Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita kembali kepada kitab Wahyu 2-3, ini menunjuk tentang tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian = tujuh surat yang ditujukan kepada ketujuh sidang jemaat bangsa kafir, sekarang artinya penyucian terakhir yang dilakukan oleh TUHAN kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir, supaya menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS. Nomor satu dimulai dengan sidang jemaat Efesus (Wahyu 2: 1-7).

Wahyu 2: 4, Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Penyucian terakhir bagi sidang jemaat Efesus yaitu sidang jemaat Efesus telah kehilangan kasih mula-mula dan harus kembali kepada kasih mula-mula. Kasih mula-mula, yaitu kasih ALLAH atau kasih agape lewat kurban Kristus di kayu salib. Musa melihat kerajaan surga diatas gunung Sinai, lalu TUHAN memerintahkan kepada Musa untuk membuat kerajaan surga di bumi, itulah tabernakel. Supaya kita beribadah sungguh-sungguh seperti di surga. Doanya TUHAN YESUS => 'di bumi seperti di surga' Kalau tidak sama, tidak akan dapat sampai di surga. Tabernakel itulah kerajaan surga di bumi (kerajaan surga diturunkan ke bumi), inilah yang harus kita ikuti, supaya kita sampai di surga.

Tabernakel (kerajaan surga) terdiri dari: halaman, ruangan suci dan ruangan maha suci.

Dalam tabernakel kita mengalami tiga kali peningkatan kasih, antara lain:

  1. Halaman, menunjuk kasih mula-mula.
  2. Ruangan suci, menunjuk pertumbuhan/peningkatan kasih lewat penggembalaan. Ruangan suci = kandang penggembalaan. Jika kita sudah memiliki kasih mula-mula, harus bertumbuh, supaya tidak hilang. Jemaat Efesus kehilangan kasih mula-mula dan harus kembali kepada kasih mula-mula. Seringkali kita berkata => 'harus bertumbuh rohani' Itulah bertumbuh kasih dan hanya dapat dicapai lewat penggembalaan. Kalau domba berada di dalam penggembalaan, semuanya ada (makanan ada, minuman ada), sehingga domba dapat bertumbuh. Kalau diluar (tidak tergembala), gawat, domba-domba sulit mencari makan, bahkan akan diterkam oleh serigala.


  3. Ruangan maha suci, menunjuk kasih yang sempurna.

Saat ini kita akan membahas satu saja, yaitu tentang kasih mula-mula. Sidang jemaat Efesus sudah kehilangan kasih mula-mula, sebab itu harus kembali kepada kasih mula-mula (memiliki kasih mula-mula). Saat ini kita belajar, praktik memiliki kasih mula-mula. Biarlah kita cocokkan dengan kehidupan kita masing-masing. Pertanyaannya kepada kita => 'apakah saya masih memiliki kasih mula-mula? Atau apakah sudah seperti jemaat Efesus yang sudah kehilangan kasih mula-mula?' Pelayanannya hebat dan diakui oleh TUHAN, tetapi dicela oleh TUHAN. Kalau dicela, berarti tidak ada gunanya dan tidak sempurna. Satu saja yang dicela, yaitu tidak memiliki kasih mula-mula.

Praktik memiliki kasih mula-mula:

  1. Roma 10: 17,Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

    Praktik pertama: iman atau percaya kepada YESUS lewat mendengarkan Firman Kristus (Firman dalam urapan Roh Kudus). Ini sama dengan masuk pintu gerbang kerajaan surga. Kita mendengarkan Firman dalam urapan Roh Kudus, sampai percaya YESUS. Kalau tidak ada Roh Kudus, kita tidak dapat percaya. Misalnya: saat mendengarkan Firman 'YESUS adalah Anak ALLAH' => 'ALLAH kok beranak' Dulu teman-teman saya begitu juga => 'ALLAH memiliki Anak, nanti punya cucu' Akhirnya saya menjadi bimbang/ragu. Jadi harus dalam urapan Roh Kudus. Kalau sudah masuk pintu gerbang, jangan keluar lagi supaya tidak menjadi bimbang)!

