Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih membahas kitab Wahyu 2, dan kita sudah sampai pada ayat yang ke-6 (tentang sidang jemaat Efesus yang membenci pengikut Nikolaus). Sekarang, kita membaca ayat yang ke-7 (yang terakhir). Wahyu 2-3 dalam susunan tabernakel menunjuk tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian, sama dengan tujuh surat yang ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir, sama dengan penyucian terakhir yang dilakukan oleh TUHAN kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir (kita semua), supaya menjadi sempurna seperti Dia. Menjadi Mempelai Wanita TUHAN yang siap untuk menyambut kedatangan TUHAN ke dua kali.

Tujuh sidang yang disucikan oleh TUHAN lewat percikan darah, yang pertama adalah sidang jemaat Efesus (Wahyu 2:1-7). Sidang jemaat Efesus disucikan untuk kembali kepada kasih mula-mula.

Wahyu 2: 4, 5,
4. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
5. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

Penyucian terakhir terhadap sidang jemaat di Efesus karena sidang jemaat Efesus telah kehilangan kasih mula-mula dan TUHAN menghendaki supaya sidang jemaat Efesus kembali kepada kasih mula-mula. Pada ayat yang ke-7, terdapat janji TUHAN jika mau disucikan dan kembali kepada kasih mula-mula.

Wahyu 2:7, Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

Janji TUHAN yaitu untuk mengembalikan sidang jemaat Efesus ke firdaus (taman firdaus ALLAH). Memang manusia diciptakan diletakkan di taman firdaus, tetapi karena berbuat dosa, manusia diusir ke dunia, hidup dalam kutukan. Salah satu janji TUHAN, mengembalikan sidang jemaat Efesus ke taman firdaus ALLAH.

Sekarang ini kita akan mempelajari langkah-langkah untuk kembali ke firdaus yaitu:

  1. Kembali kepada kasih mula-mula (seperti sidang jemaat Efesus). Kasih mula-mula adalah kasih ALLAH yang dinyatakan lewat Kurban Kristus di kayu salib (kematian YESUS di kayu salib). Bagaimana praktiknya kembali kepada kasih mula-mula?

    Kisah rasul 19: 1-6,
    1. Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid.
    2. Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."
    3. Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."
    4. Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."
    5. Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
    6. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.

    Kisah rasul 19 => Paulus tiba di Efesus.
    Ay 3 => 'Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes' => baptisan air.

    Bukti atau prosesnya kita kembali kepada kasih mula-mula yaitu:


    • Pada ay 2, percaya kepada YESUS atau iman kepada YESUS lewat mendengar Firman Kristus. Firman Kristus adalah Firman yang diurapi Roh Kudus (Roma 10:17). Jadi Roh Kudus inilah yang mendorong kita untuk mendengar Firman ALLAH dengan sungguh-sungguh (dengan berkobar-kobar) sampai kita dapat mengerti Firman. Kalau bersungguh-sungguh (berkobar-kobar) dalam mendengarkan Firman, pasti mengerti. Roh Kudus membuat kita mengerti akan Firman. Masih dilanjutkan, bukan hanya sampai di otak (mengerti), tetapi sampai percaya atau yakin kepada Firman = percaya atau yakin bahwa YESUS adalah Satu-satunya Juruselamat ('tahu dengan pasti bahwa YESUS satu-satunya Juruselamat).

      Mendengarkan Firman dengan berkobar-kobar (bersungguh-sungguh), itulah kasih mula-mula. Kalau sudah mengantuk, loyo = tidak memiliki kasih.


    • Bertobat (ay 4 'Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat'). Bertobat adalah berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN = mati terhadap dosa. Roh Kudus membuat kita memiliki kerinduan (berkobar-kobar) untuk bertobat. Kalau masih ada dosa yang masih dipertahankan, akan ada kerinduan => 'aku mau lepas dari dosa ini' Inilah ada kasih mula-mula. Kalau berbuat dosa, tetapi malah tertawa-tawa, membela dosa, ini berarti sudah kehilangan kasih mula-mula.

      Mungkin masih berbuat dosa, tetapi sudah sadar dan ada kerinduan => 'aku harus berhenti berbuat dosa, TUHAN akan memberikan pertolongan untuk berhenti berbuat dosa' Itulah kasih mula-mula. Kalau tertawa-tawa, lalu menyalahkan orang lain (hanya menunjuk salahnya orang), tetap mempertahankan dosa, berarti sudah kehilangan kasih mula-mula (kehilangan firdaus). Mari kembali!


    • Masuk baptisan air (ay 3 'baptisan Yohanes'). Orang yang sudah mati, dikubur di dalam air.
      Roma 6: 4, Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

      Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah bertobat (mati terhadap dosa) harus dikuburkan dalam air bersama YESUS, kemudian bangkit dari dalam air bersama YESUS (keluar dari air bersama dengan YESUS) untuk mendapatkan hidup baru, hidup surgawi, yaitu mengalami kelepasan dari dosa. Tadi, kalau bertobat hanyalah sampai berhenti dari dosa. Misalnya: berbuat dosa itu berjalan ke neraka, kalau bertobat, berarti berhenti dan berbalik arah. Tetapi kalau baptisan air, lebih tinggi, yaitu mengalami kelepasan dari dosa. Kelepasan dari dosa artinya kita tidak mau berbuat dosa lagi sekalipun ada kesempatan, tantangan, paksaan, godaan, keuntungan, ancaman, apa saja.

