Kita
masih berada di dalam kitab Wahyu 2-3, dalam susunan tabernakel ini
menunjuk tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian (kita
sudah mempelajari beberapa kali) = tujuh surat yang ditujukan kepada
malaikat (gembala) dari tujuh sidang jemaat (Wahyu 1: 11). Sekarang
artinya, penyucian terakhir yang dilakukan oleh TUHAN terhadap tujuh
sidang jemaat, supaya sidang jemaat sempurna, tidak bercacat cela
seperti YESUS.
Wahyu
1: 11,
katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah
kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke
Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke
Laodikia."
Penyucian
terakhir yang dilakukan oleh TUHAN terhadap tujuh sidang jemaat,
supaya sidang jemaat sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS.
Sekarang ini kita mulai mempelajari satu persatu, dan dimulai dari
sidang jemaat Efesus.
Wahyu
2: 1-7,
1.
"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman
dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan
berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
2.
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu.
Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat,
bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul,
tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati
mereka pendusta.
3.
Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau
tidak mengenal lelah.
4.
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
5.
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah
dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak
demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu
dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
6.
Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan
pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
7.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh
kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari
pohon kehidupan
Ay
3 => ini luar biasa.
Pada
ayat 1 terdapat dua Penampilan YESUS terhadap sidang jemaat Efesus:
- YESUS
berjalan diantara ke tujuh kaki dian emas
(YESUS berjalan diantara sidang
jemaat khususnya Efesus), artinya YESUS
sangat memperhatikan dan memperdulikan keadaan sidang jemaat di
Efesus baik secara rohani dan secara jasmani.
YESUS sangat memperhatikan: YESUS berada ditengah-tengah, berjalan
mengelilingi, seperti kita beribadah saat ini, YESUS hadir
ditengah-tengah kita. Biarlah ini menjadi keyakinan kita. Sidang
jemaat Efesus merupakan sidang jemaat bangsa kafir seperti kita.
Jangan sampai kita kecewa, berputus asa dengan sesuatu sebab kita
percaya bahwa YESUS sangat memperhatikan dan memperdulikan sidang
jemaat. Kalau yang rohani diperhatikan, pasti yang jasmani juga
diperhatikan. TUHAN tidak mungkin memakai timbangan palsu (neraca
palsu, neraca curang). Justru kita yang seringkali memakai neraca
curang.
Apa arti dari neraca curang? Tidak seimbang. Biasanya
yang berat yaitu hal yang jasmani berada dibawah, sedangkan yang
ringan/yang rohani berada diatas. Di dalam kitab Maleakhi, TUHAN
menegor sebab ada neraca curang (ini juga dituliskan di dalam kitab
Amos).
Tetapi TUHAN memperhatikan keadaan kita baik secara
rohani dan secara jasmani. Kalau yang rohani diperhatikan, pasti
yang jasmani juga diperhatikan. Kalau kita memperhatikan keadaan
rohani kita, maka yang jasmani akan diperhatikan oleh TUHAN. Itu
sudah menjadi rumus. TUHAN tidak mungkin menipu kita. Semoga kita
dapat mengerti.
- 'Dia
yang memegang ketujuh bintang itu di Tangan kanan-Nya'
= YESUS memegang ketujuh bintang di
Tangan Kanan-Nya, artinya
YESUS
merindukan supaya sidang jemaat Efesus (kita semuanya) tidak jatuh
(dipegang oleh Tangan Kanan.
Tangan kanan umumnya lebih kuat), tidak ada yang gugur ditengah
jalan, bahkan menjadi milik YESUS yang tidak dapat diganggu
gugat/direbut oleh siapapun juga. Setan pun tidak dapat merebut.
Semoga kita dapat mengerti.
Wahyu
2: 2, 3,
2.
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu.
Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat,
bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul,
tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati
mereka pendusta.
3.
Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau
tidak mengenal lelah.
YESUS
memperhatikan sungguh-sungguh apa yang sudah dikerjakan oleh sidang
jemaat dan TUHAN tidak mengecilkan/tidak meremehkan segala pekerjaan
yang sudah dilakukan oleh sidang jemaat. Biarpun orang tidak
memperhatikan pelayanan kita, bahkan mencela, tetapi TUHAN
memperhatikan. TUHAN tidak mengecilkan pekerjaan yang dilakukan
sidang jemaat, sebab pekerjaan TUHAN itu mulia, tidak ada yang remeh.
Cuma kita yang seringkali mengecilkan, contohnya: kalau berkhotbah,
hebat. Kalau mengepel, apa itu? Lempin-EL Kristus Ajaib yang sedang
mendengarkan di Malang, perhatikan! Banyak kita dihina => 'Apa
itu Lempin-El, hamba TUHAN tetapi diajarkan mengepel' Memang itulah
hikmat TUHAN kepada bpk pdt In Juwono alm. Kalau bpk pdt In Juwono
gampang saja saat ditanya => 'Mengapa diajarkan mengepel,
membersihkan wc?' Bpk pdt In Juwono hanya mengatakan => 'wc
itu berapa kotorannya? Paling banyak tiga macam. Kalau Lempin-El
tidak dapat membersihkan itu, mana mungkin dapat membersihkan kotoran
di hati manusia' Belajar dulu dari situ. Kalau itu sudah bersih,
nanti baru bisa. Itulah hikmat TUHAN lewat bpk pdt In Juwono sebagai
pendiri Lempin-El Kristus Ajaib.
Jadi
mengapa, diajarkan mengepel dll, sebab semua pekerjaan TUHAN itu
mulia. Murid saya ada yang sarjana, tetapi diajarkan mengepel =>
'ini terlalu!' Bukan! Yang terlalu itu yang berbicara sebab dia
tidak tahu bahwa semua pekerjaan TUHAN itu mulia. YESUS tidak
mengecilkan, tetapi kita yang mengecilkan. Semua pekerjaan TUHAN itu
mulia dihadapan TUHAN, tetapi di ay 4 TUHAN mencela apa yang tidak
sesuai. Dicela artinya dikoreksi oleh TUHAN, sebab TUHAN menghendaki
supaya kita menjadi milik-Nya yang sempurna.
