Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Puji TUHAN. Selamat malam semua. Kita menggunakan kesempatan untuk bertelut di bawah kaki TUHAN dan kita betul-betul menyerahkan segala sesuatu di dalam hidup kita ke dalam tangan anugerah TUHAN yang besar. Ini tema yang besar dalam hidup kita, biarlah kita selalu berada di dalam tangan anugerah TUHAN yang besar.

Ratapan 2: 18-19
2:18 Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai, puteri Sion, cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam; janganlah kauberikan dirimu istirahat, janganlah matamu tenang!
2:19 Bangunlah,
mengeranglah pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam; curahkanlah isi hatimubagaikan air di hadapan Tuhan, angkatlah tanganmukepada-Nya demi hidup anak-anakmu, yang jatuh pingsan karena lapar di ujung-ujung jalan!

Sikap doa malam
:

  1. 'curahkanlah isi hatimu'= mencurahkan isi hatikepada TUHAN = menyatakan sejujur-jujurnya keadaan kita di hadapan TUHAN. Apa yang sudah terjadi di dalam hidup kita, kita utarakan di hadapan TUHAN, baik itu kejatuhan, kegagalan, kesulitan, tidak bahagia, keputusasaan dan lain-lain.

  2. 'mengeranglah'= berserukepada TUHAN.
  3. 'angkatlah tanganmu'= berserahkepada TUHAN.

Inilah sikap doa malam, yaitu mencurahkan isi hati, berseru dan berserah kepada TUHAN. Itu tugas kita dalam doa malam ni.

Doa malam untuk menghadapi paling sedikit dua hal:

  1. Yang pertama: (ayat 19): 'yang jatuh pingsan karena lapar'= doa malamuntuk menghadapi kelaparan.
    Memang ada kelaparan secara dobel: kelaparan jasmani yang hebat--krisis secara jasmani--, tetapi lebih dari itu, kelaparan rohani.

    Kelaparan rohani adalah kelaparan akan firman Allah. Ini akan terjadi. Bahkan dulu, kelaparan ini melanda Kanaan. Kanaan adalah gambaran dari suatu kegerakan rohani, tetapi lapar; karena kegiatan rohani/penggembalaan tidak mengutamakan firmantetapi hanya mengutamakan yang jasmani: kemakmuran dan hiburan.
    Akhirnya dilanda kelaparan.

    Kelaparan rohani ini yang lebih dahsyat dan membuat tidak puas, sehingga pingsan--ibadah pelayanannya suam-suam kuku--, artinya: tidak mati tidak hidup; tidak dingin tidak panas.
    Tidak dingin= tidak damai sejahtera; iri hati; kering.
    Tidak panas= tidak setia berkobar-kobar lagi dalam ibadah pelayanan. Ini adalah gejala kelaparan. Hati-hati! Kalau sudah merasa malas dalam ibadah pelayanan, ini sudah gejala kelaparan.

    Kalau dibiarkan, akan rebah/jatuh dan tidak bangkit-bangkit lagi(Amos 8: 11-14).
    Artinya: jatuhdalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan-minum dan kawin mengawinkan.
    'Tidak bangkit-bangkit lagi', artinya: pertama jatuh dalam dosa, satu kali, mungkin masih menyesal, lalu diulangi lagi, dua kali dan seterusnya, akhirnya hidup dalam dosa sampai puncaknya dosa; berkubangdalam dosa sampai puncaknya dosa, dan itu adalah kebinasaan selamanya.

    Anak-anak/kaum muda perhatikan!Jangan sampai lapar secara rohani!

    Mengapa terjadi kelaparan secara rohani?


    • Dari pihak gembala: seringkali gembala tidak bisa memberi makanfirman penggembalaan kepada sidang jemaatnya.
      Khotbahnya bukan makanan keras, tetapi hanya sesuatu yang bisa menyenangkan hati--segar, enak.

      Hari-hari ini, firman penginjilan--susu--sudah benar dan baik, tetapi harus beralih pada makanan keras, yaitu firman yang menyucikan kehidupan kita. Itu baru makanan keras.

    • Dari pihak domba-domba: keras hati, sehingga tidak bisa makan firman penggembalaan--makanan keras--yang lebih tajam dari pedang bermata dua; menolak firman.
      Sebagai contoh, Yudas Iskariot yang mengelak dan Herodes yang menolak firman.

    ini yang bahaya!
    Pertama: gembala yang salah, yaitu tidak bisa memberi makan firman penggembalaan/firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Banyak kali yang diberikan malah racun/makanan babi dan lain-lain, bukan lagi firman yang berasal dari alkitab.

    Kemudiaan sikap jemaat yang salah, yaitu domba-domba keras hati, sehingga mengelak dan menolak firman; tetap mempertahankan dosa-dosa; tetap berkubang dalam dosa-dosa.
    Inilah kelaparan, hidupnya tidak puas.

