Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Mulai sekarang ini kita mempelajari kitab Wahyu pasal 2 dan pasal 3. Dalam susunan tabernakel ini menunjuk tentang tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian, sekarang artinya penyucian terakhir bagi sidang jemaat (gereja TUHAN) sehingga gereja TUHAN menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS dan layak untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai. Wahyu 2 dan 3 ini berbicara tentang penyucian, bahkan penyucian terakhir sampai sempurna dan layak untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai.

Sebelum mengalami penyucian yang terakhir, kita harus mengalami penyucian yang awal terlebih dahulu.

Ada empat macam sarana penyucian, antara lain:

  1. Darah YESUS menyucikan kita dari dosa masa lalu, yaitu dosa yang sudah kita lakukan, katakan, angan-angankan.
    1 Yohanes 1: 7, 9
    7. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
    9. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

    Mungkin kita sudah melakukan dosa, sudah setahun yang lalu, lima tahun yang lalu atau dua hari yang lalu, bagaimana kita dapat menyelesaikannya? Proses penyucian dosa masa lalu adalah kita harus mengaku dosa sejujur-jujurnya kepada TUHAN (vertikal) dan kepada sesama (horizontal), maka saat itu Darah YESUS aktif dalam dua hal:


    • Mengampuni atau menutupi dosa-dosa kita, sehingga tidak ada bekasnya lagi (seperti kita tidak pernah berbuat dosa). Itulah kekuatan Darah YESUS! Contohnya: kita sudah mencuri, lalu kita mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama, akhirnya kita diampuni. Kita seperti tidak pernah mencuri, sebab sudah tidak ada bekasnya lagi.


    • Darah YESUS mencabut atau menyucikan akar-akar dosa, sehingga kita tidak berbuat dosa lagi (mengalami kelepasan dari dosa) = hidup dalam kebenaran. Kalau akar-akar dosa belum dicabut, nanti dosa itu dapat tumbuh lagi. Sudah mengaku dan diampuni, berbuat dosa lagi (tumbuh lagi). Contohnya seperti rumput. Saat kemarau rumputnya kelihatan mati, begitu terkena air setetes saja akan tumbuh lagi rumputnya (hijau lagi rumputnya).


    Benar = terang. Hidup dalam kebenaran = hidup dalam terang. Benar dengan benar akan selalu menyatu (persekutuan dalam terang). Jika kita sudah hidup dalam kebenaran, maka kita dapat bersekutu satu dengan yang lainnya = kita masuk dalam persekutuan terang (dalam 1 Yohanes 1: 7) = masuk dalam persekutuan Tubuh Kristus.

    Persekutuan Tubuh Kristus mulai dari:


    • dalam nikah. Kalau suami benar (terang), isteri benar (terang), tidak perlu diapa-apakan sudah menjadi satu. Tidak perlu dihalusi atau dikasari sudah menjadi satu.


    • dalam penggembalaan. Kalau gembala benar dan jemaat benar, menjadi satu. Tidak perlu dipaksa atau diapakan sudah menjadi satu (masuk persekutuan Tubuh Kristus).


    Hati-hati!! benar (terang) dengan salah (gelap) tidak mungkin menjadi satu. Tetapi gelap (tidak benar) dengan gelap (tidak benar) dapat menjadi satu, yaitu masuk persekutuan carang kering yang akan dibinasakan. Yang benar adalah hidup benar dengan hidup benar, maka kita masuk persekutuan Tubuh Kristus seperti carang melekat pada Pokok Angggur Yang Benar dan berbuah manis. Kalau gelap (tidak benar) dengan gelap (tidak benar) akan bersekutu seperti carang kering di tempat sampah (carang kering akan jatuh, sebab tidak ada Pokoknya) dan hanya untuk dibakar. Mungkin ada yang berkata => 'persekutuannya begitu baik, begitu indah' Tetapi berada di tempat sampah yang akan dibakar. Tidak akan dapat berbuah, bahkan hanya untuk dibakar selamanya.

    Mari perhatikan penyucian masa lalu. Dosa-dosa masa lalu harus dipertanggung jawabkan. Kita sudah mempelajari penampilan YESUS sebagai Hakim Yang Adil (Wahyu 1: 15), nanti YESUS akan menghakimi termasuk dosa-dosa masa lalu. Dosa masa lalu harus diselesaikan. Darah YESUS dapat menjangkau sampai dosa masa lalu dan kita hanya mengaku saja. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi = hidup dalam kebenaran, sehingga kita dapat masuk persekutuan Tubuh Kristus yang benar seperti carang melekat pada Pokok Anggur Yang Benar dan pasti berbuah manis (dalam nikah berbuah manis, dalam penggembalaan berbuah manis, antar penggembalaan berbuah manis, sampai mencapai tubuh yang sempurna). Semoga kita dapat mengerti.

    Contohnya adalah Daud. Daud adalah raja yang hebat, tetapi jatuh dalam dosa yang hebat juga, yaitu


    • dosa kejahatan (membunuh suami Betsyeba yaitu Uria). Uria diperintahkan untuk maju berperang, lalu ditinggal di tempat musuh yang hebat, sampai mati.
    • dosa kenajisan. Daud berzinah dengan isteri orang lain.


    Daud sebagai raja yang hebat, tetapi jatuh dalam dosa yang hebat juga, sehingga ia menjadi sangat hina (tidak berharga dihadapan TUHAN) bahkan menuju kebinasaan. Ini pelajaran bagi kita! Memang tidak salah, jika kita diangkat dan memiliki kedudukan yang tinggi. Saya sebagai gembala juga senang dan saya doakan => tolong TUHAN supaya semuanya semakin diangkat. Semakin tinggi kedudukan yang kita peroleh (baik dalam pekerjaan TUHAN maupun kedudukan di dunia ini), semakin banyak berkat yang kita terima, baik secara rohani dan jasmani, tetapi jangan sampai kita bangga (sebab ada kejatuhan). Kita harus selalu mengucap syukur dan menyerah sepenuhnya kepada TUHAN. Semakin tinggi kedudukan, semakin banyak ucapan syukur dan penyerahan diri kepada TUHAN, supaya selalu dipegang oleh TUHAN (tetap berada di dalam Tangan TUHAN). Jangan sampai kita jatuh seperti Daud!

