Kita
kembali ke kitab Wahyu 2 : 12 - 17 yang ditujukan kepada sidang
jemaat di Pergamus. Jadi Wahyu 2 dan Wahyu 3 ini menunjuk pada tujuh
kali percikkan darah di depan tabut perjanjian = penyucian terakhir
yang TUHAN lakukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir yang untuk
sekarang adalah sidang jemaat akhir jaman supaya tidak bercacat cela
= sempurna seperti YESUS/menjadi Mempelai Wanita
Tujuh
sidang jemaat adalah:
- Sidang
jemaat di Efesus => Wahyu 2 : 1 - 7
- Sidang
jemaat di Smyrna => Wahyu 2 : 8 - 11
- Sidang
jemaat di Pergamus => Wahyu 2 : 12 - 17
Wahyu
2 : 12, 13,
12.
"Dan tuliskanlah kepada
malaikat jemaat di Pergamus: inilah firman Dia, yang memakai pedang
yang tajam dan bermata dua:
13.Aku
tahu di mana engkau diam yaitu di sana, di tempat takhta iblis; dan
engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu
kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia
kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu di mana iblis diam.
Jadi,
di ay 12, di jemaat Pergamus, YESUS tampil dengan pedang yang tajam
dan bermata dua, ini juga ditulis di dalam
Ibrani 4 : 12 - 14,
12.
Sebab Firman Allah hidup dan
kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana-pun; ia
menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
13.
Dan tidak ada suatu makhluk
pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang
dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan
pertanggungan jawab.
14.Karena
kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua
langit, yaitu Yesus Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada
pengakuan iman kita.
Ini
yang ditulis di dalam Wahyu 2 : 12, YESUS tampil dengan pedang yang
tajam dan bermata dua. Sedangkan di dalam Ibrani 4 : 12, 13, disebut
Firman ALLAH Yang lebih tajam dari pedang bermata dua/Firman
pengajaran yang benar.
Kemudian
ay 14, tentang Imam Besar Agung/YESUS sebagai Imam Besar Agung; kalau
digabung =
dimana ada pemberitaan Firman pengajaran yang
benar/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, maka di situ
ada penampilan dari YESUS sebagai Imam Besar Agung Yang memimpin
ibadah dan pelayanan kita. Ini buktinya. Jadi kita tidak dapat
mengatakan: oh, ada hadirat Imam Besar, oh, ada hadirat TUHAN =>
luar biasa!! Sebab buktinya, ada pemberitaan Firman pengajaran yang
benar/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua dan ini
berarti, ada penampilan dari YESUS sebagai Imam Besar Agung Yang
memimpin/mengimami ibadah dan pelayanan kita sehingga ibadah dan
pelayanan kita tidak kering tetapi kita merasakan suasana Takhta
Surga; sebab nanti ada takhta iblis. Takhta TUHAN/Takhta surga atau
tahta iblis? Ini yang harus kita perhatikan.
Buktinya
apa, jika di mana ada pedang, maka di situ ada Imam Besar? Jika tidak
ada pedang, maka tidak akan ada Imam Besar. Kalau ada pedang, maka
disitu ada Imam Besar sehingga kita merasakan takhta surga, sebab ada
juga takhta iblis dan ini yang harus kita perhatikan.
Buktinya:
(di dalam perj. Baru).
- Wahyu
1 : 16,
dan di
Tangan Kanan-Nya, Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya
keluar sebilah pedang yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Dan
Wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
Jadi,
bukti pertama di dalam perjanjian baru yaitu dari Mulut YESUS
sebagai Imam Besar, keluar sebilah pedang tajam bermata dua. Semoga
kita dapat mengerti.
Jadi, Firman yang lebih tajam dari
pedang bermata dua/Firman pengajaran yang benar adalah Firman yang
keluar dari Mulut YESUS = Perkataan YESUS Sendiri =
Firman
yang dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang
lain dalam alkitab
= Wahyu/ilham
dari TUHAN.
Saya
selalu mengatakan, ayat di dalam alkitab itu perkataan YESUS, kalau
Firman berdasarkan ayat = perkataan YESUS yang diterangkan dengan
ayat/perkataan YESUS diterangkan dengan ayat/perkataan YESUS, jadi
seluruh Firman adalah perkataan YESUS.
Di mana letak
kelebihannya jika Firman itu ilham/wahyu/pembukaan Firman/perkataan
YESUS? Dapat menyucikan kita => Yohanes
15 : 3,
Kamu memang
sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Inilah
kelebihannya. Kalau Firman yang kita dengar/pengajaran yang benar
adalah ayat yang satu menerangkan ayat yang lain/wahyu dari TUHAN =
perkataan YESUS sanggup menyucikan kita sampai sempurna =
membersihkan kita sampai kesempurnaan/sampai tidak bercacat
cela.
Lain halnya (mohon maaf) kalau Firman itu diterangkan
dengan lawakan-lawakan, maka ini merupakan kebalikan dan banyak
orang yang merasa senang karena lebih menarik, tetapi justru membuat
kita tidak menjadi sempurna dan kerohanian kita menjadi mati. Mari,
kita membaca di dalam kitab Hakim-hakim supaya kita tidak salah di
saat kita mendengarkan Firman yang mana? Kita sudah datang untuk
beribadah dan ini baik, dihalangi oleh setan, tetapi kita mampu
datang dan ini juga baik. Tetapi mendengarkan Firman yang bagaimana?
Ini penting sebab Firman itu dapat menyucikan atau
tidak?
Hakim-hakim
16 : 23, 25, 27.
23.Sesudah
itu berkumpullah raja-raja kota orang Filistin untuk mengadakan
perayaan korban sembelihan yang besar kepada Dagon, allah mereka,
dan untuk bersukaria; kata mereka: "Telah diserahkan oleh allah
kita kedalam tangan kita Simson musuh kita."
25.
Ketika
hati mereka riang gembira, berkatalah
mereka:
"Panggillah Simson untuk melawak bagi kita." Simson dipanggil
dari penjara, lalu ia melawak di depan mereka, kemudian mereka
menyuruh dia berdiri di antara tiang-tiang.
