Sekarang
ini kita masih membaca di dalam kitab Wahyu 1: 20.
Wahyu
1: 20,
Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku
dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat
ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Rasul
Yohanes menerima pembukaan rahasia Firman ALLAH tentang 'tujuh
bintang di Tangan Kanan TUHAN dan tujuh kaki dian emas' Dalam
ibadah kemarin kita sudah mendengar, bintang = malaikat = gembala
dalam sidang jemaat. Gembala menjadi bintang dalam sidang jemaat,
jika gembala menyinarkan sinar terang bagi sidang jemaat (menerangi
sidang jemaat) = gembala menjadi teladan dalam sidang jemaat,
terutama teladan iman. Teladan iman adalah hidup dalam kebenaran
(semuanya benar), berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar
(tidak berubah-ubah, tidak campur aduk). Itulah gembala menjadi
bintang. Jika gembala menjadi bintang, maka sidang jemaat dalam
keadaan terang (tidak ada ketakutan lagi, dalam keadaan bahagia,
tidak tersandung dengan dosa-dosa dll).
Gembala
menjadi malaikat dalam sidang jemaat, jika gembala:
- dapat
memberi makan sidang jemaat dengan manna (Firman penggembalaan).
Dalam ibadah waktu yang lalu, hal ini sudah dibahas, sekarang saya
hanya mengulangi saja. Manna itu berasal dari langit. Jadi, Firman
penggembalaan tidak dapat dipelajari di sekolah alkitab manapun,
tetapi langsung didapatkan dari TUHAN (dari langit).
- dapat
menjaga keselamatan sidang jemaat lewat doa penyahutan.
- dapat
memelihara sidang jemaat: mengunjungi, membesuk jemaat dll.
Jika
gembala dapat menjadi malaikat dan bintang di dalam sidang jemaat,
maka gembala berada di dalam Tangan Kanan TUHAN, artinya tidak jatuh,
tidak gugur, bahkan dipermuliakan oleh TUHAN. Hati-hati, sebab ada
iblis yang menyamar menjadi malaikat terang. Banyak orang yang
menyamar menjadi gembala (mirip gembala, tetapi sebenarnya mereka itu
bukanlah seorang gembala).
Tandanya:
- tidak
dapat menjadi bintang (tidak dapat menjadi teladan): hidupnya tidak
benar (dalam keuangan tidak benar, semuanya tidak benar).
- tidak
dapat menjadi malaikat =
- tidak
dapat memberi makan sidang jemaat,
- tidak
dapat menjaga dan
- tidak
dapat memelihara sidang jemaat. Mau bertemu gembala sulit sekali
(saudara yang mau menikah sulit sekali). Inilah iblis yang menyamar
sebagai malaikat terang.
Jika
gembala menjadi malaikat dan bintang dalam sidang jemaat, maka
gembala berada di dalam Tangan Kanan TUHAN, berarti tidak jatuh,
tidak gugur, dipermuliakan oleh TUHAN dan sidang jemaat juga berada
dalam Tangan Kanan TUHAN. Gembala itu sebagai penentu. Jika diangkat
sebagai gembala, tidak main-main, sebab itu menentukan nasib sidang
jemaat. Jika gembala berada di dalam Tangan Kanan TUHAN, maka sidang
jemaat juga berada di dalam Tangan Kanan TUHAN, berarti:
- tidak
gugur, tidak jatuh, tetapi juga dipermuliakan oleh TUHAN,
- sidang
jemaat merasakan hadirat YESUS sebagai Imam Besar, Gembala Agung,
sehingga kerohanian mereka tidak menjadi kering tetapi mengalami
kepuasan surga. Kalau rohani kering, berbahaya, sebab akan mencari
kepuasan di dunia. Contohnya seperti perempuan Samaria yang terus
merasa haus (mencari air di sumur dunia), sampai lima kali kawin
cerai, yang ke enam dan seterusnya sudah kumpul kebo (maaf), Tetapi
tetap tidak puas. Jika tidak ada kepuasan dalam sidang jemaat,
merupakan tanggung jawab seorang gembala. Doakan kami,
gambala-gembala. TUHAN menolong kita semuanya.
- sidang
jemaat mengalami pekerjaan Firman penggembalaan (suara sangkakala)
yang menyucikan, mengubahkan sidang jemaat sampai ditampilkan
menjadi tujuh kaki dian emas = gereja TUHAN yang sempurna = Mempelai
Wanita Surga.
Inilah
hubungan antara gembala dan sidang jemaat, dituliskan => '
suatu
rahasia' Rasul Yohanes menerima pembukaan rahasia Firman
ALLAH (mengenai hubungan gembala dengan sidang jemaat). Kalau gembala
menjadi bintang dan malaikat = berada dalam Tangan Kanan TUHAN, maka
sidang jemaat akan ditampilkan menjadi tujuh kaki dian emas/sidang
jemaat yang sempurna/Mempelai Wanita Surga. Sampai kesitu! Bukan
hanya sampai jemaat diberkati, bukan! Tetapi sampai ditampilkan
menjadi tujuh kaki dian emas.
Sekarang
kita akan membahas tentang kaki dian emas. Doakan kami para gembala
(sekarang ini ada beberapa gembala yang datang), sebab sangat
menentukan dan juga siswa/i Lempin-El yang juga sedang mendengarkan.
Oleh sebab itu jika bukan panggilan TUHAN, jangan coba-coba untuk
masuk sekolah alkitab (menyerah menjadi hamba TUHAN). Nanti hanya
menjadi iblis yang menyamar menjadi malaikat terang. Semoga kita
dapat mengerti.
Ada
satu murid bpk pdt Pong yang membuka gereja di Surabaya. Saya capek
mencari gerejanya karena selalu berpindah-pindah (diusir-usir), lalu
pesan beliau kepada saya hanya satu (pesan yang terakhir) => 'pak
Wi bantulah dia, supaya dia jangan menjadi seorang manager, tetapi
menjadi seorang gembala' Inilah pesan dari bpk pdt Pong, tetapi
sayang sekali orangnya tidak mau dibantu, sampai yang terakhir bpk
pdt Pong meninggal, maka sudah selesai tugas saya. Ini menentukan,
mau ditampilkan sebagai apa sidang jemaat kalau gembalanya bukan
bintang, bukan malaikat dan sembarangan, maka jemaat juga sembarangan
(menjadi kaki dian yang padam, gelap dan binasa). Inilah tanggung
jawab kami sebagai gembala-gembala. Tetapi biarlah gembala-gembala
tampil sebagai bintang dan malaikat, sehingga sidang jemaat tampil
sebagai tujuh kaki dian emas/gereja TUHAN yang sempurna/Mempelai
Wanita Surga. Semoga kita dapat mengerti.
Sekarang
kita akan berbicara tentang kaki dian emas. Sidang jemaat tampil
sebagai kaki dian emas =>
Keluaran 25:
31, 32,
31.
"Haruslah engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas
tempaan harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik batangnya;
kelopaknya -- dengan tombolnya dan kembangnya -- haruslah seiras
dengan kandil itu.
32.
Enam cabang harus timbul dari sisinya: tiga cabang kandil itu dari
sisi yang satu dan tiga cabang dari sisi yang lain.
Ay
31 => '
kandil dari emas murni' => kaki dian emas.
Jadi,
kaki dian emas atau kandil terdiri dari tiga bagian besar:
Kalau
kita mau ditampilkan sebagai kaki dian emas, maka kita harus
mempunyai kaki, batang dan cabang. Inilah yang kita pelajari dalam
pengertian secara rohani.
