Kita
masih membahas di dalam kitab Wahyu 1: 17-20. Kita membaca ayat
17-18.
Wahyu
1: 17, 18,
17.
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama
seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di
atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan
Yang Akhir,
18.
dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai
selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Rasul
Yohanes tersungkur di depan Kaki YESUS = menyembah dengan hancur hati
(mengaku hanya tanah liat belaka; tidak layak, tidak mampu, tidak
berharga apa-apa, hanya bergantung sepenuh ke dalam Tangan TUHAN) =
menyembah sampai daging tidak bersuara lagi ('
sama seperti orang
yang mati'), sehingga rasul Yohanes mengalami jamahan Tangan
Kanan TUHAN. Ini merupakan pelajaran bagi kita, biarlah hari-hari ini
kita menyembah TUHAN dengan sungguh-sungguh, sampai hancur hati,
sampai daging tidak bersuara lagi (penyerahan sepenuhnya kepada
TUHAN) dan TUHAN akan menjamah kita dengan Tangan Kanan-Nya.
Rasul
Yohanes mengalami jamahan Tangan Kanan TUHAN sehingga
rasul
Yohanes menerima tiga hal:
- "Jangan
takut!"
= melenyapkan ketakutan, sehingga kita bisa hidup tenang dan damai
sejahtera.
- "Aku
adalah Yang Awal dan Yang Akhir"
= menerima kasih ALLAH, kasih
mula-mula sampai puncaknya kasih, sehingga kita tidak mengalami
dingin rohani. Keadaan akhir zaman adalah dingin rohani. Sebab itu
kita memerlukan jamahan tangan kanan TUHAN, supaya tetap mengalami
kasih ALLAH dan kerohanian kita tetap hangat atau berkobar-kobar.
Tadi yang pertama, mengalami jamahan Tangan Kanan TUHAN, supaya
tidak takut. Pada akhir zaman ketakutan merupakan pembunuh utama
secara jasmani, bahkan secara rohani, sampai menuju kebinasaan.
Biarlah kita dijamah oleh Tangan Kanan TUHAN, tidak ada ketakutan
lagi, kita mengalami kasih ALLAH (tidak masuk dalam dingin rohani).
- 'Aku
Yang
Hidup'
('Aku
Yang Mati dan Yang Hidup')
= kuasa kemenangan atas maut = kuasa
untuk mengalahkan maut. YESUS mati dan hidup (bangkit) untuk
mengalahkan maut (menang atas maut), sehingga Dia memegang kunci
kerajaan maut dan menutup pintu kerajaan maut, supaya kita tidak
binasa, tetapi kita menang atas maut bersama dengan Dia. Sebenarnya
kita tidak perlu untuk masuk kerajaan maut (neraka). Sebab sudah
dikunci oleh YESUS.
Inilah
kegunaan dari penyembahan, sampai tersungkur di depan Kaki YESUS dan
Tangan Kanan TUHAN menjamah kita: tidak ada lagi ketakutan, yang ada
hanyalah kasih ALLAH (tidak ada dingin rohani), tidak kalah terhadap
maut (tidak ada kebinasaan). Kita menang atas maut bersama dengan
TUHAN dan justru kita mendapatkan kunci kerajaan surga.
Matius
16: 18, 19,
18.
Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya.
19.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di
dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga."
Ay
18 => sidang jemaat (kita) menang atas maut. Karena YESUS sudah
menang atas maut.
Ay
19 => '
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga' =>
kalau sudah menang atas maut, maka kita akan menerima kunci kerajaan
surga.
Jika
kita menang atas maut, maka YESUS memberikan kunci kerajaan surga,
supaya kita bisa masuk kerajaan surga yang kekal untuk
selama-lamanya. Inilah pentingnya doa penyembahan hari-hari ini. Pada
ibadah yang lalu, kita sudah mendengar, rasul Yohanes (sudah menjadi
rasul) tetapi masih memiliki kekurangan dalam hal rohani, itulah
kurang menyembah TUHAN (tidak ada mezbah dupa emas). Sebab itu dia
diijinkan oleh TUHAN untuk dibuang ke pulau Patmos (menderita bersama
YESUS), sehingga dapat tersungkur. Jika kita sudah dapat tersungkur,
maka kita akan mendapatkan jamahan Tangan Kanan TUHAN, sampai menang
atas maut, bahkan menerima kunci kerajaan surga. Kita harus banyak
menyembah TUHAN, supaya kita dapat memegang kunci kerajaan surga.
Kalau
kunci kerajaan surga dapat membuka pintu kerajaan surga, saya percaya
pintu-pintu di dunia juga akan terbuka lebar-lebar bagi kita. Banyak
menyembah, disitulah kuncinya. Kami sebagai hamba TUHAN, kuncinya
hanyalah banyak menyembah TUHAN (ada juga doa puasa, doa semalam
suntuk, doa setiap hari itu saja). Untuk menghadapi pekerjaan surga,
kita mau bagaimana? Hanya memohon belas kasihan TUHAN. Demikian juga
bapak ibu saudara dalam melayani TUHAN, mari banyak menyembah.
Apalagi kalau hanya menghadapi pintu-pintu dunia? Semuanya beres.
Banyak tersungkur sampai menerima kunci kerajaan surga, kita dapat
masuk kerajaan surga dan pintu di dunia juga akan terbuka bagi kita.
Apa
yang dimaksud dengan kunci kerajaan surga?
- Salib
(Kisah rasul 14: 22).
- Panggilan
dan pilihan TUHAN (2 Petrus 1: 10, 11) = jabatan
pelayanan (kita menjadi imam-imam
yang melayani TUHAN).
Wahyu
1: 19,
Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi
sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.
Rasul
Yohanes menerima kunci kerajaan surga, maka dia mendapatkan tugas
dari TUHAN. Rasul Yohanes dipakai oleh TUHAN untuk memberitakan
Firman TUHAN lewat tulisan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir
yang banyak kekurangan-kekurangan, supaya disempurnakan di dalam
TUHAN. Memberitakan Firman = menulis lewat lisan dan tulisan. Jadi,
kunci kerajaan surga itulah jabatan pelayanan.
- Melakukan
kehendak Bapa yang di surga =
taat
dengar-dengaran kepada kehendak Bapa di surga.
Matius
7: 21,
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga.
Ini
saya ulang-ulang, sebab ini penting (inilah kunci kerajaan surga).
Saya berkeyakinan, kalau pintu kerajaan surga terbuka, pintu di dunia
pasti juga akan terbuka semuanya. Kaum muda, pintu masa depan juga
akan terbuka.
Darimana
kita dapat mengetahui kehendak Bapa di surga? Lewat pembukaan rahasia
Firman ALLAH. Yang kita lakukan ini, apakah sesuai dengan kehendak
TUHAN atau tidak? Kalau bekerja seperti ini, apakah sesuai dengan
kehendak TUHAN atau tidak? Kalau melayani seperti ini, apakah sesuai
dengan kehendak TUHAN atau tidak? Kalau menikah seperti ini, apakah
sesuai dengan kehendak TUHAN atau tidak? Kita mengetahui kehendak
Bapa di surga (kehendak TUHAN) lewat pembukaan rahasia Firman ALLAH =
lewat wahyu atau ilham dari TUHAN, yaitu ayat yang satu menerangkan
ayat yang lain dalam alkitab (semuanya kehendak TUHAN). Ini disebut
juga Firman pengajaran yang benar.
