Kita
kembali kepada kitab
Wahyu 2-3, ini menunjuk tentang tujuh kali percikan darah di
depan tabut perjanjian
= tujuh surat yang ditujukan kepada ketujuh sidang jemaat bangsa
kafir, sekarang artinya penyucian terakhir yang dilakukan oleh TUHAN
kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir, supaya menjadi sempurna,
tidak bercacat cela seperti YESUS. Nomor satu dimulai
dengan sidang jemaat Efesus (Wahyu 2: 1-7).
Wahyu
2: 4,
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
Penyucian
terakhir bagi sidang jemaat Efesus yaitu sidang jemaat Efesus telah
kehilangan kasih mula-mula dan harus kembali kepada kasih mula-mula.
Kasih mula-mula, yaitu kasih ALLAH atau kasih agape lewat kurban
Kristus di kayu salib. Musa melihat kerajaan surga
diatas gunung Sinai, lalu TUHAN memerintahkan kepada Musa untuk
membuat kerajaan surga
di bumi, itulah tabernakel. Supaya kita beribadah sungguh-sungguh
seperti di surga.
Doanya TUHAN YESUS => '
di
bumi seperti di surga'
Kalau tidak sama, tidak akan
dapat sampai di surga.
Tabernakel itulah kerajaan surga
di bumi (kerajaan surga
diturunkan ke
bumi), inilah yang harus kita ikuti, supaya kita sampai di surga.
Tabernakel
(kerajaan surga)
terdiri dari: halaman, ruangan suci dan ruangan maha suci.
Dalam
tabernakel kita mengalami tiga kali peningkatan kasih, antara lain:
- Halaman,
menunjuk kasih mula-mula.
- Ruangan
suci, menunjuk
pertumbuhan/peningkatan kasih lewat penggembalaan. Ruangan suci =
kandang penggembalaan. Jika
kita sudah memiliki
kasih mula-mula, harus bertumbuh, supaya tidak hilang. Jemaat Efesus
kehilangan kasih mula-mula dan harus kembali kepada kasih mula-mula.
Seringkali kita berkata => 'harus bertumbuh rohani' Itulah
bertumbuh kasih dan hanya
dapat dicapai lewat penggembalaan. Kalau
domba berada di dalam
penggembalaan, semuanya ada (makanan ada, minuman ada), sehingga
domba dapat
bertumbuh. Kalau diluar (tidak tergembala), gawat, domba-domba sulit
mencari makan, bahkan akan
diterkam oleh
serigala.
- Ruangan
maha suci,
menunjuk kasih yang sempurna.
Saat
ini kita akan membahas satu saja,
yaitu tentang kasih mula-mula. Sidang jemaat Efesus sudah kehilangan
kasih mula-mula, sebab itu harus kembali kepada kasih mula-mula
(memiliki kasih mula-mula). Saat ini kita belajar, praktik memiliki
kasih mula-mula. Biarlah kita cocokkan dengan kehidupan kita
masing-masing. Pertanyaannya kepada kita => 'apakah saya masih
memiliki kasih mula-mula? Atau apakah sudah seperti jemaat Efesus
yang sudah kehilangan kasih mula-mula?' Pelayanannya hebat dan
diakui oleh TUHAN, tetapi dicela oleh TUHAN. Kalau dicela, berarti
tidak ada gunanya dan tidak sempurna. Satu saja yang dicela, yaitu
tidak memiliki kasih mula-mula.
Praktik
memiliki kasih mula-mula:
- Roma
10: 17,Jadi,
iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.
Praktik
pertama: iman
atau percaya kepada YESUS lewat mendengarkan Firman Kristus
(Firman dalam urapan Roh Kudus). Ini sama
dengan masuk pintu gerbang kerajaan surga.