Tiga
bagian besar dari kaki dian emas, antara lain:
- Kaki,
Kaki
itu pada bagian yang paling bawah, itulah sebagai dasarnya. Kalau
tidak ada kaki, maka kandil itu tidak akan dapat berdiri (pelita
tidak dapat tegak atau jatuh). Jadi, kaki = dasar, ini menunjuk
pendirian yang kuat dari hamba-hamba TUHAN, anak-anak TUHAN, gereja
TUHAN (bait ALLAH yang rohani atau Tubuh Kristus yang sempurna).
Jangan lemah, sebab dapat jatuh.
Efesus
2: 19, 20,
19.
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan
kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga
Allah,
20.
yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus
Yesus sebagai batu penjuru.
Ada
dua macam dasar:
- YESUS
Kristus sebagai Batu penjuru.
YESUS merupakan Batu Yang indah, Yang mulia, tetapi dibuang oleh
tukang-tukang bangunan. Bayangkan saja, semestinya tukang bangunan
tahu akan batu yang indah, tetapi malah dibuang. Itulah YESUS yang
disalibkan. Karena saat ini ibadah pendalaman alkitab, maka akan
saya tunjukkan ayat-ayatnya.
1
Petrus 2: 6, 7,
6.
Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku
meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru
yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan
dipermalukan."
7.
Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka
yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh
tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah
menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."
Batu
penjuru atau Batu indah yang dibuang oleh tukang bangunan menunjuk
kepada YESUS yang mati di kayu salib (Kurban Kristus). Inilah dasar
yang pertama. Pendirian kita (gereja TUHAN/Tubuh Kristus yang
sempurna, Mempelai Wanita) adalah diatas Kurban Kristus. Jika kita
memiliki dasar Kurban Kristus, maka kita dapat/suka berdamai satu
dengan yang lain. Kurban Kristus = kurban pendamaian.
Berdamai
artinya:
- saling
mengaku dosa kepada TUHAN dan kepada sesama dan jika diampuni
jangan berbuat dosa lagi.
- saling
mengampuni dosa orang lain dan melupakan.
Jika
sudah saling mengaku dan saling mengampuni, maka dosa diselesaikan
oleh Darah YESUS (Kurban Kristus) dan kita memiliki hati yang damai
sejahtera (hidup damai sejahtera). Pendirian kita diatas Kurban
kristus, itulah suka berdamai, bukan menyimpan dosa, bukan
menghakimi dosa orang lain.
- Dasar
para rasul dan para nabi.
Para nabi menunjuk perjanjian lama.
Para rasul menunjuk perjanjian baru. Jadi dasar yang kedua adalah
alkitab (perjanjian lama dan perjanjian baru) = Firman pengajaran
yang benar. Tadi dasar pertama, YESUS Kristus sebagai Batu penjuru
= Kurban Kristus. Semoga kita dapat mengerti.
Jadi
dua dasar adalah Kurban Kristus dan Firman pengajaran yang benar.
Kebaktian pendalaman alkitab (Firman pengajaran yang benar) dan
perjamuan suci (Kurban Kristus) untuk membangun dasar yang kuat dari
gereja TUHAN / Tubuh Kristus/Mempelai Wanita. Kalau di gereja tidak
ada pendalaman alkitab, maka banyak yang gugur (tidak kuat, jatuh,
tidak tahan uji, roboh) sampai binasa untuk selamanya. Perhatikanlah
kebaktian pendalaman alkitab sebab ini untuk membangun dasar yang
kuat dari gereja TUHAN.
Kalau kita mempunyai dasar Kurban
Kristus dan Firman pengajaran yang benar, apa yang menjadi
praktiknya?
Praktik
berdiri diatas dasar Kurban Kristus dan Firman pengajaran yang benar
adalah:
- Matius
5: 37,
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu
katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si
jahat.
Ay 37 => 'Apa
yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat'
=> 'kalau lebih daripada itu = roboh'
Praktik
pertama: kalau
ya (benar) katakan ya (benar), kalau tidak (tidak benar) katakan
tidak (tidak benar) =
jujur.
Kejujuran terutama dimulai dari soal
pengajaran yang benar (soal TUHAN); kita tidak boleh berkata =>
'ini benar, tetapi ... Tidak benar, tetapi ...' Tidak boleh!
Kalau ya katakan ya, tidak katakan tidak. Kalau sudah dapat jujur
soal TUHAN (pengajaran yang benar), setelah itu kita dapat jujur
dalam segala hal apapun risikonya. Kalau sudah tahu salah => 'ya
ini salah, tetapi ...' Ini dikurangi nilainya. Seperti halnya
saat ulangan, tetapi membiarkan jawaban yang salah => 'ini
salah tidak apa-apa' Ini berarti nilainya sudah berkurang. Saya
tidak mau menjadi hamba TUHAN, tetapi nilainya dikurangi. Kita
harus mencapai nilai seratus atau sempurna.
Ini bukan
sombong, tetapi seperti kata rasul Paulus => 'aku belum
mencapai, tetapi mengejar kesempurnaan' Kalau sudah tahu salah,
tetapi dibiarkan saja, berarti tidak sempurna. Buat apa? Seperti
saudara saat sekolah, ada dosen mengajar 2 + 2 = tidak mengapa 4,
1. Sudah tahu salah, untuk apa sekolah disitu? Nanti tidak akan
lulus. Seringkali kita salah. Sudah mengakui pengajarannya benar,
masih ada 'tetapi' Ini sudah salah. Bagaimana pengajarannya?
Sudah mengakui pengajarannya benar, masih ada 'tetapi' Ini
sudah dikurangi nilainya (tidak akan dapat sempurna). Kalau miring
sedikit saja, tidak dapat sempurna. Istilah dari bpk pdt Pong =>
'bukan fanatik bodoh-bodoh' Tetapi kalau jujur (ya katakan ya,
tidak katakan tidak), itulah bijaksana. Semoga kita dapat
mengerti.
- Matius
7: 21-23,
21.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga.
22.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan
demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23.
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku,
kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Ay
22 => pelayanannya kelihatan hebat, luar biasa karena ada
mujizat.
Tadi, praktik pertama jujur soal pengajaran. Harus
mengetahui yang benar terlebih dahulu. Kalau tidak tahu yang benar,
lalu bagaimana mau mempraktikannya? Pastikan dulu mana yang benar,
baru dapat dipraktikkan.
Praktik kedua:
taat
dengar-dengaran kepada pengajaran yang benar.
Contohnya adalah seperti YESUS taat
sampai mati di kayu salib. Semoga kita dapat mengerti.
Kalau
tidak taat atau tidak sesuai dengan Firman pengajaran yang benar,
sekalipun ibadah pelayanan kelihatan hebat (dapat mengusir setan
dll), itulah pembuat kejahatan (berbuat jahat). Ini harus kita
cegah. Ayat 23 TUHAN mengatakan => 'Aku berterus terang' Saya
sudah merasa melayani dari Malang ke Surabaya, tetapi kalau tidak
sesuai dengan pengajaran yang benar, itulah berbuat jahat. Lebih
baik sekarang ini TUHAN berterus terang kepada saya, tidak dipuji,
tidak ada yang berkata => 'saudara hebat, luar biasa' Tidak
ada! Tetapi berkata => 'masih banyak yang salah' Lebih baik
sekarang TUHAN berterus terang, daripada nanti TUHAN berterus
terang, tetapi sudah tidak ada kesempatan lagi (sudah diusir oleh
TUHAN).
Biarlah semuanya disesuaikan dengan pengajaran yang
benar atau taat dengar-dengaran pada pengajaran yang benar. Dimulai
dari jujur terlebih dahulu => 'ya katakan ya, tidak katakan
tidak' Sesudah yakin akan pengajaran yang benar, mari dipraktikkan
(taat dengar-dengaran pada pengajaran yang benar apapun risikonya).
