Kita
masih tetap membahas di dalam kitab Wahyu 2: 8-11, yang berbicara
tentang sidang jemaat di Smirna. Wahyu 2-3 menunjuk tentang tujuh
kali percikan darah di depan tabut perjanjian = tujuh surat yang
ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir (tujuh sidang
jemaat di akhir jaman). Untuk apa? Untuk mengalami penyucian terakhir
(percikan darah merupakan penyucian terakhir bagi tujuh sidang jemaat
bangsa kafir), supaya:
- tidak
bercacat cela,
- menjadi
sempuna seperti YESUS, dan
- menjadi
Mempelai Wanita yang layak menyambut kedatangan-Nya yang ke dua
kali.
Sidang
jemaat yang pertama itulah sidang jemaat Efesus (ini sudah kita
pelajari). Sekarang kita mempelajari sidang jemaat yang kedua itulah
sidang jemaat di Smirna (dalam Wahyu 2: 8-11). Kita masih belajar
ayat yang ke 9.
Wahyu
2: 9,
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya --
dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Keadaan
sidang jemaat di Smirna berada dalam kesusahan, kemiskinan, fitnahan
(difitnah oleh jemaah iblis), namun kaya secara rohani. Mereka
menderita secara jasmani, namun kaya secara rohani. Hati-hati, sekali
lagi selalu diingatkan, mereka orang Yahudi tetapi sebenarnya mereka
adalah jemaah iblis. Orang Yahudi gambaran orang Kristen (hamba
TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN). Orang Yahudi (orang Kristen)
tetapi kalau suka memfitnah (yang benar jadi salah, yang salah
menjadi benar), maka akan menjadi jemaah iblis. Inilah yang harus
benar-benar digaris bawahi.
Pada
ibadah yang lalu, kita sudah mempelajari kaya secara rohani di dalam
2 Korintus 8: 2- 5, seperti jemaat Makedonia, yang miskin, dalam
pencobaan tetapi mereka kaya dalam kemurahan (dapat memberi). Jadi
kaya secara rohani yaitu kaya dalam kemurahan = dapat memberi.
Sekarang
ini kita maju satu langkah, kaya secara rohani di dalam Yakobus 2: 5
Yakobus
2: 5,
Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah
memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi
kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah
dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
Jadi
kaya secara rohani yaitu kaya dalam iman. Mengapa harus kaya dalam
iman?
Lukas
18: 8,
Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi,
jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"
Ay
8 => '
Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang' =>
kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali.
Jawabannya
adalah hanya orang yang kaya dalam iman yang dapat menyambut
kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai, sampai
masuk kerajaan surga yang kekal (Yakobus 2: 5 '
menjadi ahli
waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya'). Inilah yang harus
kita miliki (iman). Kita harus kaya dalam iman sampai TUHAN YESUS
datang. Jangan sampai iman kita itu hilang. Pertanyaannya, darimana
kita mendapatkan iman?
Roma
10: 17,
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.
Iman
dari mendengarkan Firman Kristus = Firman dalam urapan oleh Roh Kudus
(Kristus artinya Yang diurapi). Proses mendapatkan iman dari
mendengarkan Firman Kristus:
- Roh
Kudus menolong kita agar kita dapat mendengarkan Firman TUHAN dengan
sungguh-sungguh, dengan suatu kebutuhan (seperti orang lapar yang
makan roti, terlebih lagi seperti anjing menjilat remah-remah roti).
Inilah kalau Roh Kudus menolong kita, yang menyampaikan Firman dalam
urapan Roh Kudus dan yang mendengarkan Firman juga berada dalam
urapan Roh Kudus, maka tidak akan ada kebosanan. Dalam cerita
tentang perempuan Kanaan, TUHAN berkata => 'tidak layak, roti
untuk anak-anak diberikan pada anjing'. Roti (Firman) ini hanya
untuk bangsa Israel asli, tidak boleh diberikan kepada bangsa kafir.
Tetapi perempuan Kanaan ini mengatakan => 'benar TUHAN, tetapi
anjing juga makan remah-remah roti' Anjing ini gambaran bangsa
kafir. Jadi bangsa kafir yang diurapi harus benar-benar rindu akan
Firman.
- Sampai
mengerti Firman. Roh Kudus menolong kita agar kita dapat mengerti
Firman ALLAH.
- Roh
Kudus menolong kita agar kita percaya atau yakin kepada Firman,
sehingga Firman ALLAH menjadi iman di dalam hati kita (Firman ALLAH
di tulis dalam hati). Jadi setiap kita mendengarkan Firman,
perhatikan cara mendengar Firman supaya ditambahkan (Lukas 8),
sehingga kita menjadi kaya.
Lukas
8: 18,
Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang
mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai,
dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."
Ay
18 => '
Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi'
=> kalau kita sungguh-sungguh mendengarkan Firman, maka akan
ditambah-tambahkan lagi, sampai kita menjadi kaya dalam iman.
'
tetapi
siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang
ia anggap ada padanya' => hati-hati kalau mengantuk, bosan,
dll, maka Firman tidak menjadi iman (tidak mempunyai iman), sampai
pada akhirnya iman itu habis (keselamatannya habis). Semoga kita
dapat mengerti.
