Kita
masih membaca dalam kitab Wahyu 1. Saat ini akan dirangkumkan dari
ayat ke 9 sampai ayat 20, ini tentang penglihatan rasul Yohanes di
pulau Patmos.
Wahyu
1 : 9,
Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan
dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama
Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh
Yesus.
Rasul
Yohanes berada atau dibuang di pulau Patmos = mengalami sengsara
daging bukan karena berbuat dosa/berbuat jahat (pulau Patmos
merupakan tempat pembuangan untuk orang-orang yang jahat), tetapi
karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS,
sehingga
rasul Yohanes mengalami tiga hal:
- Wahyu
1 : 9,
Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan
dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama
Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh
Yesus.
Pertama:
masuk dalam persekutuan yang benar, berdasarkan Firman pengajaran
yang benar = masuk
persekutuan Tubuh Kristus yang sempurna (Mempelai Wanita TUHAN).
Sebab ada persekutuan yang tidak benar (tidak berdasarkan Firman
TUHAN), akhirnya masuk ke Babel.
- Wahyu
1 : 10-16,
10.
Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari
belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
11.
katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah
kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke
Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke
Laodikia."
12.
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan
setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari
emas.
13.
Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia,
berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya
berlilitkan ikat pinggang dari emas.
14.
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan
mata-Nya bagaikan nyala api.
15.
Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian;
suara-Nya bagaikan desau air bah.
16.
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya
keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya
bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
Kedua:
dapat mendengar dan melihat bunyi
atau suara sangkakala yang keras (Firman penggembalaan)
= dapat
tergembala dengan benar dan baik.
Jika kita mau sengsara daging karena YESUS (karena Firman), maka
kita dapat tergembala dengan benar dan baik. Kita jauh-jauh datang
ke sini, agar dapat tergembala dengan benar dan baik.
Jika
tergembala dengan benar dan baik, maka bisa melihat dua wujud
nyata:
- Tujuh
kaki dian dari emas
= gereja TUHAN yang sempurna.
- Pribadi
YESUS dalam kemuliaan,
sebagai Imam Besar, Raja segala raja, Hakim Yang Adil dan Mempelai
Pria Surga.
Memang
perlu sengsara daging, tetapi bukan karena berbuat dosa, melainkan
karena Firman ALLAH dan kesaksian YESUS, sehingga dapat masuk
persekutuan yang benar, berdasarkan Firman pengajaran yang benar =
persekutuan Tubuh Kristus yang sempurna (Mempelai Wanita). Sebab ada
persekutuan Babel, yang tidak berdasarkan pengajaran yang benar
(berdasarkan uang, artis, dan sebagainya).
Persekutuan itu
dimulai dari nikah. Jika menikah berdasarkan karena cantik, ganteng
(tidak berdasarkan pengajaran yang benar), akan mengarah kepada
Babel. Sama halnya dengan ibadah, kalau tidak berdasarkan Firman
pengajaran yang benar, maka mengarah kepada Babel. Kemudian yang
kedua, dapat masuk dalam penggembalaan yang benar dan baik = dapat
mendengar suara sangkakala yang keras. Dapat mendengarkan suara
sangkakala atau Firman yang keras karena mau sengsara daging (dapat
tergembala dengan benar dan baik).
Memang untuk masuk kandang
penggembalaan (masuk dalam tiga macam ibadah) berat sekali.
Contohnya: pulang kerja langsung beribadah, hari Minggu, Senin, Rabu
harus beribadah, apalagi kalau jaraknya jauh, ini berat sekali.
Tetapi kalau mau sengsara seperti rasul Yohanes yang mau dibuang ke
pulau Patmos (mau sengsara karena Firman dan karena YESUS), tidak
ada yang sulit. Saya selalu mengatakan => 'untuk masuk kandang
penggembalaan memang berat bagi daging, tetapi enak dan ringan dalam
seluruh kehidupan kita' sehingga kita dapat melihat dua wujud
(gereja TUHAN yang sempurna dan Pribadi YESUS dalam kemuliaan).
- Wahyu
1 : 17-20,
17.
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama
seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di
atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan
Yang Akhir,
18.
dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai
selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan
maut.
19.
Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi
sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.
20.
Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku
dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat
ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Wahyu
1 : 17-20, inilah yang akan kita pelajari dihari-hari ini.
Ketiga:
dapat tersungkur di depan Kaki YESUS (tersungkur sampai
seperti orang mati)
=
menyembah
dengan hancur hati dan menyembah sampai daging tidak bersuara lagi.
Tadinya, tidak dapat tersungkur. Tetapi sekarang dapat tersungkur di
depan Kaki YESUS, karena dia dibuang ke pulau Patmos. Kalau tidak
dibuang ke pulau Patmos, tidak akan dapat tersungkur.
Wahyu
1 : 9,
Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan
dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama
Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh
Yesus.
Keadaan
rohani rasul Yohanes adalah:
- Ia
memiliki Firman ALLAH (dalam tabernakel menunjuk meja roti sajian)
dan
- Ia
memiliki kesaksian YESUS atau Roh. Kudus (dalam tabernakel menunjuk
pelita emas), tetapi masih kurang satu yaitu
- ia
tidak memiliki mezbah dupa emas. Ini gawat, sebab kalau tidak ada
mezbah dupa emas, akan menjadi sasaran dari antikris.
Orang-orang
yang mempunyai Firman, kesaksian YESUS (Roh Kudus), tetapi tidak
mempunyai penyembahan, akan menjadi sasaran dari antikris.
Wahyu
12 : 17,
Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi
keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki
kesaksian Yesus.
Ay
17 => '
hukum-hukum Allah' => meja roti sajian.
'
memiliki
kesaksian Yesus' => ada pelita emas.
Inilah
tidak ada mezbah dupa emas, dan keadaan rohani semacam ini, akan
menjadi sasaran dari antikris,
sehingga
terjadi dua kemungkinan:
- Mengalami
aniaya antikris selama tiga setengah tahun, sampai dipancung
kepalanya.
Tetapi dia akan dibangkitkan dalam
tubuh kemuliaan waktu YESUS datang kembali ke dua kali dan dapat
bertemu dengan YESUS. Kehidupan ini ketinggalan pada zaman antikris,
tidak mau menyembah antikris (tetap bertahan menyembah YESUS),
sehingga mengalami aniaya antikris selama tiga setengah tahun,
sampai dipancung kepalanya.
- Menyembah
antikris.
Dalam aniaya antikris dia tidak tahan
(mau membeli nasi dll, harus dianiaya, tidak boleh menjual dan
membeli), sehingga menyembah antikris. Secara fisik tidak apa-apa,
tetapi dia menjadi sama dengan antikris yang akan dibinasakan untuk
selama-lamanya.
Bersyukur,
sebab rasul Yohanes diijinkan dibuang ke pulau Patmos. Mengapa rasul
Yohanes dibuang ke pulau Patmos? Rasul Yohanes dibuang ke pulau
Patmos = mengalami sengsara daging, supaya mengalami peningkatan
rohani sampai ia dapat tersungkur di depan Kaki YESUS (menyembah
TUHAN). Dibuang ke pulau Patmos, bukan supaya hancur, tetapi supaya
jangan sampai menjadi sasaran dari antikris!
Demikian
juga kita semuanya. Jika TUHAN mengijinkan kita mengalami sengsara
daging karena YESUS (termasuk doa puasa seperti saat ini, menghadapi
pencobaan, ujian, dicela, dll), bukan untuk menghancurkan kita,
tetapi untuk meningkatkan kerohanian kita sampai kita dapat
tersungkur di depan Kaki YESUS. Apakah kita harus dibuang ke pulau
Patmos supaya menjadi seperti rasul Yohanes? Tidak perlu! Bisa lewat
berpuasa. Jadi, seperti rasul Yohanes dibuang ke pulau Patmos, bagi
kita sekarang adalah dengan berpuasa. Ada beras, nasi, lauk pauk,
tetapi hari ini kita berpuasa.
Tersungkur
di depan Kaki YESUS = menyembah dengan hancur hati. Menyembah dengan
berpuasa ini berbeda dengan kalau menyembah dengan tidak berpuasa.
