Kita
masih membaca di dalam kitab Wahyu 2: 9-10
Wahyu
2: 9, 10,
9.
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya --
dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
10.
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya
Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara
supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh
hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan
kepadamu mahkota kehidupan.
Inilah
keadaan sidang jemaat di Smirna (gambaran sidang jemaat bangsa kafir
atau sidang jemaat akhir zaman), yaitu dalam kemiskinan, kesusahan
secara jasmani, difitnah dan lain sebagainya, tetapi kaya secara
rohani. Pada ay 10, mereka mengalami puncak penderitaan yaitu dalam
suasana penjara (iblis memasukkan dalam suasana penjara), dicobai,
dan mengalami kesusahan selama sepuluh hari. Dalam ibadah kemarin
sudah dibahas tentang kesusahan selama sepuluh hari, dialami juga
oleh Daniel (agar dapat hidup suci dan menerima hikmat dari TUHAN),
juga dialami oleh Ribka (agar dapat tergembala dan menjadi mempelai
wanita atau isteri dari Ishak).
Selanjutnya
kita masih membahas sidang jemaat Smirna yang masuk dalam penjara,
dicobai dan beroleh kesusahan selama sepuluh hari, artinya
penderitaan daging (sengsara daging) bersama dengan YESUS agar dapat
menerima kasih ALLAH. Angka sepuluh mengingatkan pada dua loh batu
(sepuluh hukum ALLAH = kasih ALLAH).
Kasih
ALLAH itu penting! Sebab di akhir zaman justru kasih menjadi dingin.
Matius
24: 12, Dan
karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang
akan menjadi dingin.
Perikopnya:
khotbah tentang akhir zaman
Kalau
kasih menjadi dingin, maka kedurhakaan bertambah. Kita sangat
membutuhkan kasih ALLAH, sebab di akhir zaman akan terjadi krisis
kasih (krisis terbesar; kasih menjadi dingin, beku seperti es, keras
hati) dan api kedurhakaan semakin meningkat, sehingga mengakibatkan
penghukuman TUHAN jatuh atas dunia akhir zaman. TUHAN ijinkan
menderita dalam penjara, mengalami kesusahan sepuluh hari, bukan
untuk hancur, tetapi supaya dapat menerima kasih ALLAH. Hal ini sudah
dinubuatkan dalam kitab Keluaran 9, salah satu hukuman TUHAN atas
Mesir (waktu bangsa Israel akan keluar dari Mesir), yaitu hujan es
dan api yang menyambar-nyambar.
Keluaran
9: 23,24,
23.
Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke langit, maka TUHAN mengadakan
guruh dan hujan es, dan apipun menyambar ke bumi, dan TUHAN
menurunkan hujan es meliputi tanah Mesir.
24.
Dan turunlah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di
tengah-tengah hujan es itu, terlalu dahsyat, seperti yang belum
pernah terjadi di seluruh negeri orang Mesir, sejak mereka menjadi
suatu bangsa.
Ini
tulah ketujuh. Saat bangsa Israel hendak keluar dari Mesir, maka
terjadi tulah (hukuman) hujan es dan api yang menyambar-nyambar.
Nanti di akhir zaman akan terjadi lagi (sudah dinubuatkan). Kita
bandingkan dengan Wahyu 16:17, 21
Wahyu
16: 17, 21,
17.
Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari
dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu,
katanya: "Sudah terlaksana."
21.
Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa
manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu,
sebab malapetaka itu sangat dahsyat.
Ay
17 => '
malaikat yang ketujuh' => hukuman ke tujuh.
Ay
21 => '
hujan es besar, seberat seratus pon' =>
seratus pon = lima puluh kilogram.
Pada
akhir jaman saat gereja TUHAN hendak keluar dari bumi untuk bertemu
TUHAN di awan-awan yang permai, akan terjadi hujan es yang dahsyat
(lima puluh kilogram), juga disertai dengan api (dulu bangsa Israel
mau keluar dari Mesir terjadi hujan es bercampur api yang
menyambar-nyambar). Hukuman ke tujuh dalam Wahyu ini, berupa hujan
es. Nanti juga ditambah dengan api yang menyambar dari langit (2
Petrus 3:10).
Jadi
ini sama persis, dulu ketika bangsa Israel hendak keluar dari Mesir,
Mesir menghadapi hukuman hujan es dan api yang menyambar. Nanti
gereja TUHAN pada akhir jaman akan keluar dari dunia untuk bertemu
dengan TUHAN dengan terangkat keawan-awan yang permai, maka dunia
akan menghadapi hukuman hujan es ditambah dengan api yang menyambar.
2
Petrus 3: 10,
Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit
akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan
hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan
hilang lenyap.
Ay
10 => '
unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api'
=> juga ada nyala api
Jadi
ini sama; sudah dinubuatkan di dalam kitab Keluaran. Semoga kita
dapat mengerti.
Biarlah
sekarang ini kita harus memelihara kasih ALLAH dalam kehidupan kita
(rela menderita selama sepuluh hari), supaya kita tidak ditimpa oleh
hujan es dan nyala api dari langit = kita selamat. Jangan sampai
dingin dan jangan sampai durhaka! Sebab nanti akan banyak terjadi
kedurhakaan; baik dalam nikah, ibadah dan sebagainya. TUHAN begitu
Baik, kalau Dia menyatakan hukuman kepada dunia, maka DIa juga
memberikan tempat yang aman. Tinggal kita mau atau tidak mau. Kalau
ada orang yang sampai dihukum oleh TUHAN, itu salahnya sendiri (dia
keras hati; benar-benar beku hatinya). Semoga kita dapat mengerti.
Ada
tiga tempat untuk memelihara kasih ALLAH (tempat yang aman dari
hukuman hujan es dan api yang menyala), yaitu:
- Keluaran
9: 18,19,
18.
Sesungguhnya besok kira-kira waktu ini Aku akan menurunkan hujan es
yang sangat dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di Mesir
sejak Mesir dijadikan sampai sekarang ini.
19.
Oleh sebab itu, ternakmu dan segala yang kaupunyai di padang,
suruhlah dibawa ke tempat yang aman; semua orang dan segala hewan,
yang ada di padang dan tidak pulang berkumpul ke rumah, akan ditimpa
oleh hujan es itu, sehingga mati."
Tempat
pertama: nikah
rumah tangga.