    Yeremia 15: 16, Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.

    Ay 16 => 'menjadi kesukaan hatiku' => kegemaran.

    Kalau kita mendengarkan Firman ALLAH dalam urapan Roh Kudus, maka kita mendengar Firman ALLAH dengan kesukaan surga, sehingga kita dapat menikmati Firman ALLAH (kita dapat gemar akan Firman ALLAH). Inilah perbedaannya, kalau diurapi Roh Kudus. Kalau bosan, malas, mengantuk saat mendengarkan Firman, itu tidak ada kasih mula-mula. Kalau ada kasih mula-mula, kita dapat gemar atau menikmati Firman ALLAH.

    Kasih mula-mula berkaitan dengan Firman terlebih dahulu (dengan iman). Bagaimana kita dapat menikmati Firman? Bagaimana kita dapat gemar akan Firman? Itulah kasih mula-mula.

    Lukas 24: 32, Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"

    Ay 32 => 'Kitab Suci' => Firman pengajaran yang benar (Firman ALLAH). Sebab itu kita harus membaca kitab suci, bukan ilustrasi-ilustrasi. YESUS menerangkan kitab suci kepada dua orang ke Emaus, bukan menerangkan bahan-bahan lain (yang lain) dan mereka berkobar-kobar. Menikmati (gemar) Firman ALLAH, istilah lainnya, yaitu berkobar-kobar dalam mendengarkan Firman ALLAH. Jadi memiliki kasih mula-mula yaitu kita dapat menikmati Firman ALLAH dan berkobar-kobar terhadap Firman ALLAH, sehingga kita dapat mengerti Firman ALLAH, percaya atau yakin kepada Firman dan Firman ALLAH menjadi iman di dalam hati kita.

    Banyak diterangkan tentang kasih mula-mula => 'ketika saya pertama kali menjadi guru sekolah Minggu, saya berkobar-kobar, sekarang bagaimana?' Memang ini termasuk kasih mula-mula, tetapi yang utama dulu yaitu bagaimana sikap kita terhadap Firman. Banyak orang saat melayani berkobar-kobar, tetapi tidak mau mendengarkan Firman (bosan dll). Kalau menyanyi bersemangat, tetapi tidak mau mendengarkan Firman. Itu bukanlah kasih mula-mula, tetapi emosi. Semuanya harus dari Firman terlebih dahulu; kalau kita dapat menikmati Firman ALLAH, gemar akan Firman ALLAH, berkobar-kobar dalam Firman ALLAH, sampai mengerti, percaya/yakin kepada Firman dan Firman menjadi iman dalam hati, itulah memiliki kasih mula-mula. Semoga kita dapat mengerti.

    Harus berkobar-kobar dalam Firman (kitab suci). Banyak orang, kalau membaca satu ayat, senang. Baca lagi dua ayat, mulai tidak senang. Baca tiga ayat, tidak senang. Empat ayat-lima ayat, alkitabnya ditutup. Padahal YESUS menerangkan kitab suci, bukan cerita. Banyak orang menerangkan Firman dengan satu ayat, lalu bercerita kemana-mana. YESUS tidak begitu! Menerangkan kitab suci itulah ayat menerangkan ayat. Kalau ada kasih mula-mula, kita akan berkobar-kobar dalam Firman pengajaran yang benar, sampai menjadi iman di dalam hati.


  2. Bertobat. Ini menunjuk mezbah korban bakaran. Tadi, kasih mula-mula menunjuk halaman tabernakel. Setelah masuk pintu gerbang, ada mezbah korban bakaran. Jadi memiliki kasih mula-mula adalah bertobat. Tadi di bagian atas sudah diterangkan memiliki kasih mula-mula, yaitu mendengarkan Firman, mengerti, sampai percaya/yakin kepada Firman. Biarpun Firman itu keras menunjukkan dosa-dosa, tetap percaya atau tetap menerima Firman, sehingga kita dapat bertobat.