    Biarlah malam ini, semua dari kita, baik sebagai gembala maupun domba-domba mengubah tangisan kita menjadi tangisan akan firman.
    Wahyu 5: 4
    5:4 Maka menangislahaku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab ituataupun melihat sebelah dalamnya.

    Pada ibadah hari-hari ni, kita masih mempelajari mengenai gulungan kitab yang ditulisi sebelah dalam dan ebelah luarnya. Nanti, kita sampai pada kitab ini termeterai--tidak dibuka. Saat itulah ada tangisan.
    Inilah tangisan kita.

    Biar kita ubahkan tangisan kita bersama, yaitu untuk bisa menerima pembukaan firman Allah--kita bisa mendengar sampai taat dengar-dengaran pada firman.

    Di mana ada pembukaan firman Allah, di situ ada pembukaan jalan keluar dari segala sesuatu. Semua masalah yang mustahil selesai, air mata dihapuskan--dari menangis menjadi bahagia--, dan TUHAN memberikan kepuasan yang sejati--kebahagiaan--dari sorga.
    Buktinya: kita bisa bersaksi.

    Kalau orang itu mednegar firamn dan dengar-dengaran, ia akan mendapatkan pembukaan jalan dari segala masalah, air mata dihapus sedikit demi sedikit, dan ia meraskan kepuasan sorga, sehingga mau tidak mau mulutnya akan bersaksi, bukan bergosip. Kalau bergosip, itu tanda pingsan--sudah lapar. Bahaya! Satu waktu bisa rebah.
    Dalam dosa, tadi dosa-dosa sampai puncaknya dosa--kenajisan--, tetapi juga ada dosa kepahitan--berkubang dalam dosa kepahitan. Bisa terjadi, ada iri hati, dendam, kepahitan, kejahatan--cinta akan uang. Berkubang di situ. Ini kehidupan yang lapar.

    Jadi, lapar atau puas bisa dideteksi dari mulut. Kalau banyak bergosip berarti lapar, kalau puas, kita tidak bisa tahan dan pasti bersaksi, sampai menyembah TUHAN. Ini dorongan dari kepuasan akan firman.

    Ini nomor satu yang kita pergumulkan malam ini, yaitu supaya kita bisa menghargai pembukaan firman.
    Berdoa untuk saya sebagai gembala, supaya ada pembukaan firman, sehingga kita bisa menikmati bersama-sama. Pembukaan-pembukaan jalan mulai terjadi. Tadinya terlalu banyak air mata, sekarang air mata mulai dihapus, mulai puas dan bahagia, mulut bisa bersaksi, sampai bisa menyembah TUHAN.

  2. Matius 14: 23-24
    14:23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk
    berdoaseorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
    14:24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan
    diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.

    Yang kedua: doa malam untuk menghadapi angin ribut dan gelombang di tengah lautan dunia yang mau membimbangkan dan menenggelamkan kita di lautan dunia, bahkan sampai di lautan api dan belerang.

    Angin ribut dan gelombang ini ditiupkan oleh setan dan datangnya sekonyong-konyong; tidak bisa diprediksi/diduga.
    Kita berhati-hati! Baru bilang: enak, tahu-tahu datang angin. Kita harus hati-hati!

    Tadi, kita menghadapi kelaparan dobel. Sekarang, angin ribut dan gelombang juga dobel. Itulah di dunia ini, yang kita hadapi serba dobel. Itu sebabnya ibadah juga harus dobel. Masuk akal!

    • Angin dan gelombang secara jasmani: pencobaan-pencobaan di segala bidang, kemustahilan-kemustahilan, bencana alam dan lain-lain.
    • Angin ribut dan gelombang secara rohani: dosa-dosa sampai puncaknya dosa; ajaran palsu. Sampai puncaknya yang kita hadapi nanti yaitu antikris.

    Inilah angin dan gelombang yang kita hadapi secara dobel yaitu jasmani dan rohani.
    Matius 14: 29-33

    14:29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
    14:30 Tetapi ketika
    dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelamlalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
    14:31 Segera
    Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
    14:32 Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
    14:33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."

    Di sini, menghadapi angin ribut, Petrus bimbang.
    Dijaga! Saat menghadapi angin ribut secara dobel, yang harus dijaga adalah hati. Jangan sampai bimbang pribadi TUHAN-pengajaran yang benar--dan kuasa TUHAN!
    Apapun yang sedang terjadi, tetap pegang firman pengajaran yang benar! Jangan mau berubah!

    Petrus hamba TUHAN yang hebat, sudah bisa berjalan di atas air yang bergelombang tetapi masih bimbang, apalagi kita. Kita harus waspada!

