Mulai
sekarang ini kita mempelajari kitab Wahyu pasal 2 dan pasal 3. Dalam
susunan tabernakel ini menunjuk tentang tujuh kali percikan darah di
depan tabut perjanjian, sekarang artinya penyucian terakhir bagi
sidang jemaat (gereja TUHAN) sehingga gereja TUHAN menjadi sempurna,
tidak bercacat cela seperti YESUS dan layak untuk menyambut
kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai. Wahyu 2 dan 3
ini berbicara tentang penyucian, bahkan penyucian terakhir sampai
sempurna dan layak untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di
awan-awan yang permai.
Sebelum
mengalami penyucian yang terakhir, kita harus mengalami penyucian
yang awal terlebih dahulu.
Ada
empat macam sarana penyucian, antara lain:
- Darah
YESUS menyucikan kita dari dosa masa lalu,
yaitu dosa yang sudah kita lakukan, katakan, angan-angankan.
1
Yohanes 1: 7, 9
7.
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam
terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan
darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
9.
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga
Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan.
Mungkin kita sudah
melakukan dosa, sudah setahun yang lalu, lima tahun yang lalu atau
dua hari yang lalu, bagaimana kita dapat menyelesaikannya? Proses
penyucian dosa masa lalu adalah kita harus mengaku dosa
sejujur-jujurnya kepada TUHAN (vertikal) dan kepada sesama
(horizontal), maka saat
itu Darah YESUS aktif dalam dua hal:
- Mengampuni
atau menutupi dosa-dosa kita, sehingga tidak ada bekasnya lagi
(seperti kita tidak pernah berbuat dosa).
Itulah kekuatan Darah YESUS! Contohnya: kita sudah mencuri, lalu
kita mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama, akhirnya kita diampuni.
Kita seperti tidak pernah mencuri, sebab sudah tidak ada bekasnya
lagi.
- Darah
YESUS mencabut atau menyucikan akar-akar dosa, sehingga kita tidak
berbuat dosa lagi (mengalami kelepasan dari dosa) = hidup
dalam kebenaran.
Kalau akar-akar dosa belum dicabut, nanti dosa itu dapat tumbuh
lagi. Sudah mengaku dan diampuni, berbuat dosa lagi (tumbuh lagi).
Contohnya seperti rumput. Saat kemarau rumputnya kelihatan mati,
begitu terkena air setetes saja akan tumbuh lagi rumputnya (hijau
lagi rumputnya).
Benar
= terang. Hidup dalam kebenaran = hidup dalam terang. Benar dengan
benar akan selalu menyatu (persekutuan dalam terang). Jika kita
sudah hidup dalam kebenaran, maka kita dapat bersekutu satu dengan
yang lainnya = kita masuk dalam persekutuan terang (dalam 1 Yohanes
1: 7) = masuk dalam persekutuan Tubuh Kristus.
Persekutuan
Tubuh Kristus mulai dari:
- dalam
nikah. Kalau suami benar (terang), isteri benar (terang), tidak
perlu diapa-apakan sudah menjadi satu. Tidak perlu dihalusi atau
dikasari sudah menjadi satu.
- dalam
penggembalaan. Kalau gembala benar dan jemaat benar, menjadi satu.
Tidak perlu dipaksa atau diapakan sudah menjadi satu (masuk
persekutuan Tubuh Kristus).
Hati-hati!!
benar (terang) dengan salah (gelap) tidak mungkin menjadi satu.
Tetapi gelap (tidak benar) dengan gelap (tidak benar) dapat menjadi
satu, yaitu masuk persekutuan carang kering yang akan dibinasakan.
Yang benar adalah hidup benar dengan hidup benar, maka kita masuk
persekutuan Tubuh Kristus seperti carang melekat pada Pokok Angggur
Yang Benar dan berbuah manis. Kalau gelap (tidak benar) dengan gelap
(tidak benar) akan bersekutu seperti carang kering di tempat sampah
(carang kering akan jatuh, sebab tidak ada Pokoknya) dan hanya untuk
dibakar. Mungkin ada yang berkata => 'persekutuannya begitu
baik, begitu indah' Tetapi berada di tempat sampah yang akan
dibakar. Tidak akan dapat berbuah, bahkan hanya untuk dibakar
selamanya.
Mari perhatikan penyucian masa lalu. Dosa-dosa
masa lalu harus dipertanggung jawabkan. Kita sudah mempelajari
penampilan YESUS sebagai Hakim Yang Adil (Wahyu 1: 15), nanti YESUS
akan menghakimi termasuk dosa-dosa masa lalu. Dosa masa lalu harus
diselesaikan. Darah YESUS dapat menjangkau sampai dosa masa lalu dan
kita hanya mengaku saja. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi =
hidup dalam kebenaran, sehingga kita dapat masuk persekutuan Tubuh
Kristus yang benar seperti carang melekat pada Pokok Anggur Yang
Benar dan pasti berbuah manis (dalam nikah berbuah manis, dalam
penggembalaan berbuah manis, antar penggembalaan berbuah manis,
sampai mencapai tubuh yang sempurna). Semoga kita dapat
mengerti.
Contohnya adalah Daud. Daud adalah raja yang hebat,
tetapi jatuh dalam dosa yang hebat juga, yaitu
- dosa
kejahatan (membunuh suami Betsyeba yaitu Uria). Uria diperintahkan
untuk maju berperang, lalu ditinggal di tempat musuh yang hebat,
sampai mati.
- dosa
kenajisan. Daud berzinah dengan isteri orang lain.
Daud
sebagai raja yang hebat, tetapi jatuh dalam dosa yang hebat juga,
sehingga ia menjadi sangat hina (tidak berharga dihadapan TUHAN)
bahkan menuju kebinasaan. Ini pelajaran bagi kita! Memang tidak
salah, jika kita diangkat dan memiliki kedudukan yang tinggi. Saya
sebagai gembala juga senang dan saya doakan => tolong TUHAN
supaya semuanya semakin diangkat. Semakin tinggi kedudukan yang kita
peroleh (baik dalam pekerjaan TUHAN maupun kedudukan di dunia ini),
semakin banyak berkat yang kita terima, baik secara rohani dan
jasmani, tetapi jangan sampai kita bangga (sebab ada kejatuhan).