    Sekalipun Daud sudah jatuh begitu hebat/begitu dalam (sampai sangat hina, tak berharga, bahkan menuju kebinasaan), tetapi masih ada jalan. Inilah kekuatan Darah YESUS (pengampunan).

    Mazmur 51: 1- 5, 19
    1. Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,
    2. ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.
    3. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
    4. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
    5. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
    19. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

    Ay 3 => 'menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!' => kasih setia yang besar, rahmat yang besar. Daud jatuh dalam dosa yang hebat (yang besar) dan membutuhkan kasih setia yang besar, rahmat yang besar. Semoga kita dapat mengerti.

    Dulu dalam perjanjian lama dalam bentuk darah binatang, untuk pengampunan dosa. Tetapi sekarang, menunjuk kasih setia yang besar, rahmat yang besar dalam Wujud Darah YESUS.

    Ay 19 => Kalau sudah berbuat dosa yang besar, sudah hina dan sangat tidak berharga dihadapan TUHAN sekalipun dia seorang raja (semakin hebat kedudukannya, jika dia jatuh, maka semakin tidak berharga). Tetapi saat Daud mengaku dosa (hancur hati), menjadi sangat berharga dihadapan TUHAN.

    Sebab orang berbuat dosa itu sangat hina dihadapan TUHAN. Tetapi orang yang berani mengaku dosa, sangat berharga dihadapan TUHAN. Mungkin manusia menghina kita => 'dia berdosa' Tetapi sangat berharga dihadapan TUHAN ('tidak Kaupandang hina').

    Daud hancur hati, dia mengaku dosa sejujur-jujurnya kepada TUHAN dan sesama (Daud mengaku dosa kepada nabi Natan), sehingga Daud mengalami kasih setia TUHAN yang besar yaitu:


    • Daud mengalami pengampunan dosa-dosa (dosa-dosa dihapus),
    • Daud mengalami pemulihan atau pengangkatan dari TUHAN. Daud diangkat menjadi sangat berharga dihadapan TUHAN = menjadi biji mata TUHAN sendiri.
    • Daud tidak dihukum, tetapi diselamatkan dan diberkati oleh TUHAN.


    Mari, biarlah sekarang ini kita mencontoh Daud. Kalau terjadi sesuatu dengan kita; ada dosa-dosa masa lalu yang sudah terjadi, mungkin kemarin, tadi pagi, tadi siang, mari kita gunakan kasih setia TUHAN yang besar (ada pengampunan dan pemulihan) lewat mengaku dosa. Itulah kasih setia TUHAN (TUHAN tidak menghukum asalkan kita mau mengaku dosa). Tetapi kalau kita mempertahankan dosa, maka hukuman yang datang (bukan kasih setia TUHAN). Bagaimanapun dosanya, kalau kita mau mengaku dosa (hancur hati), maka kasih setia TUHAN yang besar yang akan mengampuni/menutupi dosa sampai tidak ada bekasnya lagi (seperti tidak pernah berbuat dosa) dan memulihkan kita.


  2. Firman penyucian = Firman pengajaran yang benar. Ini menunjuk penyucian dosa-dosa pada masa sekarang. Dosa masa lalu sudah diampuni (beban-beban sudah selesai), tetapi kita masih berjalan dan menghadapi jerat-jerat dosa, tali-tali dosa, lubang-lubang, perangkap-perangkap yang dipasang oleh setan, supaya kita tersandung (jatuh).

    Dimana kita dapat disucikan (mengalami penyucian terhadap dosa masa sekarang)? Di ruangan suci = kandang penggembalaan. Dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat, sekarang menunjuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:


    • pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya.
    • meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci.
    • mezbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.


    Inilah kandang penggembalaan. Kalau sudah berada di kandang, semuanya dibatasi. Binatang yang di luar kandang itu buas. Tetapi di dalam kandang penggembalaan, maka daging dengan segala keinginan, hawa nafsunya dan tabiatnya (tabiat daging, contohnya: kasar dll) sedang dibendung, sehingga kita dapat hidup suci dan dalam urapan Roh Kudus (tidak mengikuti daging, tetapi mengikuti Roh Kudus). Kalau daging dibendung, barulah kita dapat hidup suci, sebab daging inilah penuh dengan keinginan untuk jatuh dalam dosa dll. Jika dikandangkan (dibendung, dibatasi) => 'tidak bebas lagi untuk kesana'. Semoga kita dapat mengerti.

    Kuat-kuatnya daging itu pada usia dua belas tahun sampai usia tujuh belas tahun, sebab di usia itu merupakan usia dimana daging dengan segala keinginannya, hawa nafsunya, tabiatnya berkembang sangat dahsyat ( begitu kuat, cepat) => 'ingin tahu ini dan itu' Harus dibendung. Mencontoh YESUS, di usia dua belas tahun sudah berada di dalam bait ALLAH. Mencontoh Yusuf, di usia tujuh belas tahun sudah biasa menggembalakan dombanya. Jadi, usia dua belas sampai tujuh belas tahun merupakan usia efektif untuk mulai masuk dalam kandang penggembalaan. Yang memiliki anak usia dua belas sampai tujuh belas tahun, mari dilatih untuk masuk penggembalaan. Kalau dengan pengetahuan, kekayaan dll, tidak akan dapat membendung daging. Hanya penggembalaan yang dapat membendung daging. Semoga kita dapat mengerti.

    Dengan apa kita mengalami penyucian dosa-dosa masa sekarang?
    Yohanes 15: 3, Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

    Ay 3 => 'bersih' = suci.
    'Kukatakan' = yang YESUS katakan.

    Kita mengalami penyucian dosa-dosa sekarang dengan Firman yang dikatakan oleh YESUS Sendiri = Firman yang dibukakan rahasianya oleh TUHAN (Roh Kudus) / diilhamkan/di wahyukan oleh TUHAN yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab (tertulis dalam alkitab, bukan dari yang lain). Inilah yang disebut dengan Firman pengajaran yang benar = Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua = Firman penyucian (tajam setajam pedang).

