Kita
masih berada di dalam kitab Wahyu 2-3, yang menunjuk pada tujuh kali
percikan darah di depan tabut perjanjian (tabut perjanjian menunjuk
gereja TUHAN), sama dengan tujuh surat yang ditujukan kepada tujuh
sidang jemaat bangsa kafir (sidang jemaat akhir zaman). Sekarang
artinya penyucian terakhir yang TUHAN lakukan kepada tujuh sidang
jemaat bangsa kafir, supaya menjadi sempurna, tidak bercacat cela
seperti YESUS (menjadi Mempelai Wanita yang siap untuk menyambut
kedatangan YESUS yang ke dua kali di awan-awan yang permai). Tujuh
sidang jemaat bangsa kafir yang mengalami percikan darah (penyucian
terakhir) yang pertama adalah sidang jemaat Efesus (Wahyu 2:1-7).
Wahyu
2: 4, 5, 7
4.
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
5.
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah
dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak
demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu
dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
7.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh
kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari
pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."
Sidang
jemaat Efesus mempunyai sembilan kelebihan, tetapi masih ada cela
(sudah diterangkan dalam ibadah sebelumnya). Penyucian terakhir untuk
menghapus cacat cela ('
Aku mencela engkau ...'). Penyucian
terakhir bagi sidang jemaat Efesus supaya tidak bercacat cela,maka
sidang jemaat Efesus yang telah meninggalkan atau kehilangan kasih
yang mula-mula, harus kembali kepada kasih mula-mula. Jika tidak mau
menerima percikan darah (tidak mau disucikan), maka kaki dian akan
diambil dari tempatnya, artinya hidup dalam kegelapan dosa, hidup
dalam kutukan dosa, sampai kepada kebinasaan selama-lamanya.
Jika
sidang jemaat Efesus (kita semuanya) menerima penyucian terakhir
(percikan darah), maka sidang jemaat Efesus (kita semuanya) akan
kembali ke taman Firdaus atau taman Eden (ayat 7). Inilah janji
TUHAN. Jadi tujuan TUHAN mengadakan penyucian yang terakhir (percikan
darah) bagi sidang jemaat Efesus (sidang jemaat akhir zaman), supaya
kita dapat kembali ke taman Firdaus, bukan untuk menyakiti dan
sebagainya (percikan darah memang sakit bagi daging). Mengapa TUHAN
mau mengembalikan kita ke taman Eden? Apa alasannya?
Kejadian
2: 25,
Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka
tidak merasa malu.
Ay
25 => Adam dan Hawa telanjang, tetapi mereka tidak merasa
malu.
Telanjang tetapi tidak malu, karena mempunyai pakaian
kemuliaan. Pada mulanya TUHAN menciptakan manusia yang sama mulia
dengan TUHAN (satu Gambar dan Teladan dengan TUHAN) = memiliki
pakaian kemuliaan, sehingga telanjang tetapi tidak malu. Tetapi
sayang dalam Kejadian 3: 7, 10 manusia jatuh dalam dosa.
Kejadian
3:7, 10,
7.
Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka
telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
10.
Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman
ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku
bersembunyi."
Akibat
dosa, maka Adam dan Hawa (manusia) kehilangan pakaian kemuliaan,
sehingga telanjang dan malu (mereka takut, bersembunyi dan menutupi
dengan daun pohon ara). Akhirnya mereka diusir dari Firdaus ke dalam
dunia yang penuh dengan kutukan. Suasana kutukan adalah duri-duri,
air mata, susah payah dan seterusnya. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
ceritanya. Jadi mengapa TUHAN mau mengembalikan manusia (sidang
jemaat akhir zaman, sidang jemaat Efesus) ke Firdaus? Sebab TUHAN
memang menciptakan manusia yang sama mulia dengan ALLAH (dengan
pakaian kemuliaan) dan diletakkan di taman Eden. Karena manusia sudah
berbuat dosa, maka kehilangan pakaian kemuliaan (telanjang dan malu)
dan diusir ke dunia yang penuh kutukan. Lalu bagaimana selanjutnya?
Mungkin mendengar cerita dari nenek moyang (dari Adam dan Hawa) =>
'kalau tidak berbuat dosa, enak di taman Eden' Sekarang di dunia
hidup dalam kutukan. Sudah berada di dalam dunia seharusnya berhenti
berbuat dosa dan mengalami suasana Firdaus, tetapi tidak demikian.
Manusia malah berbuat dosa (semuanya berbuat dosa) sampai puncaknya
dosa.
Roma
3: 23,
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan
Allah,
Sejak
Adam dan Hawa berbuat dosa, maka semua manusia di dunia sudah berbuat
dosa, bahkan sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum (merokok,
mabuk, narkoba) dan dosa kawin mengawinkan (dosa seks dengan berbagai
ragamnya, penyimpangan seks, kehancuran nikah atau nikah yang salah).
Inilah yang diperbuat, sehingga manusia seperti anjing dan babi,
yaitu telanjang dan tidak tahu malu. Pertama manusia telanjang tetapi
tidak merasa malu, karena memiliki pakaian kemuliaan (manusia
diciptakan sama mulia dengan TUHAN dan di tempatkan di taman Eden).
Sesudah manusia berbuat dosa, mereka menjadi telanjang dan malu
(bersembunyi, membuat cawat dari daun pohon ara dan diusir ke dunia).
Di
dalam dunia semua manusia berbuat dosa, bahkan sampai puncaknya dosa,
(maaf) seperti anjing dan babi yang telanjang dan tidak tahu malu,
sehingga manusia tidak dapat kembali ke Firdaus, hidup dalam kutukan
dosa (susah payah, kepedihan, air mata, letih lesu, beban berat),
bahkan menuju kebinasaan kekal selama-lamanya (neraka). Inilah nasib
manusia.
Tetapi
TUHAN tidak rela, kalau manusia yang diciptakan menjadi telanjang,
terkutuk, menuju kebinasaan selamanya (ke neraka,) sebab itu TUHAN
merindu dan berusaha supaya kita kembali ke Firdaus. Kita berbahagia
bersama dengan TUHAN. Inilah alasannya (mengapa TUHAN mengembalikan
kita ke Firdaus). Inilah kebaikan, kasih dan kemurahan TUHAN bagi
kita terutama bangsa kafir (tujuh sidang jemaat). TUHAN mengupayakan
supaya kita semuanya mempunyai pakaian kemuliaan (TUHAN berusaha
mengembalikan pakaian kemuliaan kepada manusia yang telanjang).
Bagaimana caranya mengembalikan pakaian kemuliaan? Ada prosesnya.
