Kita
masih berada di dalam kitab Wahyu 2-3, ini menunjuk tentang tujuh
kali percikan darah di depan tabut perjanjian. Percikan darah diatas
tabut perjanjian itu untuk YESUS, percikan darah di depan tabut
perjanjian itu untuk sidang jemaat. Tujuh kali percikan darah di
depan tabut perjanjian sama dengan tujuh surat yang ditujukan kepada
tujuh sidang jemaat bangsa kafir (sidang jemaat akhir zaman), artinya
penyucian terakhir yang TUHAN lakukan kepada tujuh sidang jemaat
bangsa kafir supaya tidak bercacat cela, sempurna seperti YESUS,
menjadi Mempelai Wanita Surga yang siap untuk menyambut kedatangan
YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai. Inilah maksudnya percikan
darah/penyucian terakhir, yaitu supaya tidak bercacat cela, sempurna,
menjadi Mempelai Wanita.
Tujuh
sidang jemaat yang mengalami percikan darah adalah:
- Sidang
jemaat di Efesus (Wahyu 2:1-7).
Ini penyucian tentang kasih mula-mula. Sidang jemaat Efesus harus
kembali kepada kasih mula-mula sehingga dapat kembali ke Firdaus
(makan buah pohon kehidupan). Ini sudah diterangkan dalam ibadah
sebelumnya.
- Sidang
jemaat di Smirna (Wahyu 2: 8
-11).
Wahyu 2: 8,
9,
8.
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah
firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup
kembali:
9.
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya --
dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang
sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
Ay
9 => hati-hati! Kalau memfitnah orang benar (hamba TUHAN, pelayan
TUHAN yang benar), akan menjadi jemaah iblis. Kalau memfitnah =
mendakwa (seperti setan), nanti menjadi sidang jemaah setan. Itu
sebabnya kita harus waspada.
'
orang
Yahudi' => sekarang menunjuk orang
Kristen, tetapi suka memfitnah, bergosip.
Penampilan
Pribadi YESUS kepada sidang jemaat di Smirna yaitu:
- 'Aku
Yang Awal dan Yang Akhir' ini menunjuk kasih TUHAN dari kasih yang
mula-mula sampai dengan kasih yang sempurna (kasih TUHAN Yang
Besar).
- 'Aku
yang telah mati dan yang hidup' ini menunjukkan kematian dan
kebangkitan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Ay
9 merupakan keadaan sidang jemaat di Smirna. Mengapa TUHAN
menampilkan Pribadi-Nya sebagai 'Yang telah mati dan yang hidup'
(YESUS Yang mengalami kematian tetapi bangkit kembali; pengalamam
kematian dan kebangkitan)? Ternyata keadaan sidang jemaat di Smirna
yaitu dalam pengalaman kematian bersama TUHAN (sengsara daging
bersama YESUS). Mengapa TUHAN ijinkan sidang jemaat Smirna mengalami
pengalaman kematian bersama YESUS?
1
Petrus 2: 19,
Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak
Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Ay
19 => penderitaan bersama YESUS yang seharusnya tidak kita
tanggung, salah satu contohnya adalah seharusnya sekarang kita
beristirahat (karena sudah satu minggu kita bekerja), tetapi kita
masih beribadah, nanti pulang agak malam, besok bekerja (kuliah)
lagi. Inilah penderitaan daging karena kehendak TUHAN (bukan kehendak
kita); sengsara daging bersama YESUS.
Kalau
kita mau mengalami sengsara daging bersama dengan YESUS (mengalami
pengalaman kematian bersama YESUS), maka kita menerima kasih karunia
TUHAN. Ini sangat penting! Kasih karunia ini dikaitkan dengan
tahbisan (ibadah pelayanan). Imam adalah seorang yang beribadah
melayani TUHAN (menahbiskan diri kepada TUHAN), tetapi harus memiliki
kasih karunia (yang menentukan bukanlah kekayaan, kemiskinan,
kepandaian, kebodohan). Kalau menjadi seorang imam, kita harus
memiliki kasih karunia TUHAN.
2Timotius
2: 1,
Sebab itu,
hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.
Surat
Timotius ini tentang tahbisan (ibadah pelayanan kepada TUHAN). Jadi
seorang imam (seorang yang beribadah melayani TUHAN, hamba TUHAN,
pelayan TUHAN) harus memiliki kasih karunia TUHAN.
Kasih
karunia TUHAN berguna untuk:
- Memberikan
kekuatan kepada kita, sehingga kita dapat mengikuti dan melayani
TUHAN.
- Memberikan
kekuatan untuk menghadapi halangan dan rintangan dalam bentuk apapun
juga. Dalam melayani TUHAN tentu ada banyak halangan dan rintangan.
Rasul-rasul pernah dibelenggu, dimasukkan dalam penjara, dan
bermacam-macam. Demikian juga kita, halangannya bermacam-macam
seperti masalah ekonomi.
- Memberikan
kekuatan supaya kita dapat menantikan kedatangan YESUS ke dua kali
di awan-awan yang permai.
Inilah
perlunya kasih karunia! Memang lewat salib (sengsara daging bersama
YESUS)! Sebab itu TUHAN ijinkan sidang jemaat Smirna dalam kesusahan
dan sebagainya, supaya mereka menerima kasih karunia TUHAN. Inilah
kekuatan untuk mengikuti dan melayani TUHAN, supaya tidak gugur
ditengah jalan, dan juga tidak tenggelam.
Juga
kekuatan untuk menghadapi halangan rintangan dalam bentuk apapun,
supaya tidak kecewa, tidak putus asa, tidak tinggalkan TUHAN. Juga
kekuatan untuk menghadapi kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali di
awan-awan permai. Semoga kita dapat mengerti.
