Kita
masih tetap membahas kitab Wahyu 2-3 yang menunjuk tujuh kali
percikan darah di depan tabut perjanjian = tujuh surat yang ditujukan
kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir (sidang jemaat akhir zaman) =
penyucian terakhir bagi tujuh sidang jemaat bangsa kafir (sidang
jemaat akhir zaman) sampai tidak bercacat cela, sempurna seperti
YESUS, menjadi Mempelai Wanita yang siap untuk menyambut
kedatangan-Nya ke dua kali di awan-awan yang permai.
Tujuh
sidang jemaat bangsa kafir yang mengalami percikan darah:
- Sidang
jemaat di Efesus (sudah dipelajari),
- Sidang
jemaat di Smirna (Wahyu 2: 8-11).
Kita
masih belajar ayat yang ke 9.
Wahyu
2: 9,
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya --
dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Keadaan
sidang jemaat Smirna secara jasmani adalah mereka berada dalam
kesusahan, kemiskinan, menghadapi fitnah oleh jemaah iblis, namun
kaya secara rohani. Orang Yahudi (gambaran orang Kristen) tetapi suka
memfitnah ini disebut jemaah iblis. Apa yang dimaksud dengan kaya
secara rohani?
Kaya
secara rohani artinya:
- Kaya
dalam kemurahan = dapat
memberi.
Ini sudah dipelajari dalam 2 Kor
8:2-5 'Makedonia miskin tetapi kaya dalam kemurahan'
- Yakobus
2: 5,
Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah
memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk
menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah
dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
Kaya
secara rohani yaitu
kaya
dalam iman.
Yang penting dihari-hari ini, iman
itu harus dipertahankan. Mengapa harus kaya dalam iman? Diulangi
lagi (waktu yang lalu sudah kita baca). Lukas
18: 8,
Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan
tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di
bumi?"
Dalam
ibadah kemarin, iman yang bertambah-tambah itulah kaya dalam iman
(menjadi kekayaan). Kita mendengarkan Firman, sehingga menjadi iman,
akan terus ditambahkan. Kita harus kaya dalam iman, sebab hanya
kehidupan (anak TUHAN, hamba TUHAN, pelayan TUHAN) yang kaya dalam
iman yang dapat menyambut kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali di
awan-awan permai ('
jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia
mendapati iman di bumi?") sampai masuk kerajaan surga yang
kekal (sampai mewarisi surga). Jadi kerajaan surga tidak dicapai
dengan kepandaian, kekayaan jasmani dll, tetapi hanya dapat dicapai
dengan kekayaan iman. Kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali, kita sambut
dengan iman sampai masuk ke dalam kerajaan surga yang kekal.
Jadi
kaya dalam iman artinya iman yang bertambah-tambah, iman yang
meningkat (tidak merosot atau statis), iman yang berkembang sampai
mencapai iman yang sempurna. Dosa semakin memuncak, sebab itu imam
juga harus memuncak.
Sekarang
ini kita belajar proses perkembangan iman sampai dengan iman yang
sempurna (menurut tabernakel):
- Iman
yang benar.
Ini menunjuk halaman tabernakel. Kalau
imannya salah, maka semuanya akan habis. Kalau imannya benar, baru
bisa bertumbuh. Ini yang menjadi dasar terlebih dahulu.
Praktik
sehari-hari dari iman yang benar yaitu:
- Pintu
gerbang (di halaman tabernakel ada pintu gerbang) = iman
atau percaya dan menerima YESUS
=> Roma
10: 17,
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.
Iman yang benar
berasal dari mendengar Firman Kristus (Firman yang diurapi oleh Roh
Kudus). Kristus artinya yang diurapi. Kalau bapak, ibu, saudara
melihat gambar pintu gerbang tabernakel. Pintu gerbang ini berada
pada lebar tabernakel. Tabernakel ini ada panjangnya dan ada
lebarnya. Lebar tabernakel itu lima puluh hasta. Angka lima puluh
menunjuk pentakosta (Roh Kudus). Kalau mau masuk pintu gerbang
(percaya dan menerima YESUS) harus melalui pertolongan Roh Kudus.
Kalau dengan otak => 'mana ada YESUS, mana ada Anak ALLAH?
Nanti ada cucunya ALLAH dan lain-lain' Tetapi kalau melalui Roh
Kudus, kita dapat menerima YESUS.
Dalam
ibadah pada waktu yang lalu sudah disebutkan, tetapi sekarang ini
akan lebih diperdalam lagi dengan proses sbb:
- Roh
Kudus menolong kita agar supaya kita dapat mendengarkan Firman
dengan sungguh-sungguh, sampai kita dapat mengerti Firman ALLAH.
Seperti anjing menjilat remah-remah roti (orang lapar makan roti),
inilah kesungguhan. Kalau kita mengerti berarti Firman ALLAH
ditulis di dahi (akal budi, pikiran).
- Kemudian,
Roh Kudus menolong kita untuk percaya, yakin kepada Firman ALLAH,
sehingga Firman ALLAH menjadi iman didalam hati (Firman ALLAH
ditulis dalam hati). Dulu di sekolah, kita mendengarkan pelajaran
matematika sampai kita dapat mengerti, naik kelas sampai kita
dapat lulus ujian dan tidak sia-sia. Sekarang, kalau kita
mendengar Firman sampai mengerti belum cukup (kalau sampai
mengerti seperti kita belajar matematika), Sebab itu harus sampai
percaya atau yakin, baru setelah itu ada gunanya => 'saya
percaya, kalau laut Kolsom terbelah' Ini ada gunanya. Kalau
mengerti, tetapi tidak yakin => 'Ah masa bisa..' Ini tidak
ada gunanya.
Ibrani
8: 10-12,
10.
"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel
sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan
menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam
hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan
menjadi umat-Ku.
11.
Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama
saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua,
besar kecil, akan mengenal Aku.
12.
Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan
tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
Ay
10 => 'Aku akan menaruh hukum-Ku dalam
akal budi merekai' => 'akal budi'
= di dahi (pengertian).
'menuliskannya
dalam hati mereka' => ditulis di hati
= iman.
Kalau kita percaya pada Firman (Firman ditulis di
hati); hati percaya YESUS (mengenal TUHAN, mengenal YESUS dengan
pasti, tahu dengan pasti tentang YESUS), mulut akan mengaku dosa
kepada TUHAN (vertikal) dan kepada sesama (horizontal), maka kita
akan mendapatkan pengampunan dosa oleh Darah YESUS (ay 12) sehingga
kita dibenarkan (diselamatkan) oleh TUHAN. Sekalipun orang itu
berdosa, najis, tetapi kalau masih mau mendengarkan Firman, maka
kehidupan itu masih dapat ditolong.