TUHAN
memperhatikan semua yang kita kerjakan, tidak dikecilkan oleh TUHAN,
namun kalau ada yang salah, segera dicela/dikoreksi oleh TUHAN,
supaya kita menjadi sempurna dan tidak bercacat cela. Mungkin rekan
hamba TUHAN, memiliki jemaat masih beberapa orang, tidak mengapa,
sebab TUHAN tidak pernah mengecilkan pekerjaan yang kita lakukan
untuk TUHAN dan semuanya mulia dihadapan TUHAN.
Wahyu
2: 4,
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
TUHAN
mencela, mengoreksi, menyucikan sidang jemaat Efesus dari
kekurangannya yaitu telah kehilangan kasih mula-mula, supaya sidang
jemaat Efesus dapat menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti
YESUS, menjadi milik YESUS yang tidak dapat diganggu gugat oleh
apappun juga. Kekurangannya ditunjukkan (dikoreksi, disucikan) oleh
TUHAN. Maksudnya, bukan tidak menganggap lagi pekerjaannya, tidak!
Tetapi supaya sidang jemaat Efesus dapat menjadi sempurna, tidak
bercacat cela. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau
Firman mengoreksi, menyucikan pelayanan kita, jangan beranggapan =>
'percuma saja, kalau kita melayani' Jangan! Bukan supaya kita
putus asa, kecewa, mundur, tinggalkan pelayanan, bukan! Jika kita
dikoreksi, supaya kita menjadi sempurna sekalipun lewat percikan
darah. Namanya percikan darah, berarti sengsara bagi daging dan juga
sengsara di batin (perasaan daging). Seperti YESUS saat disalibkan,
dagingnya sengsara, perasaan dagingnya juga sengsara (Dia harus mati
terkutuk, padahal Dia tidak berbuat dosa). Itulah percikan darah !
Semoga kita dapat mengerti.
Jadi
tidak boleh ada cacat cela sedikitpun dan supaya kita menjadi
sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS dan menjadi milik-Nya
yang tidak dapat diganggu gugat oleh apapun juga. Kasih mula-mula
adalah kasih ALLAH lewat korban Kristus (salib Kristus). Di dunia ini
tidak ada kasih, kasih itu hanya berasal dari kasih ALLAH Bapa di
surga.
Lalu
bagaimana kasih itu dapat diturunkan ke dunia? Inilah namanya kasih
mula-mula. Jadi kesimpulannya, penyucian sidang jemaat Efesus adalah
supaya kembali kepada kasih mula-mula (kasih dari korban Kristus).
Inilah kekurangan sidang jemaat Efesus. Penyucian sidang jemaat
Efesus, berarti juga sidang jemaat bangsa kafir itulah kita semua,
yaitu supaya kita kembali kepada kasih mula-mula. Nanti ada sembilan
pekerjaan sidang jemaat Efesus. Semoga TUHAN bukakan untuk
diterangkan kelebihan-kelebihan sidang jemaat Efesus => 'kamu
tekun ....dst' Ini diakui oleh TUHAN. Tetapi kalau tanpa kasih
mula-mula, semuanya sia-sia, tidak ada gunanya, bahkan menuju
kebinasaan. Tanpa kasih berarti tidak kekal. Sebab itu TUHAN
mengoreksi sidang jemaat Efesus untuk kembali kepada kasih yang
mula-mula.
Praktik
kembali kepada kasih yang mula-mula:
- Kita
beribadah melayani TUHAN dengan taat dengar-dengaran.
Ini seperti melakukan pekerjaan TUHAN seperti sidang jemaat Efesus,
tetapi dengan taat dengar-dengaran kepada perintah TUHAN. Perintah
TUHAN merupakan Firman pengajaran yang benar (Firman keluar dari
mulut TUHAN). Firman pengajaran yang benar yaitu tertulis di
alkitab, itu sebabnya kita harus taat dengar-dengaran.
Perhatikan!
YESUS taat sampai mati di kayu salib, itulah kasih mula-mula. Untuk
memberikan kasih-Nya kepada kita, YESUS harus taat sampai mati di
kayu salib. Demikian juga dengan kita. Kalau kita menerima kasih
mula-mula, maka kita akan beribadah melayani TUHAN dengan taat
dengar-dengaran kepada perintah TUHAN (Firman pengajaran yang
benar).
Matius
7: 21-23,
21.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga.
22.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi
nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23.
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!"
Ay
21 => 'melakukan kehendak Bapa-Ku yang
di sorga' => inilah taat
dengar-dengaran.
Hamba TUHAN, pelayan TUHAN yaitu kehidupan yang
tunduk/taat dengar-dengaran terhadap Firman pengajaran yang benar =
orang melakukan kehendak TUHAN (bukan kehendaknya sendiri). Kalau
TUHAN yang perintahkan => 'kamu harus begini' Kerjakan (kita
yang mengerjakan). Semoga kita dapat mengerti.
Ay 22 =>
inilah bentuk-bentuk pelayanan yang hebat, seperti jemaat Efesus
yang memiliki sembilan kehebatan dan TUHAN akui semuanya. TUHAN
perhatikan => 'kamu tekun, sabar menderita ...' Dalam ayat
ini kalau sepintas kita lihat, ini luar biasa (ada
mujizat-mujizat).
Hamba TUHAN, pelayan TUHAN yaitu kehidupan
yang taat dengar-dengaran kepada perintah TUHAN (Firman pengajaran
yang benar) = melakukan kehendak TUHAN, maka pintu surga akan
terbuka. Puncak keberhasilan dalam ibadah pelayanan yaitu sampai
pintu surga terbuka.
Matius
7: 21,
Bukan setiap orang yang
berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga'
Ay 21 => 'akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga' => pintu
surga terbuka.
Jadi orang yang melakukan kehendak Bapa, inilah
yang akan masuk dalam kerajaan surga. Semoga kita dapat mengerti.