27.
Adapun
gedung itu penuh dengan laki-laki dan perempuan; segala raja kota
orang Filistin ada di sana, dan di atas sotoh ada kira-kira tiga
ribu orang laki-laki dan perempuan, yang menonton lawak Simson
itu.
ay 23. Mereka beribadah
tidak di dalam bait ALLAH tetapi di kuil Dagon. Inilah orang
Filistin/bangsa kafir.
ay 25. Riang gembira = bersuka ria =
suasana dunia. Simson ini merupakan gambaran dari Roh.Kudus yang
dipaksa untuk melawak dan yang untuk sekarang, YESUS juga dipaksa
untuk melawak. Itu sebabnya kita harus berhati-hati.
ay 27.
Akhirnya gedung itu roboh, sehingga matilah semua orang itu. Tiga
ribu orang Filistin/kafir = kehidupan dari orang berdosa/kafir yang
tidak mengalami penyucian. Jadi kalau pemberitaan Firman itu bukan
pembukaan Firman tetapi lawakan dllnya, ini justru mematikan
kehidupan rohani/tidak menyucikan sehingga tidak dapat menjadi
sempurna
Tiga ribu orang mati yang kalau di dalam tabernakel,
maka tiga ribu itu menunjuk pada ruangan suci
ruangan maha suci. Panjang dari ruangan suci itu dua puluh dan lebar
sepuluh dan tinggi sepuluh; jadi volumenya itu 20 10 10 = 2000.
Jadi dua ribu orang mati = tidak dapat menjadi suci. Ruangan maha
suci, panjang sepuluh, lebar sepuluh dan tinggi sepuluh = seribu =
tidak dapat menjadi sempurna. Jadi tiga ribu = tidak dapat menjadi
suci dan juga tidak dapat menjadi sempurna bahkan mengalami kematian
secara rohani = menuju kematian yang kedua/kebinasaan untuk
selama-lamanya. Semoga kita dapat mengerti.
Jika
pemberitaan Firman itu bukan:
- perkataan
YESUS
- ayat
menerangkan ayat. Tetapi ayat diterangkan dengan lawakan, dengan
pengetahuan, dengan ilustrasi yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya dllnya tetapi seenaknya sendiri, maka Firman
itu tidak dapat menyucikan,
Ada
lagi ayat yang menguatkan yang terdapat di dalam surat Efesus 5 : 3
, 4, ini tentang pemberitaan Firman yang tidak boleh ada kata-kata
jenaka dllnya, apalagi kata-kata dusta. Biasanya orang yang melawak
itu berdusta, seperti, ini bahasa Perancisnya, tetapi yang keluar
bahasa Jawa sehingga semua orang tertawa. Padahal, kita dibawa
kepada kematian rohani = tidak dapat suci dan juga tidak dapat
sempurna dan ini merupakan bahaya yang besar karena =
berzinah.
Efesus
5 : 3, 4,
3.
Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut
saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi
orang-orang kudus
4.
Demikian
juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono - karena
hal- hal ini tidak pantas- tetapi sebaliknya ucapkanlah
syukur.
Terj.
Lama:
3.Tetapi
zinah dan segala perbuatan yang cemar atau tamak, jangan sampai
disebut namanya pun diantara kamu, sebagaimana yang patut bagi orang
suci.
4.Demikian
juga barang yang keji dan percakapan yang sia-sia dan jenaka
yaitu perkara yang tiada berlayak; melainkan lebih baik mengucap
syukur.
Kedua ayat di atas
ini, semoga memberi kekuatan kepada kita. Jadi, kita datang untuk
beribadah, apakah ada kehadiran dari Imam Besar atau tidak? Kalau
ada Imam Besar, berarti ada pedang/pembukaan Firman/ayat yang satu
menerangkan ayat yang lain dan kelebihannya adalah dapat menyucikan
kita sampai sempurna. Bukti pertama yaitu dari mulut YESUS keluar
pedang (perj.baru).
- (di
dalam perj. Lama)
Keluaran
28: 30,
Dan di dalam
tutup dada pernyataan keputusan itu haruslah kautaruh Urim dan
Tumim; haruslah itu di atas jantung Harun, apabila ia masuk
menghadap TUHAN, dan Harun harus tetap membawa keputusan bagi orang
Israel di atas jantungnya, di hadapan TUHAN.
Pakaian
dari Harun itu terdapat
tutup dada,dan juga dada tutup bahu dan
di atas tutup dada ini terdapat Urim dan Tumim. Bukti kalau ada Imam
Besar, maka ada Firman pengajaran yang benar, dan juga ada pedang,
kedua ini tidak dapat dipisahkan. Jadi tidaklah dapat seorang hamba
TUHAN mengatakan 'luar biasa, sebab ada hadirat TUHAN' tetapi
tidak ada pedang Firman dan juga tidak ada pedang, maka ia berdusta.
Dan juga 'ada Roh Kudus' tetapi kalau tidak ada pedang Firman,
maka tidak akan ada Roh.Kudus dan juga tidak ada kasih sebab kasih
berasal dari pedang Firman yang dipraktekkan. Semoga kita dapat
mengerti.
Jadi,
di dalam perjanjian lama, pada tutup dada imam besar terdapat Urim
dan Tumim. Urim dan Tumim ini tidak dijelaskan di dalam alkitab
(mulai dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu), tidak dijelaskan
bagaimana macam dan bentuknya, tetapi dapat dipelajari dari arti
katanya.
Jadi,
tekanannya
pada arti kata yaitu:
Tumim
= pedang/kesempurnaan dan ini berbicara tentang Firman pengajaran
yang benar = Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua =>
Ibrani 4 : 12,
Sebab
firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata
dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh,
sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan
pikiran hati kita.
Urim
= terang dan ini menunjuk Roh. Kudus =>
Ibrani
4 : 13, Dan
tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab
segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang
kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Tidak
ada yang tersembunyi = terang. Inilah Roh Kudus yang menerangi
seperti pelita. Jadi
urim dan
tumim
adalah
Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua/Firman
pengajaran dalam urapan Roh Kudus yang berada di
dada/di atas jantung imam besar. Jantung hati = kasih TUHAN.