Kalau pakaian jasmani, gampang saja, tinggal membeli kain, dijahit
atau beli pakaian yang sudah jadi di toko.
Kejadian
3: 21,
Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan
untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
Usaha
TUHAN untuk menutupi ketelanjangan manusia (sidang jemaat bangsa
kafir) yaitu lewat korban pendamaian. Ada binatang yang disembelih,
dikuliti, lalu digunakan menjadi pakaian untuk menutupi
ketelanjangan.
Ada
tingkatan korban pendamaian:
- Di
taman Eden,
yaitu TUHAN membuat pakaian dari kulit
binatang lewat menyembelih dan menguliti binatang.
Tetapi binatangnya masih samar-samar,
sebab tidak diketahui dan juga tidak disebutkan jenis binatangnya.
Inilah korban pendamaian yang pertama yaitu di taman Eden dan ini
hanya berlaku untuk dua orang, itulah Adam dan Hawa (menunjuk
nikah). Ini pelajaran bagi kita, bahwa nikah harus diperdamaikan. Di
dalam nikah jangan sampai ada kepahitan hati, dendam, dan
sebagainya. Dengan diberi pakaian dari kulit binatang di taman Eden,
Adam dan Hawa masih diusir kedalam dunia. Berarti belum cukup. Sebab
itu masih ada korban pendamaian tingkat ke dua.
- Di
jaman taurat
( kitab Imamat).Korban binatang sudah
jelas, yaitu lembu bagi yang kaya, kambing dan domba untuk kelas
menengah, burung tekukur bagi yang miskin. Tetapi hanya berlaku
untuk satu bangsa saja, yaitu bangsa Israel (umat pilihan TUHAN),
sedangkan bangsa kafir tidak mendapatkan bagian di dalamnya. Semoga
kita dapat mengerti.
Bangsa kafir belum dapat kembali ke
Firdaus (belum mendapatkan bagian di dalamnya). Ini berarti masih
kurang, sebab itu ada korban pendamaian tingkat ke tiga.
- Jaman
gereja atau jaman akhir.
Yohanes
19: 23, 24,
23.
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil
pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap
prajurit satu bagian -- dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu
tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
24.
Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah
kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita
membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya."
Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab
Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan
mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan
prajurit-prajurit itu.
Disini
jelas, pada jaman gereja atau jaman akhir, korban binatang sudah
digenapkan oleh Korban Kristus di kayu salib. Inilah alasannya
mengapa kita sekarang tidak membawa korban binatang lagi. YESUS
sebagai Anak Domba ALLAH harus disembelih (mati di kayu salib) dan
dikuliti (ditelanjangi). Kalau binatang setelah disembelih baru
dikuliti, untuk membuat pakaian. Kalau YESUS, dikuliti berarti
ditelanjangi (pakaiannya diambil), sehingga pakaian-Nya dapat
menutupi ketelanjangan manusia berdosa (gereja TUHAN akhir zaman,
bangsa kafir). Semoga kita dapat mengerti.
Kalau
sudah ditutupi ketelanjangannya (menerima pakaian), baru dapat
kembali ke Firdaus. Jadi hanya lewat Korban Kristus kita dapat
kembali ke Firdaus (satu-satunya jalan kita dapat kembali ke
Firdaus). Sidang jemaat Efesus, harus kembali kepada kasih mula-mula
(Korban Kristus). Semoga kita dapat mengerti.
Dari
kayu salib, YESUS memberikan pakaiannya (ditelanjangi) untuk menutupi
ketelanjangan bangsa kafir.
Ada
tiga macam pakaian YESUS yang diberikan kepada kita (sidang jemaat
Efesus, sidang jemaat bangsa kafir):
- Yohanes
19: 23,
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil
pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap
prajurit satu bagian -- dan jubah-Nya juga mereka
ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu
tenunan saja.
Ay 23 =>
'mereka mengambil pakaian-Nya lalu
membaginya menjadi empat bagian' =>
dirobek menjadi empat bagian.
Pakaian pertama:
pakaian YESUS yang dibagi menjadi
empat bagian = pakaian
keselamatan
= pakaian
kebenaran untuk empat penjuru bumi (seluruh dunia).
Tidak peduli bangsa apapun juga, tinggal mau atau tidak! Semoga kita
dapat mengerti.
Bagaimana caranya agar kita menerima pakaian
keselamatan dari kayu salib? Lewat menerima injil
keselamatan.
Efesus
1: 13,
Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman
kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga,
ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang
dijanjikan-Nya itu.
Injil
keselamatan atau Firman penginjilan adalah kabar baik, yaitu injil
yang memberitakan tentang kedatangan YESUS pertama kali ke dunia,
mati di kayu salib, untuk menyelamatkan manusia berdosa (memberi
pakaian keselamatan kepada manusia yang telanjang). Dari sinilah
baru kita dapat menerima pakaian keselamatan. Semoga kita dapat
mengerti.
Bukti
kita menerima pakaian keselamatan (pakaian kebenaran)?
- 'ketika
kamu percaya' = iman
atau percaya kepada YESUS sebagai Satu-satunya Juruselamat lewat
mendengarkan Firman Kristus (Firman yang diurapi Roh Kudus).
Inilah dasar! Ada empat dasar yang harus dimantapkan dihari-hari
ini. Empat dasar ini menentukan bangunan diatasnya. Waktu ibadah
kaum muda, dijelaskan ada empat dasar, empat pilar. Kalau dasarnya
kuat, maka ada pilar kesempurnaan diatasnya.
Jadi saat-saat
mendengarkan Firman ini menentukan apakah dasar ke-Kristenan kita
kuat atau tidak; dasar kita dari batu atau tanah (bukan saat kita
membangun gereja, menyanyi). Urapan Roh Kudus membuat kita
sungguh-sungguh dalam mendengarkan Firman, sampai mengerti dan
percaya, itulah dasar yang kuat (bagaikan mendirikan rumah diatas
batu).
- Bertobat
= berhenti
berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN (mati terhadap dosa).
Bertobat itu membuang dosa dan jangan diambil lagi.
1
Petrus 2: 1,
Karena itu buanglah (1)segala
kejahatan, (2)segala
tipu muslihat dan (3)segala
macam kemunafikan, (4)kedengkian
dan (5)fitnah.
Bertobat
dimulai dengan membuang lima dosa sampai membuang dusta (tipu
muslihat). Selama kita masih berdusta, berarti belum bertobat.
Dusta = perkataan yang tidak benar. Kalau sudah tidak berdusta,
berarti sudah mulai bertobat.