Saya selalu mengatakan => 'saya percaya, kalau pintu
surga terbuka (puncak keberhasilan), maka di dunia juga ada
keberhasilan. Pintu-pintu di dunia juga akan dibukakan oleh TUHAN'
Inilah ketaatan! Kita juga akan berhasil di dunia, jangan sampai
berhenti disitu saja, tetapi sampai puncak keberhasilan (pintu surga
terbuka bagi kita semuanya). Inilah ibadah pelayanan, harus ada
tanda kasih mula-mula, yaitu taat dengar-dengaran (YESUS taat sampai
mati di kayu salib). Pada ay 22 => 'kami bernubuat, mengusir
setan, mengadakan mujizat' Tetapi kalau tidak taat dengar-dengaran
kepada Firman pengajaran yang benar atau tidak sesuai dengan Firman
pengajaran yang benar, maka akan ditolak oleh TUHAN. Itu sebabnya
kita harus berhati-hati.
Ibadah pelayanan yang kelihatan
hebat, tetapi kalau tidak taat dengar-dengaran kepada Firman
pengajaran yang benar atau tidak sesuai dengan Firman pengajaran
yang benar (tidak sesuai dengan alkitab), ini disebut pembuat
kejahatan. Mungkin kita berkata => 'saya melayani TUHAN'
Padahal sedang berbuat jahat. Oleh sebab itu kalau kita belajar
tentang tahbisan dalam kitab Keluaran 29, Harun ditahbiskan ada
korban lembu, juga ada korban makanan (roti tidak beragi, itulah
Firman pengajaran yang benar). Jadi harus sesuai, tidak dapat
seenaknya. Coba untuk orangnya atau siapa yang boleh melayani?
Seperti membangun gedung gereja ini, seharusnya yang membangun
adalah tukang bangunan (tukang batu, tukang kayu). Kalau tukang
batagor yang membangun, jangan-jangan batanya digoreng. Tidak bisa
seenaknya, sebab dapat menjadi pembuat kejahatan.
Seringkali
di rumah TUHAN pelayanan itu dianggap ringan oleh sdang jemaat
dengan meminta kepada gembala supaya anaknya disuruh untuk melayani
supaya bertobat'. Ini tidak bisa, sebab tidak sesuai dengan
kehendak TUHAN. Bertobat dahulu, baru melayani TUHAN, itulah yang
sesuai. Mari kita periksa; Bagaimana dia hidup benar? Bagaimana
kebenaran nikahnya? Semuanya diperiksa, supaya sesuai dengan alkitab
(bukan sesuai dengan Widjaja). Setelah itu baru diakui oleh TUHAN.
Tetapi kalau tidak sesuai dengan alkitab, biarpun semua manusia
mengakui, pendeta mengakui => 'dahsyat, luar biasa, dipakai
TUHAN' TUHAN hanya geleng-geleng dan mengatakan 'pembuat
kejahatan' sehingga diusir oleh TUHAN. Ingat, waktu Adam dan Hawa
tidak taat, mereka diusir oleh TUHAN. Istilah diusir oleh TUHAN,
berarti pintu surga tertutup dan pintu di dunia juga tertutup. Mari!
kita tinggal memilih.
Efesus kelihatannya hebat (seperti di
Matius juga kelihatan hebat), tetapi tanpa kasih mula-mula (tanpa
ketaatan), berarti pembuat kejahatan dan di usir oleh TUHAN (pintu
surga ditutup, pintu firdaus ditutup, pintu-pintu di dunia juga
tertutup bagi kita semuanya). Semoga kita dapat mengerti.
Inilah
praktik yang pertama. Penyucian sidang jemaat Efesus yaitu kembali
kepada kasih mula-mula. Kita semua saat ini, disucikan untuk kembali
kepada kasih mula-mula. Praktik pertama, taat dengar-dengaran.
- Roma
12: 11,
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala
dan layanilah Tuhan.
Ay 11 =>
jika diberikan bahasa yang lugas, yaitu setia dan berkobar-kobar
(menyala-nyala) dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN.
Kasih yang
mula-mula, itulah kasih yang menyala-nyala. Dulu kurban binatang
penghapus dosa, yaitu binatang-binatang kurban yang disembelih,
kemudian dagingnya dibakar di mezbah kurban bakaran dengan api yang
menyala-nyala. Sekarang menunjuk Kurban Kristus. Dalam ibadah, kita
tidak perlu lagi membawa binatang kurban, sebab semuanya sudah
digenapkan oleh Kurban Kristus.
Praktik kedua:
setia dan
berkobar-kobar (semangat menyala-nyala) dalam ibadah pelayanan
kepada TUHAN.
Setia, tetapi juga semangat. Jangan
setia datang, tetapi di gereja untuk tidur (mengantuk), capek,
jangan! Ada yang berkobar-kobar (semangat sekali) saat datang,
setelah itu tidak datang lagi (berapa lama tidak datang-datang),
tidak boleh! Harus ada ke duanya, yaitu setia dan berkobar-kobar.
Istilah berkobar-kobar itu seperti api yang menyala-nyala pada
mezbah kurban bakaran (semangat yang menyala-nyala).
Hati-hati,
semangatnya jangan sampai semangat emosi (emosi daging, ambisi
daging, keinginan daging). Nanti bisa bertengkar! Darimana semangat
yang benar?
Yesaya
50: 4,
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya
dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang
letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar
seperti seorang murid.
Ay
4 => 'Tuhan
ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid'
=> murid berarti ada pengajaran.
'supaya
dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru'
=> dengan pengajaran aku dapat memberi semangat baru.
