Kita
masih berada pada kitab Wahyu 2 dan 3, ini menunjuk tentang tujuh
percikan darah di depan tabut perjanjian = sengsara daging yang harus
dialami gereja TUHAN bersama YESUS = penyucian terakhir bagi tujuh
sidang jemaat bangsa kafir yang dilakukan oleh YESUS sampai menjadi
sempurna (tidak bercacat cela) seperti YESUS. Kita lihat dalam Imamat
16: 12-14.
Imamat
16: 12-14
12.
Dan ia harus mengambil perbaraan berisi penuh bara api dari atas
mezbah yang di hadapan TUHAN, serta serangkup penuh ukupan dari
wangi-wangian yang digiling sampai halus, lalu membawanya masuk ke
belakang tabir.
13.
Kemudian ia harus meletakkan ukupan itu di atas api yang di hadapan
TUHAN, sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian yang di
atas hukum Allah, supaya ia jangan mati.
14.
Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan
memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian
muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit
dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.
Jadi
tujuh kali percikan darah harus disertai dengan dupa. Dulu Harun
sebagai imam besar, setiap satu tahun sekali masuk ke ruangan maha
suci untuk mengadakan pelayanan pendamaian dengan membawa darah dan
dupa (tidak boleh hanya membawa salah satu saja). Ini pelajaran bagi
kita yaitu darah dan dupa tidak dapat dipisahkan. Darah menunjuk
sengsara. Dupa menunjuk doa penyembahan. Artinya bagi kita sekarang:
untuk menghadapi percikan darah (sengasara daging karena YESUS), maka
kita harus banyak berdoa menyembah TUHAN. Inilah imbangannya. Kalau
tidak banyak menyembah TUHAN, tidak akan kuat dan banyak yang akan
menyangkal YESUS. Contohnya adalah Petrus. Waktu diajak menyembah di
taman Getsemani, Petrus tertidur, akhirnya Petrus menyangkal YESUS
(saat menghadapi sengsara akan menyangkal TUHAN).
Semua
orang Kristen harus mengalami tujuh kali percikan darah (sengsara
daging bersama YESUS atau Getsemani), supaya dapat menjadi sempurna.
Kalau tidak mengalami tujuh kali percikan darah, tidak akan dapat
menjadi sempurna. Bagaimana supaya kita kuat menghadapi tujuh kali
percikan darah? Kita harus banyak berdoa menyembah TUHAN. Inilah
kekuatan kita. Saat menghadapi sengsara, Petrus tidak tahan, sehingga
Petrus yang hebat menyangkal TUHAN, apalagi kita (saya). Sebab itu,
kita harus banyak berdoa menyembah TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Kita
sekarang berbicara tentang doa penyembahan.
1
Timotius 2: 1, 2, 8,
1.
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan
ucapan syukur untuk semua orang,
2.
untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup
tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
8.
Oleh karena itu aku ingin,
supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan
yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Dari
pembacaan ayat ini (1 Timotius 4: 1-2, 8),
terdapat
empat tingkatan doa:
- Doa
permohonan
('Naikkanlah
permohonan'). Ini paling rendah (tingkat
pertama). Mengapa kita memohon? Sentralnya adalah kebutuhan kita.
Kalau ada kebutuhan, kita akan memohon (meminta) kepada TUHAN. Kalau
tidak butuh, tidak meminta = lupa berdoa. Inilah doa permohonan.
Jangan-jangan sudah ada nasi, lauknya banyak, sudah lupa berdoa.
Coba saja kalau kita butuh, mau makan tetapi tidak ada yang dimakan
=> 'TUHAN berilah kami makanan' Tetapi kalau sudah ada nasi,
lauknya enak, sudah lupa berdoa.
Ada syaratnya?
Yohanes
15: 7
Jikalau
kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan
menerimanya.
Syaratnya adalah
Firman ALLAH tinggal di dalam kita, sehingga kehendak kita sama
dengan kehendak ALLAH dan doa permohonan kita dijawab oleh TUHAN.
Firman ALLAH = kehendak ALLAH. Semoga kita dapat mengerti.