Biarlah dihari-hari ini kita
memperhatikan nikah rumah tangga kita masing-masing. Disinilah
tempat yang aman dari hukuman TUHAN yang ketujuh (hujan es dan api
yang menyambar).
Praktik
memelihara kasih ALLAH di dalam nikah rumah tangga:
- Kolose
3: 18,
Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya
di dalam Tuhan.
Ini dimulai
dari isteri (dalam Efesus juga dimulai dari isteri), sebab yang
bersalah dahulu adalah Hawa. Jadi isteri ini yang harus terlebih
dahulu memperbaiki. Kalau terjadi sesuatu di dalam rumah tangga
isteri terlebih dahulu yang harus memperbaiki nikah. Praktiknya:
isteri tunduk kepada suami dalam segala
sesuatu.
Inilah memelihara kasih ALLAH di dalam nikah rumah tangga.
Kalau
isteri tidak tunduk atau melawan suami berarti kasihnya sudah
dingin, beku seperti es, hatinya keras dan ada api pendurhakaan.
Inilah yang akan dihukum oleh TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Contoh penundukan seorang isteri adalah Sarah (1
Petrus 3). Sarah ini tetap tunduk kepada Abraham sekalipun
diberikan kepada laki-laki lain (sebanyak dua kali), maka TUHAN
membela Sarah dan membukakan pintu rahim Sarah yang mandul (ada
pembukaan pintu masa depan yang indah sampai pembukaan pintu surga
atau pintu keselamatan). Selama isteri masih tunduk kepada suami
(masih ada kasih ALLAH), maka rumah tangga selamat (ada pembelaan
TUHAN; ada pembukaan pintu masa depan dan pembukaan pintu surga).
Semoga kita dapat mengerti.
Penundukan
adalah central dari pengajaran tabernakel
=> 'hendaklah kamu membuat ...' Inilah tunduk! Isteri yang
tunduk jangan takut akan diinjak-injak' oleh suami. Tidak! Sebab
TUHAN Yang akan membela.
- Kolose
3:19,
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar
terhadap dia.
Praktiknya:
suami mengasihi isteri seperti diri
sendiri dan tidak berlaku kasar kepada isteri.
Seringkali suami perkataannya kasar. Isteri yang bagaikan bejana
tanah liat yang lemah. Kalau suami berkata kasar, maka bejana tanah
liat (isteri) bisa retak (hatinya retak). Kalau hanya retak masih
bisa dipulihkan lewat permohonan ampun dari suami. Tetapi kalau
kasarnya lewat perbuatan (memukul dan sebagainya), membuat hati
isteri hancur berkeping-keping seperti bejana yang dibanting. Ini
sangat sulit untuk dipulihkan, kecuali hanya oleh kemurahan TUHAN
yang besar. Kita sebagai suami harus berhati-hati.
Kaum muda
kalau TUHAN sudah berkati berpacaran, mari jaga. Kalau masa pacaran
sudah dipukul-pukul, saya bilang => 'Jangan menikah, kalau
masih pacaran sudah dipukul, nanti kalau sudah menikah bisa
ditendang-tendang' Inilah praktik memelihara kasih, nomor satu
didalam rumah tangga. Rumah tangga adalah tempat yang paling aman.
Semoga kita dapat mengerti.
Sedangkan mengasihi
atau kasih adalah central dari pengajaran Mempelai.
Tadi central dari pengajaran tabernakel adalah kehendak TUHAN
(tunduk). Jika digabungkan: isteri tunduk kepada suami dan suami
mengasihi isteri seperti diri sendiri, maka:
- Nikah
menjadi satu,
- Kita
dipercaya untuk membawa (memberitakan, bersaksi) tentang Kabar
Mempelai (pengajaran Mempelai dalam terang tabernakel),
- Nikah
menjadi rumah doa.
Matius
18: 19,
Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia
ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan
dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
Ay
19 => 'Jika dua orang dari padamu di
dunia ini sepakat' => Dua orang =
suami isteri. Sepakat = satu hati (kesatuan). Isteri tunduk dan
suami mengasihi => inilah satu hati, maka nikah menjadi rumah
doa, dan doa dijawab oleh TUHAN dan kita berbahagia. Kita tidak
menjadi sarang penyamun. Kalau menjadi sarang penyamun, akan susah
payah. Semoga kita dapat mengerti.
Ada banyak masalah
dalam nikah, contohnya: suami sakit atau isteri sakit itu masalah.
Kurang uang, juga masalah. Tetapi masalah yang terberat dalam
nikah adalah:
-
Jika nikah tidak menjadi satu. Kalau nikah menjadi
satu dan menjadi rumah doa, ada masalah yang berat, suami istri
berdoa bersama-sama, maka TUHAN akan menjawab doa suami dan istri
itu.
-
Terjadi perceraian, mungkin secara diam-diam (tidak
memakai surat cerai). Masih satu rumah, satu tempat tidur, tetapi
sudah dingin. Contohnya: Yusuf hendak menceraikan Maria secara
diam-diam. Inilah perceraian hati atau diam-diam (hati sudah
tawar, hati sudah dingin). Sampai kepada perceraian dengan surat
cerai (perceraian secara sah).Kalau terjadi perceraian dalam
nikah (kepala dan tubuh berpisah), berarti rohaninya mati. Suami
= kepala. Isteri = tubuh. Sebab kalau sudah bercerai, lalu
menikah lagi dengan yang lain, berarti sudah mati rohani/berbuat
dosa, maka kerohanian akan menjadi busuk Mati rohani (terjadi
perceraian) itu serasa di neraka, lalu menikah dengan yang lain
(busuk) berarti sudah di neraka. Kita harus benar-benar
berhati-hati. Pelihara kasih ALLAH di dalam nikah rumah tangga,
baik sebagai suami, isteri dan anak.
- Kolose
3: 20,
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah
yang indah di dalam Tuhan.
Praktiknya:
anak tunduk dan dengar-dengaran
kepada orang tua.
Kaya, pandai, belum tentu indah hidupnya (banyak orang kaya yang
susah). Kalau taat pada orang tua, itulah yang indah hidupnya.
Sekalipun kaum muda tidak memiliki potensi yang hebat secara
jasmani (tidak terlalu pandai, tidak terlalu kaya), tetapi kalau
taat dengar-dengaran kepada:
- Orang
tua yang benar di rumah (halaman tabernakel),
- Orang
tua rohani yang benar (gembala yang benar),
- Gembala
Agung/ TUHAN/ Firman pengajaran yang benar (ruangan maha
suci),Maka TUHAN lah yang akan memberikan masa depan yang indah.