Jadi,
kalau kita dapat menerima Firman pengajaran yang benar dalam urapan
Roh Kudus/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua = Urim dan
Tumim yang adalah
kasih TUHAN kepada kita.
Mari
kita bersungguh-sungguh dengan memohon pedang, sebab jika tidak ada
pedang, maka ibadahnya (maaf) di kuil Dagon/takhta iblis. Hanya
lawak-lawak = ibadahnya di kuil Dagon, bukan di bait ALLAH. Hal ini
harus diberitakan dan ini bukan berarti bahwa di tempat ini yang
paling benar/paling hebat => bukan!!
Kita
kembali ke Wahyu 2 : 12, untuk apa YESUS tampil sebagai Imam Besar
dengan pedang? Untuk menghadapi takhta iblis.
Wahyu
2 : 13, Aku
tahu di mana engkau diam yaitu di sana, di tempat takhta
iblis;
engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu
kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia
kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu di mana iblis diam.
Sidang
jemaat Pergamus, berada di takhta iblis dan ini yang perlu ditolong
dan cara menolong dengan memakai pedang; tidak ada cara yang lain.
Jadi YESUS tampil sebagai Imam Besar dengan pedang Firman/Firman yang
lebih tajam dari pedang bermata dua atau Urim dan Tumim:
- untuk
menolong sidang jemaat Pergamus yang berada di dalam suasana takhta
iblis, atau
- untuk
memindahkan sidang jemaat Pergamus dari suasana takhta iblis kepada
suasana Takhta surga/Takhta TUHAN/Takhta Yerusalem.
Tadi
di bagian atas sudah jelas dikatakan, kalau ada pedang, maka akan
ada:
- Takhta
TUHAN
- hadirat
dari Imam Besar Yang duduk di Takhta, di sebelah kanan dari Takhta
ALLAH Bapa/Takhta surga. Semoga kita dapat mengerti.
Apa
yang dimaksud dengan suasana Takhta surga? Wahyu
4 : 6, 8,
6.
Dan di hadapan takhta itu ada
lautan kaca bagaikan kristal; ditengah-tengah takhta itu dan di
sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka
dan di sebelah belakang.
8.
Dan keempat makhluk itu
masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya
penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru
siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah Yang
Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Jadi,
suasana Takhta surga/Takhta TUHAN = kekudusan/kesucian. Itu sebabnya
harus memakai pedang, sebab suasana Takhta surga adalah kesucian,
sebab kalau tidak ada pedang, bagaimana kita dapat bersih/dapat suci?
Kalau tidak ada perkataan YESUS/pedang, maka tidak dapat suci. Harus
memakai pedang untuk memindahkan suasana takhta iblis kepada suasana
Takhta surga.
Jadi,
Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua/Urim dan Tumim,
menyucikan sidang jemaat Pergamus yang untuk sekarang menyucikan kita
semua agar supaya kita bersuasana Takhta surga bahkan satu waktu kita
akan masuk Takhta surga bersanding dengan YESUS.
Proses
pekerjaan dari Urim dan Tumim/pedang Firman untuk menyucikan kita:
- 1
Samuel 14 : 40 - 45,
40.
Kemudian
berkatalah ia kepada seluruh orang Israel: "Kamu berdiri di
sebelah yang satu dan aku serta anakku Yonatan akan berdiri di
sebelah yang lain." Lalu jawab rakyat kepada Saul: "Perbuatlah
apa yang kaupandang baik."
41.
Lalu
berkatalah Saul: "Ya TUHAN, Allah Israel, mengapa Engkau tidak
menjawab hamba-Mu pada hari ini? Jika kesalahan itu ada padaku atau
pada anakku Yonatan, ya TUHAN, Allah Israel, tunjukkanlah kiranya
Urim; tetapi jika kesalahan itu ada pada umat-Mu Israel,
tunjukkanlah Tumim. Lalu didapati Yonatan dan Saul, tetapi rakyat
itu terluput.
42.
Kata
Saul: "Buanglah undi antara aku dan anakku Yonatan." Lalu
didapati Yonatan.
43.
Kata
Saul kepada Yonatan: "Beritahukanlah kepadaku apa yang telah
kauperbuat." Lalu Yonatan memberitahukan kepadanya, katanya:
"Memang, aku telah merasai sedikit madu dengan ujung tongkat yang
ada di tanganku. Aku bersedia untuk mati."
44.
Kata
Saul: "Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih lagi
dari pada itu. Sesungguhnya, Yonatan, engkau harus mati."
45.Tetapi
rakyat berkata kepada Saul: "Masakan Yonatan harus mati, dia yang
telah mendapat kemenangan yang besar ini di Israel? Jauhlah yang
demikian! Demi TUHAN yang hidup, sehelai rambut pun dari kepalanya
takkan jatuh ke bumi! Sebab dengan pertolongan Allah juga
dilakukannya hal itu pada hari ini." Demikianlah rakyat
membebaskan Yonatan, sehingga ia tidak harus mati.
ay
41, antara Saul atau Yonatan = secara pribadi.
ay 43, aku
telah merasai sedikit madu dengan ujung tongkat yang ada di
tanganku. Padahal mulai ay 24, mereka sudah
berjanji 'tidak akan makan apa-apa saat berperang sebelum menang'.
Tetapi di tengah peperangan, Yonatan mencicipi sedikit madu dengan
ujung tongkatnya.
Jadi Urim dan Tumim sanggup
untuk menyatakan dosa-dosa sampai dosa yang terkecil/yang dianggap
tidak berarti di dalam pribadi kita, di dalam nikah rumah tangga
kita, semuanya itu dianggap
biasa. Misalnya minum kopi berdua dengan teman se kantor dan hal itu
di anggap biasa; inilah dosa-dosa terkecil dan dianggap tidak
berarti. Itu sebabnya kita harus berhati-hati. Untungnya bagi kita
sebab kita memiliki Urim dan Tumim/ada pedang Firman yang sanggup
mengungkapkan dari dosa-dosa yang terkecil yang dianggap tak
berarti.