- Baptisan
air dan baptisan Roh Kudus
= lahir
baru dari air dan Roh, sehingga kita menjadi seperti bayi yang baru
lahir.
Jadi empat pilar adalah percaya, bertobat, baptisan air dan
baptisan Roh Kudus. Menjadi bayi yang baru lahir, yaitu hidup dalam
kebenaran.
1
Petrus 2: 2,
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin
akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu
bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Ay
2 => 'Dan jadilah sama seperti bayi
yang baru lahir' => lahir baru dari
air dan Roh = baptisan air dan baptisan Roh Kudus, sehingga kita
menjadi seperti bayi yang baru lahir (bayi rohani). Kita sudah tua,
tidaklah mungkin menjadi bayi yang baru lahir. Tetapi maksudnya di
sini adalah menjadi bayi rohani.
Bayi
yang baru lahir (bayi rohani), yaitu:
- Hidup
dalam kebenaran, tidak berbuat dosa. Seperti bayi yang tidak
berbuat dosa.
- Selalu
merindu akan air susu yang murni (yang benar) dan rohani = Firman
penggembalaan. Maaf, gembala itu bagaikan ibu, yang memberikan
susu untuk pertumbuhan. Tetapi juga bagaikan ayah atau bapak yang
menasehati, menegor dengan Firman pengajaran = memberikan pedang
untuk menyucikan sampai menyempurnakan.
Jadi
bayi yang baru lahir selalu rindu akan air susu yang murni dan
rohani = Firman penggembalaan yang benar. Bayi hanya mau susu,
tidak mau uang dan juga tidak mau digantikan dengan mobil.
Kedatangan kita saat ibadah sekarang ini, seperti bayi atau bukan.
Kalau bukan bayi, yang diinginkan adalah jodoh, ingin ini itu.
Kalau bayi hanya ingin air susu. Kita beribadah, kunjungan, harus
seperti bayi yang hanya rindu air susu yang murni dan rohani (hanya
rindu Firman penggembalaan yang benar). Inilah mempunyai perasaan
yang benar.
Jadi
hidup benar (perkataan dan perbuatan benar) tetapi perasaannya juga
benar (hanya rindu air susu yang murni dan rohani; rindu Firman
penggembalaan yang benar). Kalau perasaannya benar, sehingga kita
dapat tergembala dengan benar dan baik. Perhatikan air susu yang
benar (makanan yang benar). Kalau sudah cocok (ada Firman
penggembalaan yang benar), kita dapat tergembala dengan benar dan
baik. Bayi yang baru lahir itu telanjang (tidak memakai pakaian atau
jas), tetapi tidak merasa malu. Seperti di taman Eden waktu manusia
diciptakan, mereka telanjang tetapi tidak malu. Sekarang, kalau kita
dilahirkan baru dari air dan Roh (hidup benar, perasaan benar,
tergembala dengan benar dan baik), maka kita seperti bayi yang baru
lahir, yaitu telanjang dan tidak malu (sudah memiliki pakaian
keselamatan). Bagian dari pakaian kemuliaan yang hilang, itulah
pakaian keselamatan. Jadi sudah ditutupi. Ini seperti Adam dan Hawa
yang baru diciptakan memang kelihatan telanjang, tetapi tidak malu,
karena ada pakaian kemuliaan. Sekarang, kita mempunyai pakaian
keselamatan.
Bukti kita menerima
pakaian keselamatan adalah:
- hidup
dalam kebenaran,
- selalu
rindu air susu (perasaan benar),
- tergembala
dengan baik dan benar, sehingga seperti bayi yang lahir, yaitu
telanjang dan tidak malu = selamat (punya pakaian keselamatan) jika
kita dibenarkan dan diselamatkan. Semoga kita dapat mengerti.
Mazmur
5: 13,
Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau
memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.
Jika
hidup benar dan perasaan benar (selamat), hasilnya adalah kita
dipagari dengan berkat dan anugerah TUHAN. Ini kembali pada suasana
Firdaus. Dunia sudah penuh kutukan tetapi kita dipagari. Seperti
tabernakel, dunia ini bagaikan padang pasir atau padang gurun yang
panas, kemudian ada tabernakel (dipagari). Kita yang berada di dalam
pagar, bersuasana surga. Dipagari dengan
berkat dan anugerah TUHAN = dipisahkan
dari dunia yang terkutuk dan kita kembali dalam suasana
Firdaus.
Kalau kita hidup benar, maka
kita akan menerima pakaian keselamatan (seperti bayi yang baru
lahir, tidak berbuat dosa, hidup benar, perasaan benar, dapat
menikmati Firman penggembalaan yang benar, tergembala dengan benar
dan baik), dimanapun kita berada, dalam nikah rumah tangga kita akan
dipagari dengan berkat dan anugerah TUHAN (suasana kutukan tidak
masuk). Demikian juga dalam usaha atau pekerjaan kita. Kalau kita
memakai pakaian keselamatan, telanjang dan tidak malu, perasaannya
benar (hanya sesuai dengan Firman, semuanya diukur dengan Firman,
semuanya benar), maka pekerjaan juga akan dipagari oleh TUHAN dan di
dalam pekerjaan kita akan bersuasana Firdaus. Study kita juga
dipagari, semuanya dipagari dan kutukan tidak akan dapat
menjamah.
Jangan telanjang dan tidak tahu malu, seperti
anjing babi! Ini terkutuk dan binasa.
Tetapi telanjang dan
tidak merasa malu, karena ada pakaian keselamatan. Kita dipagari
dengan berkat dan anugerah TUHAN (suasana Firdaus).
- Yohanes
19: 23, 24,
23.
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil
pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap
prajurit satu bagian -- dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu
tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
24.
Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah
kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita
membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya."
Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab
Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan
mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan
prajurit-prajurit itu.
Ay 24
=> "Janganlah kita membaginya menjadi
beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan
siapa yang mendapatnya." => dibuang
undi. Ini berbeda dengan yang pertama. Kalau tadi, dirobek menjadi
empat bagian. Kalau jubah, tidak boleh dirobek, tetapi diundi saja.
Jadi, tidak semuanya mendapatkan. Hanya yang mendapatkan undi
saja.
Pakaian kedua:
Jubah
diundi,
artinya tidak semua orang
mendapatkan, hanya orang yang menerima kemurahan TUHAN (orang
pilihan) yang mendapatkan Jubah YESUS. Hati-hati, banyak yang
dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. Tadi sudah dipanggil
semuanya, menerima pakaian yang dibagi menjadi empat (pakaian
keselamatan) => 'terima kasih, saya dapat hidup benar,
digembalakan dan diberkati' Sesudah itu hati-hati, sebab banyak
dipanggil, sedikit yang dipilih. Hanya sedikit yang menerima
jubah!