Tidak perlu ragu-ragu! Sebaliknya, kalau punya potensi yang hebat
di dunia, tetapi tidak taat dengar-dengaran, justru potensi yang
hebat itulah yang akan menggantung hidupnya (terkatung-katung
diantara langit dan bumi; tidak ada masa depan yang indah).
Contohnya adalah Absalom. Dia hebat (memiliki potensi di dunia);
anak raja. Tetapi dia tidak taat, sehingga terkatung-katung
hidupnya (tergantung diantara langit dan bumi).
2
Samuel 14: 25,26,
25.
Di seluruh Israel tidak ada yang begitu banyak dipuji kecantikannya
seperti Absalom. Dari telapak kakinya sampai ujung kepalanya tidak
ada cacat padanya.
26.
Apabila ia mencukur rambutnya -- pada akhir tiap-tiap tahun ia
mencukurnya karena menjadi terlalu berat baginya -- maka
ditimbangnya rambutnya itu, dua ratus syikal beratnya, menurut batu
timbangan raja.
Ay 25 =>
'Di seluruh Israel tidak ada yang begitu
banyak dipuji seperti Absalom' =>
berwajah tampan.
Ay 26 => 'Apabila
ia mencukur rambutnya ' => Spesialis
pada rambutnya.
Absalom ini anak raja, tampan, rambutnya
bagus. Inilah potensi di dunia, begitu dia melawan ayahnya, dia
terkatung-katung. Potensi-potensi (yang diharapkan) itulah yang
menggantung hidupnya.
2
Samuel 18: 9,
Kebetulan Absalom bertemu dengan orang-orang Daud. Adapun Absalom
menunggangi bagal. Ketika bagal itu lewat di bawah jalinan
dahan-dahan pohon tarbantin yang besar, tersangkutlah kepalanya
pada pohon tarbantin itu, sehingga ia tergantung antara langit dan
bumi, sedang bagal yang dikendarainya berlari terus.
Ay
9 => 'Adapun Absalom menunggangi bagal'
=> memiliki tunggangan. Kalau sekarang mempunyai mobil, ini luar
biasa.
'sehingga ia tergantung antara
langit dan bumi' => ini
terkatung-katung; hidupnya terkatung-katung artinya tidak indah
sampai dengan binasa untuk selamanya.
Ini penting sekali!
Mengapa TUHAN ijinkan sidang jemaat Smirna harus dipenjara,
mengalami kesusahan? Inilah penderitaan daging bersama dengan
YESUS, untuk menerima kasih ALLAH. Inilah yang sangat dibutuhkan,
sebab diakhir zaman terjadi krisis terbesar, itulah krisis kasih.
Kasih menjadi dingin, beku dan kedurhakaan bertambah-tambah (api
kedurhakaan menyambar-nyambar), sehingga menarik penghukuman TUHAN
atas dunia. Ini sudah terjadi saat bangsa Israel akan keluar dari
Mesir dan sekarang akan terjadi lagi. Sebab itu mari pada saat ini,
kita memohonkan kasih ALLAH dan kita memelihara kasih ALLAH. Ada
tiga tempat untuk memelihara kasih ALLAH. Nomor satu adalah rumah
tangga. Mari dijaga! Semoga kita dapat mengerti.
- Kolose
3: 21,
Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar
hatinya.
Inilah sikap orang
tua terhadap anak. Praktiknya: orang tua
jangan membuat anak menjadi tawar hati.
Membuat
anak tawar hati artinya:
- Orang
tua memaksakan kehendak kepada anak yang tidak sesuai dengan
Firman ALLAH. Terutama soal jodoh, hati-hati! Kalau terus dipaksa,
maka hati anak dapat menjadi tawar.
- Orang
tua yang mengikuti kehendak anaknya yang tidak sesuai Firman ALLAH
(tidak pernah menegor atau menasihati). Contohnya seperti imam Eli
terhadap anak-anaknya. Sudah tahu anaknya tidak benar dalam
pelayanan, dibiarkan saja. Akhirnya terjadi ikabot = tidak ada
kemuliaan ALLAH, yang ada hanyalah hukuman ALLAH.
Mari
bersungguh-sungguh dihari-hari ini. Tempat pemeliharaan kasih ALLAH
itu didalam rumah tangga. Orang tua yang benar adalah orang tua yang
mendidik anak-anaknya sesuai dengan Firman pengajaran yang benar.
Sekalipun keras, tetapi sesuai dengan Firman pengajaran yang benar,
maka TUHAN akan membela. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
tempat yang pertama. Sementara di dunia akan terjadi krisis kasih
yang besar (nyala api kedurhakaan yang berkobar-kobar), TUHAN
nenberikan tempat yang aman, nomor satu adalah memelihara kasih
ALLAH di dalam nikah rumah tangga.
- Keluaran
9: 25, 26,
25.
Hujan es itu menimpa binasa segala sesuatu yang ada di padang, di
seluruh tanah Mesir, dari manusia sampai binatang; juga segala
tumbuh-tumbuhan di padang ditimpa binasa oleh hujan itu dan segala
pohon di padang ditumbangkannya.
26.
Hanya di tanah Gosyen, tempat kediaman orang Israel, tidak ada turun
hujan es.
Kita belajar dari
kegenapan nubuat yang sudah terjadi yaitu jaman Israel akan keluar
dari Mesir, ini menunjuk jaman sekarang dimana kita akan keluar dari
dunia untuk bertemu dengan TUHAN di awan-awan yang permai. Mari kita
pelajari sungguh-sungguh.
Tempat kedua:
Gosyen;
sekarang menunjuk kandang penggembalaan.
Firaun (setan) sendiri mengakui, dari
semua tanah di Mesir, yang paling baik adalah penggembalaan. Oleh
sebab itu setan mau merusak penggembalaan di akhir jaman ini.
Gembalanya terlebih dahulu dirusak. Itu sebabnya kita harus
hati-hati!
Kejadian
47: 6,
Tanah Mesir ini terbuka untukmu. Tunjukkanlah kepada ayahmu dan
kepada saudara-saudaramu tempat menetap di tempat yang terbaik dari
negeri ini, biarlah mereka diam di tanah Gosyen. Dan jika engkau
tahu di antara mereka orang-orang yang tangkas, tempatkanlah mereka
menjadi pengawas ternakku."