Sehebat apapun ibadah pelayanan, tetapi kalau tidak taat/tidak
sesuai dengan pengajaran yang benar = pembuat kejahatan dan diusir
oleh TUHAN.
Diusir oleh TUHAN artinya tidak diakui oleh
TUHAN, tidak dikenal oleh TUHAN, dan binasa selamanya. Mari sekarang
ini kita membangun dasar terlebih dahulu (membangun diatas Kurban
Kristus dan pengajaran yang benar), itulah jujur dan taat. Semoga
kita dapat mengerti.
Kalau sudah jujur
dan taat, hasilnya adalah:
- Tahan
uji = tidak akan roboh, tidak goyah dalam menghadapi apapun
juga.
Jangankan roboh, goyahpun tidak.
- 'menerima
berkat dari surga
- akan
mencapai Wahyu 12: 1 'Mempelai Wanita berdiri diatas bulan'
Apapun
keadaan kita (mungkin dalam kesulitan dll), kembali pada dasar.
Kalau tumbuhan bagaimana akarnya. Mengapa tidak berbuah? Akarnya ini
harus yang diperbaiki.
Hagai
2: 19, 20,
19.
Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya -- mulai dari
hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari
diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah
20.
apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon
anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah?
Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!"
Ay19
=> 'Perhatikanlah mulai dari hari ini'
=> mulai sekarang ini.
Ay 20 => lumbung kosong, tidak ada
buah-buah, mengapa ini?
Kalau selama ini kita sudah melayani,
sudah berusaha, tetapi tidak ada buah-buah yang dihasilkan, mari
dasarnya diperbaiki terlebih dahulu yaitu Kurban Kristus = hati
damai, pengajaran yang benar dengan praktik yaitu jujur dan taat,
itu sudah cukup.
Jika sudah ada dasar, hasilnya adalah mulai
hari ini TUHAN akan mencurahkan atau memberikan berkat dari surga,
baik berkat rohani, jasmani, rumah tangga, semuanya akan dicurahkan
oleh TUHAN. Saya
selalu mengatakan, kalau dasarnya kuat (landasannya kuat), pesawat
akan landing dari manapun (terutama dari surga). Untuk menjadi kaki
dian emas yang bercahaya/gereja yang sempurna/Mempelai Wanita harus
ada dasar yang kuat (kaki yang kuat)
Wahyu
12: 1,
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan
berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah
mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Hasilnya
adalah gereja TUHAN/Mempelai Wanita berdiri
diatas bulan yang berwarna merah (penebusan oleh Darah YESUS).
Kita tidak akan terkalahkan oleh
apapun dan tidak akan jatuh, bahkan maut pun tidak akan bisa
mengalahkan kita. Semoga kita dapat mengerti.
Jika sudah
berdiri diatas bulan, ada pasangannya. Kalau kaki sudah berdiri
diatas bulan, pasti ada matahari dan bintang. Matahari, bulan dan
bintang menunjuk Pakaian Mempelai/Pakaian terang/pakaian putih
berkilau-kilauan (Wahyu 19: 8). Kita akan mendapatkan pakaian putih
berkilau-kilauan (Pakaian Mempelai). Dosa-dosa sudah ditebus
semuanya oleh Darah YESUS (gereja TUHAN berdiri diatas bulan
berwarna merah), sehingga kita dapat memakai pakaian putih
berkilau-kilauan (tidak ada celanya), itulah pakaian Mempelai
Wanita. Semoga kita dapat mengerti.
- Batang
Batang
= pokok. Ini mengingatkan ayat => 'Akulah pokok anggur yang
benar, kamu adalah carang-carangnya' Ada batang dan ada juga
cabang-cabangnya. Batang atau Pokok adalah Pribadi YESUS Yang
menjadi Teladan. Kita harus meneladani Pribadi YESUS supaya kita
menjadi teladan bagi sesama. Contohnya: kami sebagai gembala harus
meneladani YESUS, supaya gembala dapat menjadi teladan bagi jemaat.
Jemaat, imam-imam/pelayan TUHAN juga harus meneladani YESUS, supaya
dapat menjadi teladan/terang bagi sesama, baik sesama di rumah
tangga, di penggembalaan (di gereja), antar penggembalaan, di
sekolah, di pekerjaan, sampai dimana saja. Semoga kita dapat
mengerti.
Teladan apa saja yang harus
kita ikuti?
1
Petrus 2: 21-25,
21.
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita
untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu
mengikuti jejak-Nya.
22.
Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
23.
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika
Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada
Dia, yang menghakimi dengan adil.
24.
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib,
supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.
Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
25.
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah
kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Ay
21 => 'supaya kamu mengikuti jejak-Nya'
=> teladan jejak. YESUS berjalan duluan, kita mengikuti-Nya di
belakang. Dia adalah Pokok, kita sebagai cabang-cabangnya. Kita
meneladan atau melihat Dia.
Kita harus mengikuti teladan
jejak-Nya YESUS. Dia sebagai Pokok/Batang (Pribadi YESUS Yang
menjadi teladan), kita hanya melihat, mengikuti, meneladani Dia
saja. Istilah yang mudah adalah mencontoh YESUS saja. Ini seperti
sistem Lempin-El Kristus Ajaib. Sistim di dalam Lempin-El sangat
sederhana, tinggal mencontoh saja. Dulu guru Lempin-El adalah bpk
pdt In Juwono, kita mencontoh bpk pdt In Juwono. kemudian gurunya
bpk pdt Pong, kita mencontoh bpk pdt Pong. Bpk pdt Pong juga
mencontoh bpk pdt In Juwono. Tinggal mencontoh saja. Kami tidak
diajarkan bagaimana caranya menguburkan orang meninggal (tidak ada
pelajaran langsung saat di sekolah). Hanya diajak saja. Kalau ada
orang meninggal, Lempin-El diajak, sehingga mereka dapat melihat
bagaimana caranya melayani orang yang sudah meninggal. Demikian juga
saat menikahkan orang. Saya tidak pernah diajarkan secara langsung
di Lempin-El untuk menikahkan orang. Saat ada pernikahan datang dan
melihat caranya. Kalau mencontoh, akan lebih mudah sehingga langsung
dapat dipraktikkan.
Demikian juga kita. Tidak perlu banyak
teori, YESUS jalan kesana, ikuti saja. Pasti beres! Seperti itulah
meneladani atau mencontoh.
Kita
harus mengikuti teladan jejak YESUS yaitu:
- Mengikuti
jejak kematian dan kebangkitan
(ay 21-24).
Jejak kematian yaitu
mati terhadap dosa. Jejak kematian ini banyak diidentikkan dengan
miskin, tidak ada makanan, memang boleh. Tetapi kalau miskin tetap
berbuat dosa, itu bukan jejak kematian. Orang diluar TUHAN (tinggal
di kolong jembatan dll) juga banyak yang miskin. Jejak kematian itu
terutama mati terhadap dosa (mau miskin, kaya, tetapi tidak berbuat
dosa). Banyak kali kita berkata => 'dia kaya, tidak pernah
kematian' Tidak demikian! Orang kaya juga dapat mengikuti jejak
kematian, yaitu saat kaya, dia tidak berbuat dosa. Orang miskin
juga bisa mengikuti jejak kematian, yaitu saat miskin, dia tidak
berbuat dosa.
Kalau miskin, tetapi mencuri, itu bukanlah
jejak kematian. Yang penting adalah mati terhadap dosa. Itulah
jejak kematian!
Mati terhadap dosa
= bertobat,
artinya:
- tidak
berbuat dosa (ay 22 'Ia tidak berbuat
dosa'). Orang mati, sudah tidak dapat
lagi berbuat dosa.