    Bertobat, sama dengan:


    1. Berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN = stop dosa (bagi diri kita),
    2. Berhenti menghakimi orang lain dan menjelek-jelekan orang lain. Jangan menjelek-jelekkan orang lain, apalagi orang benar.
    3. Mati terhadap dosa.


    Inilah kasih mula-mula! Kalau kita hidup tetap di dalam dosa, tidak ada kasih mula-mula. Sudah tahu bahwa itu adalah dosa, tetapi kita tidak berusaha untuk Berhenti. Jangankan untuk bertobat, menyesal saja tidak, bahkan sudah tertawa-tawa dalam dosa. Jika seperti ini, biarpun sudah semangat melayani, tidak ada kasih mula-mula. Kasih mula-mula itu dimulai dari Firman (pintu gerbang). Kalau kita diberikan karunia oleh TUHAN di dalam pengajaran tabernakel, tidak akan terbalik-balik. Urutannya tepat! Banyak yang berkata => 'yang penting kita melayani, berkobar-kobar, itu kasih mula-mula' Padahal berkobar-kobar dalam dosa juga. Itu bukanlah kasih mula-mula. Mungkin juga berkata => 'berkobar-kobar dalam menyanyi, melayani' Tetapi di saat mendengarkan Firman, kita mengantuk, itu bukan kasih mula-mula, melainkan emosi. Kalau berkobar-kobar dalam Firman, kemudian bertobat (stop berbuat dosa yang ditunjukkan oleh Firman), itulah kasih mula-mula.

    Saya bersyukur menerima pengajaran yang benar, tidak terbolak-balik penjelasannya, tidak abstrak tetapi jelas. Seperti ayat mengatakan => 'pada mulanya adalah Firman' Firman terlebih dahulu (berkobar-kobar dalam Firman), yang akan membuat kita bertobat.


  3. Baptisan air. Ini menunjuk kolam pembasuhan. Setelah mati terhadap dosa, harus dikuburkan. Nanti pada bulan delapan atau sembilan, akan diadakan baptisan air. Saudara yang belum baptisan, berdoa kepada TUHAN, supaya sungguh-sungguh dipersiapkan untuk masuk dalam baptisan air. Yang sudah baptisan, diperiksa bagaimana hasilnya? Sudah baptisan beberapa tahun, apakah masih tetap memiliki kasih mula-mula?

    Roma 6: 4, Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

    Ay 4 => 'bersama-sama dengan Dia' => bersama-sama dengan YESUS.

    Jadi baptisan air yang benar adalah orang yang sudah bertobat (mati terhadap dosa) dikuburkan dalam air bersama YESUS dan keluar / bangkit dari dalam air bersama YESUS, untuk mendapatkan hidup baru. Dikuburkan itu dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki (ditenggelamkan sampai masuk dalam air). Hidup baru = hidup surgawi, itulah hidup dalam kebenaran. Hidup dalam kebenaran = selamat.

    Inilah memiliki kasih yang mula-mula yaitu:


    1. gemar akan Firman pengajaran yang benar (kitab suci),
    2. berkobar-kobar dalam pengajaran yang benar (bukan loyo atau mengantuk) sehingga mendorong kita untuk bertobat (mati terhadap dosa). Kemudian masuk dalam baptisan air. Yang sudah pernah masuk dalam baptisan air, tidak perlu diulang-ulang => 'ini kasih mula-mula'.


    Hasilnya kita hidup dalam kebenaran = selamat. Jadi memiliki kasih mula-mula yaitu hidup dalam kebenaran = selamat = tidak dihukum, tidak binasa, tidak ditenggelamkan dalam lautan api belerang, tetapi justru diberkati oleh TUHAN.

