Kita
masih berada di dalam kitab Wahyu 2-3, dalam susunan tabernakel
menunjuk tentang tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian.
Ini sama dengan tujuh surat yang ditujukan kepada tujuh sidang jemaat
bangsa kafir (tujuh sidang jemaat akhir zaman). Tujuh kali percikan
darah adalah penyucian terakhir yang TUHAN lakukan kepada tujuh
sidang jemaat bangsa kafir (sidang jemaat akhir zaman) supaya menjadi
sempurna seperti YESUS.
Tujuh
sidang jemaat yang mengalami percikan darah yang pertama adalah
sidang jemaat di Efesus (Wahyu 2:1-7).
Wahyu
2: 4, 7,
4.
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
7.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh
kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari
pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."
Ay
4 => sidang jemaat Efesus memiliki banyak kelebihan-kelebihan,
tetapi ada celanya, yaitu kehilangan kasih mula-mula. Jadi ayat 4 ini
tentang penyucian terakhir bagi sidang jemaat Efesus yaitu supaya
kembali kepada kasih mula-mula.
Ay
7 => Jika sidang jemaat Efesus mau kembali pada kasih mula-mula
(menerima penyucian terakhir), maka sidang jemaat Efesus juga akan
kembali ke taman Firdaus ALLAH = makan buah pohon kehidupan. Jadi
taman Firdaus dikaitkan dengan makanan rohani. Hati-hati, persoalan
makanan rohani, itu persoalan apakah kita dapat kembali ke Firdaus
atau tidak!
Sekali
lagi, makanan rohani menentukan apakah kita dapat ke Firdaus atau
tidak. Oleh sebab itu makanan rohani harus diperhatikan. Ini bukan
berarti kita eksklusif atau mau benar sendiri, tidak! Tetapi kita
harus menjaga dengan sungguh-sungguh sebab makanan rohani berkaitan
dengan taman Firdaus ALLAH (makan buah kehidupan).
Kejadian
2: 8, 9,
8.
Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur;
disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
Lalu
TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, (1)yang
menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan (2)pohon
kehidupan di tengah-tengah taman itu, (3)serta
pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Ada
tiga macam pohon buat-buahan di taman Firdaus ALLAH (tiga macam
makanan rohani), antara lain:
- Pohon
yang buahnya dapat (baik) dimakan dengan bebas.
Perintah TUHAN kepada Adam dan Hawa
=> 'semua buah pohon dalam taman boleh kamu makan buahnya
dengan bebas' Bebas artinya dalam urapan Roh Kudus. Pohon yang
buahnya dapat dimakan dengan bebas, menunjuk Firman ALLAH yang kita
makan dalam kebaktian umum (ibadah raya). Dalam tabernakel kebaktian
umum dilambangkan dengan pelita emas (Mazmur 119: 105)
Mazmur
119: 105,
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Ay
105 => Kebaktian umum dilambangkan dengan pelita emas.
Makan
nasi itu lewat mulut, sampai di lambung dan seterusnya. Makan Firman
ALLAH = mendengar Firman ALLAH dengan sungguh-sungguh sampai
dengar-dengaran pada Firman ALLAH (mempraktikkan Firman
ALLAH).
Kalau
kita makan Firman ALLAH dalam kebaktian umum; mendengar dan
dengar-dengaran kepada Firman ALLAH, maka Firman ALLAH menjadi:
- 'pelita
bagi kaki ku' artinya supaya
kita tidak tersandung dan terjatuh dalam kegelapan dunia akhir
zaman.
- 'terang
bagi jalan ku' artinya memberikan
arah supaya kita tidak tersesat (tidak terhilang) di padang gurun
dunia akhir zaman ini, tetapi kita sampai kepada tujuan yaitu kota
terang (Yerusalem Baru atau kerajaan surga yang kekal).
Di kota terang tidak perlu matahari lagi.
- Pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat,
sekarang menunjuk Firman ALLAH yang dapat kita makan dalam kebaktian
pendalaman Alkitab dan perjamuan suci (pengetahuan = pengertian).
Dalam tabernakel ini dilambangkan dengan meja roti sajian. Dalam
bentuk roti = Firman pengajaran. Pada meja roti sajian terdapat dua
susun roti, masing-masing susun terdiri atas enam roti (enam-enam).