Kita harus selalu mengucap syukur dan menyerah sepenuhnya kepada
TUHAN. Semakin tinggi kedudukan, semakin banyak ucapan syukur dan
penyerahan diri kepada TUHAN, supaya selalu dipegang oleh TUHAN
(tetap berada di dalam Tangan TUHAN). Jangan sampai kita jatuh
seperti Daud!
Sekalipun Daud sudah jatuh begitu hebat/begitu
dalam (sampai sangat hina, tak berharga, bahkan menuju kebinasaan),
tetapi masih ada jalan. Inilah kekuatan Darah YESUS
(pengampunan).
Mazmur
51: 1- 5, 19
1.
Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,
2.
ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri
Batsyeba.
3.
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah
pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
4.
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku
dari dosaku!
5.
Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul
dengan dosaku.
19.
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang
patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Ay
3 => 'menurut kasih setia-Mu,
hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!'
=> kasih setia yang besar, rahmat yang besar. Daud jatuh dalam
dosa yang hebat (yang besar) dan membutuhkan kasih setia yang besar,
rahmat yang besar. Semoga kita dapat mengerti.
Dulu dalam
perjanjian lama dalam bentuk darah binatang, untuk pengampunan dosa.
Tetapi sekarang, menunjuk kasih setia yang besar, rahmat yang besar
dalam Wujud Darah YESUS.
Ay 19 => Kalau sudah berbuat dosa
yang besar, sudah hina dan sangat tidak berharga dihadapan TUHAN
sekalipun dia seorang raja (semakin hebat kedudukannya, jika dia
jatuh, maka semakin tidak berharga). Tetapi saat Daud mengaku dosa
(hancur hati), menjadi sangat berharga dihadapan TUHAN.
Sebab
orang berbuat dosa itu sangat hina dihadapan TUHAN. Tetapi orang
yang berani mengaku dosa, sangat berharga dihadapan TUHAN. Mungkin
manusia menghina kita => 'dia berdosa' Tetapi sangat berharga
dihadapan TUHAN ('tidak Kaupandang
hina').
Daud hancur hati, dia
mengaku dosa sejujur-jujurnya kepada TUHAN dan sesama (Daud mengaku
dosa kepada nabi Natan), sehingga Daud mengalami kasih setia TUHAN
yang besar yaitu:
- Daud
mengalami pengampunan dosa-dosa (dosa-dosa dihapus),
- Daud
mengalami pemulihan atau pengangkatan dari TUHAN. Daud diangkat
menjadi sangat berharga dihadapan TUHAN = menjadi biji mata TUHAN
sendiri.
- Daud
tidak dihukum, tetapi diselamatkan dan diberkati oleh TUHAN.
Mari,
biarlah sekarang ini kita mencontoh Daud. Kalau terjadi sesuatu
dengan kita; ada dosa-dosa masa lalu yang sudah terjadi, mungkin
kemarin, tadi pagi, tadi siang, mari kita gunakan kasih setia TUHAN
yang besar (ada pengampunan dan pemulihan) lewat mengaku dosa.
Itulah kasih setia TUHAN (TUHAN tidak menghukum asalkan kita mau
mengaku dosa). Tetapi kalau kita mempertahankan dosa, maka hukuman
yang datang (bukan kasih setia TUHAN). Bagaimanapun dosanya, kalau
kita mau mengaku dosa (hancur hati), maka kasih setia TUHAN yang
besar yang akan mengampuni/menutupi dosa sampai tidak ada bekasnya
lagi (seperti tidak pernah berbuat dosa) dan memulihkan kita.
- Firman
penyucian
= Firman
pengajaran yang benar.
Ini menunjuk penyucian dosa-dosa pada
masa sekarang. Dosa masa lalu sudah diampuni (beban-beban sudah
selesai), tetapi kita masih berjalan dan menghadapi jerat-jerat
dosa, tali-tali dosa, lubang-lubang, perangkap-perangkap yang
dipasang oleh setan, supaya kita tersandung (jatuh).
Dimana
kita dapat disucikan (mengalami penyucian terhadap dosa masa
sekarang)? Di ruangan suci = kandang penggembalaan. Dalam ruangan
suci terdapat tiga macam alat, sekarang menunjuk ketekunan dalam
tiga macam ibadah pokok:
- pelita
emas: ketekunan dalam ibadah raya.
- meja
roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan
perjamuan suci.
- mezbah
dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Inilah
kandang penggembalaan. Kalau sudah berada di kandang, semuanya
dibatasi. Binatang yang di luar kandang itu buas. Tetapi di dalam
kandang penggembalaan, maka daging dengan segala keinginan, hawa
nafsunya dan tabiatnya (tabiat daging, contohnya: kasar dll) sedang
dibendung, sehingga kita dapat hidup suci dan dalam urapan Roh Kudus
(tidak mengikuti daging, tetapi mengikuti Roh Kudus). Kalau daging
dibendung, barulah kita dapat hidup suci, sebab daging inilah penuh
dengan keinginan untuk jatuh dalam dosa dll. Jika dikandangkan
(dibendung, dibatasi) => 'tidak bebas lagi untuk kesana'.
Semoga kita dapat mengerti.
Kuat-kuatnya daging itu pada usia
dua belas tahun sampai usia tujuh belas tahun, sebab di usia itu
merupakan usia dimana daging dengan segala keinginannya, hawa
nafsunya, tabiatnya berkembang sangat dahsyat ( begitu kuat, cepat)
=> 'ingin tahu ini dan itu' Harus dibendung. Mencontoh YESUS,
di usia dua belas tahun sudah berada di dalam bait ALLAH. Mencontoh
Yusuf, di usia tujuh belas tahun sudah biasa menggembalakan
dombanya. Jadi, usia dua belas sampai tujuh belas tahun merupakan
usia efektif untuk mulai masuk dalam kandang penggembalaan. Yang
memiliki anak usia dua belas sampai tujuh belas tahun, mari dilatih
untuk masuk penggembalaan. Kalau dengan pengetahuan, kekayaan dll,
tidak akan dapat membendung daging. Hanya penggembalaan yang dapat
membendung daging. Semoga kita dapat mengerti.