Dalam
2 Timotius 2 terdapat tiga macam kekuatan dalam kasih karunia TUHAN:
- 2
Timotius 2: 3,
Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus
Yesus.
Yang pertama:
kekuatan
seorang prajurit.
Imam-imam dan raja-raja (hamba TUHAN,
pelayan TUHAN), bagaikan seorang prajurit TUHAN yang harus
berperang, tidak boleh santai. Saudara yang sudah menjadi imam
(termasuk saya), harus berjuang seperti prajurit. Kalau mau
mengambil pelayanan (bagi yang belum melayani), mari seperti seorang
prajurit (bukan seperti orang yang suka tidur).
Kekuatan
seorang prajurit yaitu:
- 2
Timotius 2: 3, 4,
3.
Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus
Yesus.
4.
Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya
dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan
kepada komandannya.
Kekuatan
prajurit pertama:
kekuatan
untuk menderita, karena melakukan kehendak KomandanNya
(bukan kehendaknya sendiri).
Contohnya seperti TNI yang
diperintahkan untuk menjaga di pos penjagaan selama satu hari.
Komandannya memberikan perintah => 'jaga berdiri di pos
penjagaan selama dua belas jam' Harus taat kepada perintah
komandannya. Kalau tidak taat, dapat dipecat.
Kekuatan untuk
menderita karena melakukan kehendak KomandanNya, bagi kita artinya
kekuatan untuk taat dengar-dengaran kepada Firman pengajaran yang
benar sekalipun tidak cocok bagi daging (sengsara bagi daging,
sakit bagi daging). Komandan kita yaitu TUHAN YESUS. Perintah TUHAN
itulah Firman pengajaran yang benar. Contohnya seperti tadi, TNI
yang diperintahkan untuk menjaga dengan berdiri selama dua belas
jam, ini tidak cocok bagi daging. Daging ini enaknya ya jalan dan
tidur.
Seorang prajurit harus taat. Dibutuhkan ketaatan!
Kalau tidak ada kasih karunia, kita tidak akan dapat taat. Daging
ini sulit untuk taat, sebab dalam daging banyak kehendak sendiri.
Tetapi kalau menerima kasih karunia, maka ada kekuatan untuk taat.
Contohnya adalah YESUS Sendiri. Sang Komandan sudah memberikan
contoh kepada kita. Jadi, kalau menjadi Komandan harus memberikan
contoh terlebih dahulu kepada prajurit-prajurit. Bagaimana ketaatan
YESUS?
Filipi
2: 8-10,
8.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya
dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama,
10.
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit
dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Ay
10 => 'segala yang ada di langit dan
yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi'
=> setan tritunggal. Di langit = setan. Di bumi = nabi palsu. Di
bawah bumi (binatang buas dari dalam laut) = antikris.
YESUS
taat dengar-dengaran kepada ALLAH Bapa sampai mati di kayu salib.
Sebenarnya YESUS tidak boleh mati di kayu salib, sebab YESUS tidak
berdosa. Orang yang berdosa (orang yang terkutuk) yang harus mati
di kayu salib. Tetapi YESUS taat dengar-dengaran sampai rela mati
di kayu salib. Memang sakit bagi daging, tidak bersalah, tidak
berdosa, tetapi digantung di kayu salib. Sangat menderita! Karena
YESUS taat (ay 10) maka Dia menerima Nama diatas segala nama; Nama
yang berkuasa Yang mengalahkan setan tritunggal dengan kuasa
kemenangan. Kalau taat akan menang, kalau tidak taat akan kalah,
hanya itu saja. Hidup di dunia ini mudah saja, kalau taat menang,
kalau tidak taat kalah. Kalau kita taat, maka ada kuasa kemenangan
atas setan tritunggal.
- 2
Timotius 2: 4,
Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya
dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan
kepada komandannya.
Ay 4 =>
'Seorang prajurit yang sedang berjuang
tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya'
=> Kalau sedang berjuang, tidak akan pusing => 'nanti
isteri ku makan apa...' Tidak pusing.
Kekuatan prajurit
kedua: kekuatan
untuk selalu berjuang.
Inilah kekuatan seorang prajurit;
tadi yang pertama kekuatan untuk taat dengar-dengaran kepada
Komandan (pengajaran yang benar), maka ada kuasa kemenangan. Kedua,
kekuatan untuk selalu berjuang. Karena prajurit merupakan seorang
imam dan raja (hamba TUHAN, pelayan TUHAN), maka harus selalu
berjuang dalam ibadah pelayanan.
Kekuatan selalu berjuang
dalam ibadah pelayanan artinya kekuatan untuk selalu setia dan
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN = tidak
mau dan tidak dapat dihalangi oleh apapun juga.
Jangan sampai kita tidak datang dalam ibadah atau tidak dapat
melayani dan sebagainya. Kita perlu perjuangan! Semoga kita dapat
mengerti.
TUHAN
YESUS Sendiri sudah memberikan contoh. Saat murid-murid mengunci
pintu rumah (ini suatu halangan, pintu sudah dikunci semuanya,
bagaimana mau melayani?), tetapi tiba-tiba TUHAN YESUS sudah berada
ditengah-tengah mereka => 'damai sejahtera bagi mu' Pintu
sudah terkunci pun (ada halangan-halangan), masih dapat ditembusi.
Inilah kekuatan kasih karunia; kekuatan dari seorang
prajurit.