Murid
berkaitan dengan pengajaran yang benar (mendengarkan pengajaran yang
benar). Kita bersekolah untuk yang benar. Kalau tidak benar
ajarannya; 2 + 2 = 4, 001 => 'tidak apa-apa, selisih sedikit'
Akhirnya tidak lulus-lulus. Jangan mau, harus benar. Kalau di
sekolah ada diktatnya (2 + 2 = 4). Sedangkan di gereja (pengajaran
yang benar), ada alkitabnya. Sebab itu baca alkitab, kalau tidak
cocok jangan mau (sekalipun katanya seribu pendeta, jangan mau),
nanti tidak lulus. Hati-hati! Ini supaya kita sungguh-sungguh
mengerti.
Jadi semangat yang baru berasal dari pemberitaan
Firman pengajaran yang benar.
Inilah yang membuat kita
bersemangat. Ini adalah semangat oleh Firman pengajaran yang benar.
Kesetiaan dan semangat yang menyala-nyala berasal dari dorongan
Firman pengajaran yang benar. Jangan yang lain! Kalau dorongannya
dari yang lain (diberikan uang, mencari jodoh dsb), itulah api asing
dan binasa seperti Nadab dan Abihu, mereka ini pelayan TUHAN
(imam-imam), tetapi menggunakan api asing, akhirnya mereka mati
disambar api. Jangan sampai dorongan kita berasal dari
perkara-perkara lain (perkara jasmani). Kalau dorongan supaya kita
setia dan semangat menyala-nyala (setia dan semangat itu satu)
berasal dari Firman pengajaran yang benar, itu benar-benar dari
TUHAN dan tidak akan pernah padam untuk selama-lamanya.
Firman
(pengajaran) itu kekal. Kalau setia dan semangat yang menyala-nyala
didorong oleh pengajaran yang benar, maka ibadah pelayanan kita
menjadi kekal selamanya, tidak akan pernah berhenti di tengah jalan.
Tetapi kalau didorong dengan yang lain (perkara jasmani, uang,
kedudukan, jodoh, dijanjikan pekerjaan dll), itulah api asing dan
akan mati/padam (mati pelayanan, mati rohani atau kering rohani,
bahkan sampai kematian ke dua itulah kebinasaan selamanya). Semoga
kita dapat mengerti.
Inilah kembali kepada kasih yang
mula-mula dan praktek yang sederhana saat ini, yaitu kembali
kepada:
- ketaatan.
Taat kepada pengajaran/alkitab/perintah TUHAN.
- kemudian,
setia dan berkobar-kobar = setia menyala-nyala bagaikan api pada
mezbah kurban bakaran yang didorong oleh Firman pengajaran yang
benar. Dalam Efesus 5, YESUS sebagai Kepala (Suami, Mempelai Pria)
dan kita sebagai tubuh (isteri, Mempelai Wanita). Kalau dinyatakan
dalam pelayanan mempelai, istilah setia dan berkobar-kobar atau
menyala-nyala (maafkan) = sangat bergairah (berahi). Mohon maaf ini
dalam pikiran yang suci (dalam perkara rohani); kita sebagai
Mempelai Wanita harus sangat bergairah atau berahi (setia dan
berkobar-kobar) untuk beribadah dan melayani YESUS sebagai Mempelai
Pria Surga. Yang namanya sangat bergairah atau berahi, tidak akan
dapat dihalangi oleh apapun juga. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau
tidak bergairah, mungkin datang tetapi 'loyo' (malas), lalu
datang-tidak datang, hati-hati! Kalau itu anak kita, suami kita,
isteri kita jangan didukung. Contohnya:
- Mungkin
suami kita => 'aku malas ke gereja' kita jangan mendukung!
- Mungkin
anak kita => 'Saya kuliah, capek, aku tidak ke gereja saja.
Jangan didukung!
Kalau
sudah tidak bergairah dalam ibadah pelayanan, nanti pasti berahi
kepada yang lain. Seringkali kita terpancing perasaan, emosi daging
=> 'Ya sudah, kasihan dia ... dari kuliah ... jarak jauh'
Inilah terpancing perasaan daging, sehingga mengarahkan kepada
gairah yang lain.
Roma
1: 27,
Demikian
juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri
mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang
lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan
laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan
yang setimpal untuk kesesatan mereka.
Ay
27 => 'menyala-nyala dalam berahi'
=> ini dalam arti yang najis.
Kalau
yang tadi dalam arti kesucian, kita Mempelai
Wanita
harus sangat bergairah (menyala-nyala dalam berahi) untuk beribadah
dan melayani YESUS sebagai Mempelai Pria Surga,
sehingga tidak dapat
dihalangi oleh apapun (tidak dapat
diputuskan oleh apapun). Semoga kita dapat
mengerti.
Tetapi dalam
ayat ini, kalau kehidupan hamba TUHAN, pelayan TUHAN tidak setia
berkobar-kobar lagi dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN, maka akan
menyala-nyala dalam berahi, yaitu menuju pada
dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Inilah berahi terhadap
Babel.
Dosa
makan minum:
- merokok,
- mabuk,
- nakorba.
Akan mengarah ke
Dosa
kawin mengawinkan
(maaf):
- dosa
seks dengan berbagai ragamnya, sampai penyimpangan seks (seperti
dalam ayat 27, laki-laki dengan laki-laki, wanita dengan wanita,
seks terhadap diri sendiri),
- nikah
yang salah (kawin cerai, kawin mengawinkan). Kalau kepada TUHAN
tidak bergairah lagi, maka akan bergairah (menyala-nyala) kepada
yang lain (Babel).
Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah
kekurangan dari sidang jemaat Efesus. TUHAN sudah memperhatikan
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh sidang jemaat Efesus dan
diakui semuanya oleh TUHAN, namun ada kekurangannya, yaitu tanpa
kasih mula-mula (tanpa ketaatan, tanpa setia berkobar-kobar). Mari
kembali kepada ketaatan, dan kepada setia berkobar-kobar, inilah
kembali pada kasih yang mula-mula. Supaya kita tetap setia berkobar,
maka setiap hamba TUHAN,
pelayan TUHAN (setiap imam) harus masuk dalam kebaktian pendalaman
alkitab dan perjamuan suci. Ini dalam tabernakel ditunjukkan oleh
alat meja roti sajian. Mengapa meja roti sajian menunjuk pada
ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab? Pada meja roti sajian
terdapat duabelas
roti yang disusun menjadi dua
bagian, masing-masing enam
buah sesusun (6-6). Angka 66 menunjuk alkitab (pengajaran yang
benar). Lalu bagaimana dengan perjamuan sucinya? Roti
dalam Yohanes 6 'inilah Tubuh-Ku' Jadi roti menunjuk Tubuh
Kristus. Lalu dimana darahnya? Meja roti sajian merupakan
satu-satunya alat yang terdapat korban curahan. Mari kita baca
ayatnya karena ini bible study, supaya jelas. Setiap alat
penjelasannya harus jelas.