Angka enam-enam menunjuk alkitab (enam puluh enam kitab dalam
alkitab) = Firman pengajaran yang benar.
Firman ALLAH yang
dapat kita makan dalam kebaktian pendalaman Alkitab dan perjamuan
suci, yaitu Firman pengajaran yang benar yang memberikan pengertian
yang lebih mendalam tentang Pribadi YESUS, sehingga kita dapat
mengenal Pribadi YESUS dengan lebih jelas. Semakin hari semakin
jelas. Kita mengenal YESUS sebagai Juruselamat, Tabib, Penolong,
Bapa Yang Baik, boleh semuanya, tetapi harus lebih jelas, yaitu
sampai mengenal Pribadi YESUS sebagai Raja segala raja, Mempelai
Pria Surga (Kepala). Dalam ibadah pendalaman Alkitab, pengenalan
kita kepada Pribadi YESUS akan lebih ditingkatkan.
Kalau
sekarang kita hanya mengenal YESUS sebagai Tabib, akan berbahaya!
Saat kita sakit, kita datang kepada YESUS. Setelah sembuh, kita
tidak membutuhkan Tabib lagi = Ini dapat melupakan TUHAN. Banyak
orang-orang di rumah sakit yang tidak mengenal YESUS, lalu didoakan
=> 'mari percaya YESUS, Dia sebagai Tabib' Jawabannya =>
'Ya, percaya' Setelah sembuh, tidak mau lagi datang kepada YESUS
(orang yang sembuh tidak membutuhkan tabib lagi). Sebab itu harus
ada pendalaman Alkitab, pengenalan akan Pribadi YESUS ditingkatkan
lebih jelas lagi, sampai mengenal YESUS sebagai Raja segala raja,
Mempelai Pria Surga (Suami = Kepala), sehingga kita selalu
membutuhkan Dia. Kalau kita mengenal YESUS sebagai Mempelai Pria
Surga (Kepala), baik sehat atau sakit, miskin atau kaya, kita akan
selalu membutuhkan YESUS. Kalau hanya mengenal YESUS sebagai Pemberi
berkat, kalau miskin kita membutuhkan YESUS, tetapi setelah kaya
tidak membutuhkan YESUS lagi.
Ada orang yang kaya, berkata =>
'kalau saya mengenal YESUS supaya kaya, untuk apa? Saya sekarang
sudah kaya, ia tidak mau mengenal YESUS. Tetapi kalau mengenal YESUS
sebagai Kepala, Mempelai Pria Surga, baik miskin atau kaya, apapun
keadaan kita selalu membutuhkan YESUS. Jadi kebaktian pendalaman
Alkitab itu penting! Kalau ibadah hari Minggu dilambangkan dengan
pelita (menjadi pelita bagi kaki, terang bagi jalan), ini bagaikan
penginjilan.
Tetapi dalam kebaktian pendalaman Alkitab, ada
Firman pengajaran yang akan mendewasakan (menumbuhkan) kerohanian
kita, sehingga kita mengenal YESUS semakin jelas, lebih jelas lagi
sampai mengenal YESUS sebagai Raja segala raja, Mempelai Pria Surga
(Kepala) sehingga:
- Kita
selalu membutuhkan Dia apapun keadaan kita dan kita selalu menyatu
dengan Dia (tidak boleh terpisah sedikitpun). Kepala dengan tubuh
tidak boleh terpisah sedikitpun. Kalau kita mengenal YESUS sebagai
Mempelai Pria, inilah yang mendorong kita untuk sungguh-sungguh
setia. Kalau mengenal YESUS sebagai Bapa Yang Baik, begitu kita
butuh duit kita datang kepada YESUS, setelah diberikan duit, kita
tidak membutuhkan YESUS lagi. Mau ibadah malas, karena semua
kebutuhan sudah ada. Jadi ada penginjilan dan ada juga pengajaran.
Penginjilan harus ditingkatkan kepada pengajaran. Semoga kita
mengerti.