Contohnya, Yonatan hanya mencicipi madu dengan ujung
tongkatnya/sedikit/kecil. Kalau Urim dan Tumim bekerja, maka Yonatan
mengaku. Inilah kekuatan Urim dan Tumim/kekuatan pedang Firman yang
menunjuk dosa sampai dosa yang terkecil dan mendorong kita untuk
mengaku.
1
Yohanes 1 : 7, 9,
7.
Tetapi
jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam
terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan
darah Yesus , Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala
dosa.
9.
Jika
kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia
akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan.
Jadi, jika Urim dan
Tumim/pedang Firman bekerja di tengah sidang jemaat, maka akan
mendorong sidang jemaat secara pribadi untuk mengaku dosa =>
kepada TUHAN dan kepada sesama = 'salib' dengan sungguh-sungguh
dan tanggung jawab => (jangan menyalah-nyalahkan orang), maka
Darah YESUS akan aktif di dalam dua hal (ay 9):
- akan
mengampuni/menutupi segala dosa kita sampai tidak berbekas lagi =
seperti kita tidak pernah berbuat dosa
- menyucikan
= mencabut akar-akar dosa sehingga kita tidak berbuat dosa lagi dan
kita dapat hidup di dalam kebenaran/kesucian = tidak mengulang dosa
lagi = berbuat dosa lagi
Inilah
Urim dan Tumim bekerja di antara sidang jemaat sampai pada
masing-masing pribadi kita ditunjuk sampai pada dosa yang terkecil
yang tidak dianggap/yang seringkali diremehkan ; dosa kecil-kecil
itu merupakan sandungan-sandungan sehingga kita dapat tergelincir.
Ini yang dibersihkan oleh TUHAN lewat pedang Firman; itu sebabnya
setelah kita sadar, kita harus mengaku sehingga semua dosa itu
ditutupi/diampuni seperti kita tidak pernah berbuat dosa dan juga
akar-akar dosa dicabut sehingga kita tidak melakukan dosa
lagi/hidup benar/hidup suci.
Hasilnya:
sehelai rambut-pun tidak akan jatuh.
Demi TUHAN yang hidup, sehelai
rambut pun dari kepalanya takkan jatuh ke bumi! (1
Samuel 14 : 45 bagian akhir).
Sehelai rambut dari kepalanya
tidak akan jatuh ke bumi, artinya (dulu untuk Yonatan, tetapi
sekarang untuk kita semua) kita mengalami:
- kuasa
pemeliharaan dan perlindungan TUHAN di tengah kemustahilan.
Seharusnya Yonatan itu sudah harus mati karena ia sudah berbuat
dosa sebab upah dosa adalah maut; tetapi kalau masih ada
pengakuan/pekerjaan dari Urim dan Tumim/masih ada pedang Firman,
inilah merupakan keuntungan kita.
- kuasa
pembebasan dari hukuman = kita dibebaskan dari hukuman TUHAN = kita
selamat bahkan kita mendapatkan hidup yang kekal. Semoga kita dapat
mengerti. Ini yang pertama dari proses pekerjaan Urim dan
Tumim/pedang Firman.
- Nehemia
7 : 64, 65,
64.
Mereka
itu menyelidiki apakah nama mereka tercatat dalam silsilah, tetapi
karena itu tidak didapati, maka mereka dinyatakan tidak tahir untuk
jabatan imam
65.
Dan
tentang mereka diputuskan oleh kepala daerah, bahwa mereka tidak
boleh makan dari persembahan maha kudus, sampai ada seorang imam
bertindak dengan memegang Urim dan Tumim.
ay
64, jabatan imam = untuk ibadah pelayanan/tahbisan. Tidak tahir =
ada dosa cacat cela.
Jadi, Urim dan Tumim menyucikan
tahbisan imam-imam/ibadah pelayanan dari imam-imam sehingga ibadah
pelayanannya berkenan kepada TUHAN.
Tidak semua pelayanan diterima oleh
TUHAN dan ini dimulai dari kitab Kejadian yaitu Kain dan Habel
melayani tetapi lima puluh persen; pelayanan Kain ditolak dan
pelayanan Habel diterima. Itu sebabnya kita harus
berhati-hati.
Bagi yang belum melayani, berdoa, sehingga
dapat beribadah dan melayani TUHAN dan bagi yang sudah melayani
harus waspada dan mohon supaya Urim dan Tumim bekerja sehingga
ibadah dan pelayanan kita berkenan kepada TUHAN. Di dalam injil
Matius 7 : 21 - 23 merupakan penyakit "merasa"
dipakai => kami sudah bernubuat, kami sudah mengusir setan, kami
sudah mengadakan mukjizat. Orang lain setuju dengan mengatakan luar
biasa, tetapi TUHAN mengatakan 'enyahlah' sebab tidak
berkenan/tidak sesuai dengan Firman pengajaran yang benar dan tidak
ada Urim dan Tumim. Ini bagaikan berada di takhta iblis. Iblis juga
dapat membuat mukjizat atau membuat apa-pun. Itu sebabnya kita harus
waspada.
2
Timotius 2 : 20 - 24,
(surat Timotius ini, merupakan pasal
tentang tahbisan)
20.
Dalam
rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak,
melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk
maksud mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.
21.
Jika
seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi
perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang
layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan
yang mulia.
22.
Sebab
itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih
dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan
dengan hati yang murni.
23.