Keluaran
25: 29,
Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya,
yang dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau membuat
semuanya itu dari emas murni.
Ay
29 => 'Haruslah engkau membuat
pinggannya' => pada meja roti sajian
ada pinggannya.
'yang dipakai untuk
persembahan curahan' => persembahan
curahan itu anggur.
Keluaran 25 mulai ayat 23 ini tentang
meja roti sajian.
Pada meja roti sajian ada korban curahan
dari anggur, inilah menunjuk Darah YESUS. Jadi sudah lengkap; ada
Firman pengajaran (66 kitab dalam alkitab), itulah roti. Roti juga
menunjuk Tubuh Kristus dan ada korban curahan yang menunjuk Darah
YESUS. Jadi meja roti sajian adalah ketekunan dalam ibadah
pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Untuk apa? Untuk makan. Dalam
kebaktian pendalaman alkitab dan perjamuan suci, kita makan makanan
yang sejati dari TUHAN (yang memberikan kekuatan baru). Kalau makan,
maka ada kekuatan. Kalau tidak makan nanti pingsan. Banyak kali kita
melayani tetapi tidak penah makan, sehingga pingsan.
Demikian
juga makanan yang rohani. Firman pengajaran dan perjamuan suci
memberikan kekuatan baru bagi kita atau memberikan gairah baru
kepada kita untuk setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada
TUHAN. Mengapa memakai kata 'baru' (kekuatan baru, gairah baru)?
Seringkali saya juga ditegor => 'mengapa memakai istilah Firman
pengajaran yang benar, mengapa tidak Firman pengajaran saja?'
Sebab ada yang tidak benar (YESUS Sendiri mengatakan ada yang tidak
benar). Hati-hati! Juga selalu memakai istilah persekutuan yang
benar? Sebab ada persekutuan yang tidak benar.
Memakai kata
'baru'? Sebab hari Sabat, roti pada meja roti sajian diambil dan
dimakan, kemudian diganti dengan roti yang baru. Jadi pada meja roti
sajian (kebaktian pendalaman alkitab), harus merupakan Firman yang
baru, selalu ada pembukaan Firman. Kalau ada pembukaan Firman dalam
kebaktian pendalaman alkitab dan kita makan, tidak perlu disuruh
(didorong-dorong), pasti ada gairah baru untuk melayani TUHAN. Kita
yang sudah 'loyo-loyo' lalu makan Firman pengajaran dan
perjamuan suci, maka menjadi kuat lagi (ada kekuatan yang baru
lagi), tidak pernah mundur, bahkan sampai kekal selamanya (sampai
kedatangan TUHAN). Selalu ada gairah yang baru (selalu berahi), ada
kekuatan yang baru untuk melayani TUHAN. Disinilah kuncinya! Semoga
kita dapat mengerti.
Harus makan. Kalau tidak makan, dapat
pingsan dan mati. Makanan harus baru, supaya kekuatannya baru
(gairah yang baru). Kalau makanannya lama (tidak ada makanan yang
baru), nanti malah muntah. Kita tidak akan loyo, terus setia
berkobar-kobar beribadah melayani TUHAN sampai garis akhir, yaitu
sampai meninggal dunia, sampai kedatangan YESUS yang ke dua kali,
bahkan sampai selama-lamanya. Nanti kita ditakhta surga tetap
beribadah melayani dan menyembah TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Inilah yang kedua. Kita kembali pada kasih yang
mula-mula, dengan praktik taat, setia berkobar-kobar. Ada gairah
untuk melayani TUHAN. Yang sudah loyo, dan malas mari kita mohon
kepada TUHAN supaya kita dikembalikan pada kasih yang mula-mula.
Kalau tidak, akan dicela oleh TUHAN. Mungkin diakui oleh TUHAN,
tetapi kalau tanpa kasih mula-mula, menjadi sia-sia. 'Aku mencela'
ini berarti ada cacat cela. Biarpun orang mengatakan => 'dahsyat
gedungnya, ac nya luar biasa' Tetapi kalau ada cacat cela (tidak
sempurna), saat TUHAN datang akan ketinggalan. Oleh sebab itu TUHAN
menegor (TUHAN tunjukkan cacat cela), mungkin sakit bagi daging,
tetapi supaya kita sempurna. Semoga kita mengerti.
- Jujur.
Jujur = berdiri diatas Kurban
Kristus. Jujur artinya 'ya katakan ya, tidak katakan tidak'
(benar katakan benar, tidak benar katakan tidak benar). Itulah orang
yang berdiri diatas Kurban Kristus. Kalau 'ya, tetapi ... atau
tidak, namun ...' Ular akan masuk. Seperti ayat mengatakan =>
'selebihnya dari si jahat ..' Inilah pembuat kejahatan! Ular itu
pembuat kejahatan. Kalau hamba TUHAN mengatakan => 'Ya, tetapi
begini ya ... Tidak, namun ...' Ini bukan melayani TUHAN, tetapi
pembuat kejahatan. Itu sebabnya harus tegas!