Ada
dua pengertian Jubah YESUS:
- Wahyu
19: 11, 13, 16,
11.
Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda
putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan
Yang Benar," Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
13.
Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya
ialah: "Firman Allah."
16.
Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja
segala raja dan Tuan di atas segala tuan."
Ay
11 => 'Yang Setia dan Yang Benar'
=> itulah YESUS.
Ay 13 => 'Dan Ia
memakai jubah yang telah dicelup dalam darah'
=> ini Jubah YESUS.
'nama-Nya
ialah: "Firman Allah' => jadi
Jubah itu namanya adalah Firman ALLAH.
Ay 16 => "Raja
segala raja dan Tuan di atas segala tuan."?
Dalam Wahyu 19:6-7, Dia adalah Mempelai Pria Surga.
Jubah
itu Firman. Jubah ditulisi 'Raja segala raja, Tuan segala tuan,
Mempelai Pria Surga' Jadi Jubah adalah Firman ALLAH = Firman
Mempelai (ditulisi Mempelai).
Pengertian pertama dari Jubah
adalah: Firman
ALLAH yang ditulisi Nama Mempelai Pria, yaitu Kabar Mempelai
(Firman pengajaran Mempelai).
Tadi pakaian keselamatan adalah
Injil keselamatan. Semuanya boleh menerima. Tetapi Kabar Mempelai
(Firman pengajaran) hanya yang dipilih (banyak yang dipanggil,
sedikit yang dipilih). Banyak yang puas hanya dengan menerima
pakaian keselamatan (kebenaran) => 'kami dipagari, diberkati,
luar biasa TUHAN', hanya sampai disini saja. Sesudah itu tidak
tahu harus kemana lagi. Harus menerima pilihan = menerima Jubah
(Kabar Mempelai, Firman pengajaran Mempelai, Firman yang lebih
tajam dari pedang bermata dua). Dalam 2 Korintus 4: 3, 4 disebut
juga Cahaya Injil Kemuliaan Kristus (Injil Kemuliaan).
2
Korintus 4: 3, 4,
3.
Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia
tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4.
yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah
dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Ay
4 => 'yang adalah gambaran Allah'
=> yang adalah Wujud ALLAH.
'cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah'
=> ini sama dengan Kabar Mempelai.
Kabar Mempelai adalah
Injil (Firman) yang memberitakan tentang kedatangan YESUS ke dua
kali di awan-awan yang permai dalam kemuliaan sebagai Raja segala
raja, Mempelai Pria Surga untuk menyucikan orang-orang yang sudah
selamat (sidang jemaat, gereja TUHAN, bangsa kafir) sampai sempurna
seperti YESUS, menjadi Mempelai Wanita Surga. Dari Kabar Baik
(penginjilan) meningkat menjadi Kabar Mempelai. Bapak pdt In Juwono
tidak mengistilahkan yang lain, tetapi menggunakan istilahkan
'Kabar', karena dalam Amsal 25: 25 dituliskan tentang Kabar
Baik ('good news'). Lalu dilanjutkan menjadi Kabar Mempelai.
Ini ada sejarahnya dan memakai ayat juga. Semoga kita dapat
mengerti.
Kabar Mempelai inilah yang diproklamirkan (istilah
sesepuh-sesepuh kita) oleh bpk pdt In Juwono, bpk pdt Totaijs,
ditambah dengan seluruh pendeta di GPT saat itu (seluruh hamba
TUHAN dan pengurus Gereja Pantekosta Tabernakel), ditambah juga
dengan gereja-gereja lain. Kalau tidak salah pada tahun 1981 mereka
semuanya di Go-skate dan
memproklamirkan Kabar Mempelai. Setelah dikabarkan ke Filipina (bpk
pdt In Juwono diundang ke Filipina), jadilah Kabar Mempelai
Internasional (karena sudah dikabarkan ke luar negeri). Bpk pdt In
Juwono waktu itu bingung => 'kalau Kabar Mempelai dikabarkan
ke luar negeri bagaimana?' Akhirnya ditambah menjadi Kabar
Mempelai Internasional. Inilah sejarahnya yang benar.
Jadi,
dari kata Kabar Baik lalu menjadi Kabar Mempelai, untuk menyucikan
orang yang sudah selamat (dipanggil, dipilih) sampai menjadi
sempurna seperti YESUS (menjadi Mempelai Wanita Surga). Ini
pilihan; tidak semua orang yang menerima Kabar Mempelai (hanya yang
mendapatkan kemurahan TUHAN, hanya yang dipilih oleh TUHAN). Kita
bersyukur. Kita mengenal YESUS jangan hanya sebagai Juruselamat
saja, ini hanya panggilan (sudah diberkati dan sebagainya). Kalau
hanya mengenal YESUS sebagai Juruselamat saat menghadapi pencobaan,
tetapi tidak ditolong, kita akan menjadi kecewa. Sebab itu harus
mengenal YESUS sebagai Mempelai.
Kalau mengenal YESUS
sebagai Mempelai, kita selalu membutuhkan. Suami adalah kepala. Mau
ditolong atau tidak ditolong, kita tetap membutuhkan Kepala
(Mempelai). Kalau mengenal YESUS sebagai Juruselamat, kalau sudah
tidak butuh, sudah selesai. Saya akan memberikan satu contoh saja.
Kalau hanya mengenal YESUS sebagai Juruselamat (tidak sampai kepada
puncaknya, yaitu sebagai Mempelai atau Kepala), nanti kita akan
bersungut-sungut bahkan sampai menyangkal Dia.
Lukas
23: 39,
seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya:
"Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan
kami!"
Ay 39 =>
'seorang dari penjahat yang di gantung itu
menghujat Dia' => Nanti akan menghujat
=> 'ayo Juruselamat, selamatkan ... ternyata tidak selamat.
Dia mati juga, percuma'
Jika kita hanya mengenal YESUS
sebagai Juruselamat, Penolong dan lain-lain, maka kita dapat
menghujat YESUS saat menghadapi pencobaan, kesulitan. Sebab itu
pengenalan kita kepada YESUS harus ditingkatkan, yaitu sampai
mengenal YESUS sebagai Mempelai Pria Surga = kita harus menerima
Kabar Mempelai yang dapat menguatkan kita saat mengalami
pencobaan-pencobaan. Inilah perbedaannya.