- tidak
ada tipu: tidak menipu, tidak ada dusta. Orang yang mati, sudah
tidak dapat lagi menipu atau berdusta.
- 'Ketika
Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki'
= tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi justru
membalas kejahatan dengan kebaikan. Kalau ada orang yang menyakiti
kita, lalu kita balas orang tersebut dengan kebaikan, kita serasa
mati.
Bentuk
kematian atau sengsaranya dapat bermacam-macam, tetapi yang harus
sama adalah mati terhadap dosa (bertobat). Saya mengatakan kepada
murid-murid Lempin-El Kristus Ajaib => 'jaman sekarang, jarang
sekali yang masuk sekolah alkitab itu orang yang miskin, sebab saya
melihat banyak yang naik pesawat, membawa koper' Ini beda dengan
hamba TUHAN dulu yang mungkin benar-benar miskin dll. Mungkin
saudara juga sudah ada yang pernah bekerja, menerima gaji, tetapi
sekarang sudah tidak menerima gaji lagi, bagaimana? Sengsara atau
tidak. Jawabannya => 'sengsara' Saat sengsara ini, juga
harus berhenti berbuat dosa.
YESUS sudah dicaci maki dll,
tetapi Dia membalas dengan kebaikan, yaitu menyembuhkan orang
sakit, membangkitkan orang mati. Sampai Dia disalibkan, tetapi Dia
masih membalas dengan kebaikan => 'ampunilah mereka Bapa,
mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat' Itulah jejak kematian.
Sedangkan jejak kebangkitan adalah hidup untuk kebenaran. Yang
tidak benar, jangan! Kalau tidak benar, berarti mati, belum
bangkit. Semuanya harus benar. Semoga kita dapat
mengerti.
Sekarang ini apa yang tidak benar, dibuang dan
kita meneladan kepada YESUS. Kalau ada yang tidak benar, berarti
kita tidak berada pada Jejak YESUS/sesat/salah arah. YESUS berada
pada jalan ke surga, tetapi kalau dalam kehidupan kita
mempertahankan yang tidak benar (mempertahankan pekerjaan yang
tidak benar, studi yang tidak benar seperti menyontek, identitas
diri tidak benar, apa saja yang tidak benar), berarti kita
melenceng (berbeda arah dengan YESUS) dan tidak akan pernah
bertemu. Inilah tersesat (tidak meneladani YESUS).
Jika kita
mengikuti Teladan Jejak YESUS, mati terhadap dosa dan hidup dalam
kebenaran, maka 'oleh bilur-Nya kamu sembuh' Hasilnya adalah
kita mengalami kuasa bilur-bilur TUHAN, untuk menyembuhkan lahir
batin kita (ini dua kali dituliskan, dalam Petrus dan Yesaya) =
menyembuhkan penyakit secara jasmani dan rohani (sakit hati dll),
sehingga kita sehat jasmani dan rohani, termasuk nikah rumah tangga
sehat, ekonomi sehat, keuangan sehat, semuanya sehat. Sehat secara
rohani = tidak berbuat dosa, hidup benar. Semoga kita dapat
mengerti.
- 1
Petrus 2: 25,
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah
kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Mengikuti
Teladan Jejak YESUS yaitu
kita
harus menjadi domba-domba yang tergembala dengan benar dan baik.
Sebab ada penggembalaan yang tidak
benar, yaitu ada gembala pedagang domba, gembala pandir (ini ada di
alkitab). Ini merupakan koreksi bagi saya juga (bagi hamba-hamba
TUHAN, pelayan TUHAN), kita termasuk gembala yang mana? Apa arti
dari tergembala dengan benar dan baik?
Tergembala
dengan benar dan baik yaitu:
- Tergembala
pada Firman pengajaran yang benar (Pribadi YESUS).
Nomor satu tentang makanan dulu. Semuanya ditentukan oleh makanan,
baik hidup jasmani dan rohani kita. Contohnya: untuk hidup secara
jasmani, lalu kita makan dengan sembarangan (makan racun),
akhirnya mati. Biarpun kita hebat, kuat, kalau makan racun,
lama-lama akan lemah (pergerakannya lemah) sampai mati. Begitu
juga dengan kerohanian kita. Salomo yang hebat, tetapi makan racun
dari isterinya (racun itu sedikit demi sedikit, sehingga tidak
terasa), lama-kelamaan menjadi lemah dan mati. Sudah mulai ragu
terhadap yang benar, tidak mau mengakui yang benar, akhirnya
tersesat sampai mati.
Gembala ini merupakan kepercayaan
TUHAN (penjaga-penjaga), tetapi sesungguhnya yang menggembalakan
adalah TUHAN. Banyak kali kita tergembala kepada orangnya, bukan
kepada pengajarannya, sehingga menjadi kacau. Harus tergembala
pada Firman pengajaran yang benar.
- Selalu
berada di kandang pengggembalaan.
Kandang penggembalaan dalam
tabernakel menunjuk pada ruangan suci. Terdapat tiga macam alat
dalam ruangan suci, sekarang menunjuk ketekunan dalam tiga macam
ibadah pokok (saya berulang-ulang mengatakan hal ini, supaya kita
yakin dan mantap) yaitu:
- Pelita
emas: ketekunan dalam ibadah raya (kebaktian umum). Ini
persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya.
- Meja
roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan
perjamuan suci. Ini persekutuan dengan Anak ALLAH di dalam Firman
pengajaran dan Kurban Kristus.
- Medzbah
dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Ini
persekutuan dengan ALLAH Bapa di dalam kasih-Nya. Inilah
ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Di
dalam kandang penggembalaan, kita mengalami:
- Kekuatan
ekstra untuk rela sengsara daging karena YESUS (bersama YESUS).
Contohnya: kita beribadah hari
Minggu, Senin, ini sengsara. Inilah kekuatan dalam kandang
penggembalaan.
- Kita
mengalami penyucian tubuh, jiwa, roh oleh ALLAH Tritunggal,
sehingga kita dapat dipakai oleh TUHAN untuk melayani TUHAN.
Tiga macam ibadah untuk menyucikan
tubuh, jiwa, roh. Bukan tiga kali, tetapi tiga macam ibadah, sebab
kita terdiri dari tiga macam (tubuh, jiwa, roh). ALLAH itu ALLAH
Tritunggal = Tiga Oknum dalam Satu Pribadi. Kalau berapa kali,
boleh banyak. Misalnya: ikut kebaktian umum beberapa kali, silahkan
saja, tetapi itu tetap kebaktian umum. Ikut kebaktian doa beberapa
kali (doa pagi, doa puasa, dll), ini tetap satu macam saja. Seperti
kebaktian doa di Malang, ada doa pagi hari Senin, Rabu, Kamis, ini
sudah beberapa kali. Ditambah lagi doa puasa, doa semalam suntuk.
Terserah mau berapa kali, yang penting adalah tiga macam, karena
kita terdiri dari tubuh, jiwa, roh dan ALLAH itu merupakan ALLAH
Tritunggal. Jadi, harus jelas macam ibadahnya. Semoga kita dapat
mengerti.
Kita pelajari bagaimana pelayanan dalam
penggembalaan? Dalam 1 Petrus 5, ini pasal tentang penggembalaan.
Tanda-tanda
(ciri-ciri) pelayanan dalam sistem penggembalaan yang benar:
- 1
Petrus 5: 1,
Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman
penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat
bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.
Ay
1 => 'aku sebagai teman
penatua' =>
gembala-gembala.
Tanda pertama: harus
rela menderita daging bersama YESUS
('saksi penderitaan Kristus').