Bukti
kalau kita memiliki iman?
2
Korintus 5: 7, 8,
7.
-- sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena
melihat --8.
tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini
untuk menetap pada Tuhan.
Ay
7 => Jadi salah kalau iman itu diajarkan => 'lihat sesuatu,
pegang, nanti kita akan mendapatkan' Salah! Ini adalah iman dari
Tomas => 'sebelum aku melihat lubang di Tangan Yang di paku,
mencucukkan jari ke Lambung Yang ditikam, aku tidak percaya' TUHAN
katakan => 'Tomas, engkau percaya karena melihat tetapi
berbahagialah orang yang tidak melihat tetapi percaya' Ini berarti
orang yang melihat baru percaya, tidak berbahagia. Mereka juga dapat
menyangkal TUHAN sebab memiliki iman yang tidak sehat. Yang benar
adalah iman berasal dari mendengarkan Firman.
Jadi
bukti kalau kita kaya dalam iman yaitu tabah =
kuat teguh
hati. Kuat teguh hati artinya:
- Tetap
hidup dalam kebenaran apapun resikonya (iman itu kebenaran) baik
secara pribadi, dalam nikah rumah tangga, dalam pekerjaan dan juga
dalam study. Inilah bukti bahwa di dalam hati kita ada iman. Bukan
hanya mengaku-mengaku dengan mulut => 'saya percaya YESUS, luar
biasa' Bukan seperti itu! Sebab satu waktu kita akan dihadapkan
untuk memilih => 'kalau memilih yang benar, habis kamu, rugi,
kalah saingan dan sebagainya' Harus memilih kebenaran! Saya
sebagai hamba TUHAN diperhadapkan pada pengajaran dan pelayanan.
Misalnya: kalau tetap memilih yang benar akan dikucilkan. Tidak ada
masalah, itu sebabnya kita harus kuat dan tabah.
- Tidak
kecewa, tidak putus asa dalam menghadapi masalah, tetapi tetap
percaya dan berharap kepada TUHAN.
- Tetap
setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.
Inilah
kaya dalam iman = ada iman dalam hati. Kita memang diuji oleh TUHAN,
apakah benar ada iman? Kalau kita mendapat uang, lalu percaya YESUS,
orang barupun juga mau. Seringkali kita ke rumah sakit ada orang
sakit parah (dokter sudah memvonis tidak dapat sembuh), coba saudara
katakan => 'percaya kepada YESUS ya' Dia akan katakan =>
'Ya saya percaya, doakan supaya sembuh' Setelah disembuhkan tidak
percaya lagi kepada YESUS. Saat-saat kita dalam penderitaan
(menghadapi sesuatu), apa benar ada iman di dalam hati? Apa benar
masih tabah? Inilah ujian. Semoga kita dapat mengerti.
Kaya
dalam iman inilah yang menentukan, supaya kita dapat menyambut
kedatangan YESUS ke dua kali, kemudian dapat masuk kerajaan surga
yang kekal. Iman itu berasal dari mendengarkan Firman.
Itu
sebabnya, tujuan ibadah harus jelas yaitu:
- Supaya
kita kaya dalam iman, tujuan utama ibadah pelayanan kepada TUHAN
yaitu
- hendak
mendengar Firman ALLAH. Inilah yang harus digaris bawahi.
Lukas
5: 1, Pada
suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang
banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
Jika
kita mengutamakan Firman TUHAN dalam ibadah pelayanan, maka kita
sedang mengerumuni Pribadi YESUS Yang dapat melakukan segala sesuatu
atas hidup kita (dapat menolong kita dan sebagainya). Kalau dalam
ibadah kita mengutamakan Firman, maka kita tidak sia-sia datang untuk
beribadah. Kalau dalam ibadah pelayanan tidak mengutamakan Firman,
hanya mengutamakan hal jasmani seperti manusia (orang yang berbuat
baik kepada kita, saudara kita sendiri), uang, kedudukan, jodoh dan
lain-lain, berarti sedang mengerumuni yang lainnya.
Keluaran
32: 1, 4,
1.Ketika
bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung
itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata
kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan
di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar
dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan
dia."
4.
Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan
dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah
mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau
keluar dari tanah Mesir!"
Ay
1 => '
maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun' =>
bukan mengerumuni YESUS, tetapi mengerumuni Harun.
Ay 4 =>
'
dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan' =>
berhala.
Jika
ibadah pelayanan tidak mengutamakan Firman, tetapi mengutamakan
perkara jasmani (figur manusia, keuangan, kedudukan, jodoh dll), maka
ibadah semacam ini hanya mengerumuni Harun (mengerumuni manusia),
sehingga terjadi pemberhalaan lembu emas dan yang tampil adalah setan
si perusak. Semakin beribadah, semakin rusak. Semoga kita dapat
mengerti.
Dalam ibadah pelayanan (penggembalaan, antar penggembalaan),siapa
yang kita kerumuni? Mari kita mohon kepada TUHAN supaya dalam ibadah
pelayanan kita mengutamakan Firman = berarti kita mengerumuni YESUS,
sehingga Dia dapat menolong dan juga memperbaiki apa yang sudah rusak
menjadi baik. Tetapi jika yang diutamakan adalah manusia, perkara
jasmani dll, ini berarti mengerumuni Harun, dan terjadi pemberhalaan
(ada setan si perusak yang disembah, sehingga yang baik menjadi
rusak). Biarlah kita kaya dalam iman (mendengarkan Firman). Jadi
tujuan ibadah haruslah mendengarkan Firman. Semoga kita dapat
mengerti.
