Kita
kembali pada kitab Wahyu 2 dan 3, ini tentang tujuh kali percikan
darah di depan tabut perjanjian, sama dengan tujuh surat yang
ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir (sidang jemaat
akhir jaman), artinya penyucian terakhir yang TUHAN lakukan kepada
tujuh sidang jemaat bangsa kafir (sidang jemaat akhir jaman), supaya
tidak bercacat cela, sempurna seperti YESUS untuk menjadi Mempelai
Wanita Surga. Tujuh sidang jemaat bangsa kafir yang mengalami
percikan darah, yang pertama adalah sidang jemaat di Efesus (Wahyu
2:1-7).
Banyak
kelebihan-kelebihan dari sidang jemaat Efesus, tetapi masih ada
celanya. Sekalipun ada kelebihan tetapi ada cela, tidak sempurna, ini
tidak ada artinya. Biarpun hebat, tetapi bercela, tidak sempurna,
waktu YESUS datang akan ketinggalan. Oleh sebab itu perlu penyucian
terakhir sampai menjadi sempurna seperti YESUS.
Wahyu
2: 4, 7,
4.
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
7.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh
kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari
pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."
Ay
4 => penyucian terakhir kepada sidang jemaat di Efesus, yaitu
harus kembali kepada kasih yang mula-mula. Kalau mau disucikan (mau
kembali pada kasih mula-mula), hasilnya luar biasa (ay 7). Tetapi
kalau tidak mau disucikan, kaki diannya akan diambil (ay 5), berarti
gelap dan binasa.
Ay
7 => jika mau disucikan, hasilnya adalah sidang jemaat Efesus
dapat kembali ke taman Firdaus ALLAH untuk makan buah dari pohon
kehidupan. Kalau makan buah dari pohon kehidupan, berarti mendapatkan
hidup kekal selama-lamanya.
Saya
sudah pernah menerangkan, mengapa dulu setelah Adam dan Hawa berbuat
dosa harus diusir dari taman Firdaus? Sebab kalau dalam keadaan
berdosa makan buah pohon kehidupan, maka dosanya kekal dan binasa
selamanya. Sekarang lewat kasih mula-mula, TUHAN mau mengembalikan
sidang jemaat Efesus (kita semuanya, sidang jemaat akhir jaman) ke
taman Firdaus ALLAH untuk makan buah pohon kehidupan, sehingga kita
mendapatkan hidup kekal = nama tertulis di dalam kitab kehidupan.
Karena ada istilah 'pohon kehidupan', maka kita ingat ada 'kitab
kehidupan' Kalau mau mengalami penyucian terakhir (kembali pada
kasih mula-mula), maka dapat kembali ke taman Firdaus ALLAH. Waktu
murid-murid diutus oleh TUHAN, mereka bahagia dan bersaksi =>
'kami dapat mengusir setan dan sebagainya' Tetapi TUHAN katakan
=> 'Jangan karena itu kamu bersuka cita, tetapi bersuka citalah
kalau namamu tertulis di dalam kerajaan surga (dalam kitab
kehidupan). Kita berusaha, supaya nama kita tertulis dalam kitab
kehidupan.
Sekarang
kita belajar, proses supaya nama tertulis dalam kitab kehidupan
(dapat makan buah pohon kehidupan):
- Filipi
4: 3,
Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia:
tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam
pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku
sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab
kehidupan.
Ay 3 => 'Karena
mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil',
sehingga namanya tertulis dalam kitab kehidupan.
Proses
pertama: kita
harus memperjuangkan ibadah pelayanan lebih dari segala perkara di
bumi.
Bukan berarti tidak boleh
bekerja, sekolah, kuliah, silahkan! Tetapi kita harus memperjuangkan
ibadah pelayanan lebih dari segala perkara di dunia. Sebab TUHAN
sudah memperjuangkan ibadah pelayanan kita sampai mengorbankan
nyawa-Nya bagi kita semuanya. Dulu bangsa Israel tidak boleh
beribadah, karena dihalangi oleh bangsa Mesir (firaun), lalu TUHAN
menghukum Mesir dengan sepuluh hukuman sampai Mesir kalah. Akhirnya
bangsa Israel dapat beribadah. Tetapi bangsa kafir belum. TUHAN
harus rela dihukum sampai mati di kayu salib, untuk membebaskan
bangsa kafir, sehingga bangsa kafir dapat beribadah melayani TUHAN.
nilah sebabnya tadi disebutkan; kita harus memperjuangkan
ibadah pelayanan lebih dari segala perkara di bumi. Sebab TUHAN
sudah memperjuangkan ibadah pelayanan bagi bangsa kafir sampai rela
dihukum di kayu salib bahkan mengorbankan nyawa-Nya. Permisi bicara,
kalau hanya untuk kita dapat kuliah, ilmunya tinggi, kaya, TUHAN
tidak perlu mati di kayu salib. Tetapi TUHAN rela mati supaya bangsa
kafir dapat beribadah, sebab diluar ibadah, semuanya akan sia-sia.
Semua aktifitas di dunia ini, diluar ibadah hanya sia-sia. Ibadah
merupakan satu-satunya aktifitas mulai di bumi sampai membawa kita
ke surga. Dalam Wahyu 22: 3-4, di takhta surga kita tetap beribadah.
Semoga kita dapat mengerti.
Jadi kuliah, kerja, kaya, tanpa
ibadah semuanya sia-sia. Hanya ibadah yang akan membawa kita kepada
kerajaan surga. Semoga kita dapat mengerti.
