Kita
masih melanjutkan ibadah kita ini dengan membahas kitab Wahyu 2 dan
juga Wahyu 3 yang di dalam tabernakel ini menunjuk pada tujuh kali
percikan darah di depan tabut perjanjian = penyucian terakhir yang
TUHAN lakukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir/sidang jemaat
akhir jaman supaya tidak bercacat cela seperti Dia/sempurna seperti
TUHAN = menjadi Mempelai Wanita.
Ketujuh
sidang jemaat dimulai dari yang pertama yaitu:
- Sidang
jemaat di Efesus => ay 1 - ay 7
- Sidang
jemaat di Smirna => ay 8 - ay 11
- Sidang
jemaat di Pergamus => ay 12 - ay 17
Kita
masih membaca di dalam kitab
Wahyu 2 :
12, 13,
12.
Dan tuliskanlah kepada
malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang
yang tajam dan bermata dua:
13.
Aku tahu di mana engkau diam,
yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada
nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak
pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di
hadapan kamu, di mana Iblis diam.
ay
12, YESUS tampil sebagai Imam Besar dengan pedang tajam bermata
dua/Firman pengajaran yang benar.
ay
13, ada takhta iblis. untuk memindahkan sidang jemaat Pergamus dari
takhta iblis ke Takhta TUHAN/Takhta surga.
Jadi
ay 12 dan ay 13 => YESUS tampil sebagai Imam Besar dengan pedang
tajam bermata dua/Firman pengajaran yang benar untuk
memindahkan
sidang jemaat Pergamus dari suasana takhta iblis kepada suasana
Takhta surga/Takhta TUHAN.
Apa
yang dimaksud dengan Takhta TUHAN/Takhta surga?
Wahyu
4 : 9 - 11,
9.
Dan setiap kali
makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan
ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang
hidup sampai selama-lamanya
10.
maka tersungkurlah kedua
puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu,
dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka
melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:
11.
"ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak
menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah
menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu
ada dan diciptakan."
Jadi,
suasana Takhta TUHAN/Takhta surga adalah
suasana penyembahan.
Ada kaitan antara pedang Firman/Firman yang lebih tajam dari pedang
bermata dua dengan penyembahan; itu sebabnya TUHAN datang dengan
pedang bermata dua untuk membawa kita keluar dari suasana takhta
iblis menuju Takhta TUHAN yang bersuasanakan penyembahan. Jadi, kalau
tidak ada pedang, maka tidak akan ada penyembahan.
Siapa
yang dapat menyembah TUHAN/naik ke Gunung TUHAN? Kita ingat ketika
YESUS mengajak tiga orang murid naik ke gunung untuk menyembah.
Mazmur
24 : 3, 4,
3.
"Siapakah yang boleh naik
ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang
kudus?"
4.
Orang yang bersih tangannya dan murni
hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang
tidak bersumpah palsu.
Jadi,
siapa yang dapat menyembah TUHAN/naik ke gunung TUHAN/naik ke Takhta
TUHAN? yaitu kehidupan yang memiliki:
- hati
yang suci
- perbuatan/tangan
yang suci dan
- mulut
yang tidak bersumpah palsu dan juga tidak ada penipuan = mulut yang
suci = tidak ada dusta.
Kesucian
hanya di dapatkan lewat pekerjaan Firman yang lebih tajam dari pedang
bermata dua => YESUS tampil dengan pedang yang lebih tajam dari
pedang bermata dua = Firman pengajaran yang benar.
Kitab
Ibrani 4 : 12 dan dilanjutkan dengan Matius 15 : 19. Kedua ayat ini
diterangkan sekaligus bagaimana pekerjaan dari pedang Firman yang
lebih tajam dari pedang bermata dua. Semuanya itu penting, itu
sebabnya di dalam rumah TUHAN harus ada pedang. Kita sudah menerima
Firman penginjilan sehingga:
- kita
percaya kepada YESUS
- sudah
bertobat dan juga sudah
- diselamatkan
Agar
dapat naik ke gunung TUHAN/ke Takhta TUHAN, harus ada pedang, itu
sebabnya YESUS tampil dengan pedang supaya memindahkan kita dari
takhta iblis menuju ke Takhta TUHAN = suasana penyembahan. Karena
kesucian hanya di dapatkan lewat pekerjaan Firman yang lebih tajam
dari pedang bermata dua.