    Biarlah kita rela ditenggelamkan dalam baptisan air, supaya tidak ditenggelamkan dalam lautan api belerang. Tinggal pilih salah satu! Kalau kita tidak rela ditenggelamkan dalam baptisan air (tidak mau hidup dalam kebenaran, tidak mau hidup baru), bisa tenggelam dalam lautan api dan belerang. Kita harus waspada dan harus dijaga dengan sungguh-sungguh. Semoga kita dapat mengerti.

    Memiliki kasih mula-mula dimulai dari gemar akan Firman, berkobar-kobar dalam Firman pengajaran yang benar (Kitab Suci). Kemudian bertobat, hidup dalam kebenaran = selamat, tidak ditenggelamkan dalam api belerang, justru diberkati oleh TUHAN. Masih ada satu lagi.


  4. Baptisan Roh Kudus. Ini menunjuk pintu kemah. Setelah di halaman, ada pintu kedua, yaitu pintu kemah.

    Yohanes 3: 6-8,
    6. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
    7. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
    8. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

    Ay 6 => 'apa yang dilahirkan dari Roh' => Roh Kudus.
    Ay 7 => 'Kamu harus dilahirkan kembali' => lahir baru oleh Roh Kudus. Tadi lahir baru oleh air lewat baptisan air. Sekarang lebih meningkat lagi, lahir baru oleh Roh Kudus.

    Baptisan Roh Kudus artinya lahir baru dari Roh Kudus yang membuat kita menjadi seperti angin ('Angin bertiup') dan api (angin berpasangan dengan api). Ini menunjuk pelayan-pelayan TUHAN. Sesudah kita baptisan air (hidup dalam kebenaran), kita mengalami baptisan Roh Kudus (urapan Roh Kudus), maka kita dapat tampil seperti angin dan api (pelayan-pelayan TUHAN).

    Mazmur 104: 4, yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu,

    Ay 4 => 'yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu' => utusan.

    Ditampilkan seperti angin dan api, inilah orang yang lahir dari Roh Kudus. Apa arti dari angin dan api itu?
    Angin artinya pelayan TUHAN yang menghampakan diri (ada tetapi merasa tidak ada), sehingga kehidupan itu dapat taat dengar-dengaran kepada Firman ALLAH = hidup suci. Kalau merasa ada => 'saya bisa ini dll' Tidak akan dapat taat. Menghampakan diri = nol => 'saya tidak ada apa-apa' Angin itu hanya dapat dirasakan, tetapi tidak kelihatan atau ada tetapi tidak ada. Misalnya: kalau kipas anginnya mengarah kesini, saya bisa merasakan, tetapi tidak ada (tidak kelihatan) => 'mana?' Kalau taat kepada Firman (tidak melanggar Firman), itu hidup dalam kesucian. Taat itu suci. Kalau tidak taat, tidak suci. Semoga kita dapat mengerti.

    Api adalah pelayan TUHAN yang setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.

Suci dan setia berkobar-kobar, itulah kasih mula-mula. Tetapi permulaannya kepada Firman terlebih dahulu; berkobar-kobar dalam Firman. Lalu bertobat dahulu (hidup benar dahulu), baru menjadi pelayan TUHAN bagaikan angin (taat, suci) dan api (setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN). Jadi memiliki kasih mula-mula adalah menjadi angin dan api = menjadi pelayan TUHAN yang taat, suci, setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Inilah kasih mula-mula. Semoga kita dapat mengerti.

Efesus bekerja (melayani) dengan hebat, tetapi sayang, tidak ada kasih mula-mula. Kasih mula-mula dimulai dari masuk pintu gerbang; berkobar-kobar dalam mendengarkan Firman, sesudah itu bertobat, hidup benar, sampai kita menjadi pelayan TUHAN bagaikan angin dan api (pelayan TUHAN yang taat, suci, setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan) = Takhta TUHAN.

