Kita
masih berada di dalam kitab Wahyu 2 dan 3, ini tentang tujuh kali
percikan darah di depan tabut perjanjian = tujuh surat yang ditujukan
kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir, sekarang artinya penyucian
terakhir yang dilakukan oleh TUHAN kepada tujuh sidang jemaat bangsa
kafir, supaya menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti TUHAN.
Tujuh sidang jemaat bangsa kafir, yang pertama adalah sidang jemaat
di Efesus (Wahyu 2: 1-7).
Wahyu
2: 4, 5,
4.
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
5.
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah
dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak
demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu
dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Ay
4 => '
karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula'
=> kasihmu yang mula-mula.
Penyucian
terakhir terhadap sidang jemaat Efesus, yaitu sidang jemaat Efesus
meninggalkan kasih yang mula-mula (kehilangan kasih yang mula-mula).
Kasih mula-mula = kasih ALLAH di dalam Kurban Kristus (salib
Kristus). Tentang kasih mula-mula ini sudah kita pelajari. Jika
meninggalkan kasih mula-mula, akibatnya adalah kaki dian diambil dari
tempatnya (ay 5) = gelap (hidup dalam kegelapan). Dalam ibadah yang
lalu kita sudah mempelajari, hidup dalam kegelapan = buta secara
rohani. Sidang jemaat bangsa kafir, banyak yang buta secara rohani.
Dalam Matius 20: 29-34, tentang orang buta.
Matius
20: 29-34
29.
Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya keluar dari Yerikho, orang
banyak berbondong-bondong mengikuti Dia.
30.
Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa Yesus
lewat, lalu mereka berseru: "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah
kami!"
31.
Tetapi orang banyak itu menegor mereka supaya mereka diam. Namun
mereka makin keras berseru, katanya: "Tuhan, Anak Daud,
kasihanilah kami!"
32.
Lalu Yesus berhenti dan memanggil mereka. Ia berkata: "Apa yang
kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"
33.
Jawab mereka: "Tuhan, supaya mata kami dapat melihat."
34.
Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata
mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia.
Disini
disebutkan ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan, sekarang
artinya orang yang buta secara rohani = beredar-edar, jalan-jalan
(Kristen jalanan, hamba TUHAN jalanan, pelayan TUHAN jalanan) = tidak
tergembala. Inilah salah satu ciri kebutaan rohani atau salah satu
keadaan orang yang buta rohani.
Tanda-tanda
kehidupan yang di pinggir jalan atau tidak tergembala, yaitu
- Bagaikan
benih yang jatuh di pinggir jalan.
Bagaikan
benih yang jatuh di pinggir jalan,
artinya
- Matius
13: 3, 4, 19,
3.
Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka.
Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
4.
Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan,
lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
19.
Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga,
tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang
ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di
pinggir jalan.
Ay
19 => 'Kepada setiap orang yang
mendengar firman tentang Kerajaan Sorga'
=> pengajaran
Mempelai
dalam terang tabernakel. Kerajaan sorga = tabernakel. Saya selalu
mengatakan memang ada perumpamaan, tetapi perumpamaan tentang
kerajaan sorga, bukan sembarangan.
Arti pertama: tidak
mengerti bahkan tidak mau mengerti Firman ALLAH / Firman pengajaran
yang benar
(terutama Firman pengajaran Mempelai
dalam terang tabernakel atau Kabar
Mempelai).
Sudah tahu mana yang tidak boleh, tetapi tidak mau tahu, jawabannya
hanyalah => 'masa
tidak semua masuk
surga?'
Ini dapat
terjadi yaitu satu
dunia semuanya tidak
dapat masuk
surga.
- Lukas
8: 5, 12
5.
"Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada
waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu
diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai
habis.
12.
Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah
mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu
dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan
diselamatkan.
Arti
kedua: tidak
percaya pada Firman pengajaran yang benar
(Firman pengajaran Mempelai
dalam terang tabernakel). Kalau tidak mengerti, maka tidak akan
dapat
percaya. Jika digabungkan, jadi keadaan orang yang buta, yaitu
tidak mengerti dan tidak percaya = tidak dapat
melihat cahaya
injil
tentang Kemuliaan Kristus (Firman pengajaran yang benar atau Firman
pengajaran Mempelai
dalam terang tabernakel).
Mengapa
tidak dapat
mengerti dan tidak dapat
percaya kepada
Firman
pengajaran yang benar (tidak dapat
melihat cahaya
injil
tentang kemuliaan
Kristus)?
- Sebab
hatinya bagaikan di pinggir
jalan = hatinya mengembara (orangnya mungkin beribadah di
dalam rumah TUHAN, tetapi
hatinya dimana-mana) = tidak
konsentrasi atau memikirkan hal-hal lain di
saat
mendengarkan Firman.
Kalau saat
menyanyi dan sebagainya tidak akan diganggu (burung datang saat
penaburan benih). Hati-hati, waktu menyanyi akan dibiarkan bebas,
tetapi saat mendengarkan Firman,
burung-burung akan datang.
Semoga kita dapat mengerti.
Mungkin ada
pengalaman-pengalaman dari saudara. Saat menyanyi sudah lupa =>
'kompor hidup atau mati tadi' Tetapi saat mendengarkan Firman
mulai deg-degan => 'aduh, kompor hidup atau mati' Ini sama
dengan rohani kita mati atau hidup. Jadi waktu pemberitaaan Firman
akan digoda, supaya kita tidak mengerti dan tidak percaya kepada
Firman.
- Sebab
kakinya selalu mengembara (tidak tergembala), sehingga mengalami
kebimbangan.
Kalau hatinya bimbang, maka tidak akan dapat
percaya. Kakinya selalu mengembara (tidak tergembala), karena
mendengarkan ajaran-ajaran lain. Kalau mendengarkan satu pengajaran
(satu pokok), tidak akan mengembara. Saya selalu mengungkapkan
dengan gampang, kalau hamba TUHAN mendengar disini => 'begini',
lalu mendengarkan disana ?'begitu' Nanti jika
hendak berkhotbah
jadi bingung => 'begini-tu' Jemaat tidak akan mengerti dan
tidak percaya (hanya menimbulkan kebimbangan-kebimbangan). Semoga
kita dapat mengerti.
