Rela sengsara daging untuk menjaga hati nurani yang baik, sebagai sumber kebahagian kekal dan kehidupan kekal.
Amsal 4:23
4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Sasaran dari Tuhan adalah hati. Demikian juga sasaran dari setan adalah hati. Oleh sebab itu kita harus waspada menjaga hati.
Prosesnya:
- Lemah lembut. Dalam Tabernakel menunjuk pada Pintu Kemah.
Matius 5:5
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Yohanes 3:6-8
3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”
Lahir dari Roh Kudus (Pintu Kemah) adalah menjadi seperti angin. Angin itu ada tetapi merasa tidak ada, menghampakan diri.
Orang yang menghampakan diri akan menjadi orang yang lemah lembut, yaitu punya kemampuan untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Juga punya kemampuan untuk berdiam diri, tidak membela diri.
Contoh pelayan Tuhan yang lemah lembut bagaikan angin adalah Musa. Musa dikata-katai oleh Miryam tetapi Musa bisa berdiam diri dan mengampuni.
Bilangan 12:1-3,13
12:1 Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush.
12:2 Kata mereka: “Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?” Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN.
12:3 Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.
12:13 Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: “Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia.”
Dalam penggembalaan, biar kita hanya mengikuti gembala, jangan ada komentar-komentar yang lain. Kehidupan yang banyak mengata-ngatai akan terkena kusta (najis, terasing dari tubuh Kristus) dan dipermalukan.
Tetapi kehidupan yang seperti angin akan dibela oleh Tuhan dan dipakai oleh Tuhan.
Mazmur 104:4
104:4 yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu,
Pelayan Tuhan yang lahir dari Roh Kudus bagaikan angin dan api.
Matius 25:21
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Api adalah setia dan berkobar-kobar, setia dan baik dalam ibadah pelayanan. Maka kita akan dipakai dalam perkara yang besar, yaitu pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
- Selalu lapar dan haus akan kebenaran = rendah hati. Dalam Tabernakel menunjuk pada Meja Roti Sajian.
Matius 5:6
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Kehidupan yang rendah hati akan menghargai firman pengajaran yang benar, selalu rindu untuk mendengar dan dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar, sehingga firman pengajaran yang benar mendarah daging dalam kehidupan kita. Inilah kepuasan dan kebahagiaan Sorga. Ditambah Perjamuan Suci, yang mempercepat proses firman pengajaran mendarah daging dalam hidup kita.
Di luar firman pengajaran yang benar dan Perjamuan Suci tidak ada kepuasan. Yang ada hanya lapar dan haus.
Hanya lewat firman pengajaran yang benar dan Perjamuan Suci kita bisa mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan Sorga, sehingga kita tidak mencari kepuasan di dunia, tidak jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa.
Kehidupan yang sombong akan menghina firman pengajaran yang benar, bosan, mengantuk. Kehidupan ini akan menjadi lapar dan haus, menjadi suam-suam sampai rebah dalam dosa Babel dan tidak bangkit-bangkit lagi.
- Murah hati. Dalam Tabernakel menunjuk pada Pelita Emas.
Matius 5:7
5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Murah hati adalah kemampuan untuk memberi, sampai puncaknya lebih bahagia memberi daripada menerima. Murah hati juga kemampuan untuk melayani dan mengunjungi.
1 Petrus 4:9-10
4:9 Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.
4:10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
Kehidupan yang mau memberi, melayani, dan mengunjungi adalah bagaikan domba-dombanya Tuhan, yang akan diberkati oleh Tuhan sampai masuk Kerajaan Sorga.
Matius 25:34-36
25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
- Hati suci dan hati damai. Dalam Tabernakel menunjuk pada Medzbah Dupa Emas.
Matius 5:8-9
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Hati suci artinya tidak ada keinginan jahat dan najis.
Hati damai artinya tidak ada kepahitan, tidak ada dendam.
Ibrani 12:14
12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.
Kalau hati suci dan damai, maka kita akan bisa menyembah Tuhan, dan kita bahagia.
Matius 17:4
17:4 Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
Tiga kemah menunjuk pada Halaman, Ruangan Suci, dan Ruangan Maha Suci. Penyembahan akan meningkatkan kehidupan rohani kita sampai mencapai kesempurnaan.
Proses di atas menunjukkan bahwa setiap pelayan Tuhan harus tergembala dengan baik untuk bisa mempertahankan dan meningkatkan hati nurani yang baik.
Kalau hati nurani baik, maka Yesus Gembala Baik akan menyerahkan nyawaNya untuk menjadikan semua baik.
Tergembala itu berat bagi daging, tetapi hidup kita, nikah kita, pekerjaan kita akan menjadi enak dan ringan.
Tidak tergembala itu ringan bagi daging, tetapi hidup akan menjadi berat.
Tergembala atau tidak menentukan mati hidup kita.