Kita meneladani YESUS: Gembala Yang Baik sudah menyerahkan
Nyawa-Nya bagi kita. Bukan untuk mencari berkat dll, melainkan rela
menderita atau sengsara daging karena YESUS. Jadi harus mengalami
sengsara daging, sebab itulah sistem penggembalaan.
Saya
selalu mengatakan => 'kalau bapak, ibu, saudara (termasuk saya
juga) melayani TUHAN sampai merasa sengsara' Itu sudah benar!
Kalau enak-enak, ini gawat!
- 1
Petrus 5: 2,
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan
paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan
jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian
diri.
Tanda kedua: pelayanan
yang ditandai dengan kerelaan hati (suka rela),
yaitu tidak terpaksa, tidak mencari keuntungan, tetapi hanya
pengabdian diri. Pengabdian diri = dollos (pelayan yang hanya
mempunyai kewajiban) = tidak mempunyai hak, tetapi hanya melakukan
kewajiban. Jangan takut, sebab hak dan upah kita berada di dalam
Tangan TUHAN.
Dimulai dari seorang gembala terlebih dahulu.
Kalau gembala tidak rela sengsara (capek, hitung-hitung waktu untuk
berkhotbah), saya tidak menghina, tetapi ini tidak sesuai dengan
apa yang ditulis di dalam surat Petrus. Dulu murid-murid menjadi
saksi (melihat) penderitaan Kristus (YESUS disalibkan dll). Petrus
melihat bagaimana YESUS ditangkap, dicambuk dll. Nomor satu
dituliskan => 'Aku menasihatkan para
penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi
penderitaan Kristus', berarti gembala
dulu menjadi saksi, kemudian jemaat melihat ada sengsara YESUS di
dalam seorang gembala. Baru setelah itu, suka rela, tidak terpaksa
dan pengabdian diri (hanya mempunyai kewajiban, tanpa
hak).
Kewajiban kita hanyalah memuliakan TUHAN, mengagungkan
TUHAN lewat pelayanan (bukan memuliakan diri sendiri). Ini luar
biasa, sebab hak dan upah kita ada di dalam Tangan TUHAN. Hanya
itulah tugas kita. Memang, kita melayani TUHAN sepertinya tidak
memiliki hak. Contohnya: seperti Hak YESUS dilepaskan semuanya; Hak
untuk hidup di surga dilepaskan untuk turun ke dunia. YESUS kaya,
menjadi miskin di dunia. Bahkan Hak untuk hidup (hak paling asasi)
hilang karena nyawa-Nya dikorbankan. Kalau sekarang dapat terkena
pelanggaran hak asasi manusia. Inilah yang sedang kita
contoh.
Doakan, supaya ada tanda-tanda pelayanan dalam
penggembalaan yang benar, mulai dari saya sebagai seorang gembala
dapat menjadi saksi penderitaan Kristus, diikuti oleh semua
domba-domba (pelayan-pelayan TUHAN) sehingga dapat melayani dengan
suka rela. Kalau saya sebagai gembala tidak melayani dengan suka
rela, bagaimana sidang jemaat? Harus dimulai dari seorang gembala.
- 1
Petrus 5: 3,
Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka
yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan
bagi kawanan domba itu.
Ay 3
=> kalau memerintah itu seperti kerajaan. Tetapi kalau dalam
penggembalaan menjadi teladan.
Tanda ketiga:
kita
harus menjadi teladan bagi sesama.
Gembala menjadi teladan bagi kawanan
domba dan domba-domba menjadi teladan bagi sesama (domba-domba yang
lainnya). Menjadi teladan, bukan memerintah. Kalau saya (gembala)
merindu supaya domba-domba setia dalam tiga macam ibadah, berarti
mulai dari saya (gembala) terlebih dahulu harus setia dalam tiga
macam ibadah, bukan hanya memerintah. Setelah itu domba-domba pasti
mengikuti.
Contohnya
seperti YESUS:
- YESUS
Setia, lalu kita mengikuti.
- Gembala
Agung Setia, gembala-gembala ikut setia, lalu domba-domba juga ikut
setia. Hanya keteladanan. Semoga kita dapat mengerti.
Menjadi
teladan bagaikan pelita yang bersinar = memancarkan sinar. Kalau ada
pelita yang menyinari terus, maka saudara yang datang dalam
kegelapan akan terkena sinar dan lama kelamaan juga akan menjadi
terang. Kalau yang dalam kegelapan, dipukuli terus => 'kamu
begini, kamu begini' Nanti tambah ngamuk. Disinari saja (diberikan
teladan) baik di rumah tangga, dalam penggembalaan, lama-lama akan
menjadi terang.
1
Timotius 4: 12,
Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.
Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, (1)dalam
perkataanmu, (2)dalam
tingkah lakumu, (3)dalam
kasihmu, (4)dalam
kesetiaanmu dan (5)dalam
kesucianmu.
1 Timotius =>
pasal tahbisan atau pelayanan.
Kita
menjadi teladan, terutama dari lima keteladanan yaitu:
- teladan
dalam perkataan,
- teladan
dalam solah tingkah laku,
- teladan
dalam kasih,
- teladan
dalam kesetiaan,
- teladan
dalam kesucian.
Lima
teladan, angka lima menunjuk lima luka YESUS (sengsara TUHAN). Jadi
untuk menjadi pelita yang bercahaya (menjadi teladan), kita harus
meneladani lima luka YESUS (sengsara dari TUHAN, sengsara daging,
sengsara Kristus). Pelita itu dibuat dari emas tempaan, bukan
cor-coran. Kalau cor-coran, ada cetakannya, lalu jadilah pelita.
Emas tempaan itu dipukul, dipanasi berulang-ulang. Seperti itulah
kalau mau menjadi teladan. Siap untuk dipanasi dan dipukul, itulah
sengsara daging.
Timotius itu masih muda, pada ayat
disebutkan 'Jangan seorangpun menganggap
engkau rendah karena engkau muda' Jadi
seorang yang muda harus belajar untuk menjadi teladan, apalagi bagi
yang sudah tua (sudah lama dalam pengajaran). Yang sudah tua (sudah
lama dalam pengajaran) harus sudah menjadi teladan. Inilah
tanda-tanda pelayanan dalam sistem penggembalaan yang benar. Jika
sudah ada tanda-tanda pelayanan dalam sistem penggembalaan yang
benar (ada sengsara, kerelaan sampai pengabdian diri, ada teladan),
maka ada hasilnya.
1
Petrus 5: 4,
Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota
kemuliaan yang tidak dapat layu.
Ay
4 => 'mahkota kemuliaan yang tidak dapat
layu' => Mahkota Mempelai.
Kalau
kita sudah dapat menjadi teladan, maka kita akan mendapatkan Mahkota
Mempelai. Tadi yang pertama: jika kaki atau dasarnya kuat (berdiri
diatas bulan), tidak pernah jatuh, tidak terkalahkan oleh apapun,
mautpun tidak dapat mengalahkan kita (kita yang mengalahkan maut)
dan kita mendapatkan matahari, bulan dan bintang = kita akan
mendapatkan Pakaian Mempelai Wanita, pakaian terang, pakaian putih
berkilau-kilau). Tidak telanjang lagi.
Kemudian, ada batang =
YESUS/pengajaran yang benar sebagai Pokoknya, bukan yang lain. Kalau
Pokoknya benar (hanya satu), maka kita akan mendapatkan mahkota
Mempelai. Mari kita tergembala dengan sungguh-sungguh, meneladani
YESUS, dan kita mendapatkan mahkota Mempelai. Semoga kita dapat
mengerti.
Ini sudah ada semuanya. Kita tinggal
mempraktikkannya.