      Tadi, Roh Kudus mendorong kita untuk rindu berhenti berbuat dosa (bertobat). Sekarang Roh Kudus mendorong kita untuk selalu merindu untuk terlepas dari dosa. Jadi tidak mau berbuat dosa lagi, sekalipun ada paksaan, keuntungan, ancaman. Contohnya adalah Yusuf. Kalau Yusuf mau berbuat dosa dengan isteri Potifar, maka ia mendapatkan keuntungan. Kalau tidak mau berbuat dosa, juga diancam oleh isteri Potifar. Tetapi Yusuf tetap tidak mau berbuat dosa. Inilah kelepasan dari dosa; kasih mula-mula. Tidak gampang/mudah untuk berbuat dosa, tidak mau mempertahankan dosa, itulah kasih mula-mula.


    • Baptisan Roh Kudus (Kisah rasul 19: 6).
      Baptisan Roh Kudus atau kepenuhan Roh Kudus = lahir baru dari Roh Kudus.

      Yohanes 16: 13, Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

      Ay 13 => 'Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran' => Roh Kebenaran = Roh Kudus.
      'Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran' => disini jelas. Jadi Roh Kudus memimpin kita untuk hidup dalam kebenaran.

      Segala aspek kehidupan kita harus dalam kebenaran. Inilah bukti kita menerima kasih mula-mula; kembali kepada kasih mula-mula. Kalau segala aspek kehidupan kita dalam kebenaran, maka kita layak makan buah pohon kehidupan di taman firdaus.

      Wahyu 2: 7, Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

      Waktu Adam dan Hawa berbuat dosa, mereka diusir dari taman firdaus, mengapa? Sebab kalau Adam dan Hawa berdosa lalu makan pohon kehidupan di taman firdaus, maka seumur hidup dia akan berbuat dosa (dosanya menjadi kekal selamanya). Buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat yang dilarang sudah mereka makan, satu waktu mereka akan makan buah dari pohon kehidupan sehingga dosanya menjadi kekal, itu sebabnya mereka diusir. Tetapi kalau sudah hidup benar, kita makan buah dari pohon kehidupan, maka kita dapat hidup kekal (kebenaran itu kekal). Jadi siapa yang kembali kepada kasih mula-mula (sudah hidup dalam kebenaran), boleh makan buah dari pohon kehidupan di taman firdaus, supaya kebenaran menjadi kekal (mantap) dan hidup kita kekal.

      Kalau kita hidup dalam kebenaran, akan mengalami kebahagiaan (dalam suasana firdaus). Mari kembali kepada kasih mula-mula, dan kita akan kembali ke firdaus. Kalau hidup benar, kita akan berbahagia. Kebahagiaan tidak ditentukan kaya, miskin, pandai, bodoh, tua, muda, bukan! Tetapi kalau hidup benar, pasti berbahagia.

      Yesaya 3: 10, Katakanlah berbahagia orang benar! Sebab mereka akan memakan hasil pekerjaannya.

      Kalau ayat ini dibuat kalimat yang sederhana => 'Sebab mereka akan memakan hasil pekerjaannya' => mereka akan berhasil dan diberkati TUHAN. Raja Daud bersaksi => 'sampai ke anak cucu diberkati' Kalau hidup dalam kebenaran, kita mengalami kebahagiaan (dalam suasana firdaus), berhasil dan diberkati oleh TUHAN sampai ke anak cucu. Sekarang ini biarlah kita kembali kepada kasih mula-mula.


    Langkah pertama untuk kembali ke frdaus adalah kembali kepada kasih mula-mula. Mulai dari iman (mendengarkan Firman), inilah langkah pertama. Permulaan dari semuanya adalah dari mendengarkan Firman. Sebab ayat mengatakan => 'pada mulanya adalah Firman' Kalau kita mau menjadi berhasil, hidup kekal, mau tertolong, hidup suci, mau senang, mau apa saja, permulaannya adalah mendengarkan Firman. Harus berkobar-kobar (bersungguh-sungguh) dalam mendengarkan Firman, sampai mengerti, percaya atau yakin kepada Firman. Dilanjutkan bertobat, baptisan air. Ada kerinduan atau semangat untuk lepas dari dosa => 'aku tidak mau tinggal dalam dosa, aku tidak mau berbuat dosa lagi apapun yang terjadi' Lalu baptisan Roh Kudus (hidup dalam kebenaran). Kita berkobar-kobar untuk mempertahankan kebenaran. Kita mendengarkan Firman TUHAN, kemudian diurapi oleh Roh Kudus = semakin memantapkan kebenaran.

    Saya sudah pernah bersaksi, dulu gereja saya masuk di jalan yang agak kecil, jadi tidak ada polisi disitu. Dulu saya tidak memakai helm (tahun-tahun pertama saya di Malang, saya juga tidak memakai helm), setelah perkembangan Firman, kebenaran ini ditingkatkan. Sekarang, saya harus memakai helm kalau naik sepeda motor. Kalau pengerja tidak memiliki surat ijin mengemudi tidak boleh mengendarai motor. Kita mengajarkan => 'harus memiliki surat ijin mengemudi dan sebagainya'

    Satu waktu saya juga dites yaitu: ada orang yang akan dioperasi, tetapi rumah sakitnya jauh, tetapi saya tidak memiliki helm. Lalu saya berjalan keluar ke arah masjid dahulu, naik jembatan layang, turun lagi, lalu mencari mikrolet. Sekalipun macet, tetapi TUHAN tolong saya dapat sampai tepat waktu. Kalau menurut perhitungan manusia, tidak akan dapat tepat waktu.