- Kalau
kita semakin jelas mengenal YESUS sampai mengenal YESUS sebagai
Mempelai Pria Surga, Kepala (puncaknya), maka kita juga mengenal
diri sendiri. Lewat pemberitaaan Firman pengajaran, kita semakin
jelas mengenal YESUS, betapa YESUS benar, suci, sempurna dan kita
semakin jelas mengenal diri sendiri dalam kekurangan-kekurangan
kita. Kita banyak diperiksa, mari tinggalkan kekurangan-kekurangan.
Saat Firman disampaikan, akan lebih jelas lagi, YESUS mulia dan
kita yang hina (banyak kekurangan).
- Kita
juga mengenal setan dengan tipu dayanya. Kita tidak perlu belajar
tentang setan atau neraka secara khusus. Kalau ada Firman
pengajaran yang benar, maka kita akan mengenal Pribadi YESUS lebih
jelas, mengenal YESUS sebagai Mempelai Pria Surga, maka kita juga
akan mengenal setan lebih jelas lagi dengan segala tipu dayanya dan
kita tidak mungkin diperdaya oleh setan seperti Hawa. Semoga kita
dapat mengerti.
Inilah
makanan-makanan kita di dalam taman Eden. Sekarang dalam ibadah kita
disediakan makanan rohani. Ibadah hari Minggu, Firman menjadi pelita
dan terang bagi kita. Ibadah pendalaman alkitab; buah pengetahuan
baik dan jahat memang menunjuk taurat, tetapi taurat sudah
digenapkan. Dulu memang tidak boleh dimakan, tetapi sekarang sudah
digenapkan oleh YESUS, sehingga menjadi pengajaran yang harus kita
makan (supaya kita lebih jelas mengenal YESUS).
Mazmur
119: 11,
Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa
terhadap Engkau.
Kalau kita
makan Firman pengajaran yang benar = mendengar dan dengar-dengaran
pada pengajaran yang benar, maka Firman pengajaran yang benar akan
tertanam atau tersimpan dalam hati, menjadi iman yang teguh di dalam
hati (menjadi rem), supaya kita tidak berbuat dosa. Dalam ibadah
pendalaman Alkitab, iman kita semakin teguh. Inilah pentingnya
ibadah pendalaman alkitab. Semakin mendalam mengenal YESUS, iman
kita semakin dalam, semakin teguh. Semoga kita dapat mengerti.
Iman
yang teguh dalam hati, menjadi rem, sehingga kita tidak mau berbuat
dosa apapun resiko yang kita hadapi. Contoh di Alkitab yaitu Yusuf.
Yusuf tidak mau berbuat dosa. Yusuf dihadapkan kepada isteri Potifar
(ada kesempatan, ada resiko dipenjara), Yusuf tetap tidak mau
berbuat dosa, sebab ada remnya (ada iman semakin yang teguh dalam
hati). Dosa itu semakin memuncak. Kalau iman kita tidak semakin
teguh (tidak semakin meningkat), tidak akan kuat. Contohnya: kalau
kendaraannya semakin besar, maka remnya juga semakin besar (rodanya
semakin besar, kampas remnya semakin besar). Kalau rodanya besar,
kampas remnya kecil, tidak akan dapat berhenti dan terus jalan
sampai menabrak. Mari, dalam ibadah pendalaman alkitab, iman kita
akan semakin meningkat.
Kalau dosa semakin meningkat dan iman
semakin meningkat akan seimbang (ada rem yang tetap kuat). Kita
tidak akan berbuat dosa apapun resikonya. Seperti Yusuf saat
menghadapi babel (dosa kenajisan), Sadrakh, Mesakh, Abednego saat
menghadapi pengajaran palsu dan penyembahan palsu, mereka tidak mau
berbuat dosa. Inilah iman yang teguh. Semoga kita dapat mengerti.
- Buah
pohon kehidupan yang ada ditengah-tengah taman Firdaus.
Inilah Firdaus. Manusia diciptakan
menurut Gambar ALLAH, kemudian di tempatkan di Firdaus, langsung ada
makanan. Yang ditunjukkan adalah makanan. Inilah yang nomor satu.
Makanan rohani ini menentukan, kita bersuasana Firdaus atau kutukan.