Sebab itu jangan
mengusir orang => 'ini orang najis, tidak boleh' Jangan!
Kalau kehidupan itu mau melayani, baru ada syaratnya. Tetapi kalau
mau mendengarkan Firman, siapa saja boleh. Siapa tahu dia dapat
mengerti, percaya atau yakin kepada TUHAN (yakin kepada Firman,
yakin kepada Pribadi YESUS), mulut mengaku dosa, maka dia akan
mendapatkan pengampunan dosa oleh Darah YESUS dan dibenarkan atau
diselamatkan oleh TUHAN. Inilah iman yang benar. Praktiknya
bagaikan masuk pintu gerbang surga = mendengarkan Firman sampai
mengerti, percaya-yakin kepada Firman.
Roma
10: 10,
Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut
orang mengaku dan diselamatkan.
Inilah
dibenarkan dan diselamatkan oleh TUHAN. Sebenarnya tidak ada alasan
untuk kita ini binasa, asalkan kita mau mendengarkan Firman dengan
sungguh-sungguh, mengerti, percaya-yakin, mulut mengaku dosa, maka
dosa apapun diampuni oleh Darah YESUS = kita
dibenarkan-diselamatkan oleh TUHAN. Praktik pertama iman yang benar
yaitu masuk pintu gerbang; kita diselamatkan, mengaku dosa dan
diampuni. Tetapi seringkali masih berbuat dosa lagi.
- Mezbah
korban bakaran. Dulu binatang-binatang itu disembelih, dikorbankan
untuk pengampunan dosa, tetapi sekarang sudah digenapi oleh salib
Kristus. YESUS sebagai Anak Domba ALLAH sudah mati tersembelih di
kayu salib. Mezbah korban bakaran = salib Kristus, artinya percaya
dan bertobat.
Kalau pintu gerbang, percaya dan menerima YESUS. Bertobat artinya
berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN = hidup menurut
kehendak TUHAN; hidup dalam kebenaran (tidak boleh lagi ada yang
salah). Inilah iman yang benar. Mulai dari masuk pintu gerbang
(percaya, menerima YESUS, mulut mengaku dosa, kita diselamatkan),
kemudian percaya dan bertobat (berhenti berbuat dosa, kembali
kepada TUHAN, hidup sesuai kehendak TUHAN).
Kesimpulannya
(jika digabungkan): Jadi iman yang benar
adalah:
- percaya
YESUS, mengaku dosa dan bertobat, sehingga
- kita
dapat hidup dalam kebenaran. Inilah iman yang benar. Semoga kita
dapat mengerti.
Orang
benar dipagari oleh TUHAN. Masuk pagar! Jadi masuk pintu gerbang =
kita sudah dipagari. Tadinya kita berada di padang pasir dunia
(gelap, terhilang), begitu percaya YESUS, bertobat, berarti sudah
masuk pintu gerbang dan sudah dipagari = dipisahkan dari dunia.
Mazmur 5:
13,
Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau
memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.
Ay
13 => 'Sebab
Engkaulah yang memberkati orang benar'
=> orang benar = hidup dalam kebenaran.
Jika kita hidup dalam
kebenaran, maka kita dipagari dengan berkat dan anugerah TUHAN. Kita
terlepas dari suasana kutukan. Dunia ini dikutuk, tetapi kita
bersuasana Firdaus. Kalau hidup benar, kita akan bersuasana Firdaus.
Dulu Adam dan Hawa sebelum berbuat dosa tinggal di Firdaus. Setelah
berbuat dosa, mereka dibuang ke dunia. Jika kita hidup dalam
kebenaran, maka hasilnya, TUHAN memagari kita dengan berkat dan
anugerah TUHAN, sehingga kita terlepas dari kutukan di dunia dan
kita akan hidup bersuasanakan Firdaus. Mari! Sekarang ini masuk
pintu gerbang = iman yang benar. Orang benar itu kaya sebab dipagari
dengan berkat dan anugerah TUHAN/bersuasana Firdaus.
Kaya
dalam iman, harus bertambah-tambah imannya, imannya berkembang
sampai sempurna. Nomor satu yaitu iman yang benar.
- Iman
yang suci (iman yang teguh).
Ini menunjuk
ruangan suci. Masuk pintu gerbang, menuju halaman, ada mezbah korban
bakaran (percaya, bertobat, hidup benar, dipagari). Sekarang masuk
ke ruangan suci, inilah iman yang suci atau iman yang teguh. Dalam
ruangan suci ada alat meja roti sajian, inilah yang menunjuk iman.
Pelita emas menujuk pengharapan. Mezbah dupa emas menunjuk
kasih.
Diatas meja roti sajian, ada dua belas roti yang
disusun menjadi dua susun (masing-masing susun terdiri dari enam
buah roti). Jadi enam enam/dua susun roti ini menunjuk alkitab
(pengajaran yang benar). Firman pengajaran yang benar bukunya hanya
satu yaitu alkitab. Perjanjian lama (kitab nabi-nabi) ditambah
dengan perjanjian baru (kitab rasul-rasul) = Firman pengajaran yang
benar (enam enam kitab dalam alkitab). Roti juga menunjuk Tubuh
Kristus (1 Korintus). Darahnya dimana? Darah-Nya yaitu korban
curahan. Ini supaya jelas mengapa meja roti sajian dikaitkan dengan
perjamuan suci. Darah-Nya, ini di dalam Keluaran 25 mulai ayat 23
ini tentang meja roti sajian.
Keluaran
25: 29,
Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya,
yang dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau membuat
semuanya itu dari emas murni.
Meja
roti sajian merupakan satu-satunya alat yang ada korban curahannya.
Korban curahan ini dari anggur (anggur yang dicurahkan). Jadi roti
menunjuk Tubuh Kristus dan korban curahan dari anggur menunjuk Darah
YESUS. Ini menunjuk perjamuan suci seperti saat ini (ada Tubuh dan
Darah). Jadi meja roti sajian menujuk ketekunan dalam kebaktian
pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Disinilah kita mendapatkan
iman yang suci atau iman yang teguh. Tadi, sudah punya iman yang
benar, kita diberkati => bagus!! Tetapi iman yang benar masih
dapat digoyahkan sehingga menjadi tidak benar. Sebab itu harus
memiliki iman yang teguh, sekalipun ada goncangan kita tetap benar.
Semoga kita dapat mengerti.
Jadi meja roti sajian menunjuk
ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci.
