tuhan.
Seperti kirbat tua tidak bisa diisi anggur yang baru, sebab kedua-duanya akan hancur.
- Tidak tenang dalam hidupnya.
- Tenggelam/bagaikan gelombang di tengah laut.Â
Petrus, yang bahkan bisa berjalan di atas air, bisa tenggelam ketika menghadapi angin gelombang. Hal ini menjadi awasan bagi kita supaya kita tidak mendengarkan ajaran-ajaran lain.
Lewat puasa ini, hati yang bimbang diubahkan jadi HATI YANG PERCAYA(Yohanes 6:29).
Inilah permulaan pelayanan yang berkenan kepada Tuhan, bahkan permulaan hidup kita, yaitu percaya.
Pelayanan dengan hidup bimbang tidak berkenan kepada Tuhan.Â
Yohanes 7:6, waktu Tuhan belum tiba artinya:
- Tuhan menolong kita tepat pada waktunya, tidak telalu cepat atau terlalu lambat.
- Jika Tuhan belum menolong kita, itu merupakan waktu bagi kita untuk belajar percaya dan mempercayakan diri kepada Tuhan = menyembah Tuhan (inilah yang ditunggu oleh Tuhan), hanya berharap belas kasih Tuhan, maka Tuhan akan mengulurkan tangan belas kasih untuk menolong kita tepat pada waktunya (Ibrani 4:16).
Daniel 6:8.11,21,23-25,29.
Contohnya Daniel. Sekalipun dalam keadaan terdesak, Daniel hanya berharap kepada Tuhan. Sehingga Tuhan mengulurkan tanganNya kepada kita.
Suatu koreksi bagi kita, lewat teladan dari Daniel, saat dalam keadaan yang mendesak dalam kehidupan kita, apakah yang kita lakukan, apakah kita berharap bantuan orang lain, atau berlutut dan menyembah Tuhan?
Kalau hati seperti Daniel, hanya percaya dan mempercayakan diri kepada Tuhan, hanya menyembah Tuhan. Saat menghadapi masalah, saat menghadapi yang mustahil, biar langkah pertama kita adalah menyembah Tuhan.
Hasilnya:
- Tangan belas kasihan Tuhan mampu melindungi dan memelihara kita dalam keadaan yang mustahil sekalipun, sampai di zaman antikris.
- Tangan belas kasihan Tuhan menyelesaikan masalah; sementara yang memfitnah Daniel (sampai kepada nikah dan buah nikahnya) menerima tangan Tuhan yang teracung untuk menghukum.
- Tangan belas kasihan Tuhan meninggikan kita pada waktu-Nya, hidup kita dibuat menjadi indah, bahkan dibaharui sampai sama seperti Yesus, diangkat sampai ke awan-awan.
Tuhan memberkati.