Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 12 dalam susunan Tabernakel terkena pada
shekinah glory(sinar kemuliaan).
Wahyu 12:112:1.Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
'
tanda besar di langit' adalah kegenapan dari semua tanda tentang kedatangan Yesus kedua kali ke dunia, yaitu tampilnya gereja Tuhan yang sempurna (menjadi terang dunia dalam sinar kemuliaan), itulah mempelai wanita Sorga yang siap untuk disingkirkan ke padang gurun, jauh dari mata antikris yang berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun, dan siap untuk diangkat ke awan-awan yang permai dan bertemu dengan Yesus yang datang kedua kali sebagai Mempelai Pria Sorga. Kita masuk nikah rohani, Firdaus, sesudah itu masuk Yerusalem baru.
Wahyu 12:312:3.Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
'
tanda yang lain di langit' adalah kegenapan dari semua pekerjaan setan di dunia untuk menghadang dan membinasakan gereja Tuhan, yaitu tampilnya antikris yang berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun.
Pertumbuhan gereja Tuhan ke arah kesempurnaan selalu dihalangi oleh setan, supaya gereja Tuhan tidak sempurna, ketinggalan saat Yesus datang kembali dan binasa selamanya. Ini seperti yang sudah terjadi pada saat bangsa Israel berkembang pesat di Mesir dan menghadapi kelepasan dari Mesir menuju Kanaan. Saat itu mereka menghadapi hadangan dari Firaun/ setan, supaya tidak bisa keluar dari Mesir.
Di dalam Keluaran 1:8-22 ada tiga cara setan untuk membinasakan Israel/ gereja Tuhan:
- Kecerdikan (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 06 Oktober 2020).
Keluaran 1:10
1:10.Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan--jika terjadi peperangan--jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini."
- Kekejaman.
Keluaran 1:13
1:13.Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
- Pembunuhan.
Keluaran 1:16-22
1:16."Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup."
1:17.Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup.
1:18.Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka: "Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?"
1:19.Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: "Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin."
1:20.Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda.
1:21.Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga.
1:22.Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."
ad. 2.
Keluaran 1:11-141:11.Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.
1:12. Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.
1:13. Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
1:14. dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.Kekejaman Firaun/ setan terjadi lewat kerja paksa.
Dua macam kerja paksa:
- 'mengerjakan tanah liat dan batu bata' = mengerjakan batu bata dari tanah liat untuk membangun kota Pitom dan Raamses (kota perbekalan Firaun).
Tanah liat menunjuk pada manusia berdosa.
Jadi, manusia berdosa dibentuk dan dibakar dengan api Setan yaitu api dosa, hawa nafsu daging, dan pengaruh dunia yang tidak baik, untuk dibuat menjadi batu bata.
Batu bata menunjuk pada alatnya setan untuk membangun kotanya setan, yaitu:
- Pitom, artinya dipagari. Kalau orang sudah dipagari berarti ia sudah terikat, tidak bisa ke mana-mana.
Artinya segala kesibukan di dunia seringkali dipakai oleh setan untuk menjadi ikatan bagi seorang imam, sehingga terpaksa beribadah melayani Tuhan, tidak bahagia tetapi merasa susah dan bersungut-sungut saat beribadah melayani Tuhan.
Kalau dibiarkan, ia akan menjadi imam yang tidak setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
- Raamses, artinya allah matahari/ berhala.
Artinya segala kesibukan di dunia membuat pelayan Tuhan meninggalkan ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Semua aktivitas di dunia yang hebat tetapi kalau membuat pelayan Tuhan tidak setia bahkan meninggalkan ibadah pelayanan, itu merupakan kerja paksa/ penindasan dari setan.
Akibatnya semua menjadi sia-sia, menderita, kalau dibiarkan akan mati rohani dan binasa selamanya.
Selanjutnya, seorang pelayan Tuhan yang terpaksa beribadah melayani, tidak setia sampai meninggalkan ibadah pelayanan, tidak susah saat tidak bisa beribadah, ia juga sedang berada dalam kerja paksa/ penindasan setan untuk dibentuk menjadi batu bata yang dipakai dalam pembangunan kota Babel yang akan dibinasakan dalam satu jam.
- 'berbagai-bagai pekerjaan di padang' = ladang Firaun sama dengan ladang babi.
Artinya seorang pelayan yang terpaksa beribadah melayani sampai meninggalkan ibadah pelayanan, dan tidak susah saat tidak beribadah melayani Tuhan, ia pasti sedang aktif berbuat dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan-minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin-mengawinkan, sampai menjadi mempelai wanita setan (perempuan Babel) yang binasa selamanya.
1 Petrus 2:52:5. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidupuntuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
Oleh sebab itu, kita manusia berdosa harus bergumul/ mengeluh dan mengerang untuk menjadi batu hidup yang dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Kita bukan menjadi batu bata.
