Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Penataran imam-imam dan calon imam- imam

Kita masih membaca di dalam kitab Wahyu 2-3, dalam susunan tabernakel ini menunjuk tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian. Ada tujuh kali percikan darah diatas tabut perjanjian, itu sengsara untuk YESUS. Tetapi ada juga tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian, itu sengsara daging untuk sidang jemaat. Tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian sama dengan tujuh surat yang ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir (tujuh sidang jemaat akhir jaman), sama dengan penyucian terakhir yang YESUS lakukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir, supaya sempurna (tidak bercacat cela) seperti YESUS, yang layak untuk menyambut kedatangan-Nya ke dua kali. Ini memang sengsara daging bersama YESUS bagi sidang jemaat.

Tujuh sidang jemaat bangsa kafir yang mengalami percikan darah yaitu

  1. Sidang jemaat di Efesus (Wahyu 2:1-7). Ini sudah dipelajari.
  2. Sidang jemaat di Smirna (Wahyu 2:8-11).

Mari kita membaca ayat 8,9.
Wahyu 2: 8, 9,
8. "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali:
9. Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.

Ay 8 => 'Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna' => malaikat = gembala.
'yang telah mati dan hidup kembali' => hidup kembali = bangkit.

Ay 9 => keadaan sidang jemaat.

Pada ayat 8, TUHAN tampil sebagai:

  • Yang Awal dan Yang Akhir ( TUHAN tampil sebagai Alfa dan Omega) untuk menyatakan kasih mula-mula sampai dengan kasih sempurna atau menyatakan kasih karunia sampai dengan kasih Mempelai. Alfa (Yang Awal) menunjuk mezbah korban bakaran (kasih mula-mula). Kasih mula-mula sama dengan kasih karunia dalam Korban Kristus.


  • Yang mati dan Yang hidup kembali untuk memberikan Teladan dalam pengalaman kematian dan kebangkitan atau Teladan dalam pengalaman salib.

Inilah penampilan TUHAN dihadapan sidang jemaat Smirna.
Pada ay 9, keadaan sidang jemaat di Smirna, mereka berada dalam keadaan susah, miskin, difitnah dan sebagainya = dalam pengalaman salib atau sengsara daging bersama dengan YESUS. Mengapa sidang jemaat, hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN diijinkan mengalami pengalaman salib bersama TUHAN? Jawabannya ada dalam 1 Petrus 2:19.

1 Petrus 2: 19, Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

Ay 19 => inilah sengsara karena YESUS; sengsara bersama YESUS.

Jawabannya adalah supaya menerima kasih karunia TUHAN. Itu sebabnya Dia tampil sebagai Yang Awal dan Yang Akhir (Dia mau memberikan kasih karunia sampai kasih Mempelai), Dia juga tampil sebagai Yang mati dan Yang hidup kembali untuk memberikan Teladan. TUHAN juga sudah mengalami pengalaman salib, sehingga sidang jemaat Smirna tinggal meneladani (menirukan, mencontoh) dan TUHAN akan memberikan kasih karunia-Nya.

Karena itu seorang imam (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) mutlak membutuhkan kasih karunia, supaya dapat bertahan untuk melayani TUHAN sampai garis akhir, bahkan siap menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan permai dan kita bersama dengan Dia selama-lamanya (bahagia selamanya). Kebutuhan kita adalah kasih karunia, ini melebihi dari berapa uang atau gaji, berapa jumlah jemaat, lebih dari semuanya.

Kita melayani dan apa yang menjadi harapan kita? Kalau hanya memiliki gereja besar, tidak perlu sampai bersusah payah. Saudara-saudara dari bekerja, kuliah, lalu datang ke gereja untuk beribadah, kalau hanya untuk berhasil, masa depan baik, terlalu sedikit. Tetapi kita beribadah agar supaya kita siap menyambut kedataangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai dan kita berbahagia dengan Dia selama-lamanya. Itulah pengharapan yang tertinggi dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.

Kalau kita ketinggalan saat YESUS datang kembali, tidak ada artinya, semuanya sia-sia (gereja besar, semuanya akan hancur). TUHAN mengetahui bahwa imam-imam (hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN) mutlak membutuhkan kasih karunia. Diluar kasih karunia kita tidak akan mampu, sebab itu TUHAN selalu mencurahkan kasih karunia-Nya kepada para imam (hamba TUHAN, anak TUHAN, pelayan TUHAN) dari jaman ke jaman (dari generasi ke generasi). Bukan hanya sekarang kita membutuhkan kasih karunia, tetapi sejak dari dulu (jaman permulaan) manusia butuh kasih karunia.

TUHAN selalu mencurahkan kasih karunia-Nya kepada imam-imam dari jaman ke jaman, sebagai berikut:

  1. Jaman ALLAH Bapa (jaman permulaan). Dihitung mulai dari Adam sampai Abraham (dua ribu tahun). Diwakili oleh Nuh. Diantara Adam sampai Abraham, TUHAN mencurahkan kasih karunia-Nya yang diwakili oleh Nuh. Nuh ini seorang imam (hamba TUHAN); Nuh pemberita kebenaran.

    2 Petrus 2: 5, dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;

    Ay 5 => 'tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu' => Nuh seorang imam (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) yang tugasnya memberitakan kebenaran. Waktu yang lalu kita sudah membaca dalam Kisah Rasul 20-24, rasul Paulus memberitakan Injil kasih karunia sampai garis akhir.

    Inilah yang mendapatkan kasih karunia. Orangnya diwakili oleh Nuh (seorang pemberita kebenaran). Sekarang kita lihat bagaimana Nuh menerima kasih karunia? Mulai dari kitab Kejadian (permulaan dunia ini) sudah ada kasih karunia (sudah dibutuhkan kasih karunia).

    Kejadian 6: 8, Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.

    Ay 8 => sementara yang lainnya dihukum, tetapi Nuh mendapatkan kasih karunia.
    Nuh mendapatkan kasih karunia dari TUHAN, sehingga ia dapat masuk ke dalam bahtera Nuh. Istilah dapat masuk dalam bahtera Nuh = sudah mengalami sengsara daging bersama TUHAN (sengsara daging karena TUHAN). Membuat bahteranya saja sudah sengsara (padahal pekerjaan Nuh bukanlah dibidang itu). Kemudian Nuh membuat bahtera yang besar sementara tidak ada hujan, diolok-olok (2 Petrus 3 'mengolok-olok') => 'untuk apa?' Dihina juga seperti jemaat di Smirna (difitnah, diolok-olok) => 'apa itu Nuh, seperti mau selamat sendiri, buat bahtera?' Juga dicaci maki => 'kebenaran sendiri' Ini sudah sengsara.

    Dapat masuk ke dalam bahtera Nuh, ini sudah sengsara daging, sama dengan selamat. Nuh mendapatkan kasih karunia dari TUHAN sehingga ia masuk ke dalam bahtera Nuh, ini merupakan kasih karunia dari TUHAN, sehingga Nuh selamat dari air bah (selamat dari hukuman TUHAN). Inilah kasih karunia di jaman permulaan yang diterima oleh Nuh (hamba TUHAN, imam-imam). Sekarang kita juga, sebagai imam-imam harus menerima kasih karunia TUHAN. Pertanyaannya, mengapa TUHAN menghukum dunia dengan air bah? Jawabannya dalam Kejadian 6: 5 -7,

    Kejadian 6: 5-7,
    5. Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
    6. maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.
    7. Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."