- Dasarnya
ada (Kurban Kristus, pengajaran yang benar), praktiknya adalah:
- jujur
dan taat dengar-dengaran (bagaikan berdiri diatas bulan). Lalu,
- ada
berkat, kekuatan, tahan uji sampai mendapatkan pakaian Mempelai.
- Kemudian
batang. Kita hanya meneladani/mengikuti Jejak YESUS, yaitu
tergembala dengan baik, melayani dengan baik, sampai mendapatkan
mahkota Mempelai. Mahkota Mempelai itu tidak layu ('mahkota
yang tidak layu'), sebab itu kita
sekarang tidak boleh layu dan harus tetap setia berkobar-kobar
dalam melayani TUHAN. Jangan
layu (jangan loyo) sedikitpun! Usia boleh semakin tua, tetapi
pelayanan tidak boleh 'loyo' Harus setia berkobar-kobar di
dalam ibadah pelayanan
kepada TUHAN, termasuk pelayanan dalam rumah tangga. Tubuh Kristus
mulai dari rumah tangga, layani sesuai dengan jabatan (sebagai
suami, isteri, layani dengan baik). Itulah mahkota yang tidak layu!
Sekalipun usia semakin tua, tetapi harus tetap semangat atau setia
berkobar-kobar dalam pelayanan. Semoga kita dapat
mengerti.
- Cabang
Keluaran
25: 32,
Enam cabang harus timbul dari sisinya: tiga cabang kandil itu dari
sisi yang satu dan tiga cabang dari sisi yang lain.
Jadi
ada enam cabang yang keluar dari Pokok.
Angka enam menunjuk manusia ('manusia
diciptakan pada hari ke enam').
Jadi enam cabang keluar dari Pokok
artinya manusia yang ada kaitan atau ada
hubungan dengan Pokok
Anggur
Yang
Benar
(Pribadi
YESUS). Yang dimaksud cabang kaki dian emas ini adalah yang ada
hubungannya dengan Pokok.
Semoga kita dapat
mengerti.
Enam cabang keluar dari Pokok
= manusia yang memiliki
hubungan dengan Pokok
Anggur
Yang
Benar
(Pribadi
YESUS), hubungannya apa? Sekarang ini
akan kita bahas
satu hubungan saja, yaitu enam cabang harus melekat pada Pokok
atau Pribadi
YESUS. Cabang harus melekat pada Pokok
artinya manusia yang ada persekutuan dengan YESUS di
dalam kesucian dan kesetiaan.
YESUS suci, kita juga suci. YESUS setia, kita juga setia. Suci dan
setia (dua hal) ini tidak dapat
dipisahkan. Kalau tidak suci, tidak setia. Contohnya dalam rumah
tangga: kalau suami suci, pasti setia dalam rumah tangga. Isteri
suci, juga akan
setia.
Di dalam
kitab
Wahyu dituliskan 'bahkan
setia sampai mati'
Demikian juga kepada TUHAN, kalau kita hidup suci, kita setia. Kalau
tidak suci, tidak akan setia. Saya selalu mengajarkan kepada kaum
muda => 'hati-hati kaum muda, kalau sudah mulai tidak setia,
itu bahaya' Bapak ibu sekalian kalau melihat kaum muda tidak
setia? 'dulu begini, sekarang sudah mulai tidak setia' Harus
ditegor atau dinasehati. Sebab kalau dibiarkan saja, akan jatuh
(hilang kesuciannya).
Saya sebagai gembala sudah banyak
menemukan. Saat-saat jam ibadah, tidak digunakan untuk beribadah
(yang sembunyi-sembunyi), pasti jatuh. Kalau untuk keperluan yang
sudah direncanakan seperti liburan (ada hari libur satu tahun satu
kali), saya sebagai gembala juga mengijinkan. Silahkan berlibur
dengan keluarga dengan
baik, pamit lalu didoakan. Sudah beberapa kali saya menemukan =>
'kapan kamu jatuhnya? Saat-saat hari ibadahkan' Jawabannya =>
'ya' Ini karena tidak digunakan untuk beribadah. Kalau
sengaja-sengaja, pasti jatuh. Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau tidak
suci dan tidak setia = carang yang kering (menjadi cabang yang
kering), mati, tidak dapat
berbuah (kalau cabangnya anggur), tidak dapat
bersinar atau pelitanya padam (kalau pada pelita emas). Seperti lima
gadis bodoh yang padam pelitanya, sehingga ketinggalan saat YESUS
datang kembali dan binasa. Semoga kita dapat
mengerti.
Tiap cabang
terdiri dari tiga rangkaian.
Keluaran
25: 33,
Tiga kelopak yang berupa bunga badam pada cabang yang satu--dengan
tombol dan kembangnya--dan tiga kelopak yang serupa pada cabang yang
lain--dengan tombol dan kembangnya--;demikianlah juga kaubuat keenam
cabang yang timbul dari kandil itu.
Ada
kelopak, tombol, bunga ini merupakan satu rangkaian. Setiap cabang
terdiri dari tiga rangkaian:
- rangkaian
I: kelopak, tombol, bunga,
- rangkaian
II: kelopak, tombol, bunga,
- rangkaian
III: kelopak, tombol, bunga.
Satu
rangkaian = tiga
unit. Kalau tiga rangkaian berarti tiga
kali tiga = sembilan
unit.
Angka sembilan
menunjuk pada:
- Sembilan
karunia Roh Kudus (1
Korintus 12),
- Sembilan
jabatan pelayanan,
- Sembilan
perbuatan kasih,
- Sembilan
buah-buah Roh Kudus (Galatia
5).
Kalau
kita hidup suci dan setia, maka kita akan
menghasilkan empat
dikalikan sembilan (sembilan
karunia Roh Kudus, sembilan
jabatan pelayanan, sembilan
perbuatan kasih, dan sembilan
buah-buah Roh Kudus). Empat dikalikan
sembilan inilah yang membawa
gereja TUHAN masuk dalam kesempurnaan (bersinar), yaitu menjadi
Mempelai Wanita
TUHAN. Semoga kita dapat
mengerti.
Hati-hati! Waktu Israel keluar dari Mesir menuju ke
tanah Kanaan, Israel dapat
menghancurkan kota Yeriko yang hebat (menunjuk kegerakan hujan
akhir), tetapi bangsa Israel kalah dengan kota Ai yang kecil dan
tiga puluh enam orang mati).
Ingat! Empat dikalikan sembilan sama
dengan tiga puluh enam. Dalam
kegerakan Roh Kudus hujan akhir (kegerakan pembangunan Tubuh
Kristus yang sempurna), harus berhati-hati, sebab setan mau
menghancurkan empat dikalikan sembilan
ini yaitu setan
mau menghancurkan
karunia, mengambil jabatan (mundur dari pelayanan), sehingga tidak
dapat
berbuah-buah lagi dan
tidak dapat
mencapai kesempurnaan.
Yosua
7: 5,
Sebab orang-orang Ai menewaskan kira-kira tiga puluh enam orang dari
mereka; orang-orang Israel itu dikejar dari depan pintu gerbang kota
itu sampai ke Syebarim dan dipukul kalah di lereng. Lalu tawarlah
hati bangsa itu amat sangat.
Ay
5 => 'Lalu
tawarlah hati bangsa itu amat sangat'
=> sangat tawar hati = rubuh atau runtuh.
Setan
memakai kota Ai (Ai artinya roh reruntuhan) untuk menghancurkan/
mematikan empat dikalikan sembilan
(karunia, jabatan , perbuatan kasih dan buah-buah Roh). Reruntuhan
itu berbentuk kecil-kecil.
Apa
yang dimaksud dengan
roh reruntuhan?
- Dosa
Akhan: hati
yang diikat oleh keinginan akan uang.