Disini,
rasul Yohanes juga menerima pembukaan rahasia Firman. Tadi, rasul
Yohanes menerima kunci kerajaan surga; mengalami salib atau sengsara,
diutus
atau
dipakai oleh TUHAN (memiliki jabatan pelayanan atau panggilan pilihan
TUHAN), tetapi dia juga menerima pembukaan rahasia Firman ALLAH.
Wahyu
1: 20,
Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku
dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat
ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Rasul
Yohanes menerima kunci kerajaan surga = menerima pembukaan rahasia
Firman ALLAH, tentang tujuh bintang di Tangan Kanan TUHAN dan tujuh
kaki dian emas. Bintang menunjuk malaikat sidang jemaat ('
ketujuh
bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat') = gembala yang taat
dengar-dengaran kepada kehendak Bapa (Firman pengajaran yang benar).
Sebab ada gembala yang pandir, gembala yang palsu.
Gembala
memenuhi pembukaan rahasia Firman:
- Gembala
adalah bintang dalam sidang jemaat.
Kapan gembala menjadi bintang? Gembala adalah bintang dalam sidang
jemaat, jika menghasilkan cahaya yang menerangi/menyinari sidang
jemaat = menjadi teladan dalam sidang jemaat. Doakan saya, supaya
saya dapat menjadi gembala yang menyinari. Kalau gembalanya dapat
menjadi teladan bagi jemaat, maka sidang jemaat berada dalam terang
dan berbahagia. Coba saja, kalau lampu mati semuanya, nanti akan
takut. Tetapi begitu lampunya menyala, semuanya senang.
Menjadi
teladan dalam hal apa?
Ibrani
13: 7-9a,
7.
Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman
Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman
mereka.
8.
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai
selama-lamanya.
9.
Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing.
Ay
7 => 'Ingatlah akan pemimpin-pemimpin
kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu'
=> gembala.
Gembala menjadi teladan bagi sidang jemaat,
terutama menjadi teladan iman.
Praktik
menjadi teladan iman:
- Hidup
dalam kebenaran. Iman merupakan kebenaran. Mulai secara pribadi
benar, nikahnya benar, keuangan benar, kartu tanda penduduk benar,
sampai semuanya benar. Harus menjadi teladan! Saya bersyukur. Saya
dulu pernah ditawari kartu tanda penduduk di Batam oleh seorang
hamba TUHAN (dulu kalau ke luar negeri masih harus membayar satu
juta rupiah untuk biaya fiskal) => 'oom mana fotokopi kartu
tanda penduduknya nya, saya uruskan kartu tanda penduduk disini,
jadi nanti kalau oom kalau ke Singapura atau kemana saja, tidak
perlu membayar lagi satu juta' Untunglah TUHAN menolong saya,
saya hanya menjawab => 'keselamatan saya, kamu mau beli dengan
satu juta' Saya sudah dibeli oleh TUHAN berjuta-juta (di
Golgota), sebab itu jangan dibeli satu juta. Inilah, kita harus
berani menjadi teladan iman, itulah hidup dalam kebenaran. Mari,
kita semuanya hidup dalam kebenaran.
- Kemudian,
ayat 8 ini dikaitkan dengan ayat 9. Seringkali kita menerangkan
ayat 8 => 'YESUS kuasa-Nya tetap, dulu orang mati dapat
bangkit ...' Ini boleh! Tetapi jika dikaitkan dengan ayat 9 bukan
masalah itu sebenarnya, melainkan tentang pengajaran, yaitu
pengajaran-Nya tetap (tidak berubah).
Jadi
praktik teladan iman yaitu berpegang teguh pada satu pengajaran yang
benar, yang sudah menjadi pengalaman hidup (yang sudah dialami).
Jangan berubah-ubah! Sedikit nanti berubah begini, lalu lihat
kondisi menjadi berubah lagi, mengikuti zaman? 'sekarang
zamannya begini' Ini susah! YESUS tidak penah berubah dulu
sekarang, sampai selamanya. Zaman boleh berubah, tetapi Firman
pengajaran yang benar tidak boleh berubah. Bukan pengajaran yang
disesuaikan dengan zaman, tetapi zaman yang harus disesuaikan dengan
pengajaran.
Bintang itu hanya satu orbit (terus berputar pada
satu orbit). Kalau dua atau tiga orbit, atau berpindah-pindah orbit
akan jatuh. Mari, kita semuanya dan saya sebagai gembala harus hidup
dalam kebenaran, berpegang teguh kepada satu Firman pengajaran yang
benar, yang sudah dialami (sudah menjadi pengalaman hidup).
Saya
kalau mengajar Lempin-El, mudah sekali => 'kamu di Lempin-El
Kristus Ajaib selama tujuh bulan sampai sembilan bulan seperti saya
dulu, tidak membayar, tidak bekerja tetapi dapat makan, ini karena
mendengarkan Firman. Kita mendengarkan Firman, dapat makan' Inikan
sudah jelas, kalau Firman sudah memelihara hidup kita, baik secara
jasmani maupun secara rohani (kita disucikan dan diubahkan terus
menerus).Mau mencari yang mana lagi? Biarpun ada tawaran-tawaran
yang menggiurkan, jangan! Firman pengajaran yang benar ini sudah
pasti (sudah kita alami), yang lainnya belum pasti (hanya janji,
tawaran). Firman pengajaran yang benar, harus sudah menjadi
keyakinan bagi kita semuanya. Istilah guru dan gembala saya bpk pdt
Pong Dongalemba => 'bukan fanatik bodoh-bodoh' Kalau ada
orang yang mengatakan => 'itu terlalu fanatik' Biarkan saja.
Saya menggunakan istilah bpk pdt Pong => 'bukan fanatik
bodoh-bodoh' Tetapi sudah menjadi keyakinan, karena sudah menjadi
pengalaman hidup. Semoga kita dapat mengerti.
Inilah gembala
menjadi bintang dalam jemaat. Tetapi gembala juga menjadi malaikat.
Gembala adalah malaikat dalam sidang jemaat. Mari kita pelajari.
Inilah pembukaan rahasia Firman. Bahwa gembala menjadi bintang
(menjadi teladan). Kalau gembalanya tidak benar, jangan diikuti.
Bisa gawat! Mau dibawa kemana sidang jemaat? Kalau pengajarannya
berubah-ubah => 'ini sekarang boleh, nanti lain kali tidak
boleh' Mau dibawa kemana sidang jemaat? Harus teguh, yaitu menjadi
teladan iman.
- Gembala
adalah malaikat di dalam sidang jemaat.
Mazmur
78: 23-25,
23.
Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu
langit,
24.
menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan
kepada mereka gandum dari langit;
25.
setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan
kepada mereka berlimpah-limpah.
Ay
23 => 'membuka pintu-pintu langit'
=> bukan pintu di dunia, melainkan pintu langit.
