Ibadah Doa Semalam Suntuk Malang Session I, 23 Juli 2009 (Kamis Malam)
Ratapan 2: 18-19
= sikap dalam doa semalam suntuk, yaitu:- mencurahkan isi hati kepada Tuhan.
- mengerang/berseru kepada Tuhan.
- mengangkat tangan kepada Tuhan dan Tuhan akan mengulurkan tangan kepada kita.
Doa semalam suntuk ini untuk menghadapi 3 hal:
- ay. 19= 'lapar di ujung-ujung jalan'= kelaparan rohani.
Amos 8: 11-14
= kelaparan rohani, akibatnya tidak ada kepuasan, kering rohaninya. Ibadahnyapun juga kering, nikah juga kering. Kemudian akan jatuh pingsan.
Ibadah kering= suam-suam seperti jemaat Laodikia (tidak dingin, tidak panas).
Tidak dingin= tidak ada damai.
Tidak panas= tidak berkobar-kobar lagi dalam ibadah pelayanan.
Akibatnya, hidup semacam ini akan di muntahkan oleh Tuhan, menjadi kehidupan yang menjijikan di hadapan Tuhan. Dan hidup itu akan jatuh dalam dosa, sampai puncaknya dosa, tidak bisa bangkit lagi= tidak bisa bertobat/tidak bisa pulih lagi dan hanya menuju pada kebinasaan.
Selama masih ada Firman, masih ada kuasa kebangkitan untuk menolong kejatuhan-kejatuhan kita.
Lalu, mengapa terjadi kelaparan rohani?
Dari pihak gembala: gembala tidak mau atau tidak bisa memberi makan sidang jemaat, tidak ada pembukaan Firman.
Dari pihak sidang jemaat: domba tidak mau atau tidak bisa makan Firman, karena kekerasan hatinya.
Ini yang harus diperangi dalam doa semalam suntuk.
Wahyu 5: 4-5
Malam ini, biarlah kita ubah tangisan kita menjadi tangisan yang rindu akan pembukaan Firman, artinya gembala bisa mendapat pembukaan Firman dan domba tidak keras hati, bisa makan Firman. Dan kalau Firman dibukakan, maka kita akan mendapat segala-galanya.
Domba makan Firman= mendengar Firman sampai melakukan Firman. Kalau tidak melakukan Firman, itu bukan makan Firman, tapi memuntahkan Firman(menghina Firman Tuhan).
Pembukaan Firman inilah yang bisa menyelesaikan segala masalah dan menghapus air mata kita.
- Matius 14: 23-24= angin ribut dan gelombangyang membimbangkan dan menggugurkan iman kita sampai membinasakan kita.
Secara jasmani, ini menunjuk pada pencobaan-pencobaan dan masalah di segala bidang. Saat menghadapi cobaan, biarlah kita kembali pada Firman, walaupun secara manusia, tidak cocok. Dan saat ada yang tidak cocok secara manusia, saat itulah setan masuk. Sebab itu, jangan sampai kita diombang-ambingkan oleh pencobaan-pencobaan.
Secara rohani, ini menunjuk pada ajaran-ajaran sesat. Untuk itu, jangan sampai kita mendengar suara asing!
ay. 28-32= Petrus yang hebatpun, masih bisa terpengaruh oleh angin dan gelombang, sehingga ia tenggelam. Tuhan ijinkan Petrus tenggelam, supaya Petrus bisa mengulurkan tangan. Masih ada kesempatan untuk ditolong.
Tuhanpun mengijinkan kita tenggelam, supaya kita bisa mengulurkan tangan pada Tuhan dan menyeru nama Tuhan, sehingga kita bisa keluar dari ketenggelaman.
Dan Tangan Tuhan mampu mengangkat kita sampai pada kedatanganNya yang kedua kali.
- berjaga-jaga untuk menantikan kedatangan Yesus kedua kaliyang seperti pencuri ditengah malam.
Kita berjaga-jaga untuk bisa tetap hidup benar dan hidup suci. Apa yang tidak benar/gelap, harus disingkirkan, sehingga kita tetap hidup dalam terang, supaya kita tidak ketinggalan saat Yesus datang, tapi kita ikut terangkat saat Yesus datang kembali.
Tuhan memberkati.