Kisah
rasul 20: 24,
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku
dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang
ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang
Injil kasih karunia Allah.
Memperjuangkan
ibadah pelayanan lebih dari segala perkara di dunia = menyelesaikan
ibadah pelayanan sampai garis akhir (istilah dalam Kisah rasul) =
kita tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN
sampai garis akhir apapun yang harus kita korbankan. Sampai garis
akhir yaitu sampai meninggal dunia atau sampai kedatangan YESUS yang
ke dua kali. Istilah 'aku tidak menghiraukan nyawa' berarti
apapun harus kita korbankan untuk ibadah pelayanan kepada TUHAN.
Jangankan hanya untuk yang lainnya, nyawanya sendiri tidak
dihiraukan lagi, ini berarti kesungguhan dalam ibadah. Sebab TUHAN
sudah berkorban Nyawa, supaya kita dapat beribadah melayani. Semoga
kita dapat mengerti.
Tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah
pelayanan kepada TUHAN sampai garis akhir apapun yang harus kita
korbankan = kita mempertahankan jubah (jabatan pelayanan) sampai
garis akhir. Inilah proses pertama, supaya nama tertulis dalam kitab
kehidupan; kita dapat makan buah pohon kehidupan dan hidup kekal.
Yang pertama adalah soal ibadah pelayanan. Kita harus berjuang! Kita
berjuang untuk kuliah, saya hargai. Tadi saya bersaksi juga. Anak
saya hobi olahraga dan lain-lain, saya senang. Dia berkata =>
'pa, ini sudah terlambat' Saya katakan => 'bagus' Lalu
saya ingatkan => kalau untuk ibadah juga harus begitu, bahkan
lebih. Jangan hanya untuk perkara jasmani saja, rugi! Jangan hanya
sampai berhenti disitu, yang rohani juga harus demikian. Kalau
tidak, semuanya akan sia-sia. Kita harus berjuang untuk ibadah
pelayanan. Semoga kita dapat mengerti.
Yohanes
4: 34,
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak
Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Ay
34 => 'Makanan-Ku'
=> makanan YESUS.
'menyelesaikan
pekerjaan-Nya' => sampai selesai,
sampai garis akhir.
Tanda-tanda
ibadah pelayanan yang benar (yang berkenan kepada TUHAN):
- Melayani
sampai garis akhir (selesai)
= setia
sampai garis akhir.
- Beribadah
melayani sesuai dengan kehendak TUHAN (Firman ALLAH)
= taat
dengar-dengaran kepada Firman.
Taat
dan setia = memberikan makan kepada TUHAN. Waktu itu murid-murid
mencari makanan di kota untuk YESUS, tetapi YESUS berkata =>
'makanan-Ku bukan itu (yang dibawa murid-murid), makanan-Ku adalah
menyelesaikan pekerjaan-Nya dan melakukan kehendak Dia yang mengutus
Aku' Biarlah hari-hari ini kita berjuang untuk pelayanan, tetapi
pelayanan harus benar (berkenan).
Kalau kita beribadah
melayani dengan taat dan setia = memberi makan YESUS = mengenyangkan
TUHAN; menyenangkan TUHAN; memuaskan TUHAN.
Hasilnya
adalah
- TUHAN
pasti memuaskan kita (TUHAN
memberikan kepuasan yang sejati kepada kita, yaitu kepuasan surga
atau kebahagiaan surga), sehingga kita tidak mencari kepuasan di
dunia sampai jatuh dalam dosa. Kalau kita dapat memuaskan TUHAN,
maka TUHAN juga akan memuaskan kita. Kita akan berbahagia dalam
kehidupan secara pribadi, dalam rumah tangga, dan sebagainya. Kita
tidak perlu lagi mencari kepuasan di dunia, sampai terperosok dalam
dosa dan puncaknya dosa. Contohnya: perempuan Samaria. Kalau haus
(tidak puas), maka akan mencari kepuasan di dunia sampai lima kali
kawin cerai (sampai terperosok), selanjutnya kumpul kebo. Mungkin
tadinya, mencari kepuasan dengan menonton bioskop, macam-macam,
akhirnya terperosok pada dosa kawin mengawinkan. Perempuan ini
tidak pernah puas! Tetapi TUHAN memberikan kepuasan surga.
- Urusan
makan minum adalah urusannya TUHAN,
artinya TUHAN sanggup memelihara kehidupan kita yang tidak berdaya
secara ajaib. Semoga kita dapat mengerti.
Sekali lagi, hidup
kita bukan dari gaji. Tadi dalam ibadah di Malang ada orang yang
bersaksi dengan jelas tentang hal ini. Waktu saya sampaikan Firman
=> 'kita mempunyai gaji, toko, hamba TUHAN punya sidang
jemaat, tetapi kita tidak hidup dari semua itu, melainkan hidup
dari TUHAN' Orang ini sangat marah dalam hatinya => 'ini
penipu, karena jemaatnya sudah banyak, enak saja kalau berbicara
dan orang ini bekerja sebagai pegawai negeri (keuangan) dari tahun
1985, dia punya gaji dua digit dalam juta. Kalau di Indonesia ini
cukup besar. Orang ini berkata => 'ya tidak bisa, tidak
mungkin, saya setiap bulan terima gaji, ini apa yang dibicarakan
(dan ia marah)' Satu waktu TUHAN ijinkan peristiwa di mana
gajinya harus dipotong setiap bulan, sampai nol, bahkan minus.