Kita mendengarkan Firman dalam urapan Roh Kudus, sampai percaya
YESUS. Kalau tidak ada Roh Kudus, kita tidak dapat
percaya. Misalnya: saat mendengarkan Firman 'YESUS adalah Anak
ALLAH' => 'ALLAH kok beranak' Dulu teman-teman saya begitu
juga => 'ALLAH memiliki
Anak, nanti punya cucu' Akhirnya saya
menjadi bimbang/ragu. Jadi harus dalam urapan Roh Kudus. Kalau sudah
masuk pintu gerbang, jangan keluar lagi supaya
tidak menjadi bimbang)!
Yeremia
15: 16,
Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku
menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi
kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN,
Allah semesta alam.
Ay
16 => 'menjadi
kesukaan hatiku'
=> kegemaran.
Kalau kita mendengarkan Firman ALLAH dalam
urapan Roh Kudus, maka kita mendengar Firman ALLAH dengan kesukaan
surga,
sehingga kita dapat
menikmati Firman ALLAH (kita dapat
gemar akan Firman ALLAH). Inilah perbedaannya, kalau diurapi Roh
Kudus. Kalau bosan, malas, mengantuk saat mendengarkan Firman, itu
tidak ada kasih mula-mula. Kalau ada kasih mula-mula, kita dapat
gemar atau menikmati Firman ALLAH.
Kasih mula-mula berkaitan
dengan Firman terlebih dahulu (dengan iman). Bagaimana kita dapat
menikmati Firman? Bagaimana kita dapat
gemar akan Firman? Itulah kasih mula-mula.
Lukas
24: 32,
Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita
berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan
ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"
Ay
32 => 'Kitab
Suci'
=> Firman pengajaran yang benar (Firman ALLAH). Sebab itu kita
harus membaca kitab suci, bukan ilustrasi-ilustrasi. YESUS
menerangkan kitab
suci
kepada dua orang ke Emaus, bukan menerangkan bahan-bahan lain (yang
lain) dan mereka berkobar-kobar. Menikmati (gemar) Firman ALLAH,
istilah lainnya, yaitu berkobar-kobar dalam mendengarkan Firman
ALLAH. Jadi
memiliki kasih mula-mula yaitu
kita dapat
menikmati Firman ALLAH dan berkobar-kobar terhadap Firman ALLAH,
sehingga kita dapat
mengerti Firman ALLAH, percaya atau yakin kepada Firman dan Firman
ALLAH menjadi iman di
dalam
hati kita.
Banyak diterangkan tentang kasih mula-mula =>
'ketika saya pertama kali menjadi guru sekolah
Minggu, saya berkobar-kobar, sekarang bagaimana?' Memang ini
termasuk kasih mula-mula, tetapi yang utama dulu yaitu bagaimana
sikap kita terhadap Firman. Banyak orang saat melayani
berkobar-kobar, tetapi tidak mau mendengarkan Firman (bosan dll).
Kalau menyanyi bersemangat, tetapi tidak mau mendengarkan Firman.
Itu bukanlah kasih mula-mula, tetapi emosi. Semuanya harus dari
Firman terlebih
dahulu;
kalau kita dapat
menikmati Firman ALLAH, gemar akan Firman ALLAH, berkobar-kobar
dalam Firman ALLAH, sampai mengerti, percaya/yakin kepada Firman dan
Firman menjadi iman dalam hati, itulah memiliki kasih mula-mula.
Semoga kita dapat
mengerti.
Harus
berkobar-kobar dalam Firman (kitab
suci).
Banyak orang, kalau membaca satu ayat, senang. Baca lagi dua ayat,
mulai tidak senang. Baca tiga ayat, tidak senang. Empat ayat-lima
ayat,
alkitabnya
ditutup.
Padahal YESUS menerangkan kitab
suci,
bukan cerita. Banyak orang menerangkan Firman dengan satu ayat, lalu
bercerita kemana-mana. YESUS tidak begitu! Menerangkan kitab
suci
itulah ayat menerangkan ayat. Kalau ada kasih mula-mula, kita akan
berkobar-kobar dalam Firman pengajaran yang benar, sampai menjadi
iman di
dalam
hati.
- Bertobat.