Mungkin
saudara bertanya => 'bagaimana itu Firman ALLAH tinggal di
dalam kita?' Kita mendengarkan Firman, mengerti, percaya/yakin
akan Firman (Firman di dalam hati), sampai kita mempraktikan Firman.
Jadi kita mendengarkan Firman sampai dengar-dengaran kepada Firman,
itulah Firman ALLAH tinggal di dalam kita, sehingga kehendak kita
sama dengan kehendak ALLAH dan doa kita akan dijawab oleh TUHAN.
Contohnya seperti seorang anak meminta kepada ayahnya => 'pa
minta sepeda motor'? Ayahnya menjawab => 'Ya, untuk kuliah
ya' Anaknya menjawab => 'tidak pa, untuk kebut-kebutan'
Ayahnya menjawab => 'jangan! sebab itu berbahaya' Kehendaknya
tidak sama, pasti tidak akan dikabulkan. Tetapi kalau kehendaknya
sama, yaitu untuk kuliah, akan dikabulkan.
Oleh sebab itu
kita perlu mendengarkan Firman, mengerti, percaya/yakin (iman),
sampai kita mempraktikan Firman. Ada iman dipraktikkan itulah Firman
ALLAH di dalam kita, sehingga kehendak kita sama dengan kehendak
ALLAH (keinginan kita sama dengan kehendak ALLAH) = kehendak daging
yang tidak baik di rem oleh Firman (kehendak daging diputus oleh
Firman), sampai kita hanya menerima kehendak ALLAH. Doa kita akan
dijawab oleh TUHAN. Inilah yang benar! Ada juga ajaran lain =>
'kalau menginginkan sesuatu, letakkan di hati, kemudian kita ber
doa, pasti dapat' Mungkin dapat, tetapi bukan TUHAN yang menjawab
doa kita. Sebab setan juga dapat menjawab doa kita, tetapi nanti
akan menghancurkan kehidupan kita. Inilah doa permohonan.
Doa
permohonan biasanya hanya berupa kebutuhan sendiri, tetapi ada
puncaknya.
2
Korintus 13: 9,
Sebab kami bersukacita, apabila kami lemah dan kamu kuat. Dan inilah
yang kami doakan, yaitu supaya kamu menjadi sempurna.
Ay
9 => inilah puncak doa permohonan.
Biasanya kita hanya meminta
uang, lulus ujian, visa dan bermacam-macam, tetapi apakah kita
pernah berdoa sampai memuncak => 'TUHAN jadikan aku sempurna'
Setiap hari kita berdoa untuk menjadi sempurna. Inilah yang
diajarkan. Jadi doa permohonan kita harus ditingkatkan sampai dengan
puncaknya (bukan hanya untuk perkara dunia), yaitu kita mohon supaya
kita dapat hidup suci sampai sempurna seperti TUHAN. Sekali lagi,
tidak salah kalau kita menaikkan doa permohonan, silahkan, bebas
saja, tetapi harus sesuai dengan kehendak TUHAN. Kalau berdasarkan
keinginan, tidak akan dikabulkan. Kalau keinginan kita sesuai dengan
kehendak TUHAN akan dikabulkan. Sesudah itu harus ditingkatkan. Doa
permohonan jangan hanya sampai pada kebutuhan yang jasmani saja,
melainkan harus meningkat, yaitu kita berdoa supaya dapat hidup suci
sampai dengan sempurna seperti YESUS.
- Doa
syafaat,
1
Timotius 2: 1,
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat
dan ucapan syukur untuk semua orang,
Tingkat
kedua, itulah doa syafaat. Ini lebih tinggi. Tadi tingkat pertama,
kita mohon => 'kebutuhan saya TUHAN, anak saya TUHAN, menantu
saya TUHAN' Selalu terus memakai kata saya ('ku'), tetapi doa
syafaat lebih tinggi. Sentralnya yaitu kebutuhan orang lain (untuk
pemerintah, gereja, dan sebagainya). Puncaknya yaitu sampai dapat
mendoakan orang yang memusuhi dan merugikan kita. Mungkin ada orang
yang memusuhi dan merugikan kita, lalu kita mendoakan mereka dengan
doa yang baik (bukan doa yang jelek) => 'ampunilah mereka,
supaya bertobat, dan diberkati TUHAN' Terlebih lagi kalau itu
antara suami-isteri. Mungkin ada suami atau isteri yang sangat
menyakiti, mari didoakan. Inilah puncak doa syafaat (benar-benar
tidak ada lagi untuk kepentingan sendiri).