Ibrani
4 : 12, Sebab
firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata
dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh,
sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan
pikiran hati
kita
Jadi,
Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua/Firman pengajaran
yang benar menusuk/menyucikan sampai ke dalaman hati kita/pusat dari
kehidupan rohani/sumber/gudang dari dosa, ini yang harus disucikan
terlebih dahulu.
Matius
15 : 19, Karena
dari hati timbul segala (1)pikiran
jahat, (2)pembunuhan,
(3)perzinahan,
(4)percabulan,
(5)pencurian,
(6)sumpah
palsu dan (7)hujat.
Pikiran
jahat = prasangka buruk, pikiran najis
Pembunuhan
= kebencian tanpa alasan
Sumpah
palsu = dusta
Hujat/menghujat
= memfitnah => yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi
benar = memfitnah orang lain sampai nanti menghujat TUHAN/menghujat
pengajaran yang benar. Yang pertama orangnya yang difitnah, lama
kelamaan pengajarannya yang difitnah. Pengajaran yang benar, ia
salahkan sedangkan pengajaran yang salah ia dukung dengan mengatakan
pengajaran itu hebat.
nilah
pedang Firman ALLAH/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua
dan kalau Ibrani 4 : 12 dan Matius 15 : 19 digabung, berarti
menyucikan hati kita/pusat kerohanian kita dari
tujuh keinginan
jahat dan najis.
Kita
teringat angka tujuh = tujuh lampu pada pelita emas; tetapi jika hati
dikuasai oleh tujuh keinginan jahat dan najis, maka kehidupan itu
akan membabi buta/mata gelap sebab pelitanya padam = hidup dalam
kegelapan. Hidup dalam kegelapan menghasilkan perbuatan dan
perkataan-perkataan najis seperti anjing dan babi/membabi buta.
Tetapi
kalau hati disucikan akan lain =>
Matius
5 : 8. Berbahagialah
orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Jika
hati disucikan dari tujuh keinginan jahat dan najis maka kita dapat:
- melihat
Wajah TUHAN
- hidup
dalam terang = dapat menyembah TUHAN
Saat
ini, biarlah pedang bekerja terlebih dahulu menyucikan:
- hati
kita
- perkataan
dan perbuatan kita supaya disucikan
- maka
mata kita dapat melihat Wajah TUHAN sehingga kita dapat
- hidup
di dalam terang, tidak membabi buta lagi dan juga kita dapat
- menyembah
TUHAN karena tidak kering lagi; sebab kalau gelap, kita dapat
menjadi kering.
Yehezkiel
39 : 29, Aku
tidak lagi menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, kalau Aku
mencurahkan Roh-Ku ke atas kaum Israel, demikianlah firman Tuhan
ALLAH."
Aku
tidak lagi menyembunyikan Wajah-Ku terhadap mereka => berarti kita
dapat melihat Wajah TUHAN dan TUHAN mencurahkan Roh.Kudus kepada kita
kalau saat ini jika hati disucikan, perbuatan/tangan disucikan dan
perkataan kita disucikan, maka kita dapat memandang Wajah TUHAN dan
juga kita dapat menyembah TUHAN, maka TUHAN akan mencurahkan Roh.
Kudus kepada kita.
Sangat
penting Roh.Kudus; sehebat apa-pun seorang hamba TUHAN/pelayan TUHAN,
jika tanpa Roh.Kudus, maka kehidupan itu:
- hanya
seperti seonggok tanah liat yang mudah retak dan hancur sebab tidak
tahan terhadap benturan-benturan
- sehebat
apa-pun hamba TUHAN/pelayan TUHAN, hanya seperti kayu yang rapuh dan
juga hancur sebab tidak tahan panas dan dingin
- tidak
dapat memandang Wajah TUHAN dan juga tidak dapat dipandang oleh
TUHAN dan ini berarti kehidupan itu betul-betul dikuasai oleh
kegelapan dan juga dikuasai oleh setan sehingga menjadi takhta
setan. Itu sebabnya kita sangat membutuhkan Roh.Kudus.
