Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Penataran calon imam dan imam-imam III

Kita masih berada dalam Kitab Wahyu 2 ini tentang tujuh kali percikan darah = tujuh surat yang ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir = penyucian terakhir yang TUHAN lakukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir (sidang jemaat akhir zaman), supaya tidak bercacat cela, sempurna seperti TUHAN (menjadi mempelai wanita yang siap menyambut kedatangan YESUS ke dua kali). Sidang jemaat pertama; sidang jemaat Efesus (ay 1-7) sudah dipelajari. Sekarang kita berada pada sidang jemaat ke dua; sidang jemaat di Smirna (ay 8-11).

Wahyu 2: 9, Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.

Keadaan sidang jemaat di Smirna, yaitu mengalami sengsara daging bersama YESUS (mengalami pengalaman salib bersama dengan YESUS). Mengapa TUHAN ijinkan sidang jemaat Smirna mengalami sengsara daging bersama YESUS?

1 Petrus 2: 19, Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

Jawabannya adalah supaya menerima kasih karunia TUHAN. Kasih karunia TUHAN mampu:

  • Memberikan kekuatan ekstra supaya kita dapat bertahan dalam pengikutan dan melayani TUHAN. Ini sudah kita pelajari, ada kekuatan seorang petani, dan juga kekuatan dari seorang prajurit.


  • Kasih karunia TUHAN mampu mengubahkan dan membaharui kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS (menjadi Mempelai Wanita Surga yang sempurna, yang siap menyambut kedatangan YESUS ke dua kali). Contohnya adalah Saulus diubahkan menjadi Paulus. Inilah pekerjaan dari kasih karunia TUHAN.

Sejahat dan senajis apapun manusia, kalau mendapatkan kasih karunia TUHAN, masih dapat diubahkan seperti Saulus menjadi Paulus.

1 Timotius 1: 12-15,
12. Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini
kepadaku --
13. aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.
14. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
15. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.

Ay 13 => 'tetapi aku telah dikasihani-Nya' => belas kasihan = kasih karunia.
Ay 15 => 'Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," => kasih karunia TUHAN.

Kekuatan kasih karunia memberikan kekuatan kepada kita untuk bertahan dalam pengikutan dan melayani TUHAN. Jangan gugur! Tetap seperti petani sampai memetik buah, tetap seperti prajurit sampai menang, seperti olahragawan sampai mendapatkan mahkota. Kasih karunia TUHAN mampu mengubahkan dan membaharui kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS (Mempelai Wanita Surga). Contohnya: Saulus menjadi rasul Paulus.

Tanda-tanda pembaharuan oleh kasih karunia TUHAN, yaitu:

  1. Berani mengaku => 'sayalah manusia yang paling berdosa' (ay 15).
    Kalau mengaku diri sendiri benar, sedang yang lainnya salah, itu bukan pembaharuan.

    Mengaku paling berdosa artinya (praktiknya):


    • Tidak menghakimi orang lain. Kalau ada orang berdosa, aku lebih berdosa lagi (aku paling berdosa), sehingga tidak menghakimi orang lain.
    • Berani mengaku segala dosa kepada TUHAN (vertikal) dan sesama (horinsontal). Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi = bertobat = hidup dalam kebenaran (hidup dalam iman), sehingga bisa menjadi teladan iman (ay 16). Mengaku dosa kepada sesama, berarti kepada siapa saja. Rasul Paulus ini menulis surat kepada Timotius (muridnya, pengerjanya, orang yang lebih muda). Rasul Paulus berani mengakui kepada yang lebih muda. Apalagi orang muda kepada orang yang lebih tua, seharusnya lebih gampang.


    1 Timotius 1: 16, Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudianpercaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.

    Karena hidup dalam kebenaran (hidup dalam iman), sehingga dapat menjadi teladan bagi yang lainnya, terutama teladan iman. Mulai dari seorang pemimpin atau gembala harus menjadi teladan iman. Demikian juga para pelayan-pelayan TUHAN atau imam-imam, harus menjadi teladan iman.