Firaun
mengakui, dari tanah Mesir semuanya yang terbaik adalah Gosyen.
Setan mengakui, tidak ada tempat terbaik di dunia ini kecuali tanah
Gosyen (penggembalaan). Oleh sebab itu setan berusaha menghancurkan
sistem penggembalaan. Siapa yang dipukul (dibunuh rohaninya)?
Gembalanya terlebih dahulu. Kalau kita sudah tergembala, maka setan
tidak dapat berbuat apa-apa. Kalau gembala dibunuh (mati rohaninya),
maka domba-domba tercerai berai. Gembala akan mati rohaninya,
jikalau tidak memberi makan sidang jemaat. Selanjutnya, domba-domba
juga tercerai berai (mati rohaninya). Kita harus berhati-hati.
Semoga kita dapat mengerti.
Itu sebabnya kita semuanya harus
tergembala. Mulai dari gembala harus tergembala. Guru, rasul, nabi,
penginjil juga harus tergembala. Ini lima jabatan pokok. Juga ada
jabatan yang lainnya: pemain musik, penerima tamu dan sebagainya
juga harus tergembala. Domba-domba harus tergembala. Jadi siapa yang
harus tergembala? Semuanya harus tergembala dengan benar dan baik.
Semoga kita dapat mengerti.
Ada juga penggembalaan yang
tidak benar sebab ada gembala pandir, ada gembala pedagang. Ini
penggembalaan tetapi tidak benar. Pandir artinya bodoh tetapi merasa
pandai (mau lebih pandai dari TUHAN). Apa itu? Dengan menambah
mengurangi ayat-ayat dalam alkitab. Bukan dibukakan rahasianya,
tetapi ditambah dikurangi. Kalau TUHAN (Firman) mengatakan =>
'tidak boleh' Gembala bilang => 'bolehlah, sebab karena
begini. Inilah gembala pandir, hanya supaya jemaat (domba-domba)
senang. Kalau gembala pedagang, bukan memberi makan domba, tetapi
menjadi manager (menjual dombanya). Datangkan orang, lalu dijual =>
'ayo, berapa malam ini?' Sebab itu jangan sakit hati, kalau saya
sebut => 'tergembala dengan benar dan baik' Jangan => 'uh
sedikit-sedikit benar..' Memang harus! Mari tergembala dengan
benar dan baik.
Ada
dua hal yang harus diperhatikan dalam penggembalaan yang benar dan
baik yaitu:
- Kandang
penggembalaan
= ruangan
suci.
Ada tiga macam alat dalam ruangan suci, ini menunjuk ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok. Ini diulang-ulang supaya kita
diberikan kesempatan untuk praktik. Diulang supaya yakin (ada
kepastian iman) dan dapat mempraktikan Firman.
Ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita
emas: ketekunan dalam ibadah raya (kebaktian umum). Ini
persekutuan di dalam ALLAH Roh Kudus dengan karunia-karunia-Nya.
- Meja
roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan
perjamuan suci. Ini persekutuan dengan Anak ALLAH di dalam Firman
pengajaran dan Kurban Kristus.
- Mezbah
dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Ini persekutuan
dengan ALLAH Bapa di dalam kasih-Nya.
Inilah
kandang penggembalaan, tempat yang paling aman dan setan tidak
dapat menjamah kita. Saya sering menerangkan, kalau kita berada
dalam kandang penggembalaan (ketekunan dalam tiga macam ibadah),
maka tubuh, jiwa, roh kita melekat kepada ALLAH Tritunggal,
sehingga setan tidak dapat menjamah, setan tidak dapat merebut kita
dari Tangan Gembala Agung. Inilah yang sesungguhnya.
Mari
kita berdoa, supaya kita sungguh-sungguh berada di tempat yang
aman. Jangan berspekulasi. Saya dulu menjadi guru, ada beban berat
kalau ada murid yang tidak naik kelas, sebab itu saya tidak mau
berspekulasi (untung-untungan). Apalagi terhadap hal yang rohani,
cari yang benar-benar save (cari yang pasti) , sebab ini persoalan
nyawa. Kalau persoalan jasmani saat gagal masih bisa. Kalau
persoalan nyawa, tidak ada kesempatan lagi. Biarlah tubuh, jiwa,
roh kita melekat pada ALLAH Tritunggal = berada di dalam Tangan
Gembala Agung dab kita tidak dapat direbut atau dijamah oleh setan
tritunggal (aman). Semoga kita dapat mengerti.
Untuk masuk
dalam kandang memang melalui pintu sempit, bukan pintu yang lebar
=> Yohanes 10:
1,9, 10,
1.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam
kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat
tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok;
9.
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia
akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10.
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;
Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam
segala kelimpahan.
Ay 1 =>
Kalau tidak mau melewati pintu (hanya loncat-loncat, kadang datang,
kadang tidak datang) berarti bukan gembala dan bukan domba, tetapi
pencuri dan perampok. Statusnya sama. Mari kita
bersungguh-sungguh.
Jadi agar dapat masuk dalam ruangan suci
(kandang penggembalaan) harus melalui pintu sempit (penderitaan
bagi daging, sakit bagi daging). Contohnya: dari kuliah/bekerja
harus masuk ibadah, itulah pintu sempit. Dibalik pintu yang sempit
ada hidup berkelimpahan, yaitu:
- Kita
dipelihara langsung oleh TUHAN (Gembala Agung) sampai selalu
mengucap syukur (tidak ada persungutan). Hidup berkelimpahan
bukanlah berjuta-juta, sebab bukan itu ukurannya. Biarpun
berjuta-juta, kalau bersungut-sungut, itu belum berkelimpahan.
Mungkin kata orang hanya sedikit, tetapi kalau kita mengucap
syukur, itulah kelimpahan.
- Hidup
berkelimpahan itulah Kanaan yang penuh susu dan madu (Kanaan itu
suatu kegerakan), artinya kehidupan yang dipakai oleh TUHAN dalam
kegerakan Roh Kudus hujan akhir (pembangunan Tubuh Kristus).
- Hidup
berkelimpahan itulah Kanaan Samawi artinya hidup kekal
selama-lamanya. Inilah masuk pintu sempit. Semoga kita dapat
mengerti.