Selama tiga bulan (dengan gaji minus) dia tidak berani bercerita
kepada saya. Akhirnya orang ini menghadap saya dan berkata =>
'oom saya cabut kata-kata saya, saya menghina Firman. Firman
mengatakan bahwa kita tidak hidup dari gaji, tetapi saya hidup
berdasarkan gaji' TUHAN membuktikan sekarang, bahwa saya dapat
hidup dengan gaji nol. Mungkin sampai hari ini gajinya masih nol.
Ini pegawai tinggi dari tahun 1985, lumayan. Kalau guru ini sudah
senior. Orang ini sampai menjual tahu seharga lima ratus rupiah,
dengan naik sepeda. Sampai sebegitu TUHAN menghajar, supaya tidak
menghina TUHAN. Urusan makan minum merupakan urusan TUHAN, gaji dan
sebagainya hanya sebagai sarana. TUHAN lah yang
menentukan!
Demikian juga saya (maaf ), saya bukan hidup
dari sidang jemaat. Dulu saya tidak punya jemaat, sudah berhenti
bekerja, juga dapat hidup. Ada jemaat enam orang, saya juga dapat
hidup. Berarti hidup kita semuanya berasal dari TUHAN. Itu sebabnya
kita harus memperbaiki pelayanan dengan berjuang dan TUHAN juga
akan berjuang untuk kita.
- Lukas
10:17, 18, 20,
17.
Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan
berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi
nama-Mu."
18.
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh
seperti kilat dari langit.
20.
Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk
kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di
sorga."
Jika kita
memperjuangkan ibadah pelayanan lebih dari semua sampai garis
akhir, hasilnya adalah TUHAN
sedang menuliskan (mengukir) nama kita di dalam kitab kehidupan,
sehingga kita dapat kembali ke Firdaus, kembali makan buah pohon
kehidupan sehingga kita dapat merasakan suka cita surga. Kalau kita
melayani dengan mengomel, bahaya! Ini seperti Yudas yang namanya
dihapus, karena dia sering mengomel. Ada orang yang mengurapi YESUS
(Kepala, Kaki YESUS diurapi) untuk pekuburannya (pelayanan
pembangunan Tubuh Kristus), Yudas mengatakan bahwa ini merupakan
'pemborosan'. Yudas mengamuk, bersungut, berbantah, berkomentar
negatif, akhirnya nama Yudas dihapus. Ini dapat dideteksi.
Kalau
kita beribadah melayani TUHAN terlalu banyak mengomel, mengkritik,
terlalu banyak perhitungan seperti Yudas = nama sedang dihapus
seperti Yudas dan tidak dapat ditulis kembali. Kalau nama sudah
dihapus, tidak dapat ditulis kembali, maka akan digantikan yang
lain (Yudas digantikan oleh Matias). Kalau kita beribadah melayani
dengan suka cita surga, inilah bukti bahwa nama kita sedang diukir
di dalam kitab kehidupan. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
proses pertama, supaya nama kita dapat tertulis di dalam kitab
kehidupan (kita makan buah pohon kehidupan).
- Wahyu
13: 8,
Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu
setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di
dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
Wahyu
13 => binatang yang keluar dari laut = antikris.
Ay 8 =>
'semua orang yang diam di atas bumi akan
menyembahnya' => antikris.
'yaitu
setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di
dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih'
=> jadi kalau menyembah antikris namanya akan dihapus. Berarti
kalau namanya mau tertulis, aka nada proses yang kedua yaitu tidak
menyembah antikris.
Terdapat
dua kelompok atau golongan kehidupan hamba TUHAN, pelayan TUHAN,
anak TUHAN:
- Kelompok
yang disingkirkan ke padang belantara, pada saat antikris berkuasa
tiga setengah tahun di bumi.
Antikris tidak dapat menjamah, bahkan antikris tidak dapat melihat
(dalam terj.lama). Benar-benar dilindungi dan dipelihara oleh
TUHAN, bagaikan Biji Mata TUHAN sendiri. Siapa itu?
Wahyu
11: 1, 2,
1.
Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat
pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah
dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di
dalamnya.
2.
Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar,
janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada
bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat
puluh dua bulan lamanya."
Ay
1 => 'ukurlah Bait Suci Allah'?
Bait Suci adalah ruangan suci dan ruangan maha suci.
'dan
mezbah' =>
mezbahnya hanya satu, itulah mezbah dupa emas.
'mezbah
dan mereka yang beribadah di dalamnya' =>
dalam bahasa Inggris lebih jelas, yaitu mereka yang menyembah di
dalamnya. Inilah penyembahan yang juga diukur.
Ay 2 => 'empat
puluh dua bulan lamanya' => tiga
setengah tahun, inilah masa antikris.