    Jawabannya adalah sebab hati manusia (termasuk hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN) cenderung jahat dan najis, sehingga hanya melakukan perbuatan-perbuatan dosa sampai puncaknya dosa.

    Contoh perbuatan dosa:


    • di sekolah berbuat dosa,
    • bekerja berbuat dosa,
    • berlalu lintas berbuat dosa,
    • rekreasi berbuat dosa, dimana-mana berbuat dosa, sampai
    • beribadah-pun berbuat dosa (ibadah hanya untuk mencari uang).


    Puncak dosa yaitu:


    • Dosa makan minum: merokok, mabuk, narkorba. Pada zaman Nuh dahulu, ada dosa mabuk, tetapi sekarang ini sudah ada merokok, mabuk, narkoba.
    • Dosa kawin mengawinkan: (maaf) dosa seks dengan berbagai ragamnya, penyimpangan seks (homoseks, lesbian, seks terhadap diri sendiri), nikah yang salah (kawin campur, kawin cerai, sampai kawin mengawinkan atau seks bebas). Hati-hati! Dulu ini terjadi bukan hanya pada manusia diluar TUHAN, tetapi pada anak-anak ALLAH (hamba TUHAN, pelayan TUHAN, imam-imam). Semuanya melakukan dosa ini karena hatinya cenderung jahat dan najis.


    Melakukan perbuatan dosa sampai puncaknya dosa = perbuatan yang memilukan Hati TUHAN, perbuatan yang memedihkan hati orang tua (Esau), perbuatan yang membuat gembala berkeluh kesah, sampai perbuatan yang merugikan orang lain (tidak ada perbuatan baik). Kalau ada jemaat yang berbuat dosa, maka hati gembala akan berkeluh kesah. Ini semua berasal dari dasar hati yang cenderung jahat najis.

    Semua perbuatan dosa sampai puncaknya dosa akan membumbung sampai ke hadirat TUHAN, sehingga hukuman TUHAN turun untuk membinasakan manusia di dunia. Kita harus berhati-hati, jangan sampai ada perbuatan yang memilukan hati TUHAN, perbuatan yang memedihkan hati orang tua, perbuatan yang membuat keluh kesah gembala, merugikan orang lain dan sebagainya. Tetapi Nuh dan keluarganya (delapan orang) mendapatkan kasih karunia sehingga ia dan keluarganya dapat masuk ke dalam bahtera Nuh dan diselamatkan dari hukuman ALLAH. Disinilah permulaan karunia. Pada permulaan jaman sudah membutuhkan kasih karunia TUHAN. Nuh ini sebagai pemberita kebenaran (hamba TUHAN), kalau hanya kaya dan pandai tidak akan mampu menghadapi air bah. Tetapi karena Nuh sekeluarga mendapatkan kasih karunia (masuk dalam bahtera), maka mereka dapat menghadapi air bah. Semoga kita dapat mengerti.

    Cerita ini sungguh-sungguh sudah terjadi, tetapi ini sekarang menubuatkan kejadian yang akan terjadi. Secara jasmani sudah terjadi, tetapi ini menubuatkan yang rohani.

    1 Petrus 3: 20, 21,
    20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
    21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus,

    Ay 20 => 'yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah' => inilah perbuatan dosa sampai puncaknya dosa, karena tidak taat kepada ALLAH. Hati yang cenderung jahat dan najis merupakan hati yang tidak taat.

    Ay 21 => 'Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan' => ini nubuatannya.

    Dulu Nuh mendapatkan kasih karunia, sehingga masuk bahtera ke dalam bahtera dan diselamatkan dari air bah. Sekarang kita mendapatkan kasih karunia untuk masuk dalam baptisan air yang benar, sehingga kita diselamatkan dari murka ALLAH. Sekarang ini baptisan air dapat bermacam-macam cara, tetapi baptisan air yang benar bukanlah menurut pendeta, aliran-aliran gereja, tetapi berdasarkan alkitab. Baptisan yang benar adalah tertulis di alkitab, sesuai dengan kehendak TUHAN dan seperti yang diteladankan oleh YESUS (kita dibaptiskan seperti YESUS dibaptis). YESUS sebagai Kepala dan kita sebagai tubuh-Nya harus satu baptisan. Waktu Yohanes tidak mau membaptiskan YESUS, lalu YESUS berkata => 'lakukanlah untuk menuruti kehendak Bapa' Memang secara kenyataan, Yohanes merupakan orang yang tahu diri, sebab 'TUHAN lebih tinggi dari dia' Tetapi TUHAN mengatakan => 'ini untuk menuruti kehendak ALLAH' Kita dibaptiskan seperti yang diteladankan oleh YESUS, dalam Roma 6 => 'Dia keluar dari air' (keluar dari kuburan air). Kalau cuma sekedar dibasuh, tidak perlu keluar dari air. Dalam Matius 3 istilah 'keluar dari air' berarti keluar dari kuburan air (dikuatkan ayat dalam Roma 6). Inilah yang diteladankan oleh YESUS.

    Saya berulang kali mengatakan => 'YESUS bukan Manusia berdosa, tidak perlu bertobat, tidak perlu dibaptis' Tetapi mengapa YESUS dibaptiskan? Untuk melakukan kehendak Bapa dan menjadi teladan. Ini supaya kita tidak ribut. Baptisan tidak perlu menurut katanya dia, tetapi lihatlah YESUS (karena Dia sebagai Kepala). Semoga kita dapat mengerti.

    Jika kita masuk dalam baptisan air yang benar, berarti kita mendapatkan kasih karunia. Di jaman Nuh, tentu ada kapal-kapal lainnya, tetapi tidak dapat menyelamatkan. Hanya satu (bahtera Nuh), itulah yang dapat menyelamatkan. Begitu juga sekarang, banyak baptisan air menurut ini dan itu, tetapi tidak dapat menyelamatkan. Hanya yang menurut alkitab yang dapat menyelamatkan (hanya satu saja). Semoga kita dapat mengerti.

    Delapan orang yang diselamatkan tidak terdiri dari ayah, ibu dan anaknya enam, tidak! Tetapi terdiri dari ayah-ibu, tiga orang anak dan tiga orang menantunya. Delapan orang (tidak suatu kebetulan), menunjuk empat pasang nikah, artinya jika nikah satu baptisan yang benar (satu bahtera), ini merupakan kasih karunia TUHAN, sehingga kita mengalami keselamatan Mempelai. Jadi jelas, disini baptisan air seperti air bah. Orang-orang yang berdosa masuk dalam air bah. Tetapi Nuh sekeluarga masuk dalam bahtera. Jadi baptisan air (dalam cerita Nuh) adalah menguburkan hidup lama, untuk mendapatkan hidup baru (hidup surgawi). Hidup yang lama sudah dikuburkan dalam air bah, hidup yang baru di dalam bahtera (Nuh sekeluarga dalam bahtera). Praktiknya apa? Mari yang sudah lama dibaptis ataupun yang baru dibaptis, kalau baptisan kita benar, ada praktik sehari-hari. Semoga kita dapat mengerti.

    Kejadian 6: 9, Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.