Daniel 7: 9, Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;

Takhta TUHAN seperti nyala api. Kalau kita menjadi pelayan TUHAN bagaikan nyala api (suci, taat, setia berkobar-kobar) itu adalah Takhta TUHAN. Inilah yang harus menjadi kerinduan kita. Setiap kita melayani di dalam rumah TUHAN, kita harus bertanggung jawab. Mulai saya sebagai gembala, zangkoor, pemain musik, saat kita melayani apakah ada Takhta TUHAN atau takhta setan? Kita bertanggung jawab. Kalau takhta setan, hancur jemaat. Tetapi kalau ada Takhta TUHAN, apapun keadaan jemaat, semuanya dapat ditanggulangi.

Mazmur 11: 4, TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.

Kalau ada Takhta TUHAN, maka disitu ada mata TUHAN yang mengamat-amati, artinya ada pandangan belas kasih TUHAN = TUHAN sedang memperhatikan, memperdulikan, mengerti keadaan kita, bergumul untuk kita semuanya. Inilah yang penting! Pandangan belas kasih TUHAN itu untuk menolong, bukan untuk menghukum. Hari-hari ini jangan menitik beratkan kepada masalah-masalah, sebab kita dapat menjadi stress, tetapi titik berat kita adalah bagaimana kita dapat menjadi Takhta TUHAN (menampilkan Takhta TUHAN)? Jawabannya yaitu dengan kasih mula-mula. Mari gemar dalam mendengarkan Firman dan berkobar-kobar. Kalau sudah loyo, mohon kepada TUHAN, supaya dikembalikan kepada kasih mula-mula.

Jika sudah gemar dan berkobar dalam mendengarkan Firman pengajaran yang benar, pasti bertobat (dosa-dosa akan ditunjukkan); kita menyesali, mengakui dan stop berbuat dosa. Setelah itu kita dapat masuk dalam baptisan air (lahir baru), sehingga kita hidup dalam kebenaran (berkobar-kobar dalam kebenaran), sampai kita dapat menjadi pelayan TUHAN bagaikan angin dan nyala api (menampilkan Takhta TUHAN); pelayan TUHAN yang suci, setia dan berkobar-kobar. Jika ada Takhta TUHAN, maka disitu ada perhatian TUHAN, kepedulian TUHAN, TUHAN mengerti keadaan kita, TUHAN bergumul bagi kita semuanya.

Jika ada perhatian TUHAN, hasilnya adalah

  1. Keluaran 3: 7, 8,
    7. Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
    8. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.

    Hasil pertama (secara jasmani): TUHAN sangat memperhatikan memperdulikan kehidupan hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang dalam keadaan letih lesu, berbeban berat (banyak masalah, air mata) dan


    • TUHAN menjadikan damai sejahtera (letih, lesu, beban berat hilang), semuanya enak dan ringan,
    • Semua masalah diselesaikan oleh TUHAN. Jangan takut, TUHAN bergumul untuk menyelesaikan semua masalah kita, sampaipun pada masalah yang mustahil.
    • TUHAN menghapus air mata kita, memberikan kebahagiaan kepada kita,
    • TUHAN menuntun kita ke negeri yang berlimpah-limpah susu madunya = TUHAN sanggup untuk memelihara kehidupan kita ditengah keadaan dunia yang sulit sampai berkelimpahan = sampai selalu mengucap syukur kepada TUHAN. Seperti bangsa Israel di Mesir, disuruh kerja paksa, tidak di gaji, bahkan mendapatkan cambuk. Mungkin kita sudah bekerja, sudah mengeluarkan modal, tetapi tidak ada hasilnya dan kita merugi. Ini seperti kerja paksa di Mesir. Dunia ini sulit. TUHAN sanggup memelihara kehidupan kita.