Ay 24 =>
'menurunkan kepada mereka hujan manna untuk
dimakan' => dulu bangsa Israel menerima
hujan manna. Hari ini manna, besok manna lagi, lusa manna lagi,
selama empat puluh tahun. Ini terus makan manna. Kalau Yakub, terus
makan kacang merah (sedangkan Esau mencari lainnya; sate kijang,
beruang). Itulah dalam penggembalaan (berkesinambungan). Jadi dari
langit turun manna (supaya terbuka rahasia dalam
penggembalaan).
'memberikan kepada
mereka gandum dari langit' => manna
adalah gandum dari langit.
Ay 25 => 'setiap
orang telah makan roti malaikat' =>
manna juga berarti roti malaikat.
Gembala
menjadi malaikat dalam sidang jemaat, jika:
- Gembala
menyediakan roti malaikat/manna dari langit atau dari surga.
Manna itu bukan berasal dari dunia.
Roti = Firman ALLAH. Malaikat = gembala. Jadi roti malaikat/manna
dari langit/gandum dari langit adalah Firman penggembalaan. Firman
penggembalaan berasal dari langit (dari surga), itulah pembukaan
rahasia Firman. Saya menjadi gembala sudah dua puluh dua tahun
tahun (dari tahun 1992 sampai dengan sekarang), sedangkan sekolah
Lempin-El hanya tujuh bulan. Ini tidak masuk akal. Kalau
berdasarkan sekolah di dunia ini, biarpun sekolah selama lima tahun
(sudah S3 dll), tidak akan bisa! Sudah habis bahannya. Saya
berkhotbah seminggu sebanyak empat (minimal), kalau dengan mengajar
Lempin-El berapa kali dalam satu minggu? Sudah habis bahannya, oleh
sebab itu saya yakin Firman penggembalaan itu dari langit (manna
dari surga).
Hanya kasih karunia dari TUHAN dan Firman
penggembalaan tidak dapat dipelajari dimana saja. Hanya dari langit
(hanya kasih karunia TUHAN). Semoga kita dapat mengerti.
Firman
penggembalaan merupakan Firman pengajaran yang benar (makanan yang
benar). Tekankan hal ini terlebih dahulu! Tidak ada ibu yang
memberi makan racun kepada anaknya (kecuali seorang ibu yang tidak
benar). Kalau ibu yang benar, pasti memberi makanan yang benar.
Demikian juga gembala, akan memberikan makanan yang benar.
Jadi
Firman penggembalaan adalah Firman pengajaran yang benar (makanan
yang benar, bukan racun) yang dipercayakan TUHAN kepada seorang
gembala, untuk disampaikan kepada sidang jemaat dengan:
- setia.
Gembala harus terlebih dahulu setia, supaya jemaatnya dapat setia.
- berkesinambungan
atau terus menerus (terus meningkat). Karena penggembalaan
menyangkut tentang pertumbuhan rohani. Seperti membangun rumah,
dimulai dari dasar. Tidak akan bisa kalau dari dasar, lalu besok
pasang genteng, tidak bisa! Sebab itu harus berurutan
(berkesinambungan, terus menerus). Yang punya bayi, minum susunya;
mulai susu untuk usia nol atau satu bulan sampai beberapa bulan,
nanti usia satu tahun, lain lagi susunya (susu untuk usia satu
tahun) dan seterusnya. Seperti itulah Firman penggembalaan.
- diulang-ulang.
Memang harus diulang-ulang. Seperti makan yang diulang-ulang
(dikunyah diulang-ulang). Contohnya lagi seperti domba. Domba
makan rumput dikunyah, lalu masuk ke dalam, dikeluarkan
lagi.Firman penggembalaan disampaikan dengan setia,
berkesinambungan, diulang-ulang, sehingga menjadi:
- makanan
bagi sidang jemaat, untuk menumbuhkan kerohanian sidang jemaat
sampai dewasa rohani (sampai sempurna seperti YESUS). Mempelai
itu harus sudah dewasa.
- selain
sebagai makanan, Firman penggembalaan juga sebagai Komando dalam
sidang jemaat. Jadi, tidak satu persatu jemaat dipanggil =>
'kamu harus begini, kamu harus melayani' Tidak! Komandonya
dari Firman penggembalaan. Saat Firman disampaikan kepada bapak,
ibu, saudara, maka ada Komando dari TUHAN tentang apa yang harus
kita lakukan. Sesudah makan (bertumbuh), lalu ada pergerakan. Apa
yang kita lakukan, itulah suatu gerakan.
- Firman
penggembalaan juga sebagai peringatan bagi kita (suara kokok
ayam). Kalau salah, akan diberikan peringatan. Petrus bisa
diperingatkan dengan suara kokok ayam. Firman penggembalaan itu
sederhana seperti suara kokok ayam, tetapi bisa memperingatkan
dan menyadarkan akan dosa-dosa kita.
- sebagai
bunyi sangkakala untuk menyucikan dan mengubahkan kehidupan kita,
sampai menjadi sempurna seperti YESUS (tidak bercacat cela
seperti YESUS), sama mulia dengan YESUS untuk layak menyambut
kedatangan YESUS yang ke dua kali di awan-awan permai. Nanti saat
sangkakala terakhir berbunyi, semuanya yang memenuhi syarat akan
terangkat.
Itulah
Firman penggembalaan atau roti malaikat dari langit. Jadi, gembala
menjadi malaikat dalam sidang jemaat kalau dia dapat
memberikan roti malaikat (Firman penggembalaan). Semoga kita dapat
mengerti.
- Gembala
menaikkan doa penyahutan (doa penyembahan) bagi sidang jemaat,
untuk menjaga keselamatan sidang jemaat (domba-domba).
Ibrani
13: 17,
Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab
mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus
bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan
melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal
itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.
Ada
Gembala Agung yang berdoa untuk kita, seperti menarik kita keatas.
Ada gembala manusia yang dipercaya TUHAN juga berdoa, seperti
menjunjung kita. Sebenarnya kalau tergembala dengan baik, tidak
mungkin jatuh, sebab dari atas ditarik dan dari bawah dijunjung.
Mau jatuh bagaimana? Inilah pentingnya seorang gembala, sebab itu
gembala harus didoakan. Jika kita tergembala dengan baik,
gembalanya benar-benar dipakai TUHAN, nikmat sekali, kita tidak
akan dapat jatuh dan keselamatan semakin mantap, sampai mencapai
kesempurnaan.
- Gembala
memperhatikan sidang jemaat sesuai kebutuhannya (memberi perhatian
kepada sidang jemaat yang membutuhkan).
Jika ada yang sangat membutuhkan,
dibesuk, dikunjungi. Perhatian-perhatian secara jasmani juga
penting. Semoga kita dapat mengerti.
Mari
kita berdoa. Saya sebagai gembala juga perlu didoakan, supaya
memenuhi pembukaan rahasia Firman
- yang
pertama, gembala menjadi bintang, supaya sidang jemaat tidak gelap.
Gembalanya dapat menyinari lewat teladan iman (hidup benar,
pengajarannya benar dan tidak berubah-ubah), sehingga jemaat tidak
jatuh dalam kegelapan.
- Yang
kedua, gembala menjadi malaikat dalam sidang jemaat (memberikan
makan supaya tidak lapar, menaikkan doa penyahutan supaya selamat
dan tidak diterkam binatang buas, memberi perhatian kepada yang
membutuhkan). Semoga kita dapat mengerti.
