Penataran
imam-imam dan calon imam- imam
Kita
masih membaca di dalam kitab Wahyu 2-3, dalam susunan tabernakel ini
menunjuk tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian. Ada
tujuh kali percikan darah diatas tabut perjanjian, itu sengsara untuk
YESUS. Tetapi ada juga tujuh kali percikan darah di depan tabut
perjanjian, itu sengsara daging untuk sidang jemaat. Tujuh kali
percikan darah di depan tabut perjanjian sama dengan tujuh surat yang
ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir (tujuh sidang
jemaat akhir jaman), sama dengan penyucian terakhir yang YESUS
lakukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir, supaya sempurna
(tidak bercacat cela) seperti YESUS, yang layak untuk menyambut
kedatangan-Nya ke dua kali. Ini memang sengsara daging bersama YESUS
bagi sidang jemaat.
Tujuh
sidang jemaat bangsa kafir yang mengalami percikan darah yaitu
- Sidang
jemaat di Efesus (Wahyu 2:1-7).
Ini sudah dipelajari.
- Sidang
jemaat di Smirna (Wahyu 2:8-11).
Mari
kita membaca ayat 8,9.
Wahyu
2: 8, 9,
8.
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman
dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali:
9.
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya --
dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Ay
8 => '
Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna'
=> malaikat = gembala.
'
yang
telah mati dan hidup kembali' => hidup kembali = bangkit.
Ay
9 => keadaan sidang jemaat.
Pada
ayat 8, TUHAN tampil sebagai:
- Yang
Awal dan Yang Akhir ( TUHAN tampil sebagai Alfa dan Omega) untuk
menyatakan kasih mula-mula sampai dengan kasih sempurna atau
menyatakan kasih karunia sampai dengan kasih Mempelai. Alfa (Yang
Awal) menunjuk mezbah korban bakaran (kasih mula-mula). Kasih
mula-mula sama dengan kasih karunia dalam Korban Kristus.
- Yang
mati dan Yang hidup kembali untuk memberikan Teladan dalam
pengalaman kematian dan kebangkitan atau Teladan dalam pengalaman
salib.
Inilah
penampilan TUHAN dihadapan sidang jemaat Smirna.
Pada
ay 9, keadaan sidang jemaat di Smirna, mereka berada dalam keadaan
susah, miskin, difitnah dan sebagainya = dalam pengalaman salib atau
sengsara daging bersama dengan YESUS. Mengapa sidang jemaat, hamba
TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN diijinkan mengalami pengalaman salib
bersama TUHAN? Jawabannya ada dalam 1 Petrus 2:19.
1
Petrus 2: 19, Sebab
adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Ay
19 => inilah sengsara karena YESUS; sengsara bersama YESUS.
Jawabannya
adalah supaya menerima kasih karunia TUHAN. Itu sebabnya Dia tampil
sebagai Yang Awal dan Yang Akhir (Dia mau memberikan kasih karunia
sampai kasih Mempelai), Dia juga tampil sebagai Yang mati dan Yang
hidup kembali untuk memberikan Teladan. TUHAN juga sudah mengalami
pengalaman salib, sehingga sidang jemaat Smirna tinggal meneladani
(menirukan, mencontoh) dan TUHAN akan memberikan kasih karunia-Nya.
Karena
itu seorang imam (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) mutlak membutuhkan
kasih karunia, supaya dapat bertahan untuk melayani TUHAN sampai
garis akhir, bahkan siap menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di
awan-awan permai dan kita bersama dengan Dia selama-lamanya (bahagia
selamanya). Kebutuhan kita adalah kasih karunia, ini melebihi dari
berapa uang atau gaji, berapa jumlah jemaat, lebih dari semuanya.
Kita
melayani dan apa yang menjadi harapan kita? Kalau hanya memiliki
gereja besar, tidak perlu sampai bersusah payah. Saudara-saudara dari
bekerja, kuliah, lalu datang ke gereja untuk beribadah, kalau hanya
untuk berhasil, masa depan baik, terlalu sedikit. Tetapi kita
beribadah agar supaya kita siap menyambut kedataangan YESUS ke dua
kali di awan-awan yang permai dan kita berbahagia dengan Dia
selama-lamanya. Itulah pengharapan yang tertinggi dalam ibadah
pelayanan kepada TUHAN.
Kalau
kita ketinggalan saat YESUS datang kembali, tidak ada artinya,
semuanya sia-sia (gereja besar, semuanya akan hancur). TUHAN
mengetahui bahwa imam-imam (hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN)
mutlak membutuhkan kasih karunia. Diluar kasih karunia kita tidak
akan mampu, sebab itu TUHAN selalu mencurahkan kasih karunia-Nya
kepada para imam (hamba TUHAN, anak TUHAN, pelayan TUHAN) dari jaman
ke jaman (dari generasi ke generasi). Bukan hanya sekarang kita
membutuhkan kasih karunia, tetapi sejak dari dulu (jaman permulaan)
manusia butuh kasih karunia.
TUHAN
selalu mencurahkan kasih karunia-Nya kepada imam-imam dari jaman ke
jaman, sebagai berikut:
- Jaman
ALLAH Bapa (jaman permulaan).
Dihitung mulai dari Adam sampai
Abraham (dua ribu tahun). Diwakili oleh Nuh. Diantara Adam sampai
Abraham, TUHAN mencurahkan kasih karunia-Nya yang
diwakili oleh Nuh.
Nuh ini seorang imam (hamba TUHAN); Nuh pemberita kebenaran.
2
Petrus 2: 5,
dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya
menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain,
ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang
fasik;
Ay 5 => 'tetapi
hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu'
=> Nuh seorang imam (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) yang tugasnya
memberitakan kebenaran. Waktu yang lalu kita sudah membaca dalam
Kisah Rasul 20-24, rasul Paulus memberitakan Injil kasih karunia
sampai garis akhir.
Inilah yang mendapatkan kasih karunia.
Orangnya diwakili oleh Nuh (seorang pemberita kebenaran). Sekarang
kita lihat bagaimana Nuh menerima kasih karunia? Mulai dari kitab
Kejadian (permulaan dunia ini) sudah ada kasih karunia (sudah
dibutuhkan kasih karunia).
Kejadian
6: 8,
Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.
Ay
8 => sementara yang lainnya dihukum, tetapi Nuh mendapatkan kasih
karunia.
Nuh mendapatkan kasih karunia dari TUHAN, sehingga ia
dapat masuk ke dalam bahtera Nuh. Istilah dapat masuk dalam bahtera
Nuh = sudah mengalami sengsara daging bersama TUHAN (sengsara daging
karena TUHAN). Membuat bahteranya saja sudah sengsara (padahal
pekerjaan Nuh bukanlah dibidang itu). Kemudian Nuh membuat bahtera
yang besar sementara tidak ada hujan, diolok-olok (2 Petrus 3
'mengolok-olok') => 'untuk apa?' Dihina juga seperti
jemaat di Smirna (difitnah, diolok-olok) => 'apa itu Nuh,
seperti mau selamat sendiri, buat bahtera?' Juga dicaci maki =>
'kebenaran sendiri' Ini sudah sengsara.
Dapat masuk ke
dalam bahtera Nuh, ini sudah sengsara daging, sama dengan selamat.