    Seandainya kalau => 'kamu tidak memiliki surat ijin mengemudi? tidak apa-apa, bonceng oom saja kesana', maka saya tidak akan pernah tertolong sampai dengan hari ini. Mari hidup dalam kebenaran, itulah bahagia. Tidak benar = tidak bahagia. Periksa! Kalau pekerjaan kita tidak benar, tidak akan bahagia sekalipun uang banyak. Study kita tidak benar, tidak bahagia. Nikah kita tidak benar, tidak bahagia. Mari kembali kepada kebenaran. Bekobar-kobar (semangat) untuk mempertahankan kebenaran, disitu kita mendapatkan kebahagiaan, berhasil dan diberkati TUHAN. Inilah suasana firdaus (kembali ke firdaus).


  2. Harus mengalami pekerjaan Firman ALLAH = harus terkena pedang Firman ALLAH. Kalau mau kembali ke firdaus, harus:


    • kembali kepada kasih mula-mula,
    • kembali ke kayu salib,
    • hidup benar. Jangan pernah berpikir, kalau tidak benar,maka kita akan berbahagia, tidak! Kalau benar, baru kembali ke firdaus. Kedua, harus mengalami pekerjaan pedang Firman ALLAH (Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua).


    Kejadian 3: 24, Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

    Ay 24 => 'Ia menghalau manusia itu' => Adam dan Hawa sudah diusir dari firdaus ke dunia ini (terkutuk).
    'di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan' => jangan sampai manusia makan buah pohon kehidupan. Kalau manusia berdosa makan buah pohon kehidupan, maka dosanya akan menjadi dosa yang kekal dan akan binasa.

    Jadi jalan menuju firdaus (pintu firdaus) dijaga oleh kerub (malaikat-malaikat) dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar. Siapa yang berusaha masuk ke pintu firdaus akan terkena pedang penghukuman. Disinilah kita bersyukur, sebab YESUS yang masuk ke pintu firdaus. YESUS rela mati di kayu salib = terkena pedang yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar untuk membuka pintu firdaus (membuka jalan menuju firdaus) bagi kita semuanya. Seandainya YESUS tidak terkena pedang penghukuman, pedang ini akan terus bekerja. Siapa yang mau masuk firdaus akan terkena pedang penghukuman dan mati (binasa). YESUS terkena pedang penghukuman, berarti segala penghukuman dosa sudah ditanggung oleh Dia.

    Sekarang kepada kita semua (sidang jemaat Efesus, jemaat bangsa kafir, sidang jemaat di akhir zaman). Jalan menuju firdaus sudah dibuka, kalau kita mau masuk ke pintu firdaus, maka kita harus terkena pedang penyucian = mengalami pekerjaan Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Firman pengajaran yang benar). Ada penginjilan, tetapi juga ada pengajaran. Jangan terkena pedang penghukuman, tetapi terkena pekerjaan pedang penyucian. Kalau tidak mau pedang, tidak akan dapat masuk firdaus. Jangan ditipu! Kalau kita hanya mendengar lawakan, dan sebagainya, tidak akan dapat masuk firdaus. Harus terkena pedang, tidak bisa tidak. Semoga kita dapat mengerti.

    Ibrani 4: 12, 13,
    12. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
    13. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

    Sekali lagi, ada Firman penginjilan tetapi juga ada Firman pengajaran. Firman penginjilan membawa orang berdosa untuk percaya YESUS dan diselamatkan. Sesudah itu, untuk dapat kembali ke firdaus, maka harus mengalami pedang Firman. Penginjilan jangan dihina => 'apa itu penginjilan?' Penginjilan penting! Kalau tidak ada penginjilan, tidak ada saya disini, tidak ada saudara disini. Semua karena injil sehingga kita dapat percaya YESUS dan diselamatkan. Tetapi sesudah itu harus ditingkatkan (terkena pedang Firman). Inilah yang kita saksikan.

    Bersaksi ada dua:


    • Bersaksi kepada jiwa-jiwa yang belum percaya YESUS, dengan injil => 'mari percaya YESUS, diselamatkan dan diberkati'
    • Tetapi bagi yang sudah percaya YESUS, mari bersaksi tentang pedang. Kita harus mengalami pedang Firman/makanan keras/Firman penyucian agar dapat kembali ke firdaus.


    Kesaksian kita dobel, yaitu tentang penginjilan (untuk orang di luar YESUS) dan tentang pedang Firman (untuk orang yang sudah selamat). Firman penggembalaan itu juga dobel:


    • Seperti membaringkan di padang rumput, ini penginjilan (merasa enak dibaringkan).
    • Dalam penggembalaan juga ada hidangan. TUHAN menyediakan hidangan (Mazmur 23), inilah makanan keras atau pedang.


    Jiwa baru bertambah, ada baptisan air, ini karena penginjilan. Tetapi yang lama harus terkena pedang, untuk menuju ke firdaus. Sebab itu TUHAN memberi hikmat kepada seorang gembala. Firman penggembalaan merupakan makanan dobel, seperti manna pada hari ke enam juga mendapatkan dobel. Setiap hari orang Israel menerima satu gomer manna, tetapi pada hari ke enam harus menerima dobel atau dua (untuk sehari-hari, tetapi juga untuk hari ke tujuh). Hari ke tujuh itulah sabat. Sekarang sabat dalam kerajaan seribu tahun damai (firdaus yang akan datang). Harus ada makanan dobel, itulah penginjilan dan pengajaran.

    Dalam Ibrani 4:12-13, pedang Firman (Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua) menyucikan kehidupan kita mulai dari:


    • Hati-pikiran kita. Hati sebagai sumber dari kehidupan rohani = pusat kehidupan rohani = penentu kehidupan rohani. Dalam tabernakel, hati ini ditunjukkan oleh meja roti sajian. Meja jangan diberi muntah, tetapi harus diberi roti. Banyak meja sudah cemar oleh muntah (kitab Maleakhi). Biarlah saat ini lewat pedang, muntah-muntah disucikan dan diberikan roti.