Selama kita
jujur (berdiri diatas Kurban Kristus), maka tidak akan dapat
dijatuhkan oleh apapun juga (sekalipun kita melawan politik). Tidak
ada kesempatan sedikitpun bagi ular untuk masuk. Bpk pdt Pong
mengatakan => 'kalau melawan politik, maka kita hanya
menggunakan kebenaran' Saya sudah banyak mengalami, mau diapakan
juga (dengan politik), dengan kebenaran saja. Saya pernah cerita
dalam pelayanan. Pada tahun 2000 (masih ada bpk pdt Pong, lalu
beliau mengatakan => 'sana pergi'), saya diundang dalam
kebaktian persekutuan kaum muda. Saya selalu pamit kepada hamba
TUHAN (istilah saya kulonuwun) => 'permisi oom, kami datang'
Ada yang mengatakan => 'O ya, baik' Tetapi saya tidak pernah
mengajak => 'datang ya oom' Tidak (saya hanya selalu minta
didoakan saja). Tetapi ada satu, berkata => 'Jangan, pokoknya
jangan datang. Nanti kamu malu' Saya langsung => 'biar satu
saja, saya akan datang' Pokok benar. Dia berkata => 'kami
sudah melakukan persekutuan dengan gereja lain, tidak ada yang
datang' Biarkan saja. Ternyata kaum muda yang datang membludak
(terutama pagi hari). Dari sekolah-sekolah di sekitar gedung
diliburkan, untuk mengikuti ibadah. Malam gedungnya penuh, pagi hari
sampai tidak muat gedungnya.
Itu sebabnya dengan kebenaran
saja. Kalau kita membawa pengajaran yang benar, tidak akan dapat
dilawan dengan politik. Inilah pengalaman saya sungguh-sungguh.
Kalau ya katakan ya, tidak katakan tidak (berdiri diatas Kurban
Kristus), jangankan jatuh, goyahpun tidak akan! Ini harus dipegang.
Saudara di kantor, dimanapun, kedudukan di goyang dll, jangan
politik dibalas dengan politik => 'dia pakai ini, aku pakai
ini' Jangan! Tetapi tunjukkan kejujuran, sehingga politik (ular)
tidak akan dapat masuk. Dalam organisasi gereja, dalam pelayanan
tunjukkanlah kejujuran. Semoga kita dapat mengerti.
Jujur
soal apa?
- Jujur
soal TUHAN (Firman pengajaran yang benar).
Politik tidak akan dapat masuk. Ini ada dalam Titus 2: 7, ini
banyak berulang kali dibaca, supaya menjadi keteguhan untuk kita
berdiri diatas Kurban Kristus.
Titus
2: 7,
dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik.
Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam
pengajaranmu,
Firman
pengajaran yang benar itu Pribadi TUHAN. Kalau soal TUHAN kita
tidak dapat jujur, mana mungkin kita dapat jujur dalam hal lainnya.
Mungkin sudah tahu yang benar => 'ya, benar, tetapi orangnya
begini ..' Ini tidak jujur. Bahkan sudah tahu tidak benar =>
'Tetapi karena kita sungkan ...' Ini tidak benar. Kalau soal
TUHAN tidak benar, itu sudah roboh. Itu sebabnya kita harus jujur.
- Kalau
sudah jujur soal TUHAN (pengajaran), maka kita
dapat jujur soal nikah atau soal tempat tidur
(dalam Ibrani).
- Selanjutnya,
kita
dapat jujur soal keuangan.
Jujur
dalam ketiga hal ini sebagai tolak ukurnya; apakah seorang
benar-benar jujur (berdiri diatas Kurban Kristus) atau tidak. Kalau
ketiga hal ini kita dapat jujur (soal TUHAN, nikah dan uang), maka
hamba TUHAN, pelayan TUHAN juga dapat diharapkan jujur dalam segala
hal, berarti dapat berdiri diatas Kurban Kristus dan ada kasih
mula-mula. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau kita baca dalam
Ibrani, TUHAN tidak akan pernah meninggalkan kita, Dia sebagai
Kepala Yang bertanggung jawab atas kehidupan kita semuanya.
Ibrani
13: 4, 5,
4.
Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah
kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah
akan dihakimi Allah.
5.
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa
yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali
tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan
meninggalkan engkau."
Ay
4 => 'Hendaklah kamu semua penuh hormat
terhadap perkawinan' => penuh hormat =
jujur.
Ay 5 => 'Janganlah kamu
menjadi hamba uang' => jujur soal uang.
Janganlah menjadi hamba uang, berarti jangan menjadi kikir dan
serakah.
Kalau kita jujur, maka TUHAN tampil sebagai Kepala
untuk menolong kehidupan kita. Kita sebagai tubuh, tidak akan pernah
dibiarkan oleh Kepala (tubuh mau kemana saja, ada Kepala). Hubungan
Kepala dengan tubuh yaitu leher (doa penyembahan). Kalau kita
berteriak (berdoa), Kepala sudah ada (siap untuk menolong). Itulah
orang jujur; menjadi rumah doa.
Amsal
15: 8,
Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang
jujur dikenan-Nya.
Sekarang
ini mari kembali kepada kasih mula-mula yaitu:
- pertama
ketaatan, maka pintu-pintu terbuka bagi kita.
- kedua,
setia berkobar-kobar, maka ada perlindungan dari Babel (berahi
kepada yang lain). Sekarang ini Babel merajarela dimana-mana. Kalau
kita sudah setia berkobar kepada TUHAN, Babel tidak akan dapat masuk
(kita dilindungi).
- ketiga
jujur, kita menjadi rumah doa.
Doa
orang jujur dijawab oleh TUHAN. TUHAN sebagai Kepala, sebagai
Penolong. Biarlah sekarang ini kita sebagai rumah doa (jujur).
Disitulah ada doa penyembahan yang dinaikkan kepada TUHAN (selalu ada
dupa yang dinaikkan kepada TUHAN). Dalam doa penyembahan ada
kesempatan tersungkur di bawah Kaki TUHAN dan kita mengaku tiga hal.