Kalau kita berdoa
untuk bangsa dan negara? 'Tolong negara kami TUHAN' Tetapi
embel-embelnya yang terakhir supaya kami bisa beribadah (tidak
terganggu). Ini juga masih ada kepentingan kita. Tetapi kalau kita
sudah mendoakan orang yang memusuhi kita, merugikan kita, menyakiti
kita, ini benar-benar merupakan puncak doa syafaat.
Matius
5: 44,
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi
mereka yang menganiaya kamu.
Ay
44 => 'Kasihilah musuhmu dan berdoalah
bagi mereka yang menganiaya kamu' =>
mendoakan mereka yang merugikan, menyakiti, menganiaya kita. Inilah
puncak doa syafaat.
Tadi doa permohonan puncaknya yaitu kita
mohon supaya kita dapat menjadi suci dan menjadi sempurna. Doa
syafaat sentralnya untuk orang lain, sampai puncaknya yaitu kita
dapat mendoakan orang yang memusuhi, merugikan dan menganiaya kita,
supaya mereka dapat diampuni dan diberkati oleh TUHAN.
- Doa
ucapan syukur
1
Timotius 2: 1,
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat
dan ucapan syukur untuk semua orang,
Tingkat
ketiga itulah doa ucapan syukur. Mengapa kita mengucap syukur? =>
'Terima kasih TUHAN, karena sudah diberkati, sudah lulus sekolah
(diterima di sekolah yang lebih tinggi), diterima sebagai pegawai
negeri, gaji sudah naik' Sentralnya adalah berkat yang sudah kita
terima. Tetapi kalau belum menerima berkat, apalagi dalam kegagalan,
dalam kekurangan, dalam masalah, seringkali tidak mengucap syukur,
bahkan mengomel (bersungut-sungut), sampai menyalahkan TUHAN =>
'TUHAN tidak adil, percuma ini' Oleh sebab itu doa harus
ditingkatkan.
Doa ucapan syukur harus ditingkatkan sampai
pada puncaknya yaitu mengucap syukur dalam segala hal. Mau ada
berkat, tidak ada berkat, ada masalah, ada kegagalan, kita tetap
dapat mengucap syukur.
Efesus
5: 20,
Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita
Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
Ay
20 => 'Ucaplah syukur senantiasa atas
segala sesuatu' => mengucap syukur
dalam segala hal di Tesalonika.
Harus selalu mengucap syukur
dalam segala sesuatu atau dalam segala hal (tidak hanya saat ada
berkat). Inilah puncak doa ucapan syukur. Kalau mengucap syukur saat
ada berkat, itu masih rendah dan harus ditingkatkan. Kita semuanya
akan menghadapi percikan darah. Getsemani harus dihadapi supaya kita
dapat menjadi sempurna, tetapi TUHAN sudah memberikan kekuatan.
Kalau ada tujuh kali percikan darah (Getsemani), maka harus ada dupa
sebagai imbangannya (harus banyak berdoa dan menyembah TUHAN). Itu
harus, kalau tidak, kita tidak akan kuat. Seperti Petrus yang hebat
(ia dapat berjalan diatas air yang bergelombang), tetapi ia tidak
kuat (tidak mampu), apalagi kita. Itu sebabnya kita harus banyak
menaikkan doa penyembahan kepada TUHAN.
Inilah yang mendorong
saya untuk mengadakan doa puasa, doa semalam suntuk, doa malam, doa
terus ditambah-tambah, sebab kita tidak akan kuat saat mengadapi
sengsara. Semoga kita dapat mengerti.
- Doa
penyembahan
1
Timotius 2: 8,
Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki
berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa
perselisihan.
Ay 8 =>
memang dalam ayat ini tidak disebutkan tentang doa penyembahan,
tetapi tersirat di dalamnya. Berdoa dengan mengangkat tangan yang
suci, itulah doa penyembahan.