Nuh mendapatkan kasih karunia dari TUHAN
sehingga ia masuk ke dalam bahtera Nuh, ini merupakan kasih karunia
dari TUHAN, sehingga Nuh selamat dari air bah (selamat dari hukuman
TUHAN).
Inilah kasih karunia di jaman permulaan yang diterima oleh Nuh
(hamba TUHAN, imam-imam). Sekarang kita juga, sebagai imam-imam
harus menerima kasih karunia TUHAN. Pertanyaannya, mengapa TUHAN
menghukum dunia dengan air bah? Jawabannya dalam Kejadian 6: 5
-7,
Kejadian
6: 5-7,
5.
Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan
bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan
semata-mata,
6.
maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi,
dan hal itu memilukan hati-Nya.
7.
Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah
Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan
binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku
menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."
Jawabannya
adalah sebab hati manusia (termasuk hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak
TUHAN) cenderung jahat dan najis, sehingga hanya melakukan
perbuatan-perbuatan dosa sampai puncaknya dosa.
Contoh
perbuatan dosa:
- di
sekolah berbuat dosa,
- bekerja
berbuat dosa,
- berlalu
lintas berbuat dosa,
- rekreasi
berbuat dosa, dimana-mana berbuat dosa, sampai
- beribadah-pun
berbuat dosa (ibadah hanya untuk mencari uang).
Puncak
dosa yaitu:
- Dosa
makan minum: merokok, mabuk, narkorba. Pada zaman Nuh dahulu, ada
dosa mabuk, tetapi sekarang ini sudah ada merokok, mabuk, narkoba.
- Dosa
kawin mengawinkan: (maaf) dosa seks dengan berbagai ragamnya,
penyimpangan seks (homoseks, lesbian, seks terhadap diri sendiri),
nikah yang salah (kawin campur, kawin cerai, sampai kawin
mengawinkan atau seks bebas). Hati-hati! Dulu ini terjadi bukan
hanya pada manusia diluar TUHAN, tetapi pada anak-anak ALLAH (hamba
TUHAN, pelayan TUHAN, imam-imam). Semuanya melakukan dosa ini
karena hatinya cenderung jahat dan najis.
Melakukan
perbuatan dosa sampai puncaknya dosa = perbuatan yang memilukan Hati
TUHAN, perbuatan yang memedihkan hati orang tua (Esau), perbuatan
yang membuat gembala berkeluh kesah, sampai perbuatan yang merugikan
orang lain (tidak ada perbuatan baik). Kalau ada jemaat yang berbuat
dosa, maka hati gembala akan berkeluh kesah. Ini semua berasal dari
dasar hati yang cenderung jahat najis.
Semua perbuatan dosa
sampai puncaknya dosa akan membumbung sampai ke hadirat TUHAN,
sehingga hukuman TUHAN turun untuk membinasakan manusia di dunia.
Kita harus berhati-hati, jangan sampai ada perbuatan yang memilukan
hati TUHAN, perbuatan yang memedihkan hati orang tua, perbuatan yang
membuat keluh kesah gembala, merugikan orang lain dan sebagainya.
Tetapi Nuh dan keluarganya (delapan orang) mendapatkan kasih karunia
sehingga ia dan keluarganya dapat masuk ke dalam bahtera Nuh dan
diselamatkan dari hukuman ALLAH. Disinilah permulaan karunia. Pada
permulaan jaman sudah membutuhkan kasih karunia TUHAN. Nuh ini
sebagai pemberita kebenaran (hamba TUHAN), kalau hanya kaya dan
pandai tidak akan mampu menghadapi air bah. Tetapi karena Nuh
sekeluarga mendapatkan kasih karunia (masuk dalam bahtera), maka
mereka dapat menghadapi air bah. Semoga kita dapat mengerti.
Cerita
ini sungguh-sungguh sudah terjadi, tetapi ini sekarang menubuatkan
kejadian yang akan terjadi. Secara jasmani sudah terjadi, tetapi ini
menubuatkan yang rohani.
1
Petrus 3: 20, 21,
20.
yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat
kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh
sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu
delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
21.
Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan --
maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan
untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh
kebangkitan Yesus Kristus,
Ay
20 => 'yaitu kepada roh-roh mereka yang
dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah'
=> inilah perbuatan dosa sampai puncaknya dosa, karena tidak taat
kepada ALLAH. Hati yang cenderung jahat dan najis merupakan hati
yang tidak taat.
Ay 21 => 'Juga
kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan'
=> ini nubuatannya.
Dulu Nuh mendapatkan kasih karunia,
sehingga masuk bahtera ke dalam bahtera dan diselamatkan dari air
bah. Sekarang kita mendapatkan kasih karunia untuk masuk dalam
baptisan air yang benar, sehingga kita diselamatkan dari murka
ALLAH. Sekarang ini baptisan air dapat bermacam-macam cara, tetapi
baptisan air yang benar bukanlah menurut pendeta, aliran-aliran
gereja, tetapi berdasarkan alkitab. Baptisan yang benar adalah
tertulis di alkitab, sesuai dengan kehendak TUHAN dan seperti yang
diteladankan oleh YESUS (kita dibaptiskan seperti YESUS dibaptis).
YESUS sebagai Kepala dan kita sebagai tubuh-Nya harus satu baptisan.
Waktu Yohanes tidak mau membaptiskan YESUS, lalu YESUS berkata =>
'lakukanlah untuk menuruti kehendak Bapa' Memang secara
kenyataan, Yohanes merupakan orang yang tahu diri, sebab 'TUHAN
lebih tinggi dari dia' Tetapi TUHAN mengatakan => 'ini untuk
menuruti kehendak ALLAH' Kita dibaptiskan seperti yang
diteladankan oleh YESUS, dalam Roma 6 => 'Dia keluar dari air'
(keluar dari kuburan air). Kalau cuma sekedar dibasuh, tidak perlu
keluar dari air. Dalam Matius 3 istilah 'keluar dari air'
berarti keluar dari kuburan air (dikuatkan ayat dalam Roma 6).
Inilah yang diteladankan oleh YESUS.
Saya berulang kali
mengatakan => 'YESUS bukan Manusia berdosa, tidak perlu
bertobat, tidak perlu dibaptis' Tetapi mengapa YESUS dibaptiskan?
Untuk melakukan kehendak Bapa dan menjadi teladan. Ini supaya kita
tidak ribut. Baptisan tidak perlu menurut katanya dia, tetapi
lihatlah YESUS (karena Dia sebagai Kepala). Semoga kita dapat
mengerti.
Jika kita masuk dalam baptisan air yang benar,
berarti kita mendapatkan kasih karunia. Di jaman Nuh, tentu ada
kapal-kapal lainnya, tetapi tidak dapat menyelamatkan. Hanya satu
(bahtera Nuh), itulah yang dapat menyelamatkan. Begitu juga
sekarang, banyak baptisan air menurut ini dan itu, tetapi tidak
dapat menyelamatkan. Hanya yang menurut alkitab yang dapat
menyelamatkan (hanya satu saja). Semoga kita dapat
mengerti.