    Ibrani 13: 7-9,
    7. Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
    8. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
    9. Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu.

    Ay 7 => gembala.
    Kita hidup dalam kebenaran (hidup dalam iman), sehingga menjadi teladan iman sampai garis akhir. Menjadi teladan bukan hanya di permulaan saja, tetapi sampai garis akhir (sampai meninggal dunia atau sampai kedatangan TUHAN yang ke dua kali). Kalau seorang gembala tidak dapat menjadi teladan iman, sidang jemaat akan runtuh. Semua imam-imam juga menjadi teladan iman dan kita benar-benar menjadi kokoh.

    Menjadi teladan iman artinya:


    • Hidup dalam kebenaran. Segala aspek kehidupan kita harus benar. Tidak boleh mengatakan => 'ini hanya sedikit, tidak mengapa' Tidak boleh ada yang salah, harus benar. Kalau salah, segera diakui dan segera diperbaiki. Tugas saya sebagai gembala dan imam-imam, harus menjadi teladan iman. Inilah yang menjadi daya tarik untuk membawa jiwa-jiwa datang kepada TUHAN. Kalau kekayaan, kehebatan gereja, tidak bisa, sebab di dunia lebih banyak yang hebat. Kalau ada teladan iman, inilah yang bisa menarik jiwa-jiwa datang. Seperti gelap disinari dengan terang (teladan itu sinar), sehingga mereka akan ikut.


    • Tetap berharap kepada TUHAN saat mengadapi pencobaan, masalah yang besar. Tidak berharap kepada yang lainnya. Menjadi teladan iman, dapat dibuktikan saat kita menghadapi pencobaan atau masalah. Kalau tetap berharap kepada TUHAN, maka kita benar-benar menjadi teladan iman. Kalau berharap yang lainnya, ini seperti murid-murid saat menghadapi angin gelombang. Murid-murid berharap kepandaian, lari sana-sini dan bertambah binasa. Untung mereka melihat YESUS yang tertidur (berharap TUHAN), setelah itu baru tertolong. Saat menghadapi masalah atau pencobaan, kita hidup dalam iman atau tidak? Kita percaya dan berharap kepada siapa? Oleh sebab itu dalam didikan di Lembaga Pendidikan EL-Kitab Kristus Ajaib, kami diajarkan => 'hamba TUHAN tidak boleh minta, tidak boleh berhutang' Ini ada maksudnya, supaya menjadi teladan iman. Jadi saat-saat menghadapi pencobaan kita hanya berharap kepada TUHAN saja. Semoga kita dapat mengerti.


    • Dikaitkan dengan ay 8 'YESUS Kristus tetap sama, YESUS tidak berubah, dulu sekarang sampai selamanya' dan ay 9 'Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing' Berarti tidak berubah-ubah dalam Firman pengajaran yang benar = berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran. YESUS tidak berubah, berarti pengajaran yang benar tidak berubah. YESUS tidak berubah, bukan hanya kuasa-Nya tidak berubah, tetapi pengajaran-Nya juga tidak berubah (dikaitkan dengan ay 9). Semoga kita dapat mengerti.


    Inilah tanda-tanda pembaharuan oleh kasih ALLAH:


    • berani mengaku => 'sayalah manusia yang paling berdosa' sehingga kita tidak menghakimi orang lain, justru bisa mengakui dosa-dosa.
    • kita dapat bertobat, hidup benar, hidup dalam iman dan menjadi teladan iman. Seorang gembala, pelayan TUHAN, hamba TUHAN, semuanya harus menjadi teladan iman. Teladan iman, yaitu hidup dalam kebenaran (dalam segala aspek hidup kita, kita harus benar),


    • tetap berharap TUHAN saat mengadapi masalah, pencobaan (tidak berharap yang lain) dan
    • tidak berubah-ubah dalam Firman pengajaran yang benar = berpegang teguh dalam Firman pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran. Semoga kita dapat mengerti.