    Ay 9 => 'tidak bercela di antara orang-orang sezamannya' => tidak bercela = jujur (dalam terj. Lama).
    'Nuh itu hidup bergaul dengan Allah' => tidak bergaul sembarangan. Yang sudah baptisan air, hati-hati dengan pergaulan.

    Dalam baptisan air, kita sudah menguburkan hidup lama dan mendapatkan hidup baru (hidup surgawi).

    Praktik sehari-hari hidup surgawi yaitu:


    • Hidup benar = hidup dalam kebenaran,
    • Jujur:


      1. Terutama soal pengajaran (kalau benar katakan benar, kalau salah katakan salah). Hati yang baik, dapat membedakan mana yang benar dan yang tidak benar. Tidak mau mengatakan => 'tidak apa-apa... oh begini' Inilah hati nurani yang baik (hati yang taat).


      2. Jujur dalam tahbisan yang benar dan yang tidak benar. Kalau hati nuraninya sudah baik (hati taat), maka dapat membedakan. Tidak mau campur-campur lagi. Kalau pengajaran benar, kita ikuti yang benar dan kita mengikuti tahbisan yang benar. Paling enak dalam Lempin-El Kristus Ajaib, tidak perlu diajarkan secara khusus untuk berkhotbah, menguburkan orang mati, mengawinkan orang, tidak perlu! Hanya melihat saja (meneladani) bagaimana dulu bpk pdt In Juwono dan pdt Pong. Kalau perlu beli kasetnya dan pelajari. Kita hanya meneladani saja. Kalau ada pengajaran yang benar, tahbisan yang benar, kita ikuti. Kalau tidak benar, jangan diikuti dan jangan mencampur-campur. Ada nikah yang benar, kita ikuti. Begitu saja, tidak sulit kalau hati jujur. Kalau hati tidak jujur, akan sulit untuk mengakui apa yang benar => 'Ya, benar tetapi .....' tetapi untuk mengaku yang tidak benar juga sulit => 'Jangan begitu, jangan menghakimi ...' Kalau hati tidak beres, sulit mengaku yang benar dan mengaku yang tidak benar, inilah tidak jujur (mau mencampur terus). 'Benar, tetapi .... Tidak benar, tetapi ...' Ini seperti ular. Biarlah saat ini kita sungguh-sungguh. Bukan kebenaran sendiri, tetapi kejujuran dari TUHAN.


      3. Dalam nikah.
      4. Sampai jujur dalam semua hal. Di kantor, soal benar atau tidak benar tidak perlu bertanya kalau hati sudah taat. Kalau tidak benar, kita paksakan pasti merasa 'dag, dig, dug' Inilah tidak benar. Pengalaman saya begitu, tidak perlu bertanya-tanya lagi. Nanti antikris akan 'door to door'/datang dari pintu ke pintu, kita tidak sempat bertanya. Hati ini sudah harus peka.


    • Bergaul dengan ALLAH. Bergaul di dalam ALLAH ini sampai masuk dalam bahtera. Bahtera menunjuk baptisan. Bahtera juga menunjuk tabernakel. Bahtera terdiri dari tiga lantai (tiga ruangan), ini sama dengan tabernakel yang juga terdiri atas tiga ruangan.

      Jadi bergaul dengan ALLAH berarti:


      1. Masuk ke ruangan suci tabenakel = tergembala dengan benar dan baik.
      2. Masuk ruangan suci = masuk kandang penggembalaan = ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Inilah praktik mengubur hidup lama dan menerima hidup yang baru (hati nurani yang baik atau hati yang taat). Kalau sudah hidup benar, jujur pasti bergaul dengan ALLAH (tidak perlu didorong-dorong lagi).

        Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:


        1. Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya. Ini persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus dengan karunia-karunia-Nya. Mari tekuni.
        2. Meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Ini persekutuan dengan Anak ALLAH di dalam Firman pengajaran yang benar dan Kurban Kristus.
        3. Mezbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Ini persekutuan dengan ALLAH Bapa di dalam kasih-Nya.


    • Bergaul dengan ALLAH juga berarti setia dalam ibadah dan pelayanan kepada TUHAN.


    Inilah baptisan air yang benar (hati nurani yang baik; taat dengar-dengaran). Tadi baptisan air yang benar, yaitu menguburkan hidup yang lama untuk mendapatkan hidup yang baru (hidup surgawi), yaitu hati nurani yang baik (hati yang taat dengar-dengaran).

    Praktik sehari-harinya yaitu hidup benar, jujur, bergaul dengan ALLAH (tergembala, setia dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN). Hasilnya luar biasa, yaitu:


    • Delapan orang dapat masuk kedalam bahtera (Nuh bersama isteri, anak dan menantunya), berarti menunjuk keselamatan nikah dan buah nikah. Mari kita masuk dalam baptisan air yang benar, masuk dalam penggembalaan yang benar demi keselamatan nikah dan buah nikah (termasuk cucu dan seterusnya). Saya percaya, kalau waktu itu Nuh sudah memiliki cucu, pasti juga akan dimasukkan kedalam bahtera. Tidak mungkin Nuh membiarkan cucunya begitu saja.


    • Ada berkat pemeliharaan dan perlindungan TUHAN secara ajaib. Diluar bahtera ada air bah. Misalnya: kalau diluar gereja ini ada air bah, kita mau hidup darimana? Mau bekerja apa? Semuanya ada air bah. Yang lainnya (yang pintar, hebat), mati semuanya karena tidak tahan menghadapi air bah. Tetapi delapan orang yang berada di dalam bahtera mendapatkan berkat pemeliharaan dan perlindungan TUHAN secara ajaib = dapat hidup karena kasih karunia TUHAN.


    Sekarang sulit, bagaikan kita hidup di air bah. Semuanya mengatakan => 'aduh sulit' Sudah enak-enak, lalu habis. Dunia ini tidak hanya menghadapi air bah, bahkan nanti menghadapi api yang menyala-nyala, tetapi kalau berada di dalam bahtera (baptisan yang benar); hidup benar, jujur, lalu berada dalam penggembalaan yang benar, maka TUHAN Yang akan melindungi dan memelihara kita secara ajaib. Jangan takut! Mungkin yang sudah lulus sarjana, tidak perlu takut, asalkan berada di dalam bahtera, maka ada Tangan kasih karunia TUHAN Yang memberkati, memelihara, melindungi kita secara ajaib di tengah air bah yang besar (ditengah kesulitan, kemustahilan dunia ini). Semoga kita dapat mengerti.

    Yang berada di luar bahtera, akan hidup dalam air bah. Perenang nasional atau perenang internasional, tidak akan kuat hidup dalam air bah. Sekarang ini tentukan sungguh-sungguh. Sudah jelas, kalau baptisan air benar dan tergembala dengan benar dan baik = hidup di bahtera. Kalau tidak tergembala = hidup di air bah. Sekarang kita mau pilih yang mana? Mau tergembala dalam tiga macam ibadah susah oom? Dari kuliah, bekerja lalu ibadah, capek oom? Silahkan pilih!! diluar penggembalaan atau hidup di bahtera lebih capek, tidak bisa diam. Padahal orang Kristen ada yang mengatakan => 'wuh masuk tiga macam ibadah, seperti orang yang menganggur saja? Sekarang perusahaannya masih baik, kalau menghadapi kesulitan dia akan mencari bahtera.