Kalau kita hanya
menerima Firman penginjilan (YESUS sebagai Juruselamat), waktu
melihat orang sakit menjadi sembuh => ' YESUS dahsyat, luar
biasa' Begitu melihat orang sakit kemudian mati, mulai =>
'bagaimana ini ya? Kita sudah berkorban, tetapi mati' Mulai
menggerutu, bersungut, lama-lama menghujat. Sesudah penginjilan,
kita harus menerima pengajaran. Dalam 2 Korintus 4 'harta yang
diisi di dalam tanah liat' itulah Firman pengajaran. Jadi kalau
kita mengenal YESUS sebagai Mempelai (menerima Kabar
Mempelai/pengajaran), saat-saat tidak ada harapan, kita tidak
berputus asa, saat ditindas, tidak terjepit. Inilah memberikan
kekuatan ekstra kepada kita saat menghadapi pencobaan-pencobaan,
masalah, sehingga kita tidak akan putus asa, tidak kecewa, tidak
menghujat TUHAN, tetapi selalu mengucap syukur.
Penjahat ini
hanya mengenal YESUS sebagai Juruselamat. Coba waktu itu YESUS,
turun dari kayu salib dan menyelamatkan mereka, dia akan berkata =>
'YESUS luar biasa' Tetapi kalau tidak, dia menghujat =>
'katanya Juruselamat, ayo selamatkan diri-Mu dan selamatkan kami'
Nanti banyak yang menghujat TUHAN saat-saat pencobaan, apalagi saat
menghadapi praaniaya antikris. Sekarang mungkin menghina =>
'terlalu lama ke gereja, Firman sampai berapa jam' Tetapi satu
waktu saat pencobaan semakin meningkat (apalagi sudah masuk
Getsemani/praaniaya antikris) nanti banyak yang gugur (seperti
penjahat yang hanya mengenal YESUS sebagai Juruselamat, penolong,
Firman penginjilan, Dia yang memberkati) sebab tidak akan
tahan!
Inilah gunanya kita harus bersaksi. Ada keluarga kita
dan sebagainya, mari bersaksi. Sekarang pencobaan semakin
meningkat, nanti sampai titik praaniaya antikris (Getsemani), akan
terbukti. Murid-murid/rasul-rasul saja semuanya lari terbirit-birit
dan ini sudah terbukti; apalagi kita, kalau kita tidak menerima
Kabar Mempelai. Kalau menerima Kabar Mempelai, ada kekuatan.
Semakin disucikan, semakin kuat dalam menghadapi pencobaan sampai
menghadapi antikris. Inilah perbedaannya.
Sekarang kita kuat
selama dua jam saat mendengarkan Firman. Ini perbedaannya. Coba
kalau orang lain, baru mendengarkan Firman selama tiga puluh menit,
alkitab sudah ditutup karena sudah malas. Nanti saat menghadapi
praaniaya antikris banyak yang akan lari terbirit-birit, banyak
yang menyangkal TUHAN. Tetapi syukur bagi kita yang sudah menerima
Kabar Mempelai, semakin disucikan, maka akan ada kekuatan ekstra
(semakin kuat untuk menghadapi pencobaan apapun juga). Kita tidak
akan putus asa, tidak kecewa, tidak bersungut, tidak menghujat,
tetapi selalu mengucap syukur kepada TUHAN. Sekarang kita belajar
mengucap syukur selalu kepada TUHAN. Saat-saat kita menghadapi
sesuatu, jangan mengeluh, tetapi mengucap syukur => 'terima
kasih TUHAN, ini belum sebanding dengan apa yang Engkau alami'
Ucapkan syukur sampai TUHAN menolong kita semuanya. Semoga kita
dapat mengerti. Jika kita menerima Kabar Mempelai (Firman
pengajaran) yang menyucikan kita, maka kita akan diberikanyang
kedua.
- Efesus
4: 11, 12,
11.
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan
pengajar-pengajar,
12.
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan,
bagi pembangunan tubuh Kristus,
Ay
12 => 'untuk memperlengkapi orang-orang
kudus' => jika sudah menerima Kabar
Mempelai, disucikan, otomatis kita diberikan jabatan (pakaian atau
jubah dari YESUS).
Pengertian Jubah yang kedua:
jabatan
pelayanan.
Jadi ada dua macam jubah: yang pertama adalah Kabar Mempelai yang
menyucikan dan memberikan kekuatan dalam menghadapi pencobaan
sampai aniaya antikris (praaniaya antikris). Ditambah dengan yang
kedua, itulah jubah pelayanan.
Jubah adalah jabatan-jabatan
pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus yang dipercayakan
(diberikan) oleh TUHAN kepada seorang yang suci. Inilah keadilan
TUHAN. Kalau dipercayakan kepada seorang yang pandai, apalagi
pandai bahasa Inggris, saya nomor satu yang tidak akan mendapatkan
jubah itu. Bukan pandai atau bodoh, kaya atau miskin, tetapi
seorang yang suci, inilah keadilan TUHAN. Pada ayat 11, terdapat
lima jabatan pokok, tetapi masih dapat dijabarkan, seperti jabatan
pemain musik, kolekte, apa saja. Syaratnya hanyalah suci.
Jika
dibandingkan dengan Yusuf; jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus
adalah jubah maha indah. Yusuf disucikan dahulu baru mendapatkan
jubah maha indah.
Kejadian
37: 2,
Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas
tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba,
bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa,
kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar
tentang kejahatan saudara-saudaranya.
Ay
2 => 'Yusuf
menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan
saudara-saudaranya'
=> inilah penyucian.
Sekali lagi
jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus dipercayakan TUHAN kepada
seorang yamg suci. Contohnya adalah Yusuf. Dimana kita mengalami
penyucian?
Di penggembalaan (ruangan suci). Tidak ada yang
lain! Kandang penggembalaan = ketekunan dalam tiga macam ibadah
pokok. Disinilah ada jaminan kesucian.
Sehebat apapun hamba
TUHAN, tetapi kalau tidak berada dalam penggembalaan
(beredar-edar), tidak akan bisa. Pohon ara di pinggir jalan,
kering. Itu sebabnya harus berada di kandang.