Delapan orang yang diselamatkan tidak terdiri dari
ayah, ibu dan anaknya enam, tidak! Tetapi terdiri dari ayah-ibu,
tiga orang anak dan tiga orang menantunya. Delapan orang (tidak
suatu kebetulan), menunjuk empat pasang nikah, artinya jika nikah
satu baptisan yang benar (satu bahtera), ini merupakan kasih karunia
TUHAN, sehingga kita mengalami keselamatan Mempelai. Jadi jelas,
disini baptisan air seperti air bah. Orang-orang yang berdosa masuk
dalam air bah. Tetapi Nuh sekeluarga masuk dalam bahtera. Jadi
baptisan air (dalam cerita Nuh) adalah menguburkan hidup lama, untuk
mendapatkan hidup baru (hidup surgawi). Hidup yang lama sudah
dikuburkan dalam air bah, hidup yang baru di dalam bahtera (Nuh
sekeluarga dalam bahtera). Praktiknya apa? Mari yang sudah lama
dibaptis ataupun yang baru dibaptis, kalau baptisan kita benar, ada
praktik sehari-hari. Semoga kita dapat mengerti.
Kejadian
6: 9,
Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela
di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan
Allah.
Ay 9 => 'tidak
bercela di antara orang-orang sezamannya'
=> tidak bercela = jujur (dalam terj. Lama).
'Nuh
itu hidup bergaul dengan Allah' =>
tidak bergaul sembarangan. Yang sudah baptisan air, hati-hati dengan
pergaulan.
Dalam baptisan air, kita sudah menguburkan hidup
lama dan mendapatkan hidup baru (hidup surgawi).
Praktik
sehari-hari hidup surgawi yaitu:
- Hidup
benar = hidup dalam kebenaran,
- Jujur:
- Terutama
soal pengajaran (kalau benar katakan benar, kalau salah katakan
salah). Hati yang baik, dapat membedakan mana yang benar dan yang
tidak benar. Tidak mau mengatakan => 'tidak apa-apa... oh
begini' Inilah hati nurani yang baik (hati yang taat).
- Jujur
dalam tahbisan yang benar dan yang tidak benar. Kalau hati
nuraninya sudah baik (hati taat), maka dapat membedakan. Tidak mau
campur-campur lagi. Kalau pengajaran benar, kita ikuti yang benar
dan kita mengikuti tahbisan yang benar. Paling enak dalam
Lempin-El Kristus Ajaib, tidak perlu diajarkan secara khusus untuk
berkhotbah, menguburkan orang mati, mengawinkan orang, tidak
perlu! Hanya melihat saja (meneladani) bagaimana dulu bpk pdt In
Juwono dan pdt Pong. Kalau perlu beli kasetnya dan pelajari. Kita
hanya meneladani saja. Kalau ada pengajaran yang benar, tahbisan
yang benar, kita ikuti. Kalau tidak benar, jangan diikuti dan
jangan mencampur-campur. Ada nikah yang benar, kita ikuti. Begitu
saja, tidak sulit kalau hati jujur. Kalau hati tidak jujur, akan
sulit untuk mengakui apa yang benar => 'Ya, benar tetapi .....'
tetapi untuk mengaku yang tidak benar juga sulit => 'Jangan
begitu, jangan menghakimi ...' Kalau hati tidak beres, sulit
mengaku yang benar dan mengaku yang tidak benar, inilah tidak
jujur (mau mencampur terus). 'Benar, tetapi .... Tidak benar,
tetapi ...' Ini seperti ular. Biarlah saat ini kita
sungguh-sungguh. Bukan kebenaran sendiri, tetapi kejujuran dari
TUHAN.
- Dalam
nikah.
- Sampai
jujur dalam semua hal. Di kantor, soal benar atau tidak benar
tidak perlu bertanya kalau hati sudah taat. Kalau tidak benar,
kita paksakan pasti merasa 'dag, dig, dug' Inilah tidak benar.
Pengalaman saya begitu, tidak perlu bertanya-tanya lagi. Nanti
antikris akan 'door to door'/datang dari pintu ke pintu, kita
tidak sempat bertanya. Hati ini sudah harus peka.
- Bergaul
dengan ALLAH. Bergaul di dalam ALLAH ini sampai masuk dalam
bahtera. Bahtera menunjuk baptisan. Bahtera juga menunjuk
tabernakel. Bahtera terdiri dari tiga lantai (tiga ruangan), ini
sama dengan tabernakel yang juga terdiri atas tiga ruangan.
Jadi
bergaul dengan ALLAH berarti:
- Masuk
ke ruangan suci tabenakel = tergembala dengan benar dan baik.
- Masuk
ruangan suci = masuk kandang penggembalaan = ketekunan dalam tiga
macam ibadah pokok. Inilah praktik mengubur hidup lama dan
menerima hidup yang baru (hati nurani yang baik atau hati yang
taat). Kalau sudah hidup benar, jujur pasti bergaul dengan ALLAH
(tidak perlu didorong-dorong lagi).
Ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita
emas: ketekunan dalam ibadah raya. Ini persekutuan dengan ALLAH
Roh Kudus dengan karunia-karunia-Nya. Mari tekuni.
- Meja
roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan
perjamuan suci. Ini persekutuan dengan Anak ALLAH di dalam Firman
pengajaran yang benar dan Kurban Kristus.
- Mezbah
dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Ini
persekutuan dengan ALLAH Bapa di dalam kasih-Nya.
- Bergaul
dengan ALLAH juga berarti setia dalam ibadah dan pelayanan kepada
TUHAN.
Inilah
baptisan air yang benar (hati nurani yang baik; taat
dengar-dengaran). Tadi baptisan air yang benar, yaitu menguburkan
hidup yang lama untuk mendapatkan hidup yang baru (hidup surgawi),
yaitu hati nurani yang baik (hati yang taat
dengar-dengaran).
Praktik sehari-harinya yaitu hidup benar,
jujur, bergaul dengan ALLAH (tergembala, setia dalam ibadah
pelayanan kepada TUHAN). Hasilnya luar biasa, yaitu:
- Delapan
orang dapat masuk kedalam bahtera (Nuh bersama isteri, anak dan
menantunya), berarti menunjuk keselamatan nikah dan buah nikah.
Mari kita masuk dalam baptisan air yang benar, masuk dalam
penggembalaan yang benar demi keselamatan nikah dan buah nikah
(termasuk cucu dan seterusnya). Saya percaya, kalau waktu itu Nuh
sudah memiliki cucu, pasti juga akan dimasukkan kedalam bahtera.
Tidak mungkin Nuh membiarkan cucunya begitu saja.
- Ada
berkat pemeliharaan dan perlindungan TUHAN secara ajaib. Diluar
bahtera ada air bah. Misalnya: kalau diluar gereja ini ada air bah,
kita mau hidup darimana? Mau bekerja apa? Semuanya ada air bah.
Yang lainnya (yang pintar, hebat), mati semuanya karena tidak tahan
menghadapi air bah. Tetapi delapan orang yang berada di dalam
bahtera mendapatkan berkat pemeliharaan dan perlindungan TUHAN
secara ajaib = dapat hidup karena kasih karunia TUHAN.
Sekarang
sulit, bagaikan kita hidup di air bah. Semuanya mengatakan =>
'aduh sulit' Sudah enak-enak, lalu habis. Dunia ini tidak hanya
menghadapi air bah, bahkan nanti menghadapi api yang menyala-nyala,
tetapi kalau berada di dalam bahtera (baptisan yang benar); hidup
benar, jujur, lalu berada dalam penggembalaan yang benar, maka TUHAN
Yang akan melindungi dan memelihara kita secara ajaib. Jangan takut!