Hindarilah
soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu
bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
24.
sedangkan seorang hamba
Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua . Ia
harus cakap mengajar, sabar
ay
20, emas dan perak, kalau di dalam surat Korintus disebut permata;
sedangkan kayu dan tanah disebut rumput.
ay 21, ada dua macam
pelayan TUHAN yaitu:
- seperti
kayu, tanah (dalam Korintus disebut dengan rumput) = hamba TUHAN
yang hanya menonjolkan/menggembar-gemborkan perkara-perkara yang
jasmani = beribadah melayani TUHAN, tetapi hanya mengejar
perkara-perkara yang jasmani. Kayu, tanah dan rumput sangat banyak,
tetapi tidak tahan uji dan pasti akan terbakar oleh api
pencobaan-pencobaan dan oleh panah api dari si jahat sampai
terbakar oleh api dari antikrist. Kalau saat ini kita hanya
mengejar hal-hal yang jasmani, pasti kita akan menyembah antikrist
- seperti
emas, perak + permata = hamba TUHAN yang mengutamakan
penyucian/mengutamakan Firman pengajaran yang benar/pedang Firman =
mengutamakan hal-hal yang rohani dan berani mengorbankan
perkara-perkara yang jasmani. Kelihatannya kecil, contoh: Kita
memiliki uang lima ratus ribu rupiah, kemudian kita membeli rumput
dan membeli emas; kalau kita membeli rumput, akan mendapatkan
banyak sekali, mungkin kita mendapatkan satu kandang => banyak
sekali oom, luar biasa. Tetapi kalau kita membeli emas, kita
mendapatkan belum sampai satu gram => mau dipakai di mana? Untuk
dibuatkan satu cincin saja tidak bisa = tidak kelihatan. Nanti akan
terjadi seperti itu. Hebat!!!! Padahal itu rumput dan satu waktu
akan terbakar; tetapi wah kecil, kasihan ya, padahal itu adalah
emas yang jika dibakar, akan bertambah murni. Ini nanti pelayan
TUHAN yang akan dibedakan sebab Urim dan Tumim bekerja di dalam
tahbisan.
Jika
seorang hamba TUHAN yang selalu menggembar gemborkan perkara-
perkara yang jasmani/mengejar perkara-perkara yang jasmani => ia
mendapatkan dan kelihatan hebat, tetapi tidak tahan uji sehingga
akan terbakar oleh:
- api
pencobaan
- panah
api sijahat/oleh dosa-dosa dan
- antikris.
Sehingga akan menuju kepada kebinasaan.
Tetapi
kalau emas, kelihatan kecil/sedikit, tetapi ia tahan uji. Jadi, Urim
dan Tumim, akan menampilkan kita menjadi seperti emas dan perak.
Semoga kita dapat mengerti.
arti dari emas dan perak itu?
2
Timotius 2 : 22 - 25.
22
. Sebab
itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih
dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan
dengan hati yang murni.
23.
Hindarilah
soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu
bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
24.
sedangkan seorang hamba
Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua . Ia
harus cakap mengajar, sabar
25.
dan
dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab
mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan
memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,
Jadi,
sekali lagi, Urim dan Tumim, menampilkan hamba TUHAN/pelayan TUHAN
seperti emas dan perak yaitu menampilkan hamba TUHAN/pelayan TUHAN
yang *mengalami
penyucian dari nafsu orang muda.
Apa
yang dimaksud dengan nafsu orang muda? Yaitu
daging dengan segala keinginan dan hawa
nafsunya yang menjurus kepada kenajisan
yaitu:
- dosa
makan minum => merokok, mabuk, narkoba dan juga
- dosa
kawin mengawinkan => dosa sex dllnya. Ini semuanya tidak dapat
dibendung, kecuali dengan pedang Firman
Mari
kita mohon sekarang ini, agar supaya Urim dan Tumim memeriksa kita
terlebih memeriksa saya sebagai seorang gembala dalam pelayanan agar
supaya jangan menjadi seperti rumput yang terbakar tetapi menjadi
emas dan perak/disucikan dari nafsu orang muda.
Kemudian
tidak boleh **bertengkar
yang menunjuk pada kebenaran
diri sendiri. Pertengkaran
itu terjadi karena kebenaran diri sendiri; mari, kita juga di dalam
rumah tangga atau sesama hamba TUHAN jika kita bertengkar, maka
penyebabnya adalah kebenaran diri sendiri.
Kebenaran
diri sendiri adalah:
- kebenaran
di luar Firman pengajaran yang benar/di luar alkitab, ini yang
menjadi sumber pertengkaran/perselisihan. Jika perselisihan itu mau
diselesaikan, maka harus kembali ke alkitab, sebab jika tidak
kembali ke alkitab, maka perselisihan itu tidak akan pernah
selesai.
- menutupi
dosa dengan cara menyalahkan orang lain bahkan sampai menyalahkan
TUHAN/menyalahkan pengajaran yang benar. Semoga kita dapat
mengerti.
Lewat pekerjaan Urim dan Tumim/pedang Firman, kita
disucikan dari kebenaran diri sendiri ini sehingga kita dapat:
- saling
mengaku => yang salah, mengaku
- saling
mengampuni => yang benar, mengampuni
- saling
membantu satu dengan yang lain
Di
dalam rumah tangga, antara suami dan istri jika Urim dan Tumim
bekerja, maka antara suami dan istri harus saling mengaku, saling
mengampuni dan juga saling membantu, maka rumah tangga itu akan
senang dan berbahagia. Dulu waktu kita hendak menikah, maka dasar
dari nikah itu adalah kasih.
Manusia daging, tidak memiliki kasih, yang ada hanyalah hawa nafsu,
emosi, ambisi => inilah manusia daging, siapa-pun dia, sampai
seorang pendeta-pun, tidak memiliki kasih.
Darimana kasih
itu? dari kayu salib => kita menerima kasih ALLAH itu dari kayu
salib.
Apa buktinya kalau ada kasih
ALLAH? YESUS disalib hanya untuk mengakui
dosa-dosa kita, Dia Yang menanggung dan juga mengampuni =>
inilah kasih.
- ada
juga yang menutupi dosa dengan cara berpura-pura berbuat baik
dengan mengasih-ngasih/menberi-beri = pura-pura berbuat baik.
Seperti yang saya katakan => ada orang yang mencuri tikar
sepuluh buah, ia hanya mengambil dua buah yang delapan ia berikan
kepada rumah ibadah. Baik tetapi salah = kebenaran sendiri,
sehingga tidak berkenan di hadapan TUHAN; yang berkenan kepada
TUHAN adalah perbuatan benar dan baik. Biarlah kita disucikan
dengan sungguh-sungguh oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Hasilnya:
1
Timotius 2 : 22,
Sebab itu
jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan
damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan
hati yang murni.
