Kita
masih tetap membaca di dalam kitab Wahyu 2 dan 3, ini menunjuk tujuh
kali percikan darah di depan tabut perjanjian. Ini sama dengan tujuh
surat yang ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir (sidang
jemaat akhir zaman) = penyucian terakhir yang TUHAN lakukan kepada
tujuh sidang jemaat bangsa kafir (sidang jemaat akhir zaman), supaya
tidak bercacat cela, sempurna seperti YESUS, dan menjadi Mempelai
Wanita Surga yang siap diangkat ke awan-awan permai untuk bertemu
dengan TUHAN selama-lamanya (bertemu dengan YESUS Mempelai Pria Surga
untuk selama-lamanya).
Tujuh
sidang jemaat bangsa kafir yang mengalami percikan darah:
- Wahyu
2: 1-7, Sidang jemaat di Efesus
(sudah dipelajari).
- Wahyu
2: 8 -11, Sidang jemaat di Smirna.
Beberapa kali kita sudah membaca. Sekarang kita membaca pada ayat
yang ke 9.
Wahyu
2: 9,
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya --
dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Keadaan
sidang jemaat di Smirna yaitu dalam penderitaan atau sengsara daging
bersama YESUS = dalam pengalaman kematian (pengalaman salib) bersama
dengan TUHAN. Pertanyaannya, mengapa sidang jemaat bangsa kafir
(Smirna) diijinkan mengalami pengalaman kematian bersama TUHAN?
Jawabannya
adalah:
- Supaya
mendapatkan kasih karunia. Ini sudah dipelajari dalam ibadah
sebelumnya.
- Supaya
bangsa kafir sama dengan sidang jemaat bangsa Israel yang juga
diijinkan untuk mengalami pengalaman kematian bersama dengan TUHAN.
Nanti keduanya akan menjadi satu.
Keluaran
1: 1-5,
1.
Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan
Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:
2.
Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda;
3.
Isakhar, Zebulon dan Benyamin;
4.
Dan serta Naftali, Gad dan Asyer.
5.
Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa.
Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.
Ay
1 => '
Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir'
=> dari Israel datang ke Mesir.
Israel
diijinkan TUHAN turun dari Kanaan ke Mesir. Kanaan merupakan negeri
yang penuh susu dan madu (negeri perjanjian). Dulu bangsa Israel
dijanjikan oleh TUHAN suatu negeri yang penuh susu dan madu itulah
Kanaan (negeri perjanjian), sedangkan Mesir merupakan gambaran dunia.
Mengapa
TUHAN ijinkan bangsa Israel (umat pilihan ALLAH) turun dari Kanaan ke
Mesir (dari negeri penuh susu dan madu menuju ke dunia)? Jawabannya
adalah:
- Sebab
seirama dengan jalan-Nya YESUS, yaitu turun dari surga ke bumi =
pengalaman kematian
= jalan
salib.
Kalau bangsa Israel, dari Kanaan turun ke Mesir, sedangkan YESUS,
dari surga turun ke bumi. Jadi bangsa Israel dan bangsa kafir
sama-sama diijinkan mengalami pengalaman kematian bersama TUHAN
(jalan salib). Smirna, dalam penderitaan dan kesusahan. Bangsa
Israel turun dari Kanaan ke Mesir. Ini sama-sama diijinkan.
Praktik
sehari-hari pengalaman kematian (jalan salib)?
1 Petrus 4: 1,
2,
1.
Jadi,
karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus
juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena
barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti
berbuat dosa -- ,
2.
supaya
waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia,
tetapi menurut kehendak Allah.
Pengalaman
kematian (jalan salib) adalah sengsara daging untuk berhenti berbuat
dosa (bukan untuk berbuat dosa) dan hidup menurut kehendak ALLAH
(hidup dalam kebenaran). Dalam pengalaman kematian, sedikitpun kita
jangan berkompromi dengan dosa, tidak setuju, dan juga tidak
bertoleransi dengan dosa. Harus ada ketegasan!
Tentu ini
sakit bagi daging. Kita sudah berhenti berbuat dosa dan hidup benar,
ini sakit bagi daging (sengsara daging). Misalnya: di kantor yang
lainnya korupsi, sedangkan kita tidak mau, bukan malah dipuji,
tetapi dimusuhi. Kalau ada orang tidak berkompromi (tidak setuju,
tidak toleransi) dengan dosa bahkan dikatakan => 'ini kebenaran
sendiri (mau benar sendiri)' Inilah kalau kita mau hidup benar,
berhenti berbuat dosa (tidak mau berbuat dosa sama sekali), akan
dimusuhi (dibenci tanpa alasan). Semoga kita dapat mengerti.
Dalam
pengalaman kematian (jalan salib), kita tidak berkompromi dengan
dosa, tidak setuju dengan dosa, tidak bertoleransi dengan dosa,
tidak mengelus-elus dosa dengan mengatakan => oh, tidak mengapa,
Tidak! Tetapi juga tidak menghakimi/tidak menuduh orang berdosa
(sebab dulu kita berbuat dosa dan sudah mengalami pengampunan),
tetapi membawa orang berdosa itu kepada TUHAN, lewat berdoa, ibadah
(mendengarkan Firman). Semoga kita dapat mengerti.
Kalau kita
bersama-sama berada dalam jalan salib (satu jalan), maka kita akan
mengalami kesatuan (benar dengan benar akan menjadi satu), sehingga
tidak terpisah satu dengan yang lain (tidak terjadi benturan satu
dengan yang lain). Mulai dalam nikah (suami isteri), kemudian
membesar dalam penggembalaan, membesar lagi dalam antar
penggembalaan (antar hamba TUHAN), sampai Israel dengan kafir
menjadi satu kesatuan. Kalau satu jalan pasti terjadi satu kesatuan.