Kelompok (anak TUHAN,
pelayan TUHAN, hamba TUHAN) yang disingkirkan ke padang belantara
yaitu hamba TUHAN, anak TUHAN, pelayan TUHAN yang penyembahannya
memenuhi ukuran sampai tirai terobek (perobekan daging) = taat
dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi. Jadi salah satu
yang diukur adalah penyembahan ('bangunlah
dan ukurlah Bait Suci dan mezbah'). Dalam
tabernakel, sesudah mezbah dupa emas, yaitu pintu tirai (sampai
tirai terobek). Apa ukurannya? Penyembahan harus memenuhi ukuran,
yaitu tirai terobek (perobekan daging) = taat dengar-dengaran
sampai daging tidak bersuara lagi. Ini berarti tidak menyembah
antikris, tidak dijamah oleh antikris, namanya tertulis di dalam
kitab kehidupan. Contoh kehidupan yang taat dengar-dengaran sampai
daging tidak bersuara lagi adalah Abraham. Abraham taat saat
diperintahkan TUHAN untuk menyembelih Ishak anaknya. Kalau
dagingnya masih bersuara => 'ini anak saya, tidak mau'
Daging sudah tidak bersuara lagi (tirai terobek) artinya kita
mengasihi TUHAN lebih dari semuanya (lebih dari isteri, suami,
anak, dari siapapun), sehingga tidak sulit bagi Abraham untuk
mentaati perintah TUHAN. Mungkin bagi kita => 'harus
menyembelih anak..' Sulit. Tetapi kalau sudah mengasihi TUHAN,
tidak akan sulit. Semoga kita dapat mengerti.
Pada hari
Sabtu dalam ibadah kaum muda diterangkan, ada seorang muda kaya dan
baik (memenuhi hukum ALLAH), hanya tinggal satu kekurangannya dan
TUHAN mengatakan => 'juallah kekayaanmu dan ikutlah Aku'
Inilah ujian terakhir (ukuran penyembahan), yaitu taat atau tidak.
Saya katakan kepada kaum muda, padahal perintah TUHAN itu sangatlan
gampang/mudah, kecuali kalau perintah TUHAN saat itu => 'carilah
uang yang banyak, nanti berikan kepada orang' Seperti kesaksian
tadi, berjualan lima ratus rupiah saja tidak laku. Apalagi TUHAN
memerintahkan untuk mencari uang yang banyak, susah. Sedangkan ini
sudah memiliki banyak uang, tinggal dijual saja. Ini gampang, kalau
mengasihi TUHAN lebih dari semuanya. Kalau mengasihi uang, susah
sekali. Tinggal kita mengasihi siapa ? Inilah ukurannya, tirai
terobek.
Kalau kita dapat mengasihi TUHAN lebih dari
semuanya, maka kita dapat taat dengar-dengaran sampai daging tidak
bersuara lagi. Inilah orang yang tidak dapat dijamah oleh antikris
dan juga yang tidak dapat dilihat oleh antikris = tidak akan pernah
menyembah antikris dan namanya tertulis dalam kitab kehidupan. Kita
sekarang ini mengasihi siapa? Himbauan: kita harus tekun dalam
menyembah TUHAN, dan gemar menyembah TUHAN, jangan sampai menyembah
dengan terpaksa! Kalau menyembah dengan terpaksa, satu waktu akan
dipaksa untuk menyembah antikris. Mari tekuni penyembahan secara
pribadi, keluarga, berjemaah. Saudara-saudara saat ini yang
beribadah jarak jauh, tekuni penyembahan bersama-sama. Semoga kita
dapat mengerti.
- Kelompok
yang tertinggal (tidak disingkirkan) pada saat antikris berkuasa
tiga setengah tahun di bumi.
Mengapa mereka dapat tertinggal pada
jaman antikris?
Wahyu
12: 17,
Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi
keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan
memiliki kesaksian Yesus.
Ay
17 => 'hukum-hukum Allah'
=> ada meja roti sajian.
'kesaksian
Yesus' => ada pelita emas.
Tetapi
kurang satu, yaitu tidak ada mezbah dua emas. Kita sudah memiliki
hukum ALLAH (meja roti sajian), kesaksian YESUS (pelita emas),
tetapi tidak memiliki mezbah dupa emas artinya
- Tidak
mau menyembah TUHAN,
- Atau
penyembahannya tidak memenuhi ukuran tirai terobek. Ini berarti
daging masih bersuara. Contohnya seperti Yudas. Kalau berkorban
uang, akan berkata 'itu pemborosan' Inilah yang menjadi
sasaran antikris.
Ada
dua kemungkinan pada kelompok yang tertinggal:
- Menyembah
antikris, karena tidak tahan terhadap siksaan.
Dia tidak tahan disiksa, akhirnya menyembah antikris. Memang
kehidupan itu akan tetap hidup, tidak mengalami hukuman atau
siksaan, tetapi akan menjadi sama dengan antikris untuk masuk
neraka selamanya. Saat YESUS datang kembali ke dua kali, dia juga
akan dibinasakan untuk selamanya.
- Tetap
menyembah YESUS, sekalipun disiksa, dianiaya, sampai dipancung
kepalanya.
Tetapi waktu YESUS datang kembali ke
dua kali, dia akan dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan, menjadi
imam-imam dan raja-raja yang memerintah dalam kerajaan seribu
tahun damai (kembali ke Firdaus). Kerajaan seribu tahun damai,
itulah taman Firdaus ALLAH.
Wahyu
20: 4,
Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di
atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga
melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena
kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak
menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima
tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan
memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa
seribu tahun.
Ay 4 =>
'Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang
telah dipenggal kepalanya' =>
kepalanya sudah dipancung.
'mereka
hidup kembali' =>
dibangkitkan.
'untuk masa seribu
tahun' => kerajaan seribu tahun
damai; Firdaus yang akan datang. Semoga kita dapat mengerti saat
ini.