    Sampaipun kita harus menjaga salam. Salam adalah pembuka dari pengajaran yang benar (sudah diterangkan dalam surat Kolose). Jadi dalam salam juga tidak berubah. Kalau konsisten dalam Firman pengajaran yang benar, salamnya pun juga tidak berubah. Kalau salamnya (pembukaannya berubah), nanti isinya juga berubah. Keyakinan saya sampai disitu. Ajaran guru saya => 'salam itu pembuka dari pengajaran yang benar' Tetap dipertahankan! Bukan untuk bagus-bagusan atau terserah saja, tetapi dalam arti pengajaran. Semoga kita dapat mengerti.


  2. 1 Timotius 1: 12, Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku --

    Tanda kedua: setia dan dapat dipercaya dalam ibadah pelayanan. Inilah orang yang dibaharui oleh kasih karunia. Tadi yang pertama mengaku dirinya yang paling berdosa (bisa mengaku dosa, hidup benar, menjadi teladan iman). Ke dua, setia dan dapat dipercaya dalam ibadah pelayanan sesuai jabatan pelayanan yang diberikan TUHAN.

    Efesus 4: 8-12,
    8. Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."
    9. Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
    10. Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
    11. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
    12. untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

    Dalam Efesus 4: 8-12, kasih karunia TUHAN adalah


    • YESUS turun kebagian bumi paling dalam (alam maut) = mati di kayu salib, untuk membebaskan tawanan-tawanan dosa (melepaskan kita dari dosa). Kita semuanya dulu ditawan oleh dosa (ditawan maut). YESUS tidak turun saja, tetapi Dia juga bangkit dan naik ke surga.


    • YESUS naik ke sorga untuk memberikan jabatan-jabatan pelayanan kepada kita yang sudah dilepaskan dari dosa = mengangkat kita menjadi imam-imam dan raja-raja, untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus (ayat 12). Semoga kita dapat mengerti.


    Sekali lagi, kalau hanya untuk memberikan mobil, kekayaan (sekarang di gereja digambar-gemborkan kekayaan), YESUS tidak perlu mati di kayu salib, orang dunia yang tidak mengenal YESUS juga dapat menjadi kaya. Tetapi untuk memberikan jabatan pelayanan (mengangkat kita menjadi imam-imam), YESUS harus mati, bangkit dan naik ke surga.

    1 Petrus 2: 5, Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

    Ay 5 => 'pembangunan suatu rumah rohani' => pembangunan Tubuh Kristus. Rumah jasmani, itulah tempat ibadah.
    'bagi suatu imamat kudus' => imamat rajani = imam-imam dan raja-raja.

    Jadi imam dan raja dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Sebelum mendapatkan kasih karunia TUHAN, Saulus merupakan pelayan yang gigih (semangat). Tetapi bukan membangun tubuh, melainkan menghancurkan Tubuh Kristus. Inilah perlunya penataran calon imam dan imam. Saya harus ditatar, yang mau melayani juga harus ditatar, yang sudah melayani juga harus ditatar supaya pelayanannya sungguh-sungguh dapat berkenan kepada TUHAN. Setelah menerima kasih karunia, Saulus baru dipakai TUHAN.

    Kisah Para Rasul 9: 1, 2, 4, 5,
    1. Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,
    2. dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.
    4. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
    5. Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.

    Ay 1 => 'Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus' => kita datang beribadah apakah kita berkobar-kobar atau tidak. Kita datang mungkin dengan terpaksa, tetapi hati Saulus berkobar-kobar, hebat Saulus.
    'untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan' => disinilah kesalahannya.

    Ay 4 => '"Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" => inilah menganiaya TUHAN.

    Jadi Saulus menganiaya sidang jemaat, tetapi TUHAN mengatakan => 'mengapa engkau menganiaya Aku' Jadi sidang jemaat adalah Tubuh Kristus. TUHAN tidak mengatakan => 'mengapa engkau menganiaya sidang jemaat' Tidak! Tetapi TUHAN mengatakan ?'mengapa engkau menganiaya AKu' Sidang jemaat adalah YESUS (Tubuh Kristus).