Kita
melayani dengan: Keadilan =
kejujuran/kebenaran =
- tidak
memihak kepada sesuatu tetapi memihak TUHAN/memihak pengajaran yang
benar. Kita baru dapat adil jika kita
memihak TUHAN. Jika kita mendapatkan masalah, cocokan dengan
pengajaran yang benar, jika cocok dengan pengajaran yang benar =
memihak TUHAN dan ini yang benar sebab kita dapat berbuat adil.
Kalau menuruti pertimbangan kita, maka kita dapat menjadi tidak
adil. Contoh: di
pihak sini adalah adik kita, sedangkan di pihak lain musuh kita,
paling sedikit perasaan kita sudah dipengaruhi dan kita dapat
menjadi tidak adil. Seperti waktu bangsa Israel menyembah berhala,
Musa mengatakan 'siapa yang memihak TUHAN' (bukan memihak Musa)
dan Lewi yang menyandang pedang diperintahkan untuk membunuh, tidak
pandang siapa orangnya sekali-pun itu orang tua kita atau adik
kita. Kalau tidak memihak manusia, maka pasti kita akan adil dan
juga jujur di dalam segala hal. Semoga kita dapat mengerti.
- kemudian
keadilan/kejujuran =kesetiaan.
Kita melayani dengan kesetiaan, sebab kalau tidak setia = kalah
sehingga binasa;
- kemudian
dengan kasih dan
- damai.
Inilah pelayanan emas dan perak, mari!! Pelayanan kita dengan
keadilan/kebenaran/kejujuran terutama dalam pelajaran yang benar.
Jika kita melayani seperti emas dan perak, maka kita betul-betul
dapat tahan dan tidak akan gugur di tengah jalan sampai menyambut
TUHAN YESUS datang kembali.
Maleakhi
3 : 1 - 3,
1.Lihat,
Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku!
Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya!
Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia
datang, firmn TUHAN semesta alam.
2.
Siapakah
yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat
berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang
pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
3.
Ia akan
duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia
mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti
perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban
yang benar kepada TUHAN.
Inilah
hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang tampil seperti emas dan perak
= melayani dengan:
- kesucian
- keadilan
- kejujuran
- kesetiaan
- kasih
dan
- damai
Mereka
ini yang tahan dan dapat menyambut kedatangan YESUS Yang kedua kali
di awan-awan yang permai. Tetapi kalau:
Semua
ini hanya menunjuk pada hawa nafsu daging/perkara-perkara jasmani,
maka tidak akan tahan menghadapi:
- pencobaan
sebab dapat menyangkal TUHAN
- panah
api sijahat berupa dosa-dosa
- ankrist
sehingga akan menyembah antikrist dan akan binasa. Semoga kita
dapat mengerti.
Inilah
penyucian:
- sidang
jemaat disucikan dari dosa-dosa sampai dosa yang sekecil-kecilnya
oleh Urim dan Tumim. Seperti Yonatan yang hanya mencicipi madu
dengan ujung tongkatnya, akhirnya ketahuan; itu sebabnya biarlah
kita disucikan sampai sehelai rambut-pun tidak akan jatuh.
Sekali-pun hidup kita ini kecil seperti sehelai rambut yang tidak
berarti apa-apa, tetapi kalau kita mau disucikan sampai dengan dosa
yang kecil-kecil, maka TUHAN Yang akan membela kita => sehelai
rambut tidak akan jatuh.
- tahbisan
disucikan oleh Urim dan Tumim supaya tahbisan kita berkenan. Kain
dan Habel => lima puluh persen. Seperti di dalam injil Matius 7,
'Aku akan berterus terang, banyak orang yang berkata => aku
bernubuat, aku mengusir setan tetapi itu adalah tahta iblis
sehingga TUHAN berkata =>'enyahlah'!!!
- Kisah
rasul 5 : 1 - 3, 7 - 9,
1.
Ada
seorang lain yang bernama Ananias, ia beserta istrinya Safira
menjual sebidang tanah.
2.
Dengan
setahu istrinya, ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan
sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
3.
Tetapi
Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Ibils, sehingga
engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan
tanah itu?
7.
Kira-kira
tiga jam kemudian masuklah istri Anannias, tetapi ia tidak tahu apa
yang telah terjadi.
8.
Kata
Petrus kepadanya:"Katakanlah kepadaku , dengan harga sekiankah
tanah itu kamu jual?" Jawab perempuan itu: "Betul sekian."
9.
Kata
Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?
Lihatlah, orang-orang yang yang baru mengubur suamimu berdiri di
depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga keluar."
ay
3, Mendustai Roh. Kudus = mendustai Urim dan Tumim
ay 9, sepakat
= sehati. Hati-hati, sebagai suami dan istri/dua orang sehati yang
benar, maka doa mereka dijawab oleh TUHAN (di dalam injil Matius 18)
sehingga menjadi rumah doa. Tetapi kalau sehatinya tidak benar, maka
akan menjadi sarang penyamun sehingga betul-betul hancur. Jadi, Urim
dan Tumim menyucikan
hati kita terutama dari ikatan akan uang/ikatan terakhir.
1 Timotius 6
: 9, 10,
9.
Tetapi
mereka yang ingin kaya, terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat
dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan,
yang menenggelamkan manusia ke dalam reruntuhan dan kebinasaan.
10.
Karena
akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah
beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka.
Karena
cinta akan uang, sehingga tidak ada lagi cinta akan TUHAN. Urim dan
Tumim menyucikan hati kita terutama terhadap ikatan akan uang/cinta
akan uang sehingga membuat kita tidak mengasihi TUHAN = tidak ada
lagi kasih TUHAN di dalam hati. Semoga kita dapat mengerti.
Praktek
dari ikatan akan uang/cinta akan uang adalah:
- meninggalkan
ibadah pelayanan hanya untuk mencari uang atau sebaliknya
- beribadah
hanya untuk mencari uang/mencari berkat jasmani, seringkali kita
banyak yang salah dan saya selalu katakan => sayang sekali kalau
rumah TUHAN dijadikan gua, dijadikan gunung tempat untuk mencari
kekayaan.