Banyak
yang kita terima dari pelayanan, tetapi jangan hanya puas sampai
disana, tetapi sampai nama tertulis di dalam kitab kehidupan. Inilah
perjuangan kita sekarang! Perjuangan di dunia, contohnya: yang
sekolah menengah pertama akan berjuang supaya namanya tertulis di
sekolah menengah umum favorit, dan yang sekolah menengah umum akan
berjuang supaya namanya tertulis di universitas negeri yang
terkenal. Saat nama kita tertulis, senang, ini baik. Tetapi belum
apa-apa dibandingkan dengan nama tertulis dalam kitab kehidupan.
Inilah perjuangan kita yang terakhir.
Kita berjuang dalam
ibadah pelayanan sampai garis akhir. Pertahankan semuanya! Kedua,
berjuang untuk tidak menyembah antikris. Sekarang kita harus
menyembah TUHAN sampai memenuhi ukuran, yaitu tirai terobek (daging
tidak bersuara). Mari banyak menyembah TUHAN hari-hari ini.
- Wahyu
21: 27,
Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang
yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya
tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.
Ay
27 => tidak boleh ada orang najis, dusta, keji (jahat). Ini
berarti tidak ada dosa; mengalami pelayanan pendamaian oleh Imam
Besar.
Proses ketiga:
mengalami
pelayanan pendamaian oleh Imam Besar.
Kita berjuang dalam ibadah pelayanan
kepada TUHAN, berjuang dalam penyembahan dan kita berjuang supaya
mengalami pelayanan pendamaian oleh Imam Besar.
Dalam
perjanjian lama (tabernakel), pelayanan pendamaian dilakukan oleh
Harun sebagai imam besar. Harun satu tahu satu kali masuk ke ruangan
maha suci (dalam ruangan maha suci terdapat tabut perjanjian) dengan
membawa dupa dan darah binatang. Kemudian darah itu dipercikkan
diatas tabut sebanyak tujuh kali (untuk YESUS) dan dipercikkan tujuh
kali didepan tabut (untuk kita, dalam Wahyu 2-3). Tabut menunjuk
kita dan tutupnya menunjuk YESUS. Begitu dipercikkan darah dua kali
tujuh, maka dosa diampuni dan terjadi shekinah glory. Dosa jenis apa
saja seperti dosa pribadi, dosa keluarga, diampuni semuanya dan
terjadi sehekinah glory (sinar kemuliaan).
Dalam perjanjian
baru, pelayanan pendamaian dilakukan oleh YESUS sebagai Imam Besar
dengan membawa dupa dan Darah-Nya sendiri. Ini bedanya. Kalau dulu
dengan darah binatang, dalam perjanjian baru dengan Darah YESUS.
Pelayanan pendamaian selalu ditandai dengan dupa dan darah. Dupa
menunjuk doa penyembahan dan darah menunjuk percikan darah.
1
Yohanes 2: 1,2,
1.
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan
berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai
seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
2.
Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk
dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Ay
1 => 'kita mempunyai seorang pengantara
pada Bapa' => seorang pengantara =
pendamai. Dalam terjemahan lama 'pengantara' = Juru Syafaat.
Jadi ayat 1 ini tentang dupa, yaitu doa syafaat dari YESUS sebagai
Imam Besar.
Doa
syafaat dari YESUS sebagai Imam Besar, yaitu
- Doa
pengampunan atas dosa-dosa.
Kalau kita jatuh dalam dosa, YESUS berdoa untuk pengampunan dosa,
supaya kita dapat mengaku dosa dan diselesaikan. Kalau kita mengaku
dosa, maka semua dosa akan diampuni.
- Doa
supaya kita tidak berbuat dosa.
Inilah doa YESUS sebagai Juru syafaat; ada dupa yang dinaikkan.
Kalau kita sudah jatuh dalam dosa, ada doa pengampunan dosa, supaya
kita jangan dihukum. Selanjutnya, doa supaya kita tidak jatuh dalam
dosa. Saya seringkali mengatakan, ini seperti Dia mengulurkan
Tangan kepada kita, untuk menarik kita (jangan jatuh dalam dosa,
ditarik terus keatas).
Kemudian
darah (percikan darah), pada ayat 2.
Ay 2 => 'Dan
Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita'
=> pendamaian = percikan darah.
Percikan darah yaitu
sengsara daging (salib).
Ada
dua tingkatan percikan darah:
- 1
Petrus 4: 1, 2,
1.
Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun
harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --
karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah
berhenti berbuat dosa --,
2.
supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan
manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
Sengsara
daging untuk berhenti berbuat dosa dan hidup menurut kehendak ALLAH
(hidup dalam kebenaran).
Sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa = bertobat (mezbah
korban bakaran). Mari sesudah diampuni, stop untuk berbuat dosa
(bagaikan dosa-dosa dibakar). Sesudah itu sengsara daging untuk
masuk kuburan, itulah baptisan air. Sudah mati, harus dikubur. Mari
masuk baptisan air, supaya kita mendapatkan hidup baru (hidup dalam
kebenaran). Ini sengsara daging bersama YESUS yang paling enak
(paling ringan). Tinggal masuk ke dalam air, bawa satu stel
pakaian, sudah itu saja. Mungkin hanya kedinginan saja (di Malang
dingin), tidak ada air panasnya. Kalau sengsara daging masuk
baptisan air tidak mau, lalu bagaimana mau sengsara daging yang
lainnya. Semoga kita dapat mengerti.
- 1
Petrus 4: 12-14,
12.
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api
siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu
yang luar biasa terjadi atas kamu.
13.
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat
dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan
bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
14.
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab
Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Percikan
darah ke dua adalah
sengsara
daging tanpa dosa.