Waspada,
sebab ada iblis yang dapat menyamar menjadi malaikat terang.
Hati-hati, sebab sekarang ini sudah banyak.
2
Korintus 11: 14,
Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai
malaikat Terang.
Ay
14 => '
Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang' =>
iblis menyamar sebagai gembala (gembala gadungan).
2
Korintus 11 ini tentang ajaran-ajaran palsu dll. Hati-hati, sebab ada
gembala yang kelihatan seperti malaikat, padahal iblis. Inilah
menyamar (menjadikan mirip, tetapi palsu, sehingga banyak orang yang
terkecoh). Contohnya: menyamar sebagai bupati karena wajahnya mirip.
Lalu saat berjalan, banyak orang yang memanggil dia pak bupati,
padahal orang itu bukanlah bupati yang sesungguhnya. Ini bisa kita
lihat dari ciri-cirinya. Banyak yang menamakan diri sebagai gembala,
tapi harus dilihat ciri-cirinya, ini benar malaikat atau iblis.
Jika
iblis menyamar menjadi malaikat terang (gembala), cirinya adalah
- Tidak
dapat (tidak setia) memberi makan sidang jemaat.
Ciri pertama ini soal makanan.
- Tidak
dapat menjadi teladan bagi sidang jemaat.
Banyak masalah-masalah dan ketidak
benaran (soal uang tidak benar dll) atau ada sesuatu tidak benar
yang dipertahankan, termasuk ada pengajaran yang tidak benar.
Hati-hati sekarang banyak pengajaran yang tidak benar atau ragi-ragi
yaitu:
- ragi
Farisi: ragi kawin cerai.
- ragi
Saduki: tidak ada kebangkitan dsb.
- Tidak
dapat menjadi penjaga bagi sidang jemaat.
Itulah ciri-ciri iblis menyamar menjadi
malaikat terang. Biarlah kita dibukakan rahasianya, sehingga saudara
dapat melihat siapa saya (siapa gembala)? Doakan saya supaya saya
dapat dengan sungguh-sungguh memenuhi pembukaan rahasia Firman
(gembala adalah bintang dan malaikat dalam sidang jemaat).
Jika
gembala menjadi bintang dan malaikat dalam sidang jemaat, maka:
- gembala
berada di dalam Tangan Kanan TUHAN ('bintang
berada dalam tangan kanan TUHAN'),
sehingga tidak jatuh (kuat) dan dipermuliakan. Biarlah kita saling
mendoakan supaya kita kuat, tidak jatuh, bahkan sampai dipermuliakan
atau diangkat oleh TUHAN. Mulai dari saya sebagai gembala harus
memenuhi ini semuanya dan saudara juga mengikuti semuanya. Semoga
kita dapat mengerti.
- sidang
jemaat merasakan hadirat YESUS sebagai Imam Besar. Sudah kita
pelajari dalam Wahyu 1: 10 'ada tujuh kaki
dian emas dimana ada seorang dengan jubah berjalan
ditengah-tengahnya' Inilah kita selalu
merasakan hadirat YESUS sebagai Imam Besar, sehingga kerohanian kita
tidak menjadi kering. Jadi, ini tergantung kepada gembala. Saya
mohon doa dengan sungguh-sungguh, supaya gembala tampil sebagai
bintang dan malaikat sehingga sidang jemaat tidak dirugikan tetapi
mengalami kepuasan surga (kebahagiaan surga), mengalami perhatian
dari TUHAN. Setiap datang beribadah, jemaat mengalami kepuasan dan
perhatian dari TUHAN. Jika seperti ini, jemaat tertarik untuk terus
datang beribadah. Banyak yang bangga => 'ibadah hari Minggu
yang datang ribuan, berapa kalau ibadah pendalam alkitab? Berapa
kalau ibadah doa?' Kalau perbandingannya jauh, ini menampakkan
banyak yang belum tergembala (bukan sistem penggembalaan). Gembala
itu tidak beranak domba, sebab itu jangan sombong => 'jemaat
saya ribuan' Gembala itu memasukkan domba ke dalam kandang
penggembalaan, itulah tugas gembala. Untuk dapat memberi makan,
menjadi teladan, menjaga, bawalah ke kandang penggembalaan sebab
semuanya terjadi di dalam kandang penggembalaan.
- sidang
jemaat akan mengalami pekerjaan Firman penggembalaan (suara
sangkakala) untuk menyucikan dan mengubahkan sidang jemaat, sampai
ditampilkan menjadi tujuh kaki dian emas. Dalam Wahyu 1: 20,
pembukaan rahasia ditunjukkan kepada rasul Yohanes; ada tujuh
bintang, malaikat, tetapi juga kaki dian dari emas.
Wahyu
1: 20,
Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku
dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat
ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Nanti
mulai Wahyu 2 akan kita pelajari tentang 'ketujuh jemaat' Disini
secara umum angka tujuh itu menunjuk kesempurnaan. Sidang jemaat yang
sempurna akan ditampilkan sebagai tujuh kaki dian emas. Sekali lagi,
TUHAN memberikan kepercayaan kepada seorang gembala untuk
menggembalakan domba-domba. Doakan supaya gembala dapat menjadi
bintang dan malaikat dalam sidang jemaat, maka gembala berada di
dalam Tangan Kanan TUHAN, sehingga tidak jatuh, kuat dan
dipermuliakan. Jemaat juga kuat dan dipermuliakan: jemaat merasakan
hadirat YESUS sebagai Imam Besar, sehingga mengalami kepuasan surga,
tidak kering rohani (tidak mengarah kepada dosa-dosa). Sidang jemaat
mengalami pekerjaan Firman penggembalaan (suara sangkakala) untuk
menyucikan, mengubahkan hidupnya, sehingga ditampilkan sebagai tujuh
kaki dian emas (sidang jemaat yang sempurna).
Yang
lama disucikan, kemudian muncul yang baru. Inilah rahasia dalam
penggembalaan, mulai dari gembalanya, dan juga akan dialami oleh
sidang jemaat. Semoga penggembalaan di Surabaya, Malang, Medan juga
dapat memenuhi pembukaan rahasia Firman.
Apa
yang disucikan?
Amsal
6: 16-19,
16.
Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang
menjadi kekejian bagi hati-Nya:
17.
(1)mata
sombong, (2)lidah
dusta, (3)tangan
yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,
18.
(4)hati yang membuat
rencana-rencana yang jahat, (5)kaki
yang segera lari menuju kejahatan,
19.
(6)seorang
saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan (7)yang
menimbulkan pertengkaran saudara.
Ay
16 => '
tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya'
=> tujuh inilah yang harus disucikan (seperti pelita yang padam,
sehingga harus disucikan). Lampu pada pelita emas itu tujuh.
Ay
17 => '
mata sombong' = mata angkuh (dalam terj. lama).
'
lidah
dusta' = lidah bercabang (dalam terj. lama).
'
tangan
yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah' =
perbuatan-perbuatan.
Ay
18 => '
hati yang membuat rencana-rencana yang jahat' =
hati yang jahat dan najis. Hati ini sebagai pokoknya (tepat berada
ditengah). Kalau melihat gambar pada pelita emas, ada satu pokoknya
dengan cabangnya enam buah.