Firman
yang kita dengar (mendengar/makan makanan rohani) ada dua seperti
yang diteladankan oleh YESUS.
Ada
dua macam pemberitaan Firman sesuai yang diteladankan oleh YESUS:
- Lukas
4: 42, 43,
42.
Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang
sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan
berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka.
43.
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku
harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku
diutus."
Yang pertama:
memberitakan injil =
Firman
penginjilan
= susu
= Kabar
Baik =
injil
keselamatan.
Efesus
1: 13,
Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman
kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga,
ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang
dijanjikan-Nya itu.
Ay 13 =>
'ketika kamu percaya'
=> membawa kita agar percaya kepada YESUS.
'dimeteraikan
dengan Roh Kudus' => sampai baptisan
Roh Kudus.
Injil keselamatan yaitu injil yang memberitakan
tentang kedatangan YESUS pertama kali ke dunia ini, mati di kayu
salib untuk menyelamatkan manusia berdosa. Inilah yang harus
didengar.
Tanda-tanda diselamatkan:
- Mulai
dari percaya kepada YESUS,
- Bertobat=
berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN. Tadi, orang percaya
itu tabah (tetap hidup benar, tidak mau berbuat dosa).
- Baptisan
air dan baptisan Roh Kudus = lahir baru dari air dan Roh, sehingga
kita memiliki hidup baru (hidup surgawi), yaitu hidup dalam
kebenaran.
Inilah
tanda keselamatan. Benar = selamat. Tidak benar = tidak selamat.
Mungkin ada yang berkata => 'semuanya sudah benar, tinggal
sedikit' Tidak ada! Harus hidup dalam kebenaran, sampai benar sama
seperti YESUS Benar. Ini tidak boleh berbeda sedikitpun; sama
persis; tidak boleh menyimpang. Dan juga suci sama seperti YESUS
Suci. Ini harus sama persis tidak boleh berbeda sedikit saja. Kalau
beda sedikit saja, itu sudah tidak sama. Kebenaran inilah yang
menyelamatkan kita. Kalau sudah hidup dalam kebenaran, sudah tenang.
Kita mendapatkan keselamatan, ditambah dipelihara (tidak mungkin
kelaparan).
Amsal
10: 2, 3,
2.
Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi
kebenaran menyelamatkan orang dari maut.
3.
TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi
keinginan orang fasik ditolak-Nya.
Ay
2 => 'Harta benda yang diperoleh dengan
kefasikan tidak berguna' => kalau kita
mendapatkan harta dengan cara berbuat dosa, tidak ada gunanya, malah
membawa pada kebinasaan.
'tetapi
kebenaran menyelamatkan orang dari maut'
=> kebenaran menyelamatkan kita dari neraka = selamat.
Jadi
sudah selamat dari maut atau neraka, ditambah bonus tidak dibiarkan
kelaparan = mengalami pemeliharaan TUHAN yang berkelimpahan (sampai
selalu mengucap syukur kepada TUHAN).
Inilah makanan
pertama. Iman itu berasal dari mendengarkan Firman. Tujuan ibadah
harus mendengarkan Firman.
Firman
apa? Pertama penginjilan =
- kehidupan
yang sudah selamat,
- masuk
baptisan air,
- baptisan
Roh Kudus, mari mantapkan keselamatan. Hidup benar, sampai benar
sama seperti YESUS Benar. Tidak ada berbeda sedikitpun.
Kemudian
pertahankan kebenaran, tingkatkan sampai benar sama seperti YESUS
Benar. Itu sudah menyelamatkan kita dari maut atau neraka dan
memelihara kehidupan kita sampai berkelimpahan (sampai mengucap
syukur kepada TUHAN). Jangan takut! Nanti kita juga akan diuji juga
untuk hidup dalam kebenaran. Contohnya: toko sebelah curang, nanti
kalau aku benar bisa kalah. Tidak! Kita mungkin diuji => 'sudah
hidup benar, tetapi tidak laku' Ini diuji. YESUS mati selama tiga
hari, tetapi bangkit, naik ke surga untuk selama-lamanya. Dalam
ujian tiga hari seringkali kita tidak kuat. Seringkali sudah dua
hari setengah, tiga hari kurang sedikit sudah tidak kuat. Kalau
sudah tidak kuat, berarti ujiannya sudah hampir selesai. Seperti ibu
hamil yang hampir melahirkan, sebentar lagi selesai. Inilah ujian
dari TUHAN. Kita diuji kebenarannya di segala bidang (dalam
kelaparan). Kalau sudah merasa tidak kuat, tetapi kita tetap
bertahan, kita akan bangkit selama-lamanya. Semoga kita dapat
mengerti.
- Lukas
5: 2-4,
2.
Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun
dan sedang membasuh jalanya.
3.
Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan
menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai.
Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
4.
Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah
ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
Ay 3 => 'menyuruh
dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai'
=> ke tempat yang lebih dalam.