Biarpun kita dikatakan kebenaran sendiri, mau sendiri saja,
eksklusif, terserah! yang penting sesuai dengan Firman. Kalau tidak
sesuai Firman, biarpun ramai-ramai, itu berbahaya. Biarpun sendiri
tetapi sesuai dengan Firman, tetap kita pertahankan. Semoga kita
dapat mengerti.
Buah pohon kehidupan yang ada ditengah-tengah
taman Firdaus, sekarang menunjuk Firman ALLAH yang dapat kita makan
dalam kebaktian doa penyembahan (sari-sari makanan). Dalam
tabernakel dilambangkan dengan mezbah dupa emas. Tadi Firman dalam
kebaktian umum, makan secara umum. Kemudian dalam pendalaman
Alkitab, digiling (diperhalus) terus, sampai jadi sari-sari makanan.
Dalam doa penyembahan, kita tinggal menyerap sari-sari makanan, ini
sama dengan Sifat YESUS menjadi tabiat dalam kehidupan kita (Sifat
YESUS yang mulia masuk dalam kehidupan kita), sehingga satu waktu
kita menjadi sempurna sama mulia dengan Dia. Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah
tiga macam makanan di taman Firdaus, sekarang menunjuk ketekunan
dalam tiga macam ibadah. Bisa disimpulkan, jadi untuk kembali ke
taman Firdaus ALLAH, maka kita harus tekun makan Firman ALLAH dalam
tiga macam ibadah pokok = masuk ketekunan dalam tiga macam ibadah
pokok/ketekunan dalam kandang penggembalaan/masuk ruangan suci
(pelita emas, meja roti sajian, mezbah dupa emas). Ini sama dengan
makan Firman penggembalaan atau tergembala dengan benar dan baik.
Tergembala itu mulai dari gembala dan domba-domba semuanya. Kehidupan
yang tergembala dengan benar dan baik, bukan dilihat dari aktif
berkorban, aktif melayani, ini belum tentu! Yudas aktif melayani,
bendahara (kepercayaan TUHAN), akhirnya Yudas mengkhianati YESUS,
karena tidak makan Firman. TUHAN berkata => 'siapa mencelupkan
tangannya bersama Aku, dialah itu' Yudas menjawab => 'bukan
aku' Ini karena Yudas tidak makan Firman. Firman sudah menunjukkan
dosanya, dijawab => 'bukan aku' Jadi kehidupan yang
tergembala, dilihat dari makan Firman ALLAH. Kita harus makan Firman
penggembalaan = tergembala dengan benar dan baik. Jika sidang jemaat
(domba-domba) tidak mau makan Firman penggembalaan yang benar, maka
akan dimakan oleh serigala. Domba-domba yang berkeliling-keliling
akan dimakan serigala. Sebaliknya, jika gembala tidak memberi makan
domba-domba, maka gembala pasti akan memakan domba-domba dan gembala
itu menjadi lebih ganas dari serigala. Serigala itu tidak makan bulu.
Tetapi gembala, memakan domba-domba dan bulunya dijadikan jas (wol).
Ini lebih kejam dari serigala. Mari kita bersungguh-sungguh pada saat
ini. Jadi kembali ke Firdaus, berarti kembali kepada ketekunan dalam
tiga macam ibadah (ketekunan dalam kandang penggembalaan). Makanlah
Firman penggembalaan yang benar = mendengar dan taat dengar-dengaran,
kita dapat tergembala dengan benar dan baik. Semoga kita dapat
mengerti.
Jadi
dalam ibadah, makanan harus yang nomor satu. Jadi yang menentukan
kita kembali ke Firdaus atau tidak adalah soal makanan. Si bungsu
lari dari rumah bapanya, akhirnya sampai di ladang babi dan makan
makanan babi. Inilah kegunaan Firman penggembalaan yang
diulang-ulang, satu waktu ada yang terhilang seperti si bungsu, yang
diingat bukanlah => ' di rumah bapa kamar ku bagus, kenapa
sekarang aku sekarang di kandang babi' Tidak! Tetapi yang diingat
adalah 'makanan di rumah bapaku berlimpah' Ini soal makanan.
Kalau sudah ingat Firman yang dulu pernah diterima (makanan
penggembalaan), dia pasti akan kembali. Yang sudah tinggalkan Firman,
doakan, supaya ingat Firman yang dulu pernah diterima dan disaksikan
=> 'karena Firman ini aku diubahkan, dan ditolong' Satu waktu
dia akan kembali. Semoga kita dapat mengerti.
