Ibadah Kaum Muda Malang, 29 November 2008 (Sabtu Sore)

Digabung dengan Pemberkatan Nikah (Sdr. Yusuf & Sdri. Veronica)

Markus 12: 28-31. Secara jasmani, nikah di Indonesia ini di bawah naungan hukum Negara. Tetapi secara rohani, nikah anak Tuhan di bawah naungan hukum kasih. Kenyataannya, kita semua dilahirkan sebagai manusia daging darah yang tidak mempunyai kasih. Manusia darah daging hanya memiliki keinginan, ambisi, emosi, yang memicu pada perbuatan dosa. Kalau nikah Kristiani dibangun atas dasar keinginan daging, maka nikah itu akan mengarah pada kehancuran dan kebinasaan. Tetapi nikah yang dibangun atas dasar kasih akan menuju kehidupan kekal selama-lamanya.

Kenyataannya, manusia daging tidak punya kasih, dari mana datangnya kasih? Sumber kasih adalah pribadi Allah sendiri, 1 Yohanes 4: 7-8.
Allah akan memberikan kasih kepada kita lewat 3 cara:

  1. 1 Yohanes 4: 10, lewat korban Kristus yang sudah mati di kayu salib
    Allah mengutus Anak Nya yang tunggal, satu-satunya manusia tidak berdosa, yaitu Yesus harus mati di kayu salib untuk mendamaikan dosa-dosa manusia.
    Bukti menerima kasih Allah lewat korban Kristus adalah kita berdamai satu dengan yang lain. Berdamai = saling mengaku dosa dan saling mengampuni.

    Mengaku dosa adalah dengan sejujur-jujurnya dan berani menanggung resiko; jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
    Jika mengampuni dosa orang lain, harus dengan setulus hati, dan harus dilupakan, jangan diungkit-ungkit lagi.
    Maka dosa-dosa diselesaikan, sehingga bisa masuk rumus nikah 1+1=1, Efesus 5: 31. Di antara satu suami dan satu istri, hanya boleh ada tanda tambah, yaitu tanda salib, saling mengaku dan saling mengampuni, sehingga nikah itu menjadi satu.

    Problem terberat dalam nikah adalah jika suami istri tidak menjadi satu karena ada dosa yang disembunyikan.
    Apa yang banyak menceraiberaikan nikah? Sebab di antara suami istri bukan salib lagi, tetapi
    1. ada orang tua, mertua, kakak, adik, anak
    2. ada pria/wanita lain
    3. ada kebenaran diri sendiri

    Jangan gunakan kebenaran diri sendiri, tetapi kebenaran dari Tuhan.

    Efesus 5: 32, kesatuan nikah di dunia akan dibawa pada kesatuan Kristus dengan jemaat saat kedatangan Tuhan kedua kali.

  2. Mazmur 62: 12-13, lewat firman Allah
    Bukti menerima kasih Allah lewat pemberitaan firman adalah, Yohanes 14: 15, praktek firman, taat dengar-dengaran pada firman
    Proses praktek firman adalah mendengar firman dengan sungguh-sungguh sampai mengerti firman (di pikiran), sampai percaya dan yakin (di hati), baru firman dipraktekkan.
    Hasil firman yang dipraktekkan adalah kesucian nikah, 1 Petrus 1: 22. Kalau sudah ada kesucian, maka pasti akan saling mengasihi.

    Dosa-dosa banyak mengancam kesucian nikah, sampai dosa makan-minum dan dosa seks.

  3. Roma 5: 5, lewat pencurahan Roh Kudus
    Buktinya adalah tidak kecewa, tidak putus asa, yaitu kuat dan teguh hati. Nikah Kristiani itu bagaikan perahu yang menyeberangi lautan dunia untuk menuju pelabuhan damai sejahtera, Firdaus yang akan datang. Di tengah lautan dunia, kita menghadapi angin dan gelombang dahsyat yang bertujuan untuk menenggelamkan perahu.

    Angin itu adalah pengajaran-pengajaran sesat. Yang menghantam langsung nikah adalah:

    1. ajaran Izebel, yang mengijinkan wanita untuk mengajar dan memerintah laki-laki, Wahyu 2: 20. Kalau dalam nikah, istri yang mengajar dan memerintah laki-laki, maka nikah itu akan tenggelam. Demikian juga dalam gereja, jika wanita mengajar dan memerintah laki-laki, maka gereja juga akan tenggelam.
    2. ajaran Farisi, yaitu ajaran kawin cerai yang merupakan perzinahan, Markus 10: 10-11.

    Gelombang menunjuk pada dosa-dosa yang menghantam nikah supaya tidak sampai pelabuhan damai sejahtera. Juga menunjuk pada pencobaan-pencobaan, dalam hal ekonomi, kesehatan, dll.

    Angin dan gelombang ini harus dihadapi dengan kuat dan teguh hati. Kalau bimbang, pasti akan tenggelam.

    Matius 14: 28-32. Petrus juga pernah tenggelam, tapi kita masih bisa berseru mengangkat dua tangan kepada Tuhan, mengakui dan meninggalkan dosa. Maka Tuhan akan mengulurkan tanganNya dan mengangkat kehidupan kita, nikah kita, sampai mengangkat kita di awan-awan saat kedatanganNya kedua kali, ke pelabuhan damai, ke Kerajaan Surga yang kekal.

Tuhan memberkati.