'Lalu
Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu'
=> duduk dan mengajar, inilah yang harus digaris bawahi.
Yang
kedua: Mengajar
=
Firman
pengajaran yang benar
= makanan
keras =
Firman
yang lebih tajam dari pedang bemata dua
= Cahaya
Injil Kemuliaan Kristus.
2
Korintus 4: 3, 4,
3.
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa,
4.
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah
dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Ay
4 => 'yang adalah gambaran Allah'
=> yang adalah Wujud ALLAH.
Ini disebut juga Kabar Mempelai.
Jadi Kabar Baik ditingkatkan menjadi Kabar Mempelai. Kabar Mempelai
adalah injil yang memberitakan tentang kedatangan YESUS ke dua kali
dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga
(Kepala = Suami) di awan-awan yang permai, untuk menyucikan
orang-orang yang sudah selamat, menjadi sempurna, tidak bercacat
cela, sama seperti YESUS (menjadi Mempelai Wanita Surga yang layak
untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang
permai). Kedatangan YESUS pertama kali menjadi bayi, mati di kayu
salib, ini yang kita sudah terima, mari mantapkan kebenaran. Yang
belum baptisan air, mari berdoa, supaya nanti mendapatkan kesempatan
lagi, dapat mengambil bagian di dalamnya dan diselamatkan. Yang
sudah baptisan air dan baptisan Roh Kudus mantapkan agar kita dapat
hidup dalam kebenaran. Inilah yang terus menerus kita terima.
Jadi
tidak boleh ada cacat cela. Kedatangan YESUS pertama kali untuk
menolong manusia berdosa. Kedatangan YESUS pertama kali, bukanlah
untuk mengentas kemiskinan dll, tetapi hanya tertuju untuk
menyelesaikan dosa. Kalau dosa sudah diselesaikan, maka yang lainnya
juga dapat diselesaikan. Masalah dan sebagainya, ini karena adanya
dosa. Kalau tidak ada dosa, dunia ini menjadi taman Eden. Dulu waktu
Adam dan Hawa tidak berbuat dosa dan mereka berdua berada di taman
Eden, mau makan tinggal ambil, semuanya enak. Begitu ada dosa, mulai
susah. OLeh sebab itu kedatangan YESUS pertama kali fokus pada dosa
('namakan Dia YESUS, Dia lah yang akan
menyelamatkan umatnya dari dosa mereka').
Tetapi kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali (maaf), tidak ada kena
mengena dengan dosa (sedikit dosa saja sudah tidak boleh). Inilah
perbedaannya!
Kedatangan
YESUS pertama kali, khusus untuk menyelesaikan dosa. Jangan
ragu-ragu! Kalau sekarang masih ada dosa, mari selesaikan semuanya.
Sebab kedatangan YESUS ke dua kali tidak ada lagi kena mengena dengan
dosa. Kita harus sempuna seperti Dia. Kalau masih ada dosa, berarti
kita akan tertinggal dan binasa. Sungguh-sungguh serius! Mari
hari-hari ini makan Firman = kaya dalam iman lewat mendengarkan
Firman.
Firman
apa?
- Firman
penginjilan = dengarkan Firman, supaya kita
mantap untuk hidup benar, sampai benar seperti YESUS benar.
Percayanya mantap, bertobatnya mantap. Yang belum lahir baru
diperhatikan pelaksanaannya, yang sudah lahir baru hasilnya adalah
hidup benar. Kemudian,
- Firman
pengajaran. Kabar Mempelai harus didengarkan
untuk menyucikan kita sampai kita menjadi sempurna, kita menjadi
Mempelai Wanita yang layak menyambut kedatangan-Nya ke dua kali.
Semoga kita dapat mengerti.
Kalau
ada Firman pengajaran (YESUS mengajar), maka ada aktivitas TUHAN
ditengah-tengah kita. Dulu YESUS mengajar, ada aktivitas TUHAN yaitu
melihat, duduk. Banyak kali memberitakan Firman dengan duduk malah
dihina, YESUS duduk dan mengajar juga.
Dalam
setiap pemberitaan Firman pengajaran yang benar, ada aktivitas dari
YESUS yaitu
- Lukas
5: 2,
Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun
dan sedang membasuh jalanya.
Aktivitas
pertama: melihat,
artinya tidak ada sesuatu yang
tersembunyi di Mata TUHAN seperti dosa-dosa, keadaan kita, kegagalan
kita, sengsara kita. Dalam Firman pengajaran, TUHAN melihat
semuanya. Seseorang bersaksi, dia melanggar perintah orang tuanya,
melanggar perintah TUHAN sehingga nikahnya menjadi hancur. Saat
kehidupan itu mendengar Firman di hotel Kartika Graha, dia berkata
=> 'ini jawabannya' Inilah TUHAN melihat. Sekian lama dia
lari, lalu tertangkap saat pemberitaan Firman di hotel Kartika Graha
seperti melihat videonya.