Kalau banyak jalan, terjadi benturan, perpisahan. Kalau satu jalan
dalam jalan salib (tidak mau dengan yang salah, tidak mau yang dosa,
mau yang benar), pasti akan terjadi satu kesatuan. Kalau benar
dengan salah, tidak akan bertemu, tetapi akan terjadi
benturan-benturan (perpisahan, pertentangan dan peceraian). Kalau
benar dengan benar, tidak perlu dirayu, atau dipaksakan. Semoga kita
dapat mengerti.
Sekarang ini biarlah kita mengalami
pengalaman kematian. Dulu Israel diijinkan turun dari Kanaan ke
Mesir, Smirna juga diijinkan menderita, miskin, dan lain sebagainya,
ini supaya mengalami pengalaman kematian ( Israel dan kafir dalam
satu jalan, itulah jalan salib). Semoga kita dapat mengerti.
Dan
supaya kita dapat berada pada satu jalan, yaitu jalan salib, maka
kita harus siap untuk saling mengaku dan saling mengampuni. Kalau
kita bersalah (salah dalam perkataan, perbuatan, salah dalam
mengajar, salah dalam tahbisan), mengaku kepada TUHAN dan kepada
sesama (tanda salib). Jika diampuni jangan berbuat dosa. Yang benar,
mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Jika demikian, maka
kita akan tetap berada pada satu jalan.
Kita saling mengaku
dan mengampuni mulai dalam rumah tangga, jika suami salah, mengaku.
Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Isteri siap untuk mengampuni
dan melupakan dosa apa saja. Inilah salib! Seperti TUHAN siap
mengampuni dosa apa saja. Demikian juga suami, jika isteri mengaku
dosa, suami siap mengampuni dosa apa saja. Jangan hanya => 'kalau
dosa "a" saya dapat mengampuni, kalau dosa "b" saya tidak
dapat mengampuni, jangan! Kita belajar kepada salib! Jika saling
mengaku dan mengampuni, kita tetap berada dalam satu jalan. Jika
saling menghakimi dan menyalahkan kita tetap berada di jalan yang
berbeda, sehingga terjadi benturan-benturan, perpisahan dan
perceraian. Inilah rumusnya! Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
nomor satu, mengapa bangsa kafir harus mengalami pengalaman kematian
dan bangsa Israel turun dari Kanaan ke Mesir? Supaya kita berada
pada pengalaman kematian; hidup dalam kebenaran, membuang dosa,
tidak mau berkompromi lagi dengan dosa.
Keluaran
1: 1,
Inilah nama
para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub;
mereka datang dengan keluarganya masing-masing:
Kita
harus membawa keluarga masing-masing seperti isteri, anak, cucu dan
lain sebagainya), untuk masuk dalam pengalaman kematian atau jalan
salib (satu jalan), jangan hanya diri sendiri. Supaya apa?
- Supaya
dapat menyatu, tidak terpisah, tidak tercerai berai. Yang punya
anak, bawa dalam kehidupan yang benar, nikah yang benar, ibadah
pelayanan yang benar. Jalan salib itulah kebenaran. Jangan
mengatakan => 'tidak apa-apa ini, cuma salah sedikit'
Jangan! sebab nanti pasti tercerai.
- Mengalami
berkat TUHAN secara penuh = mengalami kebangkitan dan kemuliaan
TUHAN. Dibalik salib, ada berkat TUHAN (ada kebangkitan dan
kemuliaan). Semuanya penuh, berkatnya penuh. Semoga kita dapat
mengerti.
Pengalaman
kematian (jalan salib), yaitu stop untuk berbuat dosa, hidup dalam
kebenaran. Semuanya harus benar. Bawa kepada yang benar. Jangan
membiasakan anak kepada yang tidak benar. Jangan! Bawalah kepada
kebenaran, pribadi benar, keuangan benar, ibadah benar, sekolah
benar, di jalan raya juga harus benar. Anak jangan diajari yang
tidak benar di jalan raya => 'tidak apa-apa tidak ada sim'
Jangan, nanti tercerai berai. Sementara orang tuanya sudah benar
(ada sim), sedangkan anaknya tidak benar, dapat tercerai
berai.
Kemudian, nama-namanya disebutkan. Keluaran
1: 2-5,
2.
Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda;
3.
Isakhar, Zebulon dan Benyamin;
4.
Dan serta Naftali, Gad dan Asyer.
5.
Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa.
Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.
Semua
anak-anak Yakub disebutkan nama-namanya satu persatu. Yang turun ke
Mesir (mengalami pengalaman kematian) disebutkan namanya satu
persatu, artinya TUHAN selalu mengingat semua hamba TUHAN, pelayan
TUHAN, anak TUHAN yang mengalami pengalaman kematian (jalan salib
bersama dengan TUHAN). TUHAN mengingat secara pribadi (disebut
namanya satu persatu). Mari, jangan ragu-ragu untuk berada dalam
pengalaman kematian (jalan salib); hidup dalam kebenaran, semuanya
harus benar, mau menderita untuk TUHAN (dalam ibadah, berpuasa,
melayani TUHAN). Mahasiswa, siswa, nanti pulang gereja =>
belajar. Teman-temannya sudah tidur, sedangkan kita belajar. TUHAN
mengingat kita, tidak sia-sia. Bahkan bukan hanya mengingat, TUHAN
mengetahui semuanya.
Sekarang, 'Aku
tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu...'
Wahyu
2: 9,
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya --
dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah
Iblis.
'AKU
tahu' artinya:
- TUHAN
sangat menghargai hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang
mengalami pengalaman kematian (jalan salib),
- TUHAN
tidak membiarkan kita sendiri dalam kesusahan, kemiskinan, dan
penderitaan karena TUHAN (seperti pelayanan, berpuasa, karena apa
saja). Tetapi TUHAN turut merasakan penderitaan kita. TUHAN mau
memberikan kekuatan ekstra kepada kita supaya kita bertahan dalam
penderitaan, dan TUHAN memberikan jalan keluar kepada kita
semuanya.
TUHAN
sebenarnya sudah mengetahui dan IA dapat langsung menolong kita.
