Ibadah Doa Surabaya, 07 September 2011 (Rabu Sore)

Matius 26: 30-32, 34
26:30. Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun.
26:31. Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis:
Aku akan membunuh gembaladan kawanan domba itu akan tercerai-berai.
26:32. Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."
26:34. Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini,
sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

ay. 30-35= PERINGATAN TUHAN KEPADA PETRUS.
Kita sudah mempelajari mengenai Firman nubuat/Firman pengajaran yang benar. Dan Tuhan memperingatkan Petrus dengan Firman nubuat. Tidak ada yang tahu bahwa Petrus akan menyangkal Yesus, tetapi Yesus sudah tahu.

Matius 26: 33, 35
26:33. Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."
26:35. Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau,
aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lainpun berkata demikian juga.

ay. 33, 35= Petrus menolak Firman nubuat('aku sekali-kali tidak' dan 'aku takkan menyangkal Engkau').
Petrus menolak Firman nubuat karena KESOMBONGAN HATI(sudah dijelaskan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 September 2011).

Kesombongan= merasa lebih benar dari yang lain (Petrus mengatakan "Biarpun mereka semua tergoncang imannyakarena Engkau, aku sekali-kali tidak.")= memakai kebenaran sendiri.
Akibatnya:
Lukas 18: 9-14
18:9.Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
18:10. "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
18:11.
Orang Farisiitu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
18:12. aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
18:13. Tetapi
pemungut cukaiitu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
18:14. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai
orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

= contoh kehidupan yang merasa benar sendiri dan tidak bisa menyembah Tuhan.
Disini, ada 2 macam doa penyembahan:
  1. ay. 9-12= penyembahan orang Farisi, yaitu penyembahan yang didorong dengan KESOMBONGAN DAN KEBENARAN DIRI SENDIRI.
    Praktiknya:
    • tidak pernah merasa berdosadan tidak pernah mengaku dosa, sehingga sering menghakimi orang lain,
    • merasa berjasaatau bangga akan sesuatu (merasa sudah perpuluhan, dsb),
    • munafik(kepura-puraan).
    Akibatnya, penyembahannya kering  (doanya tidak dijawab oleh Tuhan= tidak dibenarkan oleh Allah dalam ayat 14). Ia tetap di dalam dosa (buli-buli tanah liat yang pecah, hancur) dan menjadi sarang penyamun.
    Matius 26 ini bicara tentang buli-buli emas. Jangan mempertahankan/membela dosa supaya buli-buli tanah liat ini berubah menjadi buli-buli emas.

  2. ay. 13-14= penyembahan pemungut cukai, yaitu penyembahan yang ditandai denganKERENDAHAN HATI, HANCUR HATI DAN KEJUJURAN.
    Pemungut cukai adalah gambaran orang yang berdosa, tidak disukai orang, diasingkan orang.
    Praktiknya:
    • merasa berdosadan tidak layak di hadapan Tuhan ('pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh '), sehingga mendorong kita untuk  bisa mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama sampai mendapat pengampunan. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi ('Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ').

    • merasa tidak mampu/tidak berdaya apa-apa, sehingga bisa menyerah sepenuh pada Tuhan= hanya berharap pada belas kasihan Tuhan= mengaku hanya tanah liat.
    Hasilnya: doanya akan dijawab Tuhan(dibenarkan oleh Allah dalam ayat 14)= menjadi rumah doa/menjadi tahta Tuhan.
Daniel 7: 9
7:9. Sementara aku terus melihat, takhta-takhtadiletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala apidengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;

= di tahta Tuhan ada api yang berkobar-kobar.

Wahyu 4: 5
4:5. Dan dari takhtaitu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyaladi hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

Kalau kehidupan kita menjadi rumah doa, doa kita akan dijawab Tuhan dan kita menjadi tempat api berkobar-kobar(tempatnya Roh Kudus).

Roh Kudus adalah 2 tangan belas kasih Tuhan yang diulurkan di tengah-tengah kita. TUGAS KITA HANYA MENYEMBAH TUHAN. Dan kita pulang sebagai orang yang dibenarkan ('Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah').
Hasilnya:
Tuhan memberkati.