Pendalaman alkitab, berarti benar-benar diperdalam (istilah di
alkitab 'diulang-ulang'). Misalnya jika saudara membuat lubang
dengan cangkul, menggalinya harus iulang-ulang. Kalau mencangkul
hanya satu kali saja, lubangnya akan kecil. Kalau kita menghendaki
lubang yang dalam pasti akan dicangkul berulang-ulang/semakin banyak
diulang, akan semakin dalam. Jadi semakin banyak Firman yang
diulang, akan semakin diperdalam (bukan semakin bosan). Inilah
pendalaman alkitab. Bagaimana pendalaman alkitab itu? Firman dibaca
terus menerus/diulang terus sampai mendalam.
2
Tawarikh 36: 15, 16,
15.
Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim
pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya
dan tempat kediaman-Nya.
16.
Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala
firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN
bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi
pemulihan.
Ay
15 => kalau Firman diulang, ini karena TUHAN sayang, bukan supaya
kita bosan, tetapi kita diberikan kesempatan. Mungkin kemarin kita
mendengarkan Firman soal dusta, karena belum ada persoalan, maka
Firman itu dianggap angin lalu. Firman diulangi dua kali, sudah agak
tersentak ?' Ya, rasa-rasanya saya berdusta' Firman diulangi
tiga-empat kali => 'Ya, saya berdusta' Inilah pendalaman.
Ay 16 => 'Tetapi
mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala
firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya' =>
Hati-hati!
'Oleh sebab itu murka
TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi
pemulihan' => kalau Firman yang
diulang-ulang ditolak, maka kehidupan itu tidak akan dapat
tertolong.
Jadi Firman ALLAH yang diulang-ulang sama dengan
Firman ALLAH yang diperdalam-ditingkatkan dan merupakan kasih sayang
TUHAN. Kita terus menerus selalu diberikan kesempatan, tetapi Jika
ada kehidupan yang mengolok atau menolak Firman ALLAH yang
diulang-ulang, maka tidak ada pemulihan lagi. Sudah mau ditolong,
ditolak. Diulangi lagi, ditolak lagi. Akhirnya tidak ada pemulihan
lagi sehingga hancur dan binasa untuk selamanya. Lain lagi kalau
kita belum mampu. Seumpama tadi soal dosa dusta => 'saya mau
berhenti TUHAN' Tetapi masih berbuat lagi. Dia mengerti (tidak
mengolok Firman), ini masih dapat ditolong. Kalau Firman diulang
tentang dusta (kemarin dusta, sekarang dusta) => 'Ya, aku belum
dapat terlepas dari dusta, ampuni TUHAN, beri lagi kesempatan'
Firman diulangi lagi => 'aduh tidak bisa TUHAN' Satu waktu
akan lepas dari dusta. Tetapi kalau Firman soal dusta terus
diulang-ulang => 'Firman hanya berbicara terus menerus tentang
dusta/menembak-nembak, apa ini?' Ini tidak ada pemulihan lagi =
tidak dapat ditolong lagi. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau
ada Firman yang diulang-ulang berarti ada hadirat Imam Besar disitu.
Permisi, banyak orang menghina => 'Firman diulang lagi, mungkin
kekurangan bahan untuk dikhotbahkan. Wahyu 2: 9 ini sudah diulang
berapa kali, tidak ada bahan ya' Coba saja suruh orang mengulang
Wahyu 2:9, besok lagi Wahyu 2:9, bisa apa tidak? Kalau bukan karunia
TUHAN tidak akan bisa. Kalau bukan karunia TUHAN mau satu kali
kotbah saja sudah susah. Ini bukanlah kepandaian, tetapi karunia
dari TUHAN. Mengulang-ulang Firman, ini merupakan karunia bagi
seorang gembala.
Maleakhi
3: 1 - 3,
1.
Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di
hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke
bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya,
Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
2.
Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah
yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia
seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
3.
Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak;
dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan
seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang
mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
Ay
1 => 'Dengan mendadak Tuhan yang kamu
cari itu akan masuk ke bait-Nya!' =>
ini sidak.
Ay 2 => 'sabun tukang
penatu' => ini diulang-ulang. Mencuci
pakaian, dikucak ulang. Kalau mengucaknya maju terus bajunya dapat
robek.
Ay 3 => 'Ia akan duduk seperti
orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan
orang Lewi' => Ia duduk terutama untuk
membersihkan imam-imam. Firman yang diulang ini khusus untuk Lewi
(imam-imam), sebab memiliki pakaian. Pakaian imam inilah yang harus
dikucak terus supaya tidak bernoda.
'supaya
mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar
kepada TUHAN' => supaya ibadah
pelayanannya benar. Habel beribadah melayani dan Kain juga beribadah
melayani, tetapi hanya satu yang diterima oleh TUHAN. Jadi jangan
sakit hati kalau menggunakan kata 'Firman pengajaran yang benar',
'ibadah benar' => 'mengapa menggunakan kata benar, ini
kebenaran sendiri' Tidak! Harus berhati-hati; harus korban yang
benar, persembahan yang benar, ibadah yang benar. Caranya lewat
dikucak.Dimana ada pembukaan Firman atau Firman yang diperdalam
(diulang-ulang), maka disitu YESUS sebagai Imam Besar, Gembala Agung
hadir ditengah-tengah kita; YESUS duduk bertakhta ditengah-tengah
sidang jemaat.
Kalau duduk berarti:
- menggunakan
waktu,
- tidak
terburu-buru,
- membersihkan
dengan sungguh-sungguh. Misalnya mencuci baju sambil berdiri, dapat
lima baju sudah capek. Kalau duduk lebih enak. Pengalaman kami di
desa, mencuci baju sambil duduk di sungai, enak sekali, sebab
airnya banyak.
Firman
yang diulang-ulang digambarkan dalam dua hal:
- Seperti
sabun tukang penatu,
untuk menyucikan noda-noda pada pakaian pelayanan. Ini bagian luar,
noda itu kelihatan dari luar. Jangan hanya diluar saja, jika
disucikan diluar saja tetapi dalamnya berkarat, ini namanya merasa
suci. Banyak orang yang merasa suci, bagian luarnya saja yang
dijaga (jangan sampai orang tahu), tetapi dalamnya tidak ada yang
tahu. Itu sebabnya masih ada yang kedua.
- Seperti
api tukang pemurni logam (las), untuk menyucikan karat dosa pada
emas dan perak.
Karat itu bagian dalam.
Tadi kalau mencuci pakaian
tidak mungkin maju terus satu kali,
tetapi harus dikucak (diulang-ulang). Demikian juga dengan las,
harus terus diulang-ulang. Kalau ada mobil yang berkarat akan terus
di las. Jadi luar dan dalam harus disucikan. Kalau mau mendapatkan
iman yang suci atau iman yang teguh, maka luar dan dalam harus
disucikan. Kalau disucikan bagian luar saja, tidak akan teguh.