Kalau belum ditolong (waktunya belum tiba), berarti ada maksud TUHAN
dalam pengalaman kematian. "AKu tahu"
artinya:
- TUHAN
menghargai,
- TUHAN
tidak membiarkan kita sendirian dalam menghadapi kesusahan,
kemiskinan dan lain-lain, tetapi
- TUHAN
turut merasakan. Istilah dari bpk pdt In Juwono adalah penderitaan
kita disedot oleh TUHAN. Tubuh Kristus menyerap atau menyedot semua
dosa kita, penderitaan kita. Ini dalam Ibrani, istilahnya 'TUHAN
turut merasakan' TUHAN menanggung segala penderitaan kita.
- TUHAN
juga memberikan kekuatan ekstra kepada kita, supaya kita bertahan
dalam pengalaman kematian (di jalan salib), tidak mundur
sedikitpun, dan tetap bertahan bersama Dia.
- TUHAN
juga memberikan jalan keluar bagi kita semuanya.
TUHAN
ingat. TUHAN mengetahui orang-orang yang berada dalam pengalaman
kematian (jalan salib). Oleh sebab itu dalam pengalaman kematian
(jalan salib) kita juga harus hanya mengingat TUHAN saja. Jadi
sama-sama. Jangan ingat yang lain! Seperti bayi menangis yang hanya
mengingat ibunya saja. Inilah yang pertama, mengapa Israel diijinkan
turun dari Kanaan ke Mesir. Ini merupakan pengalaman kematian
seperti yang dialami oleh jemaat Smirna. Mari bangsa kafir (Smirna)
diijinkan mengalami pengalaman kematian, itulah hidup benar. Kita
akan diingat oleh TUHAN dan TUHAN tahu keadaan kita. Semoga kita
dapat mengerti.
- Sebab
di Mesir ada gandum.
Waktu itu terjadi kelaparan di Kanaan (tidak
ada gandum), mereka harus mencari gandum ke Mesir. Waspada kepada
kita!
Kanaan merupakan negeri kegerakan (sekarang menunjuk
kegerakan rohani). Banyak kegerakan-kegerakan rohani, tetapi menuju
kelaparan rohani, sebab yang ditampilkan bukan gandum (bukan
pembukaan Firman ALLAH), melainkan perkara-perkara dunia. Ini tidak
menampilkan/mengutamakan pembukaan Firman (tidak menampilkan Pribadi
YESUS), tetapi yang ditampilkan hanyalah perkara-perkaraa jasmani.
Bayangkan, kalau tidak makan tetapi kita terus bergerak, lama-lama
akan lapar, pingsan sampai mati. Inilah yang nanti akan terjadi.
Apalagi dalam kebaktian kaum muda sekarang, banyak menentang =>
kalau diperlukan tidak ada Firman, supaya kaum muda senang' Diberi
suasana-suasana dunia supaya senang, tetapi ini menuju kelaparan
rohani. Kalau lapar, akan pingsan (suam-suam rohani) sampai mati
rohani (binasa selamanya). Sebenarnya di gereja sudah kering, tetapi
ditutupi dengan suasana-suasana kumpul-kumpul kesana, mari begini
dan sebagainya' Merasa senang, padahal sudah kering. Inilah yang
terjadi jika tanpa gandum (tanpa Firman).
Oleh sebab itu
TUHAN ijinkan bangsa Israel turun ke Mesir, karena di Mesir ada
gandum, artinya dalam pengalaman kematian, TUHAN membukakan rahasia
Firman ALLAH secara berkelimpahan. Pembukaan rahasia Firman = roti
kehidupan dari surga = makanan dari surga. Nanti di Wahyu 5, rasul
Yohanes menangis di pulau Patmos, karena kitab yang termeterai.
Akhirnya dibuka (dalam pengalaman kematian Firman dibukakan). Saya
mengajarkan kepada Lembaga Pendidikan El-KItab (Lempin-EL) Kristus
Ajaib => 'di Lempin-EL ini, yang diutamakan adalah pembentukan
karakter seorang hamba TUHAN. Di Lempin-EL ini kita belajar
pengajaran tabernakel dan Mempelai untuk membentuk karakter hamba
seorang TUHAN, sesudah itu masih perlu dilanjutkan atau sekolah
lagi. Sekolahnya dimana? Di Universitas Pengalaman Kematian (UPK).
Kampusnya berada dibawah Kaki TUHAN. Kuliahnya selama dua puluh
empat jam non stop.' Disitulah terjadi pembukaan rahasia Firman
ALLAH. Dalam pengalaman kematian ada pembukaan rahasia
Firman.
Yohanes
6: 33, 35
33.
Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan
yang memberi hidup kepada dunia."
35.
Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa
datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Kegunaan
pembukaan rahasia Firman ALLAH (roti kehidupan dari surga, dulu
manna atau gandum atau makanan rohani), yaitu:
- Memberikan
kehidupan kepada kita baik secara jasmani (kehidupan sehari-hari,
termasuk masa depan yang indah), terlebih secara rohani, yaitu
sampai hidup kekal selama-lamanya.
Namanya roti kehidupan, berarti memberi
kehidupan. Mari, makan Firman, pasti kita akan hidup. Biarlah dari
sini kita belajar, bahwa hidup kita hanya bergantung kepada
pembukaan Firman ALLAH (Roti kehidupan dari surga). Ini saja di
hari-hari ini. Yang jasmani bisa, yang rohani juga bisa, sampai
hidup kekal.
Kalau dari dunia ini yang jasmani saja sudah
susah, sekarang mulai dalam kesusahan/kesulitan, nanti pada zaman
antikris sudah tidak laku semuanya. Apa yang kita banggakan (gaji,
deposito) semuanya tidak akan laku. Nanti kita hidup dari Firman
dan perjamuan suci.