Apa yang
disucikan? Yusuf biasa menggembalakan kambing, domba (biasa = tekun
dalam tiga macam ibadah pokok; di kandang penggembalaan) mulai
berusia tujuh belas tahun. YESUS berada di bait ALLAH, sejak Ia
berusia dua belas tahun (dalam pengajaran). Jadi usia dua belas
tahun sampai dengan tujuh belas tahun merupakan usia yang efektif
untuk di gembalakan, sebab usia dua belas hingga usia tujuh belas
tahun ini merupakan usia pancaroba, keinginan daging kuat-kuatnya
=> 'ingin tahu ini dan itu' Nanti temannya mengatakan kalau
di telepon genggam ada ini itu, kemudian ingin tahu. Inilah yang
harus dibendung, dimasukkan ke kandang penggembalaan. Kalau sudah
di kandang enak, mau kesana menabrak kandang, kesana menabrak
kandang lagi, sehingga tidak akan leluasa. Kalau tidak di dalam
kandang, sudah sampai disitu, orang tua tidak tahu sampai sejauh
mana. Inilah kekuatan daging pada saat usia dua belas hingga tujuh
belas tahun yang sebaiknya di kandangkan. Memang secara jasmani
kasihan, sudah sekolah dan sebagainya, saya merasa kasihan, tetapi
harus. Daripada terhilang, di kandangkan saja (masuk ruangan suci,
ketekunan dalam tiga macam ibadah).
Dalam kandang
penggembalaan, tubuh, jiwa, roh kita mengalami penyucian secara
intensif sampai penyucian mulut. Yusuf tidak menutupi kejahatan
saudaranya, padahal dia tahu kalau saudara-saudaranya itu
membencinya. Biasanya, kalau kita sudah mengetahui ada orang lain
yang membenci kita, maka kita akan bercerita yang baik-baik saja
(cari muka).
Tetapi mulut harus
menyatakan:
- Kebenaran
(perkataan benar). Pengajaran yang benar harus dinyatakan. Jangan
takut!
- Jujur
= ya katakan ya, tidak katakan tidak. Benar katakan benar, tidak
benar katakan tidak benar. Kalau mencari muka, tidak dipakai oleh
TUHAN. Kalau jujur, mungkin rugi secara daging (penderitaaan
bertambah). Tidak apa-apa, asalkan kita disucikan.
- Berani
bersaksi tentang pengajaran yang benar.
- Sampai
satu waktu mulut tidak salah dalam perkataan, itulah kesempurnaan
= sempurna seperti YESUS). Kesempurnaan diukur dari mulut (Yakobus
3:2).
Akhirnya
Yusuf dipercayakan jubah maha indah. Dalam Yohanes 19, dipercayakan
jubah satu tenunan.
Yohanes
19: 23,
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil
pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap
prajurit satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu
tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
Jabatan
pelayanan dan karunia Roh Kudus = jubah satu tenunan, artinya
mengarah pada pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna = Satu Tubuh
Kristus (Efesus 4:11-12). Kita dipakai dalam pelayanan pembangunan
Tubuh Kristus (kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna).
Jubah
tidak berjahit artinya tidak ada campur
tangan manusia, murni dari TUHAN. Kalau sudah mulai disucikan,
gembala tidak perlu berkata? 'kamu harus melayani' Tidak
perlu! Jadi jangan sakit hati, kalau merasa tidak diperhatikan
karena tidak disuruh melayani. Biarkan saja, biar TUHAN Yang
menyuruh dan menetapkan jabatan pelayanan. Kalau kita sudah hidup
suci, nanti TUHAN akan berikan beban di hati. Saudara terbeban apa?
mungkin melihat kalau penerima tamu ini kurang sehingga ada beban
distu. Nanti diangkat jabatan penerima tamu. Mungkin diberikan beban
=> 'musiknya kurang, saya bisa ini ...' Nanti diangkat jadi
pemain musik. TUHAN sendiri yang memberikan (tidak berjahit).
Jabatan itu murni dari TUHAN, tidak ada campur tangan
manusia.
Kejadian
37: 3,
Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab
Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh
membuat jubah yang maha indah bagi dia.
Jubah
pelayanan = jubah maha indah, sehingga hidup kita indah. Tadi jubah
pelayanan satu tenunan (tidak dijahit) dan kita dipakai dalam
kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna (kesatuan Tubuh
Kristus yang sempurna). Kalau dalam rumah tangga sudah memakai
jubah, maka rumah tangga akan menuju pada kesatuan. Mari pakai
jubah! Mungkin dalam rumah tangga masih suami saja yang memakai
jubah, doakan isterinya dan sebaliknya. Juga doakan anaknya, supaya
masuk keutuhan atau kesatuan pembangunan Tubuh Kristus.
Dulu
saya takut, tidak mau menjadi gembala. Karena saya dulu memiliki
pengalaman pernah tinggal di gereja, gembala saya dicaci maki, saya
berkomitmen kepada TUHAN => 'Saya mau menjadi hamba TUHAN
sepenuhnya, saya mau tinggalkan semuanya, tetapi tidak mau menjadi
gembala, susah sekali'
Gembala saya dulu berada di kamar
(usianya agak tua) untuk menyiapkan Firman, tetapi dimarah-marahi
(dicaci maki, dihina) orang. Saya tahu sendiri, karena beliau
memanggil saya => 'bantu oom ya' Beliau tidak melawan, saya
yang melawan => 'jangan begitu pak...' Sejak saat itu saya
tidak mau menjadi gembala. Tetapi ini salah, sebab setiap jabatan
bukan untuk membuat kita susah => 'nanti kuliahnya bagaimana,
belajarnya bagaimana, berat ini ...' Tidak! Salah! Justru jubah
itu membuat hidup kita menjadi indah pada waktunya, masa depan kita
berhasil dan indah pada waktunya. Semoga kita dapat mengerti.
Sudah
dijelaskan ada dua pakaian. Kembali pada pakaian kesucian dan jubah
pelayanan. Pakaian keselamatan ini dibagi menjadi empat bagian.
Tinggal mau atau tidak mau! Harus cepat, jangan sampai diserobot
orang lain. Tetapi sesudah selamat (baptisan air) dan diberkati,
jangan lupa, masih ada jubah yang diundi. Ini agak sulit, sebab
banyak pertimbangan. Mohon kemurahan TUHAN, supaya kita mendapatkan
jubah (dipakai oleh TUHAN), supaya hidup kita menjadi indah dan juga
rumah tangga kita menjadi satu kesatuan tubuh, dan mulai indah pada
waktunya.
- Wahyu
19: 6-8,
6.
Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak,
seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah
menjadi raja.
7.
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya
telah siap sedia.
8.
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang
kudus.)
Pakaian ketiga:
pakaian
kemuliaan
= pakaian
Mempelai
= pakaian
putih berkilau-kilau (lenan halus).
Lewat pakaian inilah kita
dikembalikan ke Firdaus. Pakaian keselamatan (kebenaran), pakaian
kesucian dan jubah, sampai pakaian kemuliaan. Semoga kita dapat
mengerti.