'
kaki
yang segera lari menuju kejahatan' = perjalanan hidup.
Ay
19 => '
yang menimbulkan pertengkaran saudara' = orang
yang menanamkan percideraan (orang yang mengakibatkan
pertengkaran-pertengkaran).
Tujuh
hal inilah yang harus disucikan yaitu:
- mata
yang sombong/mata yang angkuh/pandangan yang sombong =
- merendahkan
orang lain, apalagi kepada orang yang lebih tinggi (kalau dalam
sidang jemaat, gembala lebih tinggi). Sebab itu jangan merendahkan
gembala.
- meremehkan
perkara rohani. Kita seringkali mengandalkan/
mengunggulkan/menggembar-gemborkan perkara yang jasmani dan
meremehkan yang rohani (terutama meremehkan Firman
penggembalaan).
Contohnya seperti Esau yang tidak tidak
tahan untuk terus menerus makan kacang merah, akhirnya ia mencari
daging. Memang mendapatkan, tetapi lelah (letih lesu), tidak dapat
memberikan kepuasan. Akhirnya Esau kembali mencari kacang merah,
tetapi harga yang harus ia bayar amat mahal, yaitu kehilangan hak
kesulungan. Apa yang dihina dahulu (Firman penggembalaan), akhirnya
berusaha mendapatkannya lagi, tetapi harus kehilangan
segala-galanya.Itu sebabnya, sekarang ini kita jangan sampai
memiliki mata sombong, seperti: merendahkan orang lain, terutama
gembala, orang yang lebih tinggi di rumah tangga (suami menjadi
kepala dari isteri dan anak-anak). Sekalipun gaji atau ijasah
isteri lebih tinggi dari suami, jangan merendahkan suami.
Tempatkanlah semuanya pada kedudukannya sesuai dengan Firman TUHAN.
Juga meremehkan perkara rohani, terutama Firman penggembalaan,
sebab itu sangat berbahaya.
- lidah
bercabang = lidah ular, artinya
- plin
plan => 'ya, tetapi ... tidak, namun ...' Ini tidak ada
kepastian. Kalau orang seperti ini menjadi dosen, muridnya susah =>
'berapa nilainya? Ini benar tetapi tulisannya jelek (nilainya
dikurangi). Ini salah, tetapi tulisannya bagus' Kasihan muridnya
jika memiliki dosen seperti ini.
- banyak
bergosip. Jangan bergosip, tetapi harus bersaksi.
Kalau
kita bersaksi membawa Kabar Mempelai (bagaikan membawa tulang
Yusuf), Yusuf berkata => 'kalau kamu membawa tulang-tulangku ke
Kanaan, TUHAN akan mengindahkan kamu' Dalam kegerakan hujan akhir,
harus membawa tulang Yusuf (Kabar Mempelai). Yusuf menunjuk mempelai
(kuasa kebangkitan). Kalau membawa tulang Yusuf maka TUHAN akan
mengindahkan, artinya kalau bersaksi ada langkah-langkah yang
indah.
Tetapi jika bergosip, (maaf) akan menjadi seperti
Yudas yang paling tidak indah. Bukan hanya bajunya yang robek,
tetapi perut Yudas juga robek. Kalau baju robek, telanjang, itu
sudah tidak indah => 'siapa itu telanjang (terlebih lagi kalau
orang kaya yang telanjang)' Kalau sampai perutnya robek, berarti
tidak indah sama sekali (paling tidak indah). Yudas ini suka
bergosip dengan imam-imam kepala, sehingga yang benar menjadi salah
(YESUS yang benar menjadi salah) dan yang salah jadi benar.
- tangan
yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah:
perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain, disucikan, sehingga
menjadi perbuatan yang benar dan baik.
- hati
yang jahat dan najis, disucikan menjadi hati yang suci dan hati yang
damai sejahtera. Hati ini sebagi pokoknya, sebab itu harus disucikan
dari keinginan jahat dan najis. Kalau sudah disucikan, maka semuanya
(yang lainnya) dapat disucikan. Kalau hati belum disucikan, susah!
Saat menghadapi orang dan mengatakan, orang itu belum bertobat ya,
matanya angkuh, mulutnya bercabang' Harus didoakan supaya Firman
pengajaran/suara sangkakala/pedang Firman menusuk tepat di hatinya.
Kalau hatinya sudah terkena pedang Firman, sudah beres!
Saya
pernah mengalami, kalau hati sudah terkena, tidak dapat ditahan
lagi. Contohnya: saya dulu tidak mau menangis di gereja (anti
menangis). Kalau ada orang menangis, saya malah berjalan dan saya
lihat => 'seperti apa mulutnya itu? (saya bandingkan dengan
binatang, seperti bebek dll)' Satu waktu Firman bekerja dan
terkena di hati, saya tidak dapat menahan dan air mata saya sudah
keluar, saya malu sekali). Sejak saat itulah saya berubah dan
menghargai Firman TUHAN (menghargai perkara rohani). Tadinya saya
sombong sekali (mata sombong), meremehkan orang lain (orang berlutut
hancur hati, saya malah melihat). Tetapi begitu hati saya dijamah,
saya tidak dapat lagi (mau ditutup bagaimanapun, tidak bisa lagi).
Semoga hati kita ditusuk oleh pedang Firman.
- 'kaki
yang segera lari menuju kejahatan':
perjalanan hidup disucikan sehingga menuju kearah pembangunan Tubuh
Kristus. Perjalanan hidup kita jangan menuju ke pembangunan Babel
(ke arah jahat dan najis). Mari, arahkan semuanya ke arah
pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.
- mulut
bersaksi dusta. Jangan sampai ada lagi dusta, tetapi berkata benar
dan baik (menjadi berkat bagi orang lain).
- bertengkar
(pertengkaran) terjadi karena kebenaran diri sendiri. Kebenaran diri
sendiri yaitu:
- kebenaran
diluar Firman (diluar alkitab). Contohnya: Firman mengatakan A,
tetapi dia bilang B. Ini tidak akan dapat bertemu dan yang
bertengkar adalah yang B (yang tidak sesuai dengan alkitab). Tidak
mungkin yang A (yang berpegang Firman tidak mungkin bertengkar) =>
'yang penting saya sudah beri tahu A, saya tidak mau B,
terserah!' Kita yang sudah berpegang Firman, sudah diakui
dimana-mana. Kalau yang tidak sesuai dengan Firman, minta diakui,
akhirnya bertengkar. Itulah kebenaran diluar Firman ALLAH (diluar
alkitab). Kebenaran diri sendiri itu dipaksakan.
- menutupi
dosa dengan cara menyalahkan orang lain. Dia sendiri yang berbuat
dosa (bersalah), tetapi yang disalahkan orang lain, sehingga
menimbulkan pertengkaran. Bahkan sampai menyalahkan TUHAN
(menyalahkan pengajaran yang benar). Inilah yang harus disucikan.