Mungkin yang sudah lulus sarjana, tidak perlu takut, asalkan berada
di dalam bahtera, maka ada Tangan kasih karunia TUHAN Yang
memberkati, memelihara, melindungi kita secara ajaib di tengah air
bah yang besar (ditengah kesulitan, kemustahilan dunia ini). Semoga
kita dapat mengerti.
Yang berada di luar bahtera, akan hidup
dalam air bah. Perenang nasional atau perenang internasional, tidak
akan kuat hidup dalam air bah. Sekarang ini tentukan
sungguh-sungguh. Sudah jelas, kalau baptisan air benar dan
tergembala dengan benar dan baik = hidup di bahtera. Kalau tidak
tergembala = hidup di air bah. Sekarang kita mau pilih yang mana?
Mau tergembala dalam tiga macam ibadah susah oom? Dari kuliah,
bekerja lalu ibadah, capek oom? Silahkan pilih!! diluar
penggembalaan atau hidup di bahtera lebih capek, tidak bisa diam.
Padahal orang Kristen ada yang mengatakan => 'wuh masuk tiga
macam ibadah, seperti orang yang menganggur saja? Sekarang
perusahaannya masih baik, kalau menghadapi kesulitan dia akan
mencari bahtera.
Tenang saja. Sekarang kita banyak dihina dan
dikatakan seperti orang dalam bahtera (katak dalam tempurung) yang
memang tidak dapat melihat apa-apa, tetapi hanya dapat melihat
TUHAN. Jangan kendor kalau dikata-katain orang => 'seperti
katak dalam tempurung, tidak dapat melihat apa-apa' Memang kita
tidak mau melihat air bah. Semoga kita dapat mengerti.
Mari
suami-suami, seperti lima ribu orang laki-laki yang duduk di rumput.
Laki-laki menunjuk gembala dan suami. Laki-laki sebagai penentu, mau
dibawa kemana kehidupan keluarga kita? Mau hidup dalam bahtera Nuh
atau hidup dalam air bah. Biar anak dibekali kuliah, deposito, kalau
hidup dalam air bah lama-lama tidak akan kuat. Sekalipun kita tidak
memiliki bekal, tetapi kalau dapat membawa keluarga masuk dalam
bahtera, maka TUHAN Gembala Agung Yang akan memelihara dan
menyelamatkannya. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah yang
pertama; kasih karunia dimulai sejak jaman permulaan.
- Jaman
Anak ALLAH (jaman pertengahan).
Dihitung mulai dari jaman Abraham
sampai kedatangan YESUS pertama kali; YESUS lahir dan mati di kayu
salib (dua ribu tahun). Ini sudah terjadi, sekarang adalah
nubuatnya. Diwakili
oleh Maria.
Maria juga seorang hamba TUHAN. Seorang imam atau hamba TUHAN
membutuhkan kasih karunia, tidak dapat terlepas. Tadi, Nuh sebagai
pemberita kebenaran harus hidup dari kasih karunia TUHAN. Diluar itu
hanya ada air bah dan tidak dapat melakukan apa-apa.
Lukas
1:38,
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah
padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan
dia.
Maria merupakan seorang
imam-imam (hamba TUHAN, pelayan TUHAN). Semoga kita dapat
mengerti.
Bagaimana Maria mendapatkan kasih karunia? Tadi, Nuh
mendapatkan kasih karunia dengan masuk dalam bahtera Nuh. Harus
membuat bahtera terlebih dahulu, mengalami sengsara juga. Baru
membuat bahtera saja sudah diolok-olok => 'Membuat apa Nuh?
Kamu bodoh sekali, tidak ada hujan atau banjir, tetapi membuat
bahtera yang besar. Ini sudah sengsara, seperti jemaat di Smirna
yang difitnah dan diolok-olok (sudah susah, malah difitnah dan
diolok-olok). Sama, kita juga nanti akan mengalami hal ini.
Lukas
1: 30,
Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab
engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Apa
yang menjadi kasih karunia Maria? Ia harus
mengandung Bayi YESUS.
Lukas
1: 31,
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak
laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Maria
mengandung Bayi YESUS sebelum bersuami, ini juga sengsara. Jadi
kasih karunia dengan salib tidak dapat dipisahkan. Kita mau
mendapatkan kasih karunia? Itulah salib. Seperti Nuh membuat bahtera
terlebih dahulu (sengsara). Kita pulang kuliah yang seharusnya kita
tidur, malah masuk ruangan suci (membuat bahtera); masuk ibadah hari
Minggu, Senin dan Rabu, sampai dikata-katain di kampus => 'kamu
itu terlalu' Anak saya diolok-olok => 'Kalau hari Minggu,
bolehlah. Tetapi kalau hari Selasa dan Kamis, jangan
begitulah'
Jadi Maria menerima kasih karunia yaitu ia harus
mengandung Bayi YESUS tanpa suami (sebelum bersuami). Ini sengsara
daging karena TUHAN, bukan karena berbuat dosa. Dulu Nuh masuk dalam
bahtera. Sekarang bagi kita adalah masuk dalam baptisan air yang
benar dan masuk dalam penggembalaan yang benar. Inilah kita
mendapatkan kasih karunia yang tidak dapat dibeli dengan apapun
juga. YESUS itulah Firman. Dalam Yohanes 1:1,14 'pada mulanya
adalah Firman .... Firman menjadi Manusia di dalam Pribadi YESUS'
Maria mengandung Bayi YESUS. Bagi kita sekarang yaitu mengandung
Firman ALLAH (dapat menerima Firman ALLAH). Inilah kasih
karunia.
Ada
dua macam pemberitaan Firman TUHAN yang diajarkan oleh rasul
Paulus:
- Injil
keselamatan.
Efesus
1: 13,
Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman
kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga,
ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang
dijanjikan-Nya itu.
Injil
keselamatan = Firman penginjilan = susu = Kabar Baik (Amsal 25:25),
yaitu Injil yang memberitakan tentang kedatangan YESUS pertama kali
ke dunia, mati di kayu salib untuk menyelamatkan atau membenarkan
manusia berdosa. Atau Injil yang membawa manusia berdosa untuk
percaya kepada YESUS dan diselamatkan (dibenarkan). Semoga kita
dapat mengerti.
Percaya, bertobat, baptisan air dan baptisan
Roh Kudus, hidup dalam kebenaran, itulah keselamatan. Sekarang kita
mengandung Firman ALLAH (Injil keselamatan) sama dengan hidup dalam
kebenaran. Dulu Maria rela mengandung Bayi YESUS, mengalami
sengsara; ada ancaman. Kalau wanita dari bangsa Israel mengandung
tanpa suami (ketahuan berzinah), akan dirajam batu. Tetapi Maria
rela mengandung Bayi YESUS.