Dengan
apa kita mengalami penyucian dosa-dosa masa sekarang?
Yohanes
15: 3,
Kamu memang
sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Ay
3 => 'bersih'
= suci.
'Kukatakan'
= yang YESUS katakan.
Kita mengalami penyucian dosa-dosa
sekarang dengan Firman yang dikatakan oleh YESUS Sendiri = Firman
yang dibukakan rahasianya oleh TUHAN (Roh Kudus) / diilhamkan/di
wahyukan oleh TUHAN yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain
dalam alkitab (tertulis dalam alkitab, bukan dari yang lain). Inilah
yang disebut dengan Firman pengajaran yang benar = Firman yang lebih
tajam dari pedang bermata dua = Firman penyucian (tajam setajam
pedang).
Harus tertulis dalam alkitab, inilah yang
ditekankan. Hanya inilah yang dapat menyucikan. Kalau Firman
merupakan ilham/wahyu dari TUHAN/dibukakan rahasianya, ada
ketajamannya untuk menyucikan kita dari dosa-dosa masa sekarang
(dosa didepan yang menghalangi kita, jerat-jerat dosa). Inilah
perbedaannya. Kalau Firman diterangkan dengan lawakan, pengetahuan,
bukan dengan ayat-ayat dalam alkitab, ini lain. Lainnya dimana?
Tidak ada ketajamannya untuk menyucikan. Semoga kita dapat
mengerti.
Oleh sebab itu marilah kita bertekun membaca
alkitab (mendengarkan Firman yang dari alkitab). Firman yang
dibukakan rahasianya, inilah yang kita butuhkan hari-hari ini.
1
Timotius 4: 13,
Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca
Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
1
Timotius 4: 13 => pasal tentang tahbisan.
Inilah nasihat dari
rasul Paulus. Jadi kita harus tekun untuk membaca kitab suci:
- di
rumah masing-masing, mari gunakanlah kesempatan untuk membaca kitab
suci secara berurutan dimulai dari kitab Kejadian sampai Wahyu
(terus menerus). Nanti dengan pemberitaan Firman penggembalaan,
kita akan dapat mengikuti (sebab pemberitaan Firman penggembalaan
itu juga secara berurutan). Seperti pada meja roti sajian terdapat
dua belas roti yang disusun menjadi dua susun yaitu enam,enam
(tidak sembarangan letaknya). Disusun begitu rupa dengan teratur
dan rapi. Demikian kita juga, membaca alkitab di mulai dari kitab
Kejadian sampai Wahyu. Kalau sudah selesai, dibaca lagi terus
menerus. Kalau dibaca terus menerus nanti akan menjadi suatu
pengajaran yang benar.
- lalu
dalam ibadah atau di dalam gereja, kita membaca dan mendengar kitab
suci. Kalau saya diundang di gereja-gereja seringkali saya melihat
satu orang atau beberapa orang. Saat pertama, kehidupan itu membaca
alkitab, dia juga membaca (dengan tertawa-tawa). Sistem ibadah kita
memang ayat menerangkan ayat, lalu baca lagi (dia masih tertawa),
baca lagi (masih tertawa), baca lagi (wajahnya sudah kecut,
kemudian alkitabnya ditutup). Tetapi kalau satu ayat, lalu
bercerita => 'kami ke Amerika dll' Senang sekali. Inilah
perbedaannya, yaitu tidak ada ketajamannya (tidak ada kekuatan
untuk menyucikan). Kalau ayat menerangkan ayat, ada kekuatan untuk
menyucikan dan membangun rohani.
Selain
kita tekun membaca kitab suci di rumah masing-masing, kita juga
harus tekun membaca dan mendengar kitab suci didalam ibadah,
supaya:
- menjadi
pengajaran yang benar. Kalau membaca alkitab, akan menjadi suatu
pengajaran yang benar. Contohnya seperti buku matematika, kalau
gurunya membaca buku matematika dan muridnya membaca buku/
diktatnya dengan benar, maka akan menjadi pengajaran yang benar.
Coba saja, kalau tidak membaca buku yang benar, lalu mengajar
matematika, bisa-bisa dua ditambah dua menjadi empat koma satu. Ini
tidak benar! Itu sebabnya harus banyak membaca dan mendengar sebab
di dalam ibadah, merupakan kesempatan untuk membaca dan mendengar.
- kehidupan
rohani kita akan dibangun diatas batu karang yang kuat (kokoh).
- kita
mengalami pertumbuhan rohani kearah kedewasaan rohani itulah
kesempurnaan. Kita disucikan sampai dengan sempurna. Yang namanya
bertumbuh rohaninya bukan hanya jumlahnya bertambah, bukan! Tetapi
disucikan sampai menjadi sempurna.
Inilah
yang terjadi, kalau kita dapat menerima Firman pengajaran yang
benar. Darimana kita dapat menerima Firman pengajaran yang benar?
Dari kitab suci atau alkitab (tidak ada kitab yang lainnya). Sebab
itu harus membaca alkitab, baik di rumah ataupun di dalam ibadah
(dalam ibadah kita membaca dan mendengar kitab suci). Jangan
mendengar dongeng-dongeng! Jika dalam ibadah kita mendengar
dongeng-dongeng yang tidak ada ayatnya, ilustrasi yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya, nanti iman kita akan runtuh.
Kalau berdasarkan alkitab, maka iman kita dibangun diatas batu
karang (kokoh).