Mungkin kelihatannya suci, tahu-tahu sudah terbanting => 'masa
dia berbuat itu' Ini karena tidak disucikan luar dan dalam. Kalau
sudah disucikan luar dan dalam, menghasilkan iman yang teguh.
Semoga kita dapat mengerti.
Noda
dan karat ditulis dalam Yakobus
5: 1- 6,
1.
Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah
atas sengsara yang akan menimpa kamu!
2.
Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat!
3.
Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian
terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah
mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.
4.
Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu
tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai
ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit
panenmu.
5.
Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu
telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan.
6.
Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak
dapat melawan kamu.
Ay 2 =>
'pakaianmu telah dimakan ngengat'
=> kalau pakaian ada nodanya, dibiarkan terus, nanti akan muncul
ngengat. Lama-lama pakaian itu akan robek.
Ay 3 => 'Kamu
telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir'
=> Kaya dalam kemurahan = menabung di surga (seperti jemaat
Makedonia). Tetapi disini hanya kaya secara jasmani, tidak kaya di
surga (tidak kaya secara rohani).
Ay 5 => 'Dalam
kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi' => Istilah
'berfoya-foya' = dosa makan minum dan kawin mengawinkan.
Inilah
noda dan karat yang harus disucikan lewat sabun tukang penatu dan
api tukang pemurni logam (Firman yang diulang-ulang terus dalam
pendalaman alkitab). Jika seorang gembala, hamba TUHAN tidak mau
mengikuti ibadah pendalaman alkitab, mengerikan (pakaiannya
mengerikan, dan juga di dalamnya akan berkarat).
Penyucian
noda pada pakaian pelayanan yaitu noda jahat dan malas, termasuk
noda najis. Inilah yang akan dimakan atau dirusak oleh ngengat.
Dalam Matius 25 'hai hamba yang jahat dan malas', juga
berfoya-foya (najis).
Jahat yaitu:
- Iri
hati. Seperti cerita pekerja di kebun anggur dengan upah satu
dinar. Ada yang bekerja dari pagi, ada yang bekerja hanya satu jam,
ternyata upahnya sama-sama yaitu mendapatkan satu dinar. Satu dinar
ini = kemurahan TUHAN. Yang bekerja dari pagi sudah hitung-hitung?
'dapat berapa dinar aku?' Padahal dia lupa, bahwa janjinya
hanya mendapatkan satu dinar. Akhirnya iri hati. Kalau iri hati
nanti dapat berselisih (iri hati dan perselisihan).
- Bersungut-sungut.
Kalau sudah bersungut-sungut nanti dapat menghasut.
Bersungut-sungut itu tanda tidak puas, nanti akhirnya menghasut
(mencerai beraikan Tubuh Kristus). Iri hati dan perselisihan juga
dapat mencerai beraikan Tubuh Kristus.
Kalau
ada perselisihan tentang kesalahan (dosa-dosa), mari saling
berdamai. Kalau perselisihan tentang pengajaran, mari baca alkitab.
Perhatikan lulusan Lempin-EL Kristus Ajaib, paling gampang sebab
saudara tinggal membuka catatan saja. Mau berselisih soal apa saja,
tinggal buka catatan saja. Kalau tidak benar, jangan! Kalau kita
dalam pengajaran yang benar sebenarnya tidak perlu ada perselisihan,
tinggal mau mengakui atau tidak? Gurunya semuanya sama, ajarannya
semuanya juga sama, saudara tinggal membuka catatan saja. Semoga
kita dapat mengerti.
Noda kenajisan (berfoya-foya), yaitu
dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Namanya saja dosa makan
minum, ini diulang-ulang. Sebab itu kalau tidak mau Firman yang
diulang-ulang (untuk menyucikan), bahaya, nanti bisa mengulang dosa,
sampai kepada puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin
mengawinkan). Inilah yang akan diulang terus. Noda kenajisan harus
disucikan dengan sabun tukang penatu (Firman pengajaran yang
diperdalam). Semoga kita dapat mengerti.
Penyucian karat dosa
(bagian dalam). Ini tentang orang kaya yang tidak memberikan upah
kepada buruhnya. Jadi penyucian karat dosa
yaitu:
- Penyucian
dari kikir dan serakah. Karat dosa itu ada di dalam hati yang jahat
dan najis. Kalau noda, ada di pakaian. Kikir yaitu tidak dapat
memberi untuk pekerjaan TUHAN dan untuk sesama yang membutuhkan.
Serakah yaitu merampas hak orang lain, terutama hak TUHAN yaitu
persepuluhan dan persembahan khusus. Inilah karat dosa. Firman (api
tukang pemurni logam) harus diulang-ulang, kalau hanya satu kali
tidak dapat tembus. Misalnya Firman tentang persepuluhan diulang
terus, ini untuk membersihkan karat dosa. Mulai dari saya,
bayangkan saja kalau gembalanya berkarat (pencuri), bagaimana
dengan sidang jemaat?
- Karat
dalam hati juga kebenaran diri sendiri (ay 6 'Kamu
telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak
dapat melawan kamu dan ia tidak dapat melawan kamu').
Ini berbahaya, seperti jemaah iblis yaitu menghukum dan menghakimi
orang benar. Bagaimana menghukum? membunuh yang tidak dapat melawan
(orang benar memang tidak dapat melawan)? Dengan fitnahan. Kalau
difitnah, kita tidak akan dapat melawan (apalagi diajarkan untuk
berdiam diri). Ini mengerikan!
Karat
kebenaran diri sendiri yaitu:
- Menghakimi
orang lain, memfitnah orang lain (yang benar menjadi salah, yang
salah menjadi benar), menjelekkan orang lain, dan sebagainya. Ini
sangat berbahaya, seperti jemaah iblis (orang Yahudi tetapi
memfitnah orang benar). Orang Yahudi gambaran dari orang Kristen.
- Menutupi
dosa dengan menyalahkan orang lain, menyalahkan TUHAN (Firman
pengajaran yang benar). Inilah karat-karat yang harus disucikan.
Jika
hamba TUHAN, pelayan TUHAN disucikan dari noda dan karat, maka
ibadah pelayanannya berkenan kepada TUHAN (mempersembahkan ibadah
pelayanan yang berkenan). Berkenan itu bukan memiliki gereja yang
besar, bukan! Berkenan itu jika setiap hamba TUHAN, pelayan TUHAN
(imam-imam) dibersihkan dari noda dan karat (ada Firman yang
diulang-ulang, pendalaman alkitab, Firman yang dibukakan rahasianya
=> ini lebih mendalam lagi). Inilah pelayanan yang berkenan
kepada TUHAN. Dengarkan! Kalau pakaian terus disucikan dari karat
(bagian dalam) terus disucikan, disucikan, sampai kita mendapatkan
pakaian putih berkilau-kilauan (pakaian Mempelai). Istilah berkilau
itu dari dalam hati. Tidak palsu! Kalau Babel memiliki pakaian putih
tetapi tidak berkilau, ini namanya merasa suci padahal hanya bagian
luarnya saja yang dijaga.