Pertama tidak mau dihalangi, lama-lama tidak dapat
dihalangi. Kalau kita mulai membuka peluang => 'untuk kali ini
saja' Nanti halangan akan terus ada. Tetapi saat ada satu kali
halangan => 'saya tidak mau terhalang, TUHAN tolong saya'
Halangan datang lagi, tetap tidak mau terhalang => 'aku harus
beribadah' Lama-lama sudah tidak dapat dihalangi lagi. Sebaliknya,
kalau memberi kesempatan satu kali saja untuk terhalang, lama-lama
tidak akan dapat beribadah lagi (selalu terhalang).
Yang
sudah melayani TUHAN, termasuk saya, membutuhkan perjuangan. Pertama
ketaatan, sehingga menang. Kedua, perjuangan untuk setia dan
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Saya tahu, semuanya sudah
berjuang. Kalau kita berjuang sendiri, daging tidak akan mampu.
Tetapi masih ada kasih karunia dari TUHAN (kasih karunia dari kayu
salib) yang memberikan kekuatan kepada kita. Kalau kita setia, kita
juga akan menang. Kalau taat dan setia, maka kita akan
menang.
Wahyu
17: 14,
Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan
mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan
Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan
menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang
setia."
Ay 14 =>
'mereka yang terpanggil, yang telah
dipilih' => ini imam-imam. Dalam ibadah
di Malang diterangkan 'dipanggil, dipilih dan ditetapkan oleh
TUHAN' Kalau sudah dipanggil, dipilih, tetapi tidak setia, akan
gugur. Kalau dipanggil, dipilih dan setia, akan menang bersama
dengan TUHAN. Jika kita setia, maka ada kuasa kemenangan atas setan
tritunggal.
Kesimpulan dari kasih
karunia memberikan: kekuatan kepada
imam-imam dan raja-raja (hamba TUHAN, pelayan TUHAN),
- untuk
selalu setia dan taat dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN, sehingga
kita
- selalu
menang bersama TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau
setia dan taat, kita selalu menang bersama dengan TUHAN. Jika selalu
menang bersama TUHAN, hasilnya:
2
Timotius 2: 4,
Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya
dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan
kepada komandannya.
Hasilnya
adalah tidak pusing = tidak kuatir soal kehidupan sehari-hari
(makanan, minuman, pakaian) dan masa depan, sebab TUHAN Sang
Komandan memberikan jaminan kepastian untuk:
- Memelihara
kehidupan kita sehari-hari secara berkelimpahan. Berkelimpahan
artinya tidak berkekurangan, sampai dapat mengucap syukur kepada
TUHAN. Tugas dari seorang prajurit hanya berjuang (berperang) saja,
makan minumnya sudah disediakan. Komandan kita yang menyediakan
semuanya.
- Memberikan
masa depan yang indah kepada kita. Serahkanlah kepada TUHAN. Tugas
kita hanyalah berperang. Mari layani TUHAN dengan setia dan taat,
itulah berperang (berjuang) dan urusan yang lainnya (makan minum)
adalah urusan TUHAN Sang Komandan.
- Menyelesaikan
masalah-masalah kita. Semuanya menjadi selesai.
- Memberikan
damai sejahtera kepada kita semuanya, sehingga semuanya menjadi
enak dan ringan.
Inilah
prajurit. Imam dan raja adalah seorang prajurit yang harus taat
kepada Komandan, dan harus berjuang untuk setia, sehingga ada kuasa
kemenangan atas setan tritunggal (kuasa kemenangan bersama
TUHAN).
Hasilnya adalah:
- tidak
pusing, semuanya diurus oleh TUHAN (makan minum sampai masa depan),
masalah diselesaikan,
- TUHAN
memberikan damai sejahtera, sehingga semuanya menjadi enak dan
ringan. Seperti kesaksian tadi => 'enak dan ringan' Kita
tidak pusing dengan urusan sehari-hari, kita harus memikirkan =>
'bagaimana kita berjuang di dalam TUHAN?' Urusan kita adalah
setia dan taat. Yang lainnya adalah urusan dari Komandan.
Mari,
yang bekerja tetap bekerja, yang kuliah tetap kuliah, tetapi urusan
kita sesungguhnya adalah sebagai prajurit (setia dan taat dalam
ibadah). Semua urusan lainnya adalah urusan TUHAN Sang Komandan. Ada
tiga macam kekuatan dalam kasih karunia bagi seorang imam (hamba
TUHAN, pelayan TUHAN).
- 2
Timotius 2: 5,
Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara,
apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.
Ay
5 => 'Seorang olahragawan'
=> imam-imam juga digambarkan sebagai atlit.
'apabila
ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga'
=> contohnya: atlit bulu tangkis ada peraturannya, atlit lari
cepat juga ada peraturannya, atlit sepak bola ada peraturannya.
Harus mengikuti peraturan. Kalau tidak mengikuti peraturan, akan
dikeluarkan (tidak boleh mengikuti pertandingan, gagal).
Yang
kedua adalah kekuatan
seorang olahragawan.
Jadi imam itu seperti seorang olahragawan
atau atlit. Kekuatan seorang olahragawan
yaitu kekuatan untuk memenuhi aturan pertandingan
= kekuatan untuk berada dalam tahbisan
(ibadah pelayanan) yang benar (dalam arti rohani bagi imam-imam).
Semoga kita dapat mengerti.
Kalau tahbisannya tidak benar
(tidak memenuhi aturan), maka akan gagal (di diskualifikasi).
Diskualifikasi = tidak boleh melanjutkan pertandingan. Jika diluar
tahbisan yang benar (diluar peraturan permainan), maka gugur =
'enyahlah engkau' (dalam bahasa yang tegas). Ayat mengatakan =>
'kami sudah bernubuat, sudah mengusir setan, tetapi TUHAN berkata
'enyahlah engkau' Sebab tidak memenuhi aturan.