    Harus tertulis dalam alkitab, inilah yang ditekankan. Hanya inilah yang dapat menyucikan. Kalau Firman merupakan ilham/wahyu dari TUHAN/dibukakan rahasianya, ada ketajamannya untuk menyucikan kita dari dosa-dosa masa sekarang (dosa didepan yang menghalangi kita, jerat-jerat dosa). Inilah perbedaannya. Kalau Firman diterangkan dengan lawakan, pengetahuan, bukan dengan ayat-ayat dalam alkitab, ini lain. Lainnya dimana? Tidak ada ketajamannya untuk menyucikan. Semoga kita dapat mengerti.

    Oleh sebab itu marilah kita bertekun membaca alkitab (mendengarkan Firman yang dari alkitab). Firman yang dibukakan rahasianya, inilah yang kita butuhkan hari-hari ini.

    1 Timotius 4: 13, Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.

    1 Timotius 4: 13 => pasal tentang tahbisan.
    Inilah nasihat dari rasul Paulus. Jadi kita harus tekun untuk membaca kitab suci:


    • di rumah masing-masing, mari gunakanlah kesempatan untuk membaca kitab suci secara berurutan dimulai dari kitab Kejadian sampai Wahyu (terus menerus). Nanti dengan pemberitaan Firman penggembalaan, kita akan dapat mengikuti (sebab pemberitaan Firman penggembalaan itu juga secara berurutan). Seperti pada meja roti sajian terdapat dua belas roti yang disusun menjadi dua susun yaitu enam,enam (tidak sembarangan letaknya). Disusun begitu rupa dengan teratur dan rapi. Demikian kita juga, membaca alkitab di mulai dari kitab Kejadian sampai Wahyu. Kalau sudah selesai, dibaca lagi terus menerus. Kalau dibaca terus menerus nanti akan menjadi suatu pengajaran yang benar.


    • lalu dalam ibadah atau di dalam gereja, kita membaca dan mendengar kitab suci. Kalau saya diundang di gereja-gereja seringkali saya melihat satu orang atau beberapa orang. Saat pertama, kehidupan itu membaca alkitab, dia juga membaca (dengan tertawa-tawa). Sistem ibadah kita memang ayat menerangkan ayat, lalu baca lagi (dia masih tertawa), baca lagi (masih tertawa), baca lagi (wajahnya sudah kecut, kemudian alkitabnya ditutup). Tetapi kalau satu ayat, lalu bercerita => 'kami ke Amerika dll' Senang sekali. Inilah perbedaannya, yaitu tidak ada ketajamannya (tidak ada kekuatan untuk menyucikan). Kalau ayat menerangkan ayat, ada kekuatan untuk menyucikan dan membangun rohani.


    Selain kita tekun membaca kitab suci di rumah masing-masing, kita juga harus tekun membaca dan mendengar kitab suci didalam ibadah, supaya:


    • menjadi pengajaran yang benar. Kalau membaca alkitab, akan menjadi suatu pengajaran yang benar. Contohnya seperti buku matematika, kalau gurunya membaca buku matematika dan muridnya membaca buku/ diktatnya dengan benar, maka akan menjadi pengajaran yang benar. Coba saja, kalau tidak membaca buku yang benar, lalu mengajar matematika, bisa-bisa dua ditambah dua menjadi empat koma satu. Ini tidak benar! Itu sebabnya harus banyak membaca dan mendengar sebab di dalam ibadah, merupakan kesempatan untuk membaca dan mendengar.


    • kehidupan rohani kita akan dibangun diatas batu karang yang kuat (kokoh).
    • kita mengalami pertumbuhan rohani kearah kedewasaan rohani itulah kesempurnaan. Kita disucikan sampai dengan sempurna. Yang namanya bertumbuh rohaninya bukan hanya jumlahnya bertambah, bukan! Tetapi disucikan sampai menjadi sempurna.


    Inilah yang terjadi, kalau kita dapat menerima Firman pengajaran yang benar. Darimana kita dapat menerima Firman pengajaran yang benar? Dari kitab suci atau alkitab (tidak ada kitab yang lainnya). Sebab itu harus membaca alkitab, baik di rumah ataupun di dalam ibadah (dalam ibadah kita membaca dan mendengar kitab suci). Jangan mendengar dongeng-dongeng! Jika dalam ibadah kita mendengar dongeng-dongeng yang tidak ada ayatnya, ilustrasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, nanti iman kita akan runtuh. Kalau berdasarkan alkitab, maka iman kita dibangun diatas batu karang (kokoh).

    Kalau kita mendengar dan membaca yang lainnya (dongeng-dongeng), iman kerohanian kita bukan dibangun diatas batu karang, tetapi malah runtuh dan kita tidak pernah sucikan. Kita harus berhati-hati. Jadi kita membutuhkan Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Firman penyucian). Semoga kita dapat mengerti.

    Mazmur 119: 11, Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.

    Ay 11 => 'menyimpan janji-Mu' => menyimpan Firman-Mu.
    Dari ayat ini dapat disimpulkan, bahwa Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Firman pengajaran yang benar) adalah rem supaya kita tidak berbuat dosa. Tadi, dosa masa lalu sudah diampuni, tetapi sekarang masih dapat jatuh lagi dalam dosa, sebab itu harus ada remnya. Mau berbuat dosa (mau menabrak dosa), di rem, sehingga tidak jadi berbuat dosa. Inilah pentingnya Firman!

    Mazmur 119: 105, Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

    Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Firman pengajaran yang benar) adalah pelita bagi kaki kita, supaya kita tidak tersandung dan tidak jatuh pada jerat dosa. Hati-hati! Jerat dosa itu dipasang oleh setan pada tempat-tempat yang biasa kita lewati, contohnya:


    • terutama dalam ibadah pelayanan (karena sudah melayani bertahun-tahun), maka ada:


      1. dosa kesombongan. Merasa sudah hebat, itu sudah jatuh. Ada orang yang memuji => 'khotbahnya luar biasa' Lalu merasa hebat, = dia sudah jatuh.