Darimana kita mendapatkan pakaian putih
berkilau-kilau? Jika dicelup dalam darah, baru menjadi putih
berkilau-kilau.
Wahyu
7: 13, 14,
13.
Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah
mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka
datang?"
14.
Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu
ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar
dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan
membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Ay
13 => 'Siapakah mereka yang memakai
jubah putih itu' => jubah putih
berkilau-kilau.
Pakaian putih berkilau-kilau (pakaian Mempelai)
di dapatkan lewat pakaian yang dicuci (dicelup) di dalam darah.
Inilah percikan darah = sengsara daging bersama YESUS = sengsara
daging tanpa dosa. Tadi sudah hidup benar seperti bayi yang baru
lahir, kemudian diberikan pedang penyucian dan dipakai oleh TUHAN,
terakhir harus menderita (sengsara daging bersama YESUS, sengsara
daging tanpa dosa). Jangan kecewa dan berkata 'saya sudah hidup
benar, hidup suci, digembalakan, mengapa sengsara? Dulu tidak
sengsara' Banyak yang begitu, ini salah! Mungkin ada yang berkata
=> 'dulu sebelum ikut ketekunan dalam tiga macam ibadah, saya
tidak begini, sekarang sengsara daging' Ini berarti kita sudah
maju satu langkah, mau mencapai pakaian kemuliaan. Memang harus
mengalami sengsara daging bersama dengan TUHAN.
Saya sudah
pernah sebutkan, bentuknya bermacam-macam: berpuasa, doa semalam
suntuk ini harus kita lakukan untuk mendapatkan pakaian kemuliaan.
Pakaian kebenaran di dapatkan lewat percaya, baptisan air, baptisan
Roh Kudus. Kita sudah menerima, kita diberkati dan dipagari. Pakaian
kesucian lewat tergembala; kita disucikan terus dan diberikan jubah
pelayanan (bisa melayani TUHAN, menjadi satu sehingga hidup menjadi
indah). Terakhir, semuanya harus mengalami Getsemani (percikan
darah, jubah dicelup dalam darah). Mari ambil puasa, kalau tidak
kuat satu hari, belajar puasa setengah hari. Jangan dihina, bisa
puasa setengah hari saja, lumayan. Bisa puasa sampai jam 3 sore,
boleh. Nanti kalau kuat tambah jamnya. Begitulah berpuasa. Juga ikut
doa semalam suntuk dan doa malam. Sampai, kita mengalami fitnah
(tidak salah disalahkan), digosipkan yang tidak baik. Sengsara
karena melayani, sebab harus latihan koor terlebih dahulu dan
sebagainya.
Inilah bentuk-bentuk
percikan darah:
- sengsara
daging bersama YESUS;
- sengsara
tanpa dosa;
- jubah
dicelup dalam darah.
Jika
kita sedang mengalami sengsara daging bersama YESUS (percikan
darah), maka: kita sedang dikhususkan oleh TUHAN. Tidak semua
mengalami. Tadi kita dipanggil dan diberkati, banyak orang Kristen
yang bersaksi => 'Puji TUHAN, saya senang, selamat dan
diberkati' Inilah banyak yang dipanggil. Sekarang, kami sekeluarga
melayani dengan tekun dalam ibadah (digembalakan), ini sudah sedikit
(banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih). Kita sedang
mendapatkan kasih karunia TUHAN, yang lebih dari apapun di dunia.
1
Petrus 2: 19,
Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak
Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
Inilah
kita menerima kasih karunia TUHAN yang besar, tidak terbatas, lebih
dari apapun juga. Semoga kita dapat mengerti.
Sengsara daging
tanpa dosa (sengsara daging bersama YESUS), jika digambarkan itu
seperti wanita hamil yang hendak melahirkan. Wanita yang baik, kalau
hamil bukan karena dosa, tetapi karena berkat TUHAN (karunia TUHAN).
Ada wanita yang tidak dapat hamil, juga merupakan karunia TUHAN.
TUHAN lah yang mengerti. Wanita hamil semakin hari penderitaannya
akan semakin bertambah. Hamil satu bulan, dua bulan, tiga bulan,
bertambah terus, sampai sembilan bulan, mau melahirkan sudah tidak
berdaya lagi. Begitulah sengsara daging bersama TUHAN, bertambah
terus (meningkat terus), nanti sampai pada puncaknya yaitu mau
melahirkan anak. Kalau sudah melahirkan, sudah senang (lupa
penderitaannya). Itu sebabnya kita harus bertahan.
Hati-hati
justru saat-saat mau melahirkan (sudah tak berdaya lagi), ada yang
kecewa, putus asa, tetapi ada juga yang menyembah kepada
TUHAN.
Jadi,
ada dua kemungkinan saat dipuncak penderitaan:
- Mencela
TUHAN, menghujat TUHAN sampai menjadi putus asa dan merasa kecewa
=> 'percuma, aku sudah begini
bertambah susah' Hati-hati, sebab ini dapat terhilang selamanya,
telanjang selamanya.
- Menyembah
kepada TUHAN
= hanya mengerang dan mengeluh
kepada TUHAN seperti perempuan yang hendak melahirkan = berseru
'YESUS Haleluya' Kalau saya datang pada ibu yang akan
melahirkan, pesan saya hanya satu yaitu jangan sebut yang lain,
jangan marah-marah => 'ini gara-gara bapaknya' Jangan!
Tetapi sebut 'YESUS, YESUS' Inilah mengeluh dan mengerang
kepada TUHAN. Hanya ini saja yang dapat kita lakukan, ibu yang mau
melahirkan tidak dapat berbuat apa-apa.
Untuk
apa kita mengeluh dan mengerang kepada TUHAN?
- Untuk
pembebasan tubuh
= mau
mengalami pembaharuan tubuh menjadi manusia rohani.
Jadi, disaat-saat kita menghadapi percikan darah kita mengeluh dan
mengerang kepada TUHAN; menyembah TUHAN => 'YESUS haleluya'
untuk mengalami pembaharuan.
Roma
8: 22, 23,
22.
Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama
mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.
23.
Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima
karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil
menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh
kita.
Ay 23 =>
'kita
juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan
sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita'
=> dibebaskan dari daging.
Kita
mengeluh dan mengerang kepada TUHAN, supaya mengalami pembaharuan
dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS. Ibu hamil
yang mau melahirkan apa yang dibutuhkan? Kuat dan teguh hati.
Jangan malah menyerah => 'aku sudah tidak bisa' Jangan!
Tetapi harus kuat dan teguh hati.