Tingkat ke empat, yaitu doa
penyembahan = puncak segala doa. Tadi doa permohonan, puncaknya
adalah memohon kesempurnaan (tidak hanya memohon untuk perkara
jasmani). Kemudian doa syafaat, puncaknya yaitu sampai mendoakan
musuh. Kemudian doa ucapan syukur (bukan hanya karena berkat),
puncaknya yaitu mengucap syukur dalam semua hal. Sekarang, doa
penyembahan merupakan puncak dari semua doa (dari semua doa, maka
puncaknya adalah doa penyembahan).
Jika kita terus menerus
mengucap syukur, akhirnya kita dapat menyembah TUHAN. Berdoa dengan
mengangkat (menengadahkan) tangan yang suci, itulah doa penyembahan.
Bagaikan menaikkan ukupan kepada TUHAN.
Mazmur
141: 2,
Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan
tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu
petang.
Jadi tangan yang
diangkat seperti mempersembahkan korban petang sampai
mempersembahkan ukupan (doa penyembahan). Tadi imam besar Harun
membawa darah dan setangkup ukupan (doa penyembahan). Memang tidak
disebutkan doa penyembahan, tetapi tersirat di dalamnya. 'laki-laki
berdoa dengan mengangkat tangan yang suci kepada TUHAN' =
persembahan ukupan (Mazmur 141: 2). Harus ayat menerangkan ayat
(Firman yang dibukakan rahasianya), itulah Firman pengajaran.
Seperti dulu kita belajar, rumus menerangkan rumus, baru ada
hasilnya. Kalau tidak ada rumusnya tahu-tahu ada hasil terakhirnya,
berarti menyontek. Banyak kali yang tidak memakai ayat, itulah
perkataan manusia (statement). Tetapi kalau ada ayatnya, merupakan
perkataan TUHAN. Bedakan, apakah Firman itu merupakan perkataan
TUHAN atau perkataan manusia.
Kalau satu ayat, kemudian
begini, begitu dan seterusnya, itulah perkataan manusia. Apalagi
ditambahkan lawak, sudah jelas perkataan manusia. Kalau ayat
(perkataan TUHAN), lalu diterangkan dengan ayat yang merupakan
perkataan TUHAN, berarti seluruh Firman adalah perkataan TUHAN.
(bukan statement manusia, bukan rekayasa manusia,
ilustrasi-ilustrasi). Kalau perkataan manusia mungkin logis, tetapi
tidak ada kuasanya. Kalau ayat menerangkan ayat (Firman pengajaran
yang lebih tajam dari pedang bermata dua), ada kuasanya. Itulah
perbedaannya. Mari kita berdasarkan ayat menerangkan ayat. Semoga
kita dapat mengerti.
Sentral dari doa penyembahan yaitu
Pribadi YESUS Sendiri, bukan pada berkat, bukan kepada kebutuhan
diri sendiri, atau kepada orang lain. Salah satu contohnya: waktu
Petrus, Yakobus dan Yohanes diajak oleh TUHAN naik ke atas gunung,
ke desa-desa, ke kota-kota. Itu sebabnya kita jangan menolak
kebaktian kunjungan, sebab kita sedang diajak oleh TUHAN. Kalau
diajak TUHAN, enak (kemarin Firman TUHAN di Malang, tentang diajak
TUHAN). Petrus, Yakobus, Yohanes diajak ke rumah orang yang anaknya
mati (meninggal dunia). Hanya Petrus, Yakobus dan Yohanes, yang
diajak, lainnya diusir. Akhirnya anak yang mati, bangkit. Jadi kalau
kita mau diajak oleh TUHAN, ada kuasa kebangkitan sehingga semuanya
ada.
Petrus, Yakobus
dan Yohanes diajak naik ke gunung. Tadinya kelihatan tiga orang di
gunung, kemudian
ada YESUS, Musa, Elia. Yang terakhir tinggal YESUS Sendiri,
inilah pusatnya doa penyembahan.
Markus
9: 8,
Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka,
mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus
seorang diri.
Ay
8 => 'mereka
tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang
diri'
=> inilah pusat penyembahan kita, bukan Musa, Elia (sekalipun
mereka hebat), bukan pendeta A, pendeta B.