      2. keputusasaan atau kekecewaan. Kami sebagai hamba TUHAN, kemudian berkata 'saya malas melayani, gulung tikar saja' Sudah banyak teman-teman juga begitu. Bpk pdt In Juwono alm selalu mengatakan => 'rumus alkitab selalu berlaku, ada empat macam tanah yang baik' Jadi dari satu angkatan Lempin-El, kalau ada dua puluh lima persen yang menjadi hamba TUHAN, memang sudah seturut dengan alkitab. Misalnya kalau satu angkatan terdiri dari enam puluh orang, lalu lima belas orang yang menjadi hamba TUHAN yang benar, itu sudah luar biasa. Sebab banyak juga yang gugur karena putus asa, kecewa, sehingga Lempin-El banyak dikecam => 'apa itu, lulusan Lempin-El menjual bakso, menjadi kondektur' Memang ada, maaf saudara, bukan berarti menjual bakso itu hina. Tidak! Ini maksudnya lain, sudah masuk sekolah alkitab, tetapi malah bekerja. Ini bukan salah Lempin-El nya (Lembaga pendidikan), tetapi karena orangnya yang salah. Bagaimana dulu panggilannya? Hanya karena pelarian dll. Kita semuanya jangan putus asa, kecewa. Daud pun sudah hina, tetapi dia menggunakan sarana penyucian Darah YESUS, sehingga dia dapat tertolong. Demikian juga kita, jika sudah dijerat oleh dosa sombong, putus asa, gunakan sarana pedang untuk memutuskan jerat dosa dari setan (bukan dari siapa-siapa). Tujuan dari setan, adalah supaya semuanya menjadi Yudas (tidak mau melayani lagi).


      3. dosa-dosa sampai puncaknya dosa, itulah dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Hati-hati, sebab jerat dosa ini juga dipasang dalam ibadah pelayanan.


    • di pekerjaan. Saya sering mengatakan => 'seorang direktur yang selalu melewati meja sekretarisnya, jeratnya akan dipasang disitu'
    • di jalan raya. Ini banyak kejadian pada guru-guru (maafkan saya dulu juga seorang guru). Jeratnya dipasang di pinggir jalan, yang biasa dilalui ke sekolah. Guru laki-laki naik sepeda motor, lalu melihat guru perempuan yang mencegat bemo dan karena merasa kasihan' Akhirnya dibonceng. Awalnya hanya bermaksud baik, lama-lama terjerat. Hati-hati terjadap jerat-jerat dosa. Hanya pedang yang dapat memutuskan jerat.


    • dalam kuliah juga dipasang jerat.
    • dalam rumah tangga yang biasa kita lewati juga dipasang jerat. Selain dipasang pada tempat yang biasa kita lalui, jerat dosa juga dipasang pada tempat yang gelap. Kalau dipasang pada tempat yang terang, gampang saja => 'apa ini, mainan' Oleh sebab itu kita memerlukan terang (Firman menerangi jalan kita).


    Tempat yang gelap artinya:


    • pergaulan yang tidak baik. Di dalam kitab Ulangan dituliskan tentang pergaulan yang tidak baik => 'kalau kamu masuk Kanaan, TUHAN mengatakan, jangan bergaul dengan mereka, jangan bertanya tentang bagaimana cara mereka beribadah, ALLAH mu siapa? Pengajaranmu bagaimana?' Jangan! Jangankan belajar, bertanyapun tidak boleh. Hati-hati kaum muda, belajar kelompok lalu tempatnya agak remang-remang (gelap), jangan mau! Disitu banyak setannya (ada jerat yang dipasang disitu). Berikan tempat yang terang benderang. Memang kita harus waspada! Umur setan itu enam ribu tahun, mau dilawan dengan profesor siapapun, tidak akan bisa. Termasuk saya, juga harus didoakan. Kita semuanya harus berhati-hati, jangan meremehkan => 'cuma bergoncengan saja satu kali' Jangan, sebab nanti dapat terjerat. Lalu bagaimana oom, masa ditinggal? Kalau saudara berbelas kasihan, beri ongkos taksi (daripada terjerat, berikan ongkos taksi). Lalu besok jangan lewat sana lagi. Mari, gunakan kebijaksanaan dari TUHAN (Firman). Minta hikmat dari TUHAN. Ini sungguh-sungguh banyak terjadi (kalau saya cerita, banyak terjadi). Semoga kita dapat mengerti.

      Ulangan 12: 29, 30,
      29. "Apabila TUHAN, Allahmu, telah melenyapkan dari hadapanmu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk mendudukinya, dan apabila engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negerinya,
      30. maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Akupun mau berlaku begitu.

      Pergaulan yang tidak baik yaitu:


      1. pergaulan dosa (orang-orang Kanaan merupakan orang berdosa). Hati-hati! Jadi tidak dapat kuliah, sebab banyak yang berdosa di kelompok saya. Silahkan kuliah, tetapi hati-hati jangan sampai terjerat (ikut larut dalam pergaulan-pergaulan dosa yang tidak baik). Misalnya: kalau mereka berdusta (mendustai temannya), lalu tertawa-tawa, kita jangan ikut, kalau perlu bersaksi dengan mengatakan 'jangan begitu, sebab itu dosa'


      2. pergaulan ajaran-ajaran lain (ibadah yang lain). Jangankan untuk mendengar, bertanya saja tidak boleh, sebab kita dapat larut/ikut di dalamnya. Hati-hati terhadap pergaulan dosa sampai puncaknya dosa dan pergaulan ajaran-ajaran lain (ajaran yang tidak benar, ajaran palsu).


      3. harus ada ketegasan, sebab terang dengan gelap tidak akan dapat menyatu. Harus ada pemisahan yang jelas. Semoga kita dapat mengerti.


    • tempat yang gelap itu juga di dalam hati (paling gelap itulah hati). Uang diletakkan di hati, itulah keinginan akan uang (keinginan untuk kaya), sehingga menimbulkan kikir dan serakah.

      1 Timotius 6: 9, Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

      Ay 9 => 'Tetapi mereka yang ingin kaya' => ingin (keinginan) itu berada di hati.
      Keinginan akan uang membuat/menjerat kita, sehingga kita menjadi kikir dan serakah.