    Tenang saja. Sekarang kita banyak dihina dan dikatakan seperti orang dalam bahtera (katak dalam tempurung) yang memang tidak dapat melihat apa-apa, tetapi hanya dapat melihat TUHAN. Jangan kendor kalau dikata-katain orang => 'seperti katak dalam tempurung, tidak dapat melihat apa-apa' Memang kita tidak mau melihat air bah. Semoga kita dapat mengerti.

    Mari suami-suami, seperti lima ribu orang laki-laki yang duduk di rumput. Laki-laki menunjuk gembala dan suami. Laki-laki sebagai penentu, mau dibawa kemana kehidupan keluarga kita? Mau hidup dalam bahtera Nuh atau hidup dalam air bah. Biar anak dibekali kuliah, deposito, kalau hidup dalam air bah lama-lama tidak akan kuat. Sekalipun kita tidak memiliki bekal, tetapi kalau dapat membawa keluarga masuk dalam bahtera, maka TUHAN Gembala Agung Yang akan memelihara dan menyelamatkannya. Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah yang pertama; kasih karunia dimulai sejak jaman permulaan.


  2. Jaman Anak ALLAH (jaman pertengahan). Dihitung mulai dari jaman Abraham sampai kedatangan YESUS pertama kali; YESUS lahir dan mati di kayu salib (dua ribu tahun). Ini sudah terjadi, sekarang adalah nubuatnya. Diwakili oleh Maria. Maria juga seorang hamba TUHAN. Seorang imam atau hamba TUHAN membutuhkan kasih karunia, tidak dapat terlepas. Tadi, Nuh sebagai pemberita kebenaran harus hidup dari kasih karunia TUHAN. Diluar itu hanya ada air bah dan tidak dapat melakukan apa-apa.

    Lukas 1:38, Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

    Maria merupakan seorang imam-imam (hamba TUHAN, pelayan TUHAN). Semoga kita dapat mengerti.
    Bagaimana Maria mendapatkan kasih karunia? Tadi, Nuh mendapatkan kasih karunia dengan masuk dalam bahtera Nuh. Harus membuat bahtera terlebih dahulu, mengalami sengsara juga. Baru membuat bahtera saja sudah diolok-olok => 'Membuat apa Nuh? Kamu bodoh sekali, tidak ada hujan atau banjir, tetapi membuat bahtera yang besar. Ini sudah sengsara, seperti jemaat di Smirna yang difitnah dan diolok-olok (sudah susah, malah difitnah dan diolok-olok). Sama, kita juga nanti akan mengalami hal ini.

    Lukas 1: 30, Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.

    Apa yang menjadi kasih karunia Maria? Ia harus mengandung Bayi YESUS.
    Lukas 1: 31, Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

    Maria mengandung Bayi YESUS sebelum bersuami, ini juga sengsara. Jadi kasih karunia dengan salib tidak dapat dipisahkan. Kita mau mendapatkan kasih karunia? Itulah salib. Seperti Nuh membuat bahtera terlebih dahulu (sengsara). Kita pulang kuliah yang seharusnya kita tidur, malah masuk ruangan suci (membuat bahtera); masuk ibadah hari Minggu, Senin dan Rabu, sampai dikata-katain di kampus => 'kamu itu terlalu' Anak saya diolok-olok => 'Kalau hari Minggu, bolehlah. Tetapi kalau hari Selasa dan Kamis, jangan begitulah'

    Jadi Maria menerima kasih karunia yaitu ia harus mengandung Bayi YESUS tanpa suami (sebelum bersuami). Ini sengsara daging karena TUHAN, bukan karena berbuat dosa. Dulu Nuh masuk dalam bahtera. Sekarang bagi kita adalah masuk dalam baptisan air yang benar dan masuk dalam penggembalaan yang benar. Inilah kita mendapatkan kasih karunia yang tidak dapat dibeli dengan apapun juga. YESUS itulah Firman. Dalam Yohanes 1:1,14 'pada mulanya adalah Firman .... Firman menjadi Manusia di dalam Pribadi YESUS' Maria mengandung Bayi YESUS. Bagi kita sekarang yaitu mengandung Firman ALLAH (dapat menerima Firman ALLAH). Inilah kasih karunia.

    Ada dua macam pemberitaan Firman TUHAN yang diajarkan oleh rasul Paulus:


    • Injil keselamatan.
      Efesus 1: 13, Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.

      Injil keselamatan = Firman penginjilan = susu = Kabar Baik (Amsal 25:25), yaitu Injil yang memberitakan tentang kedatangan YESUS pertama kali ke dunia, mati di kayu salib untuk menyelamatkan atau membenarkan manusia berdosa. Atau Injil yang membawa manusia berdosa untuk percaya kepada YESUS dan diselamatkan (dibenarkan). Semoga kita dapat mengerti.

      Percaya, bertobat, baptisan air dan baptisan Roh Kudus, hidup dalam kebenaran, itulah keselamatan. Sekarang kita mengandung Firman ALLAH (Injil keselamatan) sama dengan hidup dalam kebenaran. Dulu Maria rela mengandung Bayi YESUS, mengalami sengsara; ada ancaman. Kalau wanita dari bangsa Israel mengandung tanpa suami (ketahuan berzinah), akan dirajam batu. Tetapi Maria rela mengandung Bayi YESUS.

      Sekarang bagi kita adalah hidup dalam kebenaran. Ini ada ancamannya juga. Mau hidup dalam kebenaran, ada ancaman. Seperti Maria mengandung tanpa suami, bukan hanya malu, tetapi kalau ketahuan dapat mati. Untuk hidup dalam kebenaran, berat. Mengandung bobot Firman, itu berat. Belum lagi kalau dicaci maki orang => tidak mau ini dan itu, benar sendiri itu' Biarkan saja, yang penting benar sesuai dengan Firman.


    • Cahaya Injil Kemuliaan Kristus.
      2 Korintus 4: 3, 4
      3. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
      4. yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

      Cahaya Injil Kemuliaan Kristus = Firman pengajaran yang benar = Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua = makanan keras = Kabar Mempelai (Kabar Baik harus ditingkatkan menjadi Kabar Mempelai), yaitu Injil yang memberitakan tentang kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan permai dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga untuk menyucikan orang-orang yang sudah selamat, sampai menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti Dia (menjadi Mempelai Wanita TUHAN). Firman penginjilan (susu) untuk bayi-bayi (orang yang baru percaya YESUS) => 'mari percaya, diselamatkan, diberkati (hidup benar)' Ini baik, dan kasih karunia TUHAN juga. Tetapi kalau kita dapat hidup benar (menerima Firman penginjilan), merupakan kasih karunia TUHAN.

      Saya dulu mencari keselamatan di kuburan, minum air bunga, kemudian saya mendapatkan kasih karunia dengan menerima Firman penginjilan (hidup dalam kebenaran dan diselamatkan). Sesudah itu harus ditingkatkan. Jangan hanya terus minum susu, harus ada makanan keras. Kalau terus minum susu, nanti pertumbuhannya menjadi abnormal. Harus ada makanan keras; kita disucikan sampai sempurna, menjadi Mempelai Wanita TUHAN yang siap menyambut kedatangan TUHAN ke dua kali.