Hati-hati,
sebab ada sistem penggembalaan palsu. Setan menciptakan sistem
penggembalaan palsu, yaitu menawarkan kelimpahan hidup secara
jasmani, sehingga tidak mau masuk pintu yang sempit (baik gembala
dan domba sama-sama beredar-edar). Inilah sistemnya setan. Kalau
domba beredar-edar atau mencari makan sendiri tidak akan bertemu
Gembala Agung (kalau di kandang akan bertemu Gembala Agung), tetapi
bertemu dengan binatang buas (dalam surat Petrus 'bertemu dengan
singa'; binatang buas yang selalu berjalan keliling) dan akan
ditelan (dibinasakan). Kalau beredar akan jatuh dalam dosa sampai
puncaknya dosa dan disesatkan oleh ajaran-ajaran palsu. Semoga kita
dapat mengerti.
Jika gembala beredar-edar (tidak mau memberi
makan jemaat, tetapi orang lain yang memberi makan), maka dia
sedang memasukkan singa di dalam kandang pengembalaan yang akan
menelan, menghancurkan, membinasakan domba-domba (jatuh dalam dosa
sampai puncak dosa, sampai disesatkan oleh ajaran palsu). Semoga
kita dapat mengerti.
Posisi kita ini sama => baik gembala
dan domba sama dihadapan TUHAN. Sama-sama bertanggung jawab
dihadapan TUHAN dan harus masuk pintu sempit. Kalau tidak, berarti
pencuri, perampok (beredar-edar) dan akan dihancurkan oleh setan.
Semoga kita dapat mengerti.
- Suara
gembala.
Yohanes
10: 3,
Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan
suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut
namanya dan menuntunnya ke luar.
Ay
3 => 'penjaga'
=> gembala.
'mendengarkan suaranya'
=> suara gembala.
Perhatikan suara gembala, jangan
perhatikan suara asing. Kalau ada suara asing, kita harus
lari.
Suara gembala
= Firman penggembalaan, yaitu:
Firman pengajaran yang benar yang dipercayakan oleh TUHAN kepada
seorang gembala untuk disampaikan kepada sidang jemaat
(domba-domba) dengan
- setia,
- teratur,
- berkesinambungan
dan
- diulang-ulang
untuk menjadi makanan bagi sidang jemaat (domba-domba). Jangan
makan makanan yang tidak benar atau racun, sebab semuanya dapat
mati. Makanan bayi saja ada yang untuk dibawah satu tahun (satu
bulan, lima bulan), dua tahun, ini teratur sekali (ada aturannya).
Apalagi makanan yang rohani, harus secara teratur, berurutan
seperti makanan bayi. Hanya gembala (ibunya) yang mengetahuinya.
Semoga kita dapat mengerti.
Perhatikan
Firman penggembalaan (suara gembala), sebab inilah makanan kita.
Firman penggembalaan seperti air susu ibu yang murni dan rohani.
1
Petrus 2: 2,
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin
akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu
bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Firman
penggembalaan seperti air susu ibu yang murni dan rohani.
Murni
artinya:
- benar,
- tertulis
dalam alkitab,
- diwahyukan
oleh TUHAN (dibukakan rahasianya oleh TUHAN), yaitu ayat yang satu
menerangkan ayat yang lain.
Rohani
artinya dalam urapan Roh Kudus. Bukan
urakan dan lain-lain, tetapi dalam urapan Roh Kudus.
Jika
Firman penggembalaan murni (benar) dan bersifat rohani (dalam
urapan Roh Kudus), maka sidang jemaat dapat menikmati Firman
penggembalaan. Seorang ibu (gembala) tugasnya adalah menyusui
(memberi makan). Kalau ibu tidak mau menyusui dengan alasan apa
saja = dia egois (mementingkan diri sendiri). Mungkin alasannya
karena kecantikan (supaya tetap cantik maka tidak mau menyusui),
inilah egois. Pengecualian kalau ada suatu kelainan. Tugas bayi
(domba-domba) adalah menyusu air susu ibu (makan Firman
penggembalaan). Ibu yang tidak mau memberi makan, itu egois. Kalau
domba-domba tidak mau makan Firman penggembalaan, itu egois juga.
Semoga kita dapat mengerti.
Egois
artinya:
- tanpa
kasih;
- tidak
ada kasih kepada ALLAH dan tidak ada kasih kepada sesama. Inilah
yang bahaya; musim dingin rohani, kita harus berhati-hati. Semoga
kita dapat mengerti.
Kita
berada dalam kandang penggembalaan, baik. Hati-hati!! setan masih
mengejar. Yudas terkena. Yudas tidak dapat makan. YESUS berkata =>
'Siapa yang mencelupkan roti ini bersama Aku dalam pinggan, dialah
itu' Seharusnya Yudas sadar (makan Firman) => 'aduh, saya
TUHAN yang mau menjual TUHAN (mau menyerahkan TUHAN), ampuni saya'
Beres. Tetapi Yudas berkata => 'bukan aku' = tidak dapat
makan. Inilah egois; tanpa kasih (tidak mengasihi TUHAN dan tidak
mengasihi sesama. Jadi gembala yang tidak memberi makan, berarti
tanpa kasih (tidak mengasihi TUHAN dan tidak mengasihi sesama).
Demikian juga domba-domba (sidang jemaat) yang tidak mau makan.
Semoga kita dapat mengerti.
Tanpa kasih inilah musim dingin
rohani = benar-benar durhaka. Akibatnya:
- tidak
mengalami pertumbuhan rohani atau
- tidak
mengalami pembaharuan (keubahan hidup).
2
Timotius 3: 1 - 5,
1.Ketahuilah
bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
2.
(1)Manusia
akan mencintai dirinya sendiri dan (2)menjadi
hamba uang. (3)Mereka
akan membual dan (4)menyombongkan
diri, (5)mereka
akan menjadi pemfitnah, (6)mereka
akan berontak terhadap orang tua dan (7)tidak
tahu berterima kasih,(8)tidak
mempedulikan agama,
3.
(9)tidak
tahu mengasihi, (10)tidak
mau berdamai, (11)suka
menjelekkan orang, (12)tidak
dapat mengekang diri, (13)garang,
(14)tidak
suka yang baik,
4.
(15)suka
mengkhianat, (16)tidak
berpikir panjang, (17)berlagak
tahu, (18)lebih
menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
5.
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada
hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Ay
1 => inilah keadaan akhir zaman.
Ay 2 => 'Manusia
akan mencintai dirinya sendiri' =>
egois. Kalau gembala tidak mau memberi makan, egois. Jemaat tidak
mau makan Firman penggembalaan, egois juga. Manusia yang tidak
berubah atau tidak mengalami pertumbuhan rohani nomor satu yaitu
egois. Selanjutnya bersamaan dengan egois, ada tujuh belas hal yang
lainnya.