      Kikir artinya tidak dapat memberi untuk pekerjaan TUHAN dan untuk sesama yang membutuhkan.
      Serakah artinya merampas hak orang lain dan hak TUHAN (persepuluhan dan persembahan khusus). Termasuk saya juga. Kalau gembala terjerat dengan keserakahan (tidak mengembalikan persepuluhan), lalu bagaimana mau berjalan ? dia sendiri sudah terjerat, bagaimana mau menuntun jemaat ke surga. Tidak akan bisa! Kalau sudah terjerat pada salah satu dosa (terjerat kesombongan, kecewa, dosa, pergaulan yang tidak baik, ikatan akan uang) tidak akan dapat menuntun jemaat. Sekarang ini ada pedang, tali-tali jerat harus diputuskan. Jika gembalanya tidak terjerat, maka ia dapat menuntun jemaat. Tetapi jika jemaatnya yang terjerat, tidak akan dapat mengikuti. Biarlah kita terlepas dari jerat. Semoga kita dapat mengerti.

      Contohnya Yusuf. Yusuf dijerat oleh isteri Potifar. Ini merupakan jerat dosa, keuangan, sebab kalau Yusuf mau, ia akan mendapatkan uang, kedudukan, semuanya. Tetapi Yusuf tidak mau terjerat. Tadi, Daud sudah jatuh, tetapi kasih setia TUHAN yang besar masih berlaku atasnya (masih ada pengampunan oleh Darah YESUS). Sekarang ini Yusuf, dia bertahan, tidak mau terjerat, sehingga dia mendapatkan kasih setia yang besar.

      Kejadian 39: 10, Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.

      Ay 10 => 'Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf' = menjerat Yusuf.

      Yusuf menggunakan pedang Firman untuk memutuskan jerat-jerat dosa dari perempuan Babel (Yusuf tergembala dari usia tujuh belas tahun), sehingga dia tetap menjaga kesucian hidupnya secara pribadi, kesucian nikahnya. Yusuf bersaksi kepada isteri Potifar => 'jangan, semuanya urusan sudah diserahkan kepadaku, semuanya aku yang mengurus. Tapi kamu isterinya Potifar dan menjadi milik Potifar' Yusuf menghargai nikah. Kaum muda perhatikan, kalau kita mau berharga dihadapan TUHAN, hargailah nikah. Kalau kita tidak menghargai kesucian nikah (di masa muda, sudah jatuh bangun dalam dosa, dalam berpacaran) sekalipun pintar/hebat, tidak berharga dihadapan TUHAN.


    Hargailah nikah dengan sungguh-sungguh lewat kekuatan pedang Firman. Jaga kesucian nikah yang dimulai dari:


    • permulaan nikah,
    • perjalanan nikah,
    • sampai kesempurnaan nikah (masuk perjamuan kawin Anak Domba). Yusuf sudah memberi teladan. Yusuf dapat mempertahankan kesucian hidupnya, kesucian nikahnya, sehingga Yusuf berharga dihadapan TUHAN dan Yusuf mendapatkan kasih setia TUHAN. Karena Yusuf mempertahankan kesucian hidupnya dan nikahnya, Yusuf dimasukkan kedalam penjara (terbatas). Mungkin ada yang mengatakan 'jangan terus mengikuti Firman, supaya mendapatkan uang. Ya ini, kalau mengikuti Firman, hanya masuk dalam penjara. Jangan-jangan masuk liang tutupan dengan ukuran satu kali satu. Kalau mau suci-suci, Firman-Firman, ya itu masuk penjara' Tidak mengapa, sebab disana ada kasih setia TUHAN yang besar. Saya seringkali ditegor => 'jangan Firman-Firman teruslah. Terbatas kan, orang tidak mau datang. Bahkan nanti keluarga tidak mau datang' Biarkan saja, terserah.


    Semua mengatakan 'jangan Firman-Firman saja, tetapi kasih' Kalau tidak ada Firman, itu kasih daging. Jadi, Firman terlebih dahulu, baru kasih. Firman dipraktikkan dan kita disucikan, baru ada kasih dari TUHAN. Yusuf mengasihi isteri Potifar => 'jangan bu, jaga nikah' Ini karena Yusuf mengasihi. Itulah kasih yang benar, sekalipun Yusuf nantinya harus dipenjara. Tetapi kalau Yusuf mengikuti hawa nafsunya (mengikuti kemauan isteri Potifar), Yusuf mungkin mendapatkan uang, tetapi itu bukanlah kasih, melainkan daging. Jangan dicampur baurkan! Kasih dari TUHAN berasal dari Firman.

    Karena kita mempertahankan kesucian dan kebenaran dalam bekerja, mungkin ada yang berkata => 'tidak ada langganannya, karena hidupnya suci terus. Habis, tidak ada orang yang datang' Biarkan saja, sebab kita tidak hidup dari mereka semuanya, tetapi kita hidup dari kasih setia TUHAN yang besar. Orang suci itu hidup dari kasih setia TUHAN yang besar.

    Kejadian 39: 20, 21, 23
    20. Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
    21. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
    23. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.

    Ay 23 => kasih setia TUHAN membuat Yusuf berhasil dan indah pada waktu-Nya.

    Jadi, ada masa depan yang berhasil.Dalam pekerjaan, dalam nikah dan dalam segala hal, pertahankan kesucian (seperti Yusuf mengalami penyucian masa sekarang). Kasih setia TUHAN yang besar, yang membuat kita berhasil dan indah pada waktu-Nya = masa depan yang berhasil dan indah pada waktu-Nya. Ini yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Yusuf sudah dipenjara, tetapi kalau TUHAN sudah membuka pintu, maka dapat berhasil dan indah pada waktu-Nya. Tidak ada yang dapat menghalangi. Semoga kita dapat mengerti.

    Mari tergembala seperti Yusuf dan pegang pedang penyucian, sehingga jerat-jerat terlepas semuanya. Biarlah kasih setia TUHAN yang besar membuat kita berhasil dan indah.


  3. Hajaran, ini penyucian untuk masa sekarang. Sekarang ini kita membahas sampai yang ketiga saja, yang keempat akan dibahas besok.
    Tadi pertama, Darah YESUS untuk penyucian masa lalu. Kedua, Firman penyucian (Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua) untuk penyucian masa sekarang. Ketiga, hajaran juga untuk penyucian masa sekarang.

    Ibrani 12: 10, Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.