    TUHAN mengizinkan Petrus mulai tenggelam karena ia bimbang, supaya ia bisa mengulurkan tangan kepada TUHAN--tadi, doa malam adalah mencurahkan isi hati, mengerang/berseru dan mengulurkan tangan/berserah pada TUHAN. Otomatis, orang yang tenggelam akan mengulurkan tangan (berserah) dan mulutnya berseru: 'Tuhan, tolonglah aku!'

    Sebenarnya hal ini tidak perlu. Seharusnya lewat pemberitaan firman kita harus yakin; kita bisa mengulurkan tangan--berserah dan berseru kepada TUHAN.
    Tetapi seringkali tidak demikian. Seringkali kita ragu terhadap pertolongan, kuasa, dan firman TUHAN: 'Masa bisa begitu?' Akhirnya TUHAN izinkan mulai tenggelam, supaya kita mengulurkan tangan kepada TUHAN dan mulut berseru: 'Tuhan, tolonglah aku!' Saat itu TUHAN mengulurkan tangan anugerah yang besar kepada kita.

    Ini tema yang besar! Ada apa-apa, ingat, kita hanya berseru dan berserah kepada TUHAN. Ingat tangan anugerah TUHAN yang besar!
    Kita terlalu kecil untuk menghadapi glombang lautan yang besar, tetapi ada tangan berlobang paku--tangan anugerah TUHAN yang besar. Harus kita yakini!

    Yakin pada pengajaran-Nya dan yakin pada kuasa-Nya!Yang pada anugerah-Nya yang bear!Itu yang mengangkat kita dari ketenggelaman:

    • Dari gagal menjadi berhasil.
    • Dari kejatuhan dalam dosa dan puncaknya dosa, dipulihkan menjadi hidup benar dan suci.

    Ini pengangkatan oleh tangan anugerah TUHAN yang besar. Kita berserah dan berseru pada TUHAN. Dia akan mengangkat kita dari ketenggalaman dan kita dipakai dalam kegerakan hujan akhir--kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
    Semoga kita dipakai terus sampai TUHAN datang kembali dan sampai selama-lamanya. Tidak ada yang berhenti dan tetap tenggelam.

    Mari malam ini, kita tetap ulurkan tangan dan berseru kepada TUHAN!
    Yang sudah loyo dalam ibadah pelayanan, mari setia dan berkobar-kobar lagi, semua dipakai oleh TUHAN.

    Diangkat juga artinya: disucikan dan diubahkan, mulai dengan berkata jujur. Kalau dusta, turun.
    Jujur: ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, itu berarti naik. Kalau tidak jujur, ia tenggelam dan berkelok-kelok--tidak pernah lurus, sampai tenggelam.

    Kalau jujur, kita sedang naik--seperti pesawat tinggal landas, naik terus.
    Jujur mulai dari hal prohani: soal pengajaran yang benar dan kuasa TUHAN, sampai jujur dalam segala hal. Kita sedang naik, sampai kalau TUHAN datang kembali kedua kali, kita diubahkan menjadi sempurna, tidak salah dalam perkataan; hanya berseru: 'Haleluya.' Kita menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.

Mari, kita bergumul secara dobel:

  1. Untuk menghadapi kelaparan dobel.
    Mari bergumul demi kehidupan kita dan anak-anak kita. Jangan sampai masuk kelaparan. Jangan pingsan, jangan rebah! Mari, bangkit semua!

    Semua dipuaskan oleh TUHAN, dibukakan jalan keluar, dan air mata dihapuskan lewat pembukaan firman.
    kita bisa bersaksi dan menyembah TUHAN.

  2. Yang kedua: untuk menghadapi angin ribut dan gelombang.
    Kita berseru dan berserah kepada TUHAN, sampai tangan anugerah-Nya yang besar mengangkat kita semua.

Apapun yang kita hadapi, tetap yakin, jangan bimbang! Yakin betul-betul, TUHAN tolong kita semuanya.
Apapun keadaan kita: mulai tenggelam, sengsara dalam hal apapun, kita berseru dan berserah kepada TUHAN malam ini. Menghadapi pelayanan, nikah dan buah nikah, studi, pekerjaan, penyakit dan lain-lain, serukan: 'Saya kecil, TUHAN. Saya tidak bisa. Saya berseru dan berserah kepada-Mu.' Tangan anugerah TUHAN yang besar menolong kita semua.

Yang sudah berhasil, tetap bertahan dalam tangan anugerah yang besar! Mengucap syukur dan menyerah kepada TUHAN! Yang masih gagal, sulit, atau merosot hari-hari ini, berseru kepada TUHAN! Serahkan semua kepada-Nya!
Tunjukkan semua kepada TUHAN! Curahkan isi hati kepada TUHAN, setelah berseru dan berserah kepada Dia! Kita pulang dengan hati teduh--damai sejahtera--karena ada pengangkatan dari TUHAN.