Saya
pernah bercerita => 'saya dulu senang mengikuti lomba-lomba
gerak jalan (8 km, 17 km, 30 km, 35 km), kemudian senang lomba lari
jarak jauh. Saya sudah lari nomor satu, hati saya sudah senang,
tahu-tahu ada peserta yang dibonceng naik sepeda motor, lalu
menyalib didepan saya. Akhirnya saya berhenti, sudah malas
melanjutkan' Sebab sudah ada yang tidak memenuhi aturan lomba.
Mari kita memenuhi aturan perlombaan. Kalau ketahuan panitia,
sekalipun sudah mencapai garis finish terlebih dulu, tidak akan
dianggap => 'enyahlah engkau' Biarpun sudah mencapai finish
nomor satu, tetapi ada yang lapor kalau dia naik motor, 'enyahlah
engkau' Mungkin kelihatan hebat (nomor satu), padahal tidak
memenuhi aturan (tidak sesuai dengan tahbisan yang benar).
Jangan
dengan gampang menilai => 'dahsyat, luar biasa' Tetapi
mendahului dengan naik motor saat lomba lari. Banyak yang demikian;
menghalalkan segala cara. Nanti banyak yang sudah bangga => 'kami
bernubuat...' TUHAN berkata => 'enyahlah engkau' Ini yang
berbahaya bagi saya dan kita semuanya. Sebab itu harus ada aturan
permainan (tahbisan yang benar).
Bagaimana supaya tahbisannya
benar? Seorang imam harus berada di ruangan suci. Nanti saudara yang
akan melayani, juga harus memenuhi syarat (aturan yang benar).
Jangan tidak memenuhi aturan perlombaan atau seenaknya sendiri!
Tidak boleh!
Imamat
21: 12,
Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya
kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang
menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah
TUHAN.
Ay 12 => 'Janganlah
ia keluar dari tempat kudus' =>
janganlah imam keluar dari tempat kudus (ruangan suci).
Imamat
21:12 judulnya adalah kudusnya para imam. Ini tentang
imam-imam.
Salah satu aturan permainan atau tahbisan yang
benar adalah seorang imam harus berada di tempat kudus (ruangan suci
tabernakel). Musa naik ke gunung Sinai dan ia melihat surga,
kemudian TUHAN memerintahkan Musa untuk membuat surga di bumi,
itulah tabernakel (kemah suci). Dulu memang secara jasmani, buat
papan-papan, pelita emas dari tiga puluh empat kilogram emas. Tetapi
dalam perjanjian baru YESUS berdoa => 'Bapa kami di surga ...
di bumi seperti di surga' Jadi dari surga turun ke bumi dalam arti
yang rohani. Jadi sekarang dalam arti yang rohani, kerajaan surga
itu ada di bumi. Ruangan suci tabernakel sudah hancur semuanya,
tetapi sekarang dalam arti yang rohani.
Dalam ruangan suci
terdapat tiga macam alat. Ini selalu diulang-ulang. Jika diulang
berarti:
- Untuk
meneguhkan atau memberikan keyakinan kepada kita. Yang sudah
mengikuti tiga macam ibadah, bertambah teguh. Mau mundur, teguh
lagi.
- Yang
belum masuk ruangan suci, akan diyakinkan. Sebab itu terus
diulangi. Seperti halnya Firman TUHAN => 'kita hidup bukan
dari gaji' Tetapi ada jemaat berkata => 'Apa itu, tidak
mungkin! gaji saya dua digit dalam juta, masa begitu?' Akhirnya
TUHAN ijinkan gajinya dipotong terus, sampai tidak sadar kalau
sudah nol, bahkan minus gajinya. Dia baru sadar => 'Ya, saya
hidup bukan dari gaji' Begitulah. Tetapi kita jangan sampai
seperti itu, lebih baik Firman diulang, kita diyakinkan. Mungkin
masih ada yang ragu, Firman diulang lagi, sampai kita yakin =>
'ya, saya mau masuk kandang penggembalaan' Ini sudah yakin!
Jika Firman diulang, bukan berarti
kehabisan bahan, tetapi untuk meyakinkan bagi yang sudah dan
memberikan keyakinan bagi yang belum, supaya dapat dilakukan.
Ruangan
suci menunjuk kandang penggembalaan. Tiga macam alat dalam ruangan
suci, sekarang menunjuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok
yaitu:
- Pelita
emas: ketekunan dalam ibadah raya. Ini persekutuan dengan ALLAH Roh
Kudus (ada pelita dan juga ada minyaknya) di dalam
karunia-karunia-Nya. Tadi ada karunia bernyanyi, bersaksi. Jika
kita tekun, maka karunia-karunia akan ditambahkan. Gembala tekun
dalam melayani, maka karunianya ditambahkan. Demikian juga pemain
musik yang tekun. Jika kita tekun dalam ibadah raya,
karunia-karunia akan ditambah-tambahkan, maka nanti akan melimpah.
Kalau melimpah, akan mengalir kepada yang lainnya. Kebaktian ini
akan membesar, sehingga menjadi kebaktian persekutuan (antar
penggembalaan). Semua karunia sudah melimpah; karunia menimbang roh
seorang gembala melimpah, ada pembukaan Firman yang melimpah,
karunia bermain musiknya melimpah, semuanya melimpah, maka tidak
tahan kalau hanya disini saja, sebab itu harus mengalir kepada yang
lainnya. Jadi pelita emas itu juga kebaktian persekutuan antar
penggembalaan (kunjungan-kunjungan). Kalau semuanya tekun, akan
berlimpah (karunianya berlimpah) dan harus dialirkan kepada yang
lain (menjadi persekutuan Tubuh Kristus).