Sekarang bagi kita adalah hidup
dalam kebenaran. Ini ada ancamannya juga. Mau hidup dalam
kebenaran, ada ancaman. Seperti Maria mengandung tanpa suami, bukan
hanya malu, tetapi kalau ketahuan dapat mati. Untuk hidup dalam
kebenaran, berat. Mengandung bobot Firman, itu berat. Belum lagi
kalau dicaci maki orang => tidak mau ini dan itu, benar sendiri
itu' Biarkan saja, yang penting benar sesuai dengan Firman.
- Cahaya
Injil Kemuliaan Kristus.
2
Korintus 4: 3, 4
3.
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia
tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4.
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah
dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran
Allah.
Cahaya Injil Kemuliaan
Kristus = Firman pengajaran yang benar = Firman pengajaran yang
lebih tajam dari pedang bermata dua = makanan keras = Kabar
Mempelai (Kabar Baik harus ditingkatkan menjadi Kabar Mempelai),
yaitu Injil yang memberitakan tentang kedatangan YESUS ke dua kali
di awan-awan permai dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja,
Mempelai Pria Surga untuk menyucikan orang-orang yang sudah
selamat, sampai menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti Dia
(menjadi Mempelai Wanita TUHAN). Firman penginjilan (susu) untuk
bayi-bayi (orang yang baru percaya YESUS) => 'mari percaya,
diselamatkan, diberkati (hidup benar)' Ini baik, dan kasih
karunia TUHAN juga. Tetapi kalau kita dapat hidup benar (menerima
Firman penginjilan), merupakan kasih karunia TUHAN.
Saya
dulu mencari keselamatan di kuburan, minum air bunga, kemudian saya
mendapatkan kasih karunia dengan menerima Firman penginjilan (hidup
dalam kebenaran dan diselamatkan). Sesudah itu harus ditingkatkan.
Jangan hanya terus minum susu, harus ada makanan keras. Kalau terus
minum susu, nanti pertumbuhannya menjadi abnormal. Harus ada
makanan keras; kita disucikan sampai sempurna, menjadi Mempelai
Wanita TUHAN yang siap menyambut kedatangan TUHAN ke dua
kali.
Mengandung Injil Kemuliaan (Kabar Mempelai) yaitu
hidup dalam kesucian. Inilah kasih karunia. Mari kita mengandung
Firman dihari-hari ini (bukan mengandung kepahitan). Kalau tidak
mengandung Firman (kebenaran, kesucian) pasti mengandung yang
lainnya (mengandung ular beludak, kejahatan, kenajisan, kepahitan,
dendam). Semoga kita dapat mengerti.
Untuk
mengandung Firman penginjilan (hidup benar) sudah sangat berat
seperti Maria mengandung Bayi YESUS tanpa suami. Berat sekali, kalau
kita mampu (dapat menerima Injil Keselamatan), ini karena kasih
karunia TUHAN. Apalagi untuk mengandung Firman pengajaran (hidup
suci), ini seperti mustahil. Mau masuk dalam tiga macam ibadah
supaya suci, tetapi setiap kali datang beribadah untuk menerima
pedang => 'anjing-babi, dusta, merokok, najis' Tidak ada yang
dipuji => 'saudara dahsyat, luar biasa' Tidak ada! Ini sulit,
seperti mustahil, sebab kita semuanya ada disana. Kalau datang
ibadah diberikan kue, kita dapat tahan. Datang ibadah sudah
capek-capek tetapi kita terus ditusuk, mana mungkin kita dapat
bertahan? ini sangat mustahil. Tetapi jika kita dapat menerima Kabar
Mempelai, ini merupakan kasih karunia TUHAN. Semoga kita
mengerti.
Jika
kita mau mengandung Kabar Mempelai (mendengar dan dengar-dengaran),
hasilnya adalah:
- Lukas
11: 27, 28,
27.
Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari
antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu
yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui
Engkau."
28.
Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang
mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."
Ay
28 => 'yang memeliharanya' => taat
dengar-dengaran (mengandungnya).
Kalau kita mempunyai anak
menjadi rangking satu, tetapi ia mau berjalan kaki ke sekolah,
sudah senang sekali (bahagia sekali). Anaknya berhasil, senang
sekali. Orang yang tidak tahu, jadi tahu => 'ini anak saya'
Apalagi mengandung Bayi YESUS, luar biasa, senang sekali. Siapa
yang berprestasi lebih dari YESUS? Siapa yang lebih hebat dari
YESUS? Tidak ada. Sudah mengandung Bayi YESUS, dahsyat, luar biasa
(orang yang sudah mati, dapat dibangkitkan dan sebagainya), tetapi
TUHAN mengatakan => 'lebih berbahagia orang yang mengandung
Firman'
Hasil pertama adalah kita
menerima kebahagiaan surga (damai sejahtera dari surga) yang
melebihi/yang tidak dapat dipengaruhi oleh apapun yang ada di
dunia.
Kalau sekarang kita ikut kebaktian
pendalaman alkitab (mendengar pengajaran), maka kita akan merasa
lebih berbahagia dari mempunyai anak yang hebat, lebih berbahagia
daripada mempunyai apapun yang ada di dunia. Atau karena terpaksa
(ada absensi), ini gawat. Daftar hadir ini hanya mengingatkan saja,
tidak untuk memecat. Semoga kita dapat mengerti.
Waktu Maria
masih mengandung, sekalipun ancamannya dirajam batu, tetapi Maria
tidak dapat dipengaruhi. Inilah kebahagiaan yang tidak dapat
dipengaruhi oleh apapun di dunia.
- Ibrani
4: 12, 13,
12.
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa
dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan
dan pikiran hati kita.
13.
Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya,
sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang
kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Hasil
kedua adalah kita
mengalami penyucian demi penyucian (penyucian yang terus menerus)
dari dosa-dosa yang tersembunyi di dalam hati-pikiran, perbuatan,
perkataan, sampai kita menjadi sempurna.
Satu waktu kita menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS
(tidak ada dosa lagi). Perbuatan dosa yang tersembunyi disucikan,
mungkin suami atau isteri tidak tahu, anak tidak tahu, jemaat atau
gembala tidak tahu. Perkataan dosa yang disembunyikan disucikan,
contohnya: perkataan 'jangan bilang-bilang ya...' Ini
disucikan, sampai kita tidak bercacat cela, sempurna seperti Dia.
Inilah
jaman pertengahan. Kasih karunia TUHAN dinyatakan kepada Maria.
Sekarang, kita harus mengandung pengajaran. Kita sudah menerima
penginjilan, mari hidup benar, lanjutkan pada pengajaran (hidup suci
sampai sempurna). Dulu Nuh mendapatkan kasih karunia masuk bahtera,
sekarang kita masuk baptisan air yang benar, masuk penggembalaan
yang benar. Di luar penggembalaan hanya ada air bah, sehingga kita
tidak dapat hidup, susah dan mustahil.
Tetapi
dalam penggembalaan, TUHAN Yang bertanggung jawab atas semuanya
seperti:
- menyelamatkan
nikah-buah nikah (anak-cucu),
- memelihara,
- melindungi,
dan
- memberkati
secara ajaib. Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Kalau kita
mengandung Firman, kita disucikan dan berbahagia. Baik dalam
keadaan menderita, kekurangan, dalam ancaman (seperti Maria yang
mendapat ancaman akan dirajam batu), tetap merasa bahagia. Kita
disucikan sampai sempurna. Semoga kita dapat mengerti.