Kalau kita mendengar dan membaca yang lainnya
(dongeng-dongeng), iman kerohanian kita bukan dibangun diatas batu
karang, tetapi malah runtuh dan kita tidak pernah sucikan. Kita
harus berhati-hati. Jadi kita membutuhkan Firman yang lebih tajam
dari pedang bermata dua (Firman penyucian). Semoga kita dapat
mengerti.
Mazmur
119: 11,
Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa
terhadap Engkau.
Ay 11 =>
'menyimpan janji-Mu'
=> menyimpan Firman-Mu.
Dari ayat ini dapat disimpulkan, bahwa
Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Firman pengajaran
yang benar) adalah rem supaya kita tidak berbuat dosa. Tadi, dosa
masa lalu sudah diampuni, tetapi sekarang masih dapat jatuh lagi
dalam dosa, sebab itu harus ada remnya. Mau berbuat dosa (mau
menabrak dosa), di rem, sehingga tidak jadi berbuat dosa. Inilah
pentingnya Firman!
Mazmur
119: 105,
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua (Firman pengajaran yang
benar) adalah pelita bagi kaki kita, supaya kita tidak tersandung
dan tidak jatuh pada jerat dosa. Hati-hati! Jerat dosa itu dipasang
oleh setan pada tempat-tempat yang biasa kita lewati, contohnya:
- terutama
dalam ibadah pelayanan (karena sudah melayani bertahun-tahun), maka
ada:
- dosa
kesombongan. Merasa sudah hebat, itu sudah jatuh. Ada orang yang
memuji => 'khotbahnya luar biasa' Lalu merasa hebat, = dia
sudah jatuh.
- keputusasaan
atau kekecewaan. Kami sebagai hamba TUHAN, kemudian berkata 'saya
malas melayani, gulung tikar saja' Sudah banyak teman-teman juga
begitu. Bpk pdt In Juwono alm selalu mengatakan => 'rumus
alkitab selalu berlaku, ada empat macam tanah yang baik' Jadi
dari satu angkatan Lempin-El, kalau ada dua puluh lima persen yang
menjadi hamba TUHAN, memang sudah seturut dengan alkitab. Misalnya
kalau satu angkatan terdiri dari enam puluh orang, lalu lima belas
orang yang menjadi hamba TUHAN yang benar, itu sudah luar biasa.
Sebab banyak juga yang gugur karena putus asa, kecewa, sehingga
Lempin-El banyak dikecam => 'apa itu, lulusan Lempin-El
menjual bakso, menjadi kondektur' Memang ada, maaf saudara,
bukan berarti menjual bakso itu hina. Tidak! Ini maksudnya lain,
sudah masuk sekolah alkitab, tetapi malah bekerja. Ini bukan salah
Lempin-El nya (Lembaga pendidikan), tetapi karena orangnya yang
salah. Bagaimana dulu panggilannya? Hanya karena pelarian dll.
Kita semuanya jangan putus asa, kecewa. Daud pun sudah hina,
tetapi dia menggunakan sarana penyucian Darah YESUS, sehingga dia
dapat tertolong. Demikian juga kita, jika sudah dijerat oleh dosa
sombong, putus asa, gunakan sarana pedang untuk memutuskan jerat
dosa dari setan (bukan dari siapa-siapa). Tujuan dari setan,
adalah supaya semuanya menjadi Yudas (tidak mau melayani lagi).
- dosa-dosa
sampai puncaknya dosa, itulah dosa makan minum dan kawin
mengawinkan. Hati-hati, sebab jerat dosa ini juga dipasang dalam
ibadah pelayanan.
- di
pekerjaan. Saya sering mengatakan => 'seorang direktur yang
selalu melewati meja sekretarisnya, jeratnya akan dipasang disitu'
- di
jalan raya. Ini banyak kejadian pada guru-guru (maafkan saya dulu
juga seorang guru). Jeratnya dipasang di pinggir jalan, yang biasa
dilalui ke sekolah. Guru laki-laki naik sepeda motor, lalu melihat
guru perempuan yang mencegat bemo dan karena merasa kasihan'
Akhirnya dibonceng. Awalnya hanya bermaksud baik, lama-lama
terjerat. Hati-hati terjadap jerat-jerat dosa. Hanya pedang yang
dapat memutuskan jerat.
- dalam
kuliah juga dipasang jerat.
- dalam
rumah tangga yang biasa kita lewati juga dipasang jerat. Selain
dipasang pada tempat yang biasa kita lalui, jerat dosa juga
dipasang pada tempat yang gelap. Kalau dipasang pada tempat yang
terang, gampang saja => 'apa ini, mainan' Oleh sebab itu
kita memerlukan terang (Firman menerangi jalan kita).
Tempat
yang gelap artinya:
- pergaulan
yang tidak baik.
Di dalam kitab Ulangan dituliskan tentang pergaulan yang tidak baik
=> 'kalau kamu masuk Kanaan, TUHAN mengatakan, jangan bergaul
dengan mereka, jangan bertanya tentang bagaimana cara mereka
beribadah, ALLAH mu siapa? Pengajaranmu bagaimana?' Jangan!
Jangankan belajar, bertanyapun tidak boleh. Hati-hati kaum muda,
belajar kelompok lalu tempatnya agak remang-remang (gelap), jangan
mau! Disitu banyak setannya (ada jerat yang dipasang disitu).
Berikan tempat yang terang benderang. Memang kita harus waspada!
Umur setan itu enam ribu tahun, mau dilawan dengan profesor
siapapun, tidak akan bisa. Termasuk saya, juga harus didoakan. Kita
semuanya harus berhati-hati, jangan meremehkan => 'cuma
bergoncengan saja satu kali' Jangan, sebab nanti dapat terjerat.
Lalu bagaimana oom, masa ditinggal? Kalau saudara berbelas kasihan,
beri ongkos taksi (daripada terjerat, berikan ongkos taksi). Lalu
besok jangan lewat sana lagi. Mari, gunakan kebijaksanaan dari
TUHAN (Firman). Minta hikmat dari TUHAN. Ini sungguh-sungguh banyak
terjadi (kalau saya cerita, banyak terjadi). Semoga kita dapat
mengerti.