      Markus 7: 21-23,
      21. sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, (1)percabulan, (2)pencurian, (3)pembunuhan,
      22. (4)perzinahan, (5)keserakahan, (6)kejahatan, (7)kelicikan, (8)hawa nafsu, (9)iri hati, (10)hujat, (11)kesombongan, (12)kebebalan.
      23. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

      Ay 21 => 'sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat' => kalau dijadikan satu, akan menjadi hati pikiran yang jahat (meja).

      Ay 22 => 'kebebalan' => hati-hati kalau sudah ada kebebalan (yang ke-12). Kebebalan (orang yang bebal) adalah kehidupan yang:


      • tidak dapat diberi nasihat,
      • tidak dapat ditegor oleh Firman ALLAH,
      • diberi nasehat secara pribadi, sehingga dia tetap mempertahankan dosa-dosa dan binasa selamanya. Orang bebal itu sangat berbahaya. Kalau bebal, hati nuraninya menjadi kebal (mati). Dia berbuat dosa tetapi masih dapat tertawa-tawa, tidak ada perasaan takut dan sebagainya, itulah bebal.


      Pedang Firman menyucikan hati pikiran kita (meja kehidupan kita) dari kedua belas keinginan jahat dan najis (dosa kejahatan dan kenajisan). Kalau hati sudah disucikan dari kedua belas keinginan jahat dan najis, maka hati akan diisi dengan dua belas roti (meja roti sajian) yang disusun menjadi dua susun, masing-masing susun terdiri dari enam buah (enam buah dan enam buah). Angka enam puluh enam (enam puluh enam kitab dalam alkitab), menunjuk Firman pengajaran yang benar. Disinilah permulaan penyucian. Mau kembali ke firdaus, dilihat apa isi hati dan pikirannya. Kalau hati pikirannya najis-jahat, tidak akan dapat kembali ke firdaus, sebab itu harus ditusuk dengan pedang, sampai hati pikiran hanya diisi dengan Firman ALLAH yang benar. Semoga kita dapat mengerti.

      Kalau hati pikiran disucikan oleh pedang Firman, maka seluruh kehidupan kita akan disucikan (termasuk perkataan, perbuatan, semuanya akan disucikan). Kuncinya adalah di hati. Jangan sampai hati menjadi bebal. Kalau sudah bebal, tidak akan dapat disucikan lagi (tetap mempertahankan dosa, membanggakan dosa, tidak dapat berbuat benar dan baik lagi, hanya semata-mata berbuat dosa).

      Kalau hati pikiran mau ditusuk oleh pedang, disucikan dari kedua belas dosa, dan diisi dengan dua belas roti (Firman pengajaran yang benar), maka seluruh kehidupan kita juga disucikan = pribadi kita disucikan.


    • Kalau mau kembali ke firdaus, tidak cukup kalau hanya dengan penyucian pribadi. Hanya suci sendiri, tidak akan bisa. Sendi juga harus disucikan. Seperti tubuh ini tidak hanya terdiri dari tangan, tetapi masih ada bahu, tangan yang lain (ada sendi-sendinya). Ini berarti hubungan dengan orang lain juga harus disucikan (penyucian sendi).

      Ibrani 4: 12, Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

      Sendi-sendi juga harus disucikan. Firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua menyucikan kehidupan kita mulai dari hati pikiran (sumbernya dosa, gudangnya dosa, pusat kehidupan rohani). Pribadi sudah suci, seluruh hidup disucikan. Kedua, penyucian sendi. Sendi adalah hubungan antar dua tulang. Sendi disucikan supaya dapat bekerja sama dengan baik (masuk persatuan Tubuh Kristus). Hubungan antar dua tulang (hubungan dengan sesama) mulai dari:


      • Dalam nikah. Hubungan dalam nikah harus disucikan,
      • Dalam penggembalaan masing-masing, juga harus disucikan,
      • Antar penggembalaan (antar gereja). Dalam kunjungan-kunjungan, kita hanya membawa pedang saja (tidak membawa yang lainnya) untuk menyucikan,
      • Sampai nanti menjadi kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna = Israel dengan kafir menjadi satu tubuh yang sempurna. Semoga kita dapat mengerti.


      2 Korintus 12: 20, Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan, dan kerusuhan.

      Ay 20 => 'Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan' => terjadi apa itu?
      'Aku kuatir akan adanya perselisihan, iri hati' => hati-hati terhadap dua hal ini, perselisihan dan iri hati:


      • Dalam nikah jangan sampai terjadi perselisihan dan iri hati. Iri hati dalam nikah, termasuk juga cemburu. Inilah yang membuat sendi tidak baik (hubungan tidak baik). Kalau sendi tidak baik, mau goyang sedikit, sudah menangis. Jika suami-isteri, anak-orang tua, kakak-adik ada perselisihan, mari diselesaikan dengan baik. Kalau tidak mau diselesaikan, tidak perlu dipaksa-paksa, sebab sudah selesai (kita tidak berhutang darah). Kalau ada yang menimbulkan kecemburuan => kamu begini...' Mari diselesaikan (dibicarakan), disucikan, sampai kita saling percaya lagi di dalam rumah tangga.


      • Juga dalam penggembalaan,
      • Antar hamba TUHAN, jika terjadi perselisihan, harus diselesaikan.


      Perselisihan ini ada dua:


      • Perselisihan karena dosa-dosa atau kesalahan, mari saling mengaku dan mengampuni. Mari datang => 'apa kesalahan saya, ... ampuni' Kalau tidak mau, ya sudah (kita sudah mau menyelesaikan, tetapi dia tidak mau, ya sudah, tinggal urusan dia dengan TUHAN). Begitu saja, tidak perlu diungkit-ungkit lagi, sudah selesai (sudah beres). Jika mau, mari kita selesaikan. Semoga kita dapat mengerti.