Kita ini terlalu kecil, sebab itu mari menyembah TUHAN =>
- saya
hanya tanah,
- saya
hanya domba sembelihan yang tidak dapat berbuat apa-apa, yang
terakhir
- saya
hanya cacing (si cacing Yakub), ulat yang tidak dapat berbuat
apa-apa' Oleh sebab itu harus banyak berdoa tersungkur dibawah
Kaki TUHAN. Inilah jurus pamungkasnya bpk pdt Van Gessel. Kalau saya
membaca buku karangan bpk pdt Van Gessel, dulu ini juga diterangkan
oleh bpk pdt Totaijs. Ada orang-orang muda yang bertanya => 'opa
atau papa Van Gessel, apa rahasianya supaya dapat dipakai oleh
TUHAN?' Beliau hanya mengatakan bahwa 'setiap pagi aku hanya
seperti cacing di bawah Kaki TUHAN' Itu saja. Seperti tanah,
seperti domba sembelihan yang sudah dibelenggu, tidak kuat apa-apa,
hanya dapat berseru => 'Haleluya YESUS' (menjadi rumah doa).
Lalu seperti cacing yang semestinya di neraka (ulat dan cacing tidak
mati di neraka). Semestinya kita berada di neraka tetapi TUHAN
menolong kita. Itulah doa penyembahan. Mari kita bahas satu persatu.
Dalam
doa penyembahan kita dapat mengaku tiga hal:
- Mazmur
95: 6,
Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN
yang menjadikan kita.
Ay 6 =>
'Masuklah, marilah kita sujud menyembah'
=> ini rumah doa.
'berlutut di
hadapan TUHAN yang menjadikan kita' =>
tersungkur.
Yang pertama:
tersungkur
dihadapan TUHAN Pencipta kita (Yang menjadikan kita), ini berarti
mengaku tanah liat.
Dalam kitab Kejadian, TUHAN sebagai
Pencipta mengambil tanah liat.
Mengaku
tanah liat:
- tidak
layak (banyak kesalahan dan kekurangannya),
- tidak
mampu (tidak bisa apa-apa),
- tidak
berharga (tanah liat hanya diinjak-injak).
Inilah
yang kita akui => 'TUHAN saya hanya tanah liat, saya hanya
bergantung pada Tangan kemurahan-Mu, Tangan anugerah-Mu, Tangan
belas kasihan TUHAN, Tangan yang berlubang paku (kasih mula-mula)'
Maka Tangan anugerah TUHAN mampu:
- Menciptakan
yang tidak ada menjadi ada (tidak ada ikan menjadi ada ikan) untuk
memelihara kita yang tidak berdaya ditengah dunia yang sudah
mustahil. Dunia ini sudah mustahil, bertambah sulit, seperti padang
gurun yang tidak dapat untuk menabur dan menuai, lalu bergantung
kepada siapa? Pada hujan kemurahan TUHAN (Tangan kemurahan TUHAN).
- Menciptakan
kita menjadi bejana kemuliaan TUHAN = kehidupan yang dipakai dalam
kegerakan Roh Kudus hujan akhir = kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna, sesuai dengan kehendak TUHAN (sesuai jabatan
pelayanan yang TUHAN berikan kepada kita). Biarpun tanah liat,
tetapi kalau berada dalam Tangan TUHAN, maka kita dapat berguna.
Kalau
bejana itu sudah rusak => 'saya sudah menjadi bejana
(imam-imam, pelayan TUHAN) tetapi saya sudah hancur (jatuh)' Tidak
mengapa, sebab di dalam Yeremia 18 'kalau ada bejana yang rusak
(yang hancur), Tangan Yang berlubang paku/Tangan penuh belas kasih
anugerah kemurahan sanggup menciptakan kita menjadi bejana baru
untuk dipakai TUHAN' Asalkan kita mengaku => 'saya tanah
liat, sudah hancur (tadinya melayani, tetapi sekarang hancur), tidak
layak' Mari! Jangan tinggalkan pelayanan, tetapi kita kembali
untuk diciptakan menjadi bejana yang baru untuk kemuliaan Nama
TUHAN.
Inilah mengaku tanah liat; TUHAN sanggup memelihara
kehidupan kita ditengah kemustahilan (menciptakan yang tidak ada),
TUHAN juga sanggup menciptakan kita menjadi bejana kemuliaan.
- Mazmur
95: 7,Sebab
Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba
tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar
suara-Nya!
Yang kedua:
Kita
mengaku bahwa kita hanyalah domba sembelihan
(Roma 8).
Empat kakinya sudah diikat. Saya
seringkali bercerita waktu masa kecil saya (tahun 1969-1970, masih
tradisionil). Kebetulan di dekat lapangan sepak bola, ada warung
sate, lalu ada ribut-ribut dan saya datang kesana. Saya melihat
seekor domba, leher dan kepalanya sudah diletakkan di lubang.
Suaranya sudah tidak ada, mungkin dari kandang sudah teriak-teriak
(suaranya sudah tidak keluar lagi), tetapi disitu ada air. Yang saya
pertanyakan sejak dulu => 'apa ini air mata?' Masa kambing
menangis. Tetapi kalau domba TUHAN dapat menangis. Mungkin suara
kita sudah tidak kuat berseru => 'Haleluya YESUS' Dengan
bahasa air mata pun TUHAN mampu untuk menolong kita.
Kalau
dalam Mazmur 95: 7, Tangan anugerah kemurahan TUHAN sanggup untuk
menuntun. Tetapi dalam Yesaya 40: 11 lebih lengkap.
Yesaya
40: 11,
Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan
menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya,
induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Kalau
kita tersungkur mengaku sebagai domba sembelihan, maka Tangan
anugerah kemurahan TUHAN sanggup untuk:
- Ay
11 'menghimpunkannya dengan tangan-Nya'
=> memeluk, menyatukan dengan Tangan-Nya. Tangan kemurahan belas
kasih anugerah TUHAN sanggup untuk menyatukan / menghimpun yang
tercerai berai. Mulai dari:
- Nikah.
Mungkin masih tinggal satu rumah, satu kamar (maaf), tetapi
hatinya sudah tercerai berai (sudah tawar hati, pahit hati).