Ulangan
12: 29, 30,
29.
"Apabila TUHAN, Allahmu, telah melenyapkan dari hadapanmu
bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk mendudukinya, dan
apabila engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negerinya,
30.
maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti
mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan
engkau menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana
bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Akupun mau berlaku
begitu.
Pergaulan yang
tidak baik yaitu:
- pergaulan
dosa (orang-orang Kanaan merupakan orang berdosa). Hati-hati! Jadi
tidak dapat kuliah, sebab banyak yang berdosa di kelompok saya.
Silahkan kuliah, tetapi hati-hati jangan sampai terjerat (ikut
larut dalam pergaulan-pergaulan dosa yang tidak baik). Misalnya:
kalau mereka berdusta (mendustai temannya), lalu tertawa-tawa,
kita jangan ikut, kalau perlu bersaksi dengan mengatakan 'jangan
begitu, sebab itu dosa'
- pergaulan
ajaran-ajaran lain (ibadah yang lain). Jangankan untuk mendengar,
bertanya saja tidak boleh, sebab kita dapat larut/ikut di
dalamnya. Hati-hati terhadap pergaulan dosa sampai puncaknya dosa
dan pergaulan ajaran-ajaran lain (ajaran yang tidak benar, ajaran
palsu).
- harus
ada ketegasan, sebab terang dengan gelap tidak akan dapat menyatu.
Harus ada pemisahan yang jelas. Semoga kita dapat mengerti.
- tempat
yang gelap itu juga di dalam hati
(paling gelap itulah hati). Uang diletakkan di hati, itulah
keinginan akan uang (keinginan untuk kaya), sehingga menimbulkan
kikir dan serakah.
1
Timotius 6: 9,
Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam
jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang
mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan
kebinasaan.
Ay 9 =>
'Tetapi mereka yang ingin kaya'
=> ingin (keinginan) itu berada di hati.
Keinginan akan uang
membuat/menjerat kita, sehingga kita menjadi kikir dan
serakah.
Kikir
artinya tidak dapat memberi untuk pekerjaan TUHAN dan untuk sesama
yang membutuhkan.
Serakah
artinya merampas hak orang lain dan hak TUHAN (persepuluhan dan
persembahan khusus). Termasuk saya juga. Kalau gembala terjerat
dengan keserakahan (tidak mengembalikan persepuluhan), lalu
bagaimana mau berjalan ? dia sendiri sudah terjerat, bagaimana mau
menuntun jemaat ke surga. Tidak akan bisa! Kalau sudah terjerat
pada salah satu dosa (terjerat kesombongan, kecewa, dosa, pergaulan
yang tidak baik, ikatan akan uang) tidak akan dapat menuntun
jemaat. Sekarang ini ada pedang, tali-tali jerat harus diputuskan.
Jika gembalanya tidak terjerat, maka ia dapat menuntun jemaat.
Tetapi jika jemaatnya yang terjerat, tidak akan dapat mengikuti.
Biarlah kita terlepas dari jerat. Semoga kita dapat
mengerti.
Contohnya Yusuf. Yusuf dijerat oleh isteri
Potifar. Ini merupakan jerat dosa, keuangan, sebab kalau Yusuf mau,
ia akan mendapatkan uang, kedudukan, semuanya. Tetapi Yusuf tidak
mau terjerat. Tadi, Daud sudah jatuh, tetapi kasih setia TUHAN yang
besar masih berlaku atasnya (masih ada pengampunan oleh Darah
YESUS). Sekarang ini Yusuf, dia bertahan, tidak mau terjerat,
sehingga dia mendapatkan kasih setia yang besar.
Kejadian
39: 10,
Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf
tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan
bersetubuh dengan dia.
Ay 10
=> 'Walaupun dari hari ke hari
perempuan itu membujuk Yusuf' = menjerat
Yusuf.
Yusuf menggunakan pedang Firman untuk memutuskan
jerat-jerat dosa dari perempuan Babel (Yusuf tergembala dari usia
tujuh belas tahun), sehingga dia tetap menjaga kesucian hidupnya
secara pribadi, kesucian nikahnya. Yusuf bersaksi kepada isteri
Potifar => 'jangan, semuanya urusan sudah diserahkan kepadaku,
semuanya aku yang mengurus. Tapi kamu isterinya Potifar dan menjadi
milik Potifar' Yusuf menghargai nikah. Kaum muda perhatikan,
kalau kita mau berharga dihadapan TUHAN, hargailah nikah. Kalau
kita tidak menghargai kesucian nikah (di masa muda, sudah jatuh
bangun dalam dosa, dalam berpacaran) sekalipun pintar/hebat, tidak
berharga dihadapan TUHAN.
Hargailah
nikah dengan sungguh-sungguh lewat kekuatan pedang Firman. Jaga
kesucian nikah yang dimulai dari:
- permulaan
nikah,
- perjalanan
nikah,
- sampai
kesempurnaan nikah (masuk perjamuan kawin Anak Domba). Yusuf sudah
memberi teladan. Yusuf dapat mempertahankan kesucian hidupnya,
kesucian nikahnya, sehingga Yusuf berharga dihadapan TUHAN dan
Yusuf mendapatkan kasih setia TUHAN. Karena Yusuf mempertahankan
kesucian hidupnya dan nikahnya, Yusuf dimasukkan kedalam penjara
(terbatas). Mungkin ada yang mengatakan 'jangan terus mengikuti
Firman, supaya mendapatkan uang. Ya ini, kalau mengikuti Firman,
hanya masuk dalam penjara. Jangan-jangan masuk liang tutupan dengan
ukuran satu kali satu. Kalau mau suci-suci, Firman-Firman, ya itu
masuk penjara' Tidak mengapa, sebab disana ada kasih setia TUHAN
yang besar. Saya seringkali ditegor => 'jangan Firman-Firman
teruslah. Terbatas kan, orang tidak mau datang. Bahkan nanti
keluarga tidak mau datang' Biarkan saja, terserah.