Jika
kita mengalami penyucian berarti nikah semakin menyatu dan semakin
berbahagia. Jika suami atau isteri semakin disucikan (hati,
perbuatan, perkataan disucikan), maka nikah semakin menyatu sampai
kesatuan nikah yang sempurna (perjamuan kawin Anak Domba). Kalau
semakin kaya, belum tentu semakin bahagia. Kadang-kadang saat miskin
baik-baik semuanya, sesudah kaya sedikit saja, suami sudah berbuat
macam-macam. Semakin kaya juga belum tentu semakin bahagia. Tetapi
semakin suci pasti semakin berbahagia. Semoga kita dapat mengerti.
- Jaman
akhir (jaman ALLAH Roh Kudus).
Dihitung dari kedatangan YESUS
pertama kali sampai kedatangan YESUS ke dua kali (kurang lebih dua
ribu tahun). Kita harus menerima kasih karunia. Tadi pembuka alkitab
adalah kasih karunia (Kejadian 6). Sekarang penutup dari alkitab
juga kasih karunia, untuk siap menyambut kedatangan TUHAN ke dua
kali.
Wahyu
22: 20, 21,
20.
Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya,
Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
21.
Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.
Ay
20 => Kedatangan TUHAN yang sudah tidak lama lagi.
Ay 21= Ini
persiapan kita.
Pada akhir jaman kita harus menerima kasih
karunia untuk dapat menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di
awan-awan permai dan kita masuk perjamuan kawin Anak Domba. Sesudah
itu masuk kerajaan seribu tahun damai (Firdaus), sesudah itu masuk
Yerusalem Baru (kerajaan surga yang kekal selama-lamanya). Yang
dibutuhkan adalah kasih karunia. Kasih karunia mempersiapkan kita
untuk dapat menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang
permai.
Pada akhir jaman diwakili oleh sidang
jemaat Smirna (sidang jemaat
bangsa kafir; kita semuanya). Sidang Smirna dalam penderitaan
(kemiskinan, kesusahan) supaya menerima kasih karunia.
Mendapat
kasih karunia =
- mengalami
penderitaan daging bersama dengan YESUS.
- mengalami
pengalaman salib bersama YESUS. Tadi di awal khotbah 1 Petrus 2:19
'diijinkan menderita untuk mendapatkan kasih karunia' Jadi
mendapatkan kasih karunia itu menderita bersama YESUS (mengalami
pengalaman salib bersama YESUS). Untuk apa? Mengapa kita diijinkan
menderita (mengalami salib)? Untuk pembaharuan. Karena tujuan kita
mencapai Yerusalem Baru.
2
Korintus 4: 16, 17,
16.
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah
kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari
sehari ke sehari.
17.
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami
kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari
pada penderitaan kami.
Ay 16
=> 'Sebab itu kami tidak
tawar hati' => tidak kecewa dan
lain sebagainya.
'tetapi meskipun
manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami
dibaharui dari sehari ke sehari' =>
Firman TUHAN mengatakan usia tua bukanlah halangan, sebab biarpun
usia semakin tua (merosot jasmani; tambah lemah dan sebagainya)
tetapi kalau rohani dibaharui (manusia batiniah dibaharui) tetap
setia berkobar-kobar (tetap semangat). Inilah imbangannya.
Ay
17 => 'Sebab penderitaan ringan yang
sekarang ini'? menderita untuk
berubah.
Mengapa kita mengalami penderitaan (mendapatkan kasih
karunia)? Supaya mengalami pembaharuan dari manusia daging menjadi
manusia rohani seperti YESUS, sehingga dapat masuk ke kota Yerusalem
Baru untuk selamanya. Apa yang dibaharui? Ayat 16 'kami tidak
tawar hati' = tidak boleh tawar hati. Di Yerusalem Baru itu langit
baru, bumi baru, semua baru (tidak ada yang lama). Salah satu yang
tidak boleh ada lagi, yaitu laut tidak boleh ada lagi.
Wahyu
21: 1,
Lalu aku
melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang
pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada
lagi.
Semuanya baru. Kalau
saudara membaca semuanya, tidak ada lagi malam, tidak ada lagi
perkabungan, inilah pembaharuan (Yerusalem Baru). Ini dibahas di
kebaktian persekutuan Tubuh Kristus di Jakarta mulai tahun 2008. Di
Jakarta ada kebaktian persekutuan setiap tahunnya dengan tema Wahyu
21: 5. Nanti pada bulan 10 masih melanjutkan Wahyu 21:5 'Aku
menjadikan segala sesuatu baru' Inilah
tema di Jakarta. Kalau tema kebaktian persekutuan di Medan dalam
Wahyu 19: 9, ini sudah lebih 20 kali pertemuan (sudah 100 kali
dikhotbahkan). Di doakan supaya temanya berlanjut. Kalau tema
kebaktian persekutuan di Malang dalam Matius 25: 6. Kalau ibadah
persekutuan yang rutin, temanya masih tetap dilanjutkan.
Dalam
2 Korintus 4:16 'tidak boleh tawar hati' Dalam Wahyu 21:1 'laut
tidak boleh ada lagi' Laut menunjuk hati yang bimbang. Jadi tidak
boleh tawar hati atau bimbang. Kalau mau masuk Yerusalem Baru tidak
boleh ada kebimbangan. Dibandingkan dengan Yakobus 1: 6.
Yakobus
1: 6,
Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang,
sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang
diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
Jadi
laut yang bergelombang tidak boleh ada lagi. Kalau laut yang
bergelombang sudah tidak ada lagi, maka kita sudah berada di
Yerusalem Baru. Sekarang ini dalam arti rohani: kalau kita mau
menuju ke Yerusalem Baru (suasana Yerusalem Baru) tidak boleh ada
lagi laut (tidak boleh ada hati yang bimbang).
Jadi,
pembaharuan hati, yaitu:
- tidak
boleh tawar hati dan juga
- tidak
boleh ada hati yang bimbang.
Bimbang
yaitu:
- Bimbang
terhadap Firman pengajaran yang benar (Pribadi TUHAN), karena
diombang-ambing oleh ajaran lainnya => 'mengapa begini ya,
mana yang benar' Kalau sudah seperti ini, maka kita tidak dapat
masuk Yerusalem Baru. Semoga kita dapat mengerti.
Saya
mengatakan kepada siswa/i lulusanLempin-El => 'tabernakel ini
kunci dari kerajaan surga' Kalau kuncinya diubah (dikikir)
sedikit saja, pintunya sudah tidak dapat terbuka dan akibatnya
menjadi kering/tidak ada lagi pembukaan Firman. Sekali-pun pendeta
hebat atau siapapun juga, kalau mengubah pengajaran tabernakel
sedikit saja, tidak ada lagi pintu terbuka (tidak ada lagi
pembukaan Firman).
Itu sebabnya, kita jangan ikut-ikutan
menjadi kering. Buat apa kita ikut kering? Mari tetap bertahan
pada pengajaran yang benar, yang sudah kita terima bersama-sama,
apapun resikonya. TUHAN akan menolong kita. Tidak boleh tawar
hati, tidak boleh bimbang terhadap Pribadi YESUS (pengajaran yang
benar) karena diombang-ambingkan oleh ajaran yang lain.