- memburu
uang = mencari uang dengan cara yang tidak halal sampai menyimpang
dari iman/sampai tidak benar. Mencari uang dengan cara yang tidak
halal = menghalalkan segala cara = memburu uang. Menyimpang dari
iman = menyimpang dari kebenaran. Ini sama dengan Anannias dan
Safira. Itu sebabnya, mari!! saling menasihati kalau sudah ada
gejala-gejala tentang keuangan yang tidak baik, supaya menjadi
benar, dan
- kikir
dan serakah = menyembah uang. Kikir = tidak dapat memberi dan
serakah = merampas hak orang lain yaitu
- Hak
dari TUHAN yaitu persepuluhan dan persembahan khusus, kita harus
berhati-hati dan ini dimulai dari saya.
- hak
orang lain yang mungkin berhutang, tetapi tidak membayar kembali
dlsbnya, bagi rekan bisnis, kita jangan menipu/korupsi. Kalau kita
masih kesulitan untuk membayar, maka harus ada itikad baik dengan
mendatangi serta memohon maaf karena belum dapat membayar. Jangan
saat kita ditagih, kita mengamuk => ini tidak benar!!
- dan
juga hak orang lain yang membutuhkan =>
- 'ketika
Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan'. Ini berarti
mencuri/merampas. TUHAN memberkati kita, ada hak orang lain yang
membutuhkan, tetapi kita tidak memberi
- 'ketika
Aku dipenjara, kamu tidak mengunjungi.
Inilah
penyucian hati terhadap ikatan akan uang/cinta akan uang dengan
praktek-prakteknya yang akan menenggelamkan kita seperti
Babel/menenggelamkan kita pada dosa Babel sampai menenggelamkan kita
pada lautan api dan belerang. Tenggelam ke dalam dosa Babel, sebab
Babel itu seperti satu batu yang dilempar ke dalam laut/tenggelam
dan tidak muncul-muncul lagi. Itu sebabnya, biarlah Urim dan Tumim
menyucikan hati kita dari keinginan akan uang = keinginan
jahat/cinta akan uang.
Kisah
rasul 20 : 33 - 35,
33.
Perak
atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun
juga
34.
Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja
untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan
seperjalananku
35.
Dalam segala sesuatu
telah kuberikan contoh
kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu
orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus,
sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia ember
dari pada menerima.
Inilah
bukti kalau kita mengalami pekerjaan Urim dan Tumim/pedang Firman
sehingga kita terlepas dari keinginan akan uang = terlepas dari
cinta akan uang = lebih berbahagia memberi
daripada menerima. Tidak mengapa kita
menerima pemberian dari orang, tetapi kalau kita sudah terlepas dari
keinginan akan uang maka kita akan merasa lebih berbahagia ember
daripada menerima terutama jika kita memberi dengan tanda
darah seperti
YESUS Yang memberikan seluruh hidupNya dengan tanda Darah di atas
kayu salib.
Apa artinya memberi dengan
tanda darah? Artinya: sekali-pun kita
membutuhkan, tetapi kita harus memberi kepada sesama yang
membutuhkan => inilah pemberian dengan tanda darah. Ini lebih
berbahagia memberi daripada menerima. Jika kita terus disucikan,
maka kita dapat memberikan/menyerahkan seluruh hidup kita kepada
TUHAN = penyerahan mempelai. Semoga kita dapat mengerti.
Urim
dan Tumim itu berada di atas jantung Harun imam besar; jadi, posisi
dari seorang hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang mau disucikan oleh Urim
dan Tumim adalah
bersandar di Dada YESUS sebagai Imam Besar,
seperti yang dialami oleh rasul Yohanes yang bersandar di Dada YESUS
terutama di saat-saat pemberitaan Firman dan perjamuan suci =
penyucian secara dobel merupakan kesempatan untuk bersandar di Dada
TUHAN.
Yohanes
13 : 23, 26, 27,
23.
Seorang di antara murid
Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di
sebelah kanan-Nya.
26.
Jawab Yesus: "Dialah itu,
yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya."
Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan
memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.
27.
Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus
berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan
segera."
Di
dalam ibadah pendalaman alkitab yang disertai dengan perjamuan suci =
ada Firman pengajaran yang benar dan Korban Kristus/penyucian oleh
Urim dan Tumim ada dua kemungkinan yaitu
- kemungkinan
yang negatif terdapat di dalam ay 26 dan 27. Yaitu seperti
Yudas yang tetap mempertahankan dosa keinginan akan uang
= berada di takhta iblis.
Di atas disebutkan ada tiga penyucian dari:
- dosa
kecil-kecil
- dosa
hawa nafsu orang muda
- dosa
dalam tahbisan dan
- dosa
di dalam hati
jika
di dalam hati yaitu keinginan akan uang dipertahankan, maka dosa
nomor satu dan dua, pasti ada. Yudas mempertahankan dosa keinginan
akan uang/cinta akan uang sehingga ia betul-betul kerasukkan setan =
berada di takhta setan untuk dibinasakan selama-lamanya.
- Yohanes
yang mau disucikan oleh Urim dan Tumim sampai di kedalaman hatinya,
maka Yohanes mengasihi TUHAN = bersandar di
Dada TUHAN = berada
di dalam pelukan/gendongan Tangan kasih TUHAN
sehingga ia mengasihi TUHAN lebih dari semuanya. Taat
dengar-dengaran kepada TUHAN apapun risikonya = sampai daging tidak
bersuara. Bersandar ke Dada TUHAN = terserah Engkau TUHAN. Semoga
kita dapat mengerti.
Ini
memang berat, tetapi biarlah kita mohon kepada TUHAN sampai kita
dapat bersandar dan dipeluk oleh TUHAN = tidak terpisahkan lagi.
Banyak yang akan merebut kita dari Tangan KASIH TUHAN seperti Yudas
yang ingin akan uang, dosa-dosa kecil mau merebut kita supaya berada
di takhta iblis. Kalau berada di Dada TUHAN = berada di Takhta TUHAN.