    Sebelum menerima kasih karunia, pelayanan Saulus bukan untuk membangun Tubuh Kristus, tetapi menganiaya dan menghancurkan Tubuh Kristus, sekalipun kelihatannya berkobar-kobar (semangat). Tetapi penuh dengan kebencian tanpa alasan, iri hati, dendam, ancaman, dan sebagainya. Inilah yang tidak boleh! Jika ada kebencian tanpa alasan, iri hati, dendam, ancaman, penuh dengan fitnah berarti berada diluar kasih karunia. Kita harus benar-benar menjaga. Jangan sampai kita melayani, tetapi ada kebencian, iri hati, dendam, fitnah, sebab inilah yang menghancurkan Tubuh Kristus (merusak Tubuh Kristus, menganiaya Tubuh Kristus). Merusak Tubuh Kristus atau menghancurkan Tubuh Kristus = menganiaya 'Aku' (menganiaya TUHAN). Inilah yang tidak boleh.

    Hati-hati! Pelayanan pembangunan Tubuh Kristus =


    • dimulai dalam nikah. Di dalam nikah tidak boleh ada kebencian tanpa alasan. Mari layani dalam nikah; suami-isteri, anak-orang tua tidak boleh ada kebencian tanpa alasan, tidak boleh ada iri hati, dendam, dan juga saling mengancam.


    • kemudian membesar dalam penggembalaan. Ditempat kita ini tidak boleh ada kebencian, iri, dendam, gosip, fitnah. Jika ada ini semua (sekalipun kelihatan berkobar, semangat, datang ibadahnya rajin), berarti menganiaya, menghancurkan Tubuh Kristus (bukan membangun Tubuh Kristus).


    • Kemudian antar penggembalaan (kunjungan-kunjungan), bukan untuk menyebarkan gosip, tetapi untuk memberitakan Firman pengajaran yang benar (membangun Tubuh Kristus). Di dalam ibadah kunjungan tidak boleh ada kebencian.


    • sampai terbentuk Tubuh Kristus yang sempurna, yaitu Israel dan kafir menjadi satu Tubuh yang sempurna. Yang harus dijaga, tidak boleh ada kebencian dan lain-lain, sebab dapat merusak pembangunan Tubuh Kristus. Semoga kita dapat mengerti.


    Setelah YESUS mati (turun), melepaskan kita dari tawanan maut (melepaskan dari dosa), kemudian Dia naik memberikan kita jabatan pelayanan (mengangkat kita menjadi imam dan raja), sehingga kita dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus (mulai dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan, sampai tubuh yang sempurna), sikap kita dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yaitu setia dan dapat dipercaya. Coba saudara lihat tubuh kita masing-masing, semuanya setia dan dapat dipercaya. Kalau mata kita gatal, lalu orang lain yang menggarukkan, bagaimana kira-kira? Ada gatal, kita tenang-tenang saja, sebab tangannya dapat dipercaya. Kalau setia dan dapat dipercaya, itulah tubuh. Kita tidak mungkin berpikiran buruk pada tangan kita sendiri. Setia dan dapat dipercaya, itulah Tubuh Kristus (sikap kita dalam pembangunan Tubuh Kristus). Mari sesuai pos kita masing-masing, kita setia dan dapat dipercaya. Semoga kita dapat mengerti.

    Kalau kita (imam dan raja) melayani pembangunan Tubuh Kristus dengan setia dan dapat dipercaya, maka disebut sebagai batu hidup. Dalam 1 Petrus 2:4 => 'YESUS sebagai batu hidup' dan 1 Petrus 2: 5 => kamu dipergunakan sebagai batu hidup (kita menjadi batu hidup)' Batu hidup artinya hidup dari kasih karunia TUHAN, sehingga dimanapun, kapanpun, situasi apapun kita tetap hidup.

    Seharusnya batu itu mati, tetapi dapat hidup, ini karena kasih karunia TUHAN, sebab kalau kita hidup dari gaji, begitu di phk sudah tidak dapat hidup. Kalau hidup dari toko, tahu-tahu terbakar habis, tidak dapat hidup lagi. Tetapi kalau kita hidup dari kasih karunia, dimanapun, kapanpun, situasi apapun (paceklik, sulit), kita akan tetap hidup, bahkan sampai hidup kekal selama-lamanya (sampai hidup di sorga). Inilah bedanya kasih karunia dengan gaji dan sebagainya. Gaji itu dibatasi, begitu harga naik, sudah tidak cukup. Semoga kita mengerti.