- Menginjak-injak
Firman pengajaran yang benar ('benih diinjak-injak') = menghina
Firman pengajaran yang benar,
yaitu
- Bosan
terhadap Firman pengajaran yang benar,
- Merasa
sudah tahu. Saya selalu dinasihati oleh guru saya => 'kalau
membaca Firman itu seperti tidak tahu' Padahal kitab Kejadian
ini sudah dibaca berulang kali. Bertahun-tahun, sudah
berpuluh-puluh kali dibaca. Paling tidak, setahun dua kali membaca
perjanjian lama, perjanjian baru minimal tiga kali. Tetapi saat
membaca merasa tidak tahu, disitulah TUHAN akan memberikan
ungkapan-ungkapan. Kalau sudah merasa tahu, tidak akan bisa.
Apalagi mendengar Firman => 'oo saya sudah tahu' Tidak akan
terungkap, bahkan sampai tidak mengerti dan tidak percaya. Semoga
kita dapat mengerti.
- Mengkritik
Firman pengajaran yang benar. Mengapa kita mengkritik Firman
pengajaran yang benar? sebab tidak sesuai dengan keinginan
dagingnya.
Contohnya: keinginannya A, Firman B, dia mulai
=> 'Itu terlalu, tidak ada kasih ...' Inilah tidak sesuai
dengan keinginannya; tidak sesuai dengan kepentingan dagingnya,
tidak sesuai dengan kehendak dagingnya (bertentangan). Banyak yang
mengkritik, padahal Firmannya benar. Memang Firman pengajaran yang
benar/Kabar Mempelai/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata
dua itu sakit bagi daging. (kepentingan, kehendak, keinginan
dagingnya dipotong). Seringkali banyak yang tidak mampu, sehingga
banyak yang mengkritik.
- Mengantuk
saat mendengarkan Firman pengajaran yang benar. Inilah
menginjak-injak benih, sehingga tidak bertumbuh (tidak mengerti
dan tidak percaya). Sekali lagi saya ulangi, mengantuk di rumah
saat menonton televisi
berbeda dengan mengantuk saat mendengarkan Firman. Kalau mengantuk
saat menonton televisi, itu karena capek dan langsung tertidur.
Tetapi kalau mengantuk saat mendengarkan Firman, itu karena roh
najis. Kalau pendeta sudah mengatakan => 'ini ayat terakhir'
Segar kembali (sudah tidak mengantuk lagi). Untunglah pendetanya
tidak mengantuk. Dulu saya pernah juga, waktu pertama kali dimulai
doa semalam suntuk, kadang-kadang di session dua ini yang paling
berat (mengantuk juga). Tetapi TUHAN memberi kekuatan. Ini
benar-benar terjadi. Kalau mengantuk saat menyembah, banyak.
Tetapi mengantuk saat berkhotbah, jangan-jangan hanya saya (saat
doa semalam suntuk). TUHAN menolong kita.
Inilah
kehidupan yang buta rohani = duduk di pinggir jalan = kehidupan yang
tidak tergembala, sehingga hidup dalam kegelapan. Tanda-tandanya,
pertama bagaikan benih yang jatuh di pinggir jalan (tidak mengerti,
tidak percaya Firman pengajaran, sama dengan tidak melihat).
Sebabnya, karena hatinya beredar-edar, kakinya beredar-edar dan
menginjak-injak atau menghina Firman pengajaran). Kalau tidak mau
mengerti, maka tidak akan dapat percaya. Akibatnya adalah tidak
selamat (Lukas 8:12) =
kehilangan keselamatan = binasa untuk
selamanya. Jadi saat-saat
mendengarkan Firman semacam ini, sangat menentukan bagi kita, apakah
kita selamat atau binasa. Dalam ibadah sekarang ini, pemberitaan
Firman paling dikecilkan. Kalau menyanyi, mari. Tetapi pemberitaan
Firman, jangan lama-lama
(sedikit saja), padahal inilah yang menentukan, apakah kita selamat
atau binasa.
Mari
berdoa kepada TUHAN, supaya kita tidak menjadi orang yang buta
rohani (Kristen jalanan, duduk di pinggir jalan, tidak tergembala).
Kalau tidak mengerti Firman, tidak percaya atau tidak yakin kepada
pengajaran yang benar, maka akan binasa selamanya. Semua yang
dilakukan tidak ada gunanya. TUHAN menolong kita semuanya. Inilah
keadaan atau tanda yang pertama. Semoga
kita dapat mengerti. Akibat
buta adalah tidak
selamat, binasa selamanya.
Dalam ibadah tadi pagi di Malang, kalau kita tergembala itu seperti
bayi yang merindukan air susu ibu yang murni dan rohani (bukan bosan
dll). Tidak ada bayi yang bosan susu. Pagi-pagi sudah minta susu
ibunya, dua jam lagi sudah minta susu, tidak bosan-bosan. Bayinya
tidak bosan (merindu), jangan-jangan ibunya yang bosan (sekarang
banyak gembala yang tidak mau berkhotbah).
Ini awasan bagi saya sebagai seorang gembala.
Jadi sikap
tergembala, yaitu seperti bayi yang merindukan air susu yang murni
(benar) dan rohani = sangat merindukan dan menikmati Firman
pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus. "Yang murni"
(benar) artinya dibukakan rahasianya, yaitu ayat yang satu
menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.
Yang
rohani artinya yang disampaikan dalam urapan Roh Kudus (bukan
urakan), yaitu:
- Disampaikan
dengan setia. Gembala menyampaikan dengan setia, itulah urapan.
Kalau tidak setia, itu bukan urapan. Kalau bisa, berkhotbah
dan kalau tidak bisa, tidak berkhotbah,
itu bukan urapan Roh Kudus (daging).
- Diulang-ulang.
Seorang gembala menyampaikan dengan diulang-ulang. Inilah diurapi
Roh Kudus.
- Teratur
seperti makanan bayi itu
teratur, ada makanan dibawah satu tahun, nanti satu tahun ganti
lagi susunya, dan seterusnya. Tidak sembarangan, bayi baru lahir
diberikan susu untuk usia lima tahun, bagaimana ini' Begitulah
seorang gembala.
- Tertib.
Ada sukacita tetapi tertib, bukan urakan seperti orang dunia.
Inilah
pemberitaan Firman yang dirindukan. Tadi, akibatnya tidak selamat
(hilang keselamatan). Tetapi kalau merindu Firman yang benar (yang
murni) dan yang rohani, maka kerohaniannya bertumbuh kearah
keselamatan sampai kesempurnaan. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
perbedaan antara tergembala dan yang tidak tergembala. Kalau tidak
tergembala, bagaikan orang yang buta (tidak dapat
melihat cahaya
injil,
tidak mengerti/tidak
percaya). Tetapi kalau tergembala, merindu dan menikmati sampai
benar-benar bertumbuh kerohaniannya kearah keselamatan dan
kesempurnaan. Kalau kaki dian diambil dari tempatnya, maka kehidupan
itu akan hidup dalam
kegelapan (buta rohani, cacat dan tidak sempurna). Inilah kehidupan
yang dipinggir jalan. Tanda pertama, bagaikan benih yang jatuh di
pinggir jalan (tidak selamat).