Suara
sangkakala menyucikan dan mengubahkan sidang jemaat sampai sempurna
seperti YESUS, menjadi Mempelai Wanita yang siap menyambut kedatangan
YESUS. Yang disucikan adalah tujuh perkara yang dibenci oleh TUHAN,
pusatnya adalah hati. Hati yang jahat-najis, disucikan menjadi hati
yang suci, bersih, damai sejahtera. Kalau hati sudah damai sejahtera,
semuanya juga disucikan; sudah tidak ada lagi kebenaran diri sendiri,
tetapi mengaku => 'ya saya yang salah (kalau soal dosa). Ya
benar, Firman bilang tidak boleh (soal Firman)' Kalau sudah saling
mengaku dan saling mengampuni, maka semuanya akan menjadi beres.
Apa
yang harus dibaharui? Setelah yang lama disucikan,
muncul yang baru.
Efesus
4: 22-32,
22.
yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus
menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya
yang menyesatkan,
23.
supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
24.
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak
Allah
di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
25.
Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang
lain, karena kita adalah sesama anggota.
26.
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah
matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
27.
dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
28.
Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia
bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya
sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang
berkekurangan.
29.
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka
yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
30.
Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah
memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
31.
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah
hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
32.
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih
mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah
mengampuni kamu.
Ay
23 => manusia lama (tubuh), jiwa (pikiran), roh. Jadi,
tubuh , jiwa dan roh dibaharui.
Yang
dibaharui adalah:
- ay
25 dusta ('buanglah dusta'),
dibaharui menjadi berkata jujur = ya katakan ya, tidak katakan
tidak.
- ay
26-27 marah dibaharui menjadi tidak boleh marah tanpa kasih (sampai
matahari terbenam), tanpa sebab (tidak ada sebabnya tahu-tahu
marah), karena bisa menimbulkan kebencian dan pertengkaran. Matahari
menunjuk kasih. Tetapi kalau kita marah dengan kasih, maka akan
menolong orang yang kita marahi (akan mengangkat orang yang sudah
jatuh).
- ay
28 mencuri dibaharui menjadi tidak boleh mencuri. Mencuri milik
TUHAN itulah persepuluhan
dan persembahan khusus. Mencuri milik sesama, termasuk korupsi,
hutang tidak bayar, dsb. Jika dibaharui, kita tidak mencuri lagi,
tetapi justru kita dapat
memberi.
- ay
29 perkataan kotor (perkataan sia-sia) dibaharui menjadi perkataan
benar dan baik (perkataan membangun, menjadi berkat bagi orang
lain).
- ay30-31
tidak boleh mendukakan Roh Kudus lewat kepahitan hati (iri hati,
dendam dll). Kepahitan hati harus diselesaikan.
- ay
32 tabiat YESUS yaitu ramah, penuh kasih mesra (lemah lembut) dan
saling mengampuni seperti TUHAN telah mengampuni kita. Tabiat YESUS
harus ada di dalam
kehidupan kita.
- ditambah
satu lagi (sebab pelita emas ada tujuh lampunya) didalam Ef 5: 1-2
Efesus
5: 1-2,
1.
Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang
kekasih
2.
dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah
mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai
persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
Perikopnya
adalah hidup menjadi anak terang. Manusia baru = menjadi anak-anak
terang. Manusia baru dan anak-anak terang, bagaikan pelita yang tetap
menyala (kaki dian emas yang bercahaya).
Ay
2 => '
sebagaimana
Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan
diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi
Allah'
=> YESUS sudah taat sampai mati di kayu salib menjadi persembahan
atau Korban
yang berbau harum bagi ALLAH.
Jadi
kita taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi. Mungkin
tidak cocok dengan logika.
Contohnya
seperti
murid-murid yang
semalam-malaman
menangkap ikan (tempat dan waktunya sudah bagus) tetapi tidak
mendapatkan apa-apa.
Siang-siang dan di pantai (waktu dan tempatnya kurang bagus), tetapi
diperintahkan
oleh YESUS untuk
menebarkan
jala.
Ini tidak masuk akal, tidak cocok dengan logika, daging pasti
bersuara => 'ini tidak cocok' Kalau daging tidak bersuara =>
'terserah, mau di pantai atau di pasir, kalau TUHAN Yang
menyuruh,
tebarkan saja jala'
Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Inilah taat sampai daging tak
bersuara.
Seringkali
kita mau lebih bijaksana (lebih pandai, lebih berhikmat) dari TUHAN
=> 'nanti kalau saya mengikuti Firman, saya
akan mati
dsbnya'
Inilah mau lebih pandai dari TUHAN (sombong). Kalau TUHAN (Firman
TUHAN) Yang
memerintahkan untuk
menebarkan jala, jangankan di pantai
yang masih ada airnya,
di pasirpun,
pasti akan
mendapatkan
ikan, sebab
tidak
ada yang mustahil. Semoga kita dapat
mengerti.
Ini
ikan secara jasmani, demikian juga ikan secara rohani, tidak ada yang
mustahil bagi TUHAN. Saya membuka cabang di Surabaya bukan karena
kehendak saya (justru saya tidak mau), tetapi karena kehendak TUHAN,
maka
saya lakukan. Mulai dari beberapa orang, saya datangi. Dulu maksudnya
untuk tiga
atau empat
keluarga itu saja yang saya layani. Tetapi TUHAN berkehendak lain,
tetap saya layani. Ikan-ikan dapat
datang, sekalipun tidak mungkin bagi saya, tetapi TUHAN sudah
menolong
semuanya. Satu waktu saya diundang ke luar pulau
untuk melayani kaum muda (waktu itu masih ada bpk pdt Pong), tetapi
ditolak => 'tidak perlu
datang, nanti kamu malu, tidak akan ada yang datang' Saya jawab =>
'ya sudah oom,
terserah. Satu orang pun yang datang, saya akan datang, kalau ini
kehendak TUHAN' Akhirnya yang datang penuh, pagi lebih penuh dari
sore. Orang-orang semuanya bingung.
Seringkali
daging ini bersuara => 'nanti tidak bisa ..
nanti kalau ikuti Firman ... memang Firman begini, tetapi kita perlu
begini ... janganlah, kita harus bijaksana...' Inilah bijaksana
diluar Firman, akan menuju kepada kegagalan dan kehancuran. Kalau
daging masih bersuara dalam ekonomi, berbisnis, kuliah, dalam apa
saja, akhirnya gagal. Tetapi kalau taat sampai daging tidak bersuara,
maka TUHAN lah yang bertanggung jawab. Taat sampai daging tidak
bersuara = persembahan yang berbau harum dihadapan TUHAN.
Kalau
ingat bau harum, maka ingat minyak narwastu yang berbau harum. Jadi
persembahan yang berbau harum merupakan suasana urapan Roh Kudus
(bukan suasana daging lagi). Kalau taat sampai daging tak bersuara,
mungkin bagi daging rugi, hancur, malu => 'sudah siang hari
semestinya membetulkan jala, tetapi kita menebarkan jala di pantai.
Kalau teman-teman melihat bisa malu' Tidak perlu malu, terus taat,
sekalipun digosipkan. Asalkan TUHAN yang menyuruh (taat sesuai dengan
Firman), maka TUHAN yang akan bertanggung jawab. Itulah persembahan
yang berbau harum, bukan lagi suasana daging, tetapi suasana urapan
Roh Kudus.