    Mari, inilah urusan kita. YESUS sudah turun (melepaskan kita dari dosa), YESUS sudah naik untuk memberikan jabatan (menjadi imam dan raja), mari!kita melayani TUHAN dengan setia dan dapat dipercaya, itu sudah cukup (menjadi Tubuh-Nya YESUS) dan kita akan hidup dari kasih karunia TUHAN. Bahkan sampai hidup kekal selama-lamanya. Semoga kita dapat mengerti.

    Hati-hati dengan Yudas. Yudas tidak dapat dipercaya soal uang, padahal di dalam alkitab, uang ini merupakan perkara kecil (di rumah TUHAN uang ini perkara kecil). Seringkali di gereja, uang ini menjadi perkara besar => 'dahyat, luar biasa uangnya' bahkan dapat bertengkar soal uang. Akhirnya Yudas binasa, kehilangan kasih karunia. Jangan sampai soal uang kita kehilangan kasih karunia. Nomor satu saya, jangan sampai kasih karunia ditukar dengan uang (mencuri milik TUHAN), jangan! Seperti Yudas benar-benar habis, keindahannya juga habis semuanya (bukan hanya jubahnya yang robek, perutnya juga robek). Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah tanda-tanda pembaharuan oleh kasih karunia TUHAN; nomor satu berani mengaku 'saya paling berdosa' (tidak menghakimi orang lain, mengakui dosa, bertobat, hidup benar, menjadi teladan iman). Kedua, kita setia dan dapat dipercaya dalam ibadah pelayanan.


  3. 1 Timotius 1:17, 13
    17. Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
    13. aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.

    Ay 13 => 'tetapi aku telah dikasihani-Nya' => mendapat belas kasih; kasih karunia.

    Tanda ketiga: dapat menyembah YESUS, Raja segala raja, Mempelai Pria Surga (ay 17). Pada ay 13, ini pembaharuan. Dulu sebagai penghujat (menghujat YESUS), menganggap ajaran yang salah, tetapi sekarang dia dapat menyembah. Tadinya Saulus sebagai penghujat, tetapi setelah menerima kasih karunia, maka dia dapat menyembah YESUS sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga, dengan penyembahan 'Haleluya'

    Wahyu 19: 6, 7,
    6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
    7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

    Ay 6 => YESUS sebagai Raja.
    Ay 7 => 'pengantin' => YESUS sebagai Mempelai Pria Surga.

    YESUS sebagai Raja, dan Mempelai Pria Surga. Penyembahan dengan kata 'Haleluya' merupakan penyembahan kepada YESUS Sang Raja, Mempelai Pria Surga. Kalau penyembahannya lain, berarti belum menyembah YESUS Sang Raja, belum menyembah YESUS Mempelai Pria Surga, sebab suara mempelai yaitu 'Haleluya' ('himpunan besar orang banyak dari empat penjuru dunia', itulah mempelai wanita). Dari empat penjuru dunia, dari segala bangsa, suku, keluar satu suara mempelai, itulah Haleluya. Satu tubuh, satu suara 'Haleluya' Kalau menyembah TUHAN tidak menggunakan 'Haleluya', berarti belum menyembah Dia sebagai Raja. Kalau Dia datang sebagai Raja, kita akan ketinggalan (terjadi pemisahan).