      Mengandung Injil Kemuliaan (Kabar Mempelai) yaitu hidup dalam kesucian. Inilah kasih karunia. Mari kita mengandung Firman dihari-hari ini (bukan mengandung kepahitan). Kalau tidak mengandung Firman (kebenaran, kesucian) pasti mengandung yang lainnya (mengandung ular beludak, kejahatan, kenajisan, kepahitan, dendam). Semoga kita dapat mengerti.


    Untuk mengandung Firman penginjilan (hidup benar) sudah sangat berat seperti Maria mengandung Bayi YESUS tanpa suami. Berat sekali, kalau kita mampu (dapat menerima Injil Keselamatan), ini karena kasih karunia TUHAN. Apalagi untuk mengandung Firman pengajaran (hidup suci), ini seperti mustahil. Mau masuk dalam tiga macam ibadah supaya suci, tetapi setiap kali datang beribadah untuk menerima pedang => 'anjing-babi, dusta, merokok, najis' Tidak ada yang dipuji => 'saudara dahsyat, luar biasa' Tidak ada! Ini sulit, seperti mustahil, sebab kita semuanya ada disana. Kalau datang ibadah diberikan kue, kita dapat tahan. Datang ibadah sudah capek-capek tetapi kita terus ditusuk, mana mungkin kita dapat bertahan? ini sangat mustahil. Tetapi jika kita dapat menerima Kabar Mempelai, ini merupakan kasih karunia TUHAN. Semoga kita mengerti.

    Jika kita mau mengandung Kabar Mempelai (mendengar dan dengar-dengaran), hasilnya adalah:


    • Lukas 11: 27, 28,
      27. Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau."
      28. Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."

      Ay 28 => 'yang memeliharanya' => taat dengar-dengaran (mengandungnya).
      Kalau kita mempunyai anak menjadi rangking satu, tetapi ia mau berjalan kaki ke sekolah, sudah senang sekali (bahagia sekali). Anaknya berhasil, senang sekali. Orang yang tidak tahu, jadi tahu => 'ini anak saya' Apalagi mengandung Bayi YESUS, luar biasa, senang sekali. Siapa yang berprestasi lebih dari YESUS? Siapa yang lebih hebat dari YESUS? Tidak ada. Sudah mengandung Bayi YESUS, dahsyat, luar biasa (orang yang sudah mati, dapat dibangkitkan dan sebagainya), tetapi TUHAN mengatakan => 'lebih berbahagia orang yang mengandung Firman'

      Hasil pertama adalah kita menerima kebahagiaan surga (damai sejahtera dari surga) yang melebihi/yang tidak dapat dipengaruhi oleh apapun yang ada di dunia. Kalau sekarang kita ikut kebaktian pendalaman alkitab (mendengar pengajaran), maka kita akan merasa lebih berbahagia dari mempunyai anak yang hebat, lebih berbahagia daripada mempunyai apapun yang ada di dunia. Atau karena terpaksa (ada absensi), ini gawat. Daftar hadir ini hanya mengingatkan saja, tidak untuk memecat. Semoga kita dapat mengerti.

      Waktu Maria masih mengandung, sekalipun ancamannya dirajam batu, tetapi Maria tidak dapat dipengaruhi. Inilah kebahagiaan yang tidak dapat dipengaruhi oleh apapun di dunia.


    • Ibrani 4: 12, 13,
      12. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
      13. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

      Hasil kedua adalah kita mengalami penyucian demi penyucian (penyucian yang terus menerus) dari dosa-dosa yang tersembunyi di dalam hati-pikiran, perbuatan, perkataan, sampai kita menjadi sempurna. Satu waktu kita menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS (tidak ada dosa lagi). Perbuatan dosa yang tersembunyi disucikan, mungkin suami atau isteri tidak tahu, anak tidak tahu, jemaat atau gembala tidak tahu. Perkataan dosa yang disembunyikan disucikan, contohnya: perkataan 'jangan bilang-bilang ya...' Ini disucikan, sampai kita tidak bercacat cela, sempurna seperti Dia.


    Inilah jaman pertengahan. Kasih karunia TUHAN dinyatakan kepada Maria. Sekarang, kita harus mengandung pengajaran. Kita sudah menerima penginjilan, mari hidup benar, lanjutkan pada pengajaran (hidup suci sampai sempurna). Dulu Nuh mendapatkan kasih karunia masuk bahtera, sekarang kita masuk baptisan air yang benar, masuk penggembalaan yang benar. Di luar penggembalaan hanya ada air bah, sehingga kita tidak dapat hidup, susah dan mustahil.

    Tetapi dalam penggembalaan, TUHAN Yang bertanggung jawab atas semuanya seperti:


    • menyelamatkan nikah-buah nikah (anak-cucu),
    • memelihara,
    • melindungi, dan
    • memberkati secara ajaib. Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Kalau kita mengandung Firman, kita disucikan dan berbahagia. Baik dalam keadaan menderita, kekurangan, dalam ancaman (seperti Maria yang mendapat ancaman akan dirajam batu), tetap merasa bahagia. Kita disucikan sampai sempurna. Semoga kita dapat mengerti.


    Jika kita mengalami penyucian berarti nikah semakin menyatu dan semakin berbahagia. Jika suami atau isteri semakin disucikan (hati, perbuatan, perkataan disucikan), maka nikah semakin menyatu sampai kesatuan nikah yang sempurna (perjamuan kawin Anak Domba). Kalau semakin kaya, belum tentu semakin bahagia. Kadang-kadang saat miskin baik-baik semuanya, sesudah kaya sedikit saja, suami sudah berbuat macam-macam. Semakin kaya juga belum tentu semakin bahagia. Tetapi semakin suci pasti semakin berbahagia. Semoga kita dapat mengerti.


  3. Jaman akhir (jaman ALLAH Roh Kudus). Dihitung dari kedatangan YESUS pertama kali sampai kedatangan YESUS ke dua kali (kurang lebih dua ribu tahun). Kita harus menerima kasih karunia. Tadi pembuka alkitab adalah kasih karunia (Kejadian 6). Sekarang penutup dari alkitab juga kasih karunia, untuk siap menyambut kedatangan TUHAN ke dua kali.

    Wahyu 22: 20, 21,
    20. Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
    21. Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

    Ay 20 => Kedatangan TUHAN yang sudah tidak lama lagi.
    Ay 21= Ini persiapan kita.

    Pada akhir jaman kita harus menerima kasih karunia untuk dapat menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan permai dan kita masuk perjamuan kawin Anak Domba. Sesudah itu masuk kerajaan seribu tahun damai (Firdaus), sesudah itu masuk Yerusalem Baru (kerajaan surga yang kekal selama-lamanya). Yang dibutuhkan adalah kasih karunia. Kasih karunia mempersiapkan kita untuk dapat menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai.

    Pada akhir jaman diwakili oleh sidang jemaat Smirna (sidang jemaat bangsa kafir; kita semuanya). Sidang Smirna dalam penderitaan (kemiskinan, kesusahan) supaya menerima kasih karunia.

    Mendapat kasih karunia =


    • mengalami penderitaan daging bersama dengan YESUS.
    • mengalami pengalaman salib bersama YESUS. Tadi di awal khotbah 1 Petrus 2:19 'diijinkan menderita untuk mendapatkan kasih karunia' Jadi mendapatkan kasih karunia itu menderita bersama YESUS (mengalami pengalaman salib bersama YESUS). Untuk apa? Mengapa kita diijinkan menderita (mengalami salib)? Untuk pembaharuan. Karena tujuan kita mencapai Yerusalem Baru.