Tadi sengsara daging untuk stop berbuat
dosa dan masuk dalam baptisan air (hidup dalam kebenaran). Mau stop
berbuat dosa dan hidup benar = sengsara. Banyak
kesaksian-kesaksian, salah satunya dosa merokok. Ini susah.
Pengalaman saya dengan almarhum ayah saya, berhenti merokok itu
susah (sengsara). Begitu berhenti merokok, beliau tidak dapat
bangun dari tempat tidur selama tiga hari. Lalu saya berikan
nasihat => 'merokok lagi saja sedikit-sedikit' Waktu itu
saya belum menjadi hamba TUHAN. Lalu kita berdoa terus, satu tahu
kemudian, saat liburan kami pulang, tahu-tahu ayah saya berkata =>
'merasa pahit saat merokok' Akhirnya sudah stop merokok. Kalau
dari TUHAN langsung, stop (selesai). Tidak perlu makan permen dan
sebagainya, nanti malah sakit kencing manis. Kalau dari TUHAN,
tidak perlu syarat, dan semuanya menjadi selesai.
Sengsara
daging tingkat kedua, itulah sengsara daging tanpa dosa. Contohnya
seperti YESUS, tidak berdosa tetapi IA harus disalibkan. Sengsara
daging tanpa dosa, supaya kita mengalami Roh Kemuliaan (sinar
kemuliaan) yang mengubahkan kehidupan kita dari manusia daging
menjadi manusia rohani seperti YESUS. Sudah tidak berbuat dosa dan
hidup benar, mengapa mengalami sengsara? Supaya kerohanian kita
dapat meningkat, terjadi keubahan (pembaharuan dari manusia daging
menjadi manusia rohani seperti YESUS).
Efesus
4: 24-26,
24.
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak
Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
25.
Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang
lain, karena kita adalah sesama anggota.
26.
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah
matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
Ini
tentang manusia baru/manusia rohani seperti YESUS. Mari mengalami
sengsara daging yang ringan terlebih dahulu, yaitu masuk baptisan
air, tetapi setelah kita masuk ke dalam baptisan dan hidup benar,
kita masih harus mengalami sengsara lagi. Seperti YESUS setelah
baptisan air, dibawa ke padang gurun, menghadapi
pencobaan-pencobaan. Sekali-pun kita sudah dibaptis, hidup benar,
dosa sudah dibuang, mengapa saya sengsara lagi?' Ini sudah
sengsara tingkat kedua, yaitu sengsara tanpa dosa, supaya terjadi
pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti
YESUS. Pembaharuan dimulai dari tidak berdusta lagi dan tidak marah
tanpa kasih. Marah boleh, kalau ada sebabnya atau marah dengan
kasih untuk menolong (mengangkat orang yang kita marahi).
Yang
tidak boleh adalah marah tanpa kasih; marah dengan emosi sampai
pertengkaran, kebencian dan sebagainya. Seperti yang tertulis pada
ayat 26 => 'sampai matahari terbenam' Matahari terbenam
bukan ukuran waktunya. Kalau orang membaca alkitab dan tidak
mengerti, maka ini yang akan dipraktikkan demikian. Saya pernah
berkotbah di sebuah bank swasta di Surabaya tentang ibu hamil
('celakalah ibu hamil..').
Setelah saya terangkan, ada seorang direktur bank berkata =>
'terima kasih oom, sebab saya menyuruh isteri saya supaya jangan
hamil, TUHAN mau datang, ternyata bukan begitu maksudnya' Saya
juga pernah berkhotbah di bank terkenal di Malang (bank negara)
tentang 'marah sampai matahari terbenam' Supaya lama, mulai
subuh saja marahnya, bukan begitu maksudnya. Ternyata saat pulang
ibadah, ada yang berkata => 'pak, betul saya begitu pak'
Kalau saya sudah marah, dari subuh saya bangunkan biar sampai
matahari terbenam. Benar! ini pernah kejadian. Padahal termasuk
orang golongan tinggi, kalau tidak mengerti Firman tentu akan
menjadi seperti itu. Itu sebabnya bagi orang yang tidak mengerti
Firman akan mudah disesatkan (mudah diombang-ambingkan oleh
pendeta). Kita harus berhati-hati dan harus teguh dalam pengajaran
yang benar.
'Jangan marah sampai matahari terbenam'
artinya jangan marah tanpa kasih. Marah boleh, jika ada sebabnya
dan marah dengan kasih untuk menolong orang yang kita marahi. Tidak
boleh marah dengan emosi, sampai merugikan, timbul pertengkaran dan
kebencian. Contohnya seperti Petrus. Sekali lagi, kalau saya
mengatakan 'Petrus', maka langsung saya berpikir => 'siapa
saya?' Jangan merasa lebih dari Petrus. Banyak yang jatuh, karena
seringkali kita begitu (merasa lebih dari Petrus). Petrus pernah
berdusta; menyangkal TUHAN sebanyak tiga kali. Petrus pernah marah
tanpa kasih; memotong telinga Malkus. Inilah marah dengan emosi,
merugikan orang. Kalau Petrus yang hebat dapat berbuat seperti itu,
lalu siapa saya? Kita pasti dapat berbuat seperti Petrus. Oleh
sebab itu perlu dupa dan darah. Kita banyak menyembah supaya kuat
dalam menghadapi percikan darah; sengsara untuk berhenti berbuat
dosa (stop berbuat dosa, masuk baptisan air, hidup benar), setelah
itu sengsara untuk berubah (supaya tidak dusta lagi, dan tidak
marah tanpa kasih). Mari kita berubah saat ini.
