Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 14 Maret 2020 (Sabtu Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Lukas 14: 25-35 => segala sesuatu harus dilepaskan untuk mengikut Yesus; sama dengan pengikutan kepada Yesus.
Kita sudah belajar langkah-langkah pengikutan kepada Yesus: menyangkal diri, memikul salib, baru bisa mengikut Yesus (ayat 25-27) (diterangkan mulai dari Ibadah Kaum Muda Remaja, 04 Januari 2020sampai Ibadah Kaum Muda Remaja, 18 Januari 2020).

Malam ini kita belajar praktik pengikutan kepada Yesus(diterangkan mulai dari Ibadah Kaum Muda Remaja, 25 Januari 2020):
  1. Lukas 14: 28-30
    14:28. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menaratidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
    14:29. Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
    14:30. sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.

    Praktik pengikutan kepada Yesus yang pertama: kita mendirikan menara(diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 25 Januari 2020sampai Ibadah Kaum Muda Remaja, 08 Februari 2020).
    Yang dibutuhkan adalah anggaran biayanya, yaitu kurban Kristus.

  2. Lukas 14: 31-33
    14:31. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
    14:32. Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk
    menanyakan syarat-syarat perdamaian.
    14:33. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya,
    tidak dapat menjadi murid-Ku.

    Praktik pengikutan kepada Yesus yang kedua: menjadi pemenang seperti seorang raja(diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 15 Februari 2020).

    Yang dibutuhkan adalah kekuatan dari Tuhan karena musuh kita adalah roh-roh jahat di udara

  3. Lukas 14: 34-35
    14:34. Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
    14:35. Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

    Praktik pengikutan kepada Yesus yang ketiga: menjadi garam yang asin(diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja, 29 Februari 2020).
    Yang dibutuhkan adalah tekad yang kuat.
AD. 3
Untuk mempertahankan rasa asin, dibutuhkan tekad yang kuat untuk menjadi garam yang asin--kehidupan yang diurapi Roh Kudus--sampai menjadi garam dunia; tekad kuat supaya tidak menjadi garam yang tawar; sama dengan tidak menjadi tiang garam seperti istri Lot.
Tiang garam itu tidak berguna dan akan diinjak-injak oleh antikris selama tiga setengah tahun bahkan binasa selamanya kalau tidak kuat menghadapi aniaya antikris.

Jika kita menjadi garam yang asin--diurapi oleh Roh Kudus--kita akan menjadi tiang iman, bukan tiang garam.

Contoh tiang iman: Abraham.
Praktik Abraham menjadi tiang iman:
  1. Kejadian 12: 1-2
    12:1. Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilahdari negerimudan dari sanak saudaramudan dari rumah bapamuini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
    12:2. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.

    Praktik pertama: harus menerima panggilan Tuhan yang keras--disuruh meninggalkan negeri, sanak saudara, ibu bapanya, padahal ia sudah enak di sana. Ia tidak tahu negeri yang dituju, tetapi ia berpegang pada janji Tuhan.

    Sekarang kita menerima panggilan Tuhan yang keras lewat firman pengajaran yang keras untuk mengalami tiga macam kelepasan:

    • Kelepasan dari negeri--'pergilah dari negerimu'--= kelepasan dari duniadengan segala pengaruhnya: kesibukan, kesukaan, kesukaran yang membuat kita tidak setiadalam ibadah pelayanan kepada Tuhan--negeri menunjuk pada dunia.
      Kalau tidak setia pada Tuhan, bisa-bisa tidak setia pada semuanya.

      Kalau terlepas dari dunia, berarti kita menjadi kehidupan yang setiadalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, dan segala hal.
      Yakobus 4: 4
      4:4. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan duniaadalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

      Yang membuat kita tidak setia adalah dunia dengan kekayaan, kesibukan, dan kesusahannya.

    • Kelepasan dari sanak saudara--saudara daging--= kelepasan dari keinginan dan hawa nafsu dagingyang membuat kita tidak taat, sehingga kita menjadi kehidupan yang taatdengar-dengaran.

    • Kelepasan dari rumah bapa--bapa yang lama adalah Setan, bapa pendusta dan pembunuh--= kelepasan dari dosaterutama dosa dusta dan kebencian tanpa alasan, sehingga kita bisa hidup benar dan suci.

    Kalau kita--dulu Abraham--mengalami kelepasan dari ini semua, maka kita menjadi hamba Tuhan yang setia, benar, suci, dan taat dengar-dengaran. Itulah permulaan menjadi tiang iman.

  2. Roma 4: 19-21
    4:19. Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
    4:20. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah
    ia diperkuat dalam imannyadan ia memuliakan Allah,
    4:21. dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

    Di sini Abraham sudah tua dan lemah, sedangkan istrinya mandul dan mati haid, sehingga tidak mungkin punya anak. Tetapi Tuhan berjanji memberikan anak, dan Abraham tidak bimbang, malah ia kuat teguh hati.

    Praktik kedua: Abraham menjadi kuat teguh hati; hanya percaya dan berharap sepenuh kepada Tuhan; tidak bimbang terhadap janji Allah/firman pengajaran yang benar sekalipun menghadapi kemustahilan atau kelemahan.
    Ia sabar menunggu waktu Tuhan. Banyak kaum muda yang tidak sabar menunggu waktu Tuhan.
    Sabar adalah bagian dari kuat teguh hati.
    Inilah tiang iman.