Satu waktu saya berjalan, kemudian
saya bertemu dengan seseorang yang merokok di tempat yang gelap,
begitu sudah dekat dia kaget bertemu dengan saya dan langsung ia
meremas rokoknya. Ini hanya menutupi saja sebab tidak dari dalam
hati. Tetapi kalau noda yang diluar dibersihkan dan karat yang di
dalam dibersihkan maka kita akan mendapatkan pakaian putih
berkilau-kilauan/pakaian Mempelai. Seperti Firman => 'siapa
yang tahan berdiri menghadapi kedatangan-Nya' Kalau telanjang
seperti Adam dan Hawa akan lari (TUHAN datang di taman Eden, mereka
lari). Jika memiliki pakaian putih yang berkilau-kilauan, maka kita
akan siap (tahan berdiri) untuk menyambut kedatangan-Nya.
Wahyu
19: 8,
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
Kita
akan mendapatkan pakaian putih berkilau-kilauan (pakaian Mempelai)
dan tahan berdiri sampai TUHAN YESUS datang kembali ke dua kali
(tidak akan tinggalkan pelayanan) = setia berkobar dalam beribadah
melayani sampai TUHAN datang kembali. Kalau tidak memiliki pakaian
putih atau telanjang, maka cepat atau lambat akan lari. Ini bukan
dipecat atau diusir, tetapi lari dengan sendirinya sebab tidak kuat.
Mari pertahankan pakaian putih! Kalau tidak ada pakaian kita akan
berhenti melayani, tetapi kalau kita memiliki pakaian, maka kita
akan lanjut melayani. Dimana saja, situasi apa saja, kapan saja,
kita akan lanjut melayani (tahan berdiri) sampai kedatangan YESUS ke
dua kali, bahkan usia tua pun tidak akan menghalangi. Semoga kita
dapat mengerti.
Mengapa
harus ada meja roti sajian (kebaktian pendalaman alkitab dan
perjamuan suci/Firman yang diulang-ulang)?
- Filipi
3:1b-3,
1b.
Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi
kepastian kepadamu.
2.
Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap
pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat
yang palsu,
3.
karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah,
dan bermegah dalam Kristus
Yesus dan
tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
Ay
1b => 'Menuliskan hal ini lagi kepadamu
tidaklah berat bagiku' => ditulis
diulang-ulang lagi. Memang Firman itu dapat secara lisan dan juga
dapat secara tertulis (2 Tesalonika 2). Dalam Wahyu 'tuliskanlah
kepada jemaat...' Dulu hanya dua ini saja yaitu secara lisan dan
secara tertulis sebab pada waktu itu belum ada fotokopi. Sekarang
sudah ada fotokopi, lebih maju lagi ada kaset, lebih maju lagi ada
vcd dan juga ada dvd, lebih maju lagi ada internet (khotbah disini,
lalu dimana-mana dapat langsung mendengar). Ini sama saja, baik
lisan, tertulis dan sebagainya, kuasa TUHAN tidak dapat dibatasi
oleh apapun. Alkitab ini ditulis berapa ribu tahun yang lalu, yang
menulis sudah meninggal dunia semuanya, tetapi begitu kita baca,
maka tulisan itu menjadi hidup. Kita mau mendengar lewat apa saja,
bisa. Kuasa TUHAN tidak dapat dibatasi. Semoga kita dapat mengerti.
Ay 2 => 'Hati-hatilah terhadap
anjing-anjing' => ini mengecoh kita
dengan perkara jasmani.
Ay 3 => 'tidak
menaruh percaya pada hal-hal lahiriah' =>
Hati-hati, jangan terkecoh oleh yang lahiriah.
Jawabannya:
untuk memberikan
kepastian iman kepada kita, sehingga kita memiliki iman yang teguh.
Kalau diulang terus, tetapi berbeda, ini
gawat! Dulu diterangkan => 'ini tidak boleh ...' Lama-lama
=> 'boleh ....' Wah gawat! Pengajaran itu tidak berubah,
baik dulu,sekarang dan selamanya. Sebab itu perlu dicatat. Kita
mencatat itu sebagai bukti autentik. Dua tahun yang lalu
diterangkan tentang iman yang benar, dua tahun lagi diterangkan
tentang iman yang benar harus sama. Memang ada perkembangannya
tetapi tidak boleh bertentangan. Harus memberi kepastian!
Firman
diulang-ulang supaya kita menjadi teguh. Seperti menggali dasar
atau fondasi, semakin banyak mengulangnya (dicangkul
berulang-ulang), semakin dalam fondasinya, semakin kokoh
bangunannya. Inilah iman yang teguh. Jadi bersyukur, jangan
mengomel kalau sudah tiga bulan, kita hanya berbicara tentang kitab
Wahyu ...' Kitab Wahyu ini sudah beberapa bulan. Dulu kami
membahas injil Matius, seringkali satu pasal selama satu tahun.
Inilah semakin digali, fondasinya semakin teguh. Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau kita memiliki iman
yang teguh hasilnya yaitu:
- Kita
tidak jatuh dalam dosa = hidup suci (iman yang suci).
- Tidak
diombang-ambingkan oleh ajaran palsu (ay 2 nabi-nabi palsu) =
sudah dewasa rohani (bukan lagi anak-anak). Ini berarti
mendewasakan kita juga.
Efesus
4: 14,
sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh
rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam
kelicikan mereka yang menyesatkan,
Tidak
diombang-ambingkan oleh ajaran palsu, termasuk juga tidak
diombang-ambingkan oleh perkara-perkara dunia. Jangan
diombang-ambing oleh ajaran palsu dan perkara jasmani. Ajaran
palsu dan perkara jasmani ini menjadi satu. Jadi senjata ajaran
palsu itulah perkara-perkara jasmani (menawarkan yang enak-enak;
menggembar-gemborkan berkat jasmani). Sama dengan antikris. Kalau
antikris berkuasa tiga setengah tahun, yang ketinggalan tetapi
tetap menyembah YESUS, tidak boleh makan, tidak boleh berdagang
bahkan disiksa. Yang ketinggalan, tetapi menyembah antikris,
diberikan semuanya. Mari kita memiliki iman yang teguh; tidak
diombang-ambingkan ajaran oleh palsu; dewasa rohani sampai
kedewasaan penuh seperti YESUS. Kalau dewasa rohani, nanti bisa
menikah.