    2 Korintus 4: 16, 17,
    16. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
    17. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

    Ay 16 => 'Sebab itu kami tidak tawar hati' => tidak kecewa dan lain sebagainya.
    'tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari' => Firman TUHAN mengatakan usia tua bukanlah halangan, sebab biarpun usia semakin tua (merosot jasmani; tambah lemah dan sebagainya) tetapi kalau rohani dibaharui (manusia batiniah dibaharui) tetap setia berkobar-kobar (tetap semangat). Inilah imbangannya.

    Ay 17 => 'Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini'? menderita untuk berubah.
    Mengapa kita mengalami penderitaan (mendapatkan kasih karunia)? Supaya mengalami pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS, sehingga dapat masuk ke kota Yerusalem Baru untuk selamanya. Apa yang dibaharui? Ayat 16 'kami tidak tawar hati' = tidak boleh tawar hati. Di Yerusalem Baru itu langit baru, bumi baru, semua baru (tidak ada yang lama). Salah satu yang tidak boleh ada lagi, yaitu laut tidak boleh ada lagi.

    Wahyu 21: 1, Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.

    Semuanya baru. Kalau saudara membaca semuanya, tidak ada lagi malam, tidak ada lagi perkabungan, inilah pembaharuan (Yerusalem Baru). Ini dibahas di kebaktian persekutuan Tubuh Kristus di Jakarta mulai tahun 2008. Di Jakarta ada kebaktian persekutuan setiap tahunnya dengan tema Wahyu 21: 5. Nanti pada bulan 10 masih melanjutkan Wahyu 21:5 'Aku menjadikan segala sesuatu baru' Inilah tema di Jakarta. Kalau tema kebaktian persekutuan di Medan dalam Wahyu 19: 9, ini sudah lebih 20 kali pertemuan (sudah 100 kali dikhotbahkan). Di doakan supaya temanya berlanjut. Kalau tema kebaktian persekutuan di Malang dalam Matius 25: 6. Kalau ibadah persekutuan yang rutin, temanya masih tetap dilanjutkan.

    Dalam 2 Korintus 4:16 'tidak boleh tawar hati' Dalam Wahyu 21:1 'laut tidak boleh ada lagi' Laut menunjuk hati yang bimbang. Jadi tidak boleh tawar hati atau bimbang. Kalau mau masuk Yerusalem Baru tidak boleh ada kebimbangan. Dibandingkan dengan Yakobus 1: 6.

    Yakobus 1: 6, Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

    Jadi laut yang bergelombang tidak boleh ada lagi. Kalau laut yang bergelombang sudah tidak ada lagi, maka kita sudah berada di Yerusalem Baru. Sekarang ini dalam arti rohani: kalau kita mau menuju ke Yerusalem Baru (suasana Yerusalem Baru) tidak boleh ada lagi laut (tidak boleh ada hati yang bimbang).

    Jadi, pembaharuan hati, yaitu:


    • tidak boleh tawar hati dan juga
    • tidak boleh ada hati yang bimbang.

      Bimbang yaitu:


      1. Bimbang terhadap Firman pengajaran yang benar (Pribadi TUHAN), karena diombang-ambing oleh ajaran lainnya => 'mengapa begini ya, mana yang benar' Kalau sudah seperti ini, maka kita tidak dapat masuk Yerusalem Baru. Semoga kita dapat mengerti.

        Saya mengatakan kepada siswa/i lulusanLempin-El => 'tabernakel ini kunci dari kerajaan surga' Kalau kuncinya diubah (dikikir) sedikit saja, pintunya sudah tidak dapat terbuka dan akibatnya menjadi kering/tidak ada lagi pembukaan Firman. Sekali-pun pendeta hebat atau siapapun juga, kalau mengubah pengajaran tabernakel sedikit saja, tidak ada lagi pintu terbuka (tidak ada lagi pembukaan Firman).

        Itu sebabnya, kita jangan ikut-ikutan menjadi kering. Buat apa kita ikut kering? Mari tetap bertahan pada pengajaran yang benar, yang sudah kita terima bersama-sama, apapun resikonya. TUHAN akan menolong kita. Tidak boleh tawar hati, tidak boleh bimbang terhadap Pribadi YESUS (pengajaran yang benar) karena diombang-ambingkan oleh ajaran yang lain.


      2. Tidak boleh bimbang terhadap kuasa TUHAN. Saat-saat menghadapi pencobaan, kita jangan berharap kepada orang lain!


    Jadi pembaharuan hati: tidak boleh bimbang; tidak boleh tawar hati, ini namanya kuat dan teguh hati. Kuat teguh hati = tetap percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Pribadi TUHAN (Friman pengajaran yang benar) dan kuasa TUHAN apapun resiko yang kita hadapi. Dicari orang yang kuat dan teguh hati, untuk dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Dulu Yosua dipakai TUHAN karena kuat dan teguh hati (empat kali disebutkan 'kuatkan dan teguhkan hatimu').

    Yosua 1: 6, 7, 9, 18
    6. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.
    7. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.
    9. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
    18. Setiap orang yang menentang perintahmu dan tidak mendengarkan perkataanmu, apapun yang kauperintahkan kepadanya, dia akan dihukum mati. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu!"

    Yosua kuat dan teguh hati sehingga dipakai oleh TUHAN untuk membawa bangsa Israel masuk ke Kanaan yang dipimpin oleh tabut perjanjian. Ini merupakan kegerakan yang besar (membawa bangsa Israel dengan jumlah yang banyak). Waktu YESUS masuk ke Yerusalem (perjalanan yang terakhir), keledai muda (bangsa kafir) ditunggangi oleh YESUS. Sekarang artinya: bangsa kafir yang kuat dan teguh hati dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir (kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna) yang dipimpin oleh Kabar Mempelai atau pengajaran yang benar (tabut perjanjian). Jangan melihat orang! Tetapi lihatlah tabut perjanjian (pengajaran yang benar; Pribadi YESUS), itulah Pemimpinnya. TUHAN berfirman => 'kalau tabut lewat, lihatlah' Semoga kita dapat mengerti.

    Mengapa? Sebab kita akan menghadapi bermacam-macam halangan rintangan. Dulu Nuh menghadapi air bah. Maria menghadapi rasa malu, hukuman dirajam batu dan sebagainya, sekarang kita juga akan menghadapi hal yang luar biasa di akhir zaman. Kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, maka kita akan menghadapi tantangan, rintangan yang luar biasa seperti Daniel menghadapi gua singa dengan singa yang sangat lapar. Setelah Daniel diangkat dari gua singa, orang yang memfitnah Daniel dimasukkan ke dalam gua singa (lubang sumur), belum sampai di dasar lubang, langsung ditangkap oleh singa (sampai hancur tulangnya). Inilah yang akan kita hadapi! Dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, mengapa kita harus kuat teguh hati? Karena menghadapi dosa.

    Apa arti dari gua singa (Daniel menghadapi gua singa)?