Mari, mulai sekarang kita belajar, bahwa
hidup kita bergantung pada pembukaan Firman ALLAH (roti kehidupan
dari surga). Sekarang setiap kali ibadah, kita mengumpulkan Firman,
seperti Yusuf mengumpulkan gandum. Mungkin ada juga yang menghina
=> 'Mengapa ini? Ada apa ini? mengapa banyak-banyak gandum'
Sekarang ini kita dihina => 'mendengar Firman satu jam
setengah, dua jam, apa maksudnya itu?' Kita dihina seperti Yusuf
=> 'kumpulkan gandum, apa maksudnya itu?' Tetapi satu waktu
akan berguna; mulai sekarang akan berguna, sampai zaman antikris,
bahkan berguna sampai hidup kekal.
- Pembukaan
Firman ALLAH (roti kehidupan) sanggup untuk memberikan kepuasan
surga, kebahagiaan surga (ay 35).
Sebab itu TUHAN tidak ragu-ragu untuk
mengijinkan Yakub bersama anak-anaknya turun dari Kanaan ke Mesir,
sebab disitu ada gandum. Tidak ragu-ragu mengijinkan sidang jemaat
Smirna mengalami kesusahan, miskin, penderitaan => 'mengapa
jadi begini ketika mengikuti TUHAN'? Ada maksud yang indah
dibaliknya, yaitu supaya ada pembukaan Firman. Kalau sidang jemaat
mengalami pengalaman kematian (jalan salib), maka sidang jemaat
dapat menikmati pembukaan Firman. Kalau hamba TUHAN mengalami
pengalaman kematian, maka hamba TUHAN itu akan mendapatkan
pembukaan Firman.
Kalau sudah ada kepuasan surga,
kebahagiaan surga, inilah yang akan mendorong sidang jemaat dapat
tergembala dengan benar dan baik; tidak perlu beredar-edar lagi,
sebab sudah ada gandum di dalam penggembalaan. Ada roti kehidupan
yang memberikan kehidupan; hidup sudah ada, juga rasa puas dan
kebahagiaan sudah ada, apalagi yang dicari? Yang di dunia ini apa
yang dicari; hidup, puas dan bahagia. Kalau mati semuanya tidak ada
gunanya. Hidup terus dalam penderitaan juga tidak ada gunanya.
Kalau ada dua ini (hidup dan puas/kebahagiaan) lewat makanan
Firman, maka inilah yang mendorong sidang jemaat dapat tergembala
dengan benar dan baik. Jadi di dalam penggembalaan titik beratnya
adalah makanan.
Tugas seorang gembala yaitu menyediakan
makanan rohani (roti kehidupan, pembukaan Firman), bukan yang
lain-lain. di dalam surat Roma 14:17 diterangkan 'hal kerajaan
surga bukanlah soal makanan dan minuman' sebab makan minum
merupakan perkara jasmani. Dituliskan => 'surga itu bukan soal
makan minum, apalagi hanya mobil, rumah besar' surga itu bukan
seperti itu.
Jadi di dalam penggembalaan jangan hanya
berkata => 'oh, gembala baik, dapat memberi ini dan itu'?
Ini sangat berbahaya! Gembala yang benar dan baik itu kalau dapat
memberi makanan yang rohani. Sekalipun gembala tidak dapat
memberikan yang lainnya, tetapi kalau dapat memberi makanan rohani,
itu sudah lebih dari yang lainnya. Syukur-syukur kalau gembala
diberkati TUHAN untuk menjadi berkat bagi yang lain. Inilah yang
nomor satu; jangan salah! jangan sampai kita terkecoh! Biarlah kita
bersama-sama masuk dalam pengalaman kematian bersama TUHAN, hidup
benar dan juga berhenti berbuat dosa.
Bentuk pengalaman
kematian bermacam-macam, ada puasa dan sebagainya. Kita mengalami
pengalaman kematian demi 'satu jalan' (hidup benar). Sekarang,
demi 'ada gandum' Jika ada gandum, maka ada kehidupan, ada
kepuasan dan juga ada kebahagiaan surga. Inilah yang akan mendorong
sidang jemaat untuk tergembala dengan benar dan baik dan kita akan
tetap timggal di situ saja. Semoga kita dapat mengerti.
Bangsa
kafir mengalami pengalaman kematian, bangsa Israel juga mengalami
pengalaman kematian, supaya:
- berada
di dalam jalan salib (hidup dalam kebenaran). Diluar kebenaran
berarti kebinasaan.
- supaya
ada gandum, sehingga tergembala dengan benar dan baik, terpelihara
dengan baik (ada kehidupan dan kebahagiaan). Masih belum cukup!
Sebab itu ada alasan ke tiga.
- Sebab
di Mesir ada Yusuf, sehingga dapat menggenapkan kedua belas suku
dari Israel.
Inilah kesatuan Tubuh Kristus dari Israel = inti Mempelai Wanita
dari Israel.
Keluaran
1: 5,
Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa.
Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.
Sebab
di Mesir ada Yusuf. Kalau tidak ada Yusuf, tidak utuh (hanya sebelas
suku, masih kurang satu). Harus duabelas suku (kedua belas anak
Yakub). Inilah pentingnya pengalaman kematian. Jangan ragu, tetapi
tetap seperti jemaat Smirna yang sekalipun berada dalam penderitaan,
masih miskin, tetapi memiliki pengalaman kematian itu untuk berhenti
berbuat dosa, hidup dalam kebenaran. Jangan mencari jalan keluar
sendiri, inilah kesempatan untuk berhenti berbuat dosa dan hidup
benar. Sesudah itu akan dibimbing masuk dalam penggembalaan; ada
gandum, ada kehidupan dari TUHAN, pemeliharaan dan ada kebahagiaan.
Sesudah itu lebih lagi, maju satu langkah yaitu dibimbing untuk
masuk kesatuan Tubuh Kristus. Itulah pengikutan kita kepada TUHAN,
bukan hanya untuk gereja dan sebagainya, bukan! Tetapi sampai satu
kesatuan.