Coba saudara rasakan, kalau menyembah dengan berpuasa (dalam keadaan
lemah, dalam doa semalam suntuk), lebih cepat hancur hati. Ini karena
sengsara daging. Memang TUHAN ijinkan kita menghadapi pencobaan,
ujian-ujian. Kalau semuanya normal (ekonomi normal, semuanya enak),
yang dulunya mendengar Firman dengan serius/senang, sudah mulai biasa
saja. Berdoa juga biasa saja. Coba kalau ada ujian (ekonomi merosot)
=> 'Haleluya (cepat hancur hati).
Daripada
menjadi sasaran dari antikris, maka TUHAN ijinkan sesuatu terjadi
(sengsara daging karena YESUS). Bentuk sengsara daging karena YESUS:
berpuasa, doa semalam suntuk (ini bentuk yang dapat kita mohon kepada
TUHAN), bentuknya lainnya seperti menghadapi pencobaan, ujian. Tidak
apa-apa, semuanya harus kita jalani, ini bukan untuk menghancurkan
kita, tetapi untuk meningkatkan kerohanian kita sampai kita dapat
tersungkur di depan Kaki YESUS (menyembah dengan hancur hati). Doa
puasa malam ini merupakan kesempatan kita untuk menyembah YESUS. Yang
tidak puasa juga boleh berdoa. Yang berpuasa harus berdoa. Kita
bersama-sama berdoa dan menyembah TUHAN. Sekarang ini mungkin kita
membawa suatu masalah, maksudnya TUHAN adalah supaya kita dapat
tersungkur di depan Kaki TUHAN (menyembah dengan hancur hati).
Pengertian
hancur hati, yaitu
- Mazmur
119 : 20,
Hancur jiwaku
karena rindu kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu.
Ay
20 => 'hukum-hukum-Mu'
=> Firman-Mu.
Pergertian pertama:
selalu merindukan Firman ALLAH (Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua) lebih dari semuanya dan
selalu mengalami pekerjaan Firman ALLAH (pedang Firman ALLAH) yang
menunjuk, menyucikan, dan mengungkapkan dosa-dosa kita.
Kita mencari Firman yang menunjuk
dosa-dosa. Kita sudah selamat (percaya YESUS, diberkati), mari
mencari Firman yang lebih meningkat lagi, itulah pedang yang selalu
menusuk => 'datang di gereja jauh-jauh, ditusuk-tusuk seperti
anjing-babi, tidak ada yang dipuji' Inilah yang benar! Kalau kita
hancur hati, maka kita dapat menerima Firman.
Dari situlah
kita terdorong untuk dapat mengaku dosa dengan hancur hati. Seperti
raja Daud, begitu nabi Natan menunjuk dengan keras => 'kamu itu
Daud, kamu melakukan dengan sembunyi-sembunyi, tidak dengan
terang-terangan ...' Daud menyesal dan mengaku bahwa dia sudah
jatuh dengan Betsyeba, membunuh suami Betsyeba dengan sengaja.
Inilah pentingnya Firman pengajaran yang keras, yang lebih tajam
dari pedang bermata dua untuk menusuk hati-hati kita (dosa-dosa) =
disucikan sampai kita dapat mengaku dosa.
Mazmur
51 : 1-3, 18, 19,
1.
Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,
2.
ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri
Batsyeba.
3.
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah
pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
18.
Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya
kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
19.
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang
patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Ay
2 => Nabi Natan menegor Daud dengan keras. Biasanya raja kalau
ditegor akan mengamuk. Seperti raja Asa sudah ditolong oleh TUHAN,
kemudian dia salah dalam pelayanan dan ditegor, dia mengamuk. Tetapi
raja Daud dapat hancur hati, artinya dia selalu merindukan Firman
untuk menusuk/menunjuk dosa-dosanya. Ketika Firman menunjuk dosanya,
dia tidak ragu-ragu untuk mengakui dosa-dosanya.
Ay 3 =>
raja Daud mengakui dosanya.
Nabi menunjuk Firman nubuat = Firman
pengajaran atau pedang.
Raja Daud hancur hati oleh pekerjaan
pedang Firman yang disampaikan oleh nabi Natan, sehingga raja Daud
mengaku dosa kepada TUHAN dan sesama (raja Daud mengaku dosa kepada
nabi Natan). Raja Daud mengalami pengampunan dosa dan tidak berbuat
dosa lagi. Itulah hancur hati! Kalau setelah mengaku dosa lalu
berbuat lagi, itu tidak hancur hati, tetapi dibuat-dibuat. Kalau
hancur hati lewat pekerjaan Firman, dia sungguh-sungguh tahu =>
'saya salah besar, berdosa' Semoga kita dapat mengerti.