Pusat penyembahan
adalah Pribadi
YESUS Sendiri.
Banyak kali kita => 'kesana, pendeta itu hebat' Jangan, nanti
kecewa. Tetapi harus melihat
Pribadi
YESUS Sendiri,
sebab
itulah
sentral dari doa penyembahan. YESUS itu selalu ada dimana saja,
kapan saja, dalam situasi apa saja, sehingga kita dapat
menyembah dimana saja, kapan saja (jam satu
siang, jam satu
malam dll) dan situasi apa saja. Inilah keadilan TUHAN. Permisi,
bahkan orang yang hampir meninggal (tinggal sedikit saja) dapat
menyembah TUHAN. Saya beberapa kali menemukan, saya cepat datang
atau lewat telepon => 'sebut YESUS, YESUS' Tirukan saya
=> 'YESUS Haleluya, YESUS Haleluya' Tadinya bergerak-gerak
(gelisah), setelah menyebut Nama
YESUS, langsung meninggal. Itu
sebabnya kita
dapat
menyembah TUHAN dalam situasi apa saja (tidak peduli dalam keadaan
sakit). Doa penyembahan inilah yang tertinggi.
1
Timotius 2: 8,
Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki
berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa
perselisihan.
Ay
8 => 'Oleh karena itu aku ingin,
supaya di mana-mana' =>
dimana-mana, kapan saja.
Syaratnya
doa penyembahan yaitu 'dengan
menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan'
= perbuatan suci (menaikkan tangan yang suci), perkataan yang suci
dan hati yang suci. Inilah yang dapat
membawa
kita naik
ke gunung untuk menyembah TUHAN. Ini dibandingkan dengan Mazmur 24:
3-4.
Mazmur
24: 3,
4,
3.
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang
boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
4.
"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak
menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah
palsu.
Ay
3 => "Siapakah
yang boleh naik ke atas gunung TUHAN?"
=> inilah doa penyembahan.
Ay
4
=> 'Orang
yang bersih tangannya'
=> perbuatan suci.
'murni
hatinya'
=> hatinya suci (tidak ada perselisihan).
'yang
tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah
palsu'
=> tidak ada dusta.
Jadi
kehidupan yang perbuatannya suci, hati suci, mulut suci dapat
naik ke gunung penyembahan (gunung yang kudus) = dalam kesucian kita
dapat
menyembah kepada TUHAN. Dalam
penyembahan, kesucianlah yang penting. Bukan bergantung pada siapa
pendetanya, tetapi tergantung pada kita, kalau kita suci, maka kita
dapat menyembah TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Dalam
pembacaan ayat tadi ada 'doa laki-laki' => 'jadi perempuan
tidak boleh berdoa'. Bukan ini maksudnya, tetapi laki-laki yang
dimaksud disini yaitu menunjukkan doa penyembahan yang kuat, yang
dapat menembus kehadirat TUHAN (bagaikan asap dupa yang harum di
hadirat TUHAN). Laki-laki itu gambaran kekuatan. Doa dalam kesucian
merupakan doa yang dapat menembus sampai ke hadirat TUHAN (bagaikan
asap dupa harum ada di hadirat TUHAN). Saat ini, kita berdoa dengan
kesucian sehingga kita dapat menembus hadirat TUHAN (di takhta
surga).
Salah satu bahan untuk menyembah TUHAN adalah
dupa/kemenyan putih, yang memberikan bau harum. Dupa itu terbuat
dari rempah-rempah (macamnya banyak lalu dicampur), salah satunya
yang memberi bau harum itulah kemenyan putih. Putih menunjuk
kesucian. Kesucian itulah yang dapat membawa bau harum sampai di
takhta TUHAN (menembusi takhta TUHAN) dan kita merasakan hadirat
TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau kita dapat menyembah
TUHAN dalam kesucian (menembus sampai ke takhta TUHAN dan hadirat
TUHAN), maka kita dapat memandang Wajah TUHAN.
Yehezkiel
39: 29,
Aku
tidak lagi menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, kalau Aku
mencurahkan Roh-Ku ke atas kaum Israel, demikianlah firman Tuhan
ALLAH."
