Ibadah Doa Surabaya, 07 Januari 2009 (Rabu Sore)
Matius 24: 29Kita masih mempelajari Bulan tidak bercahaya.
Bulan= penebusan oleh darah Yesus.
2 Petrus 1: 9
= bulan tidak bercahaya= buta rohani= lupa pengampunan dosa, sehingga mengulang-ulang dosa.
Buta rohani= tidak bisa melihat Tuhan dan tidak bisa menyembah Tuhan. Akibatnya jadi sasaran antikris.
Wahyu 12: 17
= sudah ada Firman dan kesaksian, tapi masih kurang dalam penyembahan. Kalau sudah masuk antikris, pilihannya hanya 2, dipancung atau ikut antikris.
Markus 10: 46-47, 52
Bartimeus adalah orang buta, tapi yang mendapat belas kasihan Tuhan, sehingga bisa melihat Tuhan= menyembah Tuhan.
Mungkin kita tidak bisa menyembah Tuhan, tapi kalau ada belas kasihan Tuhan, kita akan bisa menyembah Tuhan.
Tanda penyembahan yang benar: (Yohanes 4: 23-24; Yohanes 17: 17), yaitu didorong oleh kebenaran dan dalam urapan Roh Kudus= didorong oleh Firman penyucian dalam urapan Roh Kudus.
Seperti tadi, Bartimeus mendengar dulutentang Yesus, baru setelah itu ia melihat. Jadi, bukan melihat dulu.
Kalau kita belajar dari Yesus berdoa di gunung, yang diajak hanya 3 murid dari 12 murid (hanya 1/4). Dan ini sama dengan perumpamaan penaburan benih. Hanya 1 tempat yang berhasil dari 4 tempat (1/4).
Jadi, Firman Pengajaran itu, sama dengan Penyembahan.
Langkah-langkah penyembahan yang benar:
Kalau kita bisa menyembah Tuhan malam ini, hasilnya: (Yesaya 6: 5-8) terjadi keubahan hidup, bibir yang najis, menjadi bibir yang benar, yaitu perkataan tidak ada dusta lagi.
Selama masih dusta, tidak akan bisa menyembah Tuhan.
Kalau bibirnya baik, semuanya akan jadi baik(1 Petrus 3: 10), sebab lidah bibir ini adalah kemudi hidup kita. Mau ke neraka atau ke pelabuhan damai, semua tergantung pada mulut kita. Kalau bibir baik, maka kita juga akan dipakai oleh Tuhan untuk pembangunan tubuh Kristus, sama seperti Yesaya yang diutus oleh Tuhan. Sampai satu waktu, tidak salah dalam perkataan, kita jadi sempurna sama seperti Yesus.
Yakobus 3: 2
Tidak salah dalam perkataan, artinya hanya 1 perkataan HALELUYA, untuk menyembah Yesus Sang Raja (Wahyu 19: 6-7).
Tuhan memberkati.