      • Perselisihan karena pengajaran. Kalau dalam tabernakel, mulai dari iman sudah berselisih. Disini banyak perselisihan, alkitab mengajarkan => 'iman dari mendengar (Roma 10)' Tetapi ada ajaran => 'iman karena melihat' Contohnya: ada mobil putih, pegang, nanti kamu mendapatkan. Inilah karena melihat. Sudah berbeda, mari baca alkitab. Penyelesaian perselisihan dalam pengajaran kalau kita mau membaca alkitab. Kalau berdasarkan yang lain, nanti akan berdebat. Misalnya: soal iman, baca alkitab tentang iman. Semua tentang iman adalah sesuatu yang tidak kita lihat. Jika tidak sesuai dengan alkitab, akibatnya fatal. Dalam tabernakel, iman ditunjuk oleh pintu gerbang. Kalau pintu gerbangnya berbeda gemboknya saja (bentuk sama, catnya sama, semua sama), yang satu gemboknya warna putih semua, yang satunya lagi ada titik hitam sedikit saja, pasti masuknya berbeda (rumahnya sudah berbeda). Itu sebabnya kita jangan main-main dengan pengajaran, sebab merupakan penentu kita mau kemana. Belum lagi pengajaran soal baptisan (dapat bermacam-macam), belum lagi baptisan Roh Kudus (bermacam-macam). Maafkan, di gereja gpt (pengajaran) saja sudah bermacam-macam. Saya dilapori => 'mengapa begini pak, ...ada yang dijegal sekarang supaya jatuh dan lain sebagainya' Harus waspada! Perselisihan soal pengajaran dapat diselesaikan jika kembali ke alkitab, bukan kembali ke organisasi gereja, dan sebagainya. Mungkin di keluarga ada perselisihan soal pengajaran, kembali ke alkitab. Sama-sama baca alkitab dan selesai.


    Kalau perselisihan dan iri hati dipertahankan, nanti akan timbul yang lain. Sendinya akan benar-benar hancur dan tidak ada lagi hubungan satu dengan yang lainnya.

    Hati-hati terhadap iri hati:


    • Iri hati karena berkat TUHAN, ini yang sering terjadi. Contohnya: Yakub diberkati dan Esau iri hati. Kita semuanya diberkati oleh TUHAN. Kalau sampai iri hati kepada berkat yang diterima orang lain, berarti tidak menghargai berkat TUHAN dan tidak menghargai kemurahan TUHAN.


    • Iri hati karena jubah yang indah/pemakaian TUHAN. Semuanya dipakai oleh TUHAN. Saya sampai mengatakan => 'mengepel gereja pun dipakai oleh TUHAN' Kalau gereja ini tidak dipel, mungkin sekarang (hari Senin, Rabu) bisa datang, dua minggu-tiga minggu lagi semuanya akan gatal, empat minggu lagi tidak ada lagi yang mau datang ke gereja. Tiap datang ke gereja merasa gatal sehingga menggaruk-garuk, tidak dapat mendengarkan Firman (sebab banyak debu ). Harus dibersihkan. Yang membersihkan gereja pun dipakai oleh TUHAN. Iri hati soal pemakaian TUHAN, contohnya: kakak-kakak Yusuf iri hati kepada Yusuf. Inilah yang menimbulkan perpecahan.


    Hati-hati terhadap dua ini (iri hati dan perselisihan)! Kalau dalam rumah tangga, iri hati itu cemburu. Contohnya: seperti Rakhel iri hati kepada Lea. Waktu Lea sudah mempunyai anak, sedangkan Rakhel belum punya anak, dia minta kepada Yakub => 'beri aku anak, kalau tidak, aku akan mati saja' Sampai begitu kalau cemburu. Mari diselesaikan iri hati, cemburu dan perselisihan.

    Saya percaya, kalau semuanya ditusuk oleh pedang, semuanya dapat selesai (perselisihan, iri hati antara suami-isteri selesai). Siapa yang tidak pernah berbuat dosa? Saya pun berbuat dosa. Kalau kita saling mengaku dan saling mengampuni, maka Darah YESUS akan menyucikan dosa kita (seperti tidak pernah berbuat dosa) dan hubungan sendi akan menjadi baik. Dua ini (perselisihan dan iri hati) diselesaikan, kalau tidak akan muncul lainnya (2 Korintus 12:20 'amarah, kepentingan diri sendiri, fitnah, bisik-bisikan, keangkuhan, dan kerusuhan'). Kepentingan diri sendiri = egois. Kalau sampai kerusuhan, berarti sudah tidak ada hubungan sendi lagi (terlepas satu dengan yang lainnya).

    Mari, sekarang ini, biarlah terjadi penyucian hati pikiran dan sendi, supaya kita dapat bekerja sama antara satu dengan yang lain dan kita dapat masuk kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna (Mempelai Wanita). Kita tidak dapat suci sendiri.

    Kalau dalam tabernakel, temboknya terdiri dari papan-papan (papannya disalut dengan emas). Kalau papannya hanya satu (suci sendirian), ular dapat masuk, angin masuk, akhirnya roboh. Kalau papan-papannya dijajarkan, jangankan ular, anginpun tidak akan dapat masuk. Inilah kegunaannya penyucian hati (pribadi) sampai seluruh hidup, tetapi juga penyucian sendi. Supaya tidak ada fitnah dan sebagainya, harus ada penyucian sendi. Kalau kita dapat bekerja sama dengan yang lainnya, akan terasa enak (semuanya menjadi enak dan ringan). Kalau lima puluh kilo diangkat sendiri terasa berat, tetapi kalau bekerja sama terasa ringan (santai, bisa sambil tertawa-tawa). Harus bekerja sama di dalam rumah tangga (suami-isteri, anak-orang tua), penggembalaan, antar penggembalaan, supaya semuanya enak dan ringan. Sesudah itu kita masuk kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna (menjadi Mempelai Wanita yang siap menyambut kedatangan YESUS di awan-awan permai), inilah yang dapat kembali ke firdaus. Semoga kita mengerti.