    Ay 10 => dihajar supaya menjadi suci.
    Jadi hajaran merupakan penyucikan dosa untuk masa sekarang (ada pedang dan ada hajaran). Mengapa harus ada hajaran? Sebab kita menolak Firman pengajaran yang benar (Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua) = menolak uluran tali kasih TUHAN. Dalam penggembalaan, pedang ini terus mengejar atau seperti tali yang diulurkan supaya kita diikat oleh TUHAN. Maksudnya, biar kita tidak pergi kemana-mana, tetapi supaya dimiliki oleh TUHAN. Kalau ada talinya, berarti dimiliki oleh TUHAN. Dulu masih di desa saya punya teman sepak bola, dia dipenjara dan bergurau. Saya kunjungi ke kantor polisi => 'kenapa kamu sampai dipenjara?' Dia menjawab => 'saya di hutan menemukan tali. Lalu saya bawa, ternyata ada kerbaunya' Saya sampai terbahak-bahak, orang ini sudah dipenjara tetapi masih bergurau. Coba tidak ada talinya, tidak apa-apa, berarti itu kerbau liar.

    Dalam penggembalaan, mau ditali tetapi seringkali kita tidak mau => 'aku tidak mau, mau sendirian saja kesana' Mau dimiliki oleh TUHAN, tetapi tidak mau. Apa mau dikejar-kejar orang atau oleh perampok dll? Jangan menolak tali kasih TUHAN. Setajam dan sekeras apapun Firman pengajaran dalam sistem penggembalaan itu merupakan tali kasih TUHAN. Kalau ditolak (satu kali ditolak), disimpan oleh TUHAN. Ditolak lagi (dua kali), disimpan lagi. Jika ditolak lagi (ketiga kali), tali-tali yang ditolak dipintal menjadi cambuk untuk menghajar kita. Kita mungkin dihajar (bidang ekonomi dll), sakit bagi daging, tetapi itu tetap merupakan kasih TUHAN untuk mengembalikan kita pada kesucian. Itulah maksud TUHAN yaitu kita dihajar untuk dikembalikan kepada kesucian. Semoga kita dapat mengerti.

    Jika sudah kembali kepada kesucian, semuanya akan menjadi baik. Saat dicambuk satu kali => 'aduh TUHAN ampuni, saya kembali pada kesucian' Semuanya akan menjadi baik. Saat dicambuk keuangan kita, tujuannya TUHAN hanya satu, yaitu supaya kembali kepada kesucian. Tetapi jika tidak kembali pada kesucian akan dicambuk terus (daripada masuk ke neraka), sampai kita kembali pada kesucian dan semuanya menjadi baik. Demikian juga saya, mungkin pelayanan merosot, masalah jemaat dll, lalu dihajar TUHAN, harus cepat koreksi diri, cepat mendengarkan Firman yang benar => 'apa yang harus disucikan?' Kembali kepada kesucian sehingga semuanya akan menjadi baik. Sama juga dengan saudara, mungkin ada masalah ekonomi, cepat koreksi diri. Kalau sudah kembali pada kesucian, hajaran berhenti dan semuanya menjadi baik. Semoga kita dapat mengerti.

    Jika menolak hajaran = tetap mempertahankan dosa-dosa, maka dibiarkan oleh TUHAN (tidak dihajar lagi) dan dianggap sebagai anak haram, tetapi tinggal menunggu waktu untuk dihukum selamanya (dia sudah berada dibawah hukuman). Raja Daud jelas mengatakan => 'jangan iri kepada orang fasik' Banyak kali kita begitu => 'saya sudah setia, tetapi mengapa tetap saja seperti ini ya. Itu yang melakukan korupsi, hidupnya enak' Itu namanya sudah dibiarkan oleh TUHAN. Jangan iri, sebab dia hanya menunggu hukuman untuk selamanya. Kalau tidak dibiarkan, dia pasti sudah dicambuk. Seperti ayat => 'apa gunanya harta dunia, kalau nyawamu tidak selamat'? Tidak ada artinya. Semoga kita dapat mengerti.

    Tadi penyucian masa lalu, contohnya adalah:


    • Daud (Daud mengalami kasih setia TUHAN yang besar). Biarpun sudah jatuh, tetapi karena ia mau mengaku (hancur hati), tidak mengamuk dan tidak menyalahkan orang. Sedangkan raja herodes ketika ia ditegor soal nikah oleh nabi Yohanes Pembaptis => 'tidak halal engkau mengambil istri Filipus saudaramu' Dia mengamuk, memasukkan Yohanes Pembaptis ke penjara dan memancung kepala Yohanes Pembaptis. Akibatnya, raja herodes sekeluarga tidak memiliki kelahiran baru dan mereka habis. Kebanyakan memang begitu, tetapi saat Natan menegor Daud, dia hancur hati. Inilah kelebihan dari Daud, sehingga kasih setia TUHAN yang besar tetap berlaku atasnya. Kalau Daud sombong, kasih setia TUHAN dicabut dan ia akan habis.


    • Yusuf tergembala dan tetap berpegang pada pedang, untuk memotong jerat-jerat, sehingga ia dapat menjaga kesucian dan kasih setia TUHAN yang besar berlaku atas hidupnya.


    Contoh kehidupan yang mengalami hajaran TUHAN adalah Yunus.
    Yunus 1: 1-4,
    1. Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian:
    2. "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
    3. Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
    4. Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.

    Ay 3 => 'Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis' => diperintahkan ke Niniwe, malah pergi ke Tarsis = tidak taat kepada pengajaran yang benar. Kalau tidak taat, setan sudah menyediakan sarananya. Diperintahkan untuk ke Niniwe, tetapi ia pergi ke Tarsis, ini berputar halauan, bagaimana dengan tiketnya. Ternyata semuanya ada (tiketnya ada), itulah setan. Kalau orang tidak taat, malah diberikan sarana oleh setan. Hati-hati, mungkin kita dapat berkat, tetapi tidak taat, itu sebenarnya bukan berkat, melainkan godaan dari setan.

    Banyak kali kita tidak taat pada Firman (Firman mengatakan A, tetapi kita melakukan B), lalu kita mengatakan => 'puji TUHAN, semuanya diatur oleh TUHAN' Tidak tahu kalau di depannya sudah ada badai. Saat itu kita mengatakan => 'luar biasa' (padahal dia sudah melawan Firman)' Sebentar lagi, luar biasa badainya. Kalau tidak taat => 'TUHAN ampuni saya' Harus begitu! Kalau tidak taat (sudah menyontek), jangan berkata => 'puji TUHAN saya lulus, TUHAN sudah tolong, mata dosennya ditutup' Jangan!! Sebab sebentar lagi akan menghadapi angin badai.