- Tidak
boleh bimbang terhadap kuasa TUHAN. Saat-saat menghadapi
pencobaan, kita jangan berharap kepada orang lain!
Jadi
pembaharuan hati: tidak boleh bimbang; tidak boleh tawar hati, ini
namanya kuat dan teguh hati. Kuat teguh hati = tetap percaya dan
mempercayakan diri sepenuh kepada Pribadi TUHAN (Friman pengajaran
yang benar) dan kuasa TUHAN apapun resiko yang kita hadapi. Dicari
orang yang kuat dan teguh hati, untuk dipakai dalam kegerakan Roh
Kudus hujan akhir. Dulu Yosua dipakai TUHAN karena kuat dan teguh
hati (empat kali disebutkan 'kuatkan dan teguhkan hatimu').
Yosua
1: 6, 7, 9, 18
6.
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin
bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada
nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.
7.
Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh,
bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah
diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke
kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau
pergi.
9.
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah
hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu,
menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
18.
Setiap orang yang menentang perintahmu dan tidak mendengarkan
perkataanmu, apapun yang kauperintahkan kepadanya, dia akan dihukum
mati. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu!"
Yosua
kuat dan teguh hati sehingga dipakai oleh TUHAN untuk membawa bangsa
Israel masuk ke Kanaan yang dipimpin oleh tabut perjanjian. Ini
merupakan kegerakan yang besar (membawa bangsa Israel dengan jumlah
yang banyak). Waktu YESUS masuk ke Yerusalem (perjalanan yang
terakhir), keledai muda (bangsa kafir) ditunggangi oleh YESUS.
Sekarang artinya: bangsa kafir yang kuat dan teguh hati dipakai
dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir (kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna) yang dipimpin oleh Kabar Mempelai atau
pengajaran yang benar (tabut perjanjian). Jangan melihat orang!
Tetapi lihatlah tabut perjanjian (pengajaran yang benar; Pribadi
YESUS), itulah Pemimpinnya. TUHAN berfirman => 'kalau tabut
lewat, lihatlah' Semoga kita dapat mengerti.
Mengapa? Sebab
kita akan menghadapi bermacam-macam halangan rintangan. Dulu Nuh
menghadapi air bah. Maria menghadapi rasa malu, hukuman dirajam batu
dan sebagainya, sekarang kita juga akan menghadapi hal yang luar
biasa di akhir zaman. Kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan
akhir, maka kita akan menghadapi tantangan, rintangan yang luar
biasa seperti Daniel menghadapi gua singa dengan singa yang sangat
lapar. Setelah Daniel diangkat dari gua singa, orang yang memfitnah
Daniel dimasukkan ke dalam gua singa (lubang sumur), belum sampai di
dasar lubang, langsung ditangkap oleh singa (sampai hancur
tulangnya). Inilah yang akan kita hadapi! Dalam kegerakan Roh Kudus
hujan akhir, mengapa kita harus kuat teguh hati? Karena menghadapi
dosa.
Apa arti dari gua singa (Daniel
menghadapi gua singa)?
- Pengajaran
palsu, ibadah palsu dan penyembahan palsu. Daniel diperintahkan
untuk menyembah raja, itu menunjuk pengajaran palsu. Jadi
pengajaran palsu, menghasilkan ibadah palsu dan penyembahan palsu.
Seringkali hamba TUHAN berkata (apalagi lulusan Lempin-EL) =>
'Tidak mengapa, sekali-pun penyembahannya berbeda, asalkan
pengajarannya sama' Saya merasa kasihan, ini bagaimana.
Pengajaran itu sebagai Kepala (YESUS sebagai Kepala). Kalau
kepalanya berbeda, mana mungkin mulutnya dapat sama? Tidak akan
sama! Sangat disayangkan sebab ini bukanlah kebenaran sendiri.
- Juga
dosa-dosa sampai puncaknya dosa bagaikan singa yang mencabik-cabik.
Inilah yang akan kita hadapi. Hati-hati kaum muda dan jangan
main-main. Sebab kita sedang dimasukkan ke dalam lubang singa.
Semakin kita dipakai TUHAN, semakin kita dimasukkan kedalam lubang
singa.
Masalah-masalah yang mustahil. Mau hidup di gua singa
yang singanya lapar, ini mustahil. Orang yang memfitnah Daniel
dilempar ke gua singa, belum sampai di dasar sudah habis, kita mau
hidup berapa hari? Satu haripun tidak bisa, bahkan satu jampun
tidak akan bisa. Inilah yang akan kita hadapi yaitu menghadapi
persoalan-persoalan atau masalah yang mustahi. Masalah kehidupan,
mata pencaharian, semuanya akan mustahil sebab kita nanti akan
diperhadapkan seperti gua singa dengan singa yang lapar. Semoga
kita dapat mengerti.
- Fitnahan-fitnahan,
gosip-gosip (mulut singa). Kalau mulut singa (raja hutan) mengaum,
binatang yang lain akan ketakutan dan tidak dapat lari lagi. Ini
seperti yang dialami oleh jemaat Smirna, yaitu difitnah, dihina,
digosipkan yang tidak baik oleh orang Yahudi (orang Kristen, hamba
TUHAN). Semoga kita dapat mengerti.
Saya selalu bersaksi,
kalau TUHAN tidak menolong, saya sudah tidak dipakai lagi. Saya
sudah bangkrut, tetapi isteri saya protes => tidak boleh
menggunakan istilah bangkrut, sebab itu untuk perusahaan. Saya
sudah hancur, sebab terlalu banyak suara singa dimana-mana (dari
luar, dari dalam, dari keluarga). Kalau TUHAN tidak menolong, siapa
yang mau datang? benar-benar sudah habis; hanya dengan kuat dan
teguh hati, disitu ada TUHAN.
Jadi begitu disaat saya
menghadapi mulut singa. Mungkin saudara-saudara difitnah, kalau
memang benar mengaku saja. Memangnya mengapa kalau mengaku? Apa
kalau kita mengaku, kita tidak akan dipakai oleh TUHAN? Mengaku
saja, minta ampun, beres dan dipakai oleh TUHAN. Kalau tidak salah,
diam saja sebab kalau kita bersuara, kita lah yang dimakan oleh
mulut singa. Kalau kita diam, nanti TUHAN yang akan mengatupkan
mulut singa. Puji TUHAN.
Inilah
Daniel menghadapi gua singa.
Daniel
6: 8, 9, 11,
8.
Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja,
para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya
suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa
yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu
dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan
dilemparkan ke dalam gua singa.
9.
Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu
surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang
Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali."
11.
Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat,
pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap
yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa
serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
Ay
8 => 'Semua pejabat tinggi kerajaan ini,
semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah
mufakat' => mufakat = persekongkolan.
Kalau tidak benar berfellowship itu namanya persekongkolan. Ini
hanya untuk mendakwa, memfitnah, sehingga disebut jemaat setan.
Mengerikan!
Ay 11 => 'Demi didengar
Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat'
=> sudah dibuat = sudah mau dipraktikkan 'siapa menyembah
selain raja akan masuk gua singa'
Perintah sudah dibuat dan
dilaksanakan, apa yang diperbuat Daniel? Daniel tetap berlutut
kepada TUHAN.