    • Pengajaran palsu, ibadah palsu dan penyembahan palsu. Daniel diperintahkan untuk menyembah raja, itu menunjuk pengajaran palsu. Jadi pengajaran palsu, menghasilkan ibadah palsu dan penyembahan palsu. Seringkali hamba TUHAN berkata (apalagi lulusan Lempin-EL) => 'Tidak mengapa, sekali-pun penyembahannya berbeda, asalkan pengajarannya sama' Saya merasa kasihan, ini bagaimana. Pengajaran itu sebagai Kepala (YESUS sebagai Kepala). Kalau kepalanya berbeda, mana mungkin mulutnya dapat sama? Tidak akan sama! Sangat disayangkan sebab ini bukanlah kebenaran sendiri.


    • Juga dosa-dosa sampai puncaknya dosa bagaikan singa yang mencabik-cabik. Inilah yang akan kita hadapi. Hati-hati kaum muda dan jangan main-main. Sebab kita sedang dimasukkan ke dalam lubang singa. Semakin kita dipakai TUHAN, semakin kita dimasukkan kedalam lubang singa.

      Masalah-masalah yang mustahil. Mau hidup di gua singa yang singanya lapar, ini mustahil. Orang yang memfitnah Daniel dilempar ke gua singa, belum sampai di dasar sudah habis, kita mau hidup berapa hari? Satu haripun tidak bisa, bahkan satu jampun tidak akan bisa. Inilah yang akan kita hadapi yaitu menghadapi persoalan-persoalan atau masalah yang mustahi. Masalah kehidupan, mata pencaharian, semuanya akan mustahil sebab kita nanti akan diperhadapkan seperti gua singa dengan singa yang lapar. Semoga kita dapat mengerti.


    • Fitnahan-fitnahan, gosip-gosip (mulut singa). Kalau mulut singa (raja hutan) mengaum, binatang yang lain akan ketakutan dan tidak dapat lari lagi. Ini seperti yang dialami oleh jemaat Smirna, yaitu difitnah, dihina, digosipkan yang tidak baik oleh orang Yahudi (orang Kristen, hamba TUHAN). Semoga kita dapat mengerti.

      Saya selalu bersaksi, kalau TUHAN tidak menolong, saya sudah tidak dipakai lagi. Saya sudah bangkrut, tetapi isteri saya protes => tidak boleh menggunakan istilah bangkrut, sebab itu untuk perusahaan. Saya sudah hancur, sebab terlalu banyak suara singa dimana-mana (dari luar, dari dalam, dari keluarga). Kalau TUHAN tidak menolong, siapa yang mau datang? benar-benar sudah habis; hanya dengan kuat dan teguh hati, disitu ada TUHAN.

      Jadi begitu disaat saya menghadapi mulut singa. Mungkin saudara-saudara difitnah, kalau memang benar mengaku saja. Memangnya mengapa kalau mengaku? Apa kalau kita mengaku, kita tidak akan dipakai oleh TUHAN? Mengaku saja, minta ampun, beres dan dipakai oleh TUHAN. Kalau tidak salah, diam saja sebab kalau kita bersuara, kita lah yang dimakan oleh mulut singa. Kalau kita diam, nanti TUHAN yang akan mengatupkan mulut singa. Puji TUHAN.


    Inilah Daniel menghadapi gua singa.
    Daniel 6: 8, 9, 11,
    8. Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa.
    9. Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali."
    11. Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.

    Ay 8 => 'Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat' => mufakat = persekongkolan. Kalau tidak benar berfellowship itu namanya persekongkolan. Ini hanya untuk mendakwa, memfitnah, sehingga disebut jemaat setan. Mengerikan!
    Ay 11 => 'Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat' => sudah dibuat = sudah mau dipraktikkan 'siapa menyembah selain raja akan masuk gua singa'

    Perintah sudah dibuat dan dilaksanakan, apa yang diperbuat Daniel? Daniel tetap berlutut kepada TUHAN.

    Dalam keaadaan terjepit, terdesak, dan mustahil, apa yang dapat kita lakukan? Siapa yang kita cari? Apa kita mau ikut dengan yang tidak benar; mengikuti pengajaran yang tidak benar, ibadah yang tidak benar, nikah yang tidak benar, pekerjaan tidak benar => 'tidak apa-apa lah kali ini' Jangan! Saat terjepit, terdesak, dalam keadaan mustahil, Daniel tetap menyembah kepada TUHAN = kuat teguh hati, percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN. Ini yang dilakukan Daniel dan yang harus kita lakukan. Tidak boleh bimbang. Reaksinya tadi, kalau percaya, akan langsung menyembah TUHAN. Kalau hati bimbang, akan ribut => 'tanya sini, tanya sana' Kalau kapal sudah diombang-ambing gelombang, lalu kita lari sana lari sini, maka kapal itu akan cepat tenggelam. Harus tenang seperti Daniel.

    Apa yang kita hadapi? 'Demi didengar..' Kita langsung duduk dan berlutut. Inilah rumus saya. Apa yang kita dengar, kita tidak perlu membela diri, duduk saja, doakan saja, dan selalu menyembah TUHAN (percaya mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN), maka Tangan kasih karunia anugerah TUHAN diulurkan untuk mengatupkan mulut singa.

    Daniel 6: 21, dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?"

    Daniel ini juga seorang hamba TUHAN yang membutuhkan kasih karunia. Kita sebagai hamba TUHAN di akhir jaman yang dipakai dalam kegerakan hujan akhir, juga akan menghadapi gua singa. Harus kuat teguh hati, percaya mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN = mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN juga akan mengulurkan Tangan kasih karunia anugerah-Nya untuk mengatupkan mulut singa.

    Daniel 6: 23, Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."

    Tangan kasih karunia anugerah TUHAN diulurkan untuk mengatupkan mulut singa artinya


    • Tangan kasih karunia anugerah TUHAN sanggup untuk memelihara dan melindungi kita jasmani-rohani secara ajaib:


      1. Secara jasmani: Daniel tetap hidup terpelihara ditengah kemustahilan. Sudah mustahil, ditengah mulut singa (singa yang lapar), mana mungkin dapat hidup? Tidak bisa. Tetapi Daniel tetap dapat hidup dan terpelihara secara ajaib.

        Mungkin ekonomi kita sudah terdesak,


        1. ikutilah kasih karunia kemuliaan seperti di jaman Nuh (masuk penggembalaan yang benar),
        2. ikuti seperti Maria (mari mengandung Firman, jangan mengandung kepahitan, najis) dan
        3. ikuti seperti Daniel (duduk saja). Mungkin kita sudah tidak mampu, duduk saja, menyembah TUHAN dan percaya mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN = ulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN juga akan mengulurkan Tangan-Nya.


      2. Secara rohani: Daniel tetap hidup benar, tetap bertahan pada pengajaan yang benar, ibadah pelayanan yang benar dan penyembahan yang benar. Daniel tidak runtuh secara rohani, tetapi tetap bertahan dalam hidup yang benar dan suci. Dosa-dosa tidak dapat menjamah Daniel.


    • Daniel 6: 24, 25,
      24. Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya.
      25. Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka.

      Ay 24 => 'supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu' => ditarik = diangkat dan selesai masalah.
      'tidak terdapat luka apa-apa padanya' => jangan takut, tidak ada yang luka; tidak ada yang hilang sedikitpun. Sekalipun kita korban apa saja untuk kegerakan hujan akhir, tidak ada yang hilang. TUHAN tidak menipu kita.

      Ay 25 => kemudian raja memberikan perintah, supaya orang yang menuduh Daniel dimasukkan ke dalam gua singa. Ini yang bahaya! Kalau orang benar dituduh, maka orang orang yang menuduh dan keluarganya dimasukkan dalam gua singa. Diterkam singa sampai tulang-tulangnya habis ('bahkan meremukkan tulang-tulang mereka').