- Meja
roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan
perjamuan suci. Ini persekutuan dengan Anak ALLAH di dalam Firman
pengajaran yang benar dan Kurban Kristus.
- Mezbah
dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Ini persekutuan
dengan ALLAH Bapa di dalam kasih-Nya. Semoga kita dapat mengerti.
Masuk
dalam ruangan suci, inilah peraturannya (aturan perlombaan, aturan
tahbisan yang benar). Seorang imam harus berada di ruangan suci,
supaya apa? Supaya:
dalam kandang penggembalaan (ruangan suci), maka tubuh, jiwa, roh
seorang imam (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) akan mengalami penyucian
intensif (terus menerus) dari ALLAH Bapa, Anak ALLAH dan Roh Kudus.
Kalau kita berada diluar kandang, maka kita akan melanggar kesucian.
Sebab itu jangan keluar kandang, supaya tidak melanggar kesucian.
Melanggar kesucian = berbuat dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan
minum dan dosa kawin mengawinkan). Siapa-pun juga (hamba TUHAN,
pelayan TUHAN) kalau berada di luar kandang penggembalaan, dapat
melanggar kesucian (tidak suci lagi). Semoga kita dapat
mengerti.
Contoh yang positif; kehidupan yang mengalami
penyucian, yaitu
- Yusuf.
Yusuf digembalakan dalam kandang penggembalaan, sehingga ia terus
mengalami penyucian.
Kejadian
37: 2,
Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas
tahun -- jadi masih muda -- biasa menggembalakan kambing
domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan
Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya
kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
Ay
2 => 'biasa menggembalakan kambing
domba' => biasa = ketekunan dalam
kandang penggembalaan.
'biasa
menggembalakan kambing domba' = ketekunan
dalam kandang penggembalaan (ketekunan dalam tiga macam ibadah
pokok), sehingga Yusuf (kita) mengalami penyucian sampai mulut atau
perkataan ('menyampaikan kabar kejahatan
saudara-saudaranya') = tidak berdusta,
tidak berkompromi dengan dosa. Yusuf menyampaikan kabar kejahatan
saudara-saudaranya apapun resikonya. Yusuf tahu kalau dia dimusuhi
oleh saudara-saudaranya sebab saudaranya iri hati kepada Yusuf,
tetapi Yusuf tidak takut menyampaikan kabar kejahatan
saudara-saudaranya. Yusuf mengalami penyucian seluruh hidup (tubuh,
jiwa, roh), sampai mulut tidak salah dalam perkataan (dalam Yakobus
3:2 'sempurna').
- Abraham
gambaran ALLAH Bapa, Ishak gambaran dari Anak ALLAH, Yakub gambaran
dari ALLAH Roh Kudus. Setelah Yusuf disucikan, maka Yakub (gambaran
ALLAH Roh Kudus) memberikan jubah (karunia-karunia).
Kejadian
37: 3,Israel
lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf
itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat
jubah yang maha indah bagi dia.
Setelah
Yusuf mengalami penyucian dalam penggembalaan, maka dia menerima
karunia-karunia Roh Kudus. Karunia Roh Kudus inilah yang menetapkan
jabatan pelayanan. Misalnya:
- Senang
bermain gitar lalu sungguh-sungguh dalam latihan, berdoa, hidupnya
disucikan, maka bermain gitar akan menjadi karunia. Diberikan
karunia oleh TUHAN untuk bermain gitar. Kalau sudah diberikan
karunia bermain gitar, maka ditetapkan sebagai pemain musik.
- Seorang
pengerja digembalakan dengan baik, disucikan, lalu belajar untuk
berkhotbah, nanti diberikan karunia oleh TUHAN (karunia menimbang
roh), maka diangkat menjadi jabatan gembala. Dulu saya belajar
untuk berkhotbah sendiri juga, coba-coba berkhotbah dengan
membayangkan ribuan orang. Pernah dilihat oleh anak kecil lewat
gorden yang dibuka (tahu-tahu sudah banyak anak kecil
berderet-deret), saya malu. Inilah latihan-latihan.
Inilah
yang disebut sebagai imam-imam dalam kerajaan surga, semuanya ada
prosesnya, tetapi harus disertai dengan kesucian. Kalau bermain
musik tanpa kesucian nanti seperti di alun-alun, diangkat menjadi
pemain band. Jadi jabatan pelayanan ditambah dengan karunia Roh
Kudus = jubah maha indah. Semoga kita dapat mengerti.
Roh
Kudus memberikan:
- Karunia-karunia
kepada kita. Karunia menetapkan jabatan. Jabatan pelayanan ditambah
dengan karunia = jubah yang maha indah. Sehebat apapun manusia di
dunia ini, sebelum memiliki jubah maha indah (sebelum ditetapkan
menjadi seorang imam dan raja), maka belum indah hidupnya (belum
ada jubah yang indah = masih telanjang). Sebab itu harus memiliki
jubah maha indah. Syaratnya (seperti seorang olahragawan harus
memenuhi aturan), yaitu harus berada di ruangan suci = ketekunan
dalam kandang penggembalaan = menjadi kehidupan yang tergembala.
Seperti Yusuf tergembala pada usia tujuh belas tahun. Usia dua
belas tahun, YESUS berada di dalam bait ALLAH (dalam pengajaran).
Jadi usia dua belas sampai tujuh belas tahun harus sudah masuk
dalam sistem penggembalaan. Alangkah indahnya, dia segera
mendapatkan jubah maha indah.
Tidak perlu disuruh-suruh.