    Sudah diterangkan dalam ibadah sebelumnya, waktu bangsa Israel menyeberang banyak yang lari; suku Efraim ketika ditanya => 'Sibolet atau Syibolet' Yang bilang 'Sibolet', dibunuh. Yang mengatakan 'Syibolet', boleh menyeberang. Nanti yang menyembah dengan 'Haleluya' dapat menyeberang, sedangkan yang menyembah dengan kata lainnya (selain kata 'Haleluya') baik bahasa apa saja, bangsa apa saja di seluruh dunia, semuanya akan berada dibawah (binasa semuanya). Sekalipun bahasanya paling bagus, sukunya paling bagus, tetapi selain kata 'Haleluya' akan berada di bawah. Yang menyembah dengan 'Haleluya' akan berada diatas (boleh menyeberang keatas). Inilah terjadi pemisahan. Tidak main-main, sebab inilah sebagai penentuannya. Semoga dapat mengerti.

    Zakharia 14: 17, 18,
    17. Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan.
    18. Dan jika kaum Mesir tidak datang dan tidak masuk menghadap, maka kepada mereka akan turun tulah yang ditimpakan TUHAN kepada bangsa-bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun.

    Ay 18 => 'Dan jika kaum Mesir tidak datang dan tidak masuk menghadap, maka kepada mereka akan turun tulah' => turun hujan atau turun tulah. Kalau menyembah dengan 'Haleluya' akan turun hujan, kalau tidak, maka akan turun tulah (kering). Ini sangat jelas ayat-ayatnya.

    Jangan ikut-ikutan kering, sebab kita akan rugi! Mari kita menyembah dengan benar. Satu pengajaran, satu Kepala, satu tubuh, satu suara. Kalau tidak satu suara, berarti tidak satu tubuh dan tidak satu Kepala. Ini jelas! Coba kalau ada orang disamping saya, saya mengatakan => 'oe', dia mengatakan => 'iii', sudah lain. Kalau lain suara, berarti lain tubuh (tidak satu tubuh), juga berarti tidak satu Kepala (tidak satu pengajaran). Ini jelas terpisah untuk selama-lamanya. Jangan ikut-ikutan! Mau beribadah, melayani, fellowship, harus berhati-hati, lihat dulu (kalau Kepalanya satu, tubuhnya satu, baru suaranya juga satu). Kalau ikut-ikutan, kita juga akan menjadi kering Biarpun dikatakan, kita ini 'ekslusif' Terserah! Yang penting, kalau ada pengajaran yang benar, dan kita tidak mendukung, maka kita akan menjadi kering. Tetapi kalau ada pengajaran tidak benar dan kita mendukung, kita juga akan menjadi kering. Tidak mungkin tidak! Semoga kita dapat mengerti.

    Jadi, kalau kita menyembah dengan 'Haleluya' kepada Raja, hasilnya adalah hujan turun dari surga (dari langit). Hujan apa itu?
    Yesaya 44: 3, Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.

    Kalau kita menyembah dengan 'Haleluya', maka kita menerima hujan dari surga. Hujan apa yang turun?


    • Hujan berkat dari surga yaitu berkat rohani, berkat rumah tangga, berkat jasmani sampai ke anak cucu. Luar biasa! Inilah kasih karunia TUHAN.

      Mari kita hidup benar =


      1. mengakui kita yang paling berdosa, jangan menyalahkan orang (jangan lihat dosa orang lain),
      2. menjadi teladan iman. Kedua, kalau sudah diangkat menjadi imam, mari layani TUHAN. Yang belum menjadi imam, berdoa. Hari ini (Rabu), kita sudah tiga kali penataran calon imam dan imam-imam, ini sudah cukup. Nanti pada hari Minggu, kita masih berbicara lagi soal kasih karunia, ada bonus satu kali lagi. Seharusnya penataran hari Minggu, Senin dan Rabu, siapa tahu belum ada yang tergerak, hari Minggu ditambah lagi kasih karunia. Tambah lagi, diberikan waktu lagi, supaya dapat melayani TUHAN.


      3. sampai dapat menyembah Sang Raja. Itulah hidup kita, berada dibawah kasih karunia dan hujan akan turun.