Mari
semuanya tergembala dengan benar dan baik. Jangan seperti Yudas,
sudah berada di kandang tetapi tidak makan, ini bahaya besar! Sebab
akan dimakan oleh serigala. Yudas dimakan serigala, habis, perutnya
robek, isi perutnya terburai bagaikan diterkam binatang buas, sama
sekali tidak ada keindahan. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
soal makanan. Kalau kita perhatikan makanan yang rohani, masa yang
jasmani tidak berikan oleh TUHAN? Tidak mungkin! Saya sudah
mengalami, bukan dari sidang jemaat (maafkan sidang jemaat), tetapi
dari makanan Firman. Kalau ada makanan Firman, masa makanan jasmani
tidak ada? Pasti ada! Demikian juga sidang jemaat, bukan hidup dari
toko, gaji sekalipun itu ada, semuanya hanya sarana. Tetapi dari
makan Firman penggembalaan, disitulah ada makanan yang jasmani
(pemeliharaan TUHAN).
Hasil
kehidupan yang tergembala dengan benar dan baik (makan Firman
penggembalaan) adalah:
- Amsal
30: 8, 9,
8.
Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan
kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan
yang menjadi bagianku.
9.
Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata:
Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan
mencemarkan nama Allahku.
Hasil
pertama: TUHAN
memberikan makanan yang secukupnya,
artinya
- Makanan
yang dapat dinikmati sehingga kita merasa kenyang atau puas
(merasakan kepuasan surga). Bukan dinikmati sampai sakit! Kalau ada
makanan rohani, makanan jasmani pasti ada.
- Tidak
kekurangan, bahkan berlimpah-limpah, sampai kita dapat mengucap
syukur kepada TUHAN, selalu memuliakan TUHAN dan kita tidak
memalukan TUHAN. Berlimpah-limpah bukan berjuta-juta, bukan itu
ukurannya, melainkan sampai selalu dapat mengucap syukur. Semoga
kita dapat mengerti.
Inilah
jaminan dari TUHAN. Kalau ada makanan rohani yang dapat kita
nikmati, maka makanan jasmani juga dapat dinikmati sehingga
memberikan kepuasan dari surga. Kepuasan surga, supaya kita tidak
jatuh dalam dosa makan minum dan kita tidak sembarangan dalam hal
makan yang dapat menimbulkan penyakit dan lain sebagainya ('taruhlah
pisau di leher') = makan makanan yang tidak menimbulkan penyakit
bagi kita. Sebab banyak yang tidak puas dengan makanan dan minuman,
akhirnya jatuh dalam dosa makan minum. Jagalah makanan! Jangan makan
sembarangan dan berkata 'yang penting dalam Nama YESUS ...' Ini
yang tidak benar!
Kita dapat menyimpulkan: jika kita
tergembala dengan baik, maka domba-domba (sidang jemaat) tidak akan
mencari nafkah sampai menghalalkan segala cara. Tidak perlu, sebab
sudah mendapatkan dari TUHAN, semuanya cukup dari TUHAN. Apalagi
kami hamba TUHAN. Kalau hamba TUHAN (kalau gembala tergembala dengan
baik), maka tidak perlu bekerja yang jasmani. Kalau gembalanya tidak
bekerja, tetapi isterinya yang bekerja, itu tanda belum tergembala
dengan baik (belum dapat makan Firman penggembalaan). Bukan berarti
kalau jemaatnya sudah banyak, lalu merasa kasihan yang di desa,
tidak! Saya pernah menjadi gembala di desa, untuk ongkos ke Johor
secara otak tidak cukup (kolektenya tidak cukup), tetapi saya dapat
sampai di Johor sebab TUHAN Yang menolong. Inilah pengalaman
saya.