    Tadi tiang iman dimulai dari setia, benar, suci, dan taat. Kemudian tiang iman adalah kuat teguh hati, hanya percaya dan berharap sepenuh kepada janji Tuhan/firman pengajaran, sabar menunggu waktu Tuhan--tidak mengambil jalan sendiri di luar Tuhan.
    Jalan sendiri di luar Tuhan kelihatan hebat, tetapi akan hancur.
    Kalau kita punya iman, kita pasti bisa sabar.
    Pertahankan tiang iman, jangan sampai rubuh. Kalau rubuh, hebatlah kerusakannya, tidak bisa dibangun lagi. Itu yang susah! Untuk masalah apapun pakai tekad yang kuat.

    Abraham mengambil Hagar, langsung punya anak, kelihatannya hebat, tetapi itulah tiang yang miring, dan saat diberi atap, rubuh--sampai hari ini antara Ismail dan Ishak belum selesai.
    Tapi selama ada di jalur tiang iman, Setan tidak akan bisa menjamah kita dan satu waktu kita pasti dibangun oleh Tuhan.

  3. Kejadian 22: 9-14
    22:9. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
    22:10. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
    22:11. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
    22:12. Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau
    takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
    22:13. Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
    22:14. Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."

    Yakobus 2: 21-22
    2:21. Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?
    2:22. Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

    Abraham mempersembahkan Ishak atas kehendak Tuhan.

    Praktik ketiga: kita harus melakukan perbuatan iman--iman yang dipraktikkan.

    Perbuatan iman dari Abraham adalah mempersembahkan Ishak di atas gunung Moria.
    Gunung Moria adalah tempat dibangun Bait Allah Salomo--ada kaitan dengan pembangunan tubuh Kristus.

    2 Tawarikh 3: 1a
    3:1a. Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria,

    Jadi Abraham rela berkorban apa saja yang Tuhan minta; tidak menolak apa yang Tuhan minta untuk pembangunan Bait Allah rohani, itulah pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
    Pembangunan tubuh Kristus dimulai dari nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna; mempelai wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.

    Anak-anak harus korban apa di rumah tangga?
    "Dulu keluarga om diberkati Tuhan punya toko. Om sekolah di luar kota, pulang belum bisa belajar karena masih harus jaga toko. Tapi nilai om tidak kalah dengan teman om yang anak direktur. Ingat janji Tuhan. Harus yakin! Di sini ada sekolah Lempin-El, saya berkata: mungkin di sini kamu sulit tidur, karena itu kalau ada waktu sedikit, gunakan untuk tidur, jangan ngobrol."

    Kita rela berkorban apa saja untuk pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, kecuali firman pengajaran yang benar. Inilah tiang yang tegak lurus.
    Jangan korbankan pengajaran yang benar! Itu sama dengan menyalibkan Yesus untuk kedua kalinya, sehingga mengalami kutukan.

    Lebih baik tidak ...... dari pada melanggar firman pengajaran yang benar. Itulah tiang iman. Kalau tidak sesuai dengan firman, jangan diteruskan, kalau dipaksakan, hebatlah kerusakannya.
Inilah praktik menjadi tiang iman dalam kehidupan sehari-hari--kita belajar dari Abraham--: menerima panggilan yang keras dengan pandangan iman, sehingga ia bisa menjadi setia, benar, suci, dan taat--permulaan tiang iman.
Kemudian harus kuat teguh hati; hanya percaya dan berharap pada janji Tuhan, dan sabar menunggu waktu Tuhan.
Terakhir, perbuatan iman sampai iman yang sempurna.

Abraham gambaran dari bangsa Israel asli. Sebenarnya tiang iman hanya dari bangsa Israel secara jasmani.
Lalu bagaimana dengan bangsa kafir?Karena sebagian dari Israel menolak Tuhan, terbuka kesempatan bagi bangsa kafir, diwakili oleh Rahab.

Yakobus 2: 25
2:25. Dan bukankah demikian juga
Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?

'perbuatan-perbuatannya'= perbuatan iman.
Rahab adalah bangsa kafir dan pelacur; berdosa, dan seharusnya hanya dibangun menjadi tubuh Babel, kesempurnaan dalam kejahatan dan kenajisan untuk menjadi mempelai wanita Setan.
Tetapi ia mendapat kesempatan untuk melakukan perbuatan imandalam bentuk menyembunyikan pengintai Israel dalam perjalanan terakhir Israel menuju Kanaan.
Kalau pengintai tertangkap, perjalanan ke Kanaan akan terhambat.

Kalau Rahab ketahuan menyembunyikan dua pengintai, ia sekeluarga akan dibunuh.
Sekarang artinya, bangsa kafir rela berkorban nyawa untuk pembangunan tubuh Kristus yang sempurna; kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
Di sinilah bangsa kafir mendapatkan kesempatan untuk menjadi tiang iman.

Mari setia, benar, suci, dan taat, kemudian kuat teguh hati, dan rela berkorban nyawa untuk kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

Bangsa kafir bisa menjadi tiang iman seperti Abraham, berarti Israel dan kafir menjadi tiang iman.
Tiang iman artinya kita hanya mengulurkan tangan iman kepada Tuhan; hanya percaya dan berharap sepenuh kepada Tuhan, bukan yang lain, dan ia sebagai Jehovah Jireh akan mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk menyediakan segala sesuatu. Jangan takut!

Siapapun kita keturunan orang kaya, miskin, pandai, miskin, mari berusaha untuk menutupi kekurangan kita, dan ditambah dengan menjadi tiang iman. Itu yang menentukan. Tuhan akan mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk menyediakan semua yang kita butuhkan.

Kalau menjadi tiang iman, hasilnya:
Tuhan memberkati.