Doa yang
menembus sampai ke takhta TUHAN artinya kita dapat memandang Wajah
TUHAN. Itulah penyembahan. Seperti waktu murid-murid naik ke gunung,
langsung mereka dapat melihat Wajah YESUS Yang berubah seperti
matahari.
Jika kita dapat melihat Wajah TUHAN, hasilnya
adalah:
Yehezkiel
39: 29,
Aku
tidak lagi menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, kalau Aku
mencurahkan Roh-Ku ke atas kaum Israel, demikianlah firman Tuhan
ALLAH."
Ay 29 =>
'Aku tidak lagi
menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka'
=> kita dapat melihat Wajah TUHAN pada saat ini.Jika kita dapat
melihat Wajah TUHAN, hasilnya adalah TUHAN mencurahkan Roh Kudus
ditengah-tengah kita semuanya. Inilah kebutuhan kita!
Kegunaan
Roh Kudus adalah:
- Roh
Kudus sanggup untuk memelihara kehidupan kita secara jasmani dan
rohani:
- Secara
jasmani => Roma
8: 11,
Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang
mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus
Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang
fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Kalau
Roh Kudus dicurahkan, Roh Kudus mampu memelihara kehidupan kita
secara jasmani di tengah kemustahilan. Contohnya: YESUS mati,
tetapi dibangkitkan oleh Roh Kudus. Ini mustahil. Kita mungkin
berada di dalam keadaan yang mustahil (pekerjaan mustahil, toko
mustahil), tetapi kalau ada Roh Kudus, maka Roh Kudus sanggup
memelihara kehidupan kita secara jasmani di tengah kemustahilan.
- Secara
rohani => Roma
8: 13,
Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika
oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan
hidup.
Roh Kudus sanggup
mematikan perbuatan daging. Ijasah dan lain-lain tidak akan dapat
mematikan perbuatan daging. Maafkan, kalau kita lihat di perguruan
tinggi (pusatnya ijasah), disana terdapat bermacam-macam perbuatan
daging. Ada seorang dosen (dia kaum muda di Malang) di perguruan
tinggi terkenal (hebat, banyak anak orang elit, mahal). Lalu ada
dosen pria bercerita kepada dia => 'aduh! dia berselingkuh'
Lalu dia (dosen sekaligus kaum muda di Malang) bercerita kepada
saya => 'doakan saya oom, supaya saya tidak terlibat di
dalamnya' Saya jawab => 'doa ya, biar TUHAN tolong'
Ijasah
dan kekayaan tidak akan dapat menghentikan perbuatan daging. Hanya
Roh Kudus yang dapat mematikan perbuatan daging, sehingga kita
dapat hidup benar dan hidup suci dihadapan TUHAN, sampai hidup
kekal selamanya. Kalau tanpa Roh Kudus, tidak akan mampu. Mohon
supaya Roh Kudus dicurahkan, sehingga hidup secara jasmani dan
rohani bisa terjamin. Roh Kudus yang akan memagari kehidupan kita.
- Kalau
ada percikan darah, maka ada Roh Kudus / Roh Kemuliaan / Shekinah
glory => 1 Petrus
4: 12-14
12.
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api
siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu
yang luar biasa terjadi atas kamu.
13.
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat
dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan
bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
14.
Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh
kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Roh
Kudus (Roh Kemuliaan) mampu memberikan kebahagiaan ditengah
penderitaan,
sehingga kita dapat
bertahan saat menghadapi percikan
darah. Roh Kudus mampu memberikan kebahagiaan, bukan hanya saat
banyak uang dll, saat tidak ada uangpun kita dapat merasakan
kebahagiaan. Orang lain mungkin mengatakan => 'kasihan dia ya.
Pendeta itu kasihan ya. Anak TUHAN itu kasihan' Tetapi kita
merasakan bahagia, karena ada Roh Kudus. Semoga menjadi pengalaman,
sebab ini tidak dapat diterangkan. Dianggap orang gila, kalau
menerangkan tentang hal ini. Kalau bahagia karena banyak uang,
semuanya dapat menerima. Berbahagia ditengah penderitaan => 'mana
ada?' Ada, kalau ada Roh Kudus (kalau saat ini kita memandang
Wajah YESUS, menyembah TUHAN).