Ini menunjuk mezbah korban bakaran. Tadi, kasih mula-mula menunjuk
halaman tabernakel. Setelah masuk pintu gerbang, ada mezbah korban
bakaran. Jadi
memiliki kasih mula-mula adalah
bertobat. Tadi di bagian atas sudah diterangkan memiliki kasih
mula-mula, yaitu mendengarkan Firman, mengerti, sampai percaya/yakin
kepada Firman. Biarpun Firman itu keras menunjukkan dosa-dosa, tetap
percaya atau tetap menerima Firman, sehingga kita dapat
bertobat.
Bertobat,
sama dengan:
- Berhenti
berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN = stop dosa (bagi diri kita),
- Berhenti
menghakimi orang lain dan menjelek-jelekan orang lain. Jangan
menjelek-jelekkan orang lain, apalagi orang benar.
- Mati
terhadap dosa.
Inilah
kasih mula-mula! Kalau kita hidup tetap di dalam dosa, tidak ada
kasih mula-mula. Sudah tahu bahwa itu adalah dosa, tetapi kita tidak
berusaha untuk Berhenti. Jangankan untuk bertobat, menyesal saja
tidak, bahkan sudah tertawa-tawa dalam dosa. Jika seperti ini,
biarpun sudah semangat melayani, tidak ada kasih mula-mula. Kasih
mula-mula itu dimulai dari Firman (pintu gerbang). Kalau kita
diberikan karunia oleh TUHAN di dalam pengajaran tabernakel, tidak
akan terbalik-balik. Urutannya tepat! Banyak yang berkata =>
'yang penting kita melayani, berkobar-kobar, itu kasih mula-mula'
Padahal berkobar-kobar dalam dosa juga. Itu bukanlah kasih
mula-mula. Mungkin juga berkata => 'berkobar-kobar dalam
menyanyi, melayani' Tetapi di saat mendengarkan Firman, kita
mengantuk, itu bukan kasih mula-mula, melainkan emosi. Kalau
berkobar-kobar dalam Firman, kemudian bertobat (stop berbuat dosa
yang ditunjukkan oleh Firman), itulah kasih mula-mula.
Saya
bersyukur menerima pengajaran yang benar, tidak terbolak-balik
penjelasannya, tidak abstrak tetapi jelas. Seperti ayat mengatakan
=> 'pada mulanya adalah Firman' Firman terlebih dahulu
(berkobar-kobar dalam Firman), yang akan membuat kita bertobat.
- Baptisan
air.
Ini menunjuk
kolam pembasuhan. Setelah mati terhadap dosa, harus dikuburkan.
Nanti pada bulan delapan atau sembilan, akan diadakan baptisan air.
Saudara yang belum baptisan, berdoa kepada TUHAN, supaya
sungguh-sungguh dipersiapkan untuk masuk dalam baptisan air. Yang
sudah baptisan, diperiksa bagaimana hasilnya? Sudah baptisan
beberapa tahun, apakah masih tetap memiliki kasih mula-mula?
Roma
6: 4,
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh
baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian
juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Ay
4 => 'bersama-sama
dengan Dia' =>
bersama-sama dengan YESUS.
Jadi baptisan air yang benar
adalah orang yang sudah bertobat (mati terhadap dosa) dikuburkan
dalam air bersama YESUS dan keluar / bangkit dari dalam air bersama
YESUS, untuk mendapatkan hidup baru. Dikuburkan itu dari ujung
rambut sampai dengan ujung kaki (ditenggelamkan sampai masuk dalam
air). Hidup baru = hidup surgawi, itulah hidup dalam kebenaran.
Hidup dalam kebenaran = selamat.
Inilah
memiliki kasih yang mula-mula yaitu:
- gemar
akan Firman pengajaran yang benar (kitab suci),
- berkobar-kobar
dalam pengajaran yang benar (bukan loyo atau mengantuk) sehingga
mendorong kita untuk bertobat (mati terhadap dosa). Kemudian masuk
dalam baptisan air. Yang sudah pernah masuk dalam baptisan air,
tidak perlu diulang-ulang => 'ini kasih mula-mula'.
