Ibadah Doa Surabaya, 23 Juli 2014 (Rabu Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita kembali pada Wahyu 2-3. Ini tentang tujuh percikkan darah di depan Tabut Perjanjian.
Artinya sekarang, sengsara daging yang harus di alami gereja Tuhan bersama Yesus = penyucian terakhir bagi tujuh sidang jemaat bangsa kafiryang dilakukan oleh Yesus sampai menjadi sempurna, tidak bercacat-cela seperti Yesus.

Imamat 16: 12-14
16:12 Dan ia harus mengambil perbaraan berisi penuh bara api dari atas mezbah yang di hadapan TUHAN, serta serangkup penuh ukupan dari wangi-wangian yang digiling sampai halus, lalu membawanya masuk ke belakang tabir.
16:13
Kemudian ia harus meletakkan ukupanitu di atas api yang di hadapan TUHAN, sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian yang di atas hukum Allah, supaya ia jangan mati.
16:14 Lalu ia harus mengambil sedikit dari
darahlembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.

= tujuh kali percikan darah harus disertai dengan dupa
Dulu, Harun sebagai Imam Besar setiap satu tahun sekali masuk ke ruangan maha suci untuk melakukan pelayanan pendamaian dengan membawa darah(sengsara daging) dan dupa(penyembahan).
Darah dan dupa tidak bisa dipisahkan.

Pelajaran bagi kita sekarang, untuk menghadapi percikan darah (sengsara daging karena Yesus), kita harus banyak berdoa dan menyembah Tuhan.
Kalau tidak menyembah Tuhan, maka tidak akan kuat dan banyak menyangkal Tuhan.
Sebagai contoh Petrus. Petrus tidur saat diajak oleh Tuhan berdoa di taman Getsemani, sehingga Petrus yang hebat bisa menyangkal Tuhan saat menghadapi sengsara.
Kita semua HARUSmengalami percikan darah/sengsara daging bersama Yesus (mengalami Getsemani) untuk bisa mencapai kesempurnaan.

Malam ini kita belajar mengenai doa penyembahan.
1 Timotius 2: 1-2,8
2:1 Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlahpermohonan, doa syafaatdan ucapan syukur untuk semua orang,
2:2
untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan
menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

Ada 4 tingkatan doa:
  1. doa permohonan. Ini merupakan tingkat yang paling rendah.
    Sentralnya: kebutuhan kita.
    Saat kita ada kebutuhan, kita berdoa kepada Tuhan dan kalau tidak ada kebutuhan, kita bisa lupa berdoa.

    Yohanes 15: 7
    15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalahapa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

    Syaratnya: Firman Allah tinggal didalam kita, sehingga kehendak kita sama dengan kehendak Allah dan doa permohonan kita dijawab oleh Tuhan.
    Kalau doa permohonan kita hanya untuk keinginan kita sendiri, tidak sesuai kehendak Tuhan, maka doa kita tidak akan dikabulkan oleh Tuhan.

    Firman Allah= kehendak Allah.
    Firman Allah tinggal di dalam kita lewat mendengar Firman, mengerti, percaya pada Firman dalam hati, sampai praktek Firman taat dengar-dengaran. Kehendak daging yang tidak sesuai Firman direm semuanya oleh Firman, sehingga kita hanya menerima kehendak Allah.

    Hati-hati, ada ajaran lain yang mengajarkan "kalau menginginkan sesuatu, letakkan di hati dan berdoa pasti dapat". Memang dapat, tetapi bukan dari Tuhan, melainkan dari setan, sebab setan juga bisa menjawab doa kita tetapi nanti akan menghancurkan kehidupan kita.

    2 Korintus 13: 9
    13:9 Sebab kami bersukacita, apabila kami lemah dan kamu kuat. Dan inilah yang kami doakan, yaitu supaya kamu menjadi sempurna.

    Puncak doa permohonan: kita memohon supaya kita bisa hidup suci sampai sempurna seperti Tuhan.

  2. tingkatan doa yang ke dua: doa syafaat.
    Sentralnya: kebutuhan orang lain, seperti bangsa, negara, geraja dan lain-lain.
    Puncak doa syafaat: sampai bisa mendoakan orang-orang yang memusuhi, merugikan, menyakiti dan menganiaya kita, supaya Tuhan mengampuni dan memberkatinya. Benar-benar sudah tidak ada kepentingan kita lagi.
    Kalau berdoa untuk negara kita, ujung-ujungnya masih ada kepentingan kita juga.

    Matius 5: 44
    5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalahbagi mereka yang menganiaya kamu.


  3. tingkatan doa yang ke tiga: doa ucapan syukur.
    Sentralnya: berkat yang sudah kita terima.
    Tapi, kalau sentralnya hanya karena berkat yang sudah kita terima, pada saat belum menerima berkat apalagi dalam kekurangan, kegagalan, tidak berhasil dan ada masalah, seringkali yang terjadi adalah kita bersungut-sungut dan menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan Tuhan.
    Oleh sebab itu doa ucapan syukur harus memuncak.

    Puncak doa ucapan syukur: sampai mengucap syukur dalam segala sesuatu, baik ada berkat, maupun tidak ada berkat, ada masalah atau tidak ada masalah dan sebagainya.

    Efesus 5: 20
    5:20 Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatudalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita


  4. 1 Timotius 2: 8
    2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tanganyang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

    T
    ingkatan doa yang ke empat: : doa penyembahan= puncak segala doa.
    Memang tidak disebutkan secara langsung tentang doa penyembahan, tapi berdoa dengan menadahkan tangan sama dengan doa penyembahan.
    Ini diterangkan dalam Mazmur 141: 2
    141:2 Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.