Kalau sudah masuk kandang penggembalaan, kemudian disucikan, nanti
otomatis sendiri => 'saya rindu untuk melayani' Saya tidak
pernah suruh-suruh => 'sini-sini, kamu melayani' Tidak
perlu! Nanti kalau sudah masuk kandang, sudah disucikan terus
menerus sampai mulut jujur (tidak berdusta, tidak kompromi dengan
dosa) sampai mulut menjadi sempurna, kita sudah mulai diberikan
karunia-karunia. Kemudian ditetapkan jabatan dan ada jubah maha
indah. Mari miliki jubah maha indah, sebab ini menentukan hidup
yang indah, masa depan yang indah. Semoga kita dapat mengerti.
- Dalam
ruangan suci, ada urapan Roh Kudus. Urapan Roh Kudus juga membuat
pelayanan kita menjadi tertib-teratur dan bersuasana suka cita
surga. Suka cita surga, yaitu suka cita dengan tertib dan teratur.
Inilah urapan Roh Kudus. Kalau kita berada di dalam ruangan suci,
kita disucikan, ada karunia Roh Kudus, juga ada urapan Roh Kudus
dan urapan Roh Kudus membuat pelayanan kita menjadi tertib dan
teratur, bersuasana suka cita surga, bukan suka cita dunia. Kalau
suka cita dunia, namanya urakan (tidak tertib dan tidak teratur).
Jangan! Kalau dalam urapan, ada suka cita, tetapi suka cita surga
(tertib dan teratur). Semoga kita dapat mengerti.
- Urapan
Roh Kudus juga akan memberikan kekuatan.
Kisah
Rasul 20: 24,
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku
dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang
ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian
tentang Injil kasih karunia Allah.
Urapan
Roh Kudus:
- memberikan
kekuatan ekstra kepada kita. Di dalam kandang penggembalaan, kita
disucikan, ada urapan Roh Kudus sehingga kita dapat beribadah
melayani TUHAN sesuai dengan jabatan pelayanan yang dipercayakan
TUHAN kepada kita sampai garis akhir. Garis akhir, yaitu sampai
meninggal dunia atau sampai kedatangan TUHAN YESUS ke dua kali
(hidup sampai TUHAN datang kembali). Kalau sudah sampai garis
akhir, berarti sampai garis finish. Kalau seorang atlit lari
sekalipun sudah juara satu, tetapi tidak sampai finish (sudah
putus asa ditengah-tengah, berhenti karena capek), berarti tidak
mencapai garis akhir. Sudah lari dapat berapa kilometer,
orang-orang bertepuk tangan dan dibilang hebat, tetapi berhenti
ditengah jalan, tidak akan mendapatkan mahkota (tidak mendapatkan
piala). Jika sudah berlari sampai garis akhir, akan mendapatkan
mahkota. ada karunia, ada jabatan, kita melayani dengan tertib
teratur, bersuasana suka cita sorga, kita melayani sampai garis
akhir, maka tinggal menunggu mahkota dari TUHAN.
- memberikan
karunia-karunia,
- menjadikan
pelayanan kita tertib teratur dan bersuasana suka cita surga.
2
Timotius 2: 5,
Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara,
apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan
olahraga.
Dibandingkan dengan
2 Timotius 4:7 'mahkota kebenaran, mahkota Mempelai. Kalau dalam 2
Timotius 2: 5 hanya mendapatkan mahkota saja. Dalam 2 Timotius 4:7
lebih diterangkan lagi, yaitu mahkota kebenaran.
2
Timotius 4: 7, 8,
7.
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai
garis akhir dan aku telah memelihara iman.
8.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan
dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;
tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang
merindukan kedatangan-Nya.
Ay
7 => 'Aku telah mengakhiri pertandingan
yang baik' => hidup ini seperti
olahragawan yang bertanding. Melayani TUHAN seperti seorang
olahragawan yang bertanding. Harus sampai garis akhir.
'aku
telah mencapai garis akhir' =>
pertandingan yang baik, yaitu kalau kita mencapai garis akhir.
Bukannya hebat tetapi sampai setengah jalan saja, percuma dan tidak
ada artinya. Harus sampai garis akhir. Itulah yang hebat!
Ay
8 => 'pada hari-Nya'
=> Garis akhir rasul Paulus yaitu sampai meninggal dunia. Rasul
Paulus melayani sampai garis akhir (meninggal dunia) dan dia
mendapatkan mahkota.
'tetapi bukan hanya
kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan
kedatangan-Nya' => bukan untukku saja
(kata rasul Paulus yang meninggal dunia), tetapi untuk orang yang
merindukan kedatangan-Nya (kita yang masih hidup sampai TUHAN datang
kembali).
Garis akhir ada dua:
- Ada
yang meninggal dunia seperti rasul Paulus, ini hak TUHAN. Sesepuh
kita, orang tua kita banyak yang sudah meninggal dunia, tetapi
sampai di garis akhir, mereka akan menerima mahkota.
- Tetapi
kita yang masih hidup harus berjuang. Berdoa kepada TUHAN =>
'kalau boleh, saya tidak meninggal sampai kedatangan YESUS yang
ke dua kali' Kalau berdoa boleh, tetapi jangan memaksa TUHAN.
Garis akhir kita, semoga sampai kedatangan TUHAN ke dua kali yang
tidak lama lagi dan kita juga akan menerima mahkota.
Jadi
yang meninggal dunia menerima mahkota dan yang hidup sampai TUHAN
datang juga menerima mahkota. Keduanya sama-sama menerima mahkota
Mempelai. Mari melayani TUHAN sampai garis akhir; sampai menerima
mahkota kebenaran (mahkota Mempelai).