TUHAN melihat semuanya dan tidak
ada yang tersembunyi. Sekalipun kita menyembunyikan kepada orang
lain (keadaan kita sedih, tetapi kita tertawa dihadapan orang),
TUHAN tahu semuanya saat pemberitaan Firman. TUHAN melihat dengan
belas kasihan. Inilah bedanya dengan teman. Kadang-kadang teman
melihat keadaan kita => 'syukur kamu' Tetapi TUHAN melihat
dengan pandangan belas kasihan. Jangan ragu-ragu untuk menerima
Firman pengajaran, sekalipun kita dikatakan anjing-babi, tidak
mengapa sebab TUHAN melihat kita dengan belas kasihan. Apapun
keadaan kita, Dia melihat kita dengan belas kasihan (bukan mengejek
dan sebagainya).
- Lukas
5: 3,
Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan
menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai.
Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
Aktivitas
kedua: duduk.
Setelah melihat (kegagalan, dosa)
dengan pandangan belas kasih, Ia duduk. Duduk dimana? Perahu yang
gagal. Inilah luar biasanya TUHAN. Kalau kita duduk dimana, kita
memilih teman yang bagaimana? Yang sukses, supaya ikut menjadi
sukses, sebab kalau dengan teman yang gagal, mungkin berkata =>
maaf ya saya lagi sibuk. Kalau TUHAN berbeda; Ia duduk di perahu
Simon yang gagal (semalam-malaman tidak mendapatkan ikan).
Disitulah luar biasanya Firman
pengajaran.
TUHAN memilih perahu Simon yang gagal, lalu duduk
disana (duduk di perahu yang gagal), artinya TUHAN:
- turut
merasakan dan bertanggung jawab atas
- segala
letih lesu,
- beban
berat,
- kegagalan,
dan
- kenajisan
yang kita alami. TUHAN duduk, tidak lari. Kita sebagai keluarga
saja seringkali lari. Satu kali => 'Ya sudah saya tolong ya'
dua kali => 'datang lagi, ya sudah saya tolong' Tiga kali =>
'sudah, lari saja' Belum datang lari duluan. Tetapi TUHAN duduk
= ikut merasakan.
- Kemudian,
TUHAN memberi
perintah => 'tebarkanlah
jalamu' TUHAN menyampaikan
Firman, berarti TUHAN mengulurkan Tangan untuk menolong kita tepat
pada waktunya. Setiap pemberitaan Firman merupakan uluran Tangan
TUHAN. Sekeras apapun Firman pengajaran yang kita terima, itu
merupakan uluran Tangan TUHAN atas kehidupan kita untuk menolong
kita tepat pada waktunya. Jangan salah! Mungkin Firman TUHAN itu
keras sekali, itulah uluran Tangan TUHAN kepada kita (untuk menolong
kita semuanya). Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
keuntungan kita mendengarkan Firman pengajaran yang benar, saat itu
TUHAN melihat keadaan kita (tidak ada yang tersembunyi) =
- Dia
memandang dengan belas kasihan (bukan menghukum), kemudian
- Dia
duduk = turut merasakan dan bertanggung jawab, dan TUHAN juga
memberikan kelegaan. Letih lesu, beban berat Dia tanggung, dan Dia
berikan kelegaan. Kalau sudah merasa lega (TUHAN duduk), maka satu
langkah lagi
- Dia
mengulurkan Tangan untuk menolong kita tepat pada waktunya. Semoga
kita dapat mengerti.
Sekarang
tergantung sikap kita. Misalnya: jatuh dalam jurang, lalu TUHAN
ulurkan Tangan untuk menolong, tetapi kehidupan itu tidak mau
mengulurkan tangan = kehidupan itu tidak akan dapat ditolong.
Seringkali kita menyalahkan TUHAN => 'percuma
pengajaran-pengajaran, aku tidak pernah ditolong' => itu bukan
salah TUHAN, kita lah yang bersalah; TUHAN sudah mengulurkan
TanganNya, tetapi kita tidak pernah mengulurkan tangan (kita malah
menghindar). Sehebat apapun, siapapun juga tidak akan dapat menolong,
kalau kita yang menghindar. Mau dipegang, malah berkelit. Tidak akan
bisa. Biarlah sikap kita yang benar.
Sikap
TUHAN sudah pasti mau menolong kita. Sekarang bagaimana sikap kita?
Lukas
5: 2, 5, 6,
2.
Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun
dan sedang membasuh jalanya
5.
Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras
dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya,
aku akan menebarkan jala juga."
6.
Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar
ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
Jadi
sikap kita adalah '
tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan
menebarkan jala juga' = taat dengar-dengaran kepada Firman
pengajaran yang benar = mempraktikkan Firman pengajaran yang benar,
sekalipun tidak sesuai dengan logika (tidak sesuai dengan keadaan
dunia) apapun resiko yang harus kita tanggung. Jadi Firman ini bukan
untuk diperdebatkan dan sebagainya, tetapi untuk dilakukan. Mereka
semalam-malaman menangkap ikan di tempat yang baik (sudah cocok
dengan logika, bekerja keras dengan pengalaman dll), tetap tidak
mendapatkan apa-apa. Tetapi karena 'Engkau yang menyuruh sekarang,
maka kami lakukan (diperintahkan TUHAN menangkap ikan siang hari di
pinggir pantai). Disinilah kuncinya; taat dengar-dengaran pada Firman
pengajaran; melakukan Firman pengajaran yang benar sekalipun di luar
logika (tidak masuk akal). Apapun resiko yang kita hadapi, lakukan.