Mari, bergumul! Jangan tidur di tengah gelombang, supaya kita jangan hancur! Mari, berseru! Mau tenggelam, berseru kepada Yesus!

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 04 Februari 2014 (Selasa Sore)
    ... Allah meja roti sajian . Jadi berpuasa adalah sengsara daging karena firman Allah dan Roh Kudus untuk mengalami penyucian hati dan pikiran oleh pekerjaan firman dalam urapan Roh Kudus firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Markus - sebab dari dalam dari hati orang timbul segala pikiran jahat percabulan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 04 Februari 2016 (Kamis Sore)
    ... karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Waspada ada musuh utama yang mengincar harta Surga Ngengat merusak pakaian putih. Karat merusak logam Pencuri mencuri minyak urapan. ad. . Pencuri mencuri minyak urapan. Praktek pencuri ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 16 Oktober 2016 (Minggu Siang)
    ... takut ' auman singa membuat semua yang di hutan menjadi takut dan gentar. Begitu juga pemberitaan firman mempelai firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua seharusnya membuat kita menjadi gentar terhadap TUHAN sehingga kita bisa menyadari dan mengakui dosa. Kita datang beribadah bukan untuk tertawa-tawa tetapi ada rasa ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 26 Agustus 2023 (Sabtu Sore)
    ... Tuhan untuk difitnah dijelek-jelekkan bahkan ditangkap dan dianiaya karena nama Yesus firman pengajaran yang benar bukan karena dosa. Ini sama dengan mengalami percikan darah--ruangan maha suci-- sengsara daging karena Yesus dan kebenaran. Mengapa demikian Supaya kita menerima Roh kemuliaan--shekinah glory. Petrus - . Saudara-saudara yang kekasih janganlah kamu heran akan nyala api ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 07 April 2014 (Senin Sore)
    ... bangsa itu. pekerjaan pedang yang kita butuhkan. Disini pedang membunuh orang. Sementara Musa ada diatas gunung untuk menerima loh batu dan Tabernakel bangsa Israel justru menyembah berhala. Akibatnya Tuhan perintahkan untuk mengangkat pedang dan orang mati. Arti rohaninya Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua menyucikan sidang jemaat sampai mendapatkan angka secara ...
  • Ibadah Kunjungan di Jakarta I, 23 November 2010 (Selasa Sore)
    ... makan-minum dan kawin-mengawinkan . Akibatnya manusia tampil seperti anjing yang kembali lagi ke muntahnya dan seperti babi yang kembali lagi ke kubangannya. Anjing dan babi telanjang tapi TIDAK TAHU MALU. Kalau tingkat pertama manusia masih malu karena telanjang. Ini artinya manusia semakin merosot. Tidak tahu malu artinya tidak mau berusaha melepaskan diri dari dosa-dosa tidak ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 11 Juli 2016 (Senin Sore)
    ... iman. Di luar iman tidak ada perlindungan. Roma . Jadi iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus. Iman yang benar berasal dari mendengar firman Kristus--firman yang diurapi Roh Kudus-- sehingga kita bisa sungguh-sungguh dalam mendengar firman mengerti firman sampai percaya yakin pada firman TUHAN. Ini sama dengan firman TUHAN menjadi ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 07 Juli 2020 (Selasa Sore)
    ... loh batu yang dipecahkan menunjuk pada Yesus Anak Allah sebagai perwujudan kasih Allah Bapa yang datang ke dalam dunia sebagai satu-satunya manusia yang tidak berdosa. Dia tidak mengenal dosa tetapi hanya mengenal kasih. Dia harus mati di kayu salib untuk Menjadi korban pendamaian sehingga bisa memperdamaian dosa-dosa dan menyelamatkan manusia ...
  • Ibadah Persekutuan Malang, 16 April 2022 (Sabtu Sore)
    ... gurun karena itu satu-satunya jalan adalah kepada Tuhan. Inilah jalan yang baru dan yang hidup. Musa mengangkat tongkat dan saat itu angin timur bertiup sehingga laut Kolsom terbelah dan Israel berjalan di tanah kering. Sekarang tongkat adalah gambaran dari kayu salib angin timur adalah gambaran dari Roh Kudus. Apa hubungannya Yesus harus ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 25 Juli 2018 (Rabu Sore)
    ... tempat di mana tidak ada air mata dan maut lagi. Di mana tempatnya Lewat kita saling mengasihi sekarang ini. Saling mengasihi adalah teladan dari Tuhan sendiri yaitu Ia mengorbankan Anak-Nya yang tunggal bagi kita sekalian Yesus harus mati di kayu salib untuk kita semua. Anak-Nya yang tunggal dikorbankan berarti tidak ada kepentingan ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.