Malam ini kita belajar dalam kitab Keluaran 11: 8-10.
Keluaran 11: 811:8.Dan semua pegawaimu ini akan datang kepadaku dan sujud kepadaku serta berkata: Keluarlah, engkau dan seluruh rakyat yang mengikut engkau; sesudah itu aku akan keluar." Lalu Musa meninggalkan Firaun dengan marah yang bernyala-nyala.
Ini cerita tentang keluarnya bangsa Israel dari Mesir: sampai pada hukuman kesepuluh diberitahukan kepada Firaun, kemudian terjadilah ayat 8:
Musa keluar meninggalkan Firaun dengan marah yang bernyala-nyala; benar-benar keluar, terpisah dari Firaun.
Jadi,
akan datang saatnya bahwa antara terang dan gelap--Firaun dan Musa--
tidak ada hubungan sama sekali; Israel keluar dari Mesir (terpisah dari Firaun).
Israel keluar dari Mesir menubuatkan akhir zaman.
Bagaimanabisa terjadi perpisahan ini? Karena
tegas!
Marah menyala-nyala ini artinya tegas. Musa mengambil
ketetapan hatiuntuk keluar dari Mesir.
Sekarang, gereja TUHAN juga
haruspunya ketetapan hati/ketegasan untuk mengalami kelepasan dari dosa. Malam ini juga, tidak usah tunggu besok atau lusa: "
Malam ini aku lepas dari dosa." Jangan bilang: "
Saya biasa minum tiga botol, sekarang tinggal satu botol setengah." Tidak akan bisa, nanti malah naik jadi empat botol. Harus tegas!
Gereja TUHAN harus punya ketetapan hati/ketegasan untuk mengalami kelepasan dari dosa/mengalami penebusan oleh darah Yesus.
Jika gereja TUHAN sudah
tidak adakaitan lagi dengan dunia, dosa dan hawa nafsu daging, sudah saatnya gereja TUHAN
disingkirkan ke padang gurunselama tiga setengah tahun dan diangkat ke awan-awan yang permai bersama dengan Yesus.
Perlu ketegasansampai benar-benar tidak ada kaitan dengan dosa, dunia dan hawa nafsu daging.
Keluaran 11: 911:9.Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Firaun tidak akan mendengarkan kamu, supaya mujizat-mujizat yang Kubuat bertambah banyakdi tanah Mesir."
Firaun tidak akan mendengarkan Musa (firman TUHAN). Artinya:
saat mendekati kedatangan Yesus kedua kali--seharusnya kita sudah terlepas--, menjelang terangkatnya gereja TUHAN dari dunia,
jangan heran, dosa dan penderitaan akan bertambah-tambah--setan lebih ngotot lagi.
Mengapa TUHAN izinkan itu?
Supaya mujizat bertambah, bukan supaya kita hancur.
Dosa dan penderitaan bertambah untuk menyatakan mujizat-mujizat TUHAN yang bertambah banyak:
- Mulai dari mujizat oleh pedang firman, yaitu penyucian dan keubahan hidupsampai satu waktu kita sempurna seperti Dia.
"Saya selalu yakin, kalau yang rohani terjadi penyucian dan pembaharuan ke arah kesempurnaan, yang jasmani juga akan terjadi. TUHAN tidak pernah menipu kita."
- Mujizat jasmani yaitu pertolongan-pertolongan TUHANakan lebih nyata, sampai kita tidak bisa bicara lagi.
- Tetapi ada mujizat yang lain, yaitu pedang yang besar--penghukuman TUHAN. Kalau tidak mau menerima pedang firman, kita akan menerima pedang yang besar--seperti Firaun--karena keras hati--menolak pedang firman--sehingga anak sulung Mesir mati/kematian rohani sampai kebinasaan.
"Tadi siang murid saya bercerita, di tempat dia melayani, ada dua rumah bersebelahan, sebelahnya didatangi oleh orang yang sama-sama satu organisasi; penghuni rumah itu tidak boleh datang ke tempat murid saya. Lalu dia tanya pada saya: "Bagaimana ini, Om, saya ditekan, disuruh begini, begini?" Saya bilang: "Ingat pelajaran Keluaran, kalau kamu sudah ditekan, berarti sudah dekat dengan kelepasan." Dia hampir putus asa, mau lepaskan pelayanan. Saya tanya: "Berapa orang yang ibadah?": "Empat orang ditambah tetangga": "Ayo, layani terus, kuatkan!" Sudah terjadi kelepasan."
"Kami hamba TUHAN juga menghadapi tekanan-tekanan--beberapa orang telepon hari-hari ini. Saya katakan: "Tenang saja, itu tandanya mau mengalami kelepasan." Kita juga, menghadapi penderitaan dan masalah, itu tanda menjelang kelepasan, sudah waktunya."