Semua
mengatakan 'jangan Firman-Firman saja, tetapi kasih' Kalau tidak
ada Firman, itu kasih daging. Jadi, Firman terlebih dahulu, baru
kasih. Firman dipraktikkan dan kita disucikan, baru ada kasih dari
TUHAN. Yusuf mengasihi isteri Potifar => 'jangan bu, jaga
nikah' Ini karena Yusuf mengasihi. Itulah kasih yang benar,
sekalipun Yusuf nantinya harus dipenjara. Tetapi kalau Yusuf
mengikuti hawa nafsunya (mengikuti kemauan isteri Potifar), Yusuf
mungkin mendapatkan uang, tetapi itu bukanlah kasih, melainkan
daging. Jangan dicampur baurkan! Kasih dari TUHAN berasal dari
Firman.
Karena kita mempertahankan kesucian dan kebenaran
dalam bekerja, mungkin ada yang berkata => 'tidak ada
langganannya, karena hidupnya suci terus. Habis, tidak ada orang
yang datang' Biarkan saja, sebab kita tidak hidup dari mereka
semuanya, tetapi kita hidup dari kasih setia TUHAN yang besar. Orang
suci itu hidup dari kasih setia TUHAN yang besar.
Kejadian
39: 20, 21, 23
20.
Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara,
tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan
di sana.
21.
Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya
kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
23.
Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya
kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya
dibuat TUHAN berhasil.
Ay 23
=> kasih setia TUHAN membuat Yusuf berhasil dan indah pada
waktu-Nya.
Jadi, ada masa depan yang berhasil.Dalam
pekerjaan, dalam nikah dan dalam segala hal, pertahankan kesucian
(seperti Yusuf mengalami penyucian masa sekarang). Kasih setia TUHAN
yang besar, yang membuat kita berhasil dan indah pada waktu-Nya =
masa depan yang berhasil dan indah pada waktu-Nya. Ini yang tidak
dapat diganggu gugat oleh siapapun. Yusuf sudah dipenjara, tetapi
kalau TUHAN sudah membuka pintu, maka dapat berhasil dan indah pada
waktu-Nya. Tidak ada yang dapat menghalangi. Semoga kita dapat
mengerti.
Mari tergembala seperti Yusuf dan pegang pedang
penyucian, sehingga jerat-jerat terlepas semuanya. Biarlah kasih
setia TUHAN yang besar membuat kita berhasil dan indah.
- Hajaran,
ini penyucian untuk masa sekarang.
Sekarang ini kita membahas sampai yang ketiga saja, yang keempat
akan dibahas besok.
Tadi pertama, Darah YESUS untuk penyucian
masa lalu. Kedua, Firman penyucian (Firman yang lebih tajam dari
pedang bermata dua) untuk penyucian masa sekarang. Ketiga, hajaran
juga untuk penyucian masa sekarang.
Ibrani
12: 10,
Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa
yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan
kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
Ay
10 => dihajar supaya menjadi suci.
Jadi hajaran merupakan
penyucikan dosa untuk masa sekarang (ada pedang dan ada hajaran).
Mengapa harus ada hajaran? Sebab kita menolak Firman pengajaran yang
benar (Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua) =
menolak uluran tali kasih TUHAN. Dalam penggembalaan, pedang ini
terus mengejar atau seperti tali yang diulurkan supaya kita diikat
oleh TUHAN. Maksudnya, biar kita tidak pergi kemana-mana, tetapi
supaya dimiliki oleh TUHAN. Kalau ada talinya, berarti dimiliki oleh
TUHAN. Dulu masih di desa saya punya teman sepak bola, dia dipenjara
dan bergurau. Saya kunjungi ke kantor polisi => 'kenapa kamu
sampai dipenjara?' Dia menjawab => 'saya di hutan menemukan
tali. Lalu saya bawa, ternyata ada kerbaunya' Saya sampai
terbahak-bahak, orang ini sudah dipenjara tetapi masih bergurau.
Coba tidak ada talinya, tidak apa-apa, berarti itu kerbau
liar.
Dalam penggembalaan, mau ditali tetapi seringkali kita
tidak mau => 'aku tidak mau, mau sendirian saja kesana' Mau
dimiliki oleh TUHAN, tetapi tidak mau. Apa mau dikejar-kejar orang
atau oleh perampok dll? Jangan menolak tali kasih TUHAN. Setajam dan
sekeras apapun Firman pengajaran dalam sistem penggembalaan itu
merupakan tali kasih TUHAN. Kalau ditolak (satu kali ditolak),
disimpan oleh TUHAN. Ditolak lagi (dua kali), disimpan lagi. Jika
ditolak lagi (ketiga kali), tali-tali yang ditolak dipintal menjadi
cambuk untuk menghajar kita. Kita mungkin dihajar (bidang ekonomi
dll), sakit bagi daging, tetapi itu tetap merupakan kasih TUHAN
untuk mengembalikan kita pada kesucian. Itulah maksud TUHAN yaitu
kita dihajar untuk dikembalikan kepada kesucian. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika sudah kembali kepada kesucian, semuanya akan
menjadi baik. Saat dicambuk satu kali => 'aduh TUHAN ampuni,
saya kembali pada kesucian' Semuanya akan menjadi baik. Saat
dicambuk keuangan kita, tujuannya TUHAN hanya satu, yaitu supaya
kembali kepada kesucian. Tetapi jika tidak kembali pada kesucian
akan dicambuk terus (daripada masuk ke neraka), sampai kita kembali
pada kesucian dan semuanya menjadi baik. Demikian juga saya, mungkin
pelayanan merosot, masalah jemaat dll, lalu dihajar TUHAN, harus
cepat koreksi diri, cepat mendengarkan Firman yang benar => 'apa
yang harus disucikan?' Kembali kepada kesucian sehingga semuanya
akan menjadi baik. Sama juga dengan saudara, mungkin ada masalah
ekonomi, cepat koreksi diri. Kalau sudah kembali pada kesucian,
hajaran berhenti dan semuanya menjadi baik. Semoga kita dapat
mengerti.