Semoga kita dapat mengerti.
Kalau
kita taat, sama dengan mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN juga
akan mengulurkan Tangan kepada kita. Kita mengulurkan tangan kepada
TUHAN untuk menyambut uluran Tangan TUHAN kepada kita, sehingga
terjadi mujizat. Kita hidup di dalam Tangan TUHAN dan kita mengalami
mujizat atau kuasa TUHAN. Saat ini mari kita bersungguh-sungguh.
Hidup kita bergantung pada Firman; bagaimana cara kita mendengarkan
Firman. Kalau sudah hidup dalam Tangan TUHAN, pasti akan terjadi
mujizat (kuasa TUHAN bekerja) = 'mujizat masih ada, dulu sekarang
sampai selamanya'
Di
dalam cerita di atas tadi terdapat tiga macam mujizat atau kuasa
TUHAN yang kita alami:
- Lukas
5: 6,
Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar
ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
Mujizat
pertama: kuasa
penciptaan dari tidak ada ikan menjadi banyak ikan.
Mungkin orang mengatakan => 'tidak bisa, tidak ada itu' Kalau
TUHAN Yang perintahkan, maka dari tidak ada ikan menjadi ada ikan.
Bumi ini diciptakan TUHAN dari tidak ada bumi menjadi ada bumi.
Apalagi hanya ikan.
Kuasa penciptaan dari tidak ada ikan
menjadi banyak ikan = untuk memelihara kehidupan kita secara jasmani
ditengah kemustahilan. Menurut logika manusia mungkin sudah tidak
bisa (usaha ini itu sudah tidak bisa), tetapi kalau TUHAN Yang
memerintah, maka tidak ada yang mustahil. Kita tinggal menunggu
sampai TUHAN turun Tangan. Mari kita angkat tangan, inilah yang
TUHAN tunggu. Kalau kita yang bekerja keras, Petrus mengatakan =>
'kami semalaman bekerja keras (turun tangan terus)' Tidak akan
bisa. Sekarang TUHAN menunggu untuk kita mengangkat tangan (taat),
baru TUHAN lah yang turun Tangan. Kalau TUHAN Yang turun Tangan,
sekejap saja sudah menangkap banyak ikan (tidak perlu berjam-jam).
Ini juga pelajaran bagi kami sebagai hamba TUHAN. Ikan juga menunjuk
jiwa-jiwa . Kalau TUHAN sudah turun Tangan, maka kita tinggal
membuka pintu gereja, masuklah jiwa-jiwa. Semoga kita dapat
mengerti.
Jadi kuasa penciptaan dari tidak ada ikan menjadi
ada ikan = TUHAN memelihara kehidupan kita secara jasmani (ikan
untuk dimakan, sisanya bisa dijual) ditengah kemustahilan dunia. Ini
dalam persaingan yang begitu ketat. Petrus semalam-malaman tidak
bisa menangkap ikan, padahal Petrus sudah berpengalaman sebagai
nelayan. Belum lagi kalau lautnya bergelombang (ini lautnya masih
tenang dan persaingannya ketat). Maaf, kalau kita hanya mengandalkan
sesuatu dari dunia ini untuk hidup di akhir zaman yang penuh
persaingan dan penuh gelombang, tidak akan bisa (seperti Petrus
gagal total). Harus ditambah dengan Firman pengajaran yang benar.
Kepandaian, pengalaman silahkan digunakan, tetapi juga ditambah
dengan Firman pengajaran yang benar. Jangan lupa, taati Firman
pengajaran yang benar, inilah penentunya.
Ada juga cerita,
tidak ada anggur menjadi ada anggur = TUHAN memelihara kehidupan
kita secara rohani (jiwa kita dipelihara) = kita mengalami
kebahagiaan surga/kemanisan surga. Nikah rumah tangga kita juga
dipelihara, sehingga tetap bersuasana anggur surga, sampai pada
puncaknya masuk perjamuan kawin Anak Domba. Jika suami, isteri, anak
taat, maka semuanya terpelihara.
Di Kana tidak boleh tidak
ada anggur. Kalau ada anggur, dan terus bertambah, sampai puncaknya
yaitu perjamuan kawin Anak Domba saat YESUS datang kembali, inilah
masuk nikah yang rohani atau nikah yang sempurna.
Mari
kita berdoa, sebab:
- TUHAN
melihat keadaan/menunujukkan keadaan dan juga dosa-dosa kita
masing-masing lalu
- TUHAN
duduk (TUHAN tidak lari, tetapi ikut merasakan, Dia bertanggung
jawab atas keadaan kita, Dia memberikan kelegaan kepada kita),
kemudian
- TUHAN
mengulurkan Tangan untuk menyelesaikan semuanya = TUHAN menolong
kita semuanya.
Saya
sebagai gembala setelah mendengar kesaksian-kesaksian kaum muda,
saya merasa harus ditingkatkan lagi pelayanan. Sebab begitulah
keadaan kaum muda yang memang di akhir zaman ini, dunia benar-benar
dikuasai oleh roh jahat dan najis. Sampai ada yang bersaksi =>
'saya takut kalau keluar dari gereja (keluar kebaktian), lebih
baik terus berada di dalam gereja saja' Sebab setelah keluar dari
gereja, mau kemana saja ada dosa. Ke pekerjaan ada dosa, kuliah ada
dosa, kemanapun ada dosa, lebih enak tinggal di gereja saja.