Inilah kesatuan Tubuh Kristus => Mempelai Wanita
dari bangsa Israel (inti Mempelai Wanita). Dalam kitab Wahyu 14,
Wahyu 7 'dari suku Ruben dua belas ribu...' Inilah inti
Mempelai. Harus ada pengalaman salib! Kalau tanpa pengalaman salib
tidak mungkin terbentuk Tubuh Kristus. Jadi dalam pengalaman
kematian atau jalan salib, maka Tubuh Kristus terbentuk di dunia (di
Mesir). Sampai Israel dan kafir menjadi satu kesatuan. Ini oleh
salib, tidak yang lain! Lebih lanjut lagi, lewat jalan salib, maka
Israel dan kafir menjadi satu tubuh. Sama-sama mengalami pengalaman
kematian, sama-sama hidup benar, tergembala dengan benar dan baik,
dipelihara TUHAN dan berbahagia, nanti sama-sama berada dalam satu
kesatuan Tubuh Kristus. Luar biasa!
Efesus
2: 13-16,
13.
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh,"
sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
14.
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua
pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu
perseteruan,
15.
sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum
Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan
keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu
mengadakan damai sejahtera,
16.
dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah
oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
Ay
13 => 'yang dahulu "jauh,"
=> bangsa kafir.
Ay 15 => 'untuk
menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya'
=> keduanya = bangsa Israel dan kafir.
Ay 16 => Israel dan
kafir menjadi satu Tubuh Kristus yang sempurna/Mempelai Wanita
Surga. Semoga kita dapat mengerti.
Bukti
bahwa kita berada dalam kesatuan Tubuh Kristus yaitu ada damai
sejahtera = merobohkan tembok pemisah (tidak boleh ada tembok-tembok
pemisah) = membangun tembok Yerusalem Baru itulah Mempelai Wanita
TUHAN. Damai
sejahtera,
inilah yang harus dijaga dihari-hari ini.
Damai
sejahtera =
- tidak
iri hati,
- tidak
ada dendam,
- tidak
ada dosa kenajisan dan kejahatan,
- tidak
ada lagi kepahitan dan lain-lain = kita tidak merasa apa-apa lagi
yang daging rasakan, kecuali merasakan kasih TUHAN = mengasihi TUHAN
lebih dari semuanya. Itulah damai sejahtera.
Kalau
sekarang ini kita datang dengan kesedihan, kesusahan, kepahitan (iri
hati, dendam), singkirkan semuanya. Kita tidak merasakan apa-apa lagi
yang daging rasakan, kecuali:
- merasakan
kasih ALLAH, sehingga kita dapat mengasihi TUHAN lebih dari
semuanya,
- mengasihi
sesama seperti diri sendiri,
- sampai
mengasihi musuh. Itulah damai sejahtera! Mari belajar dari salib,
bukan belajar dari saya. Saya seringkali juga tidak mampu. YESUS
selalu memiliki Hati Yang damai sejahtera, sampai untuk matipun =>
'Bapa ampunilah mereka' Tidak mau ada kepahitan (dendam). Semoga
kita dapat mengerti. Tadi pengalaman kematian itu seperti bayi.
Sekarang
tanda-tanda orang (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) dalam pengalaman
kematian, seperti Musa dibuang ke sungai Nil
(kita belajar dari bayi Musa yang dibuang ke sungai Nil):
- Tidak
bersalah tetapi disalahkan, bahkan dibenci tanpa alasan (Musa mau
dibunuh), tetapi harus berdiam diri.
Apa salahnya bayi Musa ini? Ia tidak
berbuat dosa atau apapun, tidak pernah menggosipkan orang. Kalau
kita berdiam diri, itulah pengalaman kematian. Kalau melawan, gagal.
Tidak salah disalahkan, dibenci tanpa alasan, ini memang berat.
- Keluaran
2: 4,
kakaknya
perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah
yang akan terjadi dengan dia.
Ay
4 => ayah dan ibunya sudah membuang Musa. Sedangkan kakaknya
melihat dari kejauhan.
Tandanya yaitu sampai
merasa seperti ditinggalkan sendirian, semua orang tidak mau tahu,
tetapi TUHAN selalu mengingat kita (TUHAN selalu menyertai dan
mempedulikan kita).
Seperti waktu YESUS di kayu salib, berseru => 'Eloi, Eloi lama
sabakhtani' (ALLAH ku, ALLAH ku mengapa Engkau meninggalkan aku).
Jadi jangan marah kalau keluarga tidak mau tahu, semua tidak mau
tahu, itu sudah masuk pengalaman kematian (berada di jalan salib).
Inilah yang diingat TUHAN dan TUHAN juga mengetahui keadaan kita.
Saat kita menghadapi apapun juga, tidak ada yang mau tahu (orang tua
tidak mau tahu, keluarga tidak mau tahu, anak kita tidak mau tahu),
jangan marah, ini merupakan kesempatan emas untuk selalu diingat
oleh TUHAN (sendiri lawan sendiri). TUHAN selalu menyertai kita,
tidak meninggalkan kita, TUHAN selalu mempedulikan dan kita tinggal
menunggu waktu TUHAN (kita hanya berserah sepenuhnya kepada TUHAN).
Jangan putus asa dan kecewa. Ini yang harus menjadi keyakinan kita.
- Keluaran
2: 5, 6,
5.
Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang
dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah
olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya
hambanya perempuan untuk mengambilnya.
6.
Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu
menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata:
"Tentulah ini bayi orang Ibrani."
Ay
6 => '"Tentulah ini bayi orang
Ibrani." => Kalau bertemu bayi
Ibrani akan langsung dibunuh. Seharusnya Musa itu dibunuh.