- Matius
21:18,19
18.
Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus
merasa lapar.
19.
Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak
mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya
kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi
selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara
itu.
Ay
19 => 'tetapi
Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja'
=> hanya daunnya yang lebat.
Tanda
kedua:
bagaikan
pohon ara yang ditanam di pinggir jalan, yaitu hanya
berdaun lebat, tetapi tidak berbuah.
Daun bagi tanaman artinya aktivitas (bagaimana kalau terkena panas,
untuk memasak makanan dan sebagainya). Hanya berdaun lebat, tetapi
tidak berbuah, bagi kita sekarang artinya (arti rohaninya) aktif
dalam ibadah pelayanan tetapi tidak memuaskan TUHAN (tidak ada buah
yang dimakan, TUHAN tetap merasa lapar),
sehingga dikutuk (gagal total). Maafkan ini agak melawan TUHAN,
yaitu TUHAN
disuruh makan daun. TUHAN ini
dianggap apa? Semestinya memakan buah, tetapi disuruh makan daun.
Inilah pelayan TUHAN yang merasa hebat, padahal gagal total,
terkutuk, kering dan binasa untuk
selamanya.
Hati-hati,
ini merupakan koreksi bagi saya juga. Sekarang pertanyaannya:
mengapa sudah aktif beribadah melayani TUHAN, tetapi tidak memuaskan
TUHAN? Mengapa sudah berdaun lebat, tetapi tidak berbuah? Biasanya
ciri pohon ara, setelah berdaun lebat, tandanya sebentar lagi
berbuah, itulah buah permulaan. Kalau daunnya sudah lebat, berarti
itu musim berbuah. Yang TUHAN cari, yaitu satu saja buah permulaan.
Pohon ara ini memiliki keistimewaan: ada buah permulaan, buah
pertengahan, buah akhir. TUHAN mencari satu atau dua buah permulaan,
tetapi IA tidak
mendapatkannya.
Mengapa
sudah aktif beribadah melayani TUHAN, tetapi tidak memuaskan TUHAN?
- Peristiwa
taman Eden (zaman permulaan):
daun pohon
ara dipakai oleh Adam dan Hawa untuk menutupi ketelanjangan
(menutupi dosa) = kebenaran
diri sendiri.
Dalam
kitab
Yesaya 'kebenaran manusia itu seperti daun' Kalau terkena panas
(daunnya rusak), akan telanjang lagi.
Kebenaran
diri sendiri yaitu:
- Kebenaran
diluar Firman ALLAH. Firman bilang 'tidak boleh', tetapi
dibilang 'tidak apa-apa, sekarang zaman modern dll' Contohnya:
wanita tidak boleh mengajar, tetapi dibilang 'tidak apa-apa'
Inilah aktif melayani tetapi tida berkenan atau tidak memuaskan
TUHAN (melayani tetapi diluar Firman). Inilah yang sangat
disayangkan.
- Sudah
berbuat dosa, tidak mau mengaku dosa, bahkan menutupi dosa dengan
menyalahkan orang lain, menyalahkan TUHAN (menyalahkan Firman
pengajaran yang benar). Inilah kebenaran sendiri. Semoga kita
dapat mengerti.
Sebenarnya
TUHAN datang ke taman Eden memanggil Adam dan Hawa => 'Adam
dimanakah engkau' Tetapi mereka lari bersembunyi dan tidak ada
kemampuan untuk kembali kepada TUHAN, sebab ada kebenaran sendiri.
Siapa manusia yang tidak berdosa, termasuk saya (hamba TUHAN,
pelayan TUHAN).
Sekalipun kita sudah
berbuat dosa (jatuh dalam dosa), kita harus menerima panggilan
TUHAN, yaitu:
- kita
menyadari dosa,
- menyesali
dosa,
- mengaku
dosa kepada TUHAN dan sesama (salib). Jika diampuni, jangan
berbuat dosa lagi (bertobat). Buah permulaan itulah bertobat.
Kalau
pelayan TUHAN bertobat, lalu melayani TUHAN (ada buah), itu pasti
memuaskan TUHAN. Alat pertama di halaman tabernakel, itulah mezbah
korban bakaran, ini menunjuk bertobat (buah permulaan). Adam dan
Hawa dipanggil oleh TUHAN, tetapi mereka tidak mau menerima
panggilan TUHAN. TUHAN bertanya => 'apakah kamu memakan buah
yang dilarang?' Jawabannya => 'perempuan yang Kau tempatkan
disisiku dialah yang memberikannya' Inilah menyalahkan isteri dan
menyalahkan TUHAN. Semestinya kalau menjawab => 'saya sadar
TUHAN, saya menyesal TUHAN, ampuni TUHAN dan saya tidak berbuat
dosa lagi' Inilah memuaskan TUHAN, bisa mendekat kepada TUHAN dan
dipakai lagi oleh TUHAN. Tetapi karena memakai kebenaran sendiri,
mereka-pun diusir oleh TUHAN.
Saat ini apapun kesalahan,
kekurangan kita, masih ada panggilan TUHAN. Sikap kita adalah
menerima panggilan TUHAN = menyadari dosa-dosa, menyesali
dosa-dosa, mengakui dosa-dosa kepada TUHAN dan sesama dan jika
diampuni, jangan berbuat dosa lagi (bertobat). Inilah buah
permulaan yang dapat memuaskan TUHAN. Kita harus melayani dengan
buah pertobatan, setelah itu barulah kita dapat memuaskan hati
TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- Zaman
YESUS di bumi. Pada waktu YESUS di bumi, lapar, pohon ara dipakai
hanya untuk berteduh. Tadi, pohon ara dipakai untuk menutupi
ketelanjangan di taman Eden (tidak memuaskan TUHAN). Sekarang,
pohon ara dipakai untuk berteduh. Memang enak dipakai untuk
berteduh (sejuk, kita dapat tertidur), karena daunnya
lebat.
Yohanes
1: 48-51,
48.
Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?"
Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku
telah melihat engkau di bawah pohon ara."
49.
Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau
Raja orang Israel!"
50.
Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku
melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan
melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
51.
Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah
turun naik kepada Anak Manusia."
Ay
48 => Natanael berteduh dibawah pohon ara.