'menjadi hamba uang'
=> manager. Gembalanya menjadi manager. Domba-domba yang datang
beribadah hanya mencari berkat jasmani (uang dan sebagainya). Inilah
hamba uang, tidak menjadi hamba TUHAN lagi. Jadi dari makanan
terlebih dahulu. Kalau soal makanan egois, maka semuanya akan egois
(daging semuanya; tidak ada yang bernilai rohani; tidak ada
pertumbuhan rohani).
'tidak mempedulikan
agama' => mencampur adukkan agama,
mempelajari agama lain.
Ay 4 => 'lebih
menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah'
=> tidak taat dengar-dengaran = tidak mengasihi TUHAN. TUHAN
berkata => 'Siapa mengasihi AKu, dia akan menuruti perintah-Ku'
Inilah taat. Kalau tidak taat, berarti tidak mengasihi TUHAN (tanpa
kasih). Jadi dari awal sudah egois, akhirnya tanpa kasih (tidak
taat). Semoga kita dapat mengerti.
Kalau tanpa kasih, tidak
mengalami pertumbuhan rohani, tidak mengalami pembaharuan, tetap
mempertahankan manusia darah daging (manusia darah daging tanpa
kasih ALLAH) dengan delapan belas sifat daging, sehingga dicap 666,
menjadi sama dengan antikris yang akan dibinasakan untuk selamanya.
Diluar kandang hanya seperti ini. Yang di dalam kandang hati-hati,
jangan seperti Yudas yang juga dicap oleh antikris. Ini karena tidak
dapat makan Firman (egois).
Mari semuanya berdoa. Doakan kami
sebagai gembala supaya sungguh-sungguh dalam memberi makan dengan
makanan enak yang dapat dimakan yaitu air susu yang murni (tertulis
dalam alkitab, diwahyukan, dibukakan rahasianya, diilhamkan oleh
TUHAN, ayat yang satu menerangkan ayat yang lain) dan bernilai
rohani (dalam urapan Roh Kudus). Inilah yang dapat dinikmati oleh
jemaat (enak). Jemaat jangan keras hati, mari makan Firman. Bekerja
sama, supaya kita tidak egois. Kalau egois, berarti tidak tergembala
= diluar kandang penggembalaan, sehingga tanpa kasih, hanya ada
delapan belas sifat tabiat daging, dicap 666, menjadi sama dengan
antikris yang akan dibinasakan selamanya. Mari tergembala dengan
benar dan baik, sebab ada kelimpahan.
Perhatikan rumah
tangga, sebab ada kepercayaan TUHAN kepada kita. Firman pengajaran
juga dilihat dalam nikah. Pembawa berita Kabar Mempelai, nikah
mereka benar-benar disorot oleh TUHAN tetapi juga disorot oleh setan
(mau dihancurkan). Yang dipercaya yaitu suami yang mengasihi dan
isteri yang tunduk. Ada kehendak TUHAN, ada kasih TUHAN, inilah yang
dipercaya untuk memberitakan maupun menyaksikan Kabar Mempelai. Era
keledai muda, yaitu kaum muda akan ditunggangi oleh TUHAN (dipakai
dalam kegerakan Kabar Mempelai), sebab itu jaga nikah, jaga
pergaulan. Pengerja-pengerja lulusan Lempin-El juga harus menjaga
ini. Kalau dalam hal ini kita lemah, maka kita tidak dapat dipakai
oleh TUHAN. TUHAN menolong kita semuanya. Mari nikah dijaga, juga
masuk penggembalaan (tempat memelihara kasih ALLAH). Memang bagaikan
masuk pintu sempit, tetapi dibaliknya ada hidup berkelimpahan, ada
pemakaian TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- Roma
5: 5,
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah
dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan
kepada kita.
Ay 5 =>
'karena kasih Allah telah dicurahkan di
dalam hati kita' => inilah tempat
pemeliharaan kasih ALLAH; tempat yang aman dari hukuman TUHAN
(hukuman hujan es dan api yang menyambar-nyambar).
Tempat
ketiga: di
dalam hati kita masing-masing.
Tadi yang pertama dalam nikah,
kemudian dalam penggembalan, lalu di dalam pribadi kita
masing-masing (dalam hati kita masing-masing).
Jaga hati kita, sebab hati kita
merupakan tempat pemeliharaan kasih ALLAH.
Hati yang
bagaimana yang dapat memelihara kasih ALLAH?
Matius
11: 28 -3 0,
28.
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu.
29.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
30.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Saat-saat
penderitaan seperti sidang jemaat Smirna yang diijinkan oleh TUHAN
untuk:
- masuk
penjara,
- dicobai,
- mengalami
kesusahan,
- mengalami
penderitaan bersama TUHAN), mari kita belajar kepada YESUS di kayu
salib. Saat-saat mengalami penderitaan secara daging, maka saatnya
kita belajar kepada YESUS di kayu salib Yang rendah hati dan lemah
lembut, sehingga kita juga memiliki hati yang rendah dan lemah
lembut.
Mari
belajar kepada YESUS! Hati-hati banyak yang salah, dalam penderitaan
justru keras seperti batu. Ditegor sedikit => 'aku tidak salah'
kita janganmelakukan hal seperti ini. Sebab justru dalam penderitaan
kita belajar kepada YESUS di kayu salib, saat menderita di kayu
salib YESUS tidak marah, kalau TUHAN marah, gawat. Tetapi Dia
mengatakan => 'ampunilah mereka' Ini lembut. Kalau TUHAN
mengatakan => 'mati' semuanya dapat hancur dan mati. Justru
dalam penderitaan Dia rendah hati dan lemah lembut. Demikian juga
kita sekarang, rendah hati dan lemah lembut dalam penderitaan apapun
juga.
Juga tidak menutup kemungkinan saat kita dalam
keberhasilan. Dalam penderitaan atau dalam keberhasilan kita belajar
kepada YESUS di kayu salib Yang rendah hati dan lemah lembut,
sehingga kita juga dapat memliki hati yang rendah dan lemah lembut.
Sebab ada orang berhasil tetapi keras dengan berkata: 'buktinya,
buktinya aku berhasil, buktinya TUHAN memberkati...' kehidupan itu
tidak mengetahui kalau setan yang menggoda dia. Kami juga sebagai
hamba TUHAN dalam keadaan berhasil, bertambah keras => 'buktinya,
buktinya' Jangan!