Biarlah
sekarang ini kita beralih. Dalam pembukaan rahasia Firman, seorang
gembala (saya) terlebih dahulu digarap oleh TUHAN. Kalau saya sebagai
gembala berkenan kepada TUHAN; menjadi bintang dan malaikat dalam
sidang jemaat di Tangan Kanan TUHAN, maka semua sidang jemaat juga
dipegang oleh Tangan Kanan TUHAN, maka kita:
- tidak
akan jatuh, tetapi dipermuliakan.
- selalu
merasakan hadirat Imam Besar,
- mengalami
kepuasan secara rohani,
- tidak
kering,
- tidak
mencari kepuasan di dunia dan
- disucikan-diubahkan
sampai tampil sebagai tujuh kaki dian emas (gereja TUHAN yang
sempurna).
Tujuh
dosa yang merupakan kebencian disucikan dan tujuh tabiat daging juga
disucikan. Disucikan bagaikan dipotong-potong, disembelih. Diubahkan
bagaikan dibakar. Setelah disucikan/dipotong-potong, lalu masih
diubahkan/dibakar, tetapi bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk
menghasilkan bau harum. Itulah suasana urapan Roh Kudus. Mari
beralih, dari suasana daging (suasana dunia) beralih ke suasana
persembahan harum. Sekalipun harus dipotong-potong, dibakar, tetapi
berbau harum = bersuasana urapan Roh Kudus = suasana surga.
Jika
kita sudah taat sampai daging tidak bersuara lagi (bersuasana urapan
Roh Kudus), hasilnya adalah
- Kejadian
8: 20-22,
20.
Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang
tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah
beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah
itu.
21.
Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN
dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena
manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak
kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti
yang telah Kulakukan.
22.
Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan
menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam."
Ay
21 => 'Ketika
TUHAN mencium persembahan yang harum itu'
=> mungkin sekarang ini kita manusia daging, manusia gagal,
tetapi kalau mau dipotong-potong dan dibakar (disucikan dan
diubahkan) sedikit demi sedikit lewat Firman penggembalaan, sampai
berbau harum, maka kita akan terlepas dari suasana kutukan.
'Aku
takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia'
=> terlepas dari sauasana kutukan.
Hasil pertama:
tidak
ada kutukan lagi
=
suasana
Firdaus (suasana urapan Roh Kudus) =
berbau
harum.
Dulu
manusia berada di Firdaus, tetapi karena berbuat dosa (berbau
busuk), dibuang ke bumi (berbau busuk di bumi). Tetapi kalau di bumi
ini kita mau disucikan-dibakar, sampai berbau harum, maka akan
kembali kepada suasana Firdaus.
Bersuasana
Firdaus (tidak ada kutukan lagi) artinya:
- tidak
ada letih lesu, beban berat, tetapi kita mengalami perhentian dalam
TUHAN, damai sejahtera, sehingga semuanya menjadi enak dan ringan.
Itulah suasana berbau harum (suasana urapan Roh Kudus), bukan
kutukan lagi. Roh Kudus lah yang membuat kita menjadi enak dan
ringan.
- tidak
ada susah payah atau jerih payah. TUHAN katakan => 'engkau
menabur benih, tetapi yang dituai duri' Susah payah hidup di
dunia ini. Tetapi kalau ada Roh Kudus, maka tidak ada susah payah,
artinya kita mengalami pemeliharaan langsung dari TUHAN lewat hujan
yang tidak ada henti-hentinya (hujan kemurahan anugerah TUHAN) dan
tidak terbatas oleh apapun.
Dunia
ini sistem susah payah. Kalau kuat memikul air untuk mengairi satu
hektar, panennya satu hektar (hidupnya dari satu hektar). Dari
mengandalkan kemampuan, ijasah, sampai menghalalkan segala cara,
itulah dunia. Tetapi kita sistem lembah gunung, yaitu hanya
bergantung kepada hujan kemurahan anugerah TUHAN (tidak dapat
memikul sendiri). Kita berusaha, tetapi TUHAN yang menentukan
semuanya. Tidak ada susah payah lagi, yang ada hanyalah hujan
kemurahan TUHAN. Jangan bersuasana daging, sebab itu daging yang
berdosa harus dipotong, dibakar (dibaharui), sampai berbau harum
(taat sampai daging tak bersuara). Sungguh-sungguh kita mengalami
suasana Roh Kudus (suasana Firdaus).
- Lukas
7: 36-38, 48-50,
36.
Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya.
Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan.
37.
Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang
berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di
rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam
berisi minyak wangi.
38.
Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya,
lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan
rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan
minyak wangi itu.
48.
Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah
diampuni."
49.
Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati
mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni
dosa?"
50.
Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah
menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
Ay
37 => 'Di
kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang
berdosa'
=> (maaf) mungkin seorang pelacur dll. Ini sudah berbau busuk.
Ay 38 => 'meminyakinya
dengan minyak wangi itu'
=> ada bau harum.
Ay 50 => "Imanmu
telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
=> tidak ada hukuman lagi.
Hasil kedua:
tidak
ada hukuman lagi.
Dalam
pembacaan ayat ini seorang perempuan yang tercemar (maaf); pelacur,
perempuan Babel, tetapi masih dapat ditolong oleh TUHAN (masih dapat
berbau harum). Siapa kita? Mungkin kita sudah najis dll, tetapi
masih dapat berbau harum.
Caranya adalah duduk di bawah Kaki
YESUS. Perempuan ini menangis di dekat Kaki YESUS (membasahi Kaki
dengan air matanya), menyeka dengan rambutnya, mencium Kaki-Nya dll.
Jadi, caranya adalah:
- 'membasahi
kaki-Nya itu dengan air
matanya'
artinya hancur hati; mengakui-menyesali-menyadari segala dosa-dosa.
- 'menyekanya
dengan rambutnya'
artinya tidak ada kebanggaan lagi, merasa sangat tidak berharga
dihadapan TUHAN, tidak layak apa-apa.
- 'ia
mencium kaki-Nya'
(mencium Kaki YESUS), artinya berdamai dengan TUHAN dan
meninggalkan dosa-dosanya. Dosanya diampuni, sehingga ada minyak
yang berbau harum (ada persembahan yang berbau harum). Itulah
suasana urapan Roh Kudus. Siapapun kita saat ini, kalau ada
persembahan yang berbau harum, YESUS berkata => 'imanmu
telah menyelamatkan engkau',
berarti tidak ada hukuman lagi (bebas dari hukuman), kita
diselamaatkan dan diberkati oleh TUHAN. Apapun keadaan kita,
asalkan bisa berbau harum dihadapan TUHAN.
Ada
cara agar dapat berbau harum:
- Nuh
mempersembahkan korban yang berbau harum, maka TUHAN melepaskan
dari kutukan.
- Perempuan
ini mengakui dosa-dosanya (berdamai), sehingga berbau harum
(diselamatkan, dibenarkan, dan diberkati oleh TUHAN).
- Yohanes
12: 3,
Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal
harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya;
dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
Ay
3 => Maria duduk di bawah Kaki TUHAN.