Kuat
teguh hati artinya:
- Tidak
putus asa, tidak kecewa, tidak bangga, tetapi tetap berpegang pada
Firman pengajaran yang benar,
- Taat
dengar-dengaran. Dokter atau bidannya mengajarkan kepada wanita
yang akan melahirkan untuk mengambil nafas, dilepaskan, ikuti
saja. Taati saja, tahu-tahu sudah melahirkan bayi. Inilah
pembebasan tubuh.
Kalau
bisa taat, ada mujizat. Contohnya:
- Abraham
taat kepada TUHAN untuk menyembelih Ishak anaknya. Inilah mujizat
terbesar.
- Petrus
taat kepada perintah TUHAN untuk menebarkan jalanya. Sudah siang
hari banyak ditonton oleh nelayan lain dan juga berada dipinggir
pantai, sehingga mereka dapat menganggap Petrus sudah stress,
tetapi Petrus menebarkan jalanya. Kalau bisa taat (bisa kuat,
sekalipun dihantam apapun dan mengucap syukur), itu mujizat
terbesar. Semoga kita dapat mengerti.
- Untuk
menghadapi naga
= pencobaan-pencobaan
yang semakin berat sampai menghadapi antikris.
Kita hanya dapat mengeluh dan
mengerang, tidak dapat berbuat yang lainnya, hanya sebut 'YESUS
Haleluya' untuk berubah (mujizat terbesar), untuk melawan naga
(pencobaan yang mustahil sampai antikris). Mujizat jasmani juga
terjadi, TUHAN akan menolong kita dan juga TUHAN akan menyelesaikan
masalah kita.
Wahyu
12: 1-3,
1.
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan
berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah
mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
2.
Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak
melahirkan ia berteriak kesakitan.
3.
Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah,
seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk
sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
Ay
2 => sudah tidak berdaya lagi, dan menghadapi apa? Ayat 3.
Ay
3 => 'Maka
tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor
naga merah padam'
=> menghadapi naga merah = setan dengan pencobaan-pencobaan yang
mustahil sampai antikris. Kita tidak dapat berbuat apa-apa selain
hanya mengeluh dan mengerang kepada TUHAN.
Jangankan
perempuan yang mau melahirkan, perempuan yang sehat pun (mungkin
ikut bela diri) tidak akan sanggup menghadapi naga. Ada seorang ibu
yang akan melahirkan dan kondisinya yang sangat tidak berdaya
(sangat lemah), saya hendak mendoakannya dengan menumpangkan tangan
saja, suaminya mengatakan => 'tidak perlu pak Wi, doakan saja'
Ibu ini tidak kuat, ditumpangi saja sudah merasa terganggu. Ada
yang sampai seperti ini, akhirnya saya berdoa saja, agak jauh.
Tetapi kalau kita mengeluh dan mengerang kepada TUHAN, maka kuasa
TUHAN, kemurahan dan kebaikan TUHAN bekerja untuk menyelesaikan
segala masalah dan melindungi serta memelihara kita pada zaman
antikris. Dengan dua sayap burung nasar kita diterbangkan ke padang
gurung dan dipelihara dan dilindungi oleh TUHAN selama tiga
setengah tahun.
Kita
hanya mengeluh dan mengerang saja. Jika TUHAN datang kembali terjadi
mujizat terakhir, yaitu kita diubahkan menjadi sama mulia, sempurna
seperti Dia untuk layak menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di
awan-awan yang permai. Kita masuk perjamuan kawin Anak Domba, sesudah
itu masuk kerajaan seribu tahun damai (kita kembali ke Firdaus),
sampai masuk Yerusalem Baru.
Inilah
kerinduan TUHAN. TUHAN tidak rela kalau manusia (apalagi gereja
TUHAN) hanya menjadi seperti anjing babi, terkutuk dan binasa. TUHAN
mau mengembalikan manusia yang telanjang, sehingga mendapatkan lagi
pakaian keselamatan, pakaian kesucian dan jubah jabatan pelayanan
sampai pakaian kemuliaan. Sekalipun kita harus mengalami percikan
darah, sengsara yang meningkat. Jangan heran! Kalau sengsara sudah
meningkat, ingat! Kita seperti perempuan yang hendak melahirkan,
tetapi satu waktu dititik tertentu, semuanya akan bebas.
Tadi
seperti ibu yang hendak melahirkan. Ada satu contoh lagi, yaitu
penjahat yang disalibkan disebelah YESUS. Dia memang penjahat, najis,
gagal dan hancur, ini sengsara yang konyol (sengsara karena salahnya
sendiri, tetapi dititik akhir penderitaannya (akhir puncak
penderitaannya), penjahat yang satu mencela YESUS => 'Juruselamat,
selamatkan diri-Mu dan kami' tetapi penjahat satunya lagi: mengeluh
dan mengerang (menyembah TUHAN) => 'Dia tidak bersalah, kita
yang salah' Ini sama dengan minta ampun kepada TUHAN => 'saya
memang sengsara karena dosa-dosa saya' Maaf saya tidak menghakimi,
mungkin sekarang ini ada yang sengsara karena salah kita sendiri.
Mungkin boros, dan juga memiliki hutang di sini sana yang banyak =
inilah sengsara karena salahnya sendiri. Tetapi saat ini masih ada
jalan (seperti salah satu penjahat yang disallibkan disebelah YESUS),
yaitu mengeluh dan mengerang kepada TUHAN = minta ampun kepada TUHAN
=> 'ampunilah TUHAN, saya mau bertobat, berikan saya kesempatan
untuk kembali kepada-Mu'. Dan berseru => 'YESUS ingatlah aku,
kalau Engkau datang kembali ke dua kali (kalau Engkau datang kembali
sebagai Raja) ' Sama dengan menyembah Dia sebagai Raja, maka saat
itu juga TUHAN berkata => 'hari ini juga engkau berada di
Firdaus' Hari ini juga kita kembali ke Firdaus. Penjahat saja bisa
kembali ke Firdaus, masa hamba TUHAN, pelayan TUHAN tidak bisa? pasti
bisa kembali ke Firdaus, asalkan kita mengeluh dan mengerang di
puncak penderitaan (seperti penjahat ini mengaku dosa dan menyembah
TUHAN).
Serahkanlah
semuanya kepada TUHAN, maka kuasa TUHAN, kemurahan kebaikan TUHAN
mampu memindahkan kita dari suasana kutukan, kegagalan (penjahat ini
gagal, terkutuk, banyak air mata, dipermalukan) kepada suasana
Firdaus. Saat TUHAN datang kembali, kita benar-benar masuk dalam
Firdaus.
TUHAN memberkati kita semuanya.1