Proses menjadi batu hidup:
- Bergumul untuk bisa tergembala dengan benar dan baik.
Tadi tanah liat dibakar dengan api dosa menjadi batu bata.
Sekarang tanah liat harus dibakar dengan api Tuhan yaitu:
- Meja roti sajian = ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan korban Kristus. Kita dibakar dengan api firman dan perjamuan suci.
- Pelita emas = ketekunan dalam ibadah raya, persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya. Kita dibakar dengan api Roh Kudus.
- Mezbah dupa emas = ketekunan dalam ibadah doa, persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya. Kita dibakar dengan api kasih Allah.
Tanah liat dibakar di dalam kandang penggembalaan. Oleh karena itu, kita bergumul untuk berada di dalam kandang penggembalaan. Jangan sampai tertawa kalau tidak berada di kandang penggembalaan.
Manusia darah daging harus digembalakan untuk dibentuk dan disucikan dengan api dari Tuhan, sehingga menjadi batu hidup.
Batu hidup artinya imam-imam dan raja-raja yang dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna/ rumah rohani.
Sesudah jadi batu hidup, imam-imam masih bisa jadi batu bata lagi karena tidak setia. Karena itu ada proses selanjutnya.
- Bergumul untuk selalu ingat bahwa kita adalah debu tanah liat, sama dengan bergumul untuk merendahkan diri. Jangan sombong kalau sudah dipakai Tuhan.
Kita mengaku kekurangan dan kelemahan secara rohani dan jasmani bahwa kita tidak berdaya menghadapi dunia akhir zaman.
Kita mengaku bahwa kita tidak berharap yang lain tetapi hanya duduk diam di kaki Tuhan.
Artinya:
- Banyak mengoreksi diri. Jangan sampai seperti Ayub yang duduk di abu setelah mengalami ujian habis-habisan.
Saat kita dipakai dan diberkati lalu kita merendahkan diri, alangkah indahnya. Kalau terlanjur mengalami ujian habis-habisan, cepat merendahkan diri.
Mengoreksi diri sama dengan menyerahkan semua dosa. Kalau tidak mau menyerahkan dosa, tidak mungkin bisa menyerahkan diri.
- Banyak menyembah. Kita menyerahkan hidup kepada Tuhan, bergantung pada belas kasih-Nya. Kita mengulurkan tangan, berseru dan berserah kepada Dia.
Kalau kita ingat bahwa kita debu, Tuhan juga ingat kita adalah debu. Artinya Dia memperhatikan, mempedulikan, dan bergumul bagi kita. Ini adalah belas kasih Tuhan bagi kita. Maut pun tidak bisa membatasi belas kasih Tuhan.
Mazmur 103:14
103:14. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
Ini yang harus kita pegang. Apapun keadaan kita, masih ada belas kasih Tuhan.
Hasilnya:
- Tangan belas kasih Tuhan membentuk tanah liat menjadi bejana kemuliaan-Nya.
Yesaya 64:8-9
64:8. Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.
64:9. Ya TUHAN, janganlah murka amat sangat dan janganlah mengingat-ingat dosa untuk seterusnya! Sesungguhnya, pandanglah kiranya, kami sekalian adalah umat-Mu.
Ia mengubahkan kita menjadi pelayan-Nya yang punya karakter taat, setia berkobar-kobar, dan sabar.
Kapan pembentukan terjadi? Saat kita menghadapi sengsara ekonomi, kesehatan, nikah. Jangan lari dalam penderitaan, melainkan tetap sabar. Ini yang bisa memuliakan Tuhan, sama dengan memberi makan dan memuaskan Tuhan.
Yohanes 4:34
4:34. Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Diayang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
'melakukan kehendak Dia' = taat.
'menyelesaikan pekerjaan-Nya' = setia dan sabar.
Di tengah jalan ada bejana yang rusak. Mari duduk diam, Tuhan masih bisa membentuk kita kembali.
Yeremia 18:4
18:4. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
- Kalau kita bisa memuliakan Tuhan, tangan belas kasih-Nya sanggup memberi jaminan kepastian atas pemeliharaan hidup kita di tengah dunia yang sulit sampai zaman antikris berkuasa.
- Tangan belas kasih Tuhan sanggup menjadikan yang hancur menjadi baik, yang gagal menjadi berhasil dan indah, yang mustahil menjadi tidak mustahil. Semua masalah bisa diselesaikan oleh belas kasih Tuhan.
Jika Yesus datang kembali kedua kali, kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan-Nya di awan-awan yang permai dengan sorak sorai "Haleluya". Kita masuk Firdaus dan Yerusalem baru selamanya.
Tuhan memberkati.