    Kalau kita dapat menampilkan Takhta TUHAN, semuanya ada. TUHAN tidak mungkin menipu kita. Kalau ada takhta-Nya, luar biasa! Dulu di Indonesia ini ada kerajaan-kerajaan, kalau ada takhta raja, sudah luar biasa. Di luar takhta, mungkin ada kelaparan. Di dalam takhta raja, tidak ada kelaparan, begitu terpelihara. Apalagi kalau ada takhta Raja segala raja.

    Yakinlah! Fokus kita sekarang bukan kepada kesulitan, masalah dll, kita dapat menjadi stress, tetapi fokus kita adalah:


    • bagaimana kita memiliki kasih mula-mula;
    • bagaimana supaya kita tetap berkobar dalam mendengarkan Firman sampai yakin kepada Firman?
    • bagaimana kita berkobar-kobar untuk dapat:


      1. bertobat (stop berbuat dosa),
      2. berkobar-kobar untuk hidup benar,
      3. berkobar-kobar melayani TUHAN dalam kesucian, ketaatan, kesetiaan. Inilah pelayan TUHAN bagaikan angin dan nyala api (menampilkan Takhta TUHAN).


    Sudah itu saja! TUHANlah Yang akan memperhatikan, memperdulikan, mengerti keadaan kita, bergumul untuk kehidupan yang letih lesu, beban berat, banyak masalah, banyak air mata; TUHAN sanggup menjadikan damai sejahtera, semuanya enak dan ringan. TUHAN sanggup menghapus air mata dan memberi kebahagiaan. TUHAN sanggup menyelesaikan semua masalah secara ajaib, sampai masalah yang mustahilpun diselesaikan oleh TUHAN. TUHAN sanggup memelihara kehidupan kita sampai berkelimpahan (sampai mengucap syukur kepada TUHAN, tidak ada persungutan, tidak ada omelan). Inilah berada di dalam Takhta TUHAN; dalam perhatian TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.


  2. Markus 10: 21, 22,
    21. Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
    22. Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.

    Ini tentang orang kaya sukar masuk kerajaan sorga.
    Ay 21 => 'Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya' => pandangan belas kasihan TUHAN, perhatian TUHAN kepada kita. Dalam Matius 19 ada orang muda yang kaya, mengikuti Firman TUHAN, cuma satu saja yang belum. Ini pemuda idaman, yang hebat, tetapi masih ada cacat celanya dan disinilah perhatian TUHAN.

    'Hanya satu lagi kekuranganmu' => ini seperti sidang jemaat Efesus yang hebat, tetapi ada satu cela, yaitu tidak ada kasih mula-mula.
    Ay 22 => 'Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa' => sayang sekali dia menjadi kecewa; sedih, sebab banyak hartanya.

    Tadi yang pertama, perhatian TUHAN kepada yang letih lesu, berbeban berat, banyak masalah, banyak air mata, tetapi pada saat ini TUHAN akan menjamah kita semua. TUHAN memandang dan bergumul bagi kita.

    Hasil kedua (titik beratnya secara rohani): Perhatian TUHAN kepada kehidupan hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang masih ada cacat cela, tidak dapat sempurna, supaya tidak binasa dan bisa mencapai kesempurnaan. Seperti ayat mengatakan => 'apa gunanya memiliki harta di dunia, tetapi jiwa mu binasa' Ini tidak ada artinya. Inilah perhatian TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

    Kalau kita memiliki cacat cela, kita tidak perlu menghakimi orang lain, masing-masing sudah tahu. Mungkin ada satu atau dua cacat cela yang selalu mengganggu saya. Inilah yang diperhatikan dan dipergumulkan oleh TUHAN. Apa cacat cela dari anak muda ini? Kikir dan serakah. Dia terikat keinginan akan uang, sehingga kikir dan serakah. Kikir dan serakah artinya tidak dapat memberi, bahkan mencuri milik TUHAN (persepuluhan dan persembahan khusus), milik orang lain (hutang tidak membayar dll). Semoga kita dapat mengerti.