Orang
yang berani mengaku dosa dan meninggalkan dosa adalah berharga
dihadapan TUHAN sehingga boleh menghampiri takhta TUHAN ('hati
yang patah
dan remuk tidak akan Kaupandang
hina, ya Allah'). Orang yang menyimpan
dosa, itu hina. Remuk hati itu dapat menghampiri takhta TUHAN.
Demikian juga kita pada saat ini, jika kita hancur hati oleh
pekerjaan Firman; kita dapat mengaku dosa-dosa sehingga kita dapat
menghampiri takhta TUHAN.
Yesaya
57 : 15,
Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang
bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku
bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga
bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan
semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati
orang-orang yang remuk.
Ay 15
=> 'Aku bersemayam di tempat tinggi dan
di tempat kudus' => di takhta.
Kalau
kita hancur hati, maka kita boleh menghampiri atau menghadap takhta
TUHAN. Jadi, pengertian hancur hati yang pertama adalah kita
merindukan pedang Firman untuk mengoreksi diri kita (menunjukkan
dosa-dosa), sampai kita dapat mengaku dosa.
Mari, dalam doa penyembahan sekarang ini, biarlah kita mengakui
dosa-dosa (saat ditusuk oleh Firman, akui dosa kita).
- Lukas
20 : 17, 18,
17.
Tetapi Yesus memandang mereka dan berkata: "Jika demikian
apakah arti nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan
telah menjadi batu penjuru?
18.
Barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur, dan barangsiapa
ditimpa batu itu, ia akan remuk."
Ini
perumpamaan tentang kebun anggur (penggarap-penggarap kebun anggur).
Batu penjuru menunjuk Kurban Kristus. Batu Penjuru (batu yang
dibuang oleh tukang bangunan) = batu yang indah. Ini kehidupan yang
tidak berdosa, tetapi disalibkan (dibuang oleh tukang
bangunan).
Pengertian kedua:
menghargai
atau meninggikan Kurban Kristus.
Pengertian pertama tadi, meninggikan
Firman atau selalu rindu akan Firman pengajaran yang benar (Firman
yang lebih tajam dari pedang bermata dua).
Praktik
menghargai/meninggikan Kurban Kristus adalah
- Rela
sengsara tanpa dosa.
YESUS bukan hanya tidak berbuat dosa, Dia bahkan tidak mengenal
dosa, tetapi Dia harus rela sengsara sampai mati di kayu salib
(mati terkutuk di kayu salib). Banyak diterangkan tentang
menghargai Kurban Kristus, yaitu perjamuan suci. Ini boleh, tetapi
tidak dapat menghargai sampai dua puluh empat jam. Jadi, praktik
sehari-hari menghargai Kurban Kristus yaitu rela sengsara daging
tanpa dosa (bukan karena berbuat dosa).
Tentang pekerjaan di
kebun anggur, kebun anggur menunjuk kebun Mempelai. Pekerjaan TUHAN
(penggembalaan) yang dibina oleh Kabar Mempelai harus ada sengsara
daging tanpa dosa, tidak bisa seenaknya. Kalau ada yang mengatakan
=> 'oom disana, tidak datang kebaktian, tetapi boleh melayani'
Terserah! Yang penting kita adalah kebun anggur. Kalau kebun
anggur, berarti harus ada anggur yang diperas (sengsara daging).
Saya banyak diprotes juga di Malang => 'percuma, di gereja itu
susah kalau mau melayani, harus datang tiga macam ibadah'
Terserah! Harus rela sengsara tanpa dosa. Semoga kita dapat
mengerti.
Kita rela sengsara tanpa dosa, supaya kita
mengalami keubahan hidup.
2
Korintus 4 : 16, 17,
16.
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah
kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari
sehari ke sehari.
17.
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami
kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari
pada penderitaan kami.