Banyak
yang menjadi kebutuhan kita, tetapi semuanya sudah tercakup di dalam
Roh.Kudus dan kita mohon kepada TUHAN sebab kita membutuhkan
Roh.Kudus.
Kegunaan
dari Roh.Kudus:
- Roma
12 : 11,
Janganlah
hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan
layanilah Tuhan.
Jadi,
Roh.Kudus membuat
kita menjadi setia dan berkobar-kobar/menyala-nyala dalam ibadah
pelayanan kepada TUHAN.
Kalau seorang hamba TUHAN suci dan
juga setia berkobar-kobar, ini bagaikan nyala api.
Ibrani 1 : 7
=> ini ada kaitan dengan takhta, di atas diterangkan jika seorang
hamba TUHAN itu suci, kemudian setia berkobar-kobar, maka ia
bagaikan nyala api. Ibrani
1 : 7,
Dan tentang
malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya
menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."
Sekali
lagi, hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang suci dan setia berkobar-
kobar/menyala-nyala dalam melayani TUHAN = pelayan TUHAN bagaikan
nyala api dan ini ada kaitannya dengan Takhta TUHAN yang bagaikan
nyala api.
Daniel
7 : 9,
Sementara
aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang
Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya
bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan
roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
Jadi,
jelas, pelayan TUHAN = nyala api. Takhta TUHAN = nyala api, berarti
hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang suci, setia dan berkobar-kobar
menjadi Takhta TUHAN.
Itu sebabnya kita jangan ragu-ragu, kita
bukan lagi menjadi takhta iblis tetapi menjadi Takhta TUHAN dan kita
betul-betul dipelihara dan diperhatikan oleh TUHAN di tengah krisis
yang melanda dunia ini.
Kerajaan boleh mengalami
krisis/krisis sudah melanda rakyat tetapi di sekitar
takhta/disekitar raja masih terpelihara. Begitu juga jika kita
menjadi Takhta TUHAN/pelayan TUHAN yang suci, setia dan
berkobar-kobar, bukan memiliki prinsip "yang penting melayani"
kita jangan memiliki prinsip seperti ini sebab akan rugi. Jika kita
mau melayani, maka kita harus sungguh-sungguh suci, setia dan
berkobar-kobar sehingga ada urapan Roh.Kudus, maka kita akan menjadi
Takhta TUHAN dan TUHAN tidak pernah menipu kita = kehidupan itu
sangat diperhatikan dan dipelihara oleh TUHAN ditengah krisis dunia,
Sang Raja sanggup memelihara kita. Semoga kita dapat mengerti.
Dan
kalau kita menjadi Takhta TUHAN, di mana kita melayani dan ini
berarti di mana-pun, kapan-pun, situasi apa-pun kita melayani
sebagai Takhta TUHAN, maka sidang jemaat akan tertarik untuk datang
dan ditolong oleh TUHAN. Tergantung pada kita, kalau gembala,
imam-imam menjadi takhta iblis, maka semua akan lari, tetapi kalau
menjadi Takhta TUHAN, itu akan menarik jiwa-jiwa datang dan akan
ditolong oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti dan juga bertanggung
jawab yang dimulai di dalam rumah tangga, suami, istri dan anak
melayani, suci, setia dan berkobar-kobar sebagai Takhta TUHAN
sehingga betul-betul ada pemeliharaan TUHAN dan juga ada kebahagiaan
di dalam TUHAN sehingga membuat orang-orang tertarik untuk datang
dan tertolong sebab ada kesaksian-kesaksian. Semoga kita dapat
mengerti.
- Yesaya
30 : 15, 16.
15.
Sebab
beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "
Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam
tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu
enggan,
16.
kamu
berkata: Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan
lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas,"
maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.
Roh.
Kudus membuat kita dapat menjadi diam
dan tenang.
Inilah suasana urapan Roh.Kudus. di
atas tadi dikatakan bahwa Roh. Kudus membuat kita menjadi setia dan
berkobar-kobar.
Diam
= banyak memeriksa diri
atau mengoreksi diri dan kalau ditemukan kesalahan, maka kita harus
mengaku kepada TUHAN dan sesama (?), jika diampuni, jangan berbuat
dosa lagi = bertobat.