    Jadi, kalau tidak taat, setan bersama dengan kita dan memberikan sarana-sarana untuk menjerumuskan. Tidak taat = melarikan diri jauh dari TUHAN, tetapi dekat dengan setan, kejahatan dan kenajisan, sehingga hidupnya tidak suci lagi. Sudah merosot kesuciannya. Jika dibiarkan saja, akan menuju kebinasaan. Tidak suci (jauh dari TUHAN) itu menuju kebinasaan (neraka). Jangan main-main dengan Firman! Kalau Firman mengatakan A, berarti A. Tidak boleh ditawar-tawar, jangan A+1 dll, tidak boleh! Tinggal kita praktikkan (ditaati atau tidak). Semoga kita dapat mengerti.

    Hati-hati, Yunus merupakan gambaran dari hamba TUHAN, pelayan TUHAN. Lalu Yunus naik kapal. Yang terkena badai, Yunus sendirian atau satu kapal? Satu kapal yang terkena badai. Jika satu imam atau pelayan TUHAN (mulai dari gembala, zangkoor dll) tidak suci, maka akibat ditanggung oleh dia sendiri, tetapi sidang jemaat mendapatkan imbasnya. Nomor satu ini tanggung jawab gembala, ditambah imam-imam. Pelayanan bagian apa saja, mulai dari gembala, zangkoor, pemain musik, tim doa, bagian kebersihan, kolekte, semuanya harus bertanggung jawab. Sebaliknya, kalau seorang imam disucikan dalam penggembalaan, maka jemaat mengalami imbasnya. Seperti Musa. Musa lari ke Median karena dikejar firaun, lalu Musa melihat semak duri terkena nyala api tetapi tidak terbakar, lalu terdengarlah suara => 'Musa lepaskanlah sepatumu, sebab tempat dimana engkau berdiri itu tempat yang suci' Jadi, dimana iman itu datang (berdiri), sekitarnya menjadi suci (jemaat mengalami imbasnya).

    Mari, sekarang ini masing-masing bertanggung jawab.
    Keluaran 3: 5, Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."

    Ay 5 => 'di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus' => dimana engkau berdiri, sekitarnya kudus semuanya. Hadirat TUHAN ada disana, sehingga sidang jemaat yang datang mengalami pertolongan dari TUHAN (mengalami pekerjaan TUHAN).

    Inilah tugas kita sebagai imam-imam, bukan hanya show saat berkhotbah, bukan! Tetapi apakah pelayanan kita dalam kesucian, sehingga berimbas kepada jemaat (hadirat TUHAN dirasakan oleh sidang jemaat) dan jemaat mengalami pertolongan, penyucian, segala-galanya. Inilah yang menjadi tanggung jawab setiap imam. Saudara jangan berprasangka buruk => 'aduh menjadi imam harus isi formulir' Maksudnya saya bukan untuk mempersulit, tetapi untuk bertanggung jawab dihadapan TUHAN. Saya capek-capek masih memeriksa daftar hadir. Dulu sewaktu kami dibawah pimpinan penggembalaan bpk pdt In Juwono dan bpk pdt Pong, jemaat juga mengisi daftar hadir, tetapi yang tahu hanya koordinatornya.

    Tetapi sekarang, saya sendiri. Saya mau melihat, nomor satu saya mau doakan. Kalau banyak tidak masuk, saya tidak tegor, tetapi saya doakan terlebih dahulu. Kalau lewat doa sudah bisa => 'terima kasih TUHAN' Pasti ada masalah. Kalau lewat doa tidak bisa, saya besuk atau saya telepon => 'mari datang lagi ya' Maksudnya adalah supaya kita bertanggung jawab, dan juga supaya pelayanan kita berimbas kepada yang lain (berimbas yang positif). Semoga kita dapat mengerti.

    Karena tidak taat dan tidak suci, maka Yunus dihajar dengan keras oleh TUHAN, tetapi kasih setia TUHAN yang besar tidak ditarik dari Yunus. Dihajar dengan keras, akibatnya adalah Yunus tenggelam di dasar lautan (ditelan ikan sampai ke dasar lautan).

    Yunus 2: 1, 2, 6, 7,
    1. Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu,
    2. katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku.
    6. di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.
    7. Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.

    Ay 2 => 'Dalam kesusahanku' => gagal total, dalam air mata.

    Yunus ditelan ikan sampai ke dasar lautan, artinya ia:


    • gagal total. Mungkin kita dihajar sampai gagal total,
    • dalam kesusahan, penderitaan, air mata,
    • letih lesu, beban berat (tidak bergairah lagi dalam perkara rohani),
    • menghadapi kemustahilan,
    • sampai kebinasaan.


    Saat Yunus dihajar habis-habisan, Yunus tidak mengamuk, tetapi Yunus hancur hati, artinya:


    • Yunus mengaku dosa kepada TUHAN dengan sungguh-sungguh, sehingga:


      1. kasih setia TUHAN yang besar mengampuni dosanya sehingga Yunus dapat hidup dalam kebenaran (tidak berbuat dosa lagi).
      2. Yunus kembali taat dengar-dengaran. Yunus berjanji untuk pergi ke Niniwe.


    • Yunus berdoa kepada TUHAN; mengaku bahwa dia tidak dapat berbuat apa-apa lagi, hanya bergantung kepada kasih setia TUHAN yang besar dan TUHAN mendengarkan doa Yunus. TUHAN mengulurkan Tangan kasih setia-Nya yang besar, maka Yunus dapat diangkat kembali, dipulihkan kembali dan semua masalah diselesaikan oleh TUHAN. Yunus juga kembali dipakai oleh TUHAN untuk kemuliaan dan keagungan Nama TUHAN.


    Sekarang ini mungkin kita seperti point pertama yaitu seperti:


    • Daud. Gunakan kasih setia TUHAN, dengan mengaku dosa, supaya kita dipulihkan kembali oleh TUHAN. Diselamatkan dan diberkati (bukan dihukum) oleh kasih setia TUHAN yang besar.


