Harus memiliki sayap merpati.
Mazmur 55:7
55:7 Pikirku: “Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang,
Mazmur 68:14
68:14 Maukah kamu berbaring di antara kandang-kandang? Sayap-sayap merpati bersalut dengan perak, bulu kepaknya dengan emas berkilau-kilauan.
Sayap merpati sama dengan perak dan emas secara rohani.
2 Timotius 2:20-25
2:20 Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.
2:21 Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.
2:22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
2:23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
2:24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
2:25 dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,
Perak dan emas secara rohani adalah hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang mengalami penyucian oleh Kabar Mempelai, oleh firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
Penyucian dari apa?
- Dari nafsu orang muda.
Nafsu orang muda secara khusus adalah nafsu untuk berpacaran. Tujuan berpacaran adalah untuk menikah, sehingga ini harus sesuai dengan panggilan Tuhan. Kalau tidak sesuai dengan panggilan Tuhan, itu berarti hawa nafsu untuk berpacaran, tandanya adalah tidak benar, sembunyi-sembunyi, muncul masalah-masalah dengan orang tua/gembala, dll.
Nafsu orang muda juga adalah keinginan jahat dan najis.
Keinginan jahat adalah keinginan akan uang yang membuat kita menjadi kikir dan serakah. Kikir adalah tidak bisa memberi. Serakah adalah merampas hak orang lain, terutama merampas hak Tuhan, yaitu perpuluhan dan persembahan khusus.
Keinginan najis mengarah pada dosa makan-minum (merokok, mabuk, narkoba) dan dosa kawin-mengawinkan (nikah yang salah, seks bebas, penyimpangan seks).
Kalau kita disucikan dari nafsu orang muda, maka kita akan memilki keadilan, kesetiaan, kasih, damai, dan hati yang murni [2 Timotius 2:22]. Kita akan dipakai oleh Tuhan.
- [2 Timotius 2:24] Dari pertengkaran, perselisihan karena kebenaran diri sendiri.
Kalau pertengkaran itu karena dosa atau kesalahan, lebih baik kita berdamai.
Kalau pertengkaran itu karena pengajaran, jangan sampai bergunjing, lebih baik sama-sama melihat kembali ke Alkitab.
Orang yang bertengkar berarti tidak punya sayap, dan tidak akan dipakai oleh Tuhan.
Kalau disucikan dari pertengkaran, maka kita akan menjadi ramah, cakap mengajar, sabar, sampai lemah lembut [2 Timotius 2:24-25]. Kita bisa dipakai untuk membawa orang-orang berdosa datang kepada Tuhan dan diselamatkan.
Hamba Tuhan yang mengalami penyucian akan ditampilkan seperti emas dan perak, memiliki sayap merpati.
Praktek memiliki sayap merpati adalah:
- Perak, yaitu lidah benar, kalau "ya" katakan "ya", kalau "tidak" katakan "tidak.
Amsal 10:20
10:20 Lidah orang benar seperti perak pilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya.
- Emas, yaitu taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara, apapun resikonya.
Hagai 2:8-9
2:8 Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam.
2:9 Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam.
Hasilnya adalah:
- Kita dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang mulia. Kalau hamba Tuhan/pelayan Tuhan bagaikan perak dan emas, maka bangunan rumah Allah pasti akan menjadi megah dan mulia.
Jangan sampai kita menjadi seperti rumput dan kayu, yaitu hanya mengutamakan kuantitas dan perkara-perkara jasmani.
- Kita menjadi kehidupan yang tahan uji menghadapi badai apapun. Kita tetap setia dan berkobar melayani Tuhan sampai garis akhir, sampai Tuhan datang.
Mazmur 55:7-9
55:7 Pikirku: “Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang,
55:8 bahkan aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun. Sela
55:9 Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai.”