Akhan yang mencuri milik TUHAN. Seharusnya,
emas, perak, pakaian diletakan
di dalam rumah
perbendaharaan, tetapi diambil oleh Akhan, lalu diletakkan
di dalam kemahnya
sendiri. Inilah roh reruntuhan. Hati yang diikat oleh keinginan
akan uang, sehingga menjadi:
- kikir
= tidak dapat
memberi,
- serakah:
merampas hak TUHAN (persepuluhan
dan persembahan khusus).
Uang
itu merupakan perkara kecil bagi TUHAN,
tetapi inilah yang dapat
meruntuhkan seorang gembala, hamba TUHAN, anak TUHAN (karunia dan
jabatannya dicabut sampai tidak mau melayani TUHAN lagi, tidak ada
buah-buah Roh lagi atau kering).
- Amsal
11: 11,
Berkat
orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik
meruntuhkannya.
'mulut
orang fasik meruntuhkannya'
= perkataan
sia-sia
(dusta, fitnah, gosip yang tidak benar, dsb). Inilah yang
meruntuhkan! Dari hati keluar ke mulut, ini sudah mencakup seluruh
hidup.
Kita
harus hati-hati, sebab empat dikalikan
sembilan ini sedang diincar
sampai tidak mau melayani TUHAN lagi, bahkan tidak berbuah lagi
(kering). Roh reruntuhan mulai dari hati (keinginan akan uang)
sampai di mulut (mulut yang fasik atau sia-sia), itu sudah mencakup
seluruh hidup. Akibatnya adalah kecewa, tawar hati, runtuh dan
binasa selamanya (seperti Akhan binasa selamanya). Runtuh artinya
tidak setia, tinggalkan pelayanan. Semoga kita dapat
mengerti.
TUHAN
akan menolong kita, untuk menjadi kaki dian emas, yaitu bercahaya,
berbuah-buah sampai buah Roh (ada karunia Roh Kudus, jabatan,
sehingga dipakai oleh TUHAN, sampai berbuah-buah Roh dan
kesempurnaan) pada kegerakan hujan akhir. Tetapi setan menghadang
dengan kota Ai yang kecil/roh reruntuhan/perkara kecil. Hati ada
keinginan akan uang (perkara kecil), mulut (lidah yang kecil), ini
berbahaya sebab dapat meruntuhkan.
Akibatnya adalah tawar hati, tidak setia, tinggalkan pelayanan,
sampai tinggalkan TUHAN dan binasa untuk selamanya.
Contoh
kehidupan atau hamba TUHAN yang runtuh adalah Yudas Iskariot. Runtuh
ini dikarenakan tidak sungguh-sungguh. Yudas dulunya satu dengan
murid-murid, tetapi tidak sungguh-sungguh. Akhirnya Yudas menjadi
antikris. Yudas mempertahankan dusta, keinginan akan uang, sehingga
ia runtuh.
Matius
26: 23-25,
23.
Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan
tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.
24.
Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis
tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia
itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak
dilahirkan."
25.
Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan
aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah
mengatakannya."
Yudas
tetap mempertahankan dusta. Waktu perjamuan suci seperti saat
ini, TUHAN berkata => 'siapa mencelupkan roti bersama dengan Aku
di pinggan, dialah itu' Tetapi Yudas berkata => 'bukan aku'
Inilah dusta. Bahkan Yudas menyalahkan orang lain, padahal dia
sendiri yang bersalah. Kalau Yudas mengatakan
'bukan aku yang menyerahkan' (dusta), berarti Yudas menuduh
kesebelas murid yang lainnya (dua
belas orang termasuk dengan YESUS). Inilah suka
mendakwa/memfitnah orang lain. Seringkali kita sering menuduh sesama
dan juga menuduh TUHAN. Kalau berdusta, pasti akan menjadi pendakwa
(suka menghakimi orang lain).
Yudas
juga mempertahankan keinginan akan uang (dia selalu mencuri milik
TUHAN) = hatinya diikat oleh keinginan akan uang. Sebenarnya masih
ada kesempatan bagi Yudas. Saat Yudas menerima Firman pengajaran yang
benar dan perjamuan suci, ini merupakan saat yang menentukan, apakah
Yudas akan runtuh atau berbuah-buah? Seperti saat
ini sangat menentukan, apakah kita menjadi runtuh atau dipakai oleh
TUHAN sampai berbuah-buah? Saat menerima Firman pengajaran dan
perjamuan suci harus bersungguh-sungguh. Perjamuan suci jangan jadi
suatu kebiasaan, sebab itu harus ada pedang. Seperti YESUS Yang
langsung berkata => 'siapa mencelupkan roti
bersama Aku, dialah itu' Itulah pedang yang menusuk. Seharusnya
Yudas berkata => 'saya TUHAN, ampuni saya' Yudas akan
tertolong, dia tetap dipakai oleh TUHAN sampai berbuah-buah Roh.
Sembilan buah Roh itu menunjuk kesempurnaan (sudah saya terangkan).
Sembilan
buah Roh dibagi menjadi tiga kelompok, yang menunjuk Tabiat ALLAH
Tritunggal (Gambar ALLAH Tritunggal). Kita dikembalikan kepada Gambar
ALLAH Tritunggal (mencapai kesempurnaan). Yudas sudah mendapatkan
kesempatan, tetapi dia melewatkan kesempatan itu dan akhirnya Yudas
kerasukan setan. Saat-saat menerima Firman pengajaran dan perjamuan
suci merupakan saat yang menentukan, apakah Yudas akan runtuh atau
Yudas dipakai oleh TUHAN sampai berbuah-buah Roh (sembilan buah Roh).
Tetapi Yudas tetap mengeraskan hati, dia menolak Firman pengajaran
dan perjamuan suci, sehingga kerasukan setan dan terpisah selamanya
dari TUHAN (runtuh dan binasa untuk selamanya).
Yohanes
13 => tentang perjamuan malam.
Yohanes
13: 27,
Dan sesudah Yudas menerima
roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa
yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."
Yudas
kerasukan setan = menjadi sama dengan setan (antikris), sehingga
Yudas runtuh (terpisah dari TUHAN dan binasa untuk selamanya). Lain
lagi dengan rasul Yohanes yang dibuang ke pulau Patmos. Dalam Yohanes
13, saat-saat perjamuan suci ditekankan tentang Yudas dan Yohanes.
Yohanes mau menerima pekerjaan Firman pengajaran dan perjamuan suci
yang menyucikan hati sampai mulutnya (menyucikan seluruh hidupnya),
sehingga dia dapat bersandar di Dada TUHAN.
Yohanes
13: 23,
Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya,
bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
Ay
23 => '
bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya'
=> bersandar di Dada YESUS.
Rasul
Yohanes bersandar di Dada TUHAN, seperti bayi dalam pelukan Tangan
kasih TUHAN. Tinggal pilih sekarang ini.
Mari:
- kaki
dibenarkan (memiliki pendirian yang benar), supaya tahan uji,
diberkati dan diberikan Pakaian Mempelai oleh TUHAN.
- kedua
batang, mari meneladan kepada YESUS: tergembala dengan benar dan
baik (jangan tergembala pada orangnya, tetapi kepada pengajaran yang
benar/Pribadi YESUS) dan berada di dalam kandang penggembalaan
(seperti yang diteladankan oleh YESUS, Dia lahir di kandang). Kita
dapat melayani TUHAN sampai menerima Mahkota Mempelai (Mahkota yang
tidak layu). Mari, setia dan berkobar-kobar!