Rendah hati
artinya:
- Kemampuan
untuk mengaku dosa-dosa kepada TUHAN (vertikal) dan kepada sesama
(horizontal). Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kalau
menyalahkan orang itu = keras.
- Kemampuan
untuk mengakui segala kegagalan-kegagalan kita, sekaligus dapat
mengakui kelebihan atau keberhasilan orang lain. Jangan iri hati
kepada kelebihan orang lain, tetapi kita meniru (secara sehat) =>
'bagaimana ya dia dapat berhasil? Ternyata dia begini' Inilah
kerendahan hati.
Lemah
lembut adalah:
- Kemampuan
untuk menerima Firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari
pedang bermata dua, yang keras. Sekeras apapun Firman TUHAN, kita
dapat menerima. Inilah orang yang dapat diharapkan. Kalau menolak
Firman yang keras, akan menjadi seperti Yudas, biarpun hebat, tidak
dapat diharapkan. Sekalipun kita tidak hebat, tetapi jika kita
rendah hati (dapat mengaku dosa, mengakui kegagalan kita, mengakui
keberhasilan orang lain), maka orang semacam ini dapat maju. Jika
sudah bersalah, masih menyalahkan orang lain, biarpun hebat, tidak
ada harapan. Demikian juga lemah lembut. Kalau masih dapat menerima
Firman yang keras, yang tajam, maka masih ada harapan. Mungkin dia
sangat najis, tetapi masih ada harapan untuk dipakai oleh TUHAN.
Biar sangat suci, kalau tidak dapat menerima Firman, maka tidak ada
harapan, sebentar lagi dia jatuh seperti Yudas.
- Kemampuan
untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakannya/ jangan
diungkit-ungkit lagi.
Istilahnya
yaitu 'belajar' Belum tentu lulus. Saya juga dalam tahap
belajar. Kalau lulus, nanti sudah menjadi seperti YESUS. Sekarang
masih belajar, yang namanya belajar terkadang ada soal yang mudah,
tetapi satu waktu => 'aduh...(hanya melihat langit)' Inilah
namanya belajar. Mari terus belajar, lewat perjamuan suci kita
belajar. Setiap menerima perjamuan suci => 'TUHAN saya
seringkali belum rendah hati, saya seringkali belum dapat mengaku
dosa, belum dapat mengakui kegagalan, bahkan menyalahkan orang,
masih sombong, ampuni' Saya juga belajar bukan hanya saudara yang
belajar soal lemah lembut ini.
Kalau
rendah hati dan lemah lembut, maka kita dapat:
- menampung
kasih ALLAH,
- menyimpan
kasih ALLAH,
- diisi
dengan kasih ALLAH (hati memelihara kasih ALLAH), sehingga kita
mengalami kelegaan, ketenangan, dan damai sejahtera.
Damai
artinya tidak merasakan apa-apa lagi yang daging rasakan. Contohnya:
daging yang kecewa, tidak merasakan lagi. Tadi dalam Roma 5
'pengharapan tidak mengecewakan'
Kita
tidak lagi merasa
- kecewa,
- tidak
putus asa,
- tidak
bangga,
- tidak
najis (daging seringkali merasa najis),
- tidak
iri hati,
- tidak
pahit dan sebagainya, kita hanya mengasihi TUHAN lebih dari
semuanya.
Mari
kita belajar saat ini.
Mengapa
TUHAN mengijinkan sidang jemaat Smirna mengalami sepuluh hari di
penjara dan menderita? supaya menerima angka sepuluh (kasih ALLAH).
Sebab akhir zaman benar-benar terjadi krisis terbesar, yaitu krisis
kasih (beku, dingin, kedurhakaan bagaikan api yang menyambar). Mari
kita bertahan dalam kasih ALLAH. Tiga tempat:
- pertama
dalam nikah rumah tangga, mari pertahankan.
- kedua
penggembalaan. Tidak ada lagi yang sebaik Gosyen. Hati-hati sebab
ada penggembalaan yang palsu, bukan pintu yang ditunjukkan =>
'saudara diberkati' Sampai tidak mau masuk pintu. Hati-hati
banyak yang palsu.
- ketiga,
hati kita atau secara pribadi. Isteri saya tidak tahu hati saya, dan
sebaliknya, semuanya kita tidak tahu, tetapi TUHAN lah yang tahu.
Apa yang ada di hati, hanya TUHAN yang tahu. TUHAN menolong kita
semuanya.
Jika
hati sudah damai sejahtera, sudah diisi kasih ALLAH,
hasilnya
yaitu
- Matius
11: 29, 30,
29.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
30.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Ay
30 => 'kuk'
=> Kuk itu seperti nenggala. Kalau di Jawa ini sapi diberi kuk,
dipakai untuk membajak di ladang (di ladang TUHAN). Kuknya ini enak
dan ringan, sehingga tidak dicambuk. Kalau sapi biasanya dicambuk,
karena kuknya terlalu berat, sehingga tidak mau jalan. Kita tidak
perlu dicambuk (dihajar), karena enak dan ringan. Kalau hati damai,
maka akan terasa enak dan ringan.
Hasil pertama:
kita
dipakai dalam kegerakan hujan akhir/kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus dan pelayanan kepada TUHAN menjadi enak dan ringan.
Kalau pelayanan sudah terasa enak dan
ringan (mungkin sebenarnya berat, tetapi terasa enak dan ringan),
maka semuanya menjadi enak dan ringan. Jadi tergantung pada ibadah
pelayanan. Kalau ibadah pelayanannya sudah enak dan ringan, maka
semua aspek hidup kita menjadi enak dan ringan.
Kalau kita
terus mengeluh => ini karena hati tidak merasa damai. Dengar
baik-baik, Wijaya nomor satu, kalau sudah merasakan enak dan ringan
terhadap pelayanan yang dipercayakan TUHAN kepada kita (apa saja
pelayanannya), maka seluruh aspek kehidupan kita menjadi enak dan
ringan. Cari yang damai, enak dan ringan, bukan enak dan ringan
secara daging, tetapi hati damai. Biarpun orang mengatakan =>
'berat sekali... bagaimana bisa?' Tetapi kita merasa enak dan
ringan. Semoga kita dapat mengerti.