Inilah yang harus diubahkan. Perhatian TUHAN mengadakan mujizat secara rohani, yaitu mengubahkan kehidupan kita, supaya kita dapat memberi. "juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin", ini perintah yang tidak berat. Hartanya banyak, lalu disuruh menjual, gampang atau sulit? Ini gampang. Kalau perintahnya => 'carilah harta yang banyak' Ini susah TUHAN => 'untuk makan sehari-hari saja susah' Sebenarnya perintah TUHAN itu tidak berat, tinggal mau atau tidak mau. Mau taat atau tidak taat ini tergantung kepada hati. Kalau hatinya sudah diikat oleh keinginan daging, akan menjadi sulit sehingga tidak dapat memberi dan tidak dapat taat.

Kegerakan memberi, kegerakan ketaatan itu merupakan kegerakan pembangunan Tubuh Kristus. Kita mau diubahkan oleh TUHAN dari tabiat daging (kikir-serakah), menjadi tabiat yang dapat memberi dan dapat taat = masuk dalam kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna (kegerakan Roh Kudus hujan akhir).

Kekurangan anak muda ini adalah kikir (tidak bisa memberi). Akhirnya dia sedih, kecewa sehingga ia menolak ajakan TUHAN (menolak perhatian TUHAN), akibatnya adalah kecewa (tidak ada kebahagiaan) dan sedih selama-lamanya (ratap tangis dan kertak gigi sampai selamanya). Pada saat ini apa yang menjadi cacat cela kita? Mungkin lewat perkataan, lewat apa saja, TUHAN memperhatikan untuk mengubahkan kita. Mengubahkan kita, itulah mujizat yang terbesar. Tadi pertama mujizat jasmani, Israel yang diperbudak oleh Mesir dapat terlepas, bahkan menuju tanah Kanaan yang berlimpah-limpah susu madu. Inilah mujizat jasmani dan TUHAN dapat melakukannya.

Jika kita menjadi Takhta TUHAN, maka ada perhatian TUHAN, kepedulian TUHAN, TUHAN bergumul untuk mengadakan mujizat yang jasmani. Tetapi TUHAN juga memperhatikan kehidupan yang ada cacat cela, supaya tidak binasa. TUHAN mau mengubahka kehidupan kita, ini mujizat rohani. Apa saja cacat cela kita, TUHAN mau mengubahkan kehidupan kita. Kita juga akan dipakai oleh TUHAN dalam kegerakan hujan akhir, sampai sempurna seperti Dia, kita layak menyambut kedatangan-Nya yang ke dua kali di awan-awan yang permai.

