Mazmur 95: 695:6. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.
'
TUHAN yang menjadikan kita'= Tuhan Sang Pencipta.
Doa penyembahan adalah merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Sang Pencipta sampai kita mengaku kita hanya debu tanah liat belaka yang tidak layak dan tidak mampu apa-apa--ingat penciptaan kita ingat manusia dibentuk dari tanah liat.
Contoh:
- Raja Niniwe.
Yunus 3: 6, 8-9
3:6. Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.
3:8. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya.
3:9. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."
Raja Niniwe menghadapi rakyat yang berbuat dosa sampai puncaknya dosa--dosa makan minum dan kawin mengawinkan--sehingga diancam dengan penghukuman. Ia turun dari takhtanya--tinggalkan kedudukan, kesombongan, kekayaan, kepandaian--untuk naik ke takhta Tuhan; sama dengan berdoa menyembah Tuhan ditambah dengan puasa, doa semalam suntuk.
Artinya: merendahkan diri serendah-rendahnya sampai mengaku hanya debu tanah liat--'duduk di abu'.
Banyak kekurangan dan kelemahan; secara jasmani tidak mampu apa-apa, secara rohani mengaku banyak dosa-dosa sampai puncaknya dosa dan kekurangan. Kita hanya berserah kepada Tuhan.
Bisa mengaku kita hanya tanah liat sama dengan melunakkan hati Tuhansehingga Ia tidak jadi menghukum tetapi memulihkan kita semua--waktu itu Niniwe tidak jadi dihukum, dan terjadi pemulihan
Pada kesempatan ini, apa yang sudah hancur dan lain-lain, akan terjadi pemulihan, terutama dalam dosa-dosa dan puncaknya dosa. Kembali pada Tuhan sama dengan kita kembali pada KEBENARAN DAN KESUCIAN, dan kita akan mengalami pemulihan. Kalau yang rohani sudah dipulihkan, maka yang jasmani akan dipulihkan juga.
- Ayub.
Ayub 42: 5-6
42:5. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
42:6. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."
Ayub--seorang yang jujur dan saleh--menghadapi ujian habis-habisan; semua habis. Ia merendahkan diri dan menyembah Tuhan, sampai mengaku ia hanya debu tanah liat yang tidak layak dan tidak mampu.
Apa ketidaklayakan Ayub? Kebenaran diri sendiri.
Ayub 32: 1-2
32:1. Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.
32:2. Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,
Kebenaran diri sendiri artinya menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan Tuhan (pengajaran yang benar); tidak pernah mengoreksi diri sendiri; menutupi dosa dengan pura-pura berbuat baik.
Karena itu Tuhan izinkan Ayub mengalami ujian habis-habisan, sampai ia kembali seperti debu tanah liat, dan kembali pada KEBENARAN TUHAN.
Kalau kita sudah mengaku bahwa kita hanya debu tanah liat--seperti raja Niniwe dan Ayub; kita kembali hidup benar-suci, dan kembali pada kebenaran Tuhan (kembali pada alkitab; pengajaran yang benar)--,
hasilnya: debu tanah liat ada di tangan Sang Pencipta.
Untuk apa?
Dihembusi dengan Roh Kudus.
Kejadian 2: 72:7. ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Malam ini biar kita hanya bergantung sepenuhnya pada Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus, tanah liat tidak bisa apa-apa.
Kalau ada Roh Kudus, yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Hasilnya:
- Tangan Tuhan membentuk kita dari bejana yang hancur menjadi bejana kemuliaan Tuhan; kehidupan yang dipakai untuk memuliakan Dia dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Niniwe sudah hancur (dalam dosa dan puncaknya dosa), Ayub hancur (dalam kebenaran sendiri), tetapi masih kembali ke dalam tangan Tuhan.
- Roh Kudus memberikan hidup kepada kita--"Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna"--, sama dengan bejana kemuliaan Tuhan hidup dari kemurahan Tuhan.
Artinya: tangan Tuhan sanggup memelihara kehidupan kita yang kecil tak berdaya secara ajaib, sampai zaman antikris berkuasa di bumi. Ini yang harus jadi pengalaman hidup kita.
- Roh Kudus memberikan hidup secara rohani.
Artinya: setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Kalau tidak setia, berarti sedang mati.
- Roh Kudus meratakan gunung-gunung, artinya menyelesaikan semua masalah yang mustahil; dari tidak ada menjadi ada, tidak mungkin menjadi mungkin.
Ingat penciptaan!
Zakharia 4: 6-7
4:6. Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
4:7. Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
Setelah Tuhan selesai menciptakan langit dan bumi, Ia berkata: Semuanya baik.
Roh Kudus menjadikan semua baik; berhasil, dan indah pada waktunya, sampai kalau Tuhan datang kembali kedua kali kita kembali pada ciptaan semula--semua sempurna, sama mulia seperti Dia--untuk layak menyambut kedatangan-Nya di awan-awan yang permai.
Mari, kita merendahkan diri. Ada kehancuran apa? Apakah seperti Niniwe yang berada dalam dosa dan puncaknya dosa? Selesaikan semuanya, kita akan mengalami pemulihan dari Tuhan.
Apakah habis-habisan seperti Ayub yang tidak berbuat dosa tetapi ada kebenaran sendiri? Selesaikan, sampai kita mengaku bahwa kita hanya tanah liat, maka tangan Sang Pencipta akan memegang kita semua. Dia membentuk kita dari bejana yang hancur lebur menjadi bejana kemuliaan, memberi kehidupan kepada kita, menyelesaikan semua masalah, semua menjadi baik, berhasil, dan indah, sampai sempurna seperti Dia, untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai.
Dulu Tuhan menghembusi tanah liat dengan Roh Kudus, sekarang Ia menjamah kita dengan tangan Roh Kudus apapun keadaan kita. Sungguh-sungguh setia berkobar--tidak kering rohani--!
Niniwe berada dalam dosa dan puncaknya dosa--pandangan, perkataan, perbuatan, perasaan--, dan Ayub habis-habisan karena kebenaran sendiri; tidak bisa menerima Tuhan. Mari, serahkan semua sampai kita mengaku bahwa kita hanya tanah liat yang tidak bisa apa-apa. Sehancur apapun kita, masih ada harapan kalau Dia menjamah kita; masih ada pemulihan.
Mungkin kita menghadapi kemustahilan, kerusakan, masalah-masalah yang menggunung, dosa menggunung, tidak ada harapan, tidak bisa selesai. Roh Kudus mampu melakukan bagi kita semua.
Tunjukkan kekurangan, kelemahan, kehancuran, kegagalan, kebusukan, kenajisan, dosa-dosa, masalah yang mustahil, air mata dan lain-lain kepada Tuhan! Jangan sembunyikan, mungkin kita sudah berletih lesu, beban berat, susah payah. Ada Roh Kudus di tengah-tengah kita.
Tuhan memberkati.