Hasilnya
kita hidup dalam kebenaran = selamat. Jadi
memiliki kasih mula-mula yaitu
hidup dalam kebenaran = selamat = tidak dihukum, tidak binasa, tidak
ditenggelamkan dalam lautan api belerang, tetapi justru diberkati
oleh TUHAN.
Biarlah kita rela ditenggelamkan dalam baptisan
air, supaya tidak ditenggelamkan dalam lautan api belerang. Tinggal
pilih salah satu! Kalau kita tidak rela ditenggelamkan dalam
baptisan air (tidak mau hidup dalam kebenaran, tidak mau hidup
baru), bisa tenggelam dalam lautan api dan belerang. Kita harus
waspada dan harus dijaga dengan sungguh-sungguh. Semoga kita dapat
mengerti.
Memiliki kasih mula-mula dimulai dari gemar akan
Firman, berkobar-kobar dalam Firman pengajaran yang benar (Kitab
Suci). Kemudian bertobat, hidup dalam kebenaran = selamat, tidak
ditenggelamkan dalam api belerang, justru diberkati oleh TUHAN.
Masih ada satu lagi.
- Baptisan
Roh Kudus.
Ini menunjuk
pintu kemah. Setelah di halaman, ada pintu kedua, yaitu pintu
kemah.
Yohanes
3: 6-8,
6.
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang
dilahirkan dari Roh, adalah roh.
7.
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus
dilahirkan kembali.
8.
Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi
engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.
Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Ay
6 => 'apa yang
dilahirkan dari Roh'
=> Roh Kudus.
Ay 7 => 'Kamu
harus dilahirkan kembali'
=> lahir baru oleh Roh Kudus. Tadi lahir baru oleh air lewat
baptisan air. Sekarang lebih meningkat lagi, lahir baru oleh Roh
Kudus.
Baptisan Roh Kudus artinya lahir baru dari Roh Kudus
yang membuat kita menjadi seperti angin ('Angin
bertiup') dan
api (angin berpasangan dengan api). Ini menunjuk pelayan-pelayan
TUHAN. Sesudah kita baptisan air (hidup dalam kebenaran), kita
mengalami baptisan Roh Kudus (urapan Roh Kudus), maka kita dapat
tampil seperti angin dan api (pelayan-pelayan TUHAN).
Mazmur
104: 4,
yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala
sebagai pelayan-pelayan-Mu,
Ay
4 => 'yang
membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu'
=> utusan.
Ditampilkan seperti angin dan api, inilah orang
yang lahir dari Roh Kudus. Apa arti dari angin dan api itu?
Angin
artinya pelayan TUHAN yang menghampakan diri (ada tetapi merasa
tidak ada), sehingga kehidupan itu dapat taat dengar-dengaran kepada
Firman ALLAH = hidup suci. Kalau merasa ada => 'saya bisa ini
dll' Tidak akan dapat taat. Menghampakan diri = nol => 'saya
tidak ada apa-apa' Angin itu hanya dapat dirasakan, tetapi tidak
kelihatan atau ada tetapi tidak ada. Misalnya: kalau kipas anginnya
mengarah kesini, saya bisa merasakan, tetapi tidak ada (tidak
kelihatan) => 'mana?' Kalau taat kepada Firman
(tidak melanggar Firman), itu hidup dalam kesucian. Taat itu suci.
Kalau tidak taat, tidak suci. Semoga kita dapat mengerti.
Api
adalah pelayan TUHAN yang setia dan berkobar-kobar dalam ibadah
pelayanan kepada TUHAN.
Suci
dan setia berkobar-kobar, itulah kasih mula-mula. Tetapi permulaannya
kepada Firman terlebih dahulu; berkobar-kobar dalam Firman. Lalu
bertobat dahulu (hidup benar dahulu), baru menjadi pelayan TUHAN
bagaikan angin (taat, suci) dan api (setia berkobar-kobar dalam
ibadah pelayanan kepada TUHAN).
Jadi
memiliki kasih mula-mula adalah menjadi
angin dan api = menjadi pelayan TUHAN yang taat, suci, setia dan
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Inilah kasih
mula-mula. Semoga kita dapat mengerti.
