Bersamaan dengan Ibadah Doa Puasa Session IIISalam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 14 terkena pada tujuh percikan darah di depan Tabut Perjanjian. Ini menunjuk pada sengsara daging gereja Tuhan bersama dengan Yesus, yang merupakan penyucian terakhir bagi gereja Tuhan untuk mencapai kualitas tidak bercela, kesempurnaan.
Wahyu 14 terbagi menjadi tiga bagian:
- Ayat 1-5 = pengikutan gereja Tuhan terhadap Yesus sebagai Anak Domba Allah (diterangkan pada Ibadah Raya Malang, 15 Agustus 2021).
- Ayat 6-13 = penghakiman.
- Ayat 14-20 = penuaian di bumi.
ad. 1.
Wahyu 14:2-514:2.Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah(1)dan bagaikan deru guruh yang dahsyat(2). Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi(3)yang memetik kecapinya.
14:3.Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru(4)di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
14:4.Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan(5). Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung(6)bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
14:5.Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta(7); mereka tidak bercela.
Ada tujuh fakta pengikutan terhadap Yesus sampai ke bukit Sion:
- Bagaikan desau air bah = tidak bisa dibendung (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 31 Agustus 2021sampai Ibadah Doa Malang, 02 September 2021).
- Bagaikan deru guruh yang dahsyat = kekuatan firman pengajaran (diterangkan pada Ibadah Raya Malang, 05 September 2021).
- Bagaikan bunyi kecapi = damai sejahtera, persekutuan/ kesatuan, dan memenuhi aturan (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 07 September 2021sampai Ibadah Doa Malang, 16 September 2021).
- Suatu nyanyian baru = pengalaman kematian dan kebangkitan, penebusan, dan kesalehan (diterangkan pada Ibadah Raya Malang, 19 September 2021sampai Ibadah Doa Malang, 23 September 2021).
- Murni sama seperti perawan = menempatkan Yesus sebagai kepala (diterangkan pada Ibadah Raya Malang, 26 September 2021sampai Ibadah Doa Malang, 30 September 2021).
- Menjadi korban sulung bagi Allah = kualitas sulung (diterangkan pada Ibadah Raya Malang, 03 Oktober 2021).
- Tidak berdusta = tidak bercela.
Fakta pertama sampai keempat adalah bunyi-bunyian yang menggetarkan hati Tuhan.
Fakta kelima sampai keltujuh adalah kualitas sempurna, yaitu murni, sulung, dan tidak bercela.
ad. 6. Menjadi korban sulung bagi Allah.
Wahyu 14:414:4.Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana sajaIa pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allahdan bagi Anak Domba itu.
Ini sama dengan memiliki kualitas sulung atau menjadi anak sulung yang memiliki hak kesulungan.
Hak kesulungan adalah:
- Hak untuk menikah, menjadi mempelai wanita Sorga.
- Hak waris kerajaan Sorga yang kekal.
- Hak milik Tuhan selama-lamanya.
Siapa anak sulung Allah? Kehidupan yang mengalami kuasa penciptaan/ pembaharuan lewat firman pengajaran yang benar (diterangkan pada
Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 05 Oktober 2021).
Malam ini kita belajar, anak sulung Allah adalah mereka yang ditebus dari manusia daging.
Wahyu 14:414:4.Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusiasebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Manusia daging = dikuasai keinginan daging dan hidup dalam hawa nafsu daging.
Praktik hidup dalam keinginan daging:
- Tidak taat pada hukum Allah.
Roma 8:7
8:7. Sebab keinginan dagingadalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Kalau tidak taat pada hukum Allah, tidak akan taat pada gembala dan orang tua.
Akibatnya adalah gagal total dan telanjang seperti Adam dan Hawa. Sekalipun hebat, kalau tidak taat, akan gagal total dan telanjang.
Telanjang = berbuat dosa sampai puncaknya dosa.
Adam dan Hawa diusir dari taman Eden, artinya kehilangan suasana taman Eden, dan hidup dalam suasana kutukan, letih lesu, susah payah, air mata, sampai kebinasaan. Ini berarti kehilangan hak nikah atau hak untuk menjadi mempelai (dulu nikah ditempatkan di taman Eden), sama dengan kehilangan hak kesulungan.
Apa kaitan dengan doa puasa?
Doa puasa adalah proses untuk mempercepat perobekan daging dengan segala hawa nafsunya, sehingga kita bisa taat dengar-dengaran pada hukum Allah. Kita disucikan dari perbuatan dosa sampai puncaknya dosa, sehingga menghasilkan perbuatan kebajikan (perbuatan benar dan suci), sampai membalas kejahatan dengan kebaikan. Ini yang akan menjadi pakaian putih berkilau-kilauan. Kita punya hak untuk menikah, menjadi mempelai Tuhan. Kita hidup dalam keberhasilan sampai kembali ke Firdaus dan Yerusalem baru.