Efesus
4:13,
sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan
yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Kedewasaan
penuh seperti Kristus = sempurna. Inilah maksudnya Firman yang
diulang-ulang. Salah satu kemurnian Firman, yaitu diulang-ulang
terus. Pesan-pesan terakhir bpk pdt In Juwono kepada bpk pdt Pong
(sudah beberapa tahun menggembalakan di Manado) => 'belajarlah
menjadi gembala' Dimana belajarnya? Memberitakan Firman yang
diulang-ulang, terus berkesinambungan, terus diperdalam. Ini untuk
memberi iman yang teguh = dewasa. Semoga kita dapat mengerti.
- Untuk
menyucikan kita dari noda dan karat dosa, sampai kita memiliki
pakaian Mempelai Wanita Surga (pakaian putih berkilau-kilau).
- Iman
yang sempurna.
Ini menunjuk kepada ruangan maha
suci.
Praktiknya?
Di ruangan maha suci, ada alat yang bernama tabut perjanjian. Tabut
perjanjian ini memiliki tiga alat dan salah satunya yaitu buli-buli
emas berisi manna. Jadi praktiknya yaitu buli-buli emas berisi
manna. Inilah iman yang sempurna; permanen (tidak dapat goyah
lagi).
Ibrani
9: 4,
Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut
perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut
perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun
yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan
perjanjian,
Ay 35 => 'di
dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna,
tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan
perjanjian' => buli-buli emas berisikan
tiga hal ini. Sekarang kita berbicara tentang buli-buli emas berisi
manna.
Sebenarnya manusia merupakan buli-buli tanah liat
(berasal dari tanah liat). Sehebat apapun manusia di dunia (diisi
uang, kedudukan, gelar, apa saja) hanyalah buli-buli tanah liat yang
rapuh, hancur dan binasa. Rapuh = gampang retak (terkena singgung
sedikit sudah retak). Jadi supaya menjadi buli-buli emas, harus
diisi dengan manna. Kalau bertahan pada buli-buli tanah liat, diisi
apa saja dari dunia tetap menjadi buli-buli tanah liat. Misalnya
diisi gelar, orang pandai juga banyak yang putus asa (orang Jepang
banyak yang pandai, tetapi juga ada yang bunuh diri). Banyak orang
kaya yang putus asa. Inilah rapuh, tidak mampu, hancur dan binasa.
Jika diisi manna, maka buli-buli tanah liat berubah menjadi
buli-buli emas yang tahan (sekalipun dibakar, emas tetap bertahan).
Apa
yang dimaksud dengan manna? Mazmur
78: 23-25,
23.
Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu
langit,
24.
menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan
kepada mereka gandum dari langit;
25.
setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan
kepada mereka berlimpah-limpah.
Ay
23 => manna berasal dari langit.
Jadi
manna adalah roti malaikat dari surga (pintu langit terbuka; surga
terbuka). Roti menunjuk Firman. Malaikat menunjuk gembala. Seperti
ayat => 'tuliskan kepada malaikat jemaat Efesus, malaikat jemaat
Smirna'
Jadi manna adalah Firman penggembalaan yang turun
dari surga. Firman penggembalaan itu tidak ada
sekolahnya. Supaya buli-buli tanah liat dapat menjadi buli-buli emas,
maka kita harus tergembala dengan baik dan benar (diisi Firman
penggembalaan). Tidak ada jalan lain! Gembala harus menggembalakan
dengan benar dan baik. Ini semua hanya tergantung pada hati nurani
yang baik.
Kalau
kita memiliki hati nurani yang baik (taat dengar-dengaran), maka kita
dapat tergembala dengan benar dan baik. Jika gembala memiliki hati
nurani yang baik (taat dengar-dengaran), maka ia dapat menggembalakan
dengan benar dan baik. Yudas Iskariot (rasul, bendahara) hebat,
gembalanya YESUS Yang super hebat dan sempurna, tetapi karena hati
nurani Yudas jahat (ada keinginan akan uang), Yudas tidak dapat
tergembala. Bukan otak, tetapi tergantung dari hati.
Sekali
lagi, kalau buli-buli tanah liat tidak mau hancur, melainkan dapat
berubah menjadi buli-buli emas, tidak ada jalan lain, selain harus
diisi dengan Firman penggembalaan (harus tergembala dengan benar dan
baik). Tadi, manna (Firman penggembalaan) turun dari surga (pintu
langit terbuka).
Bagaimana
supaya manna dicurahkan dan langit dapat terbuka?
- Seorang
gembala harus bergumul di bawah Kaki TUHAN lewat membaca Firman
TUHAN, berdoa (doa puasa, doa semalam suntuk), juga lewat fellowship
yang benar dalam satu pengajaran yang benar
(berfellowship dengan hamba-hamba TUHAN yang dipakai dalam
pengajaran yang benar). Sebab juga ada fellowship/persekutuan yang
tidak benar, bukan manna yang diturunkan, tetapi racun. Itu sebabnya
kita jangan sembarangan berfellowship! Kalau sembarangan, pintu
surga dapat tertutup. Tadinya pintu surga sudah terbuka
sedikit-sedikit, tetapi karena mengikuti fellowship yang salah,
akhirnya pintu surga tertutup = tidak ada pembukaan Firman dan
semuanya kering. Harus selektif! Sekali-pun ada orang yang
mengatakan => eksklusif, terserah!!
Kalau saya harus
selektif, sebab saya tidak mempunyai filter. Ada yang mengatakan =>
'kami punya filter, bisa..' Terserah! Saya belajar dari Salomo.
Salomo hebat, di alkitab ditulis luar biasa (tidak ada yang melebihi
hikmat Salomo), tetapi filternya bocor, apalagi Widjaja. Jadi jangan
coba-coba. Sebab itu lebih baik tidak perlu memakai filter-filteran,
dan menolak yang tidak benar. Kita juga tidak merasa benar sendiri
sebab ada ukurannya (pelajaran yang sudah kita terima/Firman ALLAH).
Semoga kita dapat mengerti.
Jemaat juga bergumul (berdoa)
menyatakan kerinduan akan Firman penggembalaan sebagai makanan
rohani. Kalau jemaat merindu, maka TUHAN akan membukakan Firman
penggembalaan itu. Jika jemaat tidak merindu, maka Firman tidak
dapat dibukakan oleh TUHAN.
- Gembala
dan sidang jemaat harus sama-sama mengembalikan persepuluhan dan
persembahan khusus milik TUHAN,
supaya pintu langit tetap terbuka dan ada makanan di rumah TUHAN.
Manna yang diletakkan itu, sebanyak satu gomer = sepersepuluh efa.