Di
dalam tabernakel, dada/jantung hati adalah tabut perjanjian = Takhta
TUHAN; dan ini yang mau direbut seperti Yudas yang direbut sehingga
ia kerasukkan setan = ia berada di takhta setan dan binasa untuk
selama-lamanya. Sekarang ini terjadi tarik menarik seperti mayat Musa
yang diperebutkan. Kita dapat membayangkan, mayat saja diperebutkan,
apalagi semasa hidup?
Itu
sebabnya kita semua termasuk saya juga harus waspada, kita saling
mendoakan supaya Urim dan Tumim betul-betul bekerja di dalam kita
sekarang ini, yang mungkin sudah berada di takhta iblis seperti
Yudas, selesaikan sekarang ini biar kita memiliki keyakinan bahwa
kita berada di Dada TUHAN, berada di Takhta TUHAN bukan berada di
takhta iblis.
TUHAN
Yang tampil dan IA tidak rela jika sidang jemaat/bangsa kafir ini
berada di takhta iblis dan binasa. Itu sebabnya IA tampil dengan
pedang Urim dan Tumim.
Yesaya
46 : 3, 4,
3.
" Dengarkanlah Aku, hai
kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari
keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan,
hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim.
4.
Sampai masa tuamu Aku tetap
Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku
menggendong
kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau
memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
Sampai
masa putih rambutmu, Aku menggendong kamu = berada di dalam pelukan
Tangan kasih TUHAN = berada di Takhta TUHAN. Puji TUHAN, syukur
kepada TUHAN, kita berada di dalam gendongan Tangan TUHAN = bersandar
di Dada TUHAN.
Hasilnya:
- Aku
mau menanggung kamu terus = TUHAN bertanggung jawab untuk memelihara
kita =
- Tangan
kasih TUHAN sanggup memelihara kita di tengah kesulitan/ditengah
ketidak berdayaan kita.
Yang penting kita dipeluk oleh TUHAN
seperti bayi yang berada di dalam pelukanNya.
Mana yang kita mau pilih? Mau dicopot
oleh setan dari sandaran? Kita yang bekerja, jika kita tidak mau
bersandar, maka kita tidak akan kuat, apalagi hanya seperti bayi
yang hanya dapat menangis. Itu sebabnya, biarlah kita yang
bersandar dan Tangan kasih TUHAN Yang bekerja.
- Tangan
kasih TUHAN juga sanggup memelihara kita untuk masa depan kita yang
berhasil dan indah pada waktu-Nya.
Seperti bayi yang dipelihara sampai
menjadi besar. Inilah TUHAN Yang bertanggung jawab atas hidup
kita.
- Aku
mau memikul kamu =
- Tangan
kasih TUHAN menanggung segala letih lesu/beban berat sehingga kita
betul-betul merasa damai sejahtera
=
enak dan
ringan.
Kita merasa tenang sebab bersandar
di Dada TUHAN; kalau sudah merasa tenang dan damai, maka kita akan
merasakan enak dan ringan.
- Dan
kasih TUHAN sanggup menyelesaikan semua masalah sampai yang
mustahil tepat pada waktu-Nya.Itu
sebabnya kita jangan memikul masalah sendiri sebab kita dapat
menjadi stress; serahkan semuanya kepada TUHAN sebab sudah IA pikul
semuanya di atas kayu salib dan duri-duri sudah tertancap di atas
KepalaNya sehingga kita tidak perlu merasa stress lagi. Sekali
lagi, pertolongan TUHAN itu tidak pernah terlambat seperti Lazarus
yang sudah mati selama empat hari dan bagi manusia itu berarti
sudah sangat terlambat, tetapi bagi TUHAN tidak ada yang terlambat
asal kita bersandar.
- Menjunjung
(ay 3) supaya kita tidak jatuh. Tangan
kasih TUHAN memegang kita supaya kita tidak jatuh.
Inilah penggembalaan yang dobel sebab ada
Tangan dari Gembala Agung/Imam Besar = kita bersandar di Dada Imam
Besar/ada Tangan dari atas yang menarik kita dan gembala manusia
dari bawah sehingga kita betul-betul aman dan tidak akan jatuh.
- Menyelamatkan
= menyucikan dan
mengubahkan sampai kita menjadi sempurna seperti Dia.
Inilah berada di dalam gendongan
TUHAN dan kita mendapatkan semuanya.
Mari!
Sekali-pun sekarang ini kita bagaikan berada di takhta iblis sebab
berada:
- dalam
dosa
- dalam
kegagalan
Mari!!!
Ada pedang/ada Urim dan Tumim = Imam Besar ada di tengah kita Yang
mau menyucikan kita dari
- dosa
kecil-kecil, sehelai rambut berharga di hadapan TUHAN
- tahbisan,
mari disucikan, kemudian
- hati
disucikan sehingga kita hanya mengasihi TUHAN lebih dari semuanya
- taat
dengar-dengaran = menyerah sepenuhnya
- kita
berada di Dada TUHAN/kita digendong oleh TUHAN
- kita
disucikan dan diubahkan sampai kita menjadi sempurna.
Jika
YESUS datang kembali kedua kalinya,
- kita
menjadi sempurna dan
- terangkat
di awan-awan yang permai dan kita
- masuk
perjamuan kawin Anak Domba sesudah itu masuk
- kerajaan
seribu tahun/Firdaus, sesudah itu kita masuk
- takhta
kerajaan surga
Di
atas tadi ada istilah 'sampai masa putih rambutmu' secara jasmani
berarti sampai menjadi tua di dunia, tetapi istilah rohaninya adalah
'sampai bertemu dengan Yang putih rambutNya di Takhta surga'.
Daniel
7 : 9, Sementara
aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang
Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih
seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari
api yang berkobar-kobar;
Sekarang
kita bersuasanakan Takhta surga/jangan takhta setan sampai satu waktu
kita akan bertemu dengan Yang Lanjut Usia dan Yang putih rambut-Nya.
Kita duduk bersanding dengan Dia di Takhta surga
selama-lamanya.
TUHAN memberkati.1