    Kita kembali kepada kasih mula-mula, kemudian mengalami pekerjaan pedang penyucian (bukan lagi pedang penghukuman). YESUS sudah mengalami pedang penghukuman, dan kita mengalami pedang penyucian.


  3. Wahyu 22: 14, Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

    Ay 14 => 'Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan' => pohon-pohon juga berada di firdaus, sampai di Yerusalem baru.
    'memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan' => menjadi penghuni Firdaus (ada haknya).

    Istilah 'mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan' => Punya hak menjadi penghuni dari firdaus (kerajaan seribu tahun damai) lewat membasuh jubah.

    Langkah ketiga: membasuh jubah. Jubah adalah jabatan pelayanan. Kalau mau kembali ke firdaus, kita harus memiliki jabatan pelayanan (menjadi imam-imam dan raja-raja). Imam-imam dan raja-raja adalah kehidupan yang beribadah dan melayani TUHAN.

    Wahyu 20: 6, Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.

    Ay 6 => 'mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya' => berada di dalam firdaus.
    Penghuni firdaus (kerajaan 1000 tahun damai) adalah imam dan raja (tidak boleh orang biasa). Maut pun tidak dapat menghalangi. Inilah kekuatan jubah pelayanan! Kalau diijinkan meninggal dunia, nanti pada kebangkitan pertama waktu YESUS datang kembali ke dua kali, dia akan dibangkitkan dan kehidupan itu tetap menjadi imam dan raja dan masuk kerajaan seribu tahun damai, sampai di takhta surga tetap menjadi imam dan raja selama-lamanya (Wahyu 22:3-4). Inilah kekuatan dari jabatan pelayanan/jubah yang TUHAN berikan kepada kita. Mautpun tidak akan dapat menghalangi, kalau dia meninggal dunia sebagai gembala, sebagai apa saja, dia akan dibangkitkan dan tetap menjadi imam dan raja dalam kerajaan seribu tahun damai (firdaus), sampai kerajaan surga (takhta surga yang kekal).

    Jubah harus dicelup dalam darah, supaya:


    • Jabatannya kuat, tidak dapat dikalahkan oleh maut dan setan (tidak dapat ditelanjangi oleh siapapun, oleh apapun juga). Jubah dicelup dalam darah artinya harus mengalami percikan darah = sengsara daging bersama YESUS = sengsara daging tanpa dosa. Contohnya: seperti hari Minggu ini, seharusnya hari libur, tetapi kita beribadah. Pulang masih latihan koor, besok beribadah lagi dan latihan koor lagi. Ini salah satu jubah dicelup dalam darah. Kalau mau jadi imam dan raja, jubah sudah siap dicelup dalam darah, supaya tidak ditelanjangi oleh apapun (tidak dapat dicopot oleh siapapun) dan tetap beribadah melayani TUHAN sampai di takhta surga. Bahkan menjadi jubah putih berkilau-kilau = jubah tidak dapat ditelanjangi, tidak dapat dicopot oleh siapapun (oleh maut, setan), tetap menjadi imam dan raja sampai menjadi jubah putih berkilau-kilau (pakaian Mempelai). Inilah yang dapat masuk ke firdaus. Harus memiliki pakaian Mempelai, kalau telanjang akan ketinggalan di dunia dan binasa.

      Wahyu 19: 8, Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)

      Ay 8 => 'lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!' => jubah Mempelai.


    • kita mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS. Tadi, jubah dicelup dalam darah supaya tidak telanjang. Kalau telanjang tidak boleh kembali ke firdaus, seperti Adam dan Hawa yang telanjang sehingga mereka diusir dari firdaus. Oleh sebab itu kita harus memiliki pakaian putih berkilau supaya dapat kembali ke firdaus. Tetapi kalau tubuhnya masih manusia darah daging, juga tidak dapat kembali ke firdaus, sebab itu harus mengalami pembaharuan.

      2 Korintus 4: 16,17,
      16. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
      17. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

      Memang harus menderita, supaya manusia daging diubahkan menjadi manusia rohani seperti YESUS. YESUS harus mati di kayu salib, kemudian bangkit dalam tubuh kemuliaan, baru dapat kembali ke firdaus (terangkat ke surga). Kalau masih tubuh manusia darah daging tidak akan dapat terangkat ke surge. YESUS memiliki Tubuh Darah Daging Yang tidak berdosa (yang sempurna), karena masih dalam Tubuh Darah Daging, YESUS tidak dapat terangkat ke surga.


    Demikian juga kita. Tadi, dosa-dosa terus disucikan oleh pedang sampai menjadi Tubuh Kristus yang sempurna (tidak ada cacat cela), tetapi kalau masih dalam tubuh darah daging, juga tidak akan dapat terangkat ke surge. Sebab itu harus diubahkan. Bagaimana tanda manusia baru (manusia yang mulia).

    Efesus 4: 24, 25,
    24. dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
    25. Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

    Tanda utama dari manusia baru adalah:


    • Tidak berdusta = mulut berkata benar (jujur) dan baik (menjadi berkat bagi orang lain). Inilah manusia baru yang dapat kembali ke firdaus. Selama kita berdusta, tidak akan dapat kembali ke firdaus. Hati-hati, Petrus hamba TUHAN yang hebat dapat berdusta (tiga kali menyangkal YESUS), lalu siapa saya (dibandingkan dengan siapa kita). Kalau Petrus saja dapat berdusta, kita jangan merasa lebih dari Petrus, nanti banyak yang terjatuh.