Tenang
= menguasai diri
supaya tidak berharap kepada yang lain, sehingga kita dapat berdoa =
percaya dan hanya berharap kepada TUHAN =>
1 Petrus 4 :
7,
Kesudahan
segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah
tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Jadi
tenang = menguasai diri supaya tidak berharap kepada yang lain.
Seringkali berharap kepada manusia/orang sampai lama kelamaan
berharap pada setan; kapan? Sebab saya tidak pergi kedukun-dukun
atau ahli sihir? Kalau kita menghadapi suatu masalah/tidak memiliki
uang padahal kita harus membayar spp, kemudian kita korupsi =>
ini melawan Firman. Melakukan korupsi = mengambil jalan sendiri =
berharap pada setan. Kalau tetap berharap pada TUHAN, kita tidak
akan melakukan korupsi, sekali-pun tidak membayar spp, tetapi tetap
tidak melakukan korupsi dan TUHAN Yang akan menolong. Jika melakukan
korupsi sehingga dapat membayar spp = berharap pada setan sekali-pun
tidak pergi ke dukun = melawan Firman. Mari!! Menguasai diri supaya
tidak berharap kepada yang lain tetapi kita tetap berharap pada
TUHAN sehingga kita dapat berdoa kepada TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika kita dapat berdoa kepada TUHAN, maka kita
dapat menjadi rumah doa. Jadi, Roh.Kudus ini membuat kita menjadi
diam dan tenang sehingga kita menjadi rumah doa. Saat kita
menghadapi gelombang di tengah laut => waktu perahu murid-murid
ditimbus oleh angin dan gelombang, YESUS tidur. Murid-murid berharap
pada yang lain seperti kepandaian, pengalaman, mereka pandai kalau
soal gelombang, tetapi mereka gagal sehingga mereka membangunkan
YESUS dan YESUS bangun tetapi IA hanya berkata 'diam, tenang',
maka semuanya menjadi selesai.
YESUS bangun = bangkit. Tidur
= mati. Kuasa kebangkitan TUHAN sanggup untuk
menyelesaikan/meneduhkan laut yang bergelora = menyelesaikan semua
masalah yang sudah mustahil. Itu sebabnya jika kita menghadapi
masalah-masalah, kita harus diam dan tenang (jangan kesana kemari)
sehingga kita dapat berdoa dan menjadi rumah doa dan kita akan
mengalami kuasa kebangkitan TUHAN untuk meneduhkan gelombang lautan
= menyelesaikan semua masalah yang mustahil. Semoga kita dapat
mengerti.
Yesaya
30 : 15, 16,
15.
( bagian
akhir) Tetapi kamu enggan
16.
kamu berkata:
Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan
lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka
para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.
Seringkali
kita enggan sebab kita mau naik kuda/mau mengandalkan kuda. Kuda itu
menunjuk:
- kekuatan
daging
- kecepatan
daging.
Ini
seringkali kami sebagai hamba TUHAN memiliki target => kami tahun
ini memiliki target harus begini, harus ini dan pada akhirnya
menghalalkan segala cara dengan menaiki kuda. Inilah seringkali kita
menginginkan yang cepat/yang instan tetapi cepat yang salah sebab
berharap pada kuda dengan kekuatan dan kecepatan daging dan
seringkali gagal total sebab pengejarmu/musuh-musuhmu lebih
cepat.
Itu sebabnya, mari! Kalau rumah doa = percaya dan
berharap pada TUHAN itu tidak menggunakan kuda tetapi menggunakan
kesabaran; kalau kita belum ditolong, kita
harus bersabar, jangan menggunakan kuda/kekuatan dan kecepatan
daging sehingga kita menghalalkan segala cara dan akan gagal total.
Tetapi kalau kita menjadi rumah doa, maka kita akan mengandalkan
kesabaran.
Yohanes
7 : 6,
Maka jawab
Yesus kepada mereka:"Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu
ada waktu.