    • Hujan Roh Kudus = hujan air kehidupan dari takhta surga. Permisi, bangsa kafir tanpa Roh Kudus sama dengan kering, dan haus seperti perempuan Samaria dan pasti jatuhnya kesana yaitu lima kali kawin cerai, kumpul kebo. Kita harus bertahan! Sekali lagi, sehebat apapun bangsa kafir, tetapi tanpa Roh Kudus nasibnya hanya seperti perempuan Samaria dan pasti akan jatuh dalam dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Hidupnya menjadi kering, haus (mencari kepuasan di dunia sampai jatuh dalam dosa makan minum dan kawin mengawinkan).


    Sekarang ini mari, sekering apapun keadaan saya dan saudara, tetapi kalau masih dapat kembali pada kebenaran, pelayanan (setia dan dapat dipercaya), menyembah Dia (merendahkan diri) => 'YESUS Haleluya, YESUS saya kering, haus, gagal (tunjukan)' Maka Roh Kudus akan dicurahkan kepada kita.

    Kalau air kehidupan (Roh Kudus) dicurahkan kepada kita, maka:


    • Kita dapat minum air kehidupan dan kita akan mengalami kepuasan surga, kebahagiaan surga dan dapat bersaksi kepada yang lain. Setelah perempuan Samaria minum air kehidupan, ia bersaksi sehingga banyak jiwa dimenangkan.


    • Kita dimandikan oleh air kehidupan. Saat ini kita tidak akan kering lagi. Sekalipun kita datang dengan kekeringan (kering kerontang, tidak dapat berbuat apa-apa lagi), merendah kepada TUHAN, tunjukkan dosa dan kesalahan kita => 'Roh Kudus tolong saya' Supaya kita dapat minum air kehidupan, dapat merasa puas = dapat selalu mengucapkan syukur dan akan selalu bersaksi.


    Titus 3: 5, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,

    Ay 5 => 'oleh permandian kelahiran kembali' => baptisan air.
    'oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus' => pemandian oleh Roh Kudus (pemandian oleh air kehidupan).

    Setelah dimandikan oleh pemandian air (baptisan air), dilanjutkan pemandian oleh air kehidupan (baptisan Roh Kudus) = pembaharuan oleh Roh Kudus. Kita mengalami pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS, dimulai dari taat dengar-dengaran ('Ya Abba Ya Bapa'). YESUS berkata => 'Kalau bisa lalukan cawan ini dari pada Ku'.

    Memang benar, YESUS tidak berdosa dan secara logika, semuanya harus mengakui, profesorpun mengakui bahwa YESUS tidak berdosa, dan tidak boleh disalibkan. Tetapi YESUS juga berkata => 'Tetapi bukan kehendak-Ku yang jadi, .... Ya Abba Ya Bapa' Inilah taat dengar-dengaran. Biarpun tidak masuk akal, kita taat saja. Contohnya: seperti Abraham taat kepada TUHAN untuk menyembelih anaknya. Kalau kita taat, itulah mujizat yang terbesar yaitu keubahan hidup.

    Kalau kita sudah taat, maka mujizat-mujizat yang lain pasti akan terjadi. Semua pasti terjadi; yang tidak ada menjadi ada, yang mustahil menjadi tidak mustahil, yang kering menjadi basah. Mungkin tempat kita kering, akan ada hujan disana. Mujizat jasmani akan terjadi. Sampai yang terakhir, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia. Kita menjadi Mempelai Wanita yang terangkat di awan-awan permai bersama-sama dengan Dia, akan terjadi sorak sorai 'Haleluya' untuk menyambut kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali. Kita selamanya bersama dengan Dia.

Mari!:

  • kita hidup benar dihari-hari ini,
  • menjadi teladan iman.
  • layani TUHAN dengan setia dan dapat dipercaya dan
  • menyembah Dia. Saat kita mengalami sesuatu, sembahlah Dia, sampai hujan turun. Hujan berkat turun, hujan Roh Kudus akan turun dan mujizat-mujizat akan terjadi.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 19 Maret 2019 (Selasa Sore)
    ... didoakan sangat besar kuasanya. Sejak Adam dan Hawa berbuat dosa di taman Eden maka semua manusia di dunia sudah berbuat dosa. Dosa memisahkan kita dengan Tuhan sehingga doa tidak dijawab oleh Tuhan. Supaya doa dijawab maka kita harus menjadi orang benar yaitu lewat saling mengaku dan saling mendoakan. Mengaku dosa adalah ...
  • Ibadah Raya Malang, 28 September 2014 (Minggu Pagi)
    ... dari emas murni dari emas tempaan harus kandil itu dibuat baik kakinya baik batangnya kelopaknya--dengan tombolnya dan kembangnya--haruslah seiras dengan kandil itu. Enam cabang harus timbul dari sisinya tiga cabang kandil itu dari sisi yang satu dan tiga cabang dari sisi yang lain. Kaki dian emas terdiri dari bagian besar Kaki ...
  • Ibadah Tutup dan Buka Tahun, 31 Desember 2016 (Sabtu Malam)
    ... yang di bawah bumi yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya. Maka menangislah aku dengan amat sedihnya karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku Jangan engkau menangis Sesungguhnya singa ...
  • Ibadah Doa Malang, 17 Januari 2012 (Selasa Sore)
    ... Kristus. Ayat -- gt Murid-murid meninggalkan Yesus dan melarikan diri. Yohanes lari dengan telanjang. Yakobus juga meninggalkan Yesus dan melarikan diri. Kita harus berhati-hati. Ukuran kasih kita kepada Tuhan adalah saat menghadapi Getsemani. Ad. . Yakobus meninggalkan Yesus dan melarikan diri. Matius Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 05 Maret 2014 (Rabu Sore)
    ... masih mempelajari tanda kedua 'mata-Nya bagaikan nyala api' diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya Maret . Mazmur . TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus TUHAN takhta-Nya di sorga mata-Nya mengamat-amati sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia. mata-Nya bagaikan nyala api artinya mengamat-amati hamba Tuhan pelayan Tuhan yang masih ada di ...
  • Ibadah Doa Malang, 12 Mei 2015 (Selasa Sore)
    ... yang sempurna bahkan hampir mati. Yohanes Barangsiapa melayani Aku ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku ia akan dihormati Bapa. Kita harus berjaga-jaga dalam tahbisan sampai di mana Yesus berada di situ juga kita harus berada. Ini adalah pelayan yang ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Malang Session I, 08 Oktober 2009 (Kamis Malam)
    ... bisa beribadah dan melayani Tuhan. Kerja paksa ini tidak menghasilkan apa-apa sia-sia bahkan binasa. Harus kita jaga jangan meninggalkan ibadah pelayanan tahbisan karena alasan apapun juga Ada alasan mengapa setan menghalangi ibadah pelayanan yaitu Timotius - supaya anak Tuhan hamba Tuhan tidak memperoleh janji Tuhan yang dobel yaitu janji hidup sekarang ...
  • Ibadah Persekutuan di Poso II, 25 Mei 2011 (Rabu Pagi)
    ... menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. . Yang penting di sini ialah hikmat barangsiapa yang bijaksana baiklah ia menghitung bilangan binatang itu karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam. Kehidupan ini dikuasai oleh ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 08 Agustus 2012 (Rabu Sore)
    ... Yang kedua adalah Doa syafaat. Doa syafaat ini sama jenisnya dengan doa permohonan. Sentralnya adalah kebutuhan orang lain. Contohnya yaitu doa syafaat untuk keluarga untuk Gereja antar Gereja dan doa syafaat untuk pemerintah supaya kita bisa tenang dan tentram beribadah kepada Tuhan. DOA SYAFAAT INI JUGA HARUS DITINGKATKAN. Yang ketiga adalah doa ucapan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 16 April 2009 (Kamis Sore)
    ... Adam dan Hawa berbuat dosa seluruh manusia di dunia telah berbuat dosa dan Kehilangan pakaian kemuliaan sehingga menjadi telanjang. Kehilangan damai sejahtera sehingga menjadi takut gelisah dll. Kalau kehilangan damai sejahtera itu berarti terpisah dari Tuhan makin jauh dan makin jauh sampai binasa untuk selama-lamanya. Bagaimana supaya manusia itu bisa kembali pada ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.