Mengapa sudah
berdaun, tetapi tidak berbuah? Sudah melayani, tetapi tidak
memuaskan TUHAN. Jawaban kedua adalah daun
pohon ara dipakai untuk berteduh oleh Natanael
(memang sejuk).
Artinya ibadah pelayanan hanya untuk:
- mencari
kepentingan diri sendiri,
- hanya
puas dengan perkara-perkara dunia,
- hanya
untuk mencari perkara jasmani,
- hanya
untuk mengenakan daging => 'terima kasih, TUHAN luar biasa,
saya diberkati' Boleh, tetapi kalau hanya demikian, ini hanya
berteduh dibawah daun pohon ara. Kalau puas hanya sampai disini,
ini belum memuaskan TUHAN dan tidak akan dapat melihat TUHAN
secara jelas, karena tertutup daun pohon ara. Tetapi kalau keluar
dari pohon ara, akan melihat YESUS yang turun naik (Anak Manusia
yang turun naik). Jangan hanya puas dengan perkara jasmani.
Mengenakan daging, berarti tidak mau salib atau menolak salib
(hanya mau berteduh terus, yang enak saja).
Sekali
lagi, mohon ampun kalau dianggap sombong. Kalau saya mau mengenakan
daging (egois), sayalah yang paling menolak untuk mengadakan
kebaktian kunjungan, melanjutkan Lempin-El angkatan-26. untuk apa?
Satu tahun untuk Lempi-El, berapa? Dapat saya gunakan untuk membeli
mobil dan lain sebagainya. Ibadah kunjungan sebulan dua kali,
berapa harus membayar tiket pesawat, berapa hotelnya? Kalau saya
mau mengenakan daging seperti Natanael => 'saya sudah cukup'
Tetapi tidak akan penah melihat YESUS yang akan datang kembali ke
dua kali di awan-awan. Orang yang egois, tidak akan dapat melihat
YESUS yang datang kembali ke dua kali. Ini seperti kambing yang
diusir TUHAN => 'pergi, terkutuk engkau'. Demikian juga kita
semuanya, mungkin sudah enak => 'terima kasih sudah
digembalakan, sudah enak, sudah diberkati' Bagus, tetapi kalau
hanya puas sampai disitu, YESUS tidak akan merasa puas =>
'ketika aku lapar kamu tidak memberi aku makan, ketika aku haus
kamu tidak memberi aku minum' itu sebabnya, kita harus keluar dan
harus masuk pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Semoga kita
dapat mengerti.
Jangan sampai menolak salib! Ibadah yang
hanya mengenakan daging, hanya puas dengan berkat-berkat jasmani,
tidak akan dapat melihat langit terbuka/ tidak dapat melihat
Pribadi YESUS secara jelas/tidak dapat melihat kedatangan-Nya yang
kedua kali di awan-awan permai. Ini berarti ketinggalan saat YESUS
datang kembali ke dua kali, terkutuk seperti kambing.
Mohon
maaf jika dianggap sombong. Dari dulu saat masih pengerja, saya
sudah dilatih; kalau bpk pdt Pong diundang untuk berkhotbah tetapi
beliau tidak dapat memenuhi undangan itu, maka saya yang diutus (ke
daerah Jawa) => 'jangan ambil kolekte' Tetapi saya tidak
diberikan ongkos. Bahkan sampai kkr ke Kalimantan => 'pak Wi,
berkhotbah untuk ibadah kaum muda di Kalimantan'. Saya tidak
pernah diberikan ongkos, kamar hotel => 'terserah mau mencari
Firman dimana (mau di kapal dll)' Ini dilatih supaya tidak egois.
Pandangan kita hanya kepada YESUS, bukan kepada daun ara (hanya
kepada uang). Contohnya: kalau saya sudah merasa enak, senang
dengan adanya gereja dan jemaat di Malang dan di Surabaya, inilah
pandangan kepada daun ara (tidak memuaskan TUHAN dan bisa
terkutuk)' Harus keluar!
Jadi kita
harus keluar dari pohon ara, artinya:
- harus
berani terkena sinar matahari (terkena panas) = harus mengalami
salib = mengalami sengsara daging tanpa dosa (percikan darah),
untuk melayani pembangunan Tubuh Kristus. Semestinya enak di
rumah, tetapi harus keluar untuk memberitakan Firman.
- harus
keluarkan dana. Nanti, untuk kebaktian persekutuan di hotel
Kartika Graha harus mengeluarkan sekian ratus juta. Untuk
kebaktian persekutuan di Empire, juga keluarkan sekian ratus juta.
Kalau uangnya ditabung-tabung kami dapat membeli tanah sebab
gereja di Surabaya masih kontrak. Kalau dihitung dari tahun 2002,
sudah sepuluh tahun lebih, sudah dapat dengan tanah dan gerejanya.
Tetapi bpk pdt In Juwono mengatakan => 'nomor satu adalah
pembangunan Tubuh Kristus'. Pembangunan yang fisik akan hancur,
sekalipun memang perlu. Kalau TUHAN sudah menghendaki maka kita
harus melakukan, tetapi yang lebih penting dan tidak pernah hancur
adalah gereja secara rohani (Tubuh Kristus/bait ALLAH rohani).
Inilah yang lebih penting dan mulia untuk selamanya.Jangan takut
terkena panas/mengalami salib/mengalami percikan darah, sebab ada
hasilnya dan TUHAN tidak pernah menipu kita.
Hasilnya
adalah langit terbuka, artinya
- Kuasa
TUHAN turun dari atas ke bawah,
yaitu:
- Kuasa
pemeliharaan dan perlindungan TUHAN secara ajaib,
berlimpah-limpah,
- Kuasa
penyucian dan pembaharuan sampai kita menjadi sempurna seperti
Dia. Didalam nikah kita disucikan, dalam penggembalaan kita
disucikan lebih mendalam lagi, dalam persekutuan Tubuh Kristus
(antar penggembalaan) kita disucikan dan dibaharui lebih dalam
lagi. Sampai satu waktu kita sempurna, sama mulia seperti YESUS.
Kalau tidak, rugi, nomor satu saya yang menolak. Tetapi saya
sekarang sudah merasakan. Begitu saya berkhotbah, tidak hanya
yang mendengarkan yang di charge, saya juga seperti baterai yang
di charge lagi. Orang berkata => 'tidak capek' Saya pulang
malah semakin berkobar-kobar. Ini karena di charge secara rohani.
Disucikan dan dibaharui inilah di charge. Kalau kita mau
disucikan dan dibaharui, maka urapannya juga baru. Jemaat juga
dapat mengalami hal ini. Mari kita bersungguh-sungguh.
- Jika
YESUS datang kembali ke dua kali, kita akan terangkat ke awan-awan
yang permai dan kita bersama dengan Dia untuk selama-lamanya
(dari bawah ke atas).
Inilah kuasa pengangkatan yang bisa
kita alami mulai dari sekarang:
- yang
gagal menjadi berhasil
- yang
tenggelam dipulihkan. Inilah yang terjadi dalam pembangunan Tubuh
Kristus. Banyak hamba-hamba TUHAN yang datang dengan persoalan
gereja (gereja ditutup dll), setelah datang dalam persekutuan
yang benar, lalu terangkat. Ada juga yang sudah berputus asa =>
'saya sudah berusaha' Saat datang, saya nasehati =>
'pegang Firman saja, gereja bukan gedung. Biar gedungnya
serahkan saja..' Saya juga pernah mengalami, gembala dan guru
saya mengatakan => 'serahkan saja pak Wi' Semestinya
gereja kami ada dua di Malang, di jalan Ciliwung (saya disana
sudah menempati selama delapan bulan), kemudian lagi membangun
juga di jalan Simpang Borobudur. Rencana saya mau membuat dua
cabang. Tetapi mendadak digugat secara tidak adil, padahal disitu
surat keputusannya atas nama saya. Tetapi bpk pdt Pong berkata
untuk di serahkan saja'. Ternyata rencana TUHAN lain, saya
harus dikirim disini.
Mari
kita keluar semuanya, lihatlah malaikat-malaikat yang melayani anak
ALLAH (pembangunan Tubuh Kristus), pasti ada berkat yang dicurahkan
dari atas, baik berkat jasmani dan berkat rohani (penyucian). Ada
juga berkat dari bawah ke atas, itulah pengangkatan dari TUHAN.
Jika YESUS datang kembali, kita akan diangkat di awan-awan permai.
Betapa bahagianya. Mari jangan buta, hanya melihat daun pohon ara
sehingga tidak pernah dapat melihat YESUS. Semoga kita dapat
mengerti.
- Lukas
13: 6-9,
6.
Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai
pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk
mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya
7.
Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun
aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak
menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini
dengan percuma!
8.
Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku
akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
9.
mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Ay
6 => "Seorang mempunyai pohon ara
yang tumbuh di kebun anggurnya' => ini
sudah benar. Tadi pohon ara di pinggir jalan, tetapi sekarang pohon
ara di kebun anggur (sudah tergembala).
Ay
8 => untung kalau ada penunggunya (gembala). Ada Gembala Agung
(YESUS) => 'ini sudah tidak berbuah, tebang saja' Tetapi
masih ada penunggunya (gembala manusia) => 'janganlah TUHAN,
memang seharusnya sudah binasa, tetapi beri waktu lagi..' Masih
ada doa penyahutan. Inilah gunanya penggembalaan, salah satunya ada
doa penyahutan untuk menahan hukuman TUHAN (memberikan kesempatan
kepada kita untuk berbuah).
Ay 9 => kalau memang tidak
dapat diperbaiki lagi, terserah TUHAN. Tetapi masih ada usaha dari
gembala manusia. Tugasnya berat, selain memberi makan sidang
jemaat, tetapi juga ada doa penyahutan.
Jawaban ketiga:
pohon
ara sudah ditanam di kebun anggur (sudah tergembala), tetapi tidak
berbuah.
Mengapa harus dicangkul (tidak
dipotong daunnya)? Mencangkul itu untuk memperbaiki perakaran. Ini
berarti akarnya yang tidak baik, yaitu melayani dengan:
- akar
kejahatan (keinginan akan uang). Keinginan akan uang membuat kikir
dan serakah. Kikir artinya tidak dapat memberi, sedangkan serakah
artinya merampas hak orang lain terutama hak TUHAN (persepuluhan
dan persembahan khusus). Kalau ada akar kejahatan, tidak akan
dapat berbuah. Itu sebabnya, akar harus disucikan.
- akar
kepahitan, yaitu iri hati, dendam, kebencian tanpa alasan,
termasuk gosip-gosip dan lain-lain, sehingga gampang tersandung.
Kalau ada akar kepahitan, harus diperdamaikan terlebih dahulu.
- akar
busuk = yang tidak suka (menolak) Firman pengajaran. Biarpun sudah
melayani, tidak akan dapat memuaskan TUHAN, karena tidak
disucikan. Kalau menolak pedang, maka hidupnya tidak akan dapat
disucikan.
Yesaya
5: 24,
Sebab itu seperti lidah api memakan jerami, dan seperti rumput
kering habis lenyap dalam nyala api, demikian akar-akar mereka akan
menjadi busuk, dan kuntumnya akan beterbangan seperti abu, oleh
karena mereka telah menolak pengajaran TUHAN semesta alam dan
menista firman Yang Mahakudus, Allah Israel.
Kalau
menolak Firman pengajaran yang benar, berbahaya! Kalau saya mengajar
Lempin-El Kristus Ajaib, saya selalu bertanya (seperti dulu guru
saya bertanya, saya hanya mencontoh saja) => 'boleh
berfellowship' mereka menjawab => 'boleh' ini salah!!
jawaban yang benar adalah 'harus' Tetapi dengan pengajaran yang
benar. Kalau tanpa pengajaran yang benar, akarnya akan menjadi
busuk. Kalau ada pengajaran yang benar, dan kita tidak mau
berfellowship, itu juga akar busuk. Ini benar-benar
mengerikan.
Fellowship (pembangunan Tubuh Kristus) ini sangat
menentukan. Kalau saya sebagai gembala, lalu ada orang yang dipakai
dalam pengajaran yang benar, lalu saya tidak mendukung (tidak mau
datang), malah bergosip, ini mengerikan karena dapat menjadi kering,
bahkan akarnya dapat menjadi busuk. Sebaliknya kalau ada pengajaran
yang tidak benar (pengajaran lain), lalu kita berkata => 'ya,
kita datang karena sungkan = menjadi busuk (kering) dan sangat rugi
(pelayanannya tidak akan maju ). Kalau bapak, ibu, saudara datang,
maka tidak akan maju rohaninya. Semoga kita dapat mengerti.
Jadi
tidak sembarangan! Doakan, supaya kami sebagai gembala tidak
sembarangan. Kalau ada yang dipakai dalam pengajaran (mau muda,
pengerja, siapapun juga), lalu kita tidak mendukung, ini mengerikan.
Sikap kita terhadap pengajaran yang benar adalah taati saja (jangan
ditolak, jangan dihina) = dengar-dengaran.
Matius
7: 21-23,
21.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga.
22.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi
nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23.
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!"
Ay
21 => 'melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga' =>
inilah puncak tahbisan; taat dengar-dengaran, sehingga pintu sorga
terbuka bagi kita. Ini luar biasa.
Kalau kita taat
dengar-dengaran pada pengajaran yang benar (kehendak Bapa), maka
pintu surga akan terbuka bagi kita dan pasti pintu-pintu di dunia
juga terbuka. Tidak ada pemikiran saya untuk mengadakan fellowship,
ada orang-orang dari luar negeri yang datang, bahkan saya sampai
dikirim ke luar negeri (tidak ada pemikiran seperti itu). Bpk pdt
Pong satu minggu sebelum beliau meninggal, saya ditumpangi tangan =>
'tekunilah persekutuanmu yang kecil-kecil' Saya juga seadanya
saja, tetapi TUHAN Yang menolong semuanya. Kalau pintu surga
terbuka, maka pintu di dunia juga terbuka (tidak dapat dihalangi
oleh apapun juga).
Sebaliknya, kalau tidak taat (menolak)
Firman pengajaran yang benar, mengerikan. Kita sudah melayani =>
'dahyat, luar biasa' Tetapi TUHAN berkata => 'enyahlah
engkau' Tidak dianggap oleh TUHAN.
Matius
7: 22, 23,
22.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi
nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23.
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!"
Ay
22 => 'Pada hari terakhir banyak orang
akan berseru kepada-Ku...'? pada hari
yang terakhir banyak yang terkecoh => 'dia dipakai, luar biasa'
Tetapi tanpa pengajaran yang benar, tanpa ketaatan, tidak akan ada
artinya, tidak diakui oleh TUHAN => 'Aku tidak mengenal engkau'
Ini mengerikan. Mau dimanapun saya akan berteriak. Bpk pdt In Juwono
dulu juga begitu => 'saya akan berteriak' Inilah yang harus
diteriakkan, supaya di akhir zaman, kita tidak terkecoh.Tetapi,
justru di akhir zaman banyak yang terkecoh, merasa dipakai luar
biasa, padahal TUHAN berkata => 'enyahlah engkau' Ini karena
tidak sesuai dengan pengajaran yang benar; tidak taat pada
pengajaran yang benar; menolak Firman pengajaran yang benar. Firman
bilang A, dia bilang => 'oo tidak apa-apa B, buktinya kita
dipakai ...' Tetapi akhirnya diusir oleh TUHAN. Bukan dipakai oleh
TUHAN, melainkan dipakai oleh setan.
Ay 23 => 'Pada
waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka'
=> lebih baik saat ini TUHAN Yang berterus terang, maksudnya
supaya kita kembali kepada Firman pengajaran yang benar. Jangan
menunggu nanti! Kalau nanti, sudah tidak ada waktu lagi. Sekarang
ini mari kembali.
Segala pelayanan
yang tidak melakukan kehendak TUHAN (tidak sesuai dengan pengajaran
yang benar):
- tidak
diakui oleh TUHAN,
- tidak
dikenal oleh TUHAN dan akan
- diusir
oleh TUHAN, sebab dia pembuat kejahatan. Semakin melayani, semakin
berbuat jahat. Bukan berarti disini yang paling benar, tidak! Saya
hanya membaca ayat. Mari taat kepada Firman pengajaran yang benar.
Urusan orang lain, urusannya dia. Yang penting kita sekarang taati
Firman pengajaran yang benar, nanti kalau ada kesempatan dalam
fellowship saya akan berteriak juga untuk yang lain. Mari kita
bersama-sama taati, supaya pintu surga terbuka dan pintu di dunia
juga terbuka (masa depan terbuka). Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
pohon ara yang berdaun, tetapi tidak berbuah, sehingga kering dan
terkutuk. Ada sebab-sebabnya. Sidang jemaat Efesus tidak memiliki
kasih mula-mula, maka pelitanya/kaki diannya diambil dari tempatnya,
sehingga hidup dalam kegelapan (buta rohani, cacat, tidak sempurna,
tidak dapat menyambut kedatangan TUHAN). Tanda-tandanya tidak
tergembala (duduk dipinggir jalan, buta, cacat) yang:
- pertama
adalah benih yang jatuh dipinggir jalan. Ini persoalan benih (tidak
mengerti dan tidak percaya kepada Firman).
- kedua,
seperti pohon ara ditanam di pinggir jalan. Berdaun tetapi tidak
berbuah (melayani tetapi tidak memuaskan TUHAN), ini ada
sebab-sebabnya sampai akar yang busuk (menolak Firman pengajaran).
Tadi tidak percaya kepada Firman, sekarang menolak dan menghina
Firman pengajaran, sehingga menjadi kering dan busuk (binasa
selamanya).
- Matius
9:35, 36,
35.
Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar
dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta
melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
36.
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan
kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang
tidak bergembala.
Tanda
ketiga:
seperti
domba yang tidak tergembala.
Keadaannya yaitu
- Lelah
= letih lesu, berbeban berat. Kalau letih lesu, beban berat, satu
waktu akan berhenti melayani TUHAN. Sekarang banyak gembala-gembala
yang berhenti melayani dengan seribu satu macam alasan. Inilah
tanda-tandanya dia letih lesu, beban berat.
Banyak nikah-nikah yang berhenti
ditengah jalan, karena letih lesu-beban berat, sehingga banyak
perceraian, bahkan kawin cerai (sekarang sudah direstui di gereja
lewat pendeta, termasuk juga dalam Kabar Mempelai). Itu sebabnya
kita harus berhati-hati dan waspada.
- Terlantar
= tidak ada yang bertanggung jawab, terutama atas keselamatan
jiwanya. Semoga kita dapat mengerti.
Khusus
untuk bangsa kafir lebih mengerikan lagi. Untuk bangsa kafir selain
lelah (letih lesu, tidak tergembala), terlantar, masih ditambah satu
lagi. Dalam Matius 15:21, 28, ini tentang perempuan Kanaan yang
datang kepada YESUS => 'tolonglah aku karena anakku kerasukan
setan, sangat menderita' Tetapi YESUS mengatakan => 'tidak
patut roti untuk anak (bangsa Israel) diberikan kepada anjing'
Bangsa kafir hanya seperti anjing. Jadi bukan cuma letih lesu, beban
berat, terlantar (tidak ada yang memperhatikan, tidak ada yang
bertanggung jawab), kalau bangsa kafir tidak tergembala (mohon
maaf):
- Akan
menjadi anjing dan babi (bukan domba). Anjing itu menjilat muntah,
menunjuk perkataan-perkataan yang tidak benar, perkataan yang tidak
baik (najis, dusta, fitnah dll). Babi menunjuk perbuatan-perbuatan
yang najis (dosa makan minum dan kawin mengawinkan). Semoga kita
dapat mengerti.
- Dosa
makan minum: merokok, mabuk, nakorba. Hati-hati! Baru merokok (yang
paling ringan), sudah banyak melakukan pertentangan-pertentangan =>
'tidak dituliskan di alkitab, hanya ada di pom bensin' Inilah
bangsa kafir. Mengapa merokok? Seorang rohaniawan berkata kepada
saya: karena tidak ditulis di alkitab, jadi saya merokok, kemudian
saya katakan => 'narkoba juga tidak dituliskan di alkitab,
mengapa saudara tidak sekalian memakai narkoba?' Bukan begitu,
sebab ada yang tertulis di alkitab, ada juga yang tersirat dan
harus dibukakan rahasianya (ayat menerangkan ayat). Jangan
berbantah-bantah, TUHAN menolong kita semuanya. Semoga kita dapat
mengerti.
- Selalu
mengalami masalah yang tidak pernah selesai. Kalau tidak
tergembala, maka ada masalah yang tidak pernah selesai, terutama
masalah nikah dan buah nikah (banyak air mata yang mengalir).
Banyak penderitaan dalam masalah ekonomi, banyak penderitaan dalam
masalah penyakit, tetapi yang disebut 'sangat menderita'
artinya penderitaan dalam nikah dan buah nikah yang hancur (dirasuk
setan; hancur, busuk, najis). Semoga kita dapat mengerti.
Tadi
dalam Matius 20:30-31 terdapat dua orang yang buta.
Matius
20: 30, 31,
30.
Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa
Yesus lewat, lalu mereka berseru: "Tuhan, Anak Daud,
kasihanilah kami!"
31.
Tetapi orang banyak itu menegor mereka supaya mereka diam. Namun
mereka makin keras berseru, katanya: "Tuhan, Anak Daud,
kasihanilah kami!"
Dua
orang yang buta = suami isteri yang buta. Kalau suami isteri tidak
tergembala (buta rohani), maka buah nikah menjadi korban (buah nikah
menjadi buta dan sangat menderita). Suami isteri (bapak ibu) harus
bertanggung jawab! Bukan hanya menyekolahkan/menguliahkan anak,
tetapi kita harus bertanggung jawab, supaya anak cucu kita juga
tergembala sehingga dipelihara, dilindungi dan diselamatkan oleh
TUHAN. 'laki-laki duduk' = tergembala terlebih dahulu, maka
isteri dan anak juga akan tergembala. Semoga kita dapat
mengerti.
Menghadapi domba yang tidak tergembala (menghadapi
dua orang buta, suami-isteri yang buta), maka YESUS lewat disitu,
sebagai Gembala Yang Baik Yang sudah berkorban nyawa (menyerahkan
segala-galanya bagi kita). Tidak kebetulan YESUS lewat.
Yohanes
10:11,
Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi
domba-dombanya;
Ay 11 =>
'Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi
domba-dombanya' => memberikan
segala-galanya bagi domba-dombanya.
Inilah
cara TUHAN dalam menghadapi domba yang tidak tergembala (yang buta,
yang hidup dalam kegelapan; letih lesu, beban berat, terlantar,
seperti anjing babi). YESUS lewat disitu sebagai Gembala Yang Baik,
yang harus menyerahkan Nyawa (menyerahkan segala-galanya) bagi kita
semuanya. Kalau hanya menyerahkan (berkorban) uang, emas? Tidak akan
bisa. Harus menyerahkan Nyawa bagi domba-domba; harus berkorban
segala-galanya bagi domba-domba yang tidak tergembala (kehidupan yang
buta). YESUS lewat di tempat yang bagaimana?
Markus
1: 1-3,
1.
Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.
2.
Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: "Lihatlah, Aku
menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan
bagi-Mu;
3.
ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah
jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya,"
Ay
2 => '
ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu' => nabi
Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi YESUS untuk lewat. Di
jalan yang bagaimana YESUS lewat?
Tadi,
untuk menolong orang yang buta (bangsa kafir yang hancur, nikah dan
buah nikahnya; sudah menderita, letih lesu, beban berat, terkutuk
seperti pohon ara dipinggir jalan, tidak selamat) YESUS lewat sebagai
apa? Kalau YESUS sebagai Tabib, Penolong, tidak akan bisa. Harus
sebagai Gembala Yang menyerahkan NyawaNya. YESUS lewat di jalan apa?
Di jalan yang lurus. YESUS hanya lewat di jalan yang lurus. Kalau
jalan yang berkelok-kelok itulah ular yang lewat, seperti => 'ya,
tetapi ...tidak, namun...' Itu ular. Kalau YESUS => 'ya,
katakan ya ...tidak, katakan tidak' Jalan yang lurus = jalan yang
rata = hati yang tulus, jujur.
Hati
yang tulus dan jujur, hanya bisa di dapatkan lewat baptisan air.
Waktu YESUS keluar dari air, langit terbuka dan burung merpati turun
keatasNya. Merpati gambaran hati yang tulus (ketulusan hati). Maaf
pada ibu, kalau kita dilahirkan oleh ibu, hanya manusia darah daging
yang seringkali hatinya/daging (seperti zaman Nuh hati manusia
cenderung jahat, berkelak-kelok). Tetapi hanya lewat baptisan air,
maka kita lahir dari TUHAN, sehingga mendapatkan hati yang lurus
(hati yang tulus dan jujur).
Mengapa
TUHAN seringkali tidak dapat lewat, tidak dapat melawat, tidak dapat
menjamah kita di dalam ibadah pelayanan (pemberitaan Firman)? Sebab
hati kita berkelak-kelok (tidak tulus dan tidak jujur), sehingga
TUHAN tidak dapat lewat. Yang lainnya => 'terima kasih TUHAN,
saya dijamah, tetapi kita kering' Sebab kita tetap berkelak-kelok,
jika ditanya => 'ini pengajaran yang benar...' Jawabannya =>
'ya, memang benar, tetapi ...' seperti ini, tidak akan dapat
dijamah, tidak dapat ditolong. Terutama soal pengajaran dan segala
hal. Jika berkelak-kelok, YESUS tidak dapat lewat, sehingga kita
terus berada dalam keadaan kering. Sekalipun sudah doa malam, doa
semalam suntuk, mungkin ikut doa dua hari dua malam, tetap kering.
Saya dulu pernah mengalami, masih remaja coba-coba ikut doa malam
(sudah agak bertobat), tetapi malah mengamuk-ngamuk. Yang lainnya =>
'Haleluya YESUS' Sedangkan saya merasa kering sekali, tidak
mendapatkan apa-apa (mengantuk dan juga tidak berdoa). Sekarang saya
tahu, ini karena hatinya belum lurus (belum tulus, masih ada yang
disimpan), sehingga YESUS tidak dapat lewat (tidak dapat menjamah).
Kalau
hati sudah lurus, disitulah TUHAN akan menjamah kita. Mari, sekarang
ini, biarlah kita mendapatkan hati yang lurus. Yang sudah baptisan,
mari. Hati yang lurus = tanah yang datar.
Lukas
6: 12, 17-19,
12.
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan
semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
17.
Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang
datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan
banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem
dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
18.
Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari
penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh
kesembuhan.
19.
Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa
yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Ay
12 => '
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa'
=> Bukit (gunung) menunjuk bukit Golgota.
Ay
17 => '
berhenti pada suatu tempat yang datar' =>
tidak berkelak-kelok = datar = hati yang lurus (hati yang lurus).
Dihadapan
bukit Golgota ada tanah yang datar (hati yang lurus atau tulus).
Dihadapannya ada bukit, jadi yang dilihat hanyalah bukit. Saudara
dapat membayangkan, misalnya dihadapan saya ada tembok, ya hanya
melihat tembok terus. Kalau dihadapan saya bukit, yang saya harapkan
adalah bukit (bukit Golgota). Hati yang tulus (hati yang rata)
artinya hanya berharap kepada bukit Golgota = hanya berharap kepada
kasih dan kemurahan TUHAN (Korban Kristus, YESUS yang sudah
menyerahkan nyawanya). Tidak berharap yang lainnya. Kalau masih
berharap yang lain, sudah tidak tulus. Contohnya: saudara datang
beribadah hanya untuk bertemu seseorang, itu sudah tidak tulus, tidak
akan pernah di jamah oleh TUHAN. Kalau kita mengadakan
kunjungan-kunjungan (ikut fellowship), tetapi hanya berharap untuk
mendapatkan uang (ongkos), tidak akan pernah dijamah oleh TUHAN.
Seperti tadi suami-isteri (dua orang) berteriak => 'YESUS anak
Daud kasihanilah kami...' Seperti dihadapan bukit Golgota, hanya
ada kasih dan belas kasih (tidak ada yang lain).
Penyembahan
dengan mengharapkan belas kasih TUHAN, penyembahan yang hanya
bergantung kepada kasih dan belas kasih TUHAN = berusaha menjamah
YESUS. Banyak orang yang berusaha menjamah YESUS. Saat ini dengan
hati yang tulus, kita berusaha menjamah YESUS. Apa arti dari hati
yang tulus? Penyembahan yang hanya bergantung kepada kasih dan belas
kasih kemurahan TUHAN => 'YESUS anak Daud, kasihanilah kami ..'
Itulah berusaha menjamah TUHAN. Contohnya seperti perempuan yang
pendarahan dua belas tahun => 'asal kujamah jubah-Nya, aku akan
sembuh' Inilah hanya berharap kasih dan belas kasih TUHAN.
Kalau
kita berusaha menjamah TUHAN, maka TUHAN akan menjamah kita.
Matius
20: 34,
Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata
mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia.
Mari
kita berusaha untuk menjamah TUHAN. Mungkin hidup kita sudah hancur:
- Seperti
sakit pendarahan; penyakit yang sudah tidak dapat sembuh, sudah
mustahil (penyakit rohani, penyakit rumah tangga, apa saja yang
sudah hancur dalam hidup ini),
- Seperti
orang yang buta; sudah gelap, tidak dapat melakukan apa-apa, tidak
ada masa depan.
Mari
kita berusaha menjamah YESUS; kita berdoa menyembah TUHAN, hanya
bergantung pada belas kasihan TUHAN, tidak kepada yang lain. Untuk
fellowship-fellowship semacam ini kalau tidak bergantung pada belas
kasihan TUHAN, mau bergantung kepada siapa? Saya dengan isteri hanya
berdoa => 'kami tidak mampu TUHAN, hanya bergantung pada bukit
Golgota; belas kasih TUHAN' Berusaha hanya menjamah YESUS dan
biarlah Dia juga menjamah kita.
Jika
YESUS menjamah kita, hasilnya adalah:
- Segala
masalah yang mustahil diselesaikan oleh TUHAN seperti orang buta
dapat disembuhkan seperti masalah ekonomi, masalah penyakit, masalah
apa saja dapat diselesaikan oleh TUHAN.
- Dia
menjadikan semuanya baik, semua berhasil dan indah pada waktunya.
Dia Gembala Yang Baik sudah menyerahkan NyawaNya, supaya kita
semuanya menjadi baik. Dia menjamah kita supaya semuanya menjadi
baik. Tangan kasih dan belas kasihan TUHAN untuk menjadikan semuanya
baik, masa depan baik, berhasil dan indah pada waktunya. Tinggal
menunggu saja.
Mari
tergembala dengan baik, sekarang kita banyak:
- berusaha
menyembah TUHAN,
- berusaha
mendapatkan hati tulus (hanya bergantung pada belas kasihan TUHAN),
itu sudah cukup. Jangan melihat orang => Jangan!! Tetapi lihatlah
YESUS, pengajaran yang benar, penggembalaan yang benar, tinggalah
disitu. Lihatlah bukit Golgota itu saja, jangan menoleh kemanapun,
lihatlah belas kasihan TUHAN, jamah TUHAN dan nanti Dia juga
menjamah kita, sehingga ada masa depan yang indah, semuanya menjadi
baik.
Perjalanan
TUHAN menuju Yerusalem, dan kita dapat mengikuti Dia (kalau buta
tidak akan dapat mengikut YESUS). Tangan kasih dan belas kasih
kemurahan TUHAN menuntun kita sampai ke kota Yerusalem Baru (kerajaan
surga yang kekal), tempat penggembalaan yang terakhir dimana tidak
ada setetespun air mata.
Saya
tidak dapat mengungkapkan lagi, yang penting kita mau menjamah YESUS
dan Dia menjamah kita, maka kita mendapatkan semuanya. Air mata
dihapuskan, sehingga ada kebahagiaan. Apapun keadaan kita, jamahlah
Dia dan Dia menjamah kita semuanya.
TUHAN memberkati kita
semuanya.1