Kalau
kita sudah mengalami keubahan (tidak ada dusta dan tidak marah tanpa
kasih), satu waktu tidak ada dosa (tidak bercela), berarti kita
sudah sempurna dan menjadi Mempelai Wanita-Nya. Inilah pelayanan
pendamaian dupa dan percikan darah. Kalau dosa sudah diperdamaikan,
maka pertolongan TUHAN akan menjadi nyata. Dosa inilah yang
menghalangi kita dengan TUHAN (memisahkan kita dengan TUHAN). TUHAN
berfirman => 'telinga Ku tidak kurang tajam untuk mendengar,
tangan Ku tidak kurang panjang untuk diulurkan (menolong)' Tetapi
kalau ada dosa, maka ada pemisah. Saat ini kalau kita mau mengalami
pelayanan pendamaian Imam Besar dengan dupa dan darah (Dia berdoa
dan Dia percikkan darah), mari lepaskan dosa-dosa, mari berubah.
Kalau sudah mengalami pelayanan pendamaian, pasti mengalami uluran
Tangan TUHAN untuk menolong kita. Disinilah kuncinya. Kalau kita mau
diperciki dengan darah, maka pertolongan TUHAN akan benar-benar
menjadi nyata.
Ibrani
2: 17, 18,
17.
Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan
saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas
kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh
bangsa.
18.
Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka
Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Ay
17 => kalau dosa sudah diperdamaikan; tidak ada dusta, tidak ada
marah tanpa kasih (emosi), maka terjadi ayat 18.
Ay 18 =>
menolong tepat pada waktunya (Ibrani 4).
Kalau kita mengalami
pelayanan pendamaian (penyelesaian dosa dan pembaharuan), maka kita
akan mengalami uluran Tangan Imam Besar Yang setia dan penuh belas
kasihan untuk dapat menolong kita tepat pada waktunya. Istilah
'dapat' berarti tidak dapat dibatasi oleh apapun juga, bahkan
yang sudah matipun dapat dibangkitkan. Istilah 'tepat pada
waktunya' berarti tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat.
Yang penting mau mengalami percikan darah saat ini.
Dalam
pelayanan pendamaian memang harus mengalami percikan darah
(sengsara), tetapi kalau banyak menaikkan doa, kita akan kuat. Di
mulai dari bertobat terlebih dahulu, kemudian hidup benar. Sesudah
hidup benar, masih diperciki darah, seperti disalahkan, sengsara
karena YESUS. Inilah sengsara tanpa dosa, supaya kita berubah
(Shekinah Glory). Kalau terjadi pendamaian (dosa diselesaikan,
terjadi keubahan hidup), kita merasakan uluran Tangan Imam Besar
Yang setia dan penuh belas kasihan untuk dapat menolong kita tepat
pada waktunya. Istilah 'dapat dan tepat' berarti tidak dapat
dibatasi oleh apapun juga dan menghapus segala kemustahilan. Semoga
kita dapat mengerti.
Waktu Petrus akan tenggelam, ia ditolong
oleh TUHAN ('dapat dan tepat waktu'). Waktu Petrus tenggelam,
kalau tidak ditolong tepat waktu, maka ia sudah hilang. Harus tepat
waktu! Kalau Petrus mau dibaharui, diubahkan (mengalami pelayanan
pendamaian Imam Besar), maka 'dapat dan tepat waktu'
Matius
14: 23, 29-31,
23.
Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas
bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia
sendirian di situ.
29.
Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan
berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
30.
Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai
tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
31.
Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai
orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
Ay
23 => 'Yesus naik ke atas bukit'
=> gambaran bukit Golgota (percikan darah).
'untuk
berdoa seorang diri' => dupa. Dupa dan
darah, inilah pelayanan Imam Besar.
Saat ini ada pelayanan
Imam Besar. Dosa harus diselesaikan, pembaharuan harus terjadi
(manusia daging menjadi manusia rohani), maka uluran Tangan TUHAN
akan dinyatakan kepada kita (dapat menolong dan tepat pada
waktunya). TUHAN tidak pernah menipu kita. Yakinlah! Dia sudah
mengalami percikan darah; mati di kayu salib dan sampai hari ini Dia
berdoa, mengulurkan Dua Tangan kepada kita. Apapun keadaan kita,
TUHAN akan tolong, asalkan kita mengalami pelayanan pendamaian
(mengalami percikan darah). Bukan hanya menolong kita, tetapi
pelayanan pendamaian dapat menuliskan nama kita di dalam kitab
kehidupan.
Waktu belum ada tabernakel, belum ada imam besar
Harun, bangsa Israel menyembah lembu emas (dosa yang besar), lalu
Musa naik ke gunung => 'aku akan berusaha mendamaikan kamu
dengan TUHAN'. Musa adalah (gambaran TUHAN YESUS) gembala manusia
yang dipercaya TUHAN. Itu sebabnya penggembalaan itu penting! Kalau
penggembalaan tidak penting, hari ini saya tidak akan ada disini,
lebih baik saya gantikan dengan orang lain, susah-susah untuk dapat
sampai ditempat ini sampai kecapekan di jalan. Lebih baik saya
berkhotbah tiga kali daripada menunggu di jalan. Ini susah! Tetapi
karena tugas sebagai gembala (doa penyahutan). Itu sebabnya doakan
saya supaya saya bersungguh-sungguh, dan saya tidak berhutang darah.