    • Kedua, mungkin kita seperti Yusuf sedang mengalami jerat-jerat dosa. Mari tetap berada dalam penggembalaan, gunakan pedang dan jaga kesucian. Biar kasih setia TUHAN membuat kita berhasil. Mungkin karena menjaga kesucian, kita dipenjara (semuanya dibatasi, tidak dapat berbuat apa-apa), tetapi TUHAN yang membuat berhasil dan indah baik dalam pelayanan, ekonomi, dalam semuanya (masa depan).


    • Ketiga, mungkin kita seperti Yunus. Kita tidak taat dalam pelayanan, merugikan banyak orang. Terutama saya sebagai gembala, mungkin sudah merugikan jemaat (membuat jemaat terkena imbas atau badai).


    Saat menghadapi hajaran, kembali kepada TUHAN. Jangan mengamuk, jangan bersungut, tetapi hancur hati (mengaku). Biarlah kasih setia TUHAN yang mengampuni dan kita tidak berbuat dosa lagi. Kita kembali taat dengar-dengaran, kembali kepada kesucian dan kita berdoa kepada TUHAN untuk memohon kasih setia yang besar. Jangan mohon yang lain, tetapi mohon kasih setia TUHAN yang besar. Jangan bergantung kepada yang lainnya! Kita tidak dapat berbuat apa-apa. Hanya kasih setia TUHAN yang dapat memulihkan kita; memulihkan rohani, jasmani, rumah tangga, pelayanan, semuanya dipulihkan oleh TUHAN. Sampai TUHAN datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 04 Agustus 2009 (Selasa Sore)
    ... . Israel sudah mengalami keubahan hidup dari ranting yang keras menjadi ranting yang lembut secara rohani . Jadi kedatangan Tuhan kedua kali identik dengan keubahan hidup. Kalau mau menyambut kedatangan Tuhan yang kedua baik Israel maupun Kafir harus mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani. Dalam Matius keubahan ...
  • Ibadah Persekutuan Malang V, 02 Agustus 2012 (Kamis Sore)
    ... untuk membangun kembali Bait Allah secara jasmani. Mereka yakin bahwa jika ada Bait Allah negara mereka pasti aman. Kalau Israel sudah menerima Yesus maka bangsa Kafir dan Israel akan menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna. Saat Yesus datang kedua kali kita diangkat ke awan-awan permai sampai masuk Yerusalem Baru Kerajaan Sorga ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 26 Juni 2019 (Rabu Sore)
    ... seluruh bangsa Israel--terjadi pada perjanjian baru. Dasarnya kasih--Yesus mati di kayu salib dengan empat luka utama untuk mencari bangsa Israel yang terhilang semua suku ditemukan untuk boleh melayani. Jam lima petang. Ini berlaku untuk bangsa kafir yang sebenarnya tidak layak dan tidak boleh melayani Tuhan tetapi masih diberi kesempatan. Dasarnya luka Yesus yang ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 10 Februari 2024 (Sabtu Sore)
    ... oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Keinginan akan uang membuat kikir dan serakah. Kikir tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan. Serakah mencuri milik orang lain terutama milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus termasuk memburu uang dengan menghalalkan segala cara. Kikir ...
  • Ibadah Doa Malang, 16 Juni 2009 (Selasa Sore)
    ... pelayanan kita. Pohon ara di sini sudah berdaun tapi tidak berbuah artinya kehidupan yang sudah beribadah melayani Tuhan tetapi tidak memuaskan Tuhan maka akibatnya kehidupan itu juga tidak dipuaskan sehingga mencari kepuasan di dunia hidup dalam suasana kutukan. Mengapa pohon ara sudah berdaun tetapi tidak berbuah Sebab pohon ara ditanam di ...
  • Ibadah Doa Malang, 29 Juni 2010 (Selasa Sore)
    ... memiliki minyak persediaan gadis bijaksana pelitanya tetap menyala sehingga bisa menyongsong kedatangan Yesus kedua kali. Tidak memiliki minyak persediaan gadis bodoh pelitanya hampir padam bahkan padam sehingga ketinggalan saat Yesus datang kedua kali binasa untuk selamanya. Amsal a . Orang bodoh mencemoohkan korban tebusan . . . . Dalam Perjanjian Lama korban tebusan adalah binatang yang ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 22 Mei 2013 (Rabu Sore)
    ... lewat doa penyembahan dan terutama doa puasa maka daging diperas supaya Roh Kudus dicurahkan dalam kehidupan kita air kehidupan surga dicurahkan dalam kehidupan kita. MALAM INI kita belajar dalam Kitab Yehezkiel . Judul perikopnya adalah sungai yang keluar dari Bait Suci sungai air kehidupan yang mengalir dari surga. Proses untuk menerima air ...
  • Ibadah Doa Malang, 21 Desember 2017 (Kamis Sore)
    ... Yohanes Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari kakinya terantuk karena terang tidak ada di dalam dirinya. Menghadapi batu sandungan dosa sandungan artinya Dari dalam diri sendiri yaitu mudah tersandung mudah kecewa putus asa lalu tinggalkan Tuhan. Juga mudah bangga melupakan Tuhan gampang berbuat dosa gampang jatuh dalam dosa sampai ...
  • Ibadah Doa Malang, 20 Desember 2022 (Selasa Sore)
    ... dosa. Akibatnya adalah leher dikalungi dengan batu kilangan dan ditenggelamkan ke dalam laut artinya Mengalami kesulitan ekonomi. Batu kilangan untuk menggiling gandum menjadi tepung untuk dimakan. Gandum rohani firman. Sulit untuk menerima firman artinya sulit untuk mengerti percaya pada firman. Gembala tidak ada pembukaan rahasia firman jemaat tidak mengerti firman sama dengan ...
  • Ibadah Doa Malang, 06 Januari 2015 (Selasa Sore)
    ... dan kedurhakaan semakin meningkat sehingga mengakibatkan penghukuman Tuhan. Ini sudah pernah terjadi saat Israel akan keluar dari Mesir. Keluaran - Lalu Musa mengulurkan tongkatnya ke langit maka TUHAN mengadakan guruh dan hujan es dan apipun menyambar ke bumi dan TUHAN menurunkan hujan es meliputi tanah Mesir. Dan turunlah hujan es ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.