Kalau
kita rela sengsara daging tanpa dosa, hasilnya adalah kita
mengalami keubahan hidup. Keubahan hidup (berubah) = berbuah
(berbuah anggur). Inilah kalau kita berada di ladang
Mempelai/ladang anggur/berada dalam penggembalaan yang dibina oleh
Kabar Mempelai (pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata
dua). Keubahan hidup atau berbuah anggur yang manis dimulai dengan
tidak ada dusta (membuang dusta) = perkataan benar dan baik = hidup
dalam kebenaran (semuanya benar). Kalau perkataannya tidak benar,
maka semuanya tidak benar. Semoga kita dapat mengerti.
Perkataan
baik = menjadi berkat bagi orang lain. Perkataan yang benar dan
baik, itu berkenan kepada TUHAN dan kepada sesama.
Hakim-Hakim
9 : 12, 13,
12.
Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur: Marilah, jadilah
raja atas kami!
13.
Tetapi jawab pohon anggur itu kepada mereka: Masakan aku
meninggalkan air buah anggurku, yang menyukakan hati Allah dan
manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?
Kalau
sudah dapat menghasilkan air anggur (jika diperas ada air anggur
yang manis), maka menyukakan hati TUHAN dan sesama = berkenan
kepada TUHAN dan sesama = menyenangkan hati TUHAN dan sesama.
- Penyerahan
sepenuhnya kepada Kurban Kristus
('jatuh ke
atas batu') = mengalaskan
seluruh hidup kita diatas Kurban Kristus.
Ini seperti orang yang jatuh dan sudah tidak dapat diatur lagi. Ini
sama seperti dalam Yesaya 57 : 15 'dapat menghampiri takhta
TUHAN' Kalau kita hancur hati, kita dapat menghampiri takhta
TUHAN. Mari, saat ini, kita menghadap atau menghampiri takhta TUHAN
dengan hancur hati.
Tadi,
hancur hati artinya
- rindu
kepada Firman (Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang
bermata dua) untuk mengoreksi/menusuk/mengungkapkan dosa-dosa/
menyucikan kita, sampai kita dapat mengakui dosa dan meninggalkan
dosa-dosa. Itu menjadi berharga dihadapan TUHAN dan dapat
menghampiri takhta TUHAN. Daud sudah terpuruk; sudah berzinah dan
membunuh. Seharusnya Daud mati dirajam batu, tetapi karena dia mau
hancur hati, ia masih ditolong oleh TUHAN dan diberikan kesempatan
untuk menghampiri takhta TUHAN. Kedua,
- menghargai
Kurban Kristus. Kita yang berada dalam ladang Mempelai (ladang
anggur) mempunyai kesempatan. Menghargai atau meninggikan Kurban
Kristus yaitu rela sengsara daging karena YESUS. Mari, rela sengsara
daging dalam ibadah, tidak berbuat dosa dalam bekerja, kuliah.
Contohnya:
- yang
lain ( dalam satu kelas) menyontek, tetapi kita tidak mau. Memang
sakit bagi daging, tetapi itulah ladang Mempelai.
- dalam
bekerja, yang lain menjual barang palsu tetapi mengatakan asli,
hanya toko kita saja yang menjual barang asli => 'harganya
berbeda jauh, nanti siapa yang mau beli' Itulah ladang Mempelai;
menghargai Kurban Kristus. Menghargai Kurban Kristus tidak hanya
terbatas pada saat perjamuan suci, tetapi kita dapat menghargai
Kurban Kristus selama dua puluh empat jam dengan sengsara daging
tanpa dosa. Ini merupakan buah anggur yang manis atau air anggur
yang manis, sehingga dapat menyenangkan TUHAN dan sesama.
- Selanjutnya,
penyerahan sepenuhnya kepada Kurban Kristus. Serahkanlah semuanya
kepada Kurban Kristus (kepada belas kasihan TUHAN). Kita tidak dapat
berbuat apa-apa. Tadi saya mengajar Lempin-EL => 'untuk apa
kita memikirkan yang lainnya? Saya memikirkan Firman untuk dua
jemaat (di Surabaya dan Malang), untuk mengajar Lempin-El, untuk
kunjungan, belum lagi yang lainnya (macam-macam). Lalu kita berpikir
ini itu' Ini maksudnya bukan bodoh-bodoh saja, tidak! Menyerah
saja kepada TUHAN. Penyerahan sepenuhnya, mau berbuat apa lagi kita?
Mau berpikir dll, sama saja, kita tidak dapat berbuat apa-apa.
