Matius 26:30-35 tentang
PERINGATAN KEPADA PETRUS, terutama tentang penggembalaan dan goncangan-goncangan yang akan terjadi.
Matius 26:30-32
26:30 Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun.
26:31. Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. 26:32 Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea." Di bukit zaitun banyak dihasilkan buah zaitun. Buah zaitun yang diperas akan menghasilkan minyak zaitun. Hal ini menunjuk pribadi Yesus yang sengsara dan mati di kayu salib untuk:
- mencurahkan Roh Kudus,
- menjadi Gembala yang baik.
Jadi,
urapan Roh Kudus adalah tangan Gembala Baik yang akan menuntun kita untuk masuk dalam kandang penggembalaan. Kandang penggembalaan adalah tempat terbaik sehingga menjadikan semuanya baik dan indah pada waktunya.
Di dalam penggembalaan akan terjadi:- Pemisahan/kegoncangan saat akhir jaman sehingga domba-domba akan tercerai-berai.
- Pengalaman kematian (ayat 31) dan kebangkitan (ayat 32).
Dalam penggembalaan, domba-domba juga harus mengalami pengalaman kematian dan kebangkitan.
Pengalaman kematian = pengalaman salib = sengsara bersama Yesus dalam bentuk pencobaan-pencobaan dalam ekonomi, kesehatan, nikah dan buah nikah, sampai menghadapi penganiayaan dan penangkapan.
Yang terpenting sekarang adalah sikap kita dalam menghadapi pengalaman kematian/salib.
Sikap kita dalam menghadapi pengalaman kematian adalah :- Jangan bimbang terhadap firman pengajaran yang benar yang selama ini sudah kita akui, yang selama ini sudah menolong kehidupan kita.
Kita harus tetap berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar.
- Jangan kecewa, jangan putus asa, dan jangan tinggalkan Tuhan.
- Jangan membuat jalan sendiri di luar firman pengajaran yang benar. Itu bukanlah jalan keluar, melainkan jalan buntu dan kebinasaan.
- Menyerah sepenuh kepada Tuhan lewat doa penyembahan ditambah dengan doa puasa dan doa semalam suntuk.
Petrus mengalami pengalaman kematian dengan kegoncangan iman/kebimbangan terhadap perkataan Tuhan sehingga menyangkal dan tinggalkan Tuhan.
Yohanes 21:1-3,7 21:1. Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. 21:2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. 21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. 21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
Petrus meninggalkan Tuhan di danau Tiberias
yang berada di daerah Galilea.
Di Galilea inilah Petrus mengalami kegoncangan iman. Petrus meninggalkan pelayanan bahkan meninggalkan Tuhan yaitu dari penjala manusia menjadi penjala ikan.
Akibat tinggalkan pelayanan adalah :- Tidak menangkap apa-apa = tidak bisa berbuat apa-apa = gagal total.
- Telanjang = hidup dalam dosa, dipermalukan, hidup dalam suasana kutukan sampai binasa selamanya.
Yesus sebagai Gembala Agung yang sudah bangkit mendahului ke Galilea untuk menolong Petrus dan kawan-kawan.
Dalam sistem penggembalaan, masih ada perpanjangan sabar Tuhan untuk menolong kehidupan yang sudah gagal dan telanjang. Sekarang, ini menunjuk pada firman penggembalaan yang benar yang mengandung kuasa kebangkitan sanggup untuk menolong apapun keadaan kita.Firman pengajaran yang benar yang mengandung kuasa kebangkitan
menyucikan hati dan pikiran kita. Itulah cara Tuhan untuk menolong kita.
Yohanes 21:5-6
21:5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." 21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
"
Adakah kamu memiliki lauk pauk"
menunjuk penyucian hati dan pikiran. Setelah capek bekerja semalaman, mereka masih ditanya tentang kegagalan mereka.
"
Tidak ada" menunjuk pengakuan yang jujur.
Firman pengajaran menunjuk segala keadaan kita. Jika hati dan pikiran disucikan, maka mulut bisa mengaku segala dosa dan kegagalan kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
"
Tebarkan jalamu di sebelah kanan" juga menunjuk penyucian hati dan pikiran.
Petrus dan kawan-kawan taat dengar-dengaran untuk menebarkan jala sekalipun tidak sesuai dengan pikiran dan perasaan. Taat dengar-dengaran adalah uluran tangan kita kepada Tuhan.
Tuhan akan mengulurkan tangan pada kita untuk mengadakan mujizat-mujizat, yaitu :- Mujizat rohani.
Yohanes 21:11
21:11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
153 ekor = 100 + 50 + 3, artinya:
- 100 = 10 x 10.
10 adalah mendengar firman. 10 adalah melakukan firman.
10 = 10 hukum Allah.
10x10=100 artinya taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi. Ketaatan menjadi sifat tabiat yang tidak bisa digoyahkan oleh apapun juga.
- 50 = angka Pantekosta, artinya urapan Roh Kudus membuat kita setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.
- 3 = Allah Tri Tunggal, artinya memiliki gambar dan rupa Allah Tritunggal, yaitu kejujuran.
Taat, setia, dan jujur adalah mujizat rohani, yang menghasilkan manusia baru yang dihitung, dibela, dan dimiliki oleh Tuhan.
- Mujizat jasmani, yaitu:
- Dari yang tidak ada ikan menjadi ada ikan, artinya Tuhan memelihara kehidupan kita di tengah dunia yang sulit.
- Dari tidak ada anggur menjadi ada anggur, artinya Tuhan memberi kebahagiaan.
- Dari yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Mujizat rohani dan mujizat jasmani ini terjadi dalam penggembalaan. Sampai saat Tuhan datang kedua kali, kita menjadi sempurna seperti Tuhan. Kita dapat menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali di awan-awan permai.
Tuhan memberkati.