Kalau tergembala, jemaat tidak mungkin sampai
menghalalkan segala cara, apalagi sampai menipu, sebab semuanya
dicukupkan oleh TUHAN. Kalau tidak tergembala, maka akan menjadi
seperti Yudas. Yudas mencuri milik TUHAN dan sebagainya, ini tidak
benar. Mari tergembala, itulah Firdaus. Kembali ke Firdaus, kembali
dalam penggembalaan; mendengar dan dengar-dengaran, tekun dalam tiga
macam ibadah. Kalau kita dapat makan Firman (menikmati), kita mulai
mengalami keubahan hidup, yaitu sifat YESUS yang mulia masuk dalam
kehidupan kita, sampai kita menjadi sempurna. Percayalah, yang
jasmani sudah TUHAN siapkan.
- Kidung
Agung 2: 16, 1, 2,
16.
Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan
domba di tengah-tengah bunga bakung.
1.
Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah.
2.
Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di
antara gadis-gadis.
Ay 16 =>
penggembalaan itu mengarah ke bunga bakung.
Hasil kedua:
Firman penggembalaan mampu menuntun
kita kepada bunga bakung (Mempelai Wanita),
artinya dapat
menuntun/membawa (menyucikan) kita menjadi Mempelai Wanita TUHAN
yang sempurna.
Ini hanya terjadi dalam penggembalaan; kita disucikan, sehingga
kerohanian kita bertumbuh, sampai kita tampil sebagai bunga bakung
(Mempelai Wanita Surga yang sempurna).
Posisi bunga bakung
berada di lembah (ayat 1), bukan di gunung. Kita jangan heran.
Mungkin kita sudah tergembala, makan Firman, disucikan, diubahkan,
mengapa berada di lembah? Memang bunga bakung posisinya di lembah,
tetapi jangan takut (kuatir) sebab YESUS sudah turun ke lembah maut,
untuk:
- Mengulurkan
Tangan kemurahan kebaikan-Nya kepada kita,
- Mengangkat
kita dari lembah.
Seperti
tulisan raja Daud dalam Mazmur 23: 6 => 'kemurahan dan kebaikan
TUHAN yang mengikuti aku seumur hidupku' Raja Daud pernah jatuh di
lembah, tetapi Tangan kemurahan kebaikan TUHAN mengangkat Daud.
Lembah apa saja?
Dalam Kidung Agung 2 ada
lembah
duri-duri (kutukan).
Kidung
Agung 2: 2,
Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di
antara gadis-gadis.
- Seringkali
bunga bakung diantara duri-duri = suasana kutukan =
- suasana
stress,
- kepedihan
hati,
- air
mata,
- penderitaan,
- kesusahan,
- letih
lesu,
- beban
berat.
Duri
itu pedih, kalau menusuk pikiran, dapat membuat kita menjadi stress
(stress berat, stress ringan). Stress ini seringkali tidak dirasa =>
'saya tidak apa-apa, padahal sudah stress' TUHAN tolong
semuanya. Mungkin saat ini bunga bakung sedang di lembah duri-duri,
tetapi Tangan kemurahan kebaikan TUHAN sanggup mengangkat kita.
Tetapi di lembah duri-duri, Tangan kemurahan kebaikan TUHAN juga
mampu mengangkat/menolong kita, supaya kita dapat merasakan damai
sejahtera, tenang, semuanya enak dan ringan.
- Lembah
Akhor = lembah kesukaran
(Akhan sekeluarga masuk ke lembah Akhor). Akhan mencuri milik TUHAN.
Padahal ada kegerakan yang besar; kegerakan bangsa Israel masuk ke
Kanaan dan menghancurkan Yerikho, tetapi sayang Akhan mencuri milik
TUHAN. Yang seharusnya diletakkan di rumah perbendaharaan, tetapi
dia ambil sendiri dan diletakkan di kemahnya sendiri. Akhirnya Akhan
sampai di lembah Akhor.
Yosua
7: 24, 25,
24.
Kemudian Yosua, beserta seluruh Israel mengambil Akhan bin Zerah,
dan perak, jubah dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki
dan perempuan, lembunya, keledainya dan kambing dombanya, kemahnya
dan segala kepunyaannya, lalu semuanya itu dibawa ke lembah
Akhor.
25.
Berkatalah Yosua: "Seperti engkau mencelakakan kami, maka TUHAN
pun mencelakakan engkau pada hari ini." Lalu seluruh Israel
melontari dia dengan batu, semuanya itu dibakar dengan api dan
dilempari dengan batu.