      Petrus ini hebat:


      • sebab ia dapat berjalan diatas air,
      • mempunyai pengalaman melihat mujizat waktu YESUS memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan dan ia juga melihat YESUS memberi makan empat ribu orang dengan tujuh roti,
      • Petrus melihat YESUS membangkitkan anak yang mati, kalau sekarang mungkin dipakai dalam mujizat. Tetapi ia dapat berdusta. Ini yang berbahaya, sebab dusta berasal dari setan. Bapa pendusta adalah setan. Itu sebabnya sekarang ini kita harus bersungguh-sungguh, jangan berdusta, tetapi gunakan mulut untuk berkata benar dan baik.


    • Mulut digunakan untuk mengaku dosa (bukan untuk menghakimi orang lain) kepada TUHAN (horisontal) dan sesama (vertikal). Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Inilah manusia baru. Manusia baru dilihat dari mulutnya; mulut berkata benar dan baik dan mulut digunakan untuk mengaku dosa.


    • Mulut digunakan untuk menyembah TUHAN. Penyembahan yang benar (didorong oleh pengajaran yang benar), yaitu sesuai dengan penyembahan dari surga (merupakan pantulan penyembahan dari surga), itulah 'Haleluya' Kita menyembah dengan 'Haleluya' Saudara cek di Wahyu 19: 1, 3, 4 (semua yang ada di surga menyembah dengan 'Haleluya').

      Ada dua macam penyembahan yaitu:


      • Penyembahan dengan suasana kebangkitan dengan ucapan syukur. Mungkin saya dan saudara sudah ditolong TUHAN (diberkati, disembuhkan, kuliah ditolong sampai lulus), menyembahnya akan lain => 'Haleluya YESUS, terima kasih' Inilah penyembahan dengan ucapan syukur.


      • Ada kalanya, penyembahan dalam pengalaman kematian (ditandai dengan hancur hati). Mungkin ada masalah keluarga, ekonomi, penyakit dan sebagainya, kita menyembah TUHAN => 'Haleluya YESUS (dengan hancur hati)' Seringkali karena beratnya beban yang kita tanggung, kita menyembah TUHAN dengan hancur hati seperti bayi yang menangis. Jangan dihina! Kecuali kalau setiap doa, belum apa-apa, sudah teriak-teriak, ini harus ditertibkan. Tetapi kalau satu waktu ada yang menyembah seperti orang yang tidak tahu malu (seperti bayi yang menangis), saya hargai juga. Mana ada bayi yang malu? Kalau ada apa-apa, bayi langsung menangis, tidak peduli di pesawat atau dimanapun juga. Bayi memang tidak tahu malu. Mungkin waktu itu sudah kepanasan, karena ac belum dinyalakan, karena bayi tidak dapat mengungkapkan perasaannya, maka ia hanya dapat menangis.


      • Penyembahan dengan pengalaman kematian-kebangkitan akan menjadi nyanyian baru. Kebangkitan itu gunung, kematian itu lembah. Sekarang saya akan bicara penyembahan dengan hancur hati seperti bayi. Contohnya adalah raja Hizkia. Raja Hizkia divonis oleh TUHAN => 'kamu akan sakit, dan mati, silahkan sampaikan permohonanmu' Tetapi raja Hizkia menyembah dengan hancur hati/seorang raja menangis dengan sangat bagaikan bayi (ada tekanan yang besar) dan akhirnya TUHAN berbelas kasih dan mujizatpun terjadi.


    Tadi terjadi mujizat rohani, yaitu tidak berdusta (mulut berkata benar), hanya mengaku dosa dan hanya menyembah TUHAN. Inilah mujizat rohani; mujizat terbesar (tubuh kemuliaan). Tetapi juga, kalau kita dapat menyembah dengan hancur hati, maka mujizat jasmani juga akan terjadi.

    Yesaya 38: 1-6,
    1. Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi."
    2. Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN.
    3. Ia berkata: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yangbaik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.
    4. Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya:
    5. "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi,
    6. dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini.

    Ay 1 => ini bukanlah pesan dokter, melainkan pesan dari TUHAN Sendiri. Kalau pesan dari dokter, masih ada TUHAN. Kalau pesan dari TUHAN, mau ke siapa lagi? Ini luar biasanya raja Hizkia. Sudah dapat pesan dari TUHAN, tetapi raja Hizkia menangis seperti bayi.

    Ay 3 => 'Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat' => ini hanya bayi yang dapat menangis dengan sangat. Kalau orang tua menangis biasanya masuk ke kamar (biar tidak didengar anak-anak). Kalau bayi tidak peduli lagi, mau di pesawat atau dimanapun juga, ia langsung menangis. 'menangis dengan sangat' = menangis seperti bayi (mengharapkan belas kasihan TUHAN). Mari sekarang ini, mungkin TUHAN sudah memvonis, kita masih dapat berdoa.

    Ay 5 => doa raja Hizkia dijawab; terjadi mujizat jasmani, yaitu raja Hizkia disembuhkan dan usianya diperpanjang lima belas tahun lagi.
    Ay 6 => bahkan menang atas musuh-musuh.

    Mujizat jasmani terjadi, yaitu:


    • mati dapat dibangkitkan,
    • sakit yang seharusnya mati menjadi sembuh,
    • yang mustahil menjadi tidak mustahil,
    • gagal menjadi berhasil,
    • hancur menjadi baik. Inilah menangis dengan sangat; menyembah dengan hancur hati seperti bayi (hanya mohon belas kasihan TUHAN), sehingga dapat melunakkan hati TUHAN untuk mengadakan mujizat jasmani ditegah-tengah kita.