      Hasil kedua: Tangan kasih karunia anugerah TUHAN diulurkan untuk mengangkat Daniel dari gua singa = menyelesaikan semua masalah yang mustahil tepat pada waktu-Nya (Tangan TUHAN terulur pada kita dan Tangan TUHAN teracung kepada orang yang memfitnah (teracung untuk menghukum). Seperti orang Yahudi (jemaah iblis) yang memfitnah sidang jemaat Smirna. TUHAN akan menolong kita semuanya.


    • Daniel 6: 27-29,
      27. Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir.
      28. Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa."
      29. Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.

      Hasil ketiga: Tangan kasih karunia anugerah TUHAN sanggup untuk meninggikan kita pada waktu-Nya artinya


      1. Kita dipakai menjadi saksi Kabar Baik, terutama menyaksikan Kabar Mempelai (dipakai dalam kegerakan hujan akhir) yang tidak dapat dihalangi oleh apapun juga. Kalau TUHAN yang meninggikan dan memuliakan, maka tidak dapat dihalangi apapun juga.


      2. Tangan belas kasih anugerah TUHAN mampu memberikan masa depan yang berhasil dan indah pada waktu-Nya. Daniel mempunyai kedudukan. Terakhir, Tangan kasih karunia anugerah TUHAN sanggup untuk mengubahkan kehidupan kita sampai menjadi sama mulia dengan Dia dan mengangkat kita di awan-awan yang permai. Kita bertemu dengan YESUS selamanya dan masuk dalam Yerusalem baru untuk selamanya.

Ikutilah kasih karunia dari jaman permulaan sampai akhir => 'Ya, Aku datang segera. Amin TUHAN' Tangan kasih karunia TUHAN yang mengangkat kita di awan-awan; mengubahkan kehidupan kita. Apapun kelemahan kita pada saat ini, akan diubahkan terus, sampai kita menjadi sama mulia dengan TUHAN, kita menjadi Mempelai Wanita yang diangkat di awan-awan permai dan masuk Yerusalem Baru untuk selama-lamanya. Disana tidak ada air mata lagi.

Mari apapun keadaan kita, kita harus tetap kuat teguh hati seperti Daniel. Percaya saja! Jangan lari kemana-mana tetapi:

  • mari masuk bahtera seperti Nuh (masuk baptisan air yang benar, penggembalaan yang benar),
  • mengandung Firman (jangan mengandung yang lainnya; kepahitan), terakhir mari
  • kita sungguh-sungguh kuat teguh hati dihari-hari ini. Untuk melayani dan menantikan kedatangan TUHAN harus dengan kuat teguh hati (percaya kepada Dia).

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 14 Agustus 2019 (Rabu Sore)
    ... yang benar dalam urapan Roh Kudus--pedang firman--untuk menyucikan hati dan pikiran kita. Saat-saat berpuasa adalah saat-saat kita menerima firman membaca firman mendengarkan pemberitaan firman Tuhan. Hati dan pikiran adalah meja kehidupan meja roti sajian atau landasan kehidupan hamba pelayan Tuhan yang menentukan segalanya. Markus - . sebab dari dalam dari hati orang ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 09 September 2023 (Sabtu Sore)
    ... kita dibenci oleh semua orang. Ini berarti kita ditinggal sendiri seperti Yesus ditinggal sendiri di kayu salib diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja September . 'tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang' ada jaminan dari Tuhan yaitu sekalipun kita kecil tak berdaya dan tidak berarti apa-apa tetapi kita mendapatkan pembelaan dari ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 12 November 2019 (Selasa Sore)
    ... telah muncul dan pergi ke seluruh dunia yang tidak mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. . Waspadalah supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya. Antikris adalah manusia termasuk hamba Tuhan yang tidak mengaku ...
  • Ibadah Kenaikan Tuhan Ngunut, 18 Mei 2012 (Jumat Sore)
    ... sorga lalu duduk di sebelah kanan Allah. Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya. Tuhan menyertai kehidupan yang melayani Dia. Tuhan menyertai hamba Tuhan pelayan Tuhan. Samuel Daud berhasil di segala perjalanannya sebab TUHAN menyertai dia. Daud adalah hamba Tuhan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 26 Januari 2018 (Jumat Sore)
    ... pelayan Tuhan--imam dan raja. Ayat 'angin bertiup' hamba pelayan Tuhan dalam urapan Roh Kudus yang diutus oleh Tuhan dipakai oleh Tuhan untuk menyebarkan keharuman Kristus lewat Kabar baik firman penginjilan menunjuk pada Yesus sebagai Juruselamat --memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali untuk mati di kayu salib-- untuk membawa orang berdosa ...
  • Ibadah Doa Malam Surabaya, 17 September 2014 (Rabu Malam)
    ... tersandung di ayat ini ada orang yang tersandung soal makanan dan kecewa hanya karena masalah-masalah jasmani sehingga meninggalkan perkara yang rohani. Akibatnya hancur dan dalam tangisan seperti Esau. hati nurani yang bimbang karena diombang ambingkan angin pengajaran palsu termasuk gosip-gosip yang tidak benar sehingga meninggalkan Firman pengajaran yang benar angin pencobaan ...
  • Ibadah Doa Penyembahan Malang, 09 Januari 2020 (Kamis Sore)
    ... ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh disertai halilintar dan gempa bumi. Ada dua keadaan yang kontras Di bumi terjadi kegoncangan-kegoncangan oleh gempa bumi guntur halilintar. Kegoncangan secara jasmani yaitu kegoncangan di segala bidang ekonomi kesehatan dll . Kegoncangan secara rohani yaitu dosa-dosa sampai puncak dosa ajaran palsu pengaruh dunia kesibukan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 19 Desember 2017 (Selasa Sore)
    ... dan gelombang Gelombang jasmani menunjuk pada pencobaan di segala bidang yang mustahil yang membuat banyak hamba Tuhan pelayan Tuhan menjadi kecewa dan putus asa sampai tinggalkan Tuhan. Gelombang rohani menunjuk pada dosa-dosa sampai puncaknya dosa yang membuat hamba Tuhan pelayan Tuhan hidup dalam kejahatan kenajisan kepahitan hati iri benci dendam. ...
  • Ibadah Raya Malang, 29 Oktober 2023 (Minggu Pagi)
    ... pada perkara dunia supaya tidak ikut musnah bersama dunia. Perhatian kita harus dibaharui sehingga perhatian kita dipusatkan pada perkara Tuhan sehingga kita mendapatkan hidup kekal di langit dan bumi baru Yerusalem baru bersama Tuhan selamanya. Salah satu cara Tuhan untuk membaharui perhatian kita adalah lewat penderitaan. Korintus - Sebab itu ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 15 Desember 2017 (Jumat Sore)
    ... sorga turun ke dunia menjadi hamba-- dan taat sampai mati di kayu salib sehingga menjadi angin dari sorga utusan dari sorga untuk memberikan kehidupan kesegaran keharuman kekuatan dan lain-lain kepada manusia atau gereja Tuhan di dunia ini yang dikuasai oleh setan dan menuju kebinasaan. Yohanes - . Ketika hari sudah malam ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.