Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.
Wahyu 7:13-15a7:13. Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?" 7:14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. 7:15 Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-NyaSiapa yang bisa memakai jubah putih, bisa berdiri di hadapan tahta Tuhan, dan layak melayani Tuhan siang dan malam?
Yaitu hamba Tuhan/ pelayan Tuhan yang telah keluar dari kesusahan yang besar, yaitu telah mengalami penyaliban daging, pengalaman kematian atau percikan darah, sengsara tanpa dosa bersama Yesus.
Hamba Tuhan/ pelayan Tuhan yang mengalami pengalaman kematian bersama Yesus akan mengalami pengalaman kebangkitan dan pengalaman kemuliaan bersama Yesus. Kita akan berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang dan malam selamanya.
Sikap terhadap salib yaitu:
- Memandang salib, menghargai salib.
Keluaran 15:23-25
15:23 Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.
15:24 Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?"
15:25 Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka,
Terutama saat menghadapi kegetiran/ kepahitan hidup, terutama menyangkut nikah dan buah nikah.
Praktek dari menghargai salib adalah tidak bersungut-sungut, tidak saling menyalahkan, tidak berdusta, tidak menyembunyikan sesuatu. Kita selalu koreksi diri lewat ketajaman pedang firman. Jika didapati dosa, maka kita harus saling mengaku dan saling mengampuni, sehingga darah Yesus membasuh segala dosa-dosa. Jika tidak ditemukan dosa, maka kita harus berdiam diri, tidak membela diri, tetapi menyerahkan semua kepada Tuhan, maka Tuhan yang akan membela. Kita selalu mengucap syukur. Sehingga Roh Kudus yakni Roh Penghibur dicurahkan. Hasilnya adalah Roh Kudus mengubahkan yang pahit menjadi manis. Kita mengalami kebahagiaan Sorga yang tidak bisa dipengaruhi apa pun di dunia ini.
- Mengangkat salib, artinya memegang dan meninggikan salib.
Keluaran 14:16,21
14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.
14:21. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.
Terutama saat menghadapi kemustahilan.
Praktek mengangkat salib adalah mengulurkan tangan kepada Tuhan, yaitu taat dengar-dengaran kepada Tuhan, apa pun resikonya, sampai daging tidak bersuara. Kita meneladan Yesus yang taat sampai mati di kayu salib.
Hasilnya adalah Roh Kudus sebagai Roh Penolong dicurahkan kepada kita, sehingga Laut Kolsom terbelah. Artinya semua masalah yang mustahil bisa diselesaikan tepat pada waktuNya, dan ada masa depan berhasil dan indah.
Jika tongkat dilepas (melepaskan salib), yaitu saat menghadapi masalah tidak taat dengar-dengaran pada suara Tuhan (berarti mendengar suara setan yang sepertinya masuk akal), akibatnya adalah sedang ditelanjangi dan dihancurkan, terutama mulai dari nikah dan buah nikah. Seperti Adam dan Hawa yang mendengarkan suara ular dengan makan buah terlarang, maka menjadi telanjang dan dibuang ke dunia, menjadi hidup dengan letih lesu, penuh susah payah.
Tidak taat pada Tuhan sama dengan mendengar suara ular, sehingga akibatnya adalah menambah masalah (masalah yang ada tidak selesai, tapi menambah masalah baru). Jika diteruskan, akan menuju kehancuran sampai kebinasaan selamanya.
- Saat menghadapi ujian iman (percikan darah), kita rela memikul salib.
Prakteknya adalah rela sengsara karena Yesus, bahagia dalam sengsara bersama Yesus.
Misalnya sengsara karena firman pengajaran benar, sengsara karena ibadah pelayanan yang benar.
1 Petrus 4:12-14
4:12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Hasilnya adalah Roh Kudus sebagai Roh Kemuliaan dicurahkan. Maka mujizat rohani yakni pembaharuan hidup terjadi, manusia daging dibaharui menjadi manusia rohani sampai sama mulia seperti Yesus, mulai dari menjadi kuat teguh hati.
Praktek dari kuat dan teguh hati adalah tetap berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar, sehingga bisa tetap hidup benar dan suci, tetap setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, tetap percaya dan berharap Tuhan, tetap menyembah Tuhan.
Keluaran 16:9-12
16:9 Kata Musa kepada Harun: "Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Marilah dekat ke hadapan TUHAN, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu."
16:10 Dan sedang Harun berbicara kepada segenap jemaah Israel, mereka memalingkan mukanya ke arah padang gurun--maka tampaklah kemuliaan TUHAN dalam awan.
16:11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
16:12 "Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu."
Maka mujizat jasmani juga terjadi, dari tidak ada menjadi ada, ada pemeliharaan secara ajaib di tengah padang gurun dunia yang sulit sampai jaman antikris berkuasa di bumi 3,5 tahun. Pemeliharaan rohani juga terjadi, yaitu ada makanan firman dan Perjamuan Suci yang memuaskan kerohanian sehingga kita tidak lapar rohani, tidak rebah dalam dosa sampai puncaknya dosa, melainkan selalu puas (mengucap syukur selalu).
Roh Kemuliaan sanggup memelihara jasmani dan rohani, membuat bangkai menjadi hidup, yang busuk menjadi harum, hancur menjadi baik. Saat Tuhan datang kedua kali, Roh Kudus mampu mengubahkan menjadi sempurna seperti Dia, layak berdiri di hadapan takhta Sorga, layak melayani Tuhan siang dan malam selamanya.
Tuhan memberkati.