Itu sebabnya, marilah kita memanfaatkan perhatian TUHAN, kepedulian TUHAN, pergumulan TUHAN untuk kita. Serahkanlah semuanya kepada TUHAN. Mari kembali kepada kasih mula-mula, sampai kita dapat melayani TUHAN dengan sungguh-sungguh dan perhatian TUHAN akan semakin kita rasakan hari-hari ini. TUHAN bergumul untuk mengadakan mujizat jasmani, tetapi juga mengadakan mujizat secara rohani di dalam kehidupan kita.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 10 Januari 2015 (Sabtu Sore)
    ... tua dan menghargai keluarga bahkan sesama seperti yang sudah tertulis dalam perjanjian lama dan perjanjian baru. Yesus tidak mengajarkan untuk tidak menghargai orang tua keluarga dan sesama melainkan Yesus mengharapkan dua hal Kekristenan kita tidak berdasarkan pada keturunan daging tetapi harus berdasarkan iman di dalam hati. nbsp Hubungan kita dengan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 28 Januari 2013 (Senin Sore)
    ... Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Langkah pertama mengaku dosa pada Tuhan dan sesama dengan sejujur-jujurnya. Jika sudah diampuni jangan berbuat dosa lagi. Lukas . Yesus berkata Ya Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Dan mereka membuang undi untuk membagi ...
  • Ibadah Doa Malang, 25 Januari 2011 (Selasa Sore)
    ... sering melihat kesalahan orang lain tetapi tidak bisa melihat kesalahan sendiri BUTA di hadapan Tuhan. Merasa berjasa karena telah berdoa beribadah melayani memberi perpuluhan dll merasa lebih dari orang lain sehingga bisa menghakimi sesama. Lukas - . Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain ...
  • Ibadah Persekutuan Kartika Malang IV, 02 Juli 2009 (Kamis Pagi)
    ... pedang penghukuman maka manusia tidak perlu lagi kena pedang penghukuman. Tetapi kita harus terkena pedang penyucian pedang yang menusuk amat dalam Ibrani - sampai kedalaman hati dan pikiran. Pedang penyucian firman yang lebih tajam dari pedang dari pedang bermata dua urim dan tumim firman pengajaran yang benar yang sanggup menyucikan hidup ...
  • Ibadah Persekutuan Medan II, 12 Oktober 2022 (Rabu Pagi)
    ... memiliki pandangan rohani. Sebenarnya jawaban pertanyaan kedua ini sangat singkat yaitu Natal. Allah telah lahir menjadi manusia yang diberi nama Yesus. Yesus adalah keturunan Daud secara daging namun Dia juga adalah Anak Allah Raja segala raja. Orang Farisi adalah orang pandai tetapi hanya memiliki pandangan daging jasmani yang hanya bisa memandang ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 20 November 2011 (Minggu Sore)
    ... dalam perkara rohani lebih mengutamakan perkara rohani daripada perkara jasmani. Hidup kekal di Surga. Ada kali penampilan pribadi Yesus untuk memberi hidup dalam segala kelimpahan yaitu Akulah pintu. Yohanes . Akulah pintu barangsiapa masuk melalui Aku ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Sebenarnya setelah Adam dan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab, 03 September 2009 (Kamis Sore)
    ... perkara dunia yang akan berlalu sebab jika demikian akan ikut lenyap bersama dunia. Perhatian kita yang terutama haruslah memperhatikan perkara Tuhan perkara rohani yang tidak akan berlalu perkara yang kekal yaitu Perkataan Tuhan sendiri ayat menerangkan ayat -- firman pengajaran yang benar. Mazmur kemurahan Tuhan. Petrus Kerajaan Sorga. ad. . Perhatian utama ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 03 November 2022 (Kamis Sore)
    ... kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat masuk pintu gerbang. Roma Jadi iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus. Ini lewat mendengar firman dalam urapan Roh Kudus sampai mengerti percaya yakin pada firman firman menjadi iman dalam hati hati bisa terharu. Saat hati percaya mulut bisa mengaku dosa. Bertobat mezbah korban bakaran berhenti berbuat ...
  • Ibadah Doa Malang, 11 November 2008 (Selasa Sore)
    ... - gereja Tuhan. Ada hal yang harus kita lakukan Yehezkiel - burung nazar terbang ke atas gunung libanon. burung nazar mematahkan pohon aras. Ad . terbang keatas gunung Libanon. Libanon artinya gunung putih. Jadi terbang ke gunung libanon artinya gereja Tuhan yang menyembah Tuhan dengan kesucian dengan dasar yang benar ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 09 November 2014 (Minggu Sore)
    ... Alkitab bukan ayat diterangkan lawakan pengetahuan dan sebagainya . Kalau Firman tertulis di Alkitab bukan ilustrasi dan lain-lain jangan ragu karena di dalamnya ada kuasa untuk mengalahkan setan. Seperti Yesus saat menghadapi cobaan dari setan Yesus selalu berkata ada tertulis . kamu terima dari kami dari Rasul Paulus dari hamba ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.