Kenyataannya memang seperti itu sekarang. YESUS ikut bertanggung
jawab dan saya sebagai gembala manusia juga ikut merasakan serta
bertanggung jawab. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah kuasa
penciptaan; dari tidak ada menjadi ada. Kuasa penciptaan juga
berarti dari mustahil menjadi tidak mustahil untuk menolong kita;
menyelesaikan semua masalah kita tepat pada waktunya.
- Lukas
5: 8,
Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus
dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini
seorang berdosa.
Begitu Simon
melihat banyak ikan, justru dia tersungkur dan mengaku =>
'pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa' Inilah
kuasa penyucian.
Mujizat kedua:
Mengalami
kuasa penyucian.
Kalau kita mengaku dosa, itu sudah
merasakan ketajaman pedang Firman (kuasa penyucian). Kalau kita
selalu menyalahkan orang lain, gawat! Berarti tidak pernah merasakan
tajamnya pedang Firman, seperti Yudas (dosanya bertimbun-timbun di
dalam perut hati sampai pecah dan binasa). Kita bersyukur saat kita
beribadah, mendengarkan Firman => 'aku berdosa TUHAN, masih
tidak layak, masih ada kesalahan, tolong saya TUHAN, tingkatkan saya
TUHAN' = ini ditusuk/mengalami kuasa penyucian.
Hati-hati
saat diberkati. Saat kita diberkati (berhasil) seringkali kita
menjadi keras hati (sombong), tidak mau ditusuk pedang Firman (tidak
mau ditegor) => 'apa! buktinya saya berhasil' Kalau ditusuk
justru berkata => 'aku mau keluar dari gereja, sebab aku
memiliki semuanya, mau apa?' Tetapi juga saat-saat gagal,
seringkali kita menjadi keras hati, tidak mau disucikan (tidak mau
ditegor atau dinasihati). Hati-hati saat berhasil dan saat gagal.
Semoga kita dapat mengerti.
Petrus mengalami kuasa penyucian
oleh Firman pengajaran yang benar/pedang Firman/Firman yang lebih
tajam dari pedang bermata dua. Petrus disucikan terutama dari dosa
kebenaran diri sendiri. Ini yang seringkali tidak kita
sadari.
Kebenaran diri sendiri yaitu:
- Menutupi
dosa dengan cara menyalahkan orang lain, sampai
- menyalahkan
TUHAN (menyalahkan pengajaran yang benar),
- Kebenaran
di luar Firman atau alkitab (yang tidak sesuai dengan alkitab).
Inilah seringkali yang digunakan. Contohnya seperti Adam dan Hawa
telanjang, kemudian mereka menyemat daun pohon ara. Inilah
kebenaran sendiri. Daun pohon ara terkena matahari dsb, akan hancur
dan mereka akan telanjang lagi.
Petrus
disucikan dari kebenaran diri sendiri, sehingga dia dapat mengaku
dosa dan jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Nanti mendengar
Firman lagi, ditusuk lagi, mengaku dosa, dan jika diampuni jangan
berbuat dosa lagi. Sampai satu waktu tidak ada lagi dosa/tidak
bercacat cela dan sempurna seperti YESUS. Inilah kuasa penyucian.
Kita dapat mengaku dosa, diampuni dan jangan berbuat dosa lagi; dosa
a tidak berbuat lagi, dosa b tidak berbuat lagi, sampai dosa z, kita
tidak berbuat lagi, berarti sudah tidak ada dosa lagi, tidak
bercacat cela, sempurna seperti YESUS.
Mari saat ini jangan
pertahankan dosa-dosa, terutama dosa kebenaran sendiri (dia sendiri
jahat, najis tetapi menyalahkan orang, dan juga menyalahkan Firman).
Semoga kita dapat mengerti.
Kalau ada dosa kebenaran sendiri,
maka dosanya akan bertumpuk-tumpuk seperti Yudas. TUHAN berkata =>
'orang yang mencelupkan roti bersama Aku dalam pinggan, dialah
itu' Ini sudah ditusuk pedang Firman, tetapi Yudas berkata =>
'bukan aku' Yudas tidak mau mengaku, malah menyalahkan orang.
Kalau berkata 'bukan aku' berarti menyalahkan yang lainnya.
Dosanya ditimbun terus, sampai satu waktu perutnya pecah dan ia
binasa untuk selamanya. Tetapi kalau kita terkena tusuk oleh pedang
Firman, mengaku dan meninggalkan dosa, maka satu waktu tidak
bercacat cela, sempurna seperti YESUS. Mari dosa apapun, jangan
dipertahankan. Semoga kita dapat mengerti.
- Lukas
5:10,
demikian
juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman
Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari
sekarang engkau akan menjala manusia."
Dari
penjala ikan menjadi penjala manusia, inilah kuasa pembaharuan.
Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua; tajam
pertama menyucikan (memotong dosa-dosa), tajam kedua membaharui.
Kalau yang lama dipotong, maka yang baru akan muncul.