Inilah kekuatan kasih
karunia. Untuk dapat masuk kedalam ruangan suci, kalau bukan karena
kasih karunia, tidak akan bisa. Hanya karena kekuatan kasih karunia
saja, kita dapat memenuhi aturan pertandingan (seorang imam harus
berada dalam ruangan suci) dan kita menerima mahkota dari TUHAN.
Semoga kita dapat mengerti.
- 2
Timotius 2: 6,
Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati
hasil usahanya.
Yang ketiga
adalah kekuatan
seorang petani, yaitu sabar dan tekun.
Yakobus
5: 7-11,
7.
Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan
Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari
tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan
musim semi.
8.
Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena
kedatangan Tuhan sudah dekat!
9.
Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling
mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah
berdiri di ambang pintu.
10.
Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para
nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
11.
Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang
telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu
telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena
Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.
Ay
11 => 'kamu telah mendengar tentang
ketekunan Ayub' => Ayub dalam
penderitaan.
Kekuatan petani adalah sabar dan tekun.
Sabar
dan tekun terutama dalam dua hal:
- Sabar
dan tekun dalam menghadapi penderitaan (Getsemani) menjelang
kedatangan YESUS yang ke dua kali.
Ini seringkali disebut masa
pra-aniaya antikris (sebelum masa antikris berkuasa akan ada
penderitaan-penderitaan yang harus kita alami). Sampai kesinilah
penderitaan kita (semuanya harus mengalami). Harus dihadapi dengn
sabar dan tekun.
Menghadapi
penderitaan daging menjelang kedatangan YESUS yang ke dua kali
= masa pra-aniaya antikris, antara lain:
- kita
akan menghadapi kebencian tanpa alasan (nanti orang Kristen akan
dikejar). Kalau sudah membenci tanpa alasan, dapat dengan segala
cara apapun juga itu. Sebab itu kita jangan membenci! Kalau
kebencian tidak dicabut, akan bertambah benci, bertambah iri,
nanti menjadi kebencian tanpa alasan (sudah tidak tahu apa
alasannya). Ada orang Kristen yang pandai, jujur dalam pekerjaan,
malah dikeluarkan dari pekerjaan. Kalau ditanya apa alasannya?
Dijawab => 'tidak tahu. ya memang begitu'
- aniaya-aniaya,
- menghadapi
dosa-dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum dan
- dosa
kawin mengawinkan. Inilah yang akan kita hadapi.
Kita
harus tetap sabar dan tekun, artinya:
- jangan
sampai menyangkal TUHAN,
- jangan
meninggalkan TUHAN,
- jangan
berbuat dosa sampai puncaknya dosa, tetapi kita tetap mengikut dan
melayani TUHAN sampai kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali,
- kita
tetap mengucap syukur dalam penderitaan. Inilah kekuatan sabar dan
tekun yang pertama dalam menghadapi penderitaan menjelang
kedatangan YESUS ke dua kali (masa pra-aniaya antikris). Kita akan
menghadapi kebencian tanpa alasan disegala bidang (bidang ekonomi)
=> tiba-tiba toko harus tutup dan sebagainya.
Kita
harus tetap mengucap syukur dalam penderitaan. Inilah kekuatan
kita. Kalau sudah mengomel dalam penderitaan, berarti sudah lemah.
Jangan dipikir-pikir => 'nanti begini, begitu' Nanti malah
mengomel, serahkan saja semuanya kepada TUHAN, dalam penderitaan,
menghadapi apapun juga (saudara ada penderitaannya sendiri, saya
juga ada), mari mengucap syukur, itulah kekuatan.
- Tekun
dan sabar untuk menantikan waktu-Nya TUHAN.
Firman TUHAN selalu mengingatkan =>
'kalau TUHAN belum menolong kita dari masalah-masalah, berarti
TUHAN masih sibuk dengan pribadi kita yang banyak kekurangan,
kelemahan, untuk diubahkan oleh TUHAN (dipulihkan oleh TUHAN)'
Jadi jangan berputus asa! Kalau belum ditolong TUHAN, maksud dari
TUHAN adalah untuk menunjukkan 'ini pribadi kamu dengan sifat
tabiat yang jelek...' Paling minimal kita sabar. Mengapa tidak
ditolong-tolong sudah sekian bulan, saya sudah berpuasa? Harus
sabar dan tekun. TUHAN sedang memperbaiki kerohanian kita,
memperbaiki pribadi kita (keadaan rohani dan juga sifat tabiat).
Semoga kita mengerti.
Contohnya seperti Ayub (Yakobus 5).
TUHAN mengijinkan Ayub mengalami ujian habis-habisan (semuanya
habis), supaya apa? Sampai dia duduk diatas debu dan abu. Ayub
tetap sabar dan tekun sampai duduk diatas debu.
Ayub
42: 5, 6,
5.
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi
sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
6.
Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku
duduk dalam debu dan abu."
Ayub
diijinkan mengalami ujian habis-habisan oleh TUHAN, supaya Ayub
sabar dan tekun sampai ia dapat duduk diatas debu. Mungkin selama
ini Ayub masih jalan-jalan => 'begini, begitu, aku mengapa
begini?' Banyak perdebatannya (kalau saudara baca dalam kitab
Ayub), sampai merasa benar dari orang lain. Ini masih jalan-jalan,
sehingga Ayub belum ditolong.
Akhirnya
Ayub duduk diatas debu, artinya:
- mengaku
hanya tanah liat,
- banyak
kesalahan-kesalahan,
- banyak
kekurangan,
- tidak
layak dihadapan TUHAN,
- merasa
bukan siapa-siapa/bukan apa-apa,
- tidak
berdaya,
- tidak
mampu, dan
- hanya
pantas untuk diinjak-injak (tidak berharga). Tadi jemaat Smirna
difitnah dan sebagainya, memang sudah pantas, sebab hanya tanah
liat belaka.