Efesus
bekerja (melayani) dengan hebat, tetapi sayang, tidak ada kasih
mula-mula. Kasih mula-mula dimulai dari masuk pintu gerbang;
berkobar-kobar dalam mendengarkan Firman, sesudah itu bertobat, hidup
benar, sampai kita menjadi pelayan TUHAN bagaikan angin dan api
(pelayan TUHAN yang taat, suci, setia dan berkobar-kobar dalam ibadah
pelayanan) = Takhta TUHAN.
Daniel
7: 9,
Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah
Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya
bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan
roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
Takhta
TUHAN seperti nyala api. Kalau kita menjadi pelayan TUHAN bagaikan
nyala api (suci, taat, setia berkobar-kobar) itu adalah Takhta TUHAN.
Inilah yang harus menjadi kerinduan kita. Setiap kita melayani di
dalam rumah TUHAN, kita harus bertanggung jawab. Mulai saya sebagai
gembala, zangkoor, pemain musik, saat kita melayani apakah ada Takhta
TUHAN atau takhta setan? Kita bertanggung jawab. Kalau takhta setan,
hancur jemaat. Tetapi kalau ada Takhta TUHAN, apapun keadaan jemaat,
semuanya dapat ditanggulangi.
Mazmur
11: 4,
TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga;
mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.
Kalau
ada Takhta TUHAN, maka disitu ada mata TUHAN yang mengamat-amati,
artinya ada pandangan belas kasih TUHAN = TUHAN sedang memperhatikan,
memperdulikan, mengerti keadaan kita, bergumul untuk kita semuanya.
Inilah yang penting! Pandangan belas kasih TUHAN itu untuk menolong,
bukan untuk menghukum. Hari-hari ini jangan menitik beratkan kepada
masalah-masalah, sebab kita dapat menjadi stress, tetapi titik berat
kita adalah bagaimana kita dapat menjadi Takhta TUHAN (menampilkan
Takhta TUHAN)? Jawabannya yaitu dengan kasih mula-mula. Mari gemar
dalam mendengarkan Firman dan berkobar-kobar. Kalau sudah loyo, mohon
kepada TUHAN, supaya dikembalikan kepada kasih mula-mula.
Jika
sudah gemar dan berkobar dalam mendengarkan Firman pengajaran yang
benar, pasti bertobat (dosa-dosa akan ditunjukkan); kita menyesali,
mengakui dan stop berbuat dosa. Setelah itu kita dapat masuk dalam
baptisan air (lahir baru), sehingga kita hidup dalam kebenaran
(berkobar-kobar dalam kebenaran), sampai kita dapat menjadi pelayan
TUHAN bagaikan angin dan nyala api (menampilkan Takhta TUHAN);
pelayan TUHAN yang suci, setia dan berkobar-kobar. Jika ada Takhta
TUHAN, maka disitu ada perhatian TUHAN, kepedulian TUHAN, TUHAN
mengerti keadaan kita, TUHAN bergumul bagi kita semuanya.
Jika
ada perhatian TUHAN, hasilnya adalah
- Keluaran
3: 7, 8,
7.
Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh
kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan
mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku
mengetahui penderitaan mereka.
8.
Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang
Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri
yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan
madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang
Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
Hasil
pertama (secara jasmani):
TUHAN
sangat memperhatikan memperdulikan kehidupan hamba TUHAN, pelayan
TUHAN, anak TUHAN yang dalam keadaan letih lesu, berbeban berat
(banyak masalah, air mata)
dan
- TUHAN
menjadikan damai sejahtera (letih, lesu, beban berat hilang),
semuanya enak dan ringan,
- Semua
masalah diselesaikan oleh TUHAN. Jangan takut, TUHAN bergumul untuk
menyelesaikan semua masalah kita, sampaipun pada masalah yang
mustahil.