Mujizat
ketiga: Kuasa
pembaharuan atau keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia
rohani seperti YESUS; dari penjala ikan menjadi penjala manusia.
Kalau menjala ikan untuk kepentingan
diri sendiri. Ikan ditangkap, dimakan, sisanya dapat dijual (untuk
membuat pakaian). Tetapi kalau menjala manusia, manusia tidak dapat
dimakan. Menjala manusia itu untuk kerajaan surga. Jadi yang
diubahkan adalah egois = kepentingan diri sendiri.
Jadi
pembaharuan dari kepentingan diri sendiri menjadi kepentingan surga
(mengutamakan kepentingan TUHAN)= rela berkorban apapun untuk TUHAN.
Inilah kuasa pembaharuan; orang yang kaya dalam iman. Biasanya dia
menjala ikan, tinggal makan, lalu sisanya dijual. Ini sudah
dilakukannya bertahun-tahun, tetapi sekarang ia diperintahkan untuk
menjala manusia (manusia tidak dapat dimakan).
Petrus
egois, yaitu:
- Petrus
menyangkal TUHAN sebanyak tiga kali; mengorbankan TUHAN dan
berdusta. Kalau mementingkan diri sendiri, maka kita dapat
menyangkal TUHAN (bukan berkorban untuk TUHAN, tetapi mengorbankan
TUHAN). Ketika ditanya => 'apakah Petrus mengenal YESUS'
jawabannya => 'aku tidak mengenal Dia' Inilah mengorbankan
TUHAN. Menyangkal sama dengan berdusta.
- Petrus
egois/mementingkan diri sendiri. Begitu YESUS mau ditangkap di
taman Getsemani, dia langsung mengambil pedang dan memutuskan
telinga Malkus. Maksudnya bukan untuk membela YESUS dan supaya
TUHAN jangan ditangkap, melainkan supaya Petrus juga tidak
ditangkap.
Jadi
egois ini
- marah
tanpa sebab,
- marah
tanpa kasih (marah sampai matahari terbenam),Petrus memotong
telinga Malkus, inilah orang yang egois (merugikan orang lain,
mengorbankan orang lain). Hati-hati! Kalau marah tanpa kasih, marah
tanpa alasan, akhirnya timbul kebencian dan pertengkaran. Inilah
orang yang egois yang tidak memiliki kasih.
Tadi
egois yaitu mengorbankan YESUS; berdusta (menyangkal TUHAN). Orang
yang berdusta itu egois, tidak ada kasih. Inilah yang dialami Petrus
dan harus dibaharui. Petrus yang hebat harus dibaharui, bagaimana
dengan kita? Kita juga harus dibaharui.
Efesus
4: 23-26,
23.
supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
24.
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak
Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
25.
Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang
lain, karena kita adalah sesama anggota.
26.
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah
matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
Ini
judulnya manusia baru. Mulai ayat 17 itu tentang manusia baru.
Ay
25 => 'Karena itu buanglah dusta'
=> nomor satu dusta, inilah egois. Petrus mengorbankan TUHAN;
menyangkal TUHAN (berdusta).
Ay 26 => Kalau marah sampai
matahari terbenam berarti marah tanpa kasih, marah tanpa alasan,
marah sampai timbul kebencian dan pertengkaran. Hati-hati kita akan
rugi kalau kita marah sampai kita membenci.
Dua ini yang
harus diubahkan yaitu dusta dan marah. Petrus yang hebat tetapi
egois (ada dusta dan marah tanpa kasih), apalagi kita. Harus
berhati-hati, biarlah saat ini kita mengalami kuasa pembaharuan
(mujizat terbesar), yaitu:
- Tidak
ada dusta lagi = berkata benar dan baik (dusta diubahkan menjadi
berkata benar dan baik). Berkata baik artinya menjadi berkat bagi
orang lain (tidak merugikan).
- Marah
tanpa kasih diubahkan menjadi marah dengan kasih untuk menolong
kehidupan yang sudah jatuh. Marah boleh (TUHAN juga pernah marah),
tetapi dengan kasih. Tidak ada lagi emosi, tetapi marah dengan
kasih. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
manusia baru. Saya percaya, kalau kita pulang dengan berkata benar
dan baik, emosi/kebencian disingkirkan diganti dengan marah dengan
kasih (marah dengan kasih untuk menolong kehidupan yang jatuh =
saling mengasihi, tidak ada kebencian lagi), maka mujizat yang
jasmani juga akan terjadi (pertolongan TUHAN akan nyata dalam
kehidupan kita). Sampai satu waktu, kalau TUHAN datang kembali ke dua
kali, kita benar-benar akan diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia
(memiliki tubuh kemuliaan). Kita menjadi Mempelai Wanita yang siap
untuk menyambut kedatangan-Nya ke dua kali di awan-awan yang permai.
Inilah
kaya dalam iman. Kalau kita mendengarkan Firman, maka ada kuasa
TUHAN. Kita mendengarkan FIrman dan dengar-dengaran (mengulurkan
tangan kepada TUHAN), maka TUHAN juga mengulurkan Tangan sehingga ada
kuasa TUHAN dan mujizat akan terjadi. Kuasa TUHAN ada ditengah-tengah
kita.
TUHAN memberkati kita semuanya.1