    • TUHAN memberikan kemenangan = semua masalah selesai,
    • TUHAN memagari bayi-bayi (TUHAN memeluk bayi) = TUHAN melindungi, memelihara sampai selama-lamanya. Semoga kita dapat mengerti.

Jika TUHAN datang kembali, terjadi mujizat yang terakhir, yaitu kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia. Pertama mulut berubah, nanti yang terakhir, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan TUHAN, yaitu mulut tidak salah lagi dalam berkata-kata dan hanya berkata 'Haleluya'

Kita:

  • akan terangkat di awan-awan yang permai.
  • hanya bersorak sorai 'Haleluya' dan bersama Dia selama-lamanya.
  • masuk perjamuan kawin Anak Domba, sesudah itu
  • masuk kerajaan seribu tahun damai (firdaus), sesudah itu
  • masuk Yerusalem Baru.

Sekarang ini biarlah:

  • kita kembali seperti bayi.
  • kembali ke firdaus;
  • kembali ke kasih mula-mula (hidup benar),
  • kembali kepada pedang. Jangan lepaskan pedang Firman atau pedang penyucian (penyucian pribadi, penyucian sendi atau dengan sesama).
  • kembali pada nikah yang benar dan
  • kembali seperti bayi yang hanya memohon belas kasihan TUHAN. TUHAN akan mengadakan mujizat di tengah-tengah kita.

TUHAN memberkati kita.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 28 April 2016 (Kamis Sore)
    ... Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah sebuah takhta terdiri di sorga dan di takhta itu duduk Seorang. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. Yang dilihat Musa adalah tabut perjanjian dengan shekinah ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 29 Maret 2019 (Jumat Sore)
    ... orang Di atas gunung TUHAN akan disediakan. Yang pertama Jehovah Jireh artinya Akulah Tuhan yang menyediakan--yang mengadakan. Artinya dari tidak ada menjadi ada. Keluaran . firman-Nya Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN Allahmu dan melakukan apa yang benar di mata-Nya dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya ...
  • Ibadah Doa Malang, 13 September 2011 (Selasa Sore)
    ... Suci harus disertai penyucian oleh firman pengajaran yang keras. Jangan direbus dalam air. Air menunjuk pada kesegaran dunia. Air yang positif adalah air kehidupan Roh Kudus. Jadi makan Perjamuan Suci harus dalam urapan Roh Kudus sehingga kita mengalami kepuasan dalam Roh Kudus. Makan Perjamuan Suci mengalami pekerjaan firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus firman ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 28 Mei 2015 (Kamis Sore)
    ... bayar apa-apa kepada mentimun dan semangka bawang prei bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering tidak ada sesuatu apapun kecuali manna ini saja yang kita lihat. Ini sudah terjadi pada saat bangsa Israel keluar dari Mesir menubuatkan bahwa nafsu rakus akan melanda gereja Tuhan pada akhir jaman ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 23 Maret 2024 (Sabtu Sore)
    ... di Bait Allah. Hati-hati Ini awasan bagi kita. Ini juga melanda pelayan Tuhan yang ada di Bait Allah. Lukas . Hari raya Roti Tidak Beragi yang disebut Paskah sudah dekat. Yang kedua buli-buli tanah liat diisi dengan makanan paskah--benih ilahi. Keluaran . Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga yang dipanggang mereka ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 29 Januari 2017 (Minggu Siang)
    ... mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan sihir percabulan dan pencurian. Ayat 'mereka tidak bertobat' sudah dihukum tetapi tidak bertobat. Ayat gt dosa mencuri adalah dosa yang melekat. Kita harus hati-hati Kalau hati kita sudah disucikan dari tujuh keinginan jahat dan najis sampai dosa yang melekat--dosa mencuri-- maka kita bisa mengembalikan persepuluhan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 15 Maret 2012 (Kamis Sore)
    ... seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. Petrus salah menggunakan pedang sehingga memutus telinga Malkhus. Prakteknya adalah Menyampaikan Firman Tuhan tanpa urapan Roh Kudus sehingga hanya berdasarkan keinginan. Akibatnya adalah sidang jemaat tidak mau mendengar Firman. Melakukan perbuatan atau perkataan yang merugikan ...
  • Ibadah Persekutuan Tubuh Kristus Medan II, 23 April 2013 (Selasa Sore)
    ... satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. Sebab kamu sabar saja jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 06 Mei 2009 (Rabu Sore)
    ... tahun Yobel Tuhan mengembalikan apa yang sudah hilang dari umatNya. Begitu juga sekarang Firman penggembalaan mampu mengembalikan apa yang sudah hilang dari kehidupan kita. Roma yang sudah hilang dari kehidupan manusia pakaian kemuliaan sehingga manusia telanjang. damai sejahtera sehingga manusia ketakutan dan stress. Kejadian berkat-berkat sehingga manusia hidup dalam kutukan ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 16 Agustus 2015 (Minggu Sore)
    ... kita mau diperdamaikan oleh kurban Kristus--dosa-dosa diampuni dan jangan berbuat lagi-- maka kita bisa melayani TUHAN. Pelayanan pendamaian dan berita pendamaian adalah suatu kepercayaan yang besar dari TUHAN kepada orang berdosa--bangsa kafir-- sebab sebenarnya yang boleh melayani TUHAN hanyalah bangsa Israel. Inilah kekuatan korban pendamaian --bangsa kafir pun bisa layak untuk ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.