Doa penyembahan sudah merupakan perobekan daging, tetapi perlu dipercepat dengan doa puasa, karena kita berlomba dengan kedatangan Tuhan kedua kali.
- Jatuh dalam pencobaan.
Yakobus 1:13-15
1:13. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
1:14. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
1:15. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Kalau sudah tidak taat, pasti akan timbul pencobaan.
Mengapa jatuh dalam pencobaan? Karena keinginan daging memiliki daya untuk memikat dan menyeret kita keluar dari kehendak Allah, sehingga mengikuti keinginan daging, rencana sendiri yang kelihatannya lebih enak dan baik bagi daging.
Ini yang membuat jatuh dalam pencobaan, artinya sudah dalam pencobaan tetapi masih berbuat dosa, tidak mau mengaku dosa, malah menyalahkan orang lain dan Tuhan.
Akibatnya adalah dosa menjadi matang, dan tidak terampunkan lagi. Sehingga melahirkan maut, kematian kedua di neraka. Ini sama dengan kehilangan hak waris kerajaan Sorga, berarti kehilangan hak kesulungan.
Doa puasa adalah proses untuk mempercdepat perobekan daging, sehingga kita selalu berada di dalam kehendak Tuhan sekalipun pahit bagi daging. Suatu waktu pasti akan berbuah manis dan kekal, yaitu menjadi anak sulung.
- Keinginan daging membuat iri hati, benci, bertengkar, sehingga doa tidak dijawab Tuhan.
Yakobus 4:2-3
4:2. Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
4:3. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Kalau dibiarkan, akan sampai pada tidak bisa berdoa. Ini sama dengan putus hubungan dengan Tuhan/ kering rohani. Kita tersiksa sampai binasa selamanya.
Ini artinya tidak menjadi hak milik Tuhan, berarti kehilangan hak kesulungan.
Roma 8:6
8:6. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Doa puasa adalah proses untuk mempercepat perobekan daging sehingga kita mengikuti keinginan Roh. Kita menerima karunia sulung Roh/ urapan Roh Kudus. Ini yang membuat kita bisa berdoa, ada hubungan lagi dengan Tuhan.
Roma 8:26,23
8:26. Demikian juga Roh membantu kitadalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kitakepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
8:23. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluhdalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Roma 8:23[terjemahan lama]
8:23. Dan bukannya itu sahaja, melainkan kita sendiri pun yang beroleh buah sulung Roh itu, bahkan, kita ini sendiri juga mengerangpada batinnya dengan menanti-nanti hal menjadi anak angkat, yaitu tebus tubuh kita.
'keluhan-keluhan yang tidak terucapkan' = mengeluh dan mengerang.
Roh Kudus menolong kita berdoa sampai mengeluh dan mengerang kepada Tuhan.
Untuk apa kita mengeluh dan mengerang pada Tuhan sekarang?
Wahyu 12:1-2
12:1. Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
12:2. Ia sedang mengandung dan dalam keluhandan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriakkesakitan.
Sehebat apa pun gereja Tuhan di akhir zaman, kita hanya seperti ibu yang sakit bersalin. Sangat lemah, tidak berdaya, bahkan menghadpi naga yang buas.
Oleh karena itu, kekuatan kita hanya mengeluh dan mengerang. Kita menyembah Tuhan, menyeru nama-Nya untuk mohon belas kasih-Nya.
Hasilnya adalah:
- Tangan belas kasih Tuhan memberikan pembebasan tubuh, sama dengan kita menjadi bayi yang baru lahir.
Roma 8:23
8:23. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Ini adalah mujizat terbesar.
Bayi yang baru lahir artinya jujur/ tulus dan taat dengar-dengaran.
Ini bukti kalau tidak ada lagi keinginan daging. Yang diinginkan hanya air susu yang murni dan rohani.
Jujur dan taat sama dengan menjadi rumah doa. Kita bukan manusia daging lagi tetapi manusia rohani.
- Mujizat jasmani terjadi.
Kita menghadapi naga dengan segala pencobaan dan kemustahilan. Kita menyerahkan semua kepada Tuhan.
Janda Sarfat/ bangsa kafir taat (untuk membuat roti bagi nabi) dan jujur, sehingga selamat dari krisis.
Artinya tangan belas kasih Tuhan sanggup melindungi dan memelihara kita di tengah krisis dunia sampai masa antikris berkuasa di bumi.
Pegawai istana yang anaknya hampir mati, datang kepada Tuhan dengan kejujuran dan ketaatan.
Lukas 7:1-2,6-7,10
7:1. Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum.
7:2. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati.
7:6. Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku(jujur);
7:7. sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh(taat).
7:10. Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.
Penyakit yang mustahil bisa disembuhkan.
Banhkan Yairus yang anaknya mati bisa dibangkitkan.
Jika Yesus datang kembali kedua kali, kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia. Dari keluhan dan erangan menjadi sorak-sorai. Kita menjadi jemaat anak sulung di bukit Sion yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Kita kembali ke Firdaus sampai Yerusalem baru selamanya.
Tuhan memberkati.