Apapun keadaan kita, mungkin
sulit untuk pemeliharaan sehari-sehari, sulit untuk hidup benar
(terpengaruh), pandanglah Wajah YESUS. Mari sekarang ini kita naik
gunung untuk menyembah TUHAN dan Roh Kudus akan dicurahkan. Roh
Kudus mampu memberikan kehidupan, kebahagiaan ditengah penderitaan,
sehingga kita tahan uji (tahan dalam menghadapi percikan darah).
- Roh
Kudus (Roh Kemuliaan) sanggup untuk menyucikan dan mengubahkan
kehidupan kita (bangsa kafir).
Roma
15: 16,
yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi
bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah,
supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai
persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh
Kudus.
Bangsa kafir ini hanya
seperti anjing dan babi (maaf). Kalau tidak ada Roh Kudus, kita
hanya seperti anjing dan babi (termasuk saya juga). Itu sebabnya
kita tidak akan mampu, tanpa Roh Kudus. Perkataan kita seperti
anjing (menjilat muntah): perkataan yang tidak karuan. Hidup kita
seperti babi (dimandikan, masuk lagi kekubangan), yaitu berkubang
dalam dosa kenajisan. Tetapi kalau ada Roh Kudus, Roh Kudus sanggup
menyucikan dan mengubahkan = membakar anjing dan babi dengan api Roh
Kudus. Kalau babi hanya dimandikan, akan kembali lagi ke kubangan.
Anjing dibersihkan, nanti menjilat muntah lagi. Lebih baik
dibakar.
Disucikan dan diubahkan = daging dibakar menjadi
asap yang berbau harum dihadapan TUHAN. Kalau mau berbau harum,
harus dibakar oleh Roh Kudus (disucikan dan diubahkan oleh Roh
Kudus), sehingga dapat meninggalkan hidup yang lama. Biarlah saat
ini kita dapat taat dengar-dengaran seperti domba. Bangsa kafir yang
tadinya seperti anjing dan babi dibakar menjadi domba yang taat
dengar-dengaran. Inilah yang berbau harum dihadapan TUHAN.
Sekali
lagi, kalau mujizat rohani terjadi, maka mujizat jasmani juga
terjadi, yaitu 'gunung-gunung diratakan'
= semua masalah menjadi selesai.
Zakharia
4: 6, 7,
6.
Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada
Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan
kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
7.
Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau
menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang
bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!"
Gunung
diratakan = semua masalah yang sudah menggunung (yang mustahil)
diselesaikan oleh Roh Kudus dan kita dapat menatap (melihat) masa
depan yang berhasil dan indah bersama TUHAN. Kalau masih ada gunung,
akan susah untuk melihat ke depan. Tetapi begitu Roh Kudus bekerja,
terjadi mujizat rohani (anjing babi dibakar menjadi domba yang
taat), maka gunung-gunung juga diratakan. Sampai jika YESUS datang
kembali ke dua kali, terjadi mujizat yang terakhir, yaitu kita
diubahkan menjadi sama dengan Dia. Kita akan terangkat di awan-awan,
kita benar-benar melihat Dia Muka dengan muka untuk
selama-lamanya.
Sekarang kita melihat Wajah YESUS lewat doa
penyembahan dalam kesucian, artinya Roh Kudus menguasai kehidupan
kita. Untuk pemeliharaan hidup, kita serahkan kepada TUHAN (terserah
TUHAN). Yang sudah mustahil serahkan kepada TUHAN. Kalau saat ini
kita dapat melihat Wajah YESUS, kita akan berbahagia sekalipun dalam
penderitaan. Ada Roh Kudus yang membuat kita berbahagia dan tahan
uji. Lalu kita disucikan dan diubahkan = dosa bangsa kafir dibakar,
sampai nanti menjadi sempurna seperti YESUS. Mujizat jasmani juga
terjadi, yaitu TUHAN meratakan gunung-gunung. Sampai kita menjadi
sempurna, sehingga kita dapat menyambut kedatangan TUHAN. Kita
melihat Dia Muka dengan muka untuk selama-lamanya.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1