Keluaran 11: 1011:10.Musa dan Harun telah melakukan segala mujizat ini di depan Firaun. Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga tidak membiarkan orang Israel pergi dari negerinya.
Firaun tetap berkeras hati. Mengapa? Sekarang,
mengapabanyak orang Kristen, hamba TUHAN/pelayan TUHAN berkeras hati?Karena
tidak tegasdalam menerima firman pengajaran yang benar. Lain kali menerima, lain kali ingkar. Ini yang membuat keras hati. Kalau tegas--firman itu bagaikan palu godam--, tidak akan keras hati. Kita juga tidak tegas dalam menerima firman pengajaran yang benar. Lain kali menerima, lain kali ingkar karena:
- Hukumannya dilalukan oleh TUHAN; tidak jadi dihukum. Begitu lihat sedikit kelegaan jadi ingkar. Apalagi kalau masalah sudah selesai: Tidak apa-apa tuh, sama saja.Mulai keras hati.
- Kalau sudah mengatakan: tidak apa-apa, akhirnya akan menolak firman pengajaran yang benar.
Inilah tabiat dari Firaun.
Mari hari-hari ini,
seorang hamba TUHAN berkhotbah, harus dengan ketegasan dalam urapan Roh Kudus.
Keluaran 11 ini baru beritanya; sekarang menunjuk pada pemberitaan firman. Harus dalam ketegasan!
1 Korintus 2: 3-52:3.Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.
2:4.Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh,
2:5.supaya imankamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Ini jelas, seorang hamba TUHAN memberitakan firman TUHAN harus dengan ketegasan/keyakinan dalam urapan Roh Kudus.
Jadi,
yang diandalkan adalah Roh Kudus, bukan hikmat dunia.
Sekarang, yang diandalkan adalah hikmat dunia.
Sidang jemaat mendengar firman juga jangan seperti Firaun, yang akhirnya menolak firman, tetapi mari
mendengar firman dalam urapan Roh Kudus, supaya firman Allah menjadi iman/keyakinan bagi kita; kalau diterima dengan kepandaian dan lain-lain, akan jadi pengetahuan yang akan didiskusikan dan diperdebatkan, sehingga membuat kita ragu. Sebab itu harus dalam urapan Roh Kudus, supaya firman menjadi iman/keyakinan.
Inilah,
jangan sampai kita keras hati! Yang berkhotbah dalam urapan, yang mendengar juga dalam kekuatan Roh Kudus.
Jangan bimbang dalam menerima firman TUHAN dan mengikut/melayani TUHAN!Kalau bimbang, pasti memilih yang tidak benar. Jangan! Contohnya Adam dan Hawa, mendengar TUHAN sekian lama, lalu mendengar ular sekali, akhirnya bimbang. Karena itu
bijaksana itu artinya tidak mau satu kalipun mendengar ajaran lain--tidak memberi kesempatan satu kalipun. Kalau sudah dengar yang lain, pasti bimbang. Mulai dari kitab Kejadian sampai Wahyu, bimbang. Kalau bimbang, pasti memilih yang tidak benar. Tidak ada dituliskan di alkitab: mendengar yang benar dan tidak benar lalu lari pada yang benar. Semuanya lari pada yang tidak benar. Jangan merasa kuat!
"
Om Pong selalu berkata: Sedang pegang bolpen--yang benar--, lalu mau ambil yang lain, pasti tidak sadar bolpen yang dilepaskan. Pasti yang benar yang dilepaskan."
Jangan bimbang dalam mendengar firman pengajaran yang benar, mengikut dan melayani Yesus! Kalau bimbang, pasti memilih yang tidak benar; memilih ajaran yang tidak benar, Yesus yang tidak benar dan penyembahan yang tidak benar.
Waktu itu Israel tambah dipersulit.
Jangan bimbang saat menghadapi kesulitan dan penderitaan!Memang mengikut TUHAN itu ada kesulitan dan penderitaan--seperti menyeberang, pasti menghadapi badai, tidak mungkin tidak.
Kalau bimbang, pasti kecewa, putus asa dan tinggalkan TUHAN; kita kehilangan segalanya dan hancur.
Tadi,
jangan bimbang soal pengajaran; tetapkan satu saja, jangan memilih yang tidak benar! Tetapi
jangan bimbang juga dalam kesulitan dan penderitaan.
Contoh:
- Raja Daud--suami atau kaum pria.
1 Samuel 30: 6
30:6.Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.
Daud sudah menang, lalu kembali, ternyata perkemahannya sudah dijarah dan dibakar. Daud sangat terjepit: dari luar, semua sudah diambil musuh dan dari dalam, rakyat tidak terima, mau melempari dia.
Tapi saat keadaan terjepit dan susah, Daud tetap menguatkan kepercayaannya pada Allah.