Musa
dibuang ke sungai Nil bukan bertambah baik, tetapi ia sampai
ketangan putri Firaun, tinggal dibunuh saja. Sebab dari sanalah
dikeluarkan pengumuman atau peraturan bahwa bayi laki-laki Ibrani
(Israel) harus mati (kalau perempuan tidak apa-apa, kalau laki-laki
harus mati). Ini sudah sampai pada puncaknya pencobaan (Musa tinggal
dibunuh saja). Begitulah pengalaman kematian!
Tandanya yaitu
kita menghadapi
masalah yang seolah-olah semakin memuncak sampai tidak ada jalan
keluar => 'mengapa terus
begini'? Tetapi kita tetap hidup benar. Yang penting seperti bayi,
yaitu hidup benar. Kalau kita tidak benar => 'saya korupsi,
tetapi mengapa menjadi begini? Malah dikejar' Itu salahnya
sendiri. Kalau sudah hidup benar, masalah seolah-olah semakin
memuncak sampai tidak ada jalan keluar (seperti bayi Musa yang
berada di dalam tangan putri Firaun, hanya satu kata yaitu harus
mati), inilah pengalaman kematian. Kalau kita menghadapi masalah,
periksa diri dulu. Kalau sudah hidup benar => 'saya sudah
koreksi diri, semuanya benar, tetapi masalah semakin memuncak'
berarti kita diijinkan seperti Israel turun dari Kanaan ke Mesir.
Juga seperti Smirna yang diijinkan untuk menderita, miskin,
difitnah, tidak salah disalahkan oleh orang-orang Yahudi (gambaran
orang Kristen, sidang jemaat). Hati-hati, kalau sidang jemaat
memfitnah orang benar (benar jadi salah, salah jadi benar) sama
dengan jemaat iblis. Itu sebabnya kita harus berhati-hati. Semoga
kita dapat mengerti.
Ketiga, masalah memuncak sampai tidak
ada jalan keluar (seperti Musa yang berada di dalam tangan putri
Firaun). Biarlah kita bersungguh-sungguh dan dapat mengerti. Kalau
sudah periksa diri, semuanya sudah benar, itu berarti kita berada di
dalam pengalaman kematian.
Perhatikan
Lempin-El (yang masih ada, yang belum diutus), dengan pengalaman
kematian yang memuncak sebenarnya TUHAN sedang memakai atau mengutus
kita untuk:
- Menolong
orang yang berada di dalam puncak kejahatan-kenajisan (Firaun
gambaran setan, sedangkan putri Firaun berarti juga jahat dan najis)
= untuk diselamatkan. Kalau tidak lewat pengalaman kematian, tidak
mungkin anak budak bisa sampai ke putri Firaun.
- Menolong
orang yang berada di dalam puncak penderitaan. Mungkin sudah putus
asa, kecewa, mau meninggalkan TUHAN, tetapi masih dapat
dijangkau.Sebenarnya maksud TUHAN sampai disini. Itulah mengapa kita
diijinkan mengalami pengalaman kematian yang memuncak. Semoga kita
dapat mengerti.
Sikap
kita yaitu hanya seperti bayi Musa yang menangis.
Keluaran
2: 6,
Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu
menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata:
"Tentulah ini bayi orang Ibrani."
Ay
6 => bayi Musa tidak jadi dibunuh karena menangis. Kalau bayi Musa
tidak menangis bahkan mengejek, maka ia akan langsung dibunuh.
Seringkali
kita begitu. Sudah dalam pengalaman kematian tetapi kita masih
menyalahkan orang, akhirnya mati. Kalau dalam pengalaman kematian,
kita menangis, maka ada belas kasihan. Kesalahan kita sebagai hamba
TUHAN saat dalam pengalaman kematian (kesulitan dalam pelayanan),
masih keras, mulai menunjuk-nunjuk orang, akhirnya habis sebab tidak
mungkin ditolong oleh TUHAN.
Tetapi
di saat kita berada di dalam keadaan penderitaan apalagi sudah tahu
kita bersalah, kita menangis => 'saya salah ampuni' Tidak
mungkin dihancurkan, sebab ada belas kasihan TUHAN. Mari saat ini,
sikap kita dalam puncak pengalaman kematian yaitu seperti bayi Musa
yang menangis.
Bayi
Musa yang menangis untuk sekarang berarti:
- Menyembah
TUHAN dengan hancur hati; mengaku tidak layak sebab banyak
kesalahan-kekurangan kita, mengaku tidak mampu berbuat apa-apa,
tidak berdaya apa-apa. Hanya bayi, mau berbuat apa? Bayi mau disuruh
apapun tidak akan mampu. Menghadapi apa saja tidak akan mampu Lebih
bagus pakai istilah 'mengaku' Kalau 'merasa' = ada penyakit
merasa. Ini berkebalikan dengan Laodikia. Kalau Smirna, TUHAN
katakan => 'engkau miskin, menderita, tetapi engkau kaya'
Nanti kita pelajari seperti apa kayanya. Tetapi kalau Laodikia, dia
mengaku-mengaku (merasa) => 'aku kaya, aku tidak kekurangan'
Tetapi TUHAN katakan => 'kamu miskin, telanjang' Inilah
penyakit merasa. Ada juga yang merasa dipakai => 'kami
bernubuat, kami mengusir setan...' TUHAN katakan => 'enyahlah
engkau' Ini karena merasa dipakai. Sebab itu kurang tepat kalau
memakai istilah 'merasa
tidak layak' sebaiknya memakai istilah 'mengaku
tidak layak'
- Bayi
Musa menyembah dengan kuat teguh hati. Bayi kalau menangis
mengharapkan siapa? Sebenarnya hanya berharap ibunya. Yang tahu
hanya ibunya; dari melahirkan, diberi susu oleh ibunya. Coba kalau
ada bayi menangis, kemudian diambil oleh orang lain, tambah
menangis. Bayi hanya membutuhkan ibunya. Kuat teguh hati artinya
hanya berharap kepada belas kasihan TUHAN, bukan yang lainnya.
Penyembahan semacam inilah yang dapat menarik belas kasihan TUHAN.