Ini ada kaitannya dengan persepuluhan. Semoga kita dapat
mengerti.
Keluaran
16: 32-34, 36,
32.
Musa berkata: "Beginilah perintah TUHAN: Ambillah segomer penuh
untuk disimpan turun-temurun, supaya keturunan mereka melihat roti
yang Kuberi kamu makan di padang gurun, ketika Aku membawa kamu
keluar dari tanah Mesir."
33.
Sebab itu Musa berkata kepada Harun: "Ambillah sebuah
buli-buli, taruhlah manna di dalamnya segomer penuh, dan
tempatkanlah itu di hadapan TUHAN untuk disimpan turun-temurun."
34.
Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah buli-buli
itu ditempatkan Harun di hadapan tabut hukum Allah untuk
disimpan.
36.
Adapun segomer ialah sepersepuluh efa.
Jadi
manna yang disimpan di buli-buli emas itu sepersepuluh. Inilah
persepuluhan yang membuka pintu langit, supaya manna dicurahkan.
Bukan memberi persepuluhan supaya kita diberkati sepuluh kali lipat
=> ini togel kecil-kecilan. Kalau pintu langit terbuka, manna
(makanan) akan dicurahkan. Pilih mana makanan atau mobil? Kalau
mobil dicurahkan tetapi tidak boleh makan, ini seperti naik mobil
selama empat puluh hari, lalu mati. Kalau ada manna (makan sehat),
kita dapat membeli mobil dan sebagainya. Jadi harus manna terlebih
dahulu (Firman penggembalaan). Semoga kita dapat mengerti.
Kalau
gembala memberikan makanan rohani (manna/Firman penggembalaan) bagi
sidang jemaat, maka gembala dipercaya untuk menerima persepuluhan
yang menjadi milik TUHAN.
Hanya kepercayaan! Kalau
tidak dipercaya, akan dihentikan juga oleh TUHAN.
Lukas
12: 42- 44,
42.
Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan
bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua
hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?
43.
Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu,
ketika tuannya itu datang.
44.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia
menjadi pengawas segala miliknya.
Ay
44 => pengawas milik TUHAN. Milik TUHAN yang paling kecil yaitu
persepuluhan. Milik TUHAN selanjutnya yaitu penyembahan sampai
Mempelai. Itulah gembala. Kalau tidak dipercaya persepuluhan, maka
juga tidak akan dipercaya penyembahan (tidak ada penyembahan), juga
tidak dipercaya Mempelai (tidak ada yang menjadi Mempelai). Ini
gawat! Saya mengajarkan Lempi-El? 'Jangan takut, pertahankan
kepercayaan TUHAN (bukan pertahankan uangnya)' gembala yang memberi
makan sidang jemaat dengan manna dari surga (Firman penggembalaan),
maka TUHAN juga akan mempercayakan persepuluhan milik-Nya,
penyembahan yang benar dipercayakan sampai sidang jemaat menjadi
Mempelai Wanita. Luar biasa, mari bersungguh-sungguh.
Kalau
tidak memberikan persepuluhan itu = pencuri. Jika gembala tidak
memberi makan sidang jemaat, lalu menerima persepuluhan, ini = penipu
ulung (pencuri ulung). Hati-hati! Waktu ibadah hari Minggu di Malang,
mulut bayi kedalam hanya minum susu (paling murni itu air susu ibu,
itulah Firman penggembalaan). Tugas gembala yaitu memberi makan bayi;
memberi minum susu seperti seorang ibu. Maaf kalau gembala tidak
memberi makan jemaat sama dengan jemaat di penitipan bayi. Ini
kenyataannya, cuma dititip-titipkan dan apa yang harus dibayar untuk
dibelikan susu, tetapi diberikan air tajin yang tidak ada gizinya.
Kalau diberikan makan campuran racun bagaimana?
Ini
bisa saja terjadi, seperti keponakan saya => 'baik ya, diam
terus' Ternyata minumannya diberi pala oleh baby sitternya,
akhirnya anak itu diam terus. Ada tetangga yang mengatakan bahwa anak
itu diberi pala, jadi agak tidur-tidur' Begitulah kalau
dititip-titipkan. Kalau seorang gembala, dia akan bertanggung jawab
dihadapan TUHAN. Mari tergembala dengan benar dan baik. Dan juga para
gembala, mari! menggembalakan siding jemaat dengan benar dan baik.
Jika tidak, hutang darah yang tidak dapat dibayar. Semoga kita dapat
mengerti.
Kita
mencari gelar, uang, bekerja keras dan sebagainya, boleh silahkan.
Selain mencari gelar, uang, sesuai kebutuhan, tetapi jangan lupa ada
waktu untuk diisi dengan manna (Firman penggembalaan).
2
Korintus 4: 7- 9,
7.
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata,
bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan
dari diri kami.
8.
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis
akal, namun tidak putus asa;
9.
kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan,
namun tidak binasa.
Ay
7 => '
harta ini' => Dalam 2 Korintus 4: 3,4 harta
yaitu Cahaya Injil Kemuliaan Kristus = Firman pengajaran = manna dari
surga.
Ay
8 => Kalau tanah liat biasa tertindas, akan hancur. Jika dijepit,
pecah dan habis. Tetapi disini tidak demikian, bahkan tidak binasa
(ayat 9).
Ay
9 => Sampai mautpun tidak dapat menjamah kita.Sekali lagi, jika
kita ada waktu
untuk
mengisi bejana tanah liat dengan gelar, kedudukan, berkat jasmani,
dan sebagainya, ini tidak salah, tetapi jangan lupa (yang utama)
harus ada waktu untuk mengisi bejana tanah liat dengan manna dari
surga (Firman penggembalaan), supaya kita mendapatkan kekuatan yang
melimpah-limpah dari TUHAN.
Kekuatan
yang melimpah-limpah dari TUHAN (kekuatan ekstra yang melebihi
kekuatan dari manusia biasa) yaitu tabah dalam menghadapi percikan
darah (salib, ujian, sengsara daging bersama YESUS, sengsara daging
tanpa dosa).Dan kalau sudah diisi dengan Firman, maka kita akan mampu
menghadapi salib. Tadi, sudah terjepit tidak apa-apa, sudah habis
akal (tidak bisa apa-apa lagi), tidak berputus asa, bahkan menyerah
kepada TUHAN. Inilah kekuatan dari Firman. Kalau tidak ada Firman,
disaat kita habis akal, kita dapat bunuh diri.
Kita
harus tabah dalam menghadapi percikan darah, supaya dapat mencapai
kesempurnaan. Tidak ada jalan lain. Di ruangan maha suci
(kesempurnaan) harus ada percikan darah. Kalau ada jalan lain, TUHAN
tidak akan memberi percikan darah.