Tadi, mantap dalam mendengar firman yang benar, melayani dan mengikuti TUHAN yang benar.Jangan bimbang! Kalau bimbang, akan memilih yang tidak benar.
Saat menghadapi yang sulit/mustahil, jangan bimbang! Kalau bimbang, akan putus asa dan kehilangan segalanya.
Tetapi dalam keadaan terjepit, kita justru menguatkan kepercayaan pada TUHAN.
Daud terjepit menghadapi ekonomi--dijarah--, nikah dan buah nikah--anak-anak diambil, kehancuran, tercerai berai--, dari dalam: lemparan batu--maut--, kekerasan hati--kalau suami atau isteri keras, itu seperti dilempar batu.
Saat terjepit, itu bukan saatnya untuk bimbang atau menyerah kalah, tetapi menguatkan iman kepada TUHAN; serahkan semua pada TUHAN, biar Dia yang bertindak.
Menghadapi apapun malam ini, Daud gambaran dari suami/laki-laki. Menghadapi keluarga, kekerasan hati, mari kuatkan keyakinan pada TUHAN, biar Dia yang bertindak. Akhirnya menang, dan satupun tidak ada yang hilang--semua kembali dengan utuh.
- Perempuan yang sakit pendarahan--ibu-ibu.
Markus 5: 25-29
5:25.Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
5:26.Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
5:27. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
5:28. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
5:29. Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.
Ayat 27: 'Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus'= iman dari mendengar firman.
Ibu ini terjepit karena penyakit: sakit tubuh, sakit hati dan lain-lain; menghadapi sesuatu yang buruk dan makin memburuk--ekonomi.
Pendarahan menunjuk pada kebusukan, perpecahan dan kemustahilan. Tetapi bukan untuk putus asa. Dia mendengar firman dan menguatkan imannya.
Malam ini, kuatkan iman--serahkan pada TUHAN--, jamah ujung jubah TUHAN.
Menghadapi apapun juga, hanya itu rumusnya yaitu jangan bimbang, tetapi tetap percaya dan setiapada TUHAN. Jangan pernah tinggalkan TUHAN!
- Sadrakh, Mesakh dan Abednego--kaum muda. Terjepit menghadapi ajaran palsu, penyembahan palsu, masa depan yang hancur--dilempar ke api--, antikris--api dipanaskan tujuh kali.
Tiga dibuang, tetapi ada empat yang berjalan-jalan--Yesus selalu beserta.
Mereka berkata: Percuma kami jawab, yang penting kami tetap menyembah TUHAN. Itu iman.
Dan semua pertolongan nyata, sampai kalau TUHAN datang, benar-benar kita ada di dalam nyala api kemuliaan bersama Dia.
2 Tesalonika 1: 3-7
1:3.Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu,
1:4.sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita:
1:5.suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu.
1:6.Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu
1:7.dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nyabersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala,
Nanti kita dalam nyala api kemuliaan TUHAN; kita diubahkan menjadi sempurna dan diangkat ke awan-awan.
Malam ini jangan pernah menyerah kalah! Memang langit tidak selalu biru, jalan tidak selalu rata, itu dihadapi Daud, perempuan dan kaum muda. Tetapi itu saatnya kita menguatkan iman, setia dan percaya kepada Dia, dan Dia yang akan mengadakan mujizat. Kuatkan iman kita kepada TUHAN! Tetap percaya dan berharap TUHAN!
Bapak-bapak/laki-laki, jangan putus asa! Seperti Daud, kuatkan iman malam ini; setia dan percaya! Ibu-ibu, permisi, ibu janda, jangan mundur setapakpun, tetapi maju terus, percaya dan berharap TUHAN! Kaum muda, serasa di dalam api, tidak mungkin ada masa depan, tetapi ingat, lebih mudah TUHAN menolong kita dari pada membalikkan telapak tangan.
Untuk pribadi masing-masing, jangan pernah menyerah, jangan mundur setapakpun! Dalam keadaan terjepit, TUHAN menambahkan mujizat-mujizat-Nya.
Kita tidak bisa apa-apa di akhir zaman, kita hanya merasakan: harus ada perpisahan yang tegas antara terang dengan gelap, terlalu banyak tekanan dan penderitaan hari-hari ini. Tetapi yang harus kita rasakan adalah kita tidak pernah putus asa, kecewa dan bimbang, tetapi sungguh-sungguh tetap setia dan percaya kepada TUHAN; seperti Daud menguatkan kepercayaannya pada TUHAN, perempuan menjamah ujung jubah dan Sadrakh, Mesakh dan Abednego hanya menyembah TUHAN.
Bapak, ibu, anak muda, mari menyembah Dia, tetap setia dan percaya kepada Dia. Mungkin tidak ada yang tahu keadaan kita, tetapi Dia tahu.
TUHAN memberkati.