Bersamaan dengan Ibadah Doa Puasa Session III
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus.
Masih dalam Wahyu 6 : 12-17, mengenai pembukaan meterai keenam (= Hukuman Allah Roh Kudus yang keenam).
Wahyu 6:12-13
6:12 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
6:13 Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara mengugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
Pembukaan meterai keenam (= Hukuman Allah Roh Kudus yang keenam) yakni terjadi gempa bumi yang dahsyat secara jasmani seperti hari-hari ini yang terjadi di indonesia, di mana-mana terjadi gempa bumi secara bergiliran. Tapi yang terutama adalah gempa bumi secara rohani.
Gempa bumi secara rohani yaitu pengaruh dunia dengan segala kesibukan/ kesusahan/ kesukaan dunia (kesukaan semu)/ kejahatan/ kenajisan, dsb yang mengakibatkan kegelapan rohani (matahari menjadi hitam, bulan menjadi merah, dan bintang gugur).
Mulai dari matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut artinya tidak ada lagi kasih Allah (mulai ada kebencian, mulai tidak setia dalam ibadah pelayanan sampai meninggalkan ibadah pelayanan). Hal ini melanda kita semua (melanda rumah tangga, melanda gereja, melanda penggembalaan).
Bulan menjadi merah bagaikan darah artinya penebusan oleh darah Yesus sudah berakhir (tidak ada lagi penebusan dosa oleh darah Yesus/ tidak ada lagi pengampunan dosa oleh darah Yesus).
2 Petrus 1:9
1:9 Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.
Dosa dihapuskan = dosa diampuni.
Banyak hamba Tuhan/ pelayan Tuhan karena pengaruh dunia menjadi lupa akan pengampunan dosa sehingga mengulang-ulangi dosa (menjadi batal pengampunan). Jika dilanjutkan terus-menerus maka tidak ada lagi pengampunan dosa, menjadi buta rohani.
Praktek dari buta rohani adalah:
- Hidup/ enjoy dalam kegelapan dosa sampai pada puncak dosa (dosa makan-minum dan dosa kawin mengawinkan), tidak mau bertobat sampai tidak bisa bertobat lagi.
- Tidak bisa melihat cahaya Injil Firman Pengajaran yang benar/ menolak Firman Pengajaran benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua (= menolak penyucian).
- Mulai membenci saudara sampai kebencian tanpa alasan. Seperti Kain membenci Habel saudaranya, kakak-kakak Yusuf membenci Yusuf. Kebencian, cenderung dari yang tidak benar kepada yang benar. Jadi hati-hati, jika ada kebencian segera periksa diri. Karena orang benar tidak ada kebencian.
- Tidak bisa melihat Tuhan = tidak bisa menyembah Tuhan (kering rohani).
Contoh yang buta rohani: Bartimeus yang buta, duduk meminta-minta di pinggir jalan.
Markus 10:47, 52
10:47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: " Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:52 Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Proses Bartimeus buta bisa melihat/ menyembah Tuhan: harus mendengar Firman dulu.
Yohanes 4:23-24
4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Ada yang benar dan ada yang tidak benar, harus diungkapkan/ dijelaskan yang benar bagaimana sehingga tahu yang tidak benar bagaimana, tidak boleh sembarang ibadah/ sembarang menyembah.
Sebab jika ternyata tidak benar, saat nanti Tuhan datang kedua kali, Tuhan berkata, "Enyahlah engkau!" (RUGI BESAR).
Jadi kita harus tahu yang benar bagaimana, supaya bisa ibadah/ menyembah yang benar (tidak sia-sia).
Penyembahan benar didorong oleh kebenaran dan roh.
Yohanes 17:17
17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Kebenaran adalah Firman Pengajaran benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua yang menyucikan/ menguduskan.
Dalam roh artinya dalam urapan Roh Kudus.
Jadi, penyembahan benar didorong oleh Firman Pengajaran benar (Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua) yang diurapi oleh Roh Kudus untuk menyucikan hidup kita.
Penyucian dimulai dari hati (sumber/ gudang dosa).
Hati-lah yang menentukan buta atau bisa melihat Yesus.
Jika hati gelap, maka buta/ tidak bisa melihat Yesus.
Jika hati suci/ terang, maka bisa melihat Yesus (bisa menyembah Yesus).
Yang melihat Yesus adalah mata hati, bukan mata jasmani ini.
Matius 15:19
15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Yang ada di dalam hati:
- Pikiran jahat = prasangka buruk (umumnya menjadi gosip).
- Pembunuhan = kebencian.
- Perzinahan.
- Percabulan.
- Pencurian = kejahatan.
- Sumpah palsu = dusta.
- Hujat = membenarkan ajaran salah, menyalahkan ajaran benar
Untuk tahu benar dan salah, kita harus kembali ke Alkitab. Semua ada dalam Alkitab (tentang pengajaran, baptisan, penyembahan, nikah, dan lain sebagainya). Jangan berdasar/ melihat pendapat perorangan/ kelompok . Jika tidak sesuai dengan Alkitab, bahkan jika malaikat pun yang menyatakan, maka terkutuklah dia (menurut rasul Paulus). Apalagi hanya hamba Tuhan/ pendeta.
Untuk bisa melihat Yesus, hati harus disucikan dari 7 keinginan jahat, najis dan pahit, sehingga:
- Hati menjadi terang (bisa melihat dan menyembah Yesus).