Sekarang ini mari tersungkur dibawah Kaki TUHAN => 'kami
domba sembelihan, tidak mampu, hanya satu langkah jaraknya dengan
maut (satu denyut jantung dengan maut), nikah kami sudah hancur,
terpisah, tercerai berai' Mungkin masih menjadi satu ataupun
yang sudah berpisah, TUHAN sanggup menyatukan. Banyak tersungkur!
Saya selalu mendoakan untuk nikah-nikah yang tercerai berai (ini
prioritas untuk didoakan), supaya dapat menyatu kembali dalam
nikah. Mari kita semuanya menyatu dalam nikah dan berbahagia.
Nikah yang menjadi satu adalah nikah yang bahagia, bukan nikah
yang kaya atau miskin, nikah yang punya rumah besar atau masih
kontrak rumahnya, bukan! Tetapi nikah yang menjadi satu (apapun
yang terjadi) itulah nikah yang berbahagia. Biarlah kita
dihimpunkan.
- Dari
nikah, lalu dihimpunkan dalam penggembalaan supaya tidak tercerai
berai (menjadi satu).
- Sampai
antar penggembalaan menjadi satu (Ibadah kunjungan-kunjungan).
Saya pamit, hari Kamis kami berangkat ke Australia dengan beberapa
rombongan (28 orang). Inilah untuk menghimpunkan domba-domba antar
penggembalaan.
- Sampai
satu Tubuh yang sempurna. Inilah untuk menghimpunkan yang tercerai
berai.
- Ay
11 'anak-anak domba dipangku-Nya'
= Tangan belas kasih kemurahan TUHAN memangku (memeluk) kita,
artinya segala letih lesu, beban berat sudah ditanggung oleh TUHAN,
sehingga kita mengalami kelegaan, ketenangan, damai sejahtera,
semuanya enak dan ringan. Kalau dipangku itu berarti segala berat
badan kita sudah ditanggung oleh yang memangku. Dipangku sama
dengan digendong.
- Ay
11 'induk-induk domba dituntun-Nya dengan
hati-hati' = kita djuga dituntun kepada
masa depan yang berhasil, indah, dan bahagia. Dituntun berarti
menuju ke depan, saya tidak pernah melihat orang menuntun domba
menuju ke belakang. Kalau mobil bisa mundur ke belakang, kalau
domba tidak ada. Dalam Wahyu 7: 17, dituntun sampai ke takhta
Yerusalem baru (tempat tidak ada air mata lagi), itulah kandang
penggembalaan terakhir.
Sekarang di dunia, kita dituntun
kepada penggembalaan yang benar (harus masuk dalam kandang
penggembalaan yang benar), sampai nanti dituntun kepada kandang
penggembalaan yang terakhir, Yerusalem baru dan tidak ada
setetespun air mata.
Mengaku
sebagai tanah liat, butuh kemurahan anugerah TUHAN. Mengaku sebagai
domba sembelihan, juga butuh Tangan kemurahan anugerah TUHAN (Tangan
yang berlubang paku). Yang terakhir, mengaku seperti cacing.
- Yesaya
41: 14,
Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel! Akulah
yang menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus
engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.
Ay
14 => 'yang menebus engkau ialah Yang
Mahakudus, Allah Israel' => ada
penebusan.
Yang ketiga:
kita
mengaku seperti cacing (ulat).
Mengapa cacing/ulat perlu ditebus?
Sebab cacing dan ulat tempatnya di
neraka. Cacing dan ulat bahasa alkitabnya yaitu orang yang sudah
berada di neraka, sudah tidak ada harapan lagi. Tetapi masih ada
penebusan => 'Jangan takut, Aku lah penebusmu'
Yesaya
66: 24,
Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang
telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati,
dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian
bagi segala yang hidup.
Dalam
Yesaya 14: 11 ulat itu selalu dengan cacing.
Ay 24 => 'Di
situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam'
=> itulah neraka; lautan api belerang.
'si cacing Yakub,
si ulat Yakub, jangan takut, Akulah Penebusmu' Semestinya sudah
masuk di neraka, tetapi ada penebusan. Tangan kemurahan belas kasih
anugerah TUHAN sanggup:
- Menebus
kita dari segala dosa-dosa,
- Menyucikan
dan membaharui kehidupan kita, sampai mendapatkan hak kesulungan.
Hak kesulungan merupakan hak waris kerajaan sorga, hak untuk
menikah (masuk pesta nikah). Yakub tidak mempunyai hak kesulungan,
karena itu disebut cacing, ulat. Yang mempunyai hak kesulungan
adalah Esau. Tetapi Yakub mengalami penebusan (Esau melepaskan
penebusan) atau pengampunan dosa, penyucian dan keubahan hidup
sampai layak untuk mendapatkan hak kesulungan dari TUHAN.
Hak
kesulungan:
- hak
menikah (masuk perjamuan kawin Anak Domba) terlebih dahulu,
- barulah
mendapatkan hak waris (masuk kerajaan sorga yang kekal untuk
selamanya).
Mereka
ini kembar, yang keluar pertama itulah Esau. Berarti satunya lagi
(Yakub) sudah tidak mempunyai hak kesulungan. Kalau secara rohani,
tidak ada hak untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba, tidak
mempunyai hak waris kerajaan sorga, yang ada hanyalah menjadi
cacing, ulat di neraka (seperti cacing berkumpul dengan cacing,
ulat di neraka). Tetapi oleh Tangan penebusan, Tangan belas kasih
kemurahan anugerah TUHAN dapat disucikan, diubahkan sampai
mendapatkan hak kesulungan dan mendapatkan segala-galanya. Yakub
yang tidak memiliki apa-apa, mendapatkan segala-galanya dari Tangan
belas kasihan TUHAN. Sedangkan Esau yang memiliki segala-galanya,
kehilangan semuanya.
Ada
perhatian TUHAN kepada kita; apapun cacat cela kita masih ada
kemurahan belas kasih TUHAN ditengah-tengah kita semuanya. Tangan
anugerah TUHAN diulurkan di tengah kita sekalian.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1