Kita
masih berada di dalam kitab
Wahyu 2-3, secara keseluruhan menunjuk tentang tujuh percikan darah
di depan tabut pernjanjian = tujuh surat yang ditujukan kepada tujuh
sidang jemaat bangsa kafir. Sekarang artinya penyucian terakhir yang
TUHAN lakukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir (sekarang kita
semua) supaya tidak bercacat cela, sempurna seperti YESUS (menjadi
Mempelai Wanita
TUHAN). Percikan darah itu terjadi di ruangan maha suci. Yang pertama
mulai dari Wahyu 2: 1-7 sidang jemaat di Efesus.
Wahyu
2: 4,
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
Sidang
jemaat Efesus diakui oleh TUHAN baik dalam pelayanan, pekerjaan
(begitu baik, ada kelebihan-kelebihan). Tetapi kalau ada cela, tidak
ada gunanya, sebab tidak dapat
menjadi sempurna. Sekalipun pelayanannya baik, tetapi jika ada
cela (tidak berkenan kepada TUHAN), maka tidak berguna, dan
juga tidak dapat sempurna, ini
berarti tetap binasa selamanya (ketinggalan saat YESUS datang
kembali). Oleh sebab itu TUHAN mengadakan penyucian terakhir bagi
sidang jemaat Efesus.
Penyucian
terakhir bagi sidang jemaat Efesus sebab
sidang jemaat Efesus telah kehilangan kasih yang mula-mula (kasih
ALLAH atau kasih agape lewat kurban Kristus, salib Kristus). TUHAN
memuji pekerjaan sidang jemaat Efesus, tetapi masih ada celanya.
Sudah banyak diterangkan tentang kasih mula-mula. Sekarang kita
belajar pada ayat ke 5, akibat jika kehilangan kasih mula-mula.
Wahyu
2: 5,
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah
dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak
demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu
dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Ay
5 => '
Bertobatlah dan
lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan'
=> kembali kepada kasih mula-mula.
Akibat
jika kehilangan kasih mula-mula adalah kaki dian diambil dari
tempatnya = gelap (hidup dalam kegelapan). Satu-satunya penerangan di
ruangan suci tabernakel adalah pelita emas. Kalau diambil dari
tempatnya berarti gelap. Sidang jemaat akhir zaman akan hidup dalam
kegelapan. Saya bandingkan dengan kitab
Keluaran.
Keluaran
10: 21-23,
21.
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke langit,
supaya datang gelap meliputi tanah Mesir, sehingga orang dapat meraba
gelap itu."
22.
Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah gelap gulita
di seluruh tanah Mesir selama tiga hari.
23.
Tidak ada orang yang dapat melihat temannya, juga tidak ada orang
yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari; tetapi pada semua
orang Israel ada terang di tempat kediamannya.
Keluaran
10: 21-23 => ini tulah yang ke sembilan, yaitu gelap gulita.
Ay
21 => '
sehingga orang dapat
meraba gelap itu' =>
gelap ini dapat diraba, semestinya hanya dapat dilihat. Jadi begitu
gelapnya, sampai dapat
diraba.
Tulah-tulah
ini terjadi pada waktu Israel akan keluar dari Mesir. Lalu TUHAN
memberikan tulah kepada bangsa Mesir (sepuluh
tulah), salah satu tulah
adalah kegelapan.
Jadi pada waktu bangsa Israel akan keluar dari Mesir, maka di Mesir
terjadi kegelapan selama tiga
hari (sekarang akan
terjadi pada sidang jemaat Efesus atau akan terjadi pada sidang
jemaat akhir zaman).
Ini
menubuatkan bahwa pada waktu gereja TUHAN akan keluar dari dunia ini
(Mesir gambaran dunia) di akhir zaman untuk bertemu dengan YESUS di
awan-awan permai, maka keadaan dunia (termasuk keadaan sidang jemaat)
dalam kegelapan. Sidang jemaat, hamba TUHAN, pelayan TUHAN justru
hidup dalam kegelapan. Ini meniru Mesir, dulu saat Israel akan keluar
dari Mesir, Mesir berada dalam kegelapan. Sekarang saat sidang jemaat
hendak
keluar dari dunia ini (YESUS akan datang kembali ke dua kali dan
sidang jemaat akan terangkat ke awan-awan), dunia akan gelap,
termasuk sidang jemaat juga hidup dalam kegelapan. Ini mengerikan!
Sebab itu
kita harus waspda dan
berhati-hati
sebab hidup dalam
kegelapan justru terjadi menjelang kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua
kali.
Praktik
hidup dalam kegelapan (tanpa kasih mula-mula) adalah
- Keluaran
10: 23,
Tidak ada orang yang dapat melihat temannya, juga tidak ada orang
yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari; tetapi pada semua
orang Israel ada terang di tempat kediamannya.
Praktik
pertama: 'Tidak
ada orang yang dapat melihat temannya'
=
tidak
dapat melihat sesama mulai:
- Dalam
nikah. Suami tidak dapat melihat isteri, karena terlalu gelap.
Jangan-jangan isteri dikira bola kemudian ditendang => 'ini
siapa, tonjok saja' Inilah keadaan akhir zaman yang mengerikan.
- Dalam
penggembalaan (dalam gereja). Tidak peduli lagi.
- Antar
penggembalaan (antar gereja).
Tidak
dapat melihat sesama = egois. Egois
artinya:
- Hanya
mementingkan diri sendiri,
- Tidak
dapat memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan. Ini berarti
tanpa kasih ALLAH (tanpa kasih mula-mula) = tanpa matahari.
Dalam
alkitab kasih ALLAH itu diibaratkan matahari:
- Tidak
mau masuk pembangunan/persekutuan Tubuh Kristus yang benar. Tubuh
Kristus dimulai:
- dari
nikah (tidak mau masuk dalam nikah yang benar),
- tidak
mau masuk dalam penggembalaan yang benar,
- tidak
mau masuk persekutuan antar penggembalaan yang benar. Semoga kita
dapat mengerti.
Perhatikanlah
sesama kita. Harus memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan,
mulai dalam nikah (sesama dalam nikah): antara suami isteri saling
memberi dan mengunjungi (dalam kebutuhan apapun), anak dengan orang
tua. Saya selalu berpesan kepada kaum muda. Kalau sudah bekerja, ada
berkat yang lebih, harus selalu ingat kepada orang tua yang dalam
kebutuhan. Juga ingat saudara-saudara yang dalam kebutuhan. Ini
supaya tidak gelap. Bagaimana kaum muda yang belum bekerja? Kaum
muda yang belum bekerja (masih minta uang spp, kos, dll),
prihatinlah. Mengasihi orang tua, mulai dari prihatin. Jangan
menuntut => kosnya harus begini, hp-nya harus bermerk ini
(akhirnya orang tuanya berhutang).
Prihatin
artinya yang:
- baik,
- sederhana,
- jangan
berfoya-foya. Ini sudah mengasihi (membantu, mengingat) orang tua.
Jangan
gelap-gelapan dihari-hari ini. Kalau tidak dapat memberi,
mengunjungi (mengasihi) orang lain, maka timbul kebencian tanpa
alasan. Hanya dua ini, kalau tidak dapat memberi-mengunjungi, pasti
ada kebencian tanpa alasan. Contohnya: antara suami isteri? 'tidak
tahu! yang penting, isteri saya salah' Isterinya sudah baik, tidak
peduli? 'dia salah' (dan juga sebaliknya).
Praktik
hidup dalam kegelapan:
- tidak
dapat melihat sesama, artinya tidak
memberi mengunjungi atau tidak mengasihi (tanpa kasih).
Jika di dalam penggembalaan, ada sesama yang membutuhkan, mari
saling memberi dan mengunjungi. Ada sesama yang dalam dukacita,
kita mengunjungi dll. Juga antar penggembalaan
(kunjungan-kunjungan). Nanti paling dekat di hotel Kartika Graha
Malang, mari kita memberi dan mengunjungi. Dalam ibadah persekutuan
terutama butuh yang rohani; pembukaan Firman, urapan yang baru.
Inilah yang kami terima dalam ibadah persekutuan. Semoga kita dapat
mengerti.
Saya selalu bersaksi, mohon maaf kalau dianggap
sombong. Kalau tidak ingat pembangunan Tubuh Kristus, sudah cukup
dengan di Malang dan Surabaya (sudah sibuk). Tetapi jangan sampai
egois. Dalam ibadah kemarin diterangkan, seperti kambing. Sudah
diberkati dll, tetapi menjadi rawa (tidak mau mengalir), itulah
Babel. Inilah yang saya takutkan. Mari kita memberi dan
mengunjungi. Sebab kalau tidak disitu, pasti masuk ke satunya
lagi.
- Sampai
kebencian tanpa alasan. Ini egois juga. Tidak peduli lagi, orangnya
sudah baik, tetap dibilang salah. Inilah tanpa matahari. Banyak
hamba TUHAN, pelayan TUHAN, gereja TUHAN, tanpa kasih (tanpa
matahari), sehingga gelap. Mari periksa nikah kita, periksa di
penggembalaan, antar penggembalaan. Di kantor, dimanapun juga
periksa, jangan sampai tanpa matahari.
Hati-hati!
Kalau mulai ada rasa tidak suka, harus diselesaikan, baik antara
suami-isteri. Kalau tidak, nanti menjadi kebencian tanpa alasan
(tidak ada matahari, tidak akan bisa melihat lagi). Dalam
penggembalaan, kalau ada sesuatu mari diselesaikan. Kecuali orang
itu tidak mau, biarkan saja. Kita sudah datang => 'ayo
selesaikan, tunjukkan salah saya, kalau saya salah, saya mengaku'
Tetapi tetap tidak bisa, ya sudah, kita tidak bersalah. Mari
selesaikan, jangan tanpa matahari.
- Keluaran
10: 23,
Tidak ada orang yang dapat melihat temannya, juga tidak ada orang
yang dapat bangun dari tempatnya selama tiga hari; tetapi pada semua
orang Israel ada terang di tempat kediamannya.
Praktik
kedua:
'tidak
ada orang yang dapat bangun dari tempatnya'
arti
rohaninya tidak mengalami kebangunan rohani = tidak
mengalami peningkatan rohani
=
- Jatuh
bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa. Puncak dosa yaitu Dosa
makan minum: merokok, mabuk, narkoba, termasuk juga judi,
- Dosa
kawin mengawinkan (maafkan): dosa seks dengan berbagai ragamnya,
penyimpangan seks (homoseks, lesbian, seks terhadap diri sendiri),
sampai nikah yang salah (kawin campur, kawin cerai, kawin
mengawinkan/seks bebas). Saya selalu mengulang-ulang, perempuan
Samaria (bangsa kafir) lima kali kawin cerai. Yang ke-enam,
ke-tujuh dan selanjutnya sudah seks bebas (kawin mengawinkan).
Semoga kita dapat mengerti. Pertama kali jatuh bangun (tidak ada
kebangunan rohani), akhirnya rebah dan tidak bangkit-bangkit lagi,
ini berarti tidak dapat bertobat, sampai binasa selamanya = tanpa
bulan (tanpa penebusan). Penebusan oleh Darah YESUS digambarkan
dengan bulan berwarna merah dibawah Kaki Mempelai. Kalau tanpa
penebusan (tanpa bulan), akan gelap. Bagaimana
itu rebah dan tidak bangkit lagi?
Enjoy
dalam dosa, tidak ada rasa menyesal lagi malah bangga => 'Biar
saya begini, kenapa? Saya diberkati' Bahkan menantang =>
'buktinya,
buktinya' Sampai tidak dapat bertobat lagi seperti setan dan
binasa selamanya. Kalau kami sebagai hamba TUHAN, biarpun sudah
jatuh nikahnya => 'oo
gereja kami besar, mau apa?' Ini sudah rebah = enjoy dalam
dosa sampai tidak dapat bertobat lagi. Inilah tanpa penebusan oleh
Darah YESUS (tanpa bulan). Hati-hati, kalau kita sudah
senang-senang dalam dosa, itu sudah terperangkap. Saya pernah
menerangkan, kalau kita senang terhadap suatu dosa, mulai ada
perhatian dan senang, berarti perangkapnya semakin masuk. Tetapi
kalau kita => 'aduh TUHAN, kok begini' Ini keluar dari
perangkap. Kalau => 'tidak
apa-apa ya, cuma begini' Ini terus masuk perangkap, seperti tikus
memakan roti di daerah perangkap, semakin bertambah masuk
perangkap, akhirnya tertangkap tikusnya.
- Lumpuh
rohani. Tidak bangun itu lumpuh rohani. Celakanya, lumpuhnya ini di
pintu gerbang indah. Semestinya hidupnya indah, tetapi lumpuh di
pintu gerbang bait ALLAH banyak terjadi
kelumpuhan-kelumpuhan.
Kisah
rasul 3: 1, 2,
1.
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga
petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah.
2.
Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga
ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu
gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta
sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah.
Kalau
tidak ada kebangunan rohani, akan lumpuh. Lumpuh di depan pintu
bait ALLAH (pintu gerbang indah), sekarang artinya tidak setia
sampai tinggalkan ibadah pelayanan atau tidak setia sampai
tinggalkan jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus yang
TUHAN percayakan kepada seorang hamba TUHAN, pelayan TUHAN. Inilah
lumpuh di pintu gerbang indah (tidak masuk dalam bait ALLAH, bahkan
mundur). Semoga kita dapat mengerti.
Jika tidak setia sampai
tinggalkan ibadah pelayanan, sama dengan hidupnya tidak indah. Saya
sering menerangkan, jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus
bagaikan jubah yang maha indah (seperti jubah Yusuf). Inilah yang
menentukan indah atau tidaknya hidup kita. Bukan ijasah, gaji,
banyaknya jemaat ataupun gedung gereja yang besar, bukan! Melainkan
jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus. Mari pertahankan! Semoga
kita dapat mengerti.
Kecuali ada mutasi. Saya juga dulu di
mutasi ke Gending, lalu ke Malang. Bpk pdt Pong mengatakan kepada
saya => 'kalau mutasi dari TUHAN (TUHAN Yang pindahkan), kamu
pasti meningkat' Kalau ini karena keinginan saya => 'di desa
(di Gending) tidak enak, lebih baik saya berusaha pindah ke kota'
Inilah karena keinginan. Saudara-saudara yang dari daerah karena
kuliah atau karena sesuatu, harus meningkat. Inilah mutasi dari
TUHAN (kehendak TUHAN). Tetap pertahankan keindahan! Kalau hidup
tidak indah, seperti tanpa mahkota, bintang (tanpa bintang),
sehingga gelap. Jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus, nanti
menjadi bintang (mahkota dua belas bintang). Tadi jika tanpa
penebusan, jatuh dan tidak bisa bangun (jatuh bangun dalam dosa).
Tanpa penebusan Darah YESUS = tanpa bulan. Kemudian, jika tidak
dapat melihat temannya atau egois (tidak dapat mengasihi, tidak
dapat memberi/mengunjungi, bahkan membenci), itu tanpa matahari.
Tanpa kasih = tanpa matahari. Inilah akibat dari kehilangan kasih
mula-mula. Semoga kita dapat mengerti.
Jadi
akibat kehilangan kasih mula-mula, maka keadaan sidang jemaat, hamba
TUHAN, akan hidup dalam kegelapan = tanpa matahari, tanpa bulan,
tanpa bintang. Keadaan ini sama dengan keadaan kapal yang dinaiki
rasul Paulus (berlayar menuju Roma). Disitu tidak ada matahari, bulan
dan bintang, yang ada hanya bahaya. Jika tidak ada matahari, bulan
dan bintang, yang datang adalah badai. Itu pasti! Kalau kaki dian
emas dipindah dari tempatnya, maka akan gelap (hidup dalam kegelapan
bagaikan tanpa matahari, bulan dan bintang), maka datanglah badai.
Kisah
rasul 27: 18-20,
18.
Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada
keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.
19.
Dan pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan
tangan mereka sendiri.
20.
Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang
tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam
kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan
diri kami.
Tanpa
matahari, bulan dan bintang, hanya angin badai yang datang. Kita
harus waspada. Jadi keadaan gereja TUHAN (hamba TUHAN, pelayan TUHAN)
yang hidup dalam kegelapan (tanpa matahari, bulan dan bintang) =
kapal yang diterpa angin badai dan menuju ketenggelaman ('jatuh').
Seperti ayat mengatakan => 'betapa dalamnya engkau jatuh'
Jatuh yang amat dalam itulah tenggelam di lautan, sampai binasa
selamanya. Semoga kita dapat mengerti.
Angin
badai mengintai kehidupan yang kehilangan kasih mula-mula; tanpa
matahari = tanpa kasih, egois, membenci. Tanpa bulan = tanpa
penebusan, sehingga tidak dapat bangun lagi (jatuh bangun dan rebah).
Tanpa bintang = lumpuh, mundur, tidak setia sampai tinggalkan jabatan
pelayanan dan karunia Roh Kudus. Kami sebagai hamba TUHAN,
gembala-gembala banyak yang pensiun. Ini sangat berbahaya. Semoga
kita dapat mengerti.
Saya
selalu mengingat ajaran dari bpk pdt In Juwono dan pdt Pong =>
'hamba TUHAN tidak ada pensiun' Hanya hamba TUHAN yang tidak ada
pensiun. Kalau di dunia, pegawai negeri bisa pensiun. Tetapi hamba
TUHAN ditahbiskan untuk selamanya. Doakan kami (hamba TUHAN sepenuh,
pelayan-pelayan TUHAN), mari kita saling mendoakan supaya kita tetap
melayani dan jangan lumpuh. Kalau sudah tanpa matahari, bulan dan
bintang, angin badai akan datang.
Angin
menunjuk ajaran-ajaran palsu yang menimbulkan badai masalah-masalah,
kehancuran-kehancuran di segala bidang (jasmani, rohani, nikah rumah
tangga, pelayanan) sampai tenggelam menuju kebinasaan. Inilah
kehebatan angin ajaran-ajaran palsu (Efesus 4). Kalau pekerjaan
terkena angin, akan ada masalah dalam pekerjaan.
Ada
tiga macam angin, antara lain:
- Kisah
rasul 27: 13,Pada
waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Mereka menyangka,
bahwa maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar
sauh, lalu berlayar dekat sekali menyusur pantai Kreta.
Ay
13 => ini sudah diberikan nasehat oleh Paulus, agar jangan
berlayar, tetapi nahkodanya memerintahkan untuk 'berlayar!'
Lebih percaya Paulus atau nakhoda; lebih percaya gembala atau orang
yang pintar. Gembala yang dipakai TUHAN, ada wahyu (pembukaan
Firman). Rasul Paulus bukanlah seorang yang ahli pelayaran tetapi
dia tahu => 'jangan berlayar, bahaya' Daripada nakhoda yang
berlayar sudah puluhan tahun => 'tidak apa-apa, tidak apa-apa'
Akhirnya terkena badai. Itu sebabnya, wahyu (pembukaan Firman) itu
penting!
Rasul Paulus tidak menikah, tetapi mengajarkan soal
mempelai. Itulah wahyu! Tidak perlu dipelajari, tetapi dipelajari
dari TUHAN saja. Tetapi mereka menolak. Begitu berlayar, angin sepoi
datang, dan semuanya pasti bersorak => 'Paulus salah kan, kita
sudah sampai ini' Angin sepoi-sepoi ini seperti ac => 'enak,
segar-segar. Wah di gereja tidak segar, disini segar' Itulah
ajaran palsu. Hati-hati!
Pertama:
angin
sepoi-sepoi;
angin
selatan (angin yang bertiup dari selatan). Angin sepoi-sepoi artinya
angin yang menipu, memutar balikkan Firman pengajaran yang benar
(alkitab). Kelihatan mau mencapai tujuan, padahal
hancur.
Praktiknya
yaitu:
- Menafsirkan
Firman supaya cocok dengan daging. Enak sepoi-sepoi, kalau daging
panas, lalu datang angin sepoi-sepoi => 'segarnya, enaknya'
Inilah pengajaran palsu yang cocok dengan daging. Kalau pengajaran
yang benar/ pedang, tidak cocok dengan daging, seperti ditusuk =>
'aduh, aku datang sudah bayar ongkos, digereja hanya dikatakan
anjing babi, terlalu!' Inilah pengajaran yang benar. Kalau ajaran
palsu => 'saudara hebat...' Dagingnya yang disenangkan.
Hati-hati! Mendadak saya teringat, salah satu contohnya seperti
yang selalu dikatakan oleh bpk pdt Totaijs => 'menafsirkan
Firman supaya cocok dengan daging (angin sepoi-sepoi)' Orang yang
menerima, merasa senang => 'ini pendeta diurapi, luar biasa'
Seperti dalam 1 Korintus 7 'janda-janda lebih baik kawin daripada
hangus...' Ini senang. Maaf, janda yang dimaksudkan ini bukan
janda yang karena cerai. Sebenarnya di alkitab kalau cerai itu
tidak disebut sebagai janda.
Dalam
1 Timotius 5 janda itu ada kriterianya yaitu:
- yang
suaminya sudah meninggal,
- umur
sekian tahun, itulah janda.
Mari
kita baca dalam 1 Korintus 7, ini sering disalahtafsirkan. Firman
itu bukan ditafsirkan, tetapi dibukakan. Kalau ditafsirkan, cocok
bagi daging dan senang. Kalau dibukakan (tajam), sakit bagi daging.
Ini bedanya!
1
Korintus 7: 8, 9,
8.
Tetapi kepada orang-orang yang tidak kawin dan kepada janda-janda
aku anjurkan, supaya baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti
aku.
9.
Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka
kawin. Sebab lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa
nafsu.
Ay
8 => 'supaya
baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti aku'
=> Kalau bisa, tinggallah seperti Paulus = tidak perlu kawin.
Ay
9 => ini seringkali disalah artikan. Orang yang sudah cerai
(janda karena cerai) => 'daripada dia hangus berbuat ini,
lebih baik dikawinkan' Ini sama dengan mempermanenkan dosa (sama
dengan membakar). Bukan hangus lagi, sudah hancur. Inilah yang
sering ditafsirkan ayat-ayatnya. Kalau dibukakan, janda itu siapa?
Baca di 1 Timotius => 'o janda ini maksudnya yang suaminya
meninggal dll, baru kita bisa menyimpulkan. Tetapi kalau
menafsirkan, cukup ini saja => 'ini cocok ...' Orang akan
senang. Ini yang bahaya. Angin sepoi-sepoi enak bagi daging, tetapi
menenggelamkan/membinasakan.
- Firman
yang diilmiahkan = dijadikan pengetahuan (bukan pembukaan Firman).
Bukan ilham lagi, tetapi ilmiah. Ini logis, bisa diterima oleh
otak, tetapi sudah kehilangan arti rohani. Jika tidak ada arti
rohaninya, semuanya sia-sia. Dalam 1 Timotius 6 (pasal tahbisan)
rasul Paulus mengingatkan => 'hati-hati dengan pengetahuan'
Bukan pembukaan Firman, bukan ilham. Kalau ilham/ wahyu/pembukaan
Firman itu dari TUHAN.
1
Timotius 6: 20, 21,
20.
Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu.
Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan
pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut
pengetahuan,
21.
karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian
telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu!
Ay
20 => 'Hai
Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu'
=> pengajaran yang benar yang sudah dipercayakan kepada kita,
mari dipelihara.
Kalau Firman dijadikan pengetahuan, maka
semuanya sia-sia dan menyimpang dari kebenaran (menyimpang dari
iman).
- Menambah
dan mengurangi Firman seperti Hawa, akhirnya telanjang. Yang tidak
boleh, karena ditambah-tambah, akhirnya jadi boleh. Inilah yang
memecah belah, saya seringkali mengatakan (dulu saya adalah guru
yang mengajar matematika) => 'masa alkitab kalah dengan
matematika. Karangan buku matematika dari orang Indonesia saja
sudah berapa ratus ribu, ada juga yang dari Amerika. Tetapi mengapa
semuanya dapat sama? 2 + 2 = 4 (tidak ada yang 4,1)' Tidak
ditambah dan dikurangi. Sedangkan kita, alkitab hanya satu, tetapi
mengapa bisa tidak sama? Ini karena ditambah dan dikurangi. Yang
tidak boleh => 'ini karena masih muda ..' Akhirnya jadi
boleh. Inilah yang membuat tidak sama. Coba baca alkitab saja,
jangan ditambah dan dikurangi, pasti satu. Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau ditambah dan dikurangi akan menjadi ajaran
palsu, membuat telanjang dan suasana kutukan. Seperti Hawa, begitu
menambah dan mengurangi, ia langsung memakan buah yang dilarang
oleh TUHAN, sehingga telanjang (mengalami kutukan). Nanti di akhir
zaman dalam Wahyu 22: 18-19 (nanti akan kita pelajari) => 'ada
orang yang menambah dan mengurangi, tidak dapat masuk Firdaus,
binasa selamanya' Inilah angin sepoi-sepoi; ditambah dan
dikurangi supaya cocok bagi daging dan orang merasa senang. Angin
selatan itu angin kering. Jadi ajaran-ajaran palsu membuat kering
rohani. Semoga kita dapat mengerti.
Lukas
12: 55,
Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari
akan panas terik, dan hal itu memang terjadi.
Angin
selatan membawa panas terik; angin sepoi-sepoi (angin ajaran palsu)
membawa kekeringan rohani sampai mati rohani.
Kekeringan
rohani adalah:
- Sudah
tidak bergairah dengan pengajaran yang benar (tidak bergairah
dengan perkara rohani). Kalau dulu => 'ini Firman, luar biasa'
Sekarang => 'sama saja, tidak apa-apa, hanya beda sedikit'
Yang memegang ajaran yang benar, dikatakan => 'itu kebenaran
sendiri' Ini sudah kering rohani.
- Tidak
dapat mengakui dosa-dosa lagi (selalu merasa benar) atau sudah
tidak merasa berdosa, itu juga sudah kering rohani. Dia sendiri
yang bersalah, tetapi terus menyalahkan dan menjelekkan orang lain,
inilah kering rohani. Semoga kita dapat mengerti.
- Sampai
menuju kebinasaan, tenggelam dalam lautan api belerang.
- Kisah
rasul 27: 4,
Oleh karena angin sakal kami berlayar dari situ menyusur pantai
Siprus.
Kedua:
angin
sakal.
Angin sakal ini langsung dari depan. Angin sakal yaitu angin yang
menetang dari depan = angin yang menentang pembangunan Tubuh Kristus
yang benar (yang tidak benar, justru didukung). Misalnya: ada kapal
jalan ke kiri, angin langsung menentang. Semoga kita dapat
mengerti.
Dasar pembangunan Tubuh Kristus itulah salib. Salib
inilah yang ditentang. Tidak mau yang sakit bagi daging.
Filipi
3: 18, 19,
18.
Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang
kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup
sebagai seteru salib Kristus.
19.
Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka,
kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata
tertuju kepada perkara duniawi.
Ay
18 => 'banyak
orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus'
=> inilah yang perlu digaris bawahi.
Salib = sengsara
daging bersama YESUS. Angin sakal = ajaran yang menentang salib
(tidak mau sengsara daging bersama YESUS) => 'YESUS sudah
disalibkan, kita tidak perlu salib, ibadah yang enak-enak saja'
Ajaran ini mengarahkan sidang jemaat kepada perkara-perkara jasmani,
yaitu kemakmuran dan hiburan. Contohnya: di gereja ada hiburannya
yang luar biasa. Waktu kebaktian kaum muda 'gereja jadi kuburan
modern' Saya mengatakan => 'kuburan modern contohnya
diskotik, gedung bioskop' Sekarang ini gereja ditata menjadi sama
dengan diskotik, gedung bioskop. Inilah kuburan rohani. Padahal ada
ayat mengatakan => 'ibadah mu yang sejati, janganlah sama atau
serupa dengan dunia' Sekarang ini justru disamakan dengan dunia.
Hati-hati, inilah benar-benar angin sakal, tetapi banyak yang merasa
senang. Datang ke gereja mendapatkan kemakmuran, hiburan, siapa yang
tidak mau? Kalau datang pada pengajaran yang benar, dapat salib.
Pasti pilih kemakmuran dan hiburan. Kita harus sungguh-sungguh
berhati-hati.
Kalau kita beribadah benar-benar sengsara bagi
daging, itu sudah benar. Seperti itulah juga nasihat dari bapak pdt
Pong. Lempin-El yang mendengarkan, kalau nanti saudara melayani
TUHAN dengan memikul salib, itu sudah benar, jangan lari, jangan
mencari yang tidak ada salib. Semoga kita dapat mengerti.
Salah
satu ajaran angin sakal yang terkenal adalah ajaran Bileam. Ajaran
Bileam yaitu beribadah melayani TUHAN hanya untuk mendapatkan upah
secara jasmani (perkara jasmani). Sekarang banyak yang diberikan
upah. Apa yang dikuatirkan? Jika mendapatkan upah yang jasmani, maka
akan kehilangan upah hidup kekal. Dengan keahlian berkhotbah,
bermain musik, kita bisa mendapatkan uang. Mungkin mendapatkan,
tetapi ini sudah menjadi profesi dan hilang kemuliaan (hilang upah
hidup kekal). Semoga kita dapat mengerti.
Satu waktu saya
diuji tentang guru sekolah Minggu. Memang ada program dari
pemerintah, guru sekolah Minggu bisa mendapatkan insentif dan saya
didatangi. Saya sebagai gembala mendapatkan kebijaksanaan dari
TUHAN, lalu saya jawab => 'tidak' Dulu saya sebagai guru
biasa, tidak dibayar satu jam saja => 'apakah tidak salah ini,
kurang satu jam', bayar!!. Tetapi kalau guru sekolah Minggu
(melayani TUHAN), diberikan insentif (upah jasmani), saya kuatirkan
hilang upah yang rohani. Tidak akan ada artinya! Ini tanggung jawab
saya sebagai gembala, mungkin ditentang orang banyak, teserah! Saya
katakan => 'kalau kekurangan ongkos, minta ke saya saja'
Jangan bergantung pada orang. Jangan sampai kehilangan upah yang
kekal. Semoga kita dapat mengerti.
Angin sakal ini membawa
kepada kegelapan (tanpa arah ke arah yang benar). Bagitu kapal
ditabrak oleh angin sakal, maka kapalnya akan menjadi tanpa arah.
Tanpa arah kepada pembangunan Tubuh Kristus, berarti arahnya kepada
Babel (menuju pembangunan Babel). Semoga kita dapat
mengerti.
Hati-hati terhadap angin sepoi sebab kelihatan enak
bagi daging, cocok dengan logika, senang, tetapi tidak ada arti
rohaninya lagi. Hati-hati terhadap angin sakal; menentang salib,
tanpa arah, hanya untuk mendapatkan perkara jasmani terus.
- Kisah
rasul 27: 14,
Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin
badai, yang disebut angin "Timur Laut".
Ketiga:
angin
badai
=
ajaran setan-setan. Semoga kita dapat mengerti.
Praktik
dari angin badai adalah
- Wahyu
2: 20,
Tetapi
Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang
menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku
supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan
berhala.
Yang
pertama: ajaran
Izebel,
yaitu ajaran palsu yang mengijinkan perempuan atau wanita mengajar
dan memerintah laki-laki. Ini jangan disalah artikan => 'kalau
begitu wanita tidak boleh melayani' Salah! Mari kita bandingkan
dengan 1 Timotius 2: 11-14 Kita baca perikopnya dulu supaya jelas
'mengenai sikap orang laki-laki dan perempuan dalam ibadah
jemaat' Ini jelas dalam ibadah sudah diatur, bagaimana laki-laki
dan bagaimana perempuan.
1
Timotius 2: 11-14,
11.
Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan
patuh.
12.
Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak
mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
13.
Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
14.
Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang
tergoda dan jatuh ke dalam dosa.
Wanita
mengajar dan memerintah laki-laki, ini dikaitkan dengan kejatuhan
Hawa. Di taman Eden, TUHAN memberikan perintah kepada Adam dan Hawa
=> 'semua buah pohon di taman boleh kamu makan buahnya dengan
bebas, kecuali satu' Sekarang artinya wanita boleh melayani apa
saja, kecuali
satu yaitu tidak
boleh mengajar dan memerintah laki-laki dalam ibadah (dalam
ayat lain termasuk
juga dalam rumah tangga). Hanya satu ini saja yang tidak boleh.
Kalau ada yang bertanya => 'kalau jadi bendahara' boleh!
silahkan. Semoga kita dapat
mengerti.
Pokoknya
yang namanya ibadah, wanita tidak boleh mengajar dan memerintah
laki-laki. Ada juga yang bertanya => 'kalau wanita melatih
paduan suara, bagaimana?' Namanya juga latihan zangkoor, masa itu
ibadah? Tidak ada istilah ibadah/kebaktian zangkoor. Bpk pdt Pong
ditanya oleh pendeta dari GPT, sampai sejauh mana tentang wanita
ini (saya baca di catatan). Bpk pdt Pong hanya menjawab =>
'bacalah alkitab dan jangan keras hati (jujur, akui saja)'
Semoga kita dapat mengerti.
Untuk mempertahankan pengajaran
yang benar, memang membayar harga yang mahal, sampai saya diancam
mau diblack list => tidak
mengapa, tidak ada masalah, semuanya itu di
Tangan
TUHAN. Kita harus bersungguh-sungguh
dihari-hari
ini. Seperti Efesus sudah luar biasa => 'kamu begini, begini,
tetapi Aku mencela engkau' Tidak ada gunanya. Sudah hebat,
dahsyat, tetapi dicela, tidak ada gunanya. Demikian juga dengan
jemaat Tiatira (ada wanita Izebel) => 'pekerjaan kamu maju,
tetapi Aku
mencela engkau' Tidak ada gunanya, ada cela berarti tidak
sempurna. Kita harus berhati-hati.
Banyak orang bertanya =>
'kalau begitu orang satu gereja tidak masuk surga
(masuk neraka semuanya), saya
katakan
=> 'bukan hanya satu gereja, bisa satu dunia. Pada zaman Nuh
dari satu dunia hanya delapan
orang yang selamat' Jangan coba-coba untuk
memancing
TUHAN. Pada zaman Nuh sudah pernah terjadi. Tinggal sekarang, kita
mau atau tidak. Terserah kita. Seperti angin, dari sepoi-sepoi
(enak-enak), tahu-tahu terkena badai dan hampir tenggelam. Lebih
baik kita percaya kepada Firman, daripada kita mengajukan kebenaran
sendiri. Kalau membaca ayat itulah kebenaran Firman. Jangan
dibalik-balik!
Sekalipun hanya satu orang (pada zaman Nuh
hanya delapan
orang) dibanding seluruh orang di dunia (mengolok-olok Nuh) =>
'tidak ada angin, tidak ada hujan, mau membuat bahtera, ini
kebenaran sendiri. Gayanya seperti merasa
suci, merasa
akan
masuk surga
sendiri' Akhirnya benar terjadi, Nuh sekeluarga yang masuk surga
sedangkan yang lainnya binasa. Jangan main-main terhadap orang yang
benar (pengajaran yang benar), sebab dapat
sungguh-sungguh
terjadi.
Semoga kita dapat mengerti.
Ingatkan, nasihatkan
=
saling
menasihati
kepada suami, isteri, anak, orang tua tentang ibadah. Dalam Ibrani
10, mari nasihati
kepada orang yang tidak beribadah. Orang yang beribadah dan orang
yang tidak beribadah ada perbedaan. Tetapi masih ada perbedaan
diantara orang yang beribadah. Contohnya Kain dan Habel. Satu
diterima dan yang satunya lagi tidak diterima. Ibadah yang benar,
diterima. Tetapi kalau ada cela, tidak diterima oleh TUHAN. Biarpun
orang lain mengatakan
=> 'maju, luar biasa, dahysat' Tidak diterima oleh TUHAN.
Mari tegakkan kembali. Tadi saya mengajar Lempin-El, saya juga
minta doa untuk organisasi GPT, supaya ditegakkan kembali. Sebab
sudah agak miring dan saya mendengar
berita-berita bahwa
sudah
payah. Semoga kita dapat mengerti.
1
Korintus 14: 34,
35,
34.
Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus,
perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan
Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka
harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum
Taurat.
35.
Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya
kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk
berbicara dalam pertemuan Jemaat.
Ay
34 => 'Mereka
harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum
Taurat'
=> sejak diatur zaman taurat.
Mungkin ada yang bertanya =>
wanita tidak boleh mengajar?
Wanita boleh mengajar sesama wanita (dalam 1 Timotius). Wanita
boleh mengajar di
sekolah
Minggu. Semoga kita dapat
mengerti.
Mengapa
wanita harus berdiam diri dalam pertemuan jemaat (dalam ibadah)
dimana ada laki-laki? Kalau wanita berdiam diri, maka laki-laki
menjadi kepala atas wanita (menempatkan laki-laki pada posisi yang
sebenarnya, yaitu sebagai kepala dari wanita). Ini maksudnya! Kalau
laki-laki menjadi kepala dari wanita, maka YESUS menjadi kepala
dari laki-laki (YESUS menjadi Kepala
di
dalam
sidang jemaat atau dalam ibadah). Jika YESUS menjadi Kepala
dalam nikah (ibadah), maka nikah menjadi kudus (sidang jemaat
menjadi suci). Inilah tempat yang benar. Dalam 1 Korintus 13
disebutkan => 'YESUS Kepala
dari laki-laki dan laki-laki kepala dari wanita' Kalau posisinya
sudah benar, ini seperti kaki dian pada tempatnya (pelita diatas
kaki dian), terjadilah
terang. Suci itu terang (rumah tangga dan ibadah menjadi terang
atau suci).
Jika
wanita menjadi kepala dari laki-laki (terbalik; tidak pada
tempatnya), maka kaki dian diambil dari tempatnya
yaitu:
- Diletakkan
di kolong tempat tidur, maka nikah menjadi hancur.
- Diletakkan
di bawah gantang (tempat makanan), maka ekonomi menjadi hancur
(dosa makan minum akan masuk).
Jangan
sampai dipindah, tetapi letakkan pada tempatnya. Kalau suami
menjadi kepala dari isteri, maka YESUS sebagai Kepala
dalam nikah dan sidang jemaat. Berarti kaki dian pada tempatnya
(pelita diatas kaki dian), maka menjadi terang dan suci.
Jika
terbalik (dipaksakan dibalik), kaki dian diambil dari tempatnya:
- Diletakkan
dibawah tempat tidur, sehingga menjadi gelap. Terjadi kegelapan
dalam tempat tidur: mulai terjadi pertengkaran, kekerasan dalam
rumah tangga, dan dosa kawin mengawinkan masuk semuanya
(perselingkuhan, perceraian, kawin cerai dll). Mari kita menjaga
kesucian nikah
kita.
- Diletakkan
dibawah gantang, gelap soal makanan (ekonomi mulai gelap), lebih
dari itu dosa makan minum akan masuk. Semoga kita mengerti.
Jadi
angin badai membawa kepada kenajisan. Nanti kita akan mempelajari
jemaat Tiatira lagi, kalau membaca disana => 'pekerjaanmu
lebih dari yang mula-mula, meningkat, hebat, dahsyat, tetapi
didalamnya najis' Semoga kita dapat mengerti.
- Wahyu
2: 24,
Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak
mengikuti ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka
sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau
menanggungkan beban lain kepadamu.
Yang
kedua: ajaran
setan-setan yang mempelajari seluk beluk iblis.
Seluk beluk artinya mendalam. Jadi ajaran ini mempelajari setan
secara mendalam, sampai mempelajari rumahnya setan. Seringkali
orang senang dengan pelajaran neraka. Kalau pelajaran tentang
tabenakel dianggap porno. Kalau pelajaran tabernakel dan Mempelai
(rumah TUHAN) => 'apa itu/
itu
taurat!
Kalau pelajaran tentang neraka, tidak ada ayat-ayatnya => 'ini
luar biasa, dia melihat luar biasa (ada yang lidahnya sepanjang
satu
meter, tiga
puluh
cm, semuanya
menjadi bingung)'
Inilah mempelajari seluk beluk iblis, sampai mempelajari neraka.
Ajaran ini benar-benar menentang pengajaran tabernakel (pengajaran
tentang kerajaan surga).
Itu
sebabnya kita jangan
sampai menerima ajaran ini, bahkan membaca pun jangan! Saat kita
membaca, tetapi masih kuat => 'apa itu'
Tetapi
begitu
kita lemah atau goyah, akan ingat dengan apa
yang
dulu pernah
kita
baca' Disinilah jatuhnya orang. Jangan menghina! Waktu itu Salomo
pasti menghina isterinya => 'tidak apa-apa, saya kuat'
Lama-lama dia ikuti ajaran isterinya. Jangan mendengar dan jangan
membaca yang lainnya. Hawa sudah mendengarkan suara TUHAN sekian
tahun (sudah mendengar pengajaran yang benar sekian lama), tidak
ditulis di taman Eden berapa lama, tetapi begitu mendengarkan suara
ular satu kali saja, semuanya
hilang.
Kalau sudah mendengarkan dua, pasti melepas yang benar. Ada
contohnya dari kitab
Kejadian sampai Wahyu,
Salomo yang hebat melepaskan yang benar dan mengambil yang tidak
benar. Ini serius, mari bersunguh-sungguh dihari-hari
ini.
Kata bpk pdt Pong => 'bukan fanatik bodoh-bodoh'
Bukan! Kalau kita sudah menemukan yang benar (kalau kita yakin
kepada yang benar), mengapa kita harus mencari yang lain? Semoga
kita
dapat
mengerti.
Terutama Lempin-El, saya selalu mengatakan =>
'tujuh sampai sembilan bulan,
secara
cuma-cuma (saya dulu juga cuma-cuma)' Bahkan saya dulu sampai
tidak punya uang untuk kolekte. Kesalahan saya, saat ada kolekte,
saya turun ke kamar mandi (ini karena saya malu dan saya kenal
semua petugas kolekte). Dulu saya sebagai guru les, lumayan ada
uang, dan bisa memberi untuk kolekte. Ini saya mengaku kepada
Lempin-El => 'jangan meniru saya. Saat kolekte saya turun ke
kamar mandi, entah sungguh-sungguh
membutuhkan ke kamar mandi
atau tidak, saya turun sambil berlari ke kamar mandi' Tetapi
makan-minum semuanya dapat cuma-cuma. Tinggal menyanyi, dengarkan
Firman, lalu makan. Ini berlangsung tujuh sampai sembilan bulan.
Tidak punya jemaat dan tidak mendapatkan
apa-apa, tetapi
tetap
dapat
makan dan tidak kekurangan. Ini karena sudah menerima pengajaran
yang benar, mengapa harus mencari yang lain? Jangan salahkan saya,
kalau saya tidak mau ke yang lain.
Semoga
kita dapat mengerti.
Harus benar-benar tegas dihari-hari
ini. Bukan karena sombong, eksklusif, kebenaran sendiri, tidak!
Kalau yang tidak cocok dengan Firman kita terima, itulah kebenaran
sendiri. Biar satu orang,delapan
orang dibandingkan dengan satu dunia, yang di
dalam
alkitab (Firman), itulah yang benar. Banyak angin-angin yang
menghancurkan.
- Ajaran
Farisi:
ajaran kawin cerai (memperbolehkan kawin cerai). Saya tunjukkan
ayatnya supaya kita jelas. Alasan apapun tidak bisa.
Markus
10: 2, 10-12,
2.
Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka
bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan
menceraikan isterinya?"
10.
Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada
Yesus tentang hal itu.
11.
Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan
isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam
perzinahan terhadap isterinya itu.
12.
Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki
lain, ia berbuat zinah."
Ay
2 => ini jelas ajaran Farisi memperbolehkan kawin cerai. Rahasia
harus dibukakan, ayat menerangkan ayat.
Ay 10 => murid-murid
pun tidak mengerti soal kawin cerai. Rasulpun tidak mengerti, itu
sebabnya kita harus berhati-hati.
Bpk
pdt Totaijs selalu mengatakan => 'kalau meminta
nasihat
nikah,
harus
berhati-hati,
kepada pendetapun harus
berhati-hati'
Apalagi kepada orang dunia, jangan pernah! Murid-murid YESUS tidak
mengerti, bahkan dalam Matius => 'ah lebih baik tidak kawin'
Ini marah namanya (tidak mengerti). Tetapi YESUS jelaskan. Semoga
kita dapat mengerti.
- Ajaran
Saduki:
tidak ada kebangkitan. Setelah mati, habis perkara. Hati-hati
hari-hari ini. Saya mendengarkan sendiri (masih family) =>
'kalau dipikir-pikir tidak ada surga
dan neraka; kalau kita senang itu surga.
Kalau tidak senang itu neraka' Begitulah orang sekarang. Yang
penting sekarang, nikmati,
kemudian
mati,
habis perkara (seperti ayam goreng).
Angin
badai ini membuat putus harapan (Kisah
rasul
27). Kalau tanpa kasih mula-mula, gelap. Tanpa matahari, bulan dan
bintang, benar-benar berhadapan dengan angin badai (tiga macam angin
pengajaran palsu). Apa akibatnya? Membuat putus harapan
(tenggelam).
Kisah
rasul
27: 20,
Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang
tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus
mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat
menyelamatkan diri kami.
Akibatnya
adalah putus asa, kecewa, hancur dan tenggelam untuk selama-lamanya
(binasa untuk selama-lamanya). Di
segala
bidang dapat
hancur, jangan main-main! Tetapi TUHAN memberikan jalan keluarnya.
Sekarang
ini
mungkin kita menghadapi angin badai, sudah diombang-ambing, hampir
hancur, hampir tenggelam.
Masih
ada
jalan keluarnya dari TUHAN:
- Kisah
rasul
27: 21,
22,
21.
Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di
tengah-tengah mereka dan berkata: "Saudara-saudara, jika
sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari
Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini!
22.
Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu,
supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara
kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.
Ay
21 => 'Saudara-saudara,
jika sekiranya nasihatku dituruti...'
=> ini wahyu,
pembukaan Firman atau pengajaran yang benar dituruti, maka tidak
akan terjadi begini. Perbedaannya disini. Kalau menentang pengajaran
yang benar => 'ini benar sendiri, tetapi nanti akan
berkata, aduh
aku rugi' Tetapi kalau sekarang mengikuti pengajaran yang benar,
mungkin diolok-olok, nanti akan berkata:
'untung
aku mengikuti pengajaran yang benar' Nanti cuma 'aduh' atau
'untung', ini saja. Percayalah sungguh-sungguh!
TUHAN
memberikan saya pengalaman menjadi guru. Kalau murid saya tidak naik
kelas, saya menangis (saya merasa gagal). Lalu TUHAN mengangkat
saya menjadi gembala, tanggung jawab saya lebih dari itu. Saya juga
pernah berbuat salah (waktu itu belum menjadi hamba TUHAN), murid
saya tidak naik kelas sampai dua kali, saya sarankan untuk membeli
raport. Saya salah, karena ingin menolong. Tetapi sekarang persoalan
jiwa, saya tidak dapat
main-main, karena tanggung jawabnya terlalu berat. Doakan saya
sebagai gembala. Sekalipun hanya beda sedikit saja, saya tidak mau.
Sekalipun saya harus dibuang, terserah. Yang penting arah atau
tujuan jemaat jelas, yaitu kepada pengajaran yang benar (YESUS
sebagai Kepala,
kesempurnaan). Sekalipun sekarang masih jauh, tetapi kita harus
meraih
dan TUHAN akan menolong kita semuanya.
Ay
22 => masih ada kesempatan. Selama masih ada pemberitaan Firman
pengajaran, berarti masih ada kesempatan untuk ditolong. Apapun
keadaan kita, masih bisa ditolong. Itulah anugerah TUHAN, kemurahan
TUHAN. Dalam ibadah pada
waktu yang lalu, kita sudah
membicarakan tentang anugerah. Sekarang juga masih ada anugerah
TUHAN. Dalam menghadapi angin badai, masih ada anugerah
TUHAN.
Jalan keluar pertama:
kita
harus mendengarkan pemberitaan Firman pengajaran yang benar dalam
kesabaran (yang diulang-ulang).
Firman
diiulang-ulang, itu juga merupakan kesabaran.
Pemberitaan
Firman pengajaran yang benar dalam kesabaran, berisi:
- Menyatakan
apa yang salah atau dosa,
supaya kita
dapat
menyadari, menyesali dan mengakui dosa. Kita diampuni dan tidak
dihukum. Inilah isi
dari
Firman pengajaran (nanti kita baca dalam 2 Timotius 4: 2).
- Tegoran
yang keras,
supaya dapat
bertobat (berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN).
Seringkali kita mengaku dosa, tetapi berbuat dosa lagi. Semoga kita
dapat mengerti.
- Nasihat.
Nasihat
yaitu:
- Tuntunan
Tangan
TUHAN supaya kita tetap hidup dalam kebenaran dan kesucian.
Sesudah berbuat dosa, mengaku, diampuni, maka ditegur.
Sudah berhenti berbuat dosa (sudah lurus), lalu mau melenceng
lagi, diberikan nasihat
=> 'jangan..jangan'
- Jalan
keluar dari segala masalah. Kalau sudah sampai nasihat,
maka ada jalan keluar dari segala masalah. Banyak yang salah =>
'oom,
saya tidak di pengajaran, karena tidak ada mujizat. Kalau
penginjilan banyak mujizat' Siapa bilang? Yang salah bukan
pengajarannya. Karena kita dalam pengajaran masih dalam tahap
yaitu
terus ditegur
(ditunjukkan dosa, ditegur,
lalu berbuat dosa lagi). Masih berbuat dosa lagi, maka
tidak
akan
ada
jalan keluar. Jika dosa sudah ditunjuk, mengaku, berhenti berbuat
dosa (ditegur,
stop berbuat
dosa),
kemudian
terus hidup
di
dalam
kebenaran (dipeluk atau dituntun oleh TUHAN untuk hidup dalam
kebenaran), maka pasti ada jalan keluar dari segala masalah.
Saudara ingat, waktu tabut perjanjian dibawa oleh bangsa Israel,
begitu menginjakkan kaki, maka terbelahlah
sungai Yordan (bahkan tembok Yerikho bisa hancur). Tabut
perjanjian = Firman pengajaran. Asal kita sudah sampai kepada
nasihat.
Kita sudah hidup benar dan suci, tinggal menunggu TUHAN untuk
membuka jalan (ada jalan keluar dari segala masalah). Semoga kita
dapat mengerti.
Ay 22 => 'aku
menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati'
=> Firman pengajaran membuat kita kuat dan teguh hati, artinya
- Tidak
kecewa, tidak putus asa dalam menghadapi apapun,
- Tetap
percaya, berharap kepada TUHAN dalam menghadapi apapun,
- Tetap
dalam penggembalaan yang benar (tetap berada di kapal). Rasul
Paulus
mengatakan
=> 'jangan keluar dari kapal, kalau keluar mati' Semoga
kita dapat mengerti.
Kisah
rasul
27: 22, 30-31
22.
Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu,
supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara
kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.
30.
Akan tetapi anak-anak kapal berusaha untuk melarikan diri dari
kapal. Mereka menurunkan sekoci, dan berbuat seolah-olah mereka
hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan.
31.
Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan
prajurit-prajuritnya: "Jika mereka tidak tinggal di kapal,
kamu tidak mungkin selamat."
Tinggal
di kapal = tinggal dalam penggembalaan yang benar (tergembala
dengan benar dan baik). Disitulah kita tetap terpelihara, kuat
dan teguh hati.
Semoga kita dapat mengerti.
- Hanya
menyembah kepada TUHAN.
- Kisah
rasul
27: 33-36,
33.
Ketika hari menjelang siang, Paulus mengajak semua orang untuk
makan, katanya: "Sudah empat belas hari lamanya kamu
menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa.
34.
Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu
perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorangpun di antara kamu akan
kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya."
35.
Sesudah berkata demikian, ia mengambil roti, mengucap syukur kepada
Allah di hadapan semua mereka, memecah-mecahkannya, lalu mulai
makan.
36.
Maka kuatlah hati semua orang itu, dan merekapun makan juga.
Jalan
keluar kedua:
makan
roti pada hari ke empat belas
= perjamuan
suci.
Dalam
Keluaran 12, domba paskah disembelih pada hari ke empat
belas.
Keluaran
12: 5,
6,
5.
Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu
boleh ambil domba atau kambing.
6.
Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini;
lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada
waktu senja.
Makan
domba paskah dengan roti tidak beragi, sekarang menunjuk perjamuan
suci (Kurban
Kristus). Jadi Firman pengajaran yang benar ditambah dengan Kurban
Kristus adalah uluran Dua
Tangan
Gembala Yang
baik (Yang
penuh dengan kemurahan, anugerah kepada kita), supaya kita
kuat-teguh hati (tidak putus asa, tetap tergembala dan hanya
menyembah Dia). TUHAN mengulurkan dua Tangan
anugerahNya
dan kita menyembah TUHAN (mengulurkan dua tangan iman kepada TUHAN).
Jadi iman ditambah belas kasih, anugerah TUHAN sama dengan mujizat
terjadi, yaitu 'sehelai rambutpun tidak akan jatuh' Ditengah
gelombang, sehelai rambutpun tidak akan jatuh, ini luar biasa.
Sehelai rambut yang jatuh, tidak ada artinya (tidak ada yang mencari
sehelai rambut yang jatuh). Kalau ada satu anting-anting yang jatuh,
sudah heboh.
Sehelai
rambut, artinya
- tidak
berdaya (tidak punya kekuatan apa-apa. sehelai rambut tidak bisa
digunakan untuk mengecat),
- tidak
berharga (tidak ada yang mau melihat sehelai rambut), tidak ada
apa-apa, tidak layak. Mungkin seperti inilah keadaan kita. Apalagi
kalau sehelai rambut ditengah gelombang. Sehelai rambut yang biasa
saja, sudah tidak berharga, tidak berdaya, apalagi kalau ditengah
gelombang. Bagaimana sehelai rambut ditengah gelombang? Tetapi
kalau berada dalam Tangan
Gembala Yang
Baik,
luar biasa, yaitu sehelai rambut tidak akan jatuh.
Sehelai
rambutpun tidak akan jatuh, artinya sekalipun kita tidak bisa
apa-apa, tetapi Tangan
anugerah TUHAN mampu:
- memelihara
kehidupan kita ditengah kemustahilan-kesulitan. Mana bisa sehelai
rambut bertahan ditengah badai-gelombang? Hanya jika berada di
dalam
Tangan
TUHAN. Mungkin sekarang kita berkata => 'dulu pekerjaan saya
enak, sekarang banyak saingan, ada badai-gelombang, yang lain
modalnya banyak, alatnya lebih canggih. Saya tidak mampu (saya
bagaikan sehelai rambut)' Datang kepada TUHAN, letakkan hidup di
dalam
Tangan
TUHAN, kuat dan teguh hati. Dengan Firman pengajaran, terima
perjamuan suci, kuat teguh hati => 'hidup saya dari Engkau
TUHAN,
dari Tangan
anugerah TUHAN' Tangan anugerah TUHAN mampu memelihara kehidupan
kita ditengah gelombang. Semoga kita dapat mengerti.
- melindungi
kita ditengah celaka marabahaya, supaya kita tidak gugur (tidak
tenggelam) sampai YESUS datang kembali ke dua kali. Nanti banyak
yang berguguran, biarlah kita tetap bertahan. Semuanya bertahan
dan TUHAN tolong kita semuanya.
- memakai
kehidupan kita untuk kegerakan Roh Kudus hujan akhir = kegerakan
pembangunan Tubuh
Kristus. Semuanya dipakai oleh TUHAN. Mungkin saudara sudah tidak
dapat
berbuat
apa-apa
lagi,
asalkan kita kuat teguh hati, tidak putus asa, tidak kecewa,
percaya kepada Dia, tetap tergembala dengan benar
dan baik,
tetap menyembah Dia, berserah sepenuh kepada TUHAN, maka kita akan
dipakai oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- Sehelai
rambut tidak jatuh, berarti menjadi utuh: sempurna, tidak ada
cacat cela saat kedatangan YESUS ke dua kali,
kita
menjadi
satu Tubuh
Kristus yang utuh, yang sempurna tidak bercacat cela dan siap
untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali.
- Tangan
anugerah TUHAN menuntun kehidupan kita ke masa depan yang indah
dan bahagia (dituntun ke seberang oleh TUHAN), sampai pelabuhan
damai sejahera. Tidak hanya gelombangnya diselesaikan oleh TUHAN,
tetapi kita juga dituntun ke masa depan yang berhasil indah,
sampai pelabuhan damai, itulah kerajaan seribu
tahun damai (firdaus)
dan Yerusalem Baru
untuk selama-lamanya.
Mazmur
107: 28-30,
28.
Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan
dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,
29.
dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya
tenang.
30.
Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke
pelabuhan kesukaan mereka.
Ay
30 => 'sebab
semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka'
=> dituntun ke masa depan yang berhasil indah sampai ke pelabuhan
damai sejahtera. Pelabuhan kesukaan menunjuk kerajaan seribu
tahun damai (firdaus)
dan Yerusalem Baru.
Inilah
yang dapat
saya sampaikan. Jangan kehilangan kasih mula-mula, jangan gelap!
Kalaupun sudah gelap (tidak ada matahari, bulan dan bintang, yang ada
hanyalah badai), masih ada pertolongan dari TUHAN, itulah Firman
pengajaran dan perjamuan suci (uluran Tangan
TUHAN).
Kita
harus kuat teguh hati, mari:
- ulurkan
tangan kepada TUHAN,
- menyembah
TUHAN => 'saya percaya Engkau TUHAN, saya tidak berharap yang
lain.
- Saya
seperti sehelai rambut, tetapi saya hanya percaya Engkau TUHAN, saya
bergantung pada anugerah-Mu, tetesan darah-Mu TUHAN, bukan
bergantung gaji, ijasah. Sekalipun saya memilikinya
tetapi saya bergantung pada kemurahan anugerah TUHAN' TUHAN akan
menolong kita
semuanya.
Setiap
helaan nafas ini merupakan anugerah TUHAN. Sehelai rambut, memang
tidak berdaya, tidak dapat
berbuat apa-apa,
tetapi masih ada kekuatan dari TUHAN. Anugerah TUHAN lebih besar dari
semuanya.
TUHAN memberkati kita semuanya.1