- Ketiga
cabang, jangan lepaskan hubungan dengan TUHAN (hubungan kesucian dan
kesetiaan), supaya ada empat kali sembilan (ada karunia, jabatan,
perbuatan kasih, sehingga dipakai oleh TUHAN dalam kegerakan hujan
akhir sampai berbuah-buah kesempurnaan). Jangan seperti Yudas yang
tetap mempertahankan reruntuhan. Biarlah hati dan mulut disucikan
sekarang ini. Yohanes bersandar di Dada TUHAN (karena dia mau
disucikan), seperti bayi dalam pelukan Tangan kasih TUHAN.
Yesaya
49: 14 -16,
14.
Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah
melupakan aku."
15.
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak
menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku
tidak akan melupakan engkau.
16.
Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku;
tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
Ay
14 => umat pilihan TUHAN dalam keadaan sengsara => 'percuma,
TUHAN sudah tinggalkan kita. TUHAN lupa dengan kita' Tetapi TUHAN
menjawab (pada ay 15).
Ay
16 => '
Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku'
=> mengukir engkau dalam telapak tangan-Ku (dalam pelukan tangan
TUHAN) = tidak pernah dilupakan.
Yohanes
bersandar di Dada TUHAN, sehingga mengalami pelukan Tangan kasih
TUHAN, artinya:
- TUHAN
selalu mengingat (tidak pernah melupakan),
- selalu
memperdulikan,
- selalu
memperhatikan,
- selalu
bergumul bagi kita. Kita seperti bayi yang tidak dapat berbuat
apa-apa, tetapi mau disucikan. Hati disucikan, sehingga dapat
mengasihi TUHAN. Mulut disucikan, sehingga mulut hanya untuk
menyembah TUHAN.
Yohanes
mau mengalami penyucian lewat Firman pengajaran dan perjamuan suci,
sehingga hatinya bersih dari keinginan (hanya mengasihi TUHAN lebih
dari semuanya), mulutnya hanya menyembah TUHAN (tidak kepada yang
lain). Yohanes seperti bayi dalam gendongan Tangan TUHAN. Menyembah
itu seperti bayi yang hanya menangis. Bayi butuh apa saja, hanya
dapat menangis (butuh makan hanya menangis, butuh obat saat sakit, ia
hanya menangis).
Hasilnya
adalah Tangan kasih TUHAN menentukan hidup mati kita. Hidup bayi
itu berada dalam tangan ibunya. Sekalipun bayinya hebat (ganteng,
gagah dll), jika dibiarkan saja oleh ibunya, juga akan mati (cepat
atau lambat akan mati). Jadi yang menentukan hidup mati kita adalah
Tangan kasih TUHAN, bukan yang lainnya. Bayi diberikan susu kaleng,
emas, uang, lalu dibiarkan saja (tidak ada tangan ibunya) akhirnya
akan mati.
Tangan
kasih TUHAN menentukan hidup mati kita, artinya
- Secara
jasmani:
- Tangan
kasih TUHAN sanggup memelihara kehidupan kita sekalipun tidak
berdaya dan mustahil. Bayi itu tidak berdaya (tidak dapat berbuat
apa-apa) dan mustahil. Tetapi TUHAN dapat memelihara. Dalam keadaan
sulit, mustahil, TUHAN tetap dapat memelihara kita.
- Tangan
kasih TUHAN sanggup memberikan masa depan yang berhasil, indah dan
bahagia kepada kita.
- Secara
rohani (supaya kita jangan mati rohani):
- Tangan
kasih TUHAN memakai kehidupan kita dalam kegerakan Roh Kudus hujan
akhir. Contohnya seperti bayi Musa yang ditolong oleh TUHAN,
setelah itu Musa dipakai untuk mengeluarkan bangsa Israel dari
Mesir. Kita tidak berdaya seperti bayi. Kita sungguh-sungguh tidak
dapat berbuat apa-apa, ini bukan sekedar 'abang-abang lambe'
(bahasa Jawa). Kita diutus kemana, memang tidak mampu. Jangankan
diutus, mau berkhotbah di Surabaya dan Malang saja,saya tidak
mampu. Kalau bukan Tangan kasih TUHAN yang memakai, tidak akan
bisa. Saya ingat ketika bpk pdt Pong saat diutus ke India, beliau
menangis => 'kalau ada bpk pdt In Juwono akan enak, saya
tinggal ikut saja' Ini sama dengan saya, saat pertama kali diutus
ke Medan. Saya tidak berani melihat orang, lalu saya ingat bpk pdt
Pong => 'kalau ada bpk pdt Pong yang berkhotbah, saya tinggal
membawa tasnya dan santai-santai' Tetapi itulah kepercayaan TUHAN
kepada kita semuanya. Kita memang bayi, tetapi ada Tangan TUHAN
Yang memakai kita semuanya.
- Tangan
kasih TUHAN memandikan kita (bayi). Bayi itu kotor dll, tidak dapat
mandi sendiri. Biarlah TUHAN yang memandikan kita = mengubahkan
kehidupan kita.
Zefanya
3: 17,
TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi
kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia
membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau
dengan sorak-sorai,
Tangan
kasih TUHAN membaharui kehidupan kita dari manusia daging menjadi
manusia rohani seperti YESUS, sampai sempurna seperti Dia (ada
buah-buah Roh). Dalam Yakobus 3: 2 sempurna itu = mulut tidak salah
lagi dalam perkataan, yaitu hanya berseru 'Haleluya' = Suara
Mempelai. Suara Mempelai hanya berkata 'Haleluya, Haleluya'
tidak ada yang lainnya. Kita dibaharui dari manusia daging menjadi
manusia rohani = kita menjadi seperti bayi (bayi gambaran manusia
rohani). Bayi itu hanya menangis saja, tidak pernah bayi berkata =>
'ibu jahat dll' Tidak ada! Bayi mau apa, ia hanya menangis.
Demikian juga kita, mau apa hanya berseru 'Haleluya'
Saya
selalu mengatakan, jika terjadi mujizat rohani, maka mujizat jasmani
juga terjadi. Tangan kasih TUHAN membaharui kehidupan kita, merupakan
mujizat rohani. Tangan kasih TUHAN juga sanggup melakukan mujizat
jasmani yaitu TUHAN sanggup menghapus segala kemustahilan dalam
kehidupan kita (menolong bayi dari segala masalah). Jika YESUS datang
kembali ke dua kali, kita diangkat bersama dengan Dia di awan-awan
yang permai dengan sorak sorai 'Haleluya'
Kita
benar-benar menyatu dengan Dia, bersanding dengan Dia untuk
selama-lamanya. Sekarang kita bersandar kepada TUHAN, nanti kita
bersanding (bersama) dengan Dia untuk selama-lamanya. Semoga kita
dapat mengerti.
Kita
hanya bayi, TUHAN lah yang memperhatikan, memperdulikan, bergumul
bagi kita. Tangan kasih-Nya siap memeluk kita, siap melakukan segala
sesuatu bagi kita sampai kita duduk bersanding dengan Dia untuk
selamanya.
Mari!
- perbaikilah
kaki, supaya mendapatkan Pakaian Mempelai.
- Batang
diperbaiki dengan meneladani YESUS (kematian-kebangkitan). Perbaiki
penggembalaan (kita sungguh-sungguh tergembala) dan perbaiki
pelayanan, sampai kita mendapatkan Mahkota Mempelai.
- Cabang
diperbaiki sampai suci dan setia. Hati dan mulut mau disucikan,
sampai hanya bersuara 'Haleluya' = Suara Mempelai. Pakaian ada,
Mahkota ada, Suara juga ada, kita akan naik di awan-awan dan
bersanding dengan YESUS untuk selama-lamanya. Bayi memang tidak
dapat berbuat apa-apa, tetapi kalau ada bahasa 'Haleluya'
(bahasa penyembahan), maka Dia akan sangat mengerti kita. Dia
mengulurkan Tangan kasih-Nya untuk memeluk kita.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1