Jika menolak hajaran = tetap mempertahankan
dosa-dosa, maka dibiarkan oleh TUHAN (tidak dihajar lagi) dan
dianggap sebagai anak haram, tetapi tinggal menunggu waktu untuk
dihukum selamanya (dia sudah berada dibawah hukuman). Raja Daud
jelas mengatakan => 'jangan iri kepada orang fasik' Banyak
kali kita begitu => 'saya sudah setia, tetapi mengapa tetap
saja seperti ini ya. Itu yang melakukan korupsi, hidupnya enak'
Itu namanya sudah dibiarkan oleh TUHAN. Jangan iri, sebab dia hanya
menunggu hukuman untuk selamanya. Kalau tidak dibiarkan, dia pasti
sudah dicambuk. Seperti ayat => 'apa gunanya harta dunia, kalau
nyawamu tidak selamat'? Tidak ada artinya. Semoga kita dapat
mengerti.
Tadi penyucian masa lalu, contohnya adalah:
- Daud
(Daud mengalami kasih setia TUHAN yang besar). Biarpun sudah jatuh,
tetapi karena ia mau mengaku (hancur hati), tidak mengamuk dan
tidak menyalahkan orang. Sedangkan raja herodes ketika ia ditegor
soal nikah oleh nabi Yohanes Pembaptis => 'tidak halal engkau
mengambil istri Filipus saudaramu' Dia mengamuk, memasukkan
Yohanes Pembaptis ke penjara dan memancung kepala Yohanes
Pembaptis. Akibatnya, raja herodes sekeluarga tidak memiliki
kelahiran baru dan mereka habis. Kebanyakan memang begitu, tetapi
saat Natan menegor Daud, dia hancur hati. Inilah kelebihan dari
Daud, sehingga kasih setia TUHAN yang besar tetap berlaku atasnya.
Kalau Daud sombong, kasih setia TUHAN dicabut dan ia akan habis.
- Yusuf
tergembala dan tetap berpegang pada pedang, untuk memotong
jerat-jerat, sehingga ia dapat menjaga kesucian dan kasih setia
TUHAN yang besar berlaku atas hidupnya.
Contoh
kehidupan yang mengalami hajaran TUHAN adalah Yunus.
Yunus
1: 1-4,
1.
Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian:
2.
"Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah
terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
3.
Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari
hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal,
yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu
naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis,
jauh dari hadapan TUHAN.
4.
Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai
besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.
Ay
3 => 'Tetapi Yunus bersiap untuk
melarikan diri ke Tarsis' =>
diperintahkan ke Niniwe, malah pergi ke Tarsis = tidak taat kepada
pengajaran yang benar. Kalau tidak taat, setan sudah menyediakan
sarananya. Diperintahkan untuk ke Niniwe, tetapi ia pergi ke Tarsis,
ini berputar halauan, bagaimana dengan tiketnya. Ternyata semuanya
ada (tiketnya ada), itulah setan. Kalau orang tidak taat, malah
diberikan sarana oleh setan. Hati-hati, mungkin kita dapat berkat,
tetapi tidak taat, itu sebenarnya bukan berkat, melainkan godaan
dari setan.
Banyak kali kita tidak taat pada Firman (Firman
mengatakan A, tetapi kita melakukan B), lalu kita mengatakan =>
'puji TUHAN, semuanya diatur oleh TUHAN' Tidak tahu kalau di
depannya sudah ada badai. Saat itu kita mengatakan => 'luar
biasa' (padahal dia sudah melawan Firman)' Sebentar lagi, luar
biasa badainya. Kalau tidak taat => 'TUHAN ampuni saya' Harus
begitu! Kalau tidak taat (sudah menyontek), jangan berkata =>
'puji TUHAN saya lulus, TUHAN sudah tolong, mata dosennya ditutup'
Jangan!! Sebab sebentar lagi akan menghadapi angin badai.
Jadi,
kalau tidak taat, setan bersama dengan kita dan memberikan
sarana-sarana untuk menjerumuskan. Tidak taat = melarikan diri jauh
dari TUHAN, tetapi dekat dengan setan, kejahatan dan kenajisan,
sehingga hidupnya tidak suci lagi. Sudah merosot kesuciannya. Jika
dibiarkan saja, akan menuju kebinasaan. Tidak suci (jauh dari TUHAN)
itu menuju kebinasaan (neraka). Jangan main-main dengan Firman!
Kalau Firman mengatakan A, berarti A. Tidak boleh ditawar-tawar,
jangan A+1 dll, tidak boleh! Tinggal kita praktikkan (ditaati atau
tidak). Semoga kita dapat mengerti.
Hati-hati, Yunus
merupakan gambaran dari hamba TUHAN, pelayan TUHAN. Lalu Yunus naik
kapal. Yang terkena badai, Yunus sendirian atau satu kapal? Satu
kapal yang terkena badai. Jika satu imam atau pelayan TUHAN (mulai
dari gembala, zangkoor dll) tidak suci, maka akibat ditanggung oleh
dia sendiri, tetapi sidang jemaat mendapatkan imbasnya. Nomor satu
ini tanggung jawab gembala, ditambah imam-imam. Pelayanan bagian apa
saja, mulai dari gembala, zangkoor, pemain musik, tim doa, bagian
kebersihan, kolekte, semuanya harus bertanggung jawab. Sebaliknya,
kalau seorang imam disucikan dalam penggembalaan, maka jemaat
mengalami imbasnya. Seperti Musa. Musa lari ke Median karena dikejar
firaun, lalu Musa melihat semak duri terkena nyala api tetapi tidak
terbakar, lalu terdengarlah suara => 'Musa lepaskanlah
sepatumu, sebab tempat dimana engkau berdiri itu tempat yang suci'
Jadi, dimana iman itu datang (berdiri), sekitarnya menjadi suci
(jemaat mengalami imbasnya).