Mungkin
kita dalam kesulitan, kesukaran, masalah yang mustahil (bagaikan di
lembah Akhor), tetapi Tangan kemurahan kebaikan TUHAN mampu
mengangkat kita semuanya = menyelesaikan semua masalah
kita.
Sekarang di lembah Akhor, mungkin mengalami kesulian,
kesukaran (bidang ekonomi), masalah yang tidak bisa diselesaikan
dengan apapun juga (mustahil), biar Tangan kemurahan kebaikan TUHAN
mengangkat kita dari lembah Akhor= menyelesaikan masalah yang
mustahil tepat pada waktunya. Harus yakin! Asalkan kita dalam
penggembalaan, maka ada makanan (disediakan pemeliharaan), ada
Tangan kemurahan kebaikan TUHAN yang mengangkat kita dari
lembah-lembah.
Dalam penggembalaan kita harus bertemu dengan
lembah-lembah, posisi domba-domba banyak di lembah-lembah, tetapi
jangan takut, sebab ada Tangan Gembala Agung Yang kuat akan
mengangkat kita. Yang stress akan menjadi damai sejahtera, semua
enak dan ringan. Kita terus berjalan bersama dengan Dia sekalipun
melewati lembah-lembah. Dalam penggembalaan akan melewati lembah dan
gunung, sampai ke tempat penggembalaan yang terakhir, itulah
Yerusalem Baru (kota diatas gunung). Memang kita melewati lembah,
tetapi ada Tangan kemurahan kebaikan TUHAN; Tangan Gembala Agung
Yang sanggup mengangkat kita.
- Lembah
Maut:
- Secara
jasmani: menghadapi penyakit-penyakit,
kecelakaan, celaka mara bahaya di dunia ini, bencana-bencana.
- Secara
rohani: dosa-dosa sampai puncaknya dosa
(dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan). Banyak yang gugur.
Pada permulaan jaman (jaman Nuh) semuanya gugur, hanya delapan
orang yang selamat. Pada akhir jaman disebutkan dalam injil Lukas
'jaman akhir akan kembali seperti jaman Nuh' Sedikit juga yang
selamat, sebab tidak mampu menghadapi lembah maut. Kalau kita
tergembala, memang harus melewati lembah maut, tetapi ada Tangan
Yang kuat mengangkat kita dari lembah maut.
Mengangkat
kita dari lembah maut, artinya:
- Secara
jasmani: TUHAN melindungi kita dari celaka mara bahaya, memberikan
kita panjang umur sehingga kita dapat dipakai oleh TUHAN (untuk
kemuliaan TUHAN).
- Secara
rohani:
- Di
dalam Tangan kemurahan kebaikan TUHAN, kita dapat hidup benar dan
hidup suci sampai menjadi sempurna seperti Dia.
- Jika
YESUS datang kembali ke dua kali, Tangan kemurahan kebaikannya
mengangkat kita di awan-awan yang permai, kita bertemu dengan Dia
di awan yang permai, masuk perjamuan kawin Anak Domba ALLAH (kita
sebagai Mempelai Wanita dan Dia sebagai Mempelai Pria masuk
perjamuan kawin anak Domba). Sesudah itu masuk kerajaan seribu
tahun damai (Firdaus yang akan datang). Sesudah itu masuk ke
Yerusalem Baru (kerajaan surga yang kekal selama-lamanya).
Kita
memang harus menghadapi lembah, tidak bisa tidak! Penggembalaan itu
melewati lembah dan gunung, tetapi ada Dua tangan TUHAN. Daud dari
menggembalakan dua-tiga ekor kambing dapat menjadi raja, karena
Tangan kemurahan kebaikan TUHAN. Waktu Daud jatuh di lembah (berzinah
dengan Betsyeba), masih ada Tangan TUHAN Yang mengangkat. Mari
semuanya kembali pada penggembalaan yang benar, makan Firman
penggembalaan yang benar, maka kita berada dalam Tangan kemurahan
kebaikan TUHAN. Semuanya sudah cukup; sudah ada makanan, perlindungan
ada, dan semuanya ada. Sampai kita terangkat bersama Dia di awan-awan
yang permai.
TUHAN memberkati kita semuanya.1