Dulu saya tidak mau menjadi gembala, karena saya tahu itu berat.
Tetapi TUHAN sudah tetapkan harus menjadi gembala. Semoga kita dapat
mengerti.
Keluaran
32: 30-33,
30.
Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini
telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap
TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu
itu."
31.
Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa
ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas
bagi mereka.
32.
Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan
jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah
Kautulis."
33.
Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa
kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam
kitab-Ku.
Ay 32 => inilah
seorang gembala, tanggung jawabnya berat. Dia rela namanya dicoret,
asal nama jemaat di tulis dalam kitab kehidupan. Doakanlah kami
sebagai gembala, agar sampai dapat memiliki kasih yang benar
(mengasihi TUHAN dan mengasihi sidang jemaat). Musa sampai demikian,
dia pertaruhkan namanya sendiri => 'kalau tidak diampuni, lebih
baik namaku yang dicoret, mereka yang ditulis' Namun TUHAN tidak
mau begitu.
Ay 33 => tidak boleh tukar-tukar. Soal dosa
itu tidak boleh melempar-lempar dan tidak boleh tukar-tukar tempat.
Harus pertanggung jawabkan sendiri-sendiri. Dosa tidak boleh
lempar-lempar (dosa itu pribadi), sebab itu kalau suami yang salah
jangan dilempar ke isteri => 'kamu kurang perhatian, kurang
ini..' Jangan! Yang boleh, dosa harus diakui dan diperdamaikan
oleh Imam Besar.
Waktu itu Israel dalam keadaan berdosa
besar, tetapi Musa naik ke gunung untuk mengadakan pendamaian. Musa
dengan tongkatnya gambaran TUHAN YESUS sebagai Gembala Agung. Musa
juga gambaran gembala manusia, dia menuntun bangsa Israel ke padang
gurun untuk beribadah kepada TUHAN. Ini sama-sama. Saya sudah
mengatakan => 'dari atas, Gembala Agung menarik dengan doa
syafaat dan dari bawah, gembala manusia menjunjung dengan doa
penyahutan' Betapa indahnya hidup yang tergembala dengan benar dan
baik, sebab benar-benar tidak dapat jatuh, dan juga sampai nama
tertulis di dalam kitab kehidupan. Itulah penggembalaan, sampai
terakhir. Betapa puasnya! Doakan saya jangan menjadi gembala pandir,
gembala pedagang yang hanya menjual domba. Tidak mau memberi makan,
tetapi terus meminta uang (hanya mencari yang jasmani), jangan!
Tetapi biarlah menjadi gembala yang sungguh-sungguh!
Kepuasan
dari seorang gembala, adalah kalau dapat melayani sampai garis akhir
(sampai orang tersebut meninggal). Kalau orang tersebut meninggal
dunia, dia meninggal dunia dengan keadaan yang siap, yang baik.
Betapa hati ini tidak sedih, tetapi berbahagia => 'terima kasih
TUHAN sudah lunas, sudah selesai' Hati ini yakin => 'dia
sudah selesai dan berhadapan dengan TUHAN' Nama tertulis dalam
kitab kehidupan, buktinya apa? Sekarang ini nama kita tertulis atau
tidak?
Bukti
nama kita tertulis dalam kitab kehidupan adalah:
- hati
damai sejahtera (mengalami pelayanan pendamaian)
- tidak
ada lagi kekuatiran,
- tidak
ada lagi ketakutan,
- tidak
ada lagi kepahitan,
- tidak
ada lagi kenajisan,
- tidak
ada lagi kebencian, yang ada hanyalah mengalami kasih TUHAN Yang
besar.
Hati
damai sejahtera, yaitu:
- tidak
merasakan apa-apa lagi yang daging rasakan.
- daging
sering kuatir,
- sering
membenci,
- sering
pahit,
- sering
letih lesu dan sebagainya, sudah tidak ada lagi, yang ada hanyalah
merasakan kasih ALLAH yang besar. Inilah buktinya nama sudah
tertulis dalam kitab kehidupan (hati damai dan semuanya enak dan
ringan).
Kalau
kita berada di dalam pencobaan, menghadapi angin gelombang, semuanya
enak dan ringan, inilah nama tertulis dalam kitab kehidupan. Kalau
hidup kita letih lesu, berbeban berat, gawat, sebab nama belum
tertulis dalam kitab kehidupan. Tetapi kalau sudah merasa damai
sejahtera, semuanya menjadi enak dan ringan (mungkin masih ada
tanggungan, tetapi semuanya sudah diserahkan kepada TUHAN, semuanya
sudah enak dan ringan), itulah nama tertulis dalam kitab kehidupan.
Jika TUHAN datang kembali ke dua kali, kita benar-benar bersama
dengan Dia. Hari-hari ini perjuangkan untuk ibadah pelayanan lebih
dari segala sesuatu, mari berjuang untuk menyembah TUHAN (jangan
menyembah antikris) dan mengalami pelayanan pendamaian, maka nama
tertulis dalam kitab kehidupan. Hadapi lautan yang bergelora dengan
hati damai, sebab TUHAN ada disana. TUHAN berkata: 'diam dan
tenang' Semuanya tenang. Kita mohon hati yang damai sejahtera pada
saat ini. TUHAN ada bersama kita dan kita berada di dalam Tangan
TUHAN.
TUHAN memberkati kita semuanya.1