Hasil ketiga:
Maria
meminyaki Kaki YESUS dengan minyak yang berbau harum (suasana urapan
Roh Kudus),
artinya
Roh
Kudus memakai kehidupan kita dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir
= kegerakan
pembangunan Tubuh Kristus.
Maria meminyaki Kaki YESUS untuk penguburan-Nya.
Penguburan
itu merupakan pelayanan tubuh yang terakhir (sesudah itu tidak ada
lagi). Pembangunan Tubuh Kristus mulai dari:
- kita
dipakai dalam nikah. Layanilah nikah dengan sungguh-sungguh (dalam
urapan Roh Kudus).
- dalam
penggembalaan. Sebagai apapun kita, layani penggembalaan dengan
sungguh-sungguh.
- antar
penggembalaan (kunjungan-kunjungan) baik yang ikut ataupun yang
tinggal, mari melayani dengan sungguh-sungguh. Yang ikut melayani
dengan sungguh-sungguh (bukan untuk jalan-jalan). Yang tinggal,
juga tetap melayani; berdoa dengan sungguh-sungguh. Kita tetap
sebagai satu tim.
Minyak
narwastu seharga tiga ratus dinar = gaji selama satu tahun. Jika
minyak seharga gaji satu tahun digunakan untuk meminyaki Kaki YESUS,
mau makan apa? Jadi, semuanya harus dikorbankan untuk pelayanan
pembangunan Tubuh Kristus (waktu, tenaga, uang, perasaan, apa saja),
kecuali satu yaitu pengajaran yang benar. Pengajaran yang benar
(YESUS sebagai Kepala) tidak boleh dikorbankan. Kalau ada tubuh
tanpa kepala, semuanya akan lari.
Inilah suasana urapan Roh
Kudus. Kita semuanya akan dipakai oleh TUHAN. Melayani apa saja,
dalam nikah: suami mengasihi isteri, isteri tunduk, anak taat.
Inilah suasana minyak yang berbau harum, sehingga tidak ada kutukan
di dalam rumah tangga (seperti Nuh):
- tidak
ada letih lesu, beban berat, tetapi ada hujan kemurahan TUHAN,
- tidak
ada hukuman dalam rumah tangga, yang ada adalah keselamatan dan
berkat TUHAN.
- ada
pemakaian TUHAN.
Demikian
juga dalam penggembalaan. Jika semuanya melayani dalam urapan
(berbau harum), maka akan ada hujan kemurahan TUHAN (tidak ada letih
lesu, beban berat, semuanya enak dan ringan), ada keselamatan dan
ada pemakaian TUHAN atas kehidupan kita. Semuanya harus dikorbankan
kecuali Firman pengajaran yang benar. Yudas terlalu perhitungan,
pada ayat-ayat selanjutnya Yudas mengamuk. Saat Maria meminyaki Kaki
YESUS dengan minyak narwastu yang mahal, Yudas berkata => 'itu
pembososan' Karena Yudas terlalu perhitungan, maka dia tidak
dihitung oleh TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.
Jangan kikir
dan jangan serakah seperti Yudas (terlalu perhitungan kepada TUHAN),
akhirnya dia tidak dihitung oleh TUHAN. Tetapi kalau kita dipakai
dalam pembangunan Tubuh Kristus, maka sehelai rambutpun dihitung
oleh TUHAN (sehelai rambutpun tidak boleh jatuh = utuh). Kita
benar-benar diperhatikan, dilindungi, dipelihara oleh TUHAN. Tidak
perlu takut! Pengorbanan-pengorbanan kita baik waktu, tenaga, uang,
tidak sebanding dengan Korban Kristus. Kalau saudara dan saya sudah
mulai hitung-hitung (perhitungan) => 'semestinya waktu-ku untuk
ini, tetapi untuk melayani (latihan), semestinya uangku untuk ini,
tetapi digunakan untuk bayar ongkos' Ingatlah Korban Kristus =>
'semuanya yang saya lakukan, tidak sebanding dengan Korban
Kristus' Kalau kita rela berkorban untuk dipakai dalam pembangunan
Tubuh Kristus, sehelai ramputpun tidak akan dibiarkan jatuh
(dihitung oleh TUHAN).
Sekalipun kita tidak berdaya/tidak
berharga seperti sehelai rambut, tetapi TUHAN memperhatikan,
memperdulikan, memelihara, menolong kehidupan kita dan TUHAN
mengubahkan kehidupan kita semuanya. Roh Kudus mengadakan mujizat,
yaitu mengubahkan kehidupan kita menjadi kuat dan teguh hati.
Biarpun Yudas mengatakan => 'pemborosan, pemborosan'
(menghina), tetapi Maria tetap kuat dan teguh hati.
Kuat
dan teguh hati artinya:
- tetap
percaya dan berharap hanya kepada TUHAN,
- saat
dicela kita tidak membalas = berdiam diri.
Roh
Kudus mengubahkan kehidupan kita dari manusia daging menjadi manusia
rohani seperti YESUS, mulai dari kuat dan teguh hati. Jangan mundur
setapakpun. Jika kuat teguh hati, maka mujizat jasmani juga terjadi
(Roh Kudus mengadakan mujizat jasmani). Waktu Maria menghadapi
Lazarus yang sudah mati selama empat hari, dia tersungkur di depan
YESUS sebab ia percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN. Hanya
itulah yang Maria lakukan. Tetapi Marta ditegor oleh TUHAN =>
'Marta, kalau engkau percaya, engkau melihat kemuliaan TUHAN'
Marta tidak percaya, tetapi Maria tetap percaya. Maria tidak meratap
ke kuburan, tetapi tersungkur dibawah Kaki YESUS => 'seandainya
Engkau ada, pasti saudaraku tidak akan mati'
Kalau percaya
dan berharap kepada TUHAN (kuat dan teguh hati), maka Roh Kudus (Roh
Kemuliaan) mengadakan mujizat secara jasmani, yaitu
- yang
sudah mati (jadi bangkai) bisa hidup atau bangkit kembali,
- yang
mustahil menjadi tidak mustahil.
Jika
TUHAN datang kembali ke dua kali:
- kita
diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia. Inilah suasana urapan Roh
Kudus (persembahan yang berbau harum).
- tidak
ada kutukan lagi (tidak ada letih lesu, beban berat, semuanya enak
dan ringan, ada hujan kemurahan TUHAN),
- tidak
ada penghukuman (yang ada keselamatan dan berkat dari TUHAN),
- kita
dipakai oleh TUHAN. Dalam pemakaian TUHAN, terjadi mujizat-mujizat.
Kita diubahkan menjadi kuat dan teguh hati. Biarpun seperti sehelai
rambut, kita tetap kuat (tidak jatuh, tetap dihitung); dihina tidak
melawan (berdiam diri) dan tetap percaya/berharap kepada TUHAN.
Mujizat jasmani juga terjadi, yaitu Lazarus yang sudah mati empat
hari dibangkitkan. Terjadi mujizat yang terakhir, yaitu kita
menjadi sama mulia dengan Dia.
Kita
membutuhkan Roh Kudus pada saat ini. Biarlah kita mengalami suasana
yang berbau harum. Daging yang membuat sedih, gagal, letih lesu,
beban berat, tetapi Roh Kudus yang menolong kita semuanya.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1