Kita mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN mengulurkan Tangan
belas kasih-Nya kepada kita (bayi-bayi yang tidak berdaya). Semoga
kita dapat mengerti.
Inilah
sikap ketika kita berada pada puncak pengalaman kematian. Hari-hari
ini mungkin kita berada di dalam puncak pengalaman kematian =>
'sudah tidak dapat berbuat apa-apa' Mari jangan putus asa,
kecewa, masih ada satu langkah terakhir.
Sikap
kita hanya seperti bayi Musa yang menangis =
- kita
menyembah dengan hancur hati;
- mengaku
segala ketidak layakan kita,
- koreksi
diri sebab banyak kekurangan kita sampai hidup benar. Dan
- ditambah
dengan mengakui semuanya sampai hidup benar. Bayi itu tidak berbuat
dosa, hanya hidup benar.
Kita
mengaku segala ketidak layakan kita; akui kesalahan kekurangan kita
kepada TUHAN dan sesama. Kalau diampuni jangan berbuat dosa lagi.
Kita hidup benar seperti bayi; kata-katanya benar, semuanya benar.
Kemudian mengaku tidak berdaya apa-apa => 'saya memang tidak
mampu berbuat apa-apa' Lalu menyembah dengan kuat teguh hati =>
'saya hanya percaya dan berharap kepada Engkau TUHAN, bukan yang
lainnya' Selama masih ingat yang lainnya, berarti belum merupakan
tangisan dari seorang bayi.
Hasilnya
yaitu
- Keluaran
2:10,
Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang
mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya:
"Karena aku telah menariknya dari air."
Ay
10 => 'sebab katanya: "Karena aku
telah menariknya dari air." =>
mengangkat dari air. Pengangkatan Musa pertama adalah diangkat dari
air.
Tangan belas kasihan anugerah TUHAN/Tangan Yang
berlubang paku = lewat perjamuan suci ada uluran dari Tangan Yang
berlubang paku.
Hasil pertama (pengangkatan pertama):
Tangan anugerah TUHAN/Tangan Yang berlubang
paku sanggup mengangkat Musa dari air,
sekarang artinya TUHAN
sanggup untuk melindungi memelihara kita yang tidak berdaya seperti
bayi ditengah dunia yang sulit, krisis (sungai Nil), sampai jaman
antikris berkuasa selama tiga setengah tahun di bumi.
Kalau tidak diangkat dari air, lama-lama peti pandan akan rusak
dan tenggelam. Belum lagi kalau bertemu
dengan buaya, kuda nil, sudah habis semuanya. Saat antikris
berkuasa, merupakan jaman yang mustahil. Hanya orang yang menyembah
antikris saja yang dapat hidup. Ini mustahil! Deposito dan
sebagainya semuanya tidak berguna.
Saat antikris berkuasa,
kita dipelihara secara langsung oleh TUHAN lewat Firman pengajaran
dan perjamuan suci. Kita semuanya menjadi fulltimer; kita hanya
beribadah melayani TUHAN, tidak ada yang bekerja lagi. Sekarang yang
masih bekerja dan lain-lain, silahkan, tetapi jangan terikat. Sebab
semuanya kearah kelepasan (fulltimer). Maksudnya apa? Berhenti
kuliah dan bekerja. Tidak! Kita tetap kuliah, bekerja, tetapi jangan
terikat. Apa maksudnya tidak terikat? Kita kuliah dengan keras,
bekerja dengan keras tetapi mengutamakan TUHAN lebih dari semuanya.
Inilah bukti kalau kita tidak terikat. Nasihat kepada lulusan
Lempin-EL Kristus Ajaib => 'Yang sudah fulltimer, jangan
coba-coba mencari tambahan dengan bekerja (memelihara ayam)'
Sekarang banyak diajarkan di sekolah aLkitab, bagaimana cara
memelihara ayam, cara berkebun. Saya katakan => 'silahkan saja
berkebun, tetapi jangan dijual. Kalau ada lebih, bagikan ke
tetangga', sebab saudara jangan bergantung pada ini.
Sekarang
yang masih bekerja di dunia sudah mengutamakan TUHAN. Ada seorang
dokter spesialis bersaksi dari Medan => 'lebih banyak jam-jam
untuk ibadah daripada prakteknya' Saya kaget. Kalau dokter
spesialis sekali berobat berapa? Ibadah kaum muda pun, beliau
mengikuti sekalipun lewat siaran langsung dari Medan. Bayangkan kita
yang disini. Inilah mengutamakan TUHAN. Kalau sudah fulltimer mau
belajar pelihara ikan, lalu dijual, pasti ketinggalan. Kita belajar
semuanya untuk TUHAN. TUHAN memberkati kita.
- Pengangkatan
kedua: anak
budak menjadi anak raja (sudah diangkat dari air, kemudian diangkat
menjadi anak raja),
artinya
- Secara
jasmani: Tangan anugerah TUHAN = Tangan Yang berlubang paku pasti
sanggup untuk memberikan masa depan yang indah dan berhasil. Jangan
takut! Ingat surat Petrus => 'kamu akan ditinggikan tepat pada
waktunya' Kita belajar dari roda, roda tidak selalu berada
dibawah. Kalau kita tekun dalam pengalaman kematian, satu waktu
kita juga akan berada diatas. Kita yang berada di dalam pengajaran
tabernakel dan Mempelai; kita yang dididik di Lembaga Pendidikan
Kristus Ajaib, rumusnya hanya satu yaitu berada di dalam pengalaman
kematian. Kalau mau mati (benar-benar menikmati pengalaman
kematian), satu waktu akan berada diatas.
- Secara
rohani: kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Anak
budak menjadi anak raja, itulah menjadi imam-imam dan raja-raja.