Sementara kehidupan rumput dan kayu, kehidupan yang tidak mengalami penyucian, akan melepaskan pelayanan saat badai menerpa. Kehidupan semacam ini hanya untuk dibakar selamanya.
Emas dan perak memang hanya sedikit, mungkin tidak kelihatan, tetapi akan ditentukan nanti saat ujian datang.
- Kita menjadi milik Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat oleh apapun juga. Kita selalu diingat dan diperhatikan oleh Tuhan.
Harus memiliki suara merpati.
Kidung Agung 2:14
2:14 Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!”
Suara merpati adalah suara penyembahan mempelai.
2 Samuel 22:31-32
22:31 Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
22:32 Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan siapakah gunung batu selain dari Allah kita?
Merpati ini berada di celah-celah batu. Gunung batu menunjuk pada Alkitab, pengajaran yang murni, tidak boleh berubah sedikitpun. Celah batu adalah ayat-ayat, yaitu pembukaan rahasia firman Allah.
Gunung batu juga menunjuk pada korban Kristus (gunung Joljuta).
Jadi, dasar penyembahan yang benar adalah pengajaran yang benar dan korban Kristus.
Wahyu 19:6-7
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: “Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Suara mempelai adalah "Haleluya". Inilah penyembahan yang benar.
Suara merpati ini ada 2, yaitu:
- [Kidung Agung 2:14] Suara merdu = pengalaman kebangkitan.
- Suara lirih, mengerang, mengaduh = pengalaman kematian.
Nahum 2:7
2:7 Permaisuri dibawa ke luar dan ditelanjangi dan dayang-dayangnya mengerang, mengaduh seperti suara merpati sambil memukul-mukul dada.
Ini yang disebut dengan nyanyian baru, yaitu nyanyian pergumulan. Setiap pribadi memiliki pergumulan yang berbeda.
Banyak pergumulan kita, tetapi yang terpenting adalah bergumul untuk menjadi mempelai Tuhan, menjadi merpati Tuhan.
Pagi ini, sambil berseru biar kita memandang wajah Tuhan. Tuhan mengingat dan memperhatikan kita, Tuhan sedang bergumul bersama kita. Di kayu salib Dia bergumul sendirian sampai meminum semua yang pahit getir dan berseru "Sudah selesai". Tuhan akan menyelesaikan segala pergumulan kita. Di kayu salib juga Tuhan menjadi buruk wajahnya sehingga tidak seperti manusia lagi, untuk menolong kehidupan kita yang sudah hancur. Seorang rasul pun bisa menjadi setan, kita harus serius dan berhati-hati.
Zefanya 3:16-18a
3:16 Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.
3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,
3:18 seperti pada hari pertemuan raya.”
Tuhan rela menjadi buruk untuk menyinarkan kasihNya kepada kita.
Kegunaan kasih Tuhan dari wajahNya di kayu salib:
- Supaya kita tidak lemah lesu dan putus asa, melainkan tetap kuat dan teguh hati, tetap berpegang teguh pada pengajaran yang benar, pelayanan yang benar, penyembahan yang benar.
- Kemenangan atas segala masalah yang menimpa. Selama ada matahari, Tuhan masih bisa menolong kita.
- Membaharui kita, mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani, mulai dari wajah berseri.
Wajah berseri atau tidak tergantung pada panca indra.
Kalau telinga hanya mendengar dan dengar-dengaran pada pengajaran yang benar, maka pasti wajah berseri. Kalau mendengar suara asing, maka pasti wajah menjadi muram.
Kalau mulut hanya berkata benar, tidak ada dusta, hanya bersaksi dan menyembah Tuhan, maka pasti wajah berseri.
Markus 7:37
7:37 Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”
Kalau telinga dan mulut baik, maka Tuhan di kayu salib sanggup menjadikan semua baik. Bahkan saat kedatangan Tuhan kedua kali, kita akan menjadi sempurna dan sama mulia seperti Dia. Dari empat penjuru bumi, kita akan berseru "Haleluya" dan masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba.