Kita
masih membahas kitab Wahyu 2-3, ini menunjuk tujuh kali percikan
darah di depan tabut perjanjian = tujuh surat yang ditujukan kepada
tujuh sidang jemaat bangsa kafir = penyucian terakhir yang TUHAN
YESUS lakukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir, supaya tidak
bercacat cela, sempurna seperti YESUS (menjadi Mempelai Wanita
Surga). Penyucian kepada ke tujuh sidang jemaat dimulai dari sidang
jemaat di Efesus (Wahyu 2: 1-7).
Wahyu
2: 4,
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
Ay
4 => '
engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula' =>
kehilangan kasih yang semula.
Penyucian
terakhir kepada sidang jemaat di Efesus yaitu sidang jemaat Efesus
kehilangan kasih yang mula-mula = kehilangan kasih ALLAH lewat Korban
Kristus atau salib Kristus. Ini suatu awasan bagi kita. Mengapa hamba
TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN dapat kehilangan kasih yang
mula-mula? Karena kebenaran diri sendiri.
Praktik
kebenaran diri sendiri, yaitu
- Selalu
menghakimi orang lain.
Lukas
7: 36-50,
36.
Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya.
Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan.
37.
Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang
berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di
rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam
berisi minyak wangi.
38.
Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya,
lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan
rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan
minyak wangi itu.
39.
Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia
berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu,
siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia
tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."
40.
Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan
kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru."
41.
"Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang
seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.
42.
Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang
kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih
mengasihi dia?"
43.
Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan
hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu
itu."
44.
Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon:
"Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau
tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia
membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan
rambutnya.
45.
Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada
henti-hentinya mencium kaki-Ku.
46.
Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki
kaki-Ku dengan minyak wangi.
47.
Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah
diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang
sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
48.
Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah
diampuni."
49.
Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati
mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni
dosa?"
50.
Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah
menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
Ay
39 => ini penghakiman. Sekalipun belum diucapkan (masih dalam
hati), sudah dihitung sebagai suatu penghakiman => 'perempuan
itu adalah orang yang berdosa.
Kita lihat perbedaan orang
yang berdosa dengan Simon orang Farisi. Perempuan berdosa (tercemar)
justru menerima kasih mula-mula, lewat apa?
- Disebutkan
dalam ay 37 'Ketika perempuan itu
mendengar, bahwa Yesus sedang makan ....'
Perempuan berdosa menerima kasih mula-mula lewat
mendengar Firman ALLAH dengan sungguh-sungguh dan berkobar-kobar.
Ini penting! Kalau tidak mau mendengarkan Firman, dapat kehilangan
kasih mula-mula. Dalam setiap ibadah utamakan Firman (mendengarkan
Firman) sebab disitulah kita mendapatkan kasih mula-mula.
- ay
38 'lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air
matanya dan menyekanya dengan rambutnya'
(rambut itu kebanggaan tetapi ditaruh di kaki). Ini artinya
menanggalkan kebanggaan-kebanggaan, sehingga
bisa menyadari dan mengaku:
- Tidak
layak, karena banyak kesalahan-kesalahan, dosa ('air
mata'),
- Tidak
mampu berbuat apa-apa. Inilah perempuan yang berdosa, tetapi bisa
menerima kasih mula-mula, nomor satu lewat mendengarkan Firman.
Selama kita masih mendengarkan Firman, masih ada kesempatan untuk
menerima kasih mula-mula.
Kemudian,
menanggalkan segala kebanggaan-kebanggaan, sehingga bisa mengaku
tidak layak karena banyak kesalahan-dosa dan mengaku tidak mampu
apa-apa.
- ay
38 'kemudian ia mencium kaki-Nya'
(mencium Kaki YESUS) = berdamai dengan TUHAN
dan sesama. Berdamai artinya mengaku segala
dosa kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa
lagi. Tadi sudah mengaku tidak layak, banyak dosa-dosa, sesudah itu
berdamai.
- ay
38 'meminyakinya dengan minyak wangi'
(meminyaki Kaki YESUS dengan minyak wangi) = mengalami
minyak urapan Roh Kudus.
Inilah
menerima kasih mula-mula lewat:
- mendengarkan
Firman ('mendengar tentang YESUS')
dengan sungguh-sungguh, dengan berkobar-kobar.
- kemudian
menanggalkan kebanggaan-kebanggaan (mengaku saya tidak layak,
banyak salah dan dosa, mengaku tidak mampu, tidak bisa apa-apa).
- kemudian
berdamai (mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama, jika diampuni
jangan berbuat dosa lagi).
- sampai
meminyaki Kaki YESUS (mengalami urapan Roh Kudus).
Apa
itu urapan Roh Kudus (arti urapan Roh Kudus)?
- Lukas
7: 48,
Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah
diampuni."
Arti pertama:
urapan Roh Kudus
merupakan tanda bahwa segala dosa sudah diampuni oleh TUHAN, tidak
ada kutukan dosa, tidak ada penghukuman lagi.
Kalau ada dosa, maka kerohanian kita akan menjadi kering, tetapi
kalau segala dosa sudah diampuni, kita akan mengalami urapan Roh
Kudus.
- Tadinya
perempuan ini berbuat dosa, tetapi sekarang ia mengurapi Kaki YESUS
dengan minyak. Perempuan ini dipakai oleh TUHAN untuk mengurapi
Kaki YESUS (kaki itu bagian tubuh). Di ayat yang lain mengurapi
YESUS dari Kepala. Jadi urapan Roh Kudus artinya dipakai
dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus lewat
pengorbanan-pengorbanan.
Pada ayat yang lain, YESUS diurapi dengan minyak narwastu seharga
tiga ratus dinar. Kalau sekarang, sama dengan upah satu tahun (rela
mengorbankan gaji selama satu tahun). Ini pengorbanan. Gaji satu
tahun mau didapat darimana lagi?
Dari perempuan yang
berdosa, dapat menerima kasih mula-mula (bukan kehilangan kasih
mula-mula) lewat mendengarkan Firman dengan sungguh-sungguh.
Perempuan ini mendengar 'YESUS sedang makan' Ini tentunya
mendengar dengan sungguh-sungguh => dimana tempatnya? Di jalan
mana? Kalau mendengar hanya sekilas-sekilas, mau bertemu YESUS
dimana? Rumah makan ada banyak. Sungguh-sungguh mendengarkan Firman
sampai kita dapat menanggalkan kebanggaan (merasa tidak layak,
mengakui dosa), dapat berdamai dan mengalami urapan Roh Kudus. Dosa
sudah diselesaikan, diampuni, kutukan dosa tidak ada lagi, hukuman
akan dosa tidak ada lagi. Bahkan perempuan ini dipakai oleh TUHAN
dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Sekalipun lewat
pengorbanan-pengorbanan, tetapi ada bau harum dimana-mana. Membawa
bau harum YESUS, membawa keindahan dan saya percaya, hidupnya juga
menjadi harum dan indah dihadapan TUHAN.
Tadinya berbau
busuk, tercemar (terkenal sebagai perempuan berdosa), sekarang
dapat berbau harum; dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh
Kristus. Semoga kita dapat mengerti.
Kebalikannya; mengapa
bisa kehilangan kasih mula-mula? Ini dibandingkan dengan orang
Farisi yang bernama Simon.
Markus
14: 3,
Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang
duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli
pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah
dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas
kepala Yesus.
Ay 3 => 'di
rumah Simon si kusta' => disebutkan
Simon si kusta. Kalau orang sakit kusta, tidak boleh bertemu. Ini
berarti kusta ini sudah disembuhkan oleh TUHAN. Kemudian, seperti
kita kalau sudah diberkati mengadakan bidstond => 'mari adakan
ucapan syukur di rumah'. Orang Farisi yang bernama Simon adalah
orang yang sudah menerima kasih mula-mula. Sudah disembuhkan
kustanya = sudah diampuni dosa-dosanya dan sudah dibenarkan oleh
TUHAN. Sedangkan perempuan tadi, merupakan orang yang tercemar
(berdosa) tetapi dapat menerima kasih mula-mula. Semoga kita dapat
mengerti.
Dalam cerita di Lukas 7 waktu Simon sedang
mengundang YESUS makan, mengucap syukur di rumahnya, lalu datang
perempuan berdosa, Simon langsung berkata dalam hatinya => YESUS
ini benar seorang nabi atau tidak, sebab Dia rela dijamah oleh orang
yang berdosa (orang yang cemar)' Inilah menghakimi. Sayang sekali,
Simon sudah menerima pengampunan dosa dan sudah dibenarkan oleh
TUHAN, tetapi Simon orang Farisi selalu memakai kebenaran diri
sendiri, yaitu selalu menyalahkan orang lain, selalu menghakimi
orang lain, sehingga tidak dapat menghakimi diri sendiri. Ini
bahayanya! Kalau selalu menghakimi atau menyalahkan orang lain, maka
tidak ada kesempatan untuk menghakimi diri sendiri dan tidak ada
kesempatan untuk mengaku dosa, malah menutupi dosa dengan
menyalahkan orang lain. Akhirnya Simon kehilangan kasih mula-mula.
Kita harus berhati-hati. Ada orang yang tidak memiliki kasih
mula-mula, tetapi dapat menerima kasih mula-mula. Tetapi ada juga
hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang sudah menerima kasih
mula-mula, justru kehilangan kasih mula-mula seperti sidang jemaat
Efesus. Simon kehilangan kasih mula-mula, berarti pelayanannya tanpa
kasih mula-mula seperti sidang jemaat Efesus. Inilah yang harus kita
camkan => mengapa bisa kehilangan kasih mula-mula? Nomor satu
karena kebenaran diri sendiri. Praktiknya yaitu selalu menghakimi
atau menyalahkan orang lain seperti Simon si kusta.
Kebenaran
sendiri itu seperti kusta (putih tetapi kusta). Praktiknya yaitu
tidak mau
mengampuni dosa orang lain.
Tadi Simon sudah diampuni dan
menerima kasih mula-mula, tetapi saat ada orang lain yang berdosa,
dia selalu menuduh atau menghakimi. Praktik kedua, ini tidak mau
mengampuni dosa orang lain. Ini cerita didalam Matius 18:
23-35.
Matius
18: 23-27,
23.
Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak
mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
24.
Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya
seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
25.
Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu
memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala
miliknya untuk pembayar hutangnya.
26.
Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah
dahulu,segala hutangku akan kulunaskan.
27.
Lalu
tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu.
Sehingga ia membebaskan dan menghapus hutangnya.
Cerita
pertama ada orang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Kalau saudara
melihat di kamus alkitab bagian belakang, maka ditulis satu talenta
= enam ribu dinar/tiga ribu syikal. Dan kalau ia berhutang sepuluh
ribu talenta, berarti sepuluh ribu dikalikan enam ribu = enam puluh
juta dinar. Kehidupan itu berhutang kepada raja enam puluh juta
dinar juta dinar. Gaji satu hari = satu dinar. Satu tahun kira-kira
tiga ratus hari kerja sebab dipotong untuk hari Sabat, hari Minggu
dllnya. Kalau sekarang dalam satu tahun ada lima puluh dua minggu.
Jadi lama pelunasan hutang adalah enam puluh juta dibagi tiga ratus
sama dengan dua ratus ribu tahun, barulah hutang itu dapat lunas.
Tidaklah mungkin ada orang yang berumur sampai dua ratus ribu ribu
tahun.
Inilah hutang dosa yang tidak bisa dilunaskan sendiri.
Kita mau usaha bagaimanapun tidak akan dapat dilunaskan. Dau raus
ribu tahun = hutang yang tidak dapat dilunaskan itulah hutang
dosa.
Tetapi bersyukur Raja (TUHAN) mau melunaskan hutangnya
atas dasar belas kasihan = YESUS mati di kayu salib untuk menghapus
segala hutang dosa orang ini (kita semuanya) = menerima kasih
mula-mula. Karena tidak dapat membayar hutangnya, Raja hendak
menjual semua miliknya, tetapi orang yang berhutang memohon kepada
Raja => 'jangan Raja, ampuni saya Raja' Lalu Raja berbelas
kasihan => 'ya sudah, hutangmu sudah selesai' Orang ini
menerima kasih mula-mula. Dia sudah berhutang banyak, tidak mungkin
dilunaskan, harus dihukum dan dibinasakan, tetapi Raja melunaskan
hutangnya dengan belas kasih (kurban Kristus).
Inilah cerita
pertama, dari
sini bisa ditarik kesimpulan:
- Tidak
ada dosa yang tidak dapat diampuni (tidak ada dosa yang tidak dapat
dilunaskan) oleh TUHAN. Segala
dosa sudah dilunaskan atau diselesaikan oleh YESUS di kayu salib
(oleh kasih mula-mula). Waktu YESUS meminum anggur asam bercampur
empedu, sebelum mati Dia berteriak => 'sudah selesai'
Kecuali:
- Dosa
tidak percaya. Kalau tidak percaya kepada YESUS, maka dosa itu
tidak dapat dihapuskan.
- Dosa
yang tidak diakui. Orang ini untung datang kepada TUHAN (Raja)
untuk mengaku => 'kami tidak mampu Raja, tidak bisa' Kalau
sekarang ini artinya meminta ampun, mengaku => 'saya salah,
minta ampun' Akhirnya diampuni. Kalau dosa tidak diakui bahkan
menyalahkan orang lain, tetap hidup selamanya dalam dosa. Itu
sebabnya dosa harus diakui!
Jadi
dua dosa inilah yang tidak dapat diampuni atau tidak dapat
diselesaikan oleh kasih mula-mula yaitu dosa tidak percaya, kalau
tidak percaya kepada YESUS, maka dosa-dosa itu tidak dapat
diampuni. Demikian juga dengan dosa yang tidak diakui, lalu
bagaimana bisa diampuni? Tidak bisa. Lebih lagi kalau dosanya
ditutupi dengan menyalahkan orang lain, ini lebih lagi! Itulah
setan, pendakwa. Semoga kita dapat mengerti.
Syaratnya yaitu
mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat
dosa lagi. Segala dosa/dosa apa saja akuilah kepada TUHAN dan
kepada sesama. Seperti orang ini benar-benar menangis dihadapan
TUHAN => 'jangan Raja, jangan dijual' Inilah kutukan dosa,
sampai merambat kepada nikah (anak dan isterinya menjadi korban),
merambat ke semuanya. Orang ini minta ampun => 'ini salah
saya, nikah saya hancur gara-gara saya' Akhirnya
diampuni/dilunaskan oleh Korban Kristus di kayu salib (oleh kasih
mula-mula). Semoga kita dapat mengerti.
Inilah kesimpulan
pertama. Jika sudah jatuh dalam dosa apapun, jangan berputus asa.
Mungkin ada kutukan dosa yang sudah kita terima, ada hukuman dosa
yang sudah kita terima, masih dapat diampuni, asalkan kita mengaku,
TUHAN ampuni dan jangan berbuat dosa. Hutang yang sudah tidak dapat
dibayarkan, dapat dilunaskan oleh kasih mula-mula.
- Jika
dosa-dosa sudah dilunaskan oleh Darah YESUS
= menerima
belas kasihan atau kasih mula-mula, maka kita juga harus mengampuni
dosa orang lain dan melupakannya.
Tetapi sayang orang ini memakai
kebenaran diri sendiri. Sesudah mengalami pengampunan dosa yang
banyak yang tidak dapat dibayar kembali, dia tidak mau mengampuni
dosa orang lain.
Mari kita baca cerita yang kedua.
Matius
18: 28-35,
28.
Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba
lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan
mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
29.
Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu,
hutangku itu akan kulunaskan.
30.
Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara
sampai dilunaskannya hutangnya.
31.
Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan
segala yang terjadi kepada tuan mereka.
32.
Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai
hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau
memohonkannya kepadaku.
33.
Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah
mengasihani engkau?
34.
Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo,
sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
35.
Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap
kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan
segenap hatimu."
Ay 29
=> 'Maka sujudlah kawannya itu dan
memohon kepadanya' => bersujud juga.
Seperti dia dulu bersujud kepada Raja, karena hutang sebanyak enam
puluh juta dinar. Sedangkan temannya hanya berhutang seratus dinar,
lalu temannya bersujud juga => 'maaf kawan, aku salah'
Mungkin suami sujud kepada isteri atau isteri sujud kepada suami =>
'minta ampun, saya bersalah' Tetapi kehidupan itu tidak mau
mengampuni, malah mencekik. Inilah kesalahan!
Ay 30 =>
sampai dihukum kawannya.
Ay 31 => kawannya menyampaikan
kepada Raja => 'itu Raja, kehidupan yang sudah dilunaskan
hutangnya sebanyak enam puluh juta dinar oleh Raja, begitu temannya
berhutang seratus dinar, dicekik, dimasukkan dalam penjara.
Ay
32 => 'Raja itu menyuruh memanggil
orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat'
=> kalau pelayan TUHAN tidak mau mengampuni dosa orang lain, itu
jahat (hamba TUHAN yang jahat, pelayan TUHAN yang jahat).
Jadi
orang lain yang berhutang seratus dinar, tetapi tidak dilunaskan
atau tidak diampuni, tetapi dicekik, dimasukkan dalam penjara. Jadi
kehidupan yang sudah menerima pengampunan dosa (menerima
pertolongan TUHAN, menerima kasih mula-mula), tetapi tidak
mengampuni dosa orang lain, maka dia kehilangan kasih mula-mula dan
disebut hamba yang jahat.
Suasana
hidup hamba yang jahat, seperti:
- Leher
dicekik. Leher menunjuk penyembahan. Kalau lehernya, tidak
dicekik, bisa menyembah TUHAN => 'Haleluya YESUS' Kalau
lehernya dicekik, tidak dapat berbicara. Ini berarti
penyembahannya kering.
- Suasana
penjara = suasana kutukan,
- Sampai
kebinasaan. Ini serius!
Dari
dua kejadian ini, kehilangan kasih mula-mula. Karena kebenaran diri
sendiri (kusta):
- Simon,
dia melihat orang lain diampuni, dia tidak terima dan menghakimi
orang berdosa. Dia sendiri sudah diampuni, tetapi dia malah
menghakimi orang lain. Sebenarnya dia sudah menerima kasih
mula-mula, berbahagia sampai ia
dapat
mengundang YESUS/sampai
mengucap syukur. Tetapi Simon si kusta menghakimi orang lain
sehingga kehilangan kasih mula-mula.
- Ada
orang yang berhutang enam puluh
juta dinar, dia tidak dapat
membayar hutangnya yang sampai
turunan keberapapun (tidak hanya sampai tujuh
turunan, tetapi sampai dua ratus
ribu tahun), tetapi dilunaskan dan berbahagia. Tetapi sayang dia
tidak mau mengampuni orang lain yang dosanya lebih kecil / sedikit.
Orang ini kehilangan kasih mula-mula dan menjadi hamba TUHAN yang
jahat (pelayan TUHAN yang jahat), bagaikan lehernya di cekik.
Berarti tidak ada lagi hubungan:
- dengan
TUHAN, kering penyembahan, kering rohani (tidak ada pembukaan
Firman)
- dan
mengalami suasana penjara. Suasana penjara, itulah suasana kutukan
dan kebinasaan. Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah
penyebab pertama, itulah kebenaran diri sendiri. Dengan dua
praktiknya: menghakimi orang lain (selalu menyalahkan orang lain)
dan tidak mau mengampuni. Dia sendiri sudah menerima pengampunan,
tetapi tetap tidak mau mengampuni orang lain, sehingga kehilangan
kasih mula-mula.
- Karena
egois
= kepentingan
diri sendiri.
Kita harus
berhati-hari! Sebagai hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang sudah menerima
kasih mula-mula, terlebih lagi untuk pribadi saya sendiri. Saya
bukan keturunan hamba TUHAN. Jangankan keturunan hamba TUHAN, bahkan
bukan keturunan orang Kristen. Saya tidak tahu dari berapa generasi,
yang saya tahu diatas mama saya, diatasnya lagi, bukanlah keturunan
orang Kristen. Sekarang saya sampai menjadi hamba TUHAN, ini
benar-benar menerima kasih mula-mula. Jangan sampai ada kebenaran
sendiri dan jangan sampai ada egois.
Matius
25: 41-45,
41.
Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya:
Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke
dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
malaikat-malaikatnya.
42.
Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku
haus, kamu tidak memberi Aku minum;
43.
ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika
Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan
dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
44.
Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami
melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau
telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani
Engkau?
45.
Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang
paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
Ay
41 => 'Ia
akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya'
=> domba disebelah kanan dan kambing disebelah kiri.
'Enyahlah
dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam
api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
malaikat-malaikatnya'
=> terkutuk dan binasa.
Ay 42 => istilah ini bukan
berarti TUHAN jahat. Istilah 'ketika Aku lapar, kamu tidak memberi
Aku makan' berarti Dia sudah bisa makan dan diberkati. TUHAN tidak
jahat. Kalau 'berilah Aku makan ...padahal dia sendiri tidak
makan-makan' Ini jahat! Tidak seperti itu. Dia sendiri sudah
diberkati, tetapi saat melihat orang lain tidak makan, tidak mau
memberi makan. Inilah egois atau kambing.
Ay 43 => 'kamu
tidak melawat Aku'
=> tidak mengunjungi Aku.
Ay 44 => 'katanya:
Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar'
=> kapan kami melihat YESUS lapar.
Ay 45 => akhirnya
menjadi hamba yang terkutuk dan binasa. Jatuh dalam lubang yang
dalam (kejatuhan yang dalam). Sidang jemaat Efesus jatuh 'betapa
dalamnya engkau jatuh sampai jatuh ke lubang neraka.
Kambing
adalah kehidupan yang sudah menerima kasih mula-mula artinya sudah
diampuni dosa-dosanya, dibenarkan, dan diselamatkan, sudah dipakai
untuk melayani TUHAN (hamba TUHAN, pelayan TUHAN tetapi dapat
menjadi kambing), sudah diberkati oleh TUHAN (bisa makan, minum,
punya pakaian dan mendapatkan
semuanya), tetapi egois. Egois yaitu tidak mau memberi dan
mengunjungi sesama yang membutuhkan => 'ketika Aku lapar kamu
tidak memberi Aku makan, ketika Aku dipenjara kamu tidak
mengunjungi..' Sehingga kehilangan kasih mula-mula. Semoga kita
dapat
mengerti.
Kehidupan
yang egois jika digambarkan dalam alkitab, ini seperti rawa. Rawa
itu hanya menerima air darimana saja (air hujan dll), tetapi tidak
mengalirkan. Jika tidak dialirkan akan
berbahaya,
sebab
dapat
menjadi sarang nyamuk demam berdarah dll. Itulah orang yang egois,
bukan menjadi berkat, tetapi menjadi sumber kutukan (kecelakaan).
Rawa = hanya
dapat
menerima, tetapi tidak dapat
memberi. Hanya puas dengan menerima => 'saya diberkati, luar
biasa, dahysat' Tetapi tidak dapat
memberi.
Kemana
arah rawa?
Kepada Babel.
Hati-hati! Tadi perempuan yang berzinah (perempuan tercemar) kalau
menerima kasih mula-mula, maka ia
dapat
meminyaki Kaki
YESUS (dipakai dalam pembangunan Tubuh
Kristus). Sekalipun Simon sudah disembuhkan dari kustanya, tetapi
menghakimi orang lain, maka tidak akan dapat
dipakai dalam pembangunan Tubuh
Kristus. Kalau tidak dipakai dalam pembangunan Tubuh
Kristus, berarti masuk dalam pembangunan Babel.
Kambing sudah diberkati (sudah semuanya), tetapi tidak dipakai dalam
pembangunan Tubuh
Kristus, sehingga dipakai untuk Babel.
Kambing
sudah diberkati dan dipakai, tetapi egois. Ditambahkan, egoisnya ini
karena tidak tergembala (tidak taat). Kalau daging tidak
digembalakan:
- nomor
satu daging ini pasti egois. Istilah 'sendiri-sendiri' itu
berapa macam. Kalau daging tidak digembalakan
- akan
liar; hanya keinginan diri sendiri, kepentingan diri sendiri,
kebenaran diri sendiri. Inilah daging! Jadi kalau daging tidak
digembalakan
(tidak
tergembala), salah satu akibatnya adalah egois. Egois = tidak mau
memberi dan tidak mau mengunjungi sesama yang membutuhkan, sehingga
kehilangan kasih mula-mula. Ini seperti rawa yang akan menuju
kepada Babel.
Yesaya
14: 23,
"Aku akan membuat Babel menjadi milik landak dan menjadi air
rawa-rawa, dan kota itu akan Kusapu bersih dan Kupunahkan,"
demikianlah firman TUHAN semesta alam.
Ay
23 => 'Aku
akan membuat Babel menjadi milik landak dan menjadi air rawa-rawa'
=> Babel
bagaikan air rawa-rawa.
Jadi
orang yang egois (tidak tergembala) akan dipakai dalam pembangunan
Babel,
sehingga hidupnya terkutuk dan binasa selama-lamanya.
Babel:
- mempelai
wanita setan,
- kesempurnaan
dalam kejahatan dan kenajisan. Kambing itu kehidupan yang menerima
kasih mula-mula (menerima semuanya dari TUHAN), tetapi sayang tidak
tergembala. Hati-hati, banyak kita puas => 'kita diberkati,
luar biasa TUHAN' Tetapi tidak tergembala. Ini yang gawat! Mari
berdoa untuk saudara-saudara kita yang lainnya supaya mereka
semuanya dapat masuk dalam
sistem penggembalaan. Sebab kalau tidak masuk sistem penggembalaan,
maka daging menjadi egois. Seperti rawa, hanya dipakai dalam
pembangunan Babel
(dalam suasana kutukan
dan kebinasaan).
Sekarang
domba.
Kalau domba, kebalikannya (berada disebelah kanan) => 'ketika
Aku lapar kamu memberi Aku makan, ketika Aku haus kamu memberi Aku
minum, ketika Aku dipenjara kamu mengunjungi Aku' Itulah domba.
Domba adalah kehidupan yang sudah menerima kasih mula-mula, artinya
kehidupan yang sudah diampuni dosanya, dibenarkan, diselamatkan,
kehidupan yang dipakai untuk melayani TUHAN, kehidupan yang
diberkati TUHAN dan mau tergembala dengan benar dan baik, sehingga
mengalami penyucian dari keinginan daging dan kepentingan daging.
Hati-hati, kehidupan yang sudah diberkati banyak yang tidak mau
tergembala => 'aku bisa, aku ada, buktinya aku ada' Ini
berbahaya!
Domba itu mau tergembala dengan benar dan baik. Bedanya disini.
Kalau kambing, prosesnya sama (mendapatkan kasih mula-mula), hanya
bedanya tidak mau tergembala.
Contohnya seperti Yudas
yang sudah diselamatkan dan
diberkati, tetapi Yudas menyelundup kesana kemari. Yudas
berfellowship dengan imam-imam kepala yang ajarannya (makanannya)
berbeda dengan YESUS. Kalau kita berfellowship dengan ajaran yang
sama, itulah pembangunan Tubuh
Kristus dan menjadi satu (pasti tergembala). Kalau berbeda, itulah
kambing yang tidak tergembala. Tetapi kalau satu ajaran, pasti
tergembala. Semoga kita dapat
mengerti.
Dalam kebaktian kaum muda, diterangkan bahwa
tergembala dengan benar dan baik ini penting. Mulai dengan
tergembala dengan benar terlebih dahulu,
sebab
banyak gembala yang pandir (permisi saya juga harus diperiksa),
gembala penjual domba. Gembala
yang pandir
itu berlagak
pintar, berlagak
bijaksana. Bagaimana itu? Tidak punya ijasah, tetapi berlagak
=> bukan! Berlagak
bijaksana artinya alkitab
mengatakan
tidak boleh, tetapi ia mengatakan
boleh => 'tidak apa ini, kali ini karena .., jadi ya tidak
mengapa'
Itulah berlagak
bijaksana; Sedangkan gembala
pandir => alkitab
mengatakan
a,
tetapi dia mengatakan
=> 'a
+ 1 sebab
kita harus bijaksana, kalau diterapkan begini, bagaimana?
Menjadi susah
ya, jadi kita harus ..' Inilah gembala pandir, yang mau lebih
bijaksana dari TUHAN. Kalau alkitab ditambah dan dikurangi, itulah
pandir. Gembala benar dan pandir, tidak
dapat berkumpul. Mau diapakan
saja, tidak dapat
berkumpul (karena gembala pandir menambah dan mengurangi
alkitab).
Ada juga gembala
penjual domba.
Ini soal makanan. Tidak mau memberi makan, malah memerah susunya
terus menerus kemudian
ia jual.
Inilah gembala penjual domba. Orang lain yang
ia suruh memberi makan domba,
sedangkan gembalanya hanya sebagai manager (menghitung berapa
kolektenya). Maaf, ini karena saya pernah
diberikan nasehat oleh bpk pdt Pong.
Dulu ada satu murid (dia
lebih tua dari saya) yang belajar menjadi gembala,
ayahnya
ini pendeta yang dipakai TUHAN, lalu anaknya ini masuk sekolah
alkitab dan belajar melayani TUHAN. Dia sampai diusir-usir,
gerejanya kemana-mana, sampai di Graha Family yang
waktu itu masih seperti
lapangan.
Waktu itu hujan deras, saya mencari dia => 'dimana ini?'
Waktu itu bpk pdt Pong memberikan nasehat => 'kamu bantu,
supaya dia menjadi gembala, jangan menjadi manager' Jadi saya
mencari dengan isteri saya, tidak mengerti kemana, setelah sampai di
rumahnya, terasa lega.
Saya membantu, karena ingat nasihat
dari bpk pdt Pong => 'bantu murid kita ini, supaya jangan
menjadi manager, tetapi menjadi gembala' Maksudnya adalah agar
ia dapat memberi makan. Bible
study
kami bantu (saya bergantian dengan bpk pdt Pong untuk membantu).
Jadi jangan menjadi manager. Mari, menjadi gembala yang benar
terlebih dahulu.
Tetapi domba juga harus baik. Jangan menjadi domba seperti Yudas
(tidak baik). Gembalanya sudah benar, bahkan sempurna, itulah YESUS,
tetapi dombanya tidak baik => 'kesana kemari' Ini tidak baik.
Sama saja dan hancur juga. Mari kita tergembala dengan benar dan
baik, sehingga mengalami penyucian dari keinginan daging dan
kepentingan daging (egois, kepentingan diri sendiri) sehingga
kita dapat
memberi dan mengunjungi
sesama yang membutuhkan.
Maaf, kalau kita dapat
memberi dan mengunjungi
sesama yang membutuhkan (kandang-kandang yang lain), ini bukti ada
kelimpahan di dalam
penggembalaan. Saya selalu belajar dari gembala-gembala dan
guru-guru saya. Bpk pdt In Juwono selalu mengatakan => 'kebaktian
fellowship, PPI-PPI (Pekan Penyegaran
Iman adalah kelimpahan dari
penggembalaan' Seperti gelas yang diisi dengan air, kalau diisi
terus sampai penuh pasti tumpah keluar;
kalau
tidak penuh, lalu dipaksa keluar, semuanya
akan menjadi
kering.
Mari kita berdoa. Dalam Yohanes 10:16 'mengunjungi kandang yang
lain' ini harus hasil kelimpahan dari kandang
penggembalaan.
Yohanes
10: 16,
Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini;
domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan
suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu
gembala.
Ay
16 => 'Ada
lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini'
=> dari kandang yang lain.
'domba-domba
itu harus Kutuntun juga'
=> inilah kerinduan TUHAN. Kita tidak terpecah belah, sebab antar
kandang juga ada persekutuan.
'mereka
akan mendengarkan suara-Ku'
=> yang bisa menyatukan antar kandang adalah satu suara (satu
pengajaran).
'mereka
akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala'
=> Satu
Tubuh
dengan Satu
Kepala,
artinya masuk dalam pembangunan Tubuh
Kristus
dengan TUHAN
YESUS sebagai Kepala, artinya,
kita masuk dalam pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna. Semoga
kita dapat
mengerti.
Mari!!
kita masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus
hari-hari ini. Seperti tadi lagu dari zangkoor gabungan (koor kaum
muda dan zangkoor) => 'kita bangsa kafir, keledai yang
mau ditunggangi oleh TUHAN'
Ada
dua kemungkinan tentang keledai/bangsa kafir (kita pilih):
- Ditunggangi
oleh Bileam (nabi palsu dll) menuju pembangunan Babel
sampai kutukan dan kebinasaan.
- Ditunggangi
oleh YESUS Sendiri
menuju pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna.
Mari kita
disini; ditunggangi oleh YESUS itulah pengajaran yang benar. Sebab
Pribadi YESUS itu pengajaran
yang benar (bukan orang, bukan Widjaja
atau siapapun). Jangan lihat orangnya. Saya berani berkata
dimana-mana => 'kalau seandainya dulu bpk pdt Pong (mertua
saya) mengajarkan yang tidak benar, saya tidak akan datang'
Biarpun itu mertua saya, saya tidak akan datang. Harus YESUS
(pengajaran yang benar) yang dilihat, bukan karena kekeluargaan,
bukan karena sama suku, bukan karena kekayaan, bukan karena
kehebatan. Semoga kita dapat mengerti.
Biarlah
kita dipakai oleh TUHAN. Kalau keledai ditunggangi oleh YESUS =
bangsa kafir dipakai dalam pembangunan Tubuh
Kristus, hanya karena belas kasih kemurahan
TUHAN (kasih mula-mula). Seperti ayat mengatakan => 'Aku datang
untuk domba Israel ... kamu anjing (keledai) => bukan!
Tetapi oleh karena kasih mula-mula atau belas kasih TUHAN, kemurahan
TUHAN, anugerah TUHAN, maka bangsa kafir dapat
ditunggangi oleh YESUS. Jangan takut! Kalau kita aktif dalam
pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna,
seperti keledai yang ditunggangi oleh YESUS, maka kita menempatkan
YESUS sebagai Kepala dan kita merasakan
aliran anugerah TUHAN (aliran belas kasih TUHAN, aliran kemurahan
TUHAN, aliran kasih mula-mula) yang tidak akan pernah habis-habis.
Uang dapat habis, tetapi kalau anugerah
TUHAN tidak akan pernah habis selama-lamanya. Semoga kita dapat
mengerti.
Saya
terbuka sekali. Mengapa, kami di Lempin-EL Kristus Ajaib dilatih
tidak diberikan uang, dll? Setelah menjadi pengerja, kami dilatih?
Ini bukan pelit. Banyak orang bilang => 'pelit itu' Bukan!
Tetapi supaya kita bergantung kepada anugerah TUHAN. Kita mengunjungi
dengan membayar
sendiri-sendiri. Mungkin saudara sudah cuti, tinggalkan pekerjaan,
ada yang tutup toko, tinggalkan kuliah, tetapi masih harus
membayar sendiri, ini supaya mengerti dan
mengalami anugerah TUHAN yang selalu baru, yang tidak pernah
habis-habisnya.
Jangan
takut, kalau sungguh-sungguh menempatkan TUHAN sebagai Kepala
(ada pengajaran yang benar), maka ada aliran anugerah TUHAN.
langkah-langkah hidup kita (langkah keledai) adalah langkah anugerah
TUHAN. Setiap detak jantung kita, hanya karena kemurahan, belas kasih
anugerah TUHAN. Rumus saya, setiap kali mau berputus asa, kecewa
dengan sesuatu, ataupun mau bangga dengan sesuatu => 'aku
dahsyat, hebat' Tarik nafas saja, hembuskan kembali =
'masih ada anugerah TUHAN, semuanya karena anugerah TUHAN' Kalau
mau sombong, tarik nafas => 'semua karena anugerah TUHAN'
Kalau sewaktu kita ambil nafas, lalu tidak dapat
dihembuskan lagi, mau apa kita? Semoga kita
dapat mengerti.
Jika
ada anugerah TUHAN, kemurahan TUHAN, belas kasihan TUHAN,
hasilnya
adalah
- Markus
6: 41,
Dan setelah
Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan
mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya
kepada murid-muridNya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang
itu;begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikanNya kepada semua
mereka.
Ay
34 => lalu Dia memberi
makan lima
roti dan dua
ikan untuk lima ribu
orang.
Hasil pertama: langkah-langkah
pemeliharaan TUHAN secara ajaib,
baik
secara:
- Secara
rohani: kita dipelihara dengan Firman pengajaran ('YESUS
mengajar'), sehingga kita dapat
hidup benar dan suci.
- Secara
jasmani: lima
roti dan dua
ikan untuk lima ribu
orang laki-laki saja, tidak termasuk perempuan dan anak-anak dan
masih ada sisa. Anugerah TUHAN sanggup memelihara kita secara
ajaib, tidak bergantung pada apapun di dunia. Kita boleh berusaha,
tetapi TUHAN lah yang menentukan. Biarpun gaji kita bagaikan lima
roti dan dua
ikan untuk lima ribu
orang, tetapi kalau berada
di dalam Tangan
TUHAN (ada di dalam
belas kasih anugerah TUHAN), maka semuanya bisa. Semoga kita dapat
mengerti.
Dulu
kami sewaktu masih ditempatkan di Gending, bpk pdt Pong bertanya =>
'berapa kolektenya pak
Wi'?
Lalu saya sebutkan angka yang sangat kecil kalau menurut manusia
(mungkin dapat
ditertawakan
oleh orang,
bahkan untuk ongkos saja tidak cukup), tetapi bpk pdt Pong
membesarkan saya => 'bagus-bagus' Satu waktu bpk pdt Pong ke
kantor, mengatakan
kepada saya => 'pak
Wi ingat, lima ribu
dulu hasil bekerja, dengan sekarang lima
ribu dari TUHAN, itu lain'
Saya dulu hanya
menjawab => 'Ya oom'.
Tetapi sekarang saya mengerti. lima
roti dan dua
ikan bisa, jika berada di dalam
Tangan
TUHAN. Yang penting ada anugerah TUHAN =>
gaji ditambah dengan anugerah
TUHAN, toko (toko besar atau toko kecil sama saja) ditambah dengan
anugerah TUHAN, maka ada keajaiban TUHAN. Secara rohani dan jasmani,
kita akan dipelihara oleh TUHAN. Langkah-langkah anugerah, itulah
langkah-langkah pemeliharaan secara ajaib.
- Roma
2: 4,
Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya
dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud
kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
Hasil
kedua:
langkah-langkah
pertobatan (bertobat)
= berhenti
berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN = langkah-langkah keselamatan.
Kalau ditunggangi oleh YESUS, sudah jelas, mengarah kepada
langkah-langkah pertobatan (berhenti berbuat dosa dan kembali kepada
TUHAN) atau langkah-langkah keselamatan.
Kalau kita dipakai oleh
TUHAN, berarti kita sudah
dipelihara dan selamat. Semoga kita dapat
mengerti.
- Titus
3: 5,
pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan
baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh
permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan
oleh Roh Kudus,
Ay
5 => 'tetapi
karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali'
=> baptisan air.
Hasil
ketiga:
langkah-langkah
mujizat
= langkah
pembaharuan.
Tadi
bertobat (berhenti berbuat dosa, mati terhadap dosa), sekarang
langkah pembaharuan, dimulai dari baptisan air. Baptisan air yang
benar yaitu orang yang sudah mati terhadap dosa (bertobat)
dikuburkan dalam air bersama YESUS dan bangkit/ keluar dari dalam
air bersama YESUS untuk mendapatkan hidup baru (hidup sorgawi),
itulah hidup dalam kebenaran. Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau
kita sudah masuk dalam baptisan
air yang benar = kita dapat
hidup benar maka itu adalah mujizat.
Sekarang sulit mencari orang yang benar. Orang ganteng-cantik, kaya
banyak, karena sekarang makanannya sudah bagus semuanya (jika
dibandingkan dengan zaman saya, makanan lebih susah dan kurang
bagus). Sekarang badannya sudah bagus semuanya (besar-besar), dulu
saya mau meninggikan badan saya susah karena gizinya tidak ada. Dulu
pada zaman Nuh, dari seluruh dunia hanya delapan
orang yang benar. Demikian juga zaman sekarang, hanya sedikit orang
benar (yang masuk baptisan air yang benar hanya sedikit).
Lalu
dilanjutkan oleh pembaharuan oleh Roh Kudus, yaitu taat
dengar-dengaran? 'Ya Abba, Ya Bapa' Roh Kudus membuat kita bisa
berseru => 'Ya Abba, Ya Bapa' (taat dengar-dengaran). Ini
mujizat rohani. Kalau mujizat rohani terjadi, saya percaya, mujizat
jasmani juga akan terjadi, yaitu yang
mustahil menjadi tidak mustahil, yang gagal menjadi berhasil dan
indah. Langkah-langkah kita adalah langkah mujizat, yang mustahil
menjadi tidak mustahil, dan langkah-langkah yang berhasil dan indah
dihadapan TUHAN.
Yakinlah
kaum muda. Nomor satu yang dipakai adalah keledai muda. Lalu keledai
tua (induk keledai) mengiringi. Kaum muda menjadi harapan. Mari kita
bersungguh-sungguh hari-hari ini; mau dipakai/ditunggangi oleh Bileam
atau ditunggangi oleh YESUS. Kaum muda jangan egois. Saya mendukung
kalau saudara kuliah, bekerja dll, tetapi jangan egois. Mari
perhatikan geraknya keledai yang dipakai/ditunggangi oleh TUHAN dan
TUHAN tidak menipu kita. Dia akan mengalirkan anugerah, kemurahan,
belas kasih-Nya, sehingga langkah-langkah kita benar-benar langkah
pemeliharaan TUHAN yang ajaib (sulit, apa yang mustahil,
TUHAN dapat menolong), langkah-langkah
keselamatan atau pertobatan (tidak ada sandungan, tidak jatuh, tidak
tersesat) dan langkah-langkah mujizat (mujizat rohani terjadi, maka
mujizat jasmani juga terjadi). Jika TUHAN datang kembali ke dua kali,
maka terjadi mujizat yang terakhir yaitu kita diubahkan menjadi sama
mulia dengan Dia. Kita terangkat di awan-awan yang permai untuk
menuju Yerusalem Baru dan kita bersama-sama
dengan Dia untuk selama-lamanya.
Jangan
kehilangan kasih mula-mula, tetapi biarlah kita mempertahankan
kasih mula-mula. Jangan ada kebenaran sendiri; mari ampuni sesama,
jangan menghakimi sesama tetapi menghakimi diri sendiri. Jangan
egois, mari ikuti geraknya keledai yang dipakai oleh TUHAN.
TUHAN
memberkati.1