Kita diangkat menjadi imam-imam dan raja-raja untuk melayani
pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna; dipakai dalam
kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Anak budak artinya dulu menjadi
budak dosa, budak kenajisan-kejahatan. Tetapi dapat diangkat
menjadi anak raja, itulah imam-imam dan raja-raja. Sudah bekerja
selama enam hari, masih harus masuk tiga macam ibadah ditambah
latihan zangkoor, Mengapa? Ini disiksa. Tidak! Tetapi supaya tidak
masuk Babel. Pembangunan hanya ada dua. Kalau tidak mau menjadi
imam dan raja, maka akan terus menjadi budak dan masuk pembangunan
Babel yang akan dibinasakan untuk selamanya. Tinggal dua pilihan;
masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus (semakin benar, suci dan
sempurna) atau masuk dalam pembangunan Babel (menjadi budak dosa,
budak setan). Kalau menjadi budak dosa atau setan, inilah yang
membuat sengsara sebab akan bertambah jahat dan bertambah najis
sampai binasa untuk selamanya. Hati-hati! Mari! kita membawa
seluruh keluarga kita; mungkin belum dapat dibawa secara langsung,
tetapi bawa dalam doa terlebih dahulu, supaya sekeluarga dapat
masuk dalam pengalaman kematian, sampai menjadi imam dan raja,
betapa bahagianya ini. Juga ada berkat TUHAN yang sepenuhnya
(sekeluarga). Kita tinggal menunggu waktu TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Anak
budak menjadi anak raja, ini mustahil. Tangan TUHAN yang berlubang
paku menghapus segala kemustahilan.
Inilah pengangkatan yang
kedua. Pengangkatan pertama, Musa diangkat dari air (ada
pemeliharaan dan perlindungan TUHAN). Sudah dipelihara dan
dilindungi jangan lupa untuk bekerja. Kita dipakai menjadi imam dan
raja. Kalau tidak mau, akan menjadi seperti burung. Pelajaran dalam
ibadah di Poso, kita belajar kepada burung yang tidak menabur, tidak
menuai (tidak bekerja di ladang TUHAN), tetapi diberi makan
(dipelihara oleh Bapa). Sebaliknya, kalau kita sudah dipelihara
tetapi tidak bekerja, maka nasibnya akan menjdi seperti burung yang
mati digoreng. Ada pemeliharaan TUHAN, mari diangkat menjadi anak
raja, yaitu menjadi imam dan raja (kita bekerja di ladang TUHAN).
Jangan menjadi burung sebab burung yang egois itu adalah gambaran
dari setan. Sudah dipelihara tetapi tidak bekerja, itulah setan.
Semoga kita dapat mengerti.
- Ulangan
34: 5, 6,
5.
Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai
dengan firman TUHAN.
6.
Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di
tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai
hari ini.
Ay 5 => enak
sekali, hidup matinya sesuai dengan Firman.
Ay 6 => 'tidak
ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini'
=> ini maksudnya Musa mati, dibangkitkan, dan diangkat ke surga.
Dalam Wahyu 4, kita belajar tentang empat makhluk yang mengelilingi
takhta surga, salah satunya adalah Musa. Musa bersama dengan TUHAN
YESUS ini mewakili yang mati, bangkit dan naik ke surga. Yang dua
lagi, yaitu Henokh dan Elia, mewakili yang hidup dan langsung
terangkat ke surga.
Ini diperkuat lagi dalam Yudas 1:
9.
Yudas 1:9,
Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan
bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi
Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya
Tuhan menghardik engkau!"
Ay
9 => mayat Musa diperebutkan antara malaikat dengan iblis. Ini
pelajaran bagi hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang sekali-pun sudah mati
masih diperebutkan, apalagi saat masih hidup. Sungguh-sungguh kita
harus berada di dalam Tangan TUHAN. Itulah tempat yang paling aman.
Di luar Tangan TUHAN, kita dapat ditarik kesana dan kesini oleh
setan sampai mati.
Hasil ketiga (pengangkatan yang terakhir):
Tangan belas kasih anugerah TUHAN/ Tangan
TUHAN Yang berlubang paku mampu mengangkat Musa ke surga,
sekarang artinya mampu
menyucikan, mengubahkan (mengangkat
= menyucikan
dan mengubahkan) kita sampai satu waktu sempurna seperti YESUS dan
kita akan terangkat ke surga.
Inilah
pengangkatan TUHAN:
- dari
air dilindungi dan dipelihara.
- kemudian
dari anak budak menjadi anak raja, ada masa depan yang indah, tidak
ada yang mustahil bagi TUHAN, sampai dipakai oleh TUHAN (berada
dalam Tangan TUHAN). Yang terakhir,
- sampai
terangkat ke surga.
Penyucian
dan keubahan dimulai dari melembut (mengakui kekurangan) dan taat
dengar-dengaran. Itu saja! Kita belajar dari pohon ara, yaitu
melembut dan taat. Jadi kita disucikan dan diubahkan sampai sempurna
seperti YESUS dan diangkat ke surga mulai dari melembut dan taat
dengar-dengaran. Sebagai anak, taat dengar-dengaran kepada orang tua
yang benar, gembala yang benar dan kepada TUHAN (Firman pengajaran
yang benar).
Kalau
melembut dan taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara maka:
- kita
berada di dalam Tangan Yang berlubang paku.
- kita
berada di dalam Tangan anugerah TUHAN Yang sudah menang atas maut,
sehingga maut tidak dapat merebut kita di saat kita masih hidup atau
sampaipun diijinkan TUHAN meninggal dunia, maut tidak dapat merebut
kita seperti Musa dan kita tetap berada di dalam Tangan TUHAN sampai
terangkat ke surga bersama dengan Dia. TUHAN akan menolong kita.
Tangan
yang berlubang paku dulu sudah mengangkat Musa, sanggup melakukan
segala sesuatu untuk bayi Musa. Sekarang, sanggup untuk melakukan
segala sesuatu bagi kehidupan yang mau mengalami pengalaman kematian
(jalan salib) bersama TUHAN. TUHAN masih sanggup dan pasti sanggup
mengangkat kita dan menolong kita.
TUHAN memberkati kita
semuanya.1