Mari, sekarang ini masing-masing
bertanggung jawab.
Keluaran
3: 5,
Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah
kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu,
adalah tanah yang kudus."
Ay
5 => 'di mana engkau berdiri itu, adalah
tanah yang kudus' => dimana engkau
berdiri, sekitarnya kudus semuanya. Hadirat TUHAN ada disana,
sehingga sidang jemaat yang datang mengalami pertolongan dari TUHAN
(mengalami pekerjaan TUHAN).
Inilah tugas kita sebagai
imam-imam, bukan hanya show saat berkhotbah, bukan! Tetapi apakah
pelayanan kita dalam kesucian, sehingga berimbas kepada jemaat
(hadirat TUHAN dirasakan oleh sidang jemaat) dan jemaat mengalami
pertolongan, penyucian, segala-galanya. Inilah yang menjadi tanggung
jawab setiap imam. Saudara jangan berprasangka buruk => 'aduh
menjadi imam harus isi formulir' Maksudnya saya bukan untuk
mempersulit, tetapi untuk bertanggung jawab dihadapan TUHAN. Saya
capek-capek masih memeriksa daftar hadir. Dulu sewaktu kami dibawah
pimpinan penggembalaan bpk pdt In Juwono dan bpk pdt Pong, jemaat
juga mengisi daftar hadir, tetapi yang tahu hanya
koordinatornya.
Tetapi sekarang, saya sendiri. Saya mau
melihat, nomor satu saya mau doakan. Kalau banyak tidak masuk, saya
tidak tegor, tetapi saya doakan terlebih dahulu. Kalau lewat doa
sudah bisa => 'terima kasih TUHAN' Pasti ada masalah. Kalau
lewat doa tidak bisa, saya besuk atau saya telepon => 'mari
datang lagi ya' Maksudnya adalah supaya kita bertanggung jawab,
dan juga supaya pelayanan kita berimbas kepada yang lain (berimbas
yang positif). Semoga kita dapat mengerti.
Karena tidak taat
dan tidak suci, maka Yunus dihajar dengan keras oleh TUHAN, tetapi
kasih setia TUHAN yang besar tidak ditarik dari Yunus. Dihajar
dengan keras, akibatnya adalah Yunus tenggelam di dasar lautan
(ditelan ikan sampai ke dasar lautan).
Yunus
2: 1, 2, 6, 7,
1.
Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan
itu,
2.
katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia
menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan
Kaudengarkan suaraku.
6.
di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya
terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau
naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.
7.
Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN,
dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.
Ay
2 => 'Dalam kesusahanku'
=> gagal total, dalam air mata.
Yunus
ditelan ikan sampai ke dasar lautan, artinya ia:
- gagal
total. Mungkin kita dihajar sampai gagal total,
- dalam
kesusahan, penderitaan, air mata,
- letih
lesu, beban berat (tidak bergairah lagi dalam perkara rohani),
- menghadapi
kemustahilan,
- sampai
kebinasaan.
Saat
Yunus dihajar habis-habisan, Yunus tidak mengamuk, tetapi Yunus
hancur hati, artinya:
- Yunus
mengaku dosa kepada TUHAN dengan sungguh-sungguh, sehingga:
- kasih
setia TUHAN yang besar mengampuni dosanya sehingga Yunus dapat
hidup dalam kebenaran (tidak berbuat dosa lagi).
- Yunus
kembali taat dengar-dengaran. Yunus berjanji untuk pergi ke
Niniwe.
- Yunus
berdoa kepada TUHAN; mengaku bahwa dia tidak dapat berbuat apa-apa
lagi, hanya bergantung kepada kasih setia TUHAN yang besar dan
TUHAN mendengarkan doa Yunus. TUHAN mengulurkan Tangan kasih
setia-Nya yang besar, maka Yunus dapat diangkat kembali, dipulihkan
kembali dan semua masalah diselesaikan oleh TUHAN. Yunus juga
kembali dipakai oleh TUHAN untuk kemuliaan dan keagungan Nama
TUHAN.
Sekarang
ini mungkin kita seperti point pertama yaitu seperti:
- Daud.
Gunakan kasih setia TUHAN, dengan mengaku dosa, supaya kita
dipulihkan kembali oleh TUHAN. Diselamatkan dan diberkati (bukan
dihukum) oleh kasih setia TUHAN yang besar.
- Kedua,
mungkin kita seperti Yusuf sedang mengalami jerat-jerat dosa. Mari
tetap berada dalam penggembalaan, gunakan pedang dan jaga kesucian.
Biar kasih setia TUHAN membuat kita berhasil. Mungkin karena
menjaga kesucian, kita dipenjara (semuanya dibatasi, tidak dapat
berbuat apa-apa), tetapi TUHAN yang membuat berhasil dan indah baik
dalam pelayanan, ekonomi, dalam semuanya (masa depan).
- Ketiga,
mungkin kita seperti Yunus. Kita tidak taat dalam pelayanan,
merugikan banyak orang. Terutama saya sebagai gembala, mungkin
sudah merugikan jemaat (membuat jemaat terkena imbas atau badai).
Saat
menghadapi hajaran, kembali kepada TUHAN. Jangan mengamuk, jangan
bersungut, tetapi hancur hati (mengaku). Biarlah kasih setia TUHAN
yang mengampuni dan kita tidak berbuat dosa lagi. Kita kembali taat
dengar-dengaran, kembali kepada kesucian dan kita berdoa kepada
TUHAN untuk memohon kasih setia yang besar. Jangan mohon yang lain,
tetapi mohon kasih setia TUHAN yang besar. Jangan bergantung kepada
yang lainnya! Kita tidak dapat berbuat apa-apa. Hanya kasih setia
TUHAN yang dapat memulihkan kita; memulihkan rohani, jasmani, rumah
tangga, pelayanan, semuanya dipulihkan oleh TUHAN. Sampai TUHAN
datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti
Dia.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1