Sekali lagi, saya mau
teriak => 'kalau TUHAN percayakan kita pelayanan, bukanlah
untuk memberatkan kehidupan kita, tetapi supaya kehidupan kita
menjadi enak dan ringan' Tergantung apa yang ada di hatiku dan apa
yang ada di hatimu. Kalau yang ada kasih ALLAH, biarpun orang
mengatakan => 'wah terlalu berat' Kita akan merasa enak dan
ringan, bahagia dan seluruh aspek kehidupan kita juga menjadi enak
dan ringan. Semoga kita dapat mengerti.
- Yohanes
21: 18, 19,
18.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau
mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja
kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan
mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa
engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
19.
Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan
mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata
kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
Ay
15 => TUHAN berkata kepada Petrus sebanyak tiga kali => 'Simon
adakah engkau mengasihi Aku?' Gembalakanlah domba-domba-Ku' Ini
menunjuk kasih ALLAH.
Tadi hasil pertama, kita dipakai oleh
TUHAN, sehingga semuanya menjadi enak dan ringan. Hasil kedua:
kita dapat mengulurkan tangan kepada
TUHAN =
taat dengar-dengaran
kepada TUHAN, menyerah sepenuhnya kepada TUHAN apapun resiko yang
harus kita hadapi dan Tangan Gembala Agung (Tangan berlubang paku)
diulurkan kepada kita.
Mari,
betapa enaknya jika dipakai TUHAN, hidup ini menjadi enak dan ringan.
Kedua, kita hanya mengangkat tangan kepada TUHAN => 'terserah
Engkau TUHAN' TUHAN yang memegang kita. Tidak perlu bingung. Saat
Musa menghadapi laut Kolsom, TUHAN perintahkan kepada Musa =>
'ulurkan tanganmu' Ini memang enak. Kalau perintah TUHAN =>
'Musa buatlah kapal' Ini susah sekali. Yang enak dan ringan saja.
Tidak bisa apa-apa, tinggal mengulurkan tangan kepada TUHAN. Pelayan
TUHAN ulurkan tangan kepada TUHAN => 'terserah Engkau TUHAN,
yang penting saya taat dengar-dengaran' TUHAN akan mengulurkan
Tangan kepada kita.
Yesaya
40: 11,
Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan
menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya,
induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Kita
mengulurkan tangan kepada TUHAN = taat dengar-dengaran, menyerah
sepenuh kepada TUHAN ('terserah Engkau TUHAN'), percaya kepada
TUHAN, dan
TUHAN mengulurkan Tangan
kepada kita, maka:
- Tangan
kasih Gembala Agung sanggup untuk menghimpunkan kita semuanya
=
menyatukan
yang sudah tercerai berai.
Mulai dari:
- Nikah
kita disatukan. Serahkan nikah kepada TUHAN, maka nikah akan
disatukan.
- Dalam
penggembalaan kita menjadi satu,
- Antar
penggembalaan menjadi satu,
- Sampai
satu Tubuh Kristus yang sempurna. Kalau kita benar-benar memelihara
kasih ALLAH di dalam rumah tangga, penggembalaan dan dalam hati,
maka semuanya menjadi satu.
- Tangan
Gembala Agung memangku kita ('anak-anak
domba dipangku-Nya') =
menanggung
segala letih lesu, beban berat kita dan menyelesaikan semua masalah
yang mustahil tepat pada waktu-Nya.
Berapapun berat kita, kalau dipangku berarti semuanya ditanggung.
- Tangan
Gembala Agung menuntun.
Wahyu
7: 17,
Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan
menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air
kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata
mereka."
Ay 17 =>
'Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah
takhta itu' akan menuntun sampai ke takhta
TUHAN.
Tangan Gembala Agung menuntun kita ke masa depan yang
berhasil, indah, bahagia (air mata dihapuskan), sampai menuntun kita
ke tempat penggembalaan terakhir, itulah takhta Yerusalem Baru.
Tidak akan salah arah dan tidak akan tersesat.
- Tangan
Gembala Agung menuliskan nama kita.
Yohanes
10: 3,
Untuk dia
penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia
memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan
menuntunnya ke luar.
Suara
Gembala memanggil kita sesuai dengan namanya masing-masing dan
menuliskan nama kita di Yerusalem Baru. Nama Petrus sudah ditulis.
Tadinya Petrus menyangkal TUHAN, setelah menerima kasih ALLAH,
Petrus mengulurkan tangan kepada TUHAN dan Petrus dipegang oleh
TUHAN; dihimpunkan sampai masuk kesatuan Tubuh Kristus, dipangku
oleh TUHAN (segala letih lesu, beban berat ditanggung dan masalah
diselesaikan oleh TUHAN), Petrus dituntun oleh TUHAN ke Yerusalem
Baru, sampai nama Petrus dituliskan.
Kalau hanya dituntun ke
rumah, tetapi tidak ada namanya disitu, lama-lama bisa diusir.
Misalnya: kalau tidak ada nama saya disini => 'pak Wi tidak
bisa lagi disini' Tidak bisa lagi. Kalau ada nama saya disini,
tidak bisa diusir. Inilah penggembalaan. Jangan berhenti tergembala
sebelum nama ditulis. Kalau nama saya Widjaja Hendra, mungkin saat
ini baru ditulis huruf 'W' Besok dengar Firman lagi, ditulis
huruf 'I' Dengar Firman lagi ditulis huruf 'D' Sampai
selesai. Jangan berhenti tergembala sebelum nama kita ditulis di
Yerusalem Baru sehingga kita tidak dapat diusir selama-lamanya
(tidak dapat keluar dari situ selamanya). TUHAN menolong kita
semuanya.
Wahyu
21:14,
Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya
tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.
Ay
14 => termasuk nama Petrus ditulis disana.
Dalam
penggembalaan nama kita dituliskan sampai selesai. Kalau tidak
tergembala, sehebat apapun seperti Petrus, akan menyangkal TUHAN.
Begitu Petrus tergembala (tiga kali pertanyaan TUHAN kepada Petrus =>
'Petrus adakah engkau mengasihi Aku? Gembalakanlah
domba-domba-Ku?), maka Petrus hanya mengulurkan tangan kepada TUHAN
(taat, terserah Engkau TUHAN). Petrus benar-benar dihimpunkan
(disatukan), dipangku oleh TUHAN, dituntun oleh TUHAN, sehingga
namanya dituliskan sampai selesai dan tidak dapat keluar lagi dari
situ.
TUHAN memberkati kita.1