    = tangan yang diangkat, itu seperti mempersembahkan korban petang sampai mempersembahkan ukupan (doa penyembahan).
    Tadi, Harun membawa darah dan serangkup ukupan/dupa (Imamat 16: 12-14). ini menunjuk pada doa penyembahan.

    Sentralnya: pribadi Yesus sendiri (bukan berkat, orang lain dan kebutuhan diri sendiri).
    Salah satu contohnya adalah Petrus, Yakobus dan Yohanes diajak Tuhan naik ke atas gunung untuk berdoa.
    Petrus, Yakobus dan Yohanes juga diajak Tuhan ke desa-desa dan kota-kota. Ini gambaran dari ibadah-ibadah kunjungan.
    Jangan ditolak, sebab kita diajak Tuhan.

    Kalau diajak Tuhan, pasti enak.
    Petrus, Yakobus dan Yohanes diajak ke rumah orang yang anaknya mati. Hanya mereka yang diajak masuk, sedangkan yang lain diusir dan anak yang mati itu dibangkitkan.
    Itulah kalau diajak oleh Tuhan. Ada kuasa kebangkitan dan ada semuanya.

    Kesaksian:
    "untuk pengurusan visa ke Australia, orang bilang susah, ternyata begitu gampang. Dari kedutaan menelpon saya dan tidak lama, visa sudah selesai. Sekalipun ada yang mengatakan tidak bisa lolos, tetapi ternyata semua lolos, karena Tuhan yang mengajak. Ke Amerika juga dikatakan tidak mungkin, tetapi juga lolos. Ke Eropa ada 35 orang, juga dikatakan tidak mungkin karena yang mengundang 1 orang, tetapi juga lolos. Kalau Tuhan yang ajak, enak semuanya. Waktu saya bertemu penyanyi Maria Shandy, dia juga penyanyi yang diundang bersama saya ke Amerika. Visanya tidak lolos dua kali. Waktu bertemu di Pertamina, dia ingat saya. Dan dia katakan 'doanya bapak ini kuat ya', karena saya bisa berangkat ke Amerika, sedangkan dia tidak bisa. Dia orang hebat, tetapi visanya ditolak, sedangkan saya ini bukan siapa-siapa. Itulah bedanya diajak Tuhan dengan jalan-jalan sendiri."

    Kalau kita diajak Tuhan, kita akan melihat kuasa Tuhan yang luar biasa.

    Markus 9: 8
    9:8 Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.

    Di atas gunung, tadinya ada Musa, Elia dan Yesus, tetapi terakhirnya hanya tinggal Yesus seorang diri. Ini menunjukan bahwa Yesus sebagai pusat dari doa penyembahan, bukan Musa dan Elia sekalipun mereka orang hebat.

    Yesus berada di mana saja, kapan saja, dan dalam situasi apa saja.
    Jadi kita bisa menyembah Tuhan dalam situasi apa saja, di mana saja, dalam situasi apa saja dan kapan saja. Inilah keadilan Tuhan bagi kita.
    Bahkan sampai orang yang mau meninggal sekalipun, masih bisa menyebut nama Yesus dan sesudah itu baru meninggal dunia.

    1 Timotius 2: 8
    2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

    Syaratnya: tanpa marah atau perselisihan =>menaikkan tangan/perbuatan, hati, dan perkataan yang suci.

    Mazmur 24: 3-4
    24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
    24:4
    "Orang yang bersih tangannyadan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.

    'bersih tangannya' = perbuatannyasuci.
    'murni hatinya' = hatinyasuci, tidak ada perselisihan.
    'tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan dan tidak bersumpah palsu' = tidak ada dusta/mulutnyasuci.
    Inilah yang bisa dnaik ke atas gunung penyembahan (bisa menyembah Tuhan).

    Penyembahan itu bergantung dari kesucian kita. Kalau kita suci, maka kita bisa menyembah Tuhan.
    Doa laki-lakimenunjuk pada doa penyembahan yang kuatyang bisa menembus sampai ke hadirat Tuhan bagaikan asap dupa harum sampai di hadirat Tuhan (laki-laki merupakan gambaran kekuatan).

    Salah satu bahan dupa adalah kemenyan putih yang memberi bau harum.
    Putih adalah kesucian. Ini yang membawa bau harum sampai di tahta Tuhan dan kita merasakan hadirat Tuhan.

    Kalau kita bisa menyembah Tuhan dalam kesuciandan doa kita sampai ke hadirat Tuhan, maka kita bisa memandang wajah Tuhan. Ini merupakan penyembahan, seperti saat murid-murid naik ke atas gunung, mereka langsung melihat wajah Yesus berubah.

    Yehezkiel 39: 29
    39:29 Aku tidak lagi menyembunyikan wajah-Kuterhadap mereka, kalau Aku mencurahkan Roh-Ku ke atas kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH."

    Kalau bisa melihat wajah Tuhan, hasilnya: Roh Kudus dicurahkan kepada kita. Ini merupakan kebutuhan kita hari-hari ini.
Kegunaan Roh Kudus:
Sekarang, kita melihat wajah Yesus lewat kesucian dan penyembahan (Roh Kudus menguasai kita).
Kita serahkan semua kepada Tuhan.
Malam ini, kita bahagia melihat wajah Yesus sekalipun menderita dan kita disucikan/diubahkan. Dosa-dosa bangsa kafir dibakar sampai kita jadi sempurna dan melihat Dia muka dengan muka selama-lamanya.

Tuhan memberkati.