Matius 24:31, keadaan ketiga pada saat kedatangan Yesus kedua kali adalah
terjadi peniupan sangkakala yang dahsyat bunyinya untuk menampilkan gereja Tuhan dalam kesempurnaan di awan-awan yang permai sebagai Mempelai Wanita Tuhan.
Sangkakala yang dahsyat = firman pengajaran yang kuat, yang keras, yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Wahyu 1:10,12, Lukas 2:20.
Sangkakala yang berbunyi keras = firman yang dapat dilihat dan didengar.
Mendengar dan melihat firman adalah pengalaman gembala.
Jadi, bunyi sangkakala = firman pengembalaan / firman pengajaran yang kuat yang dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala untuk disampaikan dengan berulang-ulang dan setia dalam sidang jemaat, menjadi makanan bagi sidang jemaat, dan untuk menyucikan sampai menyempurnakan sidang jemaat.
Tidak ada seorangpun di antara kita yang sempurna, oleh sebab itu mulai sekarang kita harus menerima sangkakala yang berbunyi dahsyat, yaitu firman penggembalaan untuk menutupi segala kekurangan kita, sampai bisa sempurna dan sama mulia seperti Tuhan.
Contohnya adalah Rasul Yohanes
(
Wahyu 1:9). Kondisi rohani Rasul Yohanes adalah memiliki firman Allah (Meja Roti Sajian) dan kesaksian Yesus (Pelita Emas). Tetapi kurang penyembahan (Medzbah Dupa Emas) atau perobekan daging, sehingga dagingnya masih bersuara, dan berarti tidak sempurna.
Kondisi rohani yang masih dalam kekurangan/kelemahan seperti Rasul Yohanes ini sangat riskan, sebab menjadi sasaran antikris.
Wahyu 12:17.Menjadi sasaran antikris artinya mengalami aniaya antikris sampai dengan pemancungan kepala, untuk mengalami perobekan daging sepenuh, daging tidak bersuara lagi. Kehidupan semacam ini akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan pada saat kedatangan Yesus kedua kali. Tetapi sangat sedikit yang bisa bertahan untuk tetap menyembah Yesus sampai dipancung kepalanya. Akan lebih banyak yang menyangkal Yesus dan menyembah antikris, sehingga menjadi sama dengan antikris dan binasa untuk selama-lamanya.
Jalan keluar terbaik untuk mengatasi kekurangan kita adalah menerima firman penggembalaan (Wahyu 1:10,12,17), sampai bisa tersungkur menyembah Tuhan, sampai mengalami perobekan daging sepenuh (daging tidak bersuara lagi).
Mungkin saat ini memang sakit bagi daging untuk bisa tergembala (baik bagi gembala maupun bagi sidang jemaat), tetapi lebih baik sakit sekarang daripada nanti sakit di jaman antikris. Kalau sekarang sakit bagi daging, justru itu yang benar.
Hasilnya kita menerima uluran tangan kanan Tuhan dan suara 'jangan takut'. Dari zaman ke zaman Tuhan selalu mengulurkan tangan kananNya dan berkata 'jangan takut' kepada umatNya, yaitu:
- Kejadian 15:1-6, zaman Allah Bapa (kepada Abram).
Abram dalam kekuatiran karena tidak punya keturunan, sementara ia sudah tua dan istrinya mandul. Bahkan mungkin Abram sudah putus asa. Tetapi Abram percaya, iman kepada Tuhan. Abram menerima uluran tangan kanan Tuhan, yaitu tangan Sang Pencipta, dengan kuasa penciptaanyang mampu menciptakan yang tidak ada menjadi ada, yang mustahil menjadi tidak mustahil, sehingga Abram menerima Ishak.
Bagi kita sekarang, saat menyembah Tuhan kita juga mengalami kuasa penciptaan dari yang mustahil menjadi tidak mustahil, yaitu bangsa Kafir menjadi keturunan Abraham secara rohani (Matius 3:9). Jalannya lewat percaya pada Yesus dan bertobat, baptisan air (lahir baru, hidup dalam kebenaran).
Mazmur 37:25-26.
Orang benar pasti dipelihara dan diberkati oleh Tuhan, bahkan menjadi berkat.
- Matius 14:24,27,30-32, zaman Allah Anak (kepada murid-murid).
Murid-murid dalam ketakutan menghadapi angin dan gelombang yang dahsyat. Petrus ketakutan menghadapi ketenggelaman. Angin dan gelombang ini secara jasmani menunjuk pada pencobaan-pencobaan; secara rohani menunjuk pada dosa-dosa, pengajaran sesat, dll. Dalam penyembahan, murid-murid menerima uluran tangan Imam Besar, Gembala Agung, dengan kuasa kemenangan dan kuasa pengangkatan. Kuasa kemenangan atas segala angin dan gelombang jasmani dan rohani sehingga kita menjadi teduh dan damai sejahtera, dan kuasa pengangkatan dari segala ketenggelaman/kemerosotan.
- Wahyu 1:17, zaman Allah Roh Kudus / zaman akhir (kepada Yohanes).
Yohanes ketakutan untuk memandang Yesus dalam kemuliaan. Kalau takut memandang Yesus dalam kemuliaan, maka akan tertinggal saat kedatangan Yesus kedua kali. Tetapi dalam penyembahan, Yohanes menerima uluran tangan Yesus Mempelai Pria Sorga.
Efesus 5:25-27.
Tangan kanan Mempelai Pria adalah untuk memandikan kita = menyucikan kita dan mengubahkan kita sampai sama mulia dengan Dia, siap memandang Dia muka dengan muka di awan-awan yang permai, tidak ada lagi ketakutan. Keubahan hidup mulai dari ketakutan/kekuatiran yang sedang kita alami saat ini, bahkan mungkin putus asa, kecewa, harus diubah menjadi berharap sepenuh kepada Tuhan. Tuhan pasti menolong kita.
Tuhan memberkati.