Dalam keaadaan terjepit, terdesak, dan
mustahil, apa yang dapat kita lakukan? Siapa yang kita cari? Apa
kita mau ikut dengan yang tidak benar; mengikuti pengajaran yang
tidak benar, ibadah yang tidak benar, nikah yang tidak benar,
pekerjaan tidak benar => 'tidak apa-apa lah kali ini' Jangan!
Saat terjepit, terdesak, dalam keadaan mustahil, Daniel tetap
menyembah kepada TUHAN = kuat teguh hati, percaya dan mempercayakan
diri sepenuh kepada TUHAN. Ini yang dilakukan Daniel dan yang harus
kita lakukan. Tidak boleh bimbang. Reaksinya tadi, kalau percaya,
akan langsung menyembah TUHAN. Kalau hati bimbang, akan ribut =>
'tanya sini, tanya sana' Kalau kapal sudah diombang-ambing
gelombang, lalu kita lari sana lari sini, maka kapal itu akan cepat
tenggelam. Harus tenang seperti Daniel.
Apa yang kita hadapi?
'Demi didengar..' Kita langsung duduk dan berlutut. Inilah rumus
saya. Apa yang kita dengar, kita tidak perlu membela diri, duduk
saja, doakan saja, dan selalu menyembah TUHAN (percaya mempercayakan
diri sepenuh kepada TUHAN), maka Tangan kasih karunia anugerah TUHAN
diulurkan untuk mengatupkan mulut singa.
Daniel
6: 21,
dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel
dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel,
hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah
sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?"
Daniel
ini juga seorang hamba TUHAN yang membutuhkan kasih karunia. Kita
sebagai hamba TUHAN di akhir jaman yang dipakai dalam kegerakan
hujan akhir, juga akan menghadapi gua singa. Harus kuat teguh hati,
percaya mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN = mengulurkan tangan
kepada TUHAN dan TUHAN juga akan mengulurkan Tangan kasih karunia
anugerah-Nya untuk mengatupkan mulut singa.
Daniel
6: 23,
Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut
singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena
ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap
tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."
Tangan
kasih karunia anugerah TUHAN diulurkan untuk mengatupkan mulut singa
artinya
- Tangan
kasih karunia anugerah TUHAN sanggup untuk memelihara dan
melindungi kita jasmani-rohani secara ajaib:
- Secara
jasmani: Daniel tetap hidup terpelihara
ditengah kemustahilan. Sudah mustahil, ditengah mulut singa (singa
yang lapar), mana mungkin dapat hidup? Tidak bisa. Tetapi Daniel
tetap dapat hidup dan terpelihara secara ajaib.
Mungkin
ekonomi kita sudah terdesak,
- ikutilah
kasih karunia kemuliaan seperti di jaman Nuh (masuk penggembalaan
yang benar),
- ikuti
seperti Maria (mari mengandung Firman, jangan mengandung
kepahitan, najis) dan
- ikuti
seperti Daniel (duduk saja). Mungkin kita sudah tidak mampu,
duduk saja, menyembah TUHAN dan percaya mempercayakan diri
sepenuh kepada TUHAN = ulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN juga
akan mengulurkan Tangan-Nya.
- Secara
rohani: Daniel tetap hidup benar, tetap
bertahan pada pengajaan yang benar, ibadah pelayanan yang benar
dan penyembahan yang benar. Daniel tidak runtuh secara rohani,
tetapi tetap bertahan dalam hidup yang benar dan suci. Dosa-dosa
tidak dapat menjamah Daniel.
- Daniel
6: 24, 25,
24.
Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel
ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua
itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya
kepada Allahnya.
25.
Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah
menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik
mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka
sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka,
bahkan meremukkan tulang-tulang mereka.
Ay
24 => 'supaya Daniel ditarik dari dalam
gua itu' => ditarik = diangkat dan
selesai masalah.
'tidak terdapat luka
apa-apa padanya' => jangan takut,
tidak ada yang luka; tidak ada yang hilang sedikitpun. Sekalipun
kita korban apa saja untuk kegerakan hujan akhir, tidak ada yang
hilang. TUHAN tidak menipu kita.
Ay 25 => kemudian raja
memberikan perintah, supaya orang yang menuduh Daniel dimasukkan ke
dalam gua singa. Ini yang bahaya! Kalau orang benar dituduh, maka
orang orang yang menuduh dan keluarganya dimasukkan dalam gua
singa. Diterkam singa sampai tulang-tulangnya habis ('bahkan
meremukkan tulang-tulang mereka').
Hasil
kedua: Tangan
kasih karunia anugerah TUHAN diulurkan untuk mengangkat Daniel dari
gua singa =
menyelesaikan semua
masalah yang mustahil tepat pada waktu-Nya (Tangan TUHAN terulur
pada kita dan Tangan TUHAN teracung kepada orang yang memfitnah
(teracung untuk menghukum).
Seperti orang Yahudi (jemaah iblis) yang memfitnah sidang jemaat
Smirna. TUHAN akan menolong kita semuanya.
- Daniel
6: 27-29,
27.
Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang
kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab
Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya;
pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan
berakhir.
28.
Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di
langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman
singa-singa."
29.
Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan
Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.
Hasil
ketiga: Tangan
kasih karunia anugerah TUHAN sanggup untuk meninggikan kita pada
waktu-Nya
artinya
- Kita
dipakai menjadi saksi Kabar Baik, terutama menyaksikan Kabar
Mempelai (dipakai dalam kegerakan hujan akhir) yang tidak dapat
dihalangi oleh apapun juga. Kalau TUHAN yang meninggikan dan
memuliakan, maka tidak dapat dihalangi apapun juga.
- Tangan
belas kasih anugerah TUHAN mampu memberikan masa depan yang
berhasil dan indah pada waktu-Nya. Daniel mempunyai kedudukan.
Terakhir, Tangan kasih karunia anugerah TUHAN sanggup untuk
mengubahkan kehidupan kita sampai menjadi sama mulia dengan Dia
dan mengangkat kita di awan-awan yang permai. Kita bertemu dengan
YESUS selamanya dan masuk dalam Yerusalem baru untuk selamanya.
Ikutilah
kasih karunia dari jaman permulaan sampai akhir => 'Ya, Aku
datang segera. Amin TUHAN' Tangan kasih karunia TUHAN yang
mengangkat kita di awan-awan; mengubahkan kehidupan kita. Apapun
kelemahan kita pada saat ini, akan diubahkan terus, sampai kita
menjadi sama mulia dengan TUHAN, kita menjadi Mempelai Wanita yang
diangkat di awan-awan permai dan masuk Yerusalem Baru untuk
selama-lamanya. Disana tidak ada air mata lagi.
Mari
apapun keadaan kita, kita harus tetap kuat teguh hati seperti Daniel.
Percaya saja! Jangan lari kemana-mana tetapi:
- mari
masuk bahtera seperti Nuh (masuk baptisan air yang benar,
penggembalaan yang benar),
- mengandung
Firman (jangan mengandung yang lainnya; kepahitan), terakhir mari
- kita
sungguh-sungguh kuat teguh hati dihari-hari ini. Untuk melayani dan
menantikan kedatangan TUHAN harus dengan kuat teguh hati (percaya
kepada Dia).
TUHAN
memberkati kita semuanya.1