Ada
dua kali percikan darah:
- Tujuh
kali diatas tutup, menunjuk sengsara YESUS (darah YESUS) untuk
menyelamatkan dan menyempurnakan.
- Di
depan tabut, menunjuk sengsara kita, supaya kita menjadi sempurna.
Keduanya,
sama-sama harus menghadapi ujian. Kalau tidak menghadapi percikan
darah, tidak akan dapat menjadi sempurna.
Mengapa
TUHAN mengijinkan kita menghadapi salib/ujian/percikan darah?
- 1
Petrus 1: 6, 7,
6.
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika
harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
7.
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu --
yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji
kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian
dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan
diri-Nya.
Ay 7 => 'Maksud
semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh
lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana'
=> buli-buli tanah liat yang rapuh sudah menjadi buli-buli emas
(iman yang murni; iman yang sempurna).
Ay 7 => Jika YESUS
datang kembali ke dua kali, kita dapat bersama dengan Dia.
Pertama:
supaya iman kita
meningkat menjadi iman yang teruji (iman yang sempurna) bagaikan
emas murni.
Buktinya yaitu tidak pernah kecewa, tidak pernah putus asa, tidak
pernah merasa bangga, tetapi selalu mengucap syukur, hanya percaya
dan berharap kepada TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- 2
Korintus 4:10,
Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya
kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
Ay
9 => kita mendapatkan emas murni (tabah menghadapi
salib).
Inilah iman yang sempurna,
yang:
- tidak
dapat gugur lagi;
- tidak
dapat kecewa,
- tidak
dapat putus asa,
- tidak
dapat merasa bangga, tetapi,
- selalu
mengucap syukur (tidak bisa bersungut-sungut lagi) dan
- hanya
percaya berharap hanya kepada TUHAN.
Pada
tabut perjanjian, tutupnya terbuat dari emas murni (tidak ada
kayunya), itulah YESUS. Petinya terbuat dari kayu dan harus dilapis
(disalut) dengan emas murni. Lewat percikan darah dan pemberitaan
Firman, kita terus menerus disalut dengan emas, kayunya ditutupi,
satu waktu sudah tidak kelihatan kayunya lagi = hanya sifat YESUS
yang ada/kehidupan YESUS yang ada.
Kedua:
supaya kehidupan YESUS menjadi nyata
dalam kehidupan kita =
kita mengalami
keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani (sempurna)
seperti YESUS. Buli-buli tanah
liat menjadi buli-buli emas yang berisi manna. Begitu diisi manna,
ada percikan darah (lewat ujian), kita dibaharui terus menerus.
Diuji, dibaharui oleh TUHAN sampai menjadi sempurna seperti YESUS,
layak masuk Yerusalem baru. Semoga kita dapat mengerti.
Wahyu
21: 8,
Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya,
orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal,
tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta,
mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang
kedua."
Delapan inilah
yang tidak boleh ada lagi, sampai yang terakhir adalah tidak boleh
ada dusta. Inilah pembaharuan, sehingga kita dapat menjadi manusia
sempurna seperti YESUS, masuk Yerusalem yang Baru. Jika masih ada
dusta berarti tujuh yang lain masih ada. Kita harus jujur, berkata
benar dan baik. Soal pengajaran harus jujur, tidak boleh berdusta.
Jika ditanya => 'bagaimana pengajaran? Benar' Jawabannya =>
'Ya, begitulah ...' Jangan! Harus jujur, jika benar katakan
benar, jika salah katakan salah; Ya katakan ya, tidak katakan tidak.
Jika tidak ada dusta lagi,
itulah
buli-buli emas, manusia sempurna seperti YESUS dan layak untuk masuk
Yerusalem yang Baru.Jadi jangan salah paham, kalau kita diijinkan
TUHAN menghadapi ujian-ujian yang tidak enak bagi daging
(salib/percikan darah). Ini berarti kita sedang latihan berjalan di
Yerusalem Baru, sebab Yerusalem Baru itu jalannya terbuat dari emas
murni. Saat menghadapi ujian, kita mendapatkan iman bagaikan emas
murni (mendapatkan hidup bagaikan emas murni, kayu sedang dilapis
dengan emas. Sekarang ini kalau kita sedang berjalan di lantai yang
bagus, mau jatuh. Nanti saat berjalan diatas emas murni bagaimana?
Itu sebabnya sekarang kita latihan. Kalau diuji jangan mengamuk,
sebab kita sedang latihan berjalan diatas emas murni.
Wahyu
21: 21,
Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap
pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari
emas murni bagaikan kaca bening.
Kalau
tidak latihan mulai sekarang, nanti tidak akan betah seba kita sering
jatuh saat berjalan/kalau menghadapi ujian, lebih baik sekarang
belajar. Mungkin suami berbuat sesuatu, ini ujian. Jangan langsung
berpikir negatif tetapi => 'saya diuji berjalan diatas emas
murni, terima kasih TUHAN, saya doakan suamiku/isteriku supaya
menjadi baik (kami bersama-sama berjalan diatas emas murni)'
Sekarang kita sedang belajar, nanti benar-benar berjalan di kota
Yerusalem Baru yang jalannya terbuat dari emas murni.
Jangan
takut! Kalau belajar berjalan diatas emas murni nanti jatuh sebab
kalau TUHAN ijinkan kita menghadapi ujian (percikan darah), TUHAN
sedang menuntun kita semuanya/ Gembala Agung sedang menuntun kita
masuk ke Yerusalem Baru.
Jangan
takut kalau harus menghadapi ujian! Ini bukan menantang, tetapi ini
harus dilewati. Ada lagunya Daud 'ujilah aku TUHAN ...' Orang
tidak berani menyanyikannya => 'Ini menantang' Bukan! Kita
harus melewati ujian. Kalau tidak melewati ujian, tidak akan dapat
masuk kota Yerusalem Baru. Kalau ada menyanyi 'Ujilah aku TUHAN'
=> 'kehidupan itu sombong' Bukan! Tetapi menyerah kepada TUHAN
=> 'saya rindu TUHAN untuk berjalan di Yerusalem Baru'
Jalannya itulah jalan salib, jalan ujian, tetapi ada tuntunan dari
TUHAN.
Wahyu
7: 17,
Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan
menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan.
Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
Jangankan
terluka, air matapun dihapuskan oleh TUHAN. Jangan takut menghadapi
percikan darah, sebab Tangan Gembala Agung sedang menuntun kita untuk
berjalan ke masa depan yang berhasil, indah, bahagia bersama TUHAN.
Setiap air mata dihapuskan oleh TUHAN, sampai satu waktu tidak ada
lagi air mata disana. Kita bersama dengan Dia untuk selamanya.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1