- TUHAN
menghapus air mata kita, memberikan kebahagiaan kepada kita,
- TUHAN
menuntun kita ke negeri yang berlimpah-limpah susu madunya = TUHAN
sanggup untuk memelihara kehidupan kita ditengah keadaan dunia yang
sulit sampai berkelimpahan = sampai selalu mengucap syukur kepada
TUHAN. Seperti bangsa Israel di Mesir, disuruh kerja paksa, tidak
di gaji, bahkan mendapatkan cambuk. Mungkin kita sudah bekerja,
sudah mengeluarkan modal, tetapi tidak ada hasilnya dan kita
merugi. Ini seperti kerja paksa di Mesir. Dunia ini sulit. TUHAN
sanggup memelihara kehidupan kita.
Kalau
kita dapat menampilkan Takhta TUHAN, semuanya ada. TUHAN tidak
mungkin menipu kita. Kalau ada takhta-Nya, luar biasa! Dulu di
Indonesia ini ada kerajaan-kerajaan, kalau ada takhta raja, sudah
luar biasa. Di luar takhta, mungkin ada kelaparan. Di dalam takhta
raja, tidak ada kelaparan, begitu terpelihara. Apalagi kalau ada
takhta Raja segala raja.
Yakinlah! Fokus kita sekarang bukan
kepada kesulitan, masalah dll, kita dapat menjadi stress, tetapi
fokus kita adalah:
- bagaimana
kita memiliki kasih mula-mula;
- bagaimana
supaya kita tetap berkobar dalam mendengarkan Firman sampai yakin
kepada Firman?
- bagaimana
kita berkobar-kobar untuk dapat:
- bertobat
(stop berbuat dosa),
- berkobar-kobar
untuk hidup benar,
- berkobar-kobar
melayani TUHAN dalam kesucian, ketaatan, kesetiaan. Inilah pelayan
TUHAN bagaikan angin dan nyala api (menampilkan Takhta TUHAN).
Sudah
itu saja! TUHANlah Yang akan memperhatikan, memperdulikan, mengerti
keadaan kita, bergumul untuk kehidupan yang letih lesu, beban berat,
banyak masalah, banyak air mata; TUHAN sanggup menjadikan damai
sejahtera, semuanya enak dan ringan. TUHAN sanggup menghapus air
mata dan memberi kebahagiaan. TUHAN sanggup menyelesaikan semua
masalah secara ajaib, sampai masalah yang mustahilpun diselesaikan
oleh TUHAN. TUHAN sanggup memelihara kehidupan kita sampai
berkelimpahan (sampai mengucap syukur kepada TUHAN, tidak ada
persungutan, tidak ada omelan). Inilah berada di dalam Takhta TUHAN;
dalam perhatian TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
- Markus
10: 21, 22,
21.
Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata
kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa
yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka
engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan
ikutlah Aku."
22.
Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih,
sebab banyak hartanya.
Ini
tentang
orang kaya sukar masuk kerajaan sorga.
Ay 21 => 'Tetapi
Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya'
=> pandangan belas kasihan TUHAN, perhatian TUHAN kepada kita.
Dalam Matius 19 ada orang muda yang kaya, mengikuti Firman TUHAN,
cuma satu saja yang belum. Ini pemuda idaman, yang hebat, tetapi
masih ada cacat celanya dan disinilah perhatian TUHAN.
'Hanya
satu lagi kekuranganmu'
=> ini seperti sidang jemaat Efesus yang hebat, tetapi ada satu
cela, yaitu tidak ada kasih mula-mula.
Ay 22 => 'Mendengar
perkataan itu ia menjadi kecewa'
=> sayang sekali dia menjadi kecewa; sedih, sebab banyak
hartanya.
Tadi yang pertama, perhatian TUHAN kepada yang
letih lesu, berbeban berat, banyak masalah, banyak air mata, tetapi
pada saat ini TUHAN akan menjamah kita semua. TUHAN memandang dan
bergumul bagi kita.
Hasil kedua (titik beratnya secara
rohani):
Perhatian
TUHAN kepada kehidupan hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang
masih ada cacat cela, tidak dapat sempurna, supaya tidak binasa dan
bisa mencapai kesempurnaan.