Banyak
kelemahan, kekurangan, mari akui dosa kepada TUHAN dan sesama. Jika
diampuni jangan berbuat dosa lagi, itulah duduk diatas debu. Jadi
saat-saat mengadapi masalah, bukan saatnya untuk menyalahkan orang.
Kalau masih menyalahkan orang berarti masih jalan-jalan (menunjuk
kesana-sana), belum duduk. Mari duduk saja => 'saya yang
salah, saya yang banyak kekurangan, kelemahan'
- Merasa
tidak mampu dan tidak berdaya, berarti
tidak mengandalkan segala sesuatu dalam hidup kita. Tidak ada yang
diandalkan kecuali kasih karunia anugerah TUHAN (bergantung pada
anugerah TUHAN).
- Merasa
tidak berdaya sama dengan mengaku =>
'tidak ada yang dapat diandalkan dari saya; ijasah, kekuatan,
kepandaian, keuangan tidak mampu' Hanya bergantung kepada kasih
karunia anugerah TUHAN.
- Tanah
liat itu pantas untuk diinjak-injak,
artinya merendahkan diri serendah-rendahnya dihadapan TUHAN,
tersungkur dihadapan TUHAN dan kita hanya menyembah Dia
(menggunakan mulut hanya untuk menyembah TUHAN). Perkataan kita
hanya untuk menyembah TUHAN => 'Halleuya YESUS, Haleluya
YESUS' Itulah tanah liat. Akhirnya Ayub mencabut
perkataan-perkataannya yang sudah terlalu banyak menyalahkan
orang.
Kalau
kita sudah mengaku sebagai tanah liat (tidak layak, tidak berharga,
tidak berdaya), maka kehidupan kita berada di dalam Tangan TUHAN
Sang Pencipta (Tangan kasih karunia anugerah Sang Pencipta). Ingat
pada kitab Kejadian, tanah liat diambil oleh Tangan TUHAN dan
diciptakan menjadi manusia. Memang tanah liat tidak ada harganya
(tak berarti, tak berharga, tak layak, tak berdaya), tetapi berada
di dalam Tangan Sang Pencipta.
Kalau
berada di dalam Tangan TUHAN, hasilnya yaitu
Yakobus
5: 11,
Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah
bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah
tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan
maha penyayang dan penuh belas kasihan.
Ay
11 => ada pemeliharaan dobel (apa yang hilang dikembalikan dua
kali lipat semuanya).
- Hasil
pertama: Tangan
anugerah TUHAN Sang Pencipta mampu memelihara kita secara dobel (dua
kali lipat),
yaitu
- Secara
jasmani: dari tidak ada menjadi ada. Dari tidak ada manusia (hanya
tanah liat) menjadi ada manusia.
- Secara
rohani: tidak ada anggur menjadi ada anggur; dari hidup yang pahit
getir menjadi hidup yang manis (ada kebahagiaan surga).
- Tanah
liat dibentuk menjadi bejana kemuliaan TUHAN
(Roma 9). Bejana kemuliaan TUHAN adalah kehidupan yang dipakai oleh
TUHAN dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir (kegerakan pembangunan
Tubuh Kristus yang sempurna), itulah Mempelai Wanita Surga. Saya
selalu mengatakan => 'kegerakan doa sudah banyak (doa sekota,
doa sedesa, doa sepenanggungan, doa sedunia bermacam-macam). Doa
sepenanggungan, maksudnya kalau ada gereja dibakar, mari kita berdoa
dan sebagainya. Kegerakan penginjilan setiap hari bahkan setiap saat
ada (lewat televisi dan lewat apa saja), tetapi kegerakan pengajaran
inilah yang sedang ditunggu' Kegerakan pembangunan Tubuh Kristus
yang sempurna = kegerakan Firman Pengajaran. Inilah yang sedang
ditunggu. Dibutuhkan bejana kemuliaan TUHAN, bukan bejana yang
biasa.
- Tangan
anugerah Sang Pencipta mampu menjadikan semuanya baik pada
waktu-Nya.
Waktu TUHAN menciptakan langit bumi
dan isinya, TUHAN berkata => 'semuanya baik' Di dalam Tangan
Sang Pencipta semuanya menjadi baik.
- Yang
terakhir, diciptakan kembali seperti manusia mula-mula, yang sama
mulia dengan TUHAN
= Tangan anugerah Sang Pencipta mampu
menciptakan kita menjadi manusia baru yang sama mulia dengan YESUS,
yang siap untuk menyambut kedatangan-Nya yang ke dua kali. Inilah
kasih karunia TUHAN.
Jemaat
Smirna diijinkan menderita bersama TUHAN, supaya menerima kasih
karunia dari TUHAN. Untuk apa?
Ada
tiga macam kekuatan yaitu:
- kekuatan
prajurit, semua urusan sehari-hari merupakan urusan TUHAN. Urusan
kita hanyalah berjuang; taat dan setia, maka semua kehidupan kita
adalah urusan dari TUHAN Sang Komandan.
- kekuatan
seorang olahragawan, mari mengikuti peraturan perlombaan (berada di
ruangan suci), supaya mendapatkan jubah indah = dipakai oleh TUHAN
sampai mendapatkan mahkota. Kita mendapatkan jubah dan juga kita
mendapatkan mahkota . Terakhir,
- kekuatan
seorang petani, yaitu sabar dan tekun. Hanya mengandalkan Tangan
anugerah TUHAN, jangan andalkan yang lainnya. Tangan anugerah
kemurahan TUHAN Sang Pencipta dapat melakukan apa saja dalam
kehidupan kita.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1