Kalau TUHAN belum
menolong kita, maka sebagai rumah doa, kita harus bersabar = melatih
kesabaran/dilatih kesabaran oleh TUHAN = diberi tabiat kesabaran dan
penyerahan sepenuh kepada TUHAN = percaya dan berharap sepenuh hanya
kepada TUHAN saja, maka waktu TUHAN akan datang untuk menyelesaikan
semua masalah. Kita jangan memakai cara dunia/memakai cara diluar
Firman = berharap pada setan. Jangan!! Tetapi kita hanya berharap
TUHAN/rumah doa.
Seperti murid-murid yang ditunggu oleh TUHAN
ketika kapal ditimbus oleh angin gelombang, TUHAN hanya
menunggu/TUHAN tidur. Sampai mereka sudah tidak dapat berbuat
apa-apa lagi dan terakhir mereka berseru 'TUHAN tolong' sebab
murid-murid sudah tidak dapat berharap kepada siapa-pun juga.
Barulah TUHAN berseru 'diam, tenang' dan selesailah semuanya.
Semoga kita dapat mengerti.
Mari!! Bersabar, sekali-pun mata
kita melihat bahwa semakin bergelombang dan semakin tenggelam, kita
harus tetap tenang dan bersabar = percaya dan berharap kepada TUHAN
dan TUHAN menyelesaikan semuanya.
- Titus
3 : 5,
pada waktu
itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang
telah kita lakukan, tetapi karena rahmat -Nya oleh permandian
kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh
Roh.Kudus.
Roh. Kudus
mengubahkan kita
dari manusia daging menjadi manusia yang rohani seperti YESUS
= mujizat
yang terbesar/mujizat rohani.
Orang yang dikuasai oleh Roh.Kudus akan berseru 'ya Abba, ya Bapa'
=
- taat
dengar-dengaran apa-pun risiko yang kita hadapi
- taat
dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi.
Inilah
mujizat yang terbesar.
Saya selalu memberi contoh Abraham
untuk menyerahkan anaknya => inilah mujizat kalau Abraham dapat
melakukannya, kalau tidak, ia akan mengamuk karena harus menyembelih
anaknya. Tetapi kalau ada Roh. Kudus, maka dapat taat sampai daging
tidak bersuara lagi. Dan! Mujizat secara jasmani juga terjadi,
tiba-tiba ada domba => darimana domba itu, dari tidak ada menjadi
ada.
Mari kita taat, sebab itu merupakan mujizat yang
terbesar dan akan diikuti dengan mujizat-mujizat secara jasmani yang
tidak ada menjadi ada dan juga yang mustahil menjadi tidak mustahil.
Sampai mujizat yang terakhir jika YESUS datang kembali kedua kali,
maka mujizat terakhir adalah kita diubahkan menjadi sama mulia
seperti Dia = sempurna seperti Dia = menjadi Mempelai Wanita yang
layak untuk menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali di awan-awan
yang permai.
Mari!!
- YESUS
datang dengan pedang untuk terlebih dahulu menyucikan hati,
perbuatan kita sampai kita dapat memandang Wajah-Nya dan menyembah
Dia. Hidup kita jangan membabi buta saat kita bekerja, bersekolah
dan juga di dalam rumah tangga = menjadi mata gelap sebab itu
merupakan takhta setan. Membabi buta seperti anjing dan babi.
Tetapi, mari! Terang! Sehingga mata dapat memandang Wajah YESUS =
hidup dalam terang sehingga Roh Kudus akan dicurahkan. Jika tanpa
Roh.Kudus, maka hidup kita akan membabi buta; tetapi kalau ada
Roh.Kudus maka kita dapat menjadi suci dan setia berkobar-kobar
menjadi Takhta TUHAN = ada perhatian dan pemeliharaan TUHAN dan kita
dapat menjadi kesaksian bagi orang lain.
- Kita
menjadi rumah doa sehingga kita dapat berdoa dan akan ditolong oleh
TUHAN tepat pada waktu-Nya dan
- Kita
akan dibaharui oleh TUHAN sehingga mujizat terjadi oleh kuasa
Roh.Kudus sampai kita menjadi sempurna dan layak untuk menyambut
TUHAN dan kita benar-benar masuk dan duduk bersanding di Takhta
surga bersama - sama dengan Dia untuk selama-lamanya.
TUHAN
memberkati.1