Matius 25:1
25:1. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Ada 2 penampilan: - Yesus tampil dalam kemuliaan sebagai Mempelai Laki-laki Surga yang akan segera datang kedua kali.
- Gereja Tuhan harus tampil sebagai gadis yang dipersiapkan menjadi mempelai wanita Tuhan yang siap sedia untuk menyongsong kedatangan Yesus kedua kali.
Yesus harus mati dan bangkit untuk mempersiapkan gereja Tuhan menjadi mempelai wanita Tuhan. Ini harga yang harus dibayar oleh Tuhan Yesus.Gereja Tuhan harus menyongsong kedatangan Yesus kedua kali. Istilah menyongsong sama dengan menyambut, mengelu-elukan kedatangan Yesus kedua kali sebagai Mempelai Pria Surga, sehingga terjadi pertemuan di udara, di awan-awan yang permai antara Yesus Mempelai Pria Surga dan kita, mempelai wanitaNya.
Bagaimana menyongsong kedatangan Yesus kedua kali?Hubungan antara Mempelai Pria dan mempelai wanita sama dengan hubungan kepala (suami) dengan tubuh (istri), yaitu dihubungkan oleh leher, ini hubungan yang paling dekat. Leher menunjuk doa penyembahan.Jadi menyongsong kedatangan Yesus kedua kali mulai sekarang yaitu lewat doa penyembahan. Oleh karena itu, jangan abaikan doa penyembahan. Doa penyembahan jangan dengan terpaksa, jangan merasa disiksa, sebab kita sedang dipersiapkan untuk menyongsong kedatangan Yesus kedua kali.
Mazmur 95:6-7
95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.
95:7. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!Dari Mazmur 95:6-7, doa penyembahan adalah:
- Mengaku bahwa Tuhan sebagai Pencipta kita.
Sama dengan mengaku bahwa kita hanya debu tanah liat yang tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa dan tidak layak, banyak kekurangan dan kelemahan. Jangan merasa hebat. Maka kita bisa mengaku segala kekurangan dan dosa kita di hadapan Tuhan.
Maka tangan kasih Sang Pencipta mampu menciptakan kita menjadi manusia baru.
Permulaan pembaharuan adalah lewat baptisan air.
Roma 6:4
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Lewat baptisan air yang benar, kita dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit dalam hidup yang baru, menjadi manusia baru. Setelah itu dilanjutkan pembaharuan lewat doa penyembahan.
Kolose 3:8-10
3:8. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
3:9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
Tanda manusia baru:
- Jangan marah tanpa sebab/ marah dengan kebencian.
- Jangan ada geram.
- Jangan ada kejahatan.
- Jangan ada fitnah.
- Jangan ada kata-kata kotor.
- Jangan ada dusta.
Kita terus dibaharui sampai menjadi segambar dengan Tuhan Sang Pencipta, menjadi ciptaan semula, sama mulia dengan Tuhan.
- Mengaku Tuhan sebagai Gembala.
Sama dengan mengaku bahwa kita hanya domba-domba sembelihan yang tidak berdaya menghadapi maut.
Roma 8:35-37
8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? 8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Kita tidak berdaya menghadapi dosa-dosa, menghadapi masalah, menghadapi keadaan di dunia sampai tidak berdaya menghadapi maut. Hal ini mendorong untuk kita sungguh-sungguh tergembala.
Perhatikan kandang penggembalaan, sungguh-sungguh dalam 3 macam ibadah. Jangan menunggu jatuh, jangan menunggu hancur. Biarlah kita tergembala, taat dengar-dengaran pada suara gembala/ firman penggembalaan. Jangan mendengarkan suara asing yang membuat kita tidak tergembala. Jika kita sungguh-sungguh tergembala, maka kita hidup dalam tangan kasih Gembala Agung. Hasilnya:
- [Roma 8:35] Tangan kasih Gembala Agung memberi kekuatan ekstra supaya kita bertahan, tidak kecewa/ putus asa, tidak terpisah dari Tuhan. Kita tetap berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, tetap dipakai dalam kegerakan hujan akhir.
- [Roma 8:37] Tangan kasih Gembala Agung menjadikan kita lebih dari pemenang, artinya kita bisa menang atas segala masalah, sekalipun kita tidak berdaya, sekalipun menghadapi kemustahilan.
Jangan mengambil jalan sendiri yang diluar firman, sekalipun kelihatan hebat, itu adalah jalan buntu dan kebinasaan.
Biarlah kita kembali pada firman, jangan mencari jalan keluar sendiri.
- Tangan kasih Gembala Agung menuntun kita ke masa depan yang indah dan bahagia.
Wahyu 7:17
7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
Tuhan akan menghapus air mata kita. Kita dituntun sampai ke tempat penggembalaan terakhir yaitu Yerusalem Baru, dimana tidak ada setetes pun air mata.
Tuhan memberkati.