Jika hati diisi 7 keinginan jahat, najis dan pahit, maka hati akan buta/ gelap (tidak bisa melihat = tidak bisa menyembah Yesus).
Matius 5:8
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Melihat Yesus = mulut berseru, mengangkat tangan dan menyerah sepenuh pada Yesus. Inilah doa penyembahan yang benar.
Jadi hati suci adalah hati terang, bisa melihat Yesus/ menyembah-menyeru-menyerah sepenuh pada Yesus.
- Kuat teguh hati.
Markus 10:48-50
10:48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau."
10:50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
Meski banyak yang menegur keras Bartimeus, namun dia justru berteriak makin keras. Ini kuat dan teguh hati.
Kuat dan teguh hati adalah tidak kecewa/ tidak putus asa bila doa belum dijawab, tetap menyembah Tuhan sekalipun doa belum dijawab Tuhan, bahkan mungkin malah menghadapi tantangan/ masalah baru, tetap TEKUN dan SABAR.
Seperti Abraham yang TEKUN dan SABAR menunggu janji Tuhan akan Ishak selama 25 tahun.
Mari kita tetap TEKUN dan SABAR/ kuat teguh hati menantikan Tuhan.
Menanggalkan jubah artinya harus mengalami kelepasan dari dosa-dosa (tabiat lama) apa pun resiko yang dihadapi.
Bartimeus menanggalkan jubah kumalnya = rela melepaskan segalanya/ rela tidak mendapatkan uang demi bertemu Yesus. (Jubah Bartimeus = alat untuk mencari uang. Orang-orang kasihan pada Bartimeus yang berjubah kumal sehingga memberikan uang pada Bartimeus.)
Bartimeus mau menyerah dan menyembah Tuhan, hanya percaya berharap Tuhan.
Sadrakh, Mesakh, Abednego berkata bahwa walaupun Tuhan tidak menolong, mereka tetap menyembah Tuhan. Ini sama dengan kuat dan teguh hati, tidak putus asa apa pun yang terjadi.
Bagi kaum muda, kalau meninggalkan Tuhan demi jodoh, sama dengan lemah/ tidak kuat teguh hati/ tidak punya pendirian!
Mari kita kuat teguh hati, hanya menyerah, menyembah Tuhan, dan percaya kepada Tuhan apa pun yang terjadi. Kita terus melihat Tuhan, tidak lihat yang lain, TEKUN-SABAR menunggu waktu Tuhan.
Mazmur 80:20
80:20 Ya TUHAN, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.
Hasil dari melihat wajah Tuhan adalah:
- Selamat.
"Kami" = sekeluarga. Minimal sekeluarga selamat.
Selamat artinya adalah:
- Ada pemeliharaan secara ajaib dari Tuhan di tengah kesulitan dunia sampai jaman antikris.
- Ada perlindungan dari celaka, malapetaka, marabahaya, bencana (gempa, banjir, dll), dari antikris, dari kiamat, dari neraka.
Jadi, selamat artinya ada pemeliharaan dan perlindungan Tuhan mulai sekarang sampai pada hidup kekal nanti.
Mari kita banyak berdoa menyembah Tuhan supaya selamat. Kita melihat Tuhan dengan hati suci, berseru, mengangkat tangan pada Tuhan (menyembah Tuhan). Kita tekun dan sabar sampai melihat Tuhan.
- Ada kuasa pembaharuan (= mujizat rohani = damai sejahtera)
Bilangan 6:26
6:26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
Saat kita bisa memandang wajah Yesus, hati menjadi damai sejahtera.
Damai sejahtera artinya tidak ada lagi takut-kuatir-susah-jahat-najis-pahit (ada takut-kuatir-susah-jahat-najis-pahit tapi sudah diserahkan semuanya pada Tuhan sampai tidak merasakan apa-apa lagi sehingga hati damai). Kita hanya merasakan kasih Allah dan anugrah Tuhan yang besar. Sehingga kita bisa mengasihi Tuhan lebih dari semua (mengutamakan Tuhan lebih dari semua) dan bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri, sampai bisa mengasihi musuh (orang yang merugikan kita). Inilah damai sejahtera (bisa mendoakan musuh, '"Ampunilah dia Tuhan."). Kita bisa menyerahkan segalanya ke dalam tangan Tuhan, biar Tuhan saja yang membela kita.
Jika tidak damai, kita tidak bisa menyembah Tuhan.
Yakub tinggal tenang di kemah (tergembala) makan kacang merah saja. Esau mendapat bermacam daging di padang. Tapi pada akhirnya Esau merasa lelah/ letih lesu dan meminta kacang merah (makanan penggembalaan) pada Yakub, namun sayang sudah terlambat.
Mari mantap dalam penggembalaan (duduk-berbaring) menikmati Firman Penggembalan, maka ada damai sejahtera. Semua menjadi enak dan ringan. Tangan anugrah Tuhan sanggup menjadikan semua teduh, semua selesai pada waktuNya (air mata dihapuskan, tidak ada lagi susah payah).
TEKUN-SABAR, YAKIN-LAH suatu waktu ada pertolongan Tuhan.
Jika sudah damai/ tenang (mujizat rohani terjadi), maka kuasa pertolongan Tuhan akan bekerja (mujizat jasmani segera terjadi).
Semua menjadi berhasil dan indah sampai Yesus datang kedua kali, kita disempurnakan (=mujizat terakhir), layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan, melihat muka dengan muka sampai masuk Yerusalem Baru yang kekal.
Tuhan memberkati.