Seperti
ayat mengatakan => 'apa
gunanya memiliki harta di dunia, tetapi jiwa mu binasa'
Ini tidak ada artinya. Inilah perhatian TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau kita memiliki cacat cela, kita tidak perlu
menghakimi orang lain, masing-masing sudah tahu. Mungkin ada satu
atau dua cacat cela yang selalu mengganggu saya. Inilah yang
diperhatikan dan dipergumulkan oleh TUHAN. Apa cacat cela dari anak
muda ini? Kikir dan serakah. Dia terikat keinginan akan uang,
sehingga kikir dan serakah. Kikir dan serakah artinya tidak dapat
memberi, bahkan mencuri milik TUHAN (persepuluhan dan persembahan
khusus), milik orang lain (hutang tidak membayar dll). Semoga kita
dapat mengerti.
Inilah
yang harus diubahkan. Perhatian TUHAN mengadakan mujizat secara
rohani, yaitu mengubahkan kehidupan kita, supaya kita dapat memberi.
"
juallah apa yang kaumiliki dan
berikanlah itu kepada orang-orang miskin",
ini perintah yang tidak berat. Hartanya banyak, lalu disuruh menjual,
gampang atau sulit? Ini gampang. Kalau perintahnya => 'carilah
harta yang banyak' Ini susah TUHAN => 'untuk makan sehari-hari
saja susah' Sebenarnya perintah TUHAN itu tidak berat, tinggal mau
atau tidak mau. Mau taat atau tidak taat ini tergantung kepada hati.
Kalau hatinya sudah diikat oleh keinginan daging, akan menjadi sulit
sehingga tidak dapat memberi dan tidak dapat taat.
Kegerakan
memberi, kegerakan ketaatan itu merupakan kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus. Kita mau diubahkan oleh TUHAN dari tabiat daging
(kikir-serakah), menjadi tabiat yang dapat memberi dan dapat taat =
masuk dalam kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna
(kegerakan Roh Kudus hujan akhir).
Kekurangan
anak muda ini adalah kikir (tidak bisa memberi). Akhirnya dia sedih,
kecewa sehingga ia menolak ajakan TUHAN (menolak perhatian TUHAN),
akibatnya adalah kecewa (tidak ada kebahagiaan) dan sedih
selama-lamanya (ratap tangis dan kertak gigi sampai selamanya). Pada
saat ini apa yang menjadi cacat cela kita? Mungkin lewat perkataan,
lewat apa saja, TUHAN memperhatikan untuk mengubahkan kita.
Mengubahkan kita, itulah mujizat yang terbesar. Tadi pertama mujizat
jasmani, Israel yang diperbudak oleh Mesir dapat terlepas, bahkan
menuju tanah Kanaan yang berlimpah-limpah susu madu. Inilah mujizat
jasmani dan TUHAN dapat melakukannya.
Jika
kita menjadi Takhta TUHAN, maka ada perhatian TUHAN, kepedulian
TUHAN, TUHAN bergumul untuk mengadakan mujizat yang jasmani. Tetapi
TUHAN juga memperhatikan kehidupan yang ada cacat cela, supaya tidak
binasa. TUHAN mau mengubahka kehidupan kita, ini mujizat rohani. Apa
saja cacat cela kita, TUHAN mau mengubahkan kehidupan kita. Kita juga
akan dipakai oleh TUHAN dalam kegerakan hujan akhir, sampai sempurna
seperti Dia, kita layak menyambut kedatangan-Nya yang ke dua kali di
awan-awan yang permai.
Itu
sebabnya, marilah kita memanfaatkan perhatian TUHAN, kepedulian
TUHAN, pergumulan TUHAN untuk kita. Serahkanlah semuanya kepada
TUHAN. Mari kembali kepada kasih mula-mula, sampai kita dapat
melayani TUHAN dengan sungguh-sungguh dan perhatian TUHAN akan
semakin kita rasakan hari-hari ini. TUHAN bergumul untuk mengadakan
mujizat jasmani, tetapi juga mengadakan mujizat secara rohani di
dalam kehidupan kita.
TUHAN memberkati kita semuanya.1