Menyerah saja, seperti jatuh keatas batu => 'terserah Engkau
TUHAN' Hanya berharap belas kasih TUHAN. Kurban Kristus merupakan
belas kasih kemurahan TUHAN. Mari, kita menghampiri takhta TUHAN.
Kalau
kita dapat menghampiri takhta TUHAN, maka dari sana kita akan
merasakan aliran sungai air kehidupan.
Wahyu
22 : 1,
Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih
bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta
Anak Domba itu.
Kalau
sekarang ini kita dapat hancur hati dan dapat menghampiri takhta
TUHAN, maka kita akan merasakan aliran sungai air kehidupan dari
takhta TUHAN. Aliran sungai air kehidupan = kuasa Roh Kudus. Roh
Kudus ini merupakan penolong kita (Roh Penolong). Biarlah kita datang
dengan hancur hati; selalu merindukan Firman. Kita datang beribadah,
dengan hancur hati itulah selalu merindukan Firman yang mengoreksi,
bukan yang tertawa-tawa, yang senang-senang, yang memuji kita =>
'luar biasa' Bahaya! Sebab orang yang dipuji dapat jatuh, tetapi
kalau ditusuk dia akan selamat. Bahkan Daud yang sudah jatuh dapat
terangkat. Kedua, rindu akan Kurban Kristus. Serahkanlah semuanya
kepada Kurban Kristus. Mari rela sengsara bersama Dia, menyerah
kepada Dia (hanya berharap belas kasih-Nya), maka kita akan berada di
takhta dan mengalami aliran sungai air kehidupan.
Jika
ada aliran sungai air kehidupan, hasilnya adalah
(kegunaan air sungai kehidupan atau kuasa Roh Kudus):
- Yehezkiel
47 : 8, 9,
8.
Ia berkata kepadaku: "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur,
dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang
mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar,
9.
sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang
berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat
banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi
tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana
hidup.
Ay 8 => 'bermuara
di Laut Asin' => di Laut Asin tidak ada
kehidupan.
Hasil pertama:
air
sungai kehidupan (Roh Kudus) sanggup memelihara kehidupan kita
secara jasmani ditengah kemustahilan, kesulitan di dunia.
Apa yang menurut manusia
mati, Roh Kudus dapat menghidupkannya. Mungkin pekerjaan mati,
semuanya mati, dapat dihidupkan. Di laut Asin atau laut Mati, tidak
ada kehidupan,semuanya mati (bakteripun tidak dapat hidup). Tetapi
kalau sungai air kehidupan mengalir kesitu, maka airnya menjadi
tawar, sehingga semuanya dapat hidup. Yang penting kita dapat hancur
hati, dapat mendekati (menghampiri) takhta TUHAN, maka sungai air
kehidupan akan mengalir dalam kehidupan kita. Kesulitan apapun yang
kita hadapi, tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.
- Selanjutnya,
untuk memberi kepuasan kepada kita, supaya kita tidak menjadi
seperti perempuan Samaria. Kalau dalam hidup ini tidak puas (tidak
mengalami kepuasan secara rohani, tidak mengalami pemeliharaan
rohani), gawat, sebab menjadi seperti perempuan Samaria = perempuan
Babel (pelacur).
Yohanes
4 : 13, 14,
13.
Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus
lagi,
14.
tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak
akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan
kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Hasil
kedua: sungai
air kehidupan (Roh Kudus) memberikan kepuasan rohani (kebahagiaan
surga) kepada kita, sampai mengarah kepada kebahagiaan kekal untuk
selamanya.
Roh Kudus memberikan
kebahagiaan surga ditengah dunia yang tandus, kering, terkutuk,
jahat-najis, sampai kita mencapai hidup kekal (kepuasan atau
kebahagiaan yang kekal selamanya).
Kalau di dunia ini kita haus, kita
akan menjadi perempuan Samaria yang hancur nikahnya (lima kali kawin
cerai, sampai kumpul kebo) dan binasa selamanya. Tetapi jika ada Roh
Kudus, maka ada kepuasan surga. Semoga kita dapat mengerti.
Kita
ini sebagai bangsa kafir. Perempuan Samaria merupakan bangsa kafir
(peranakan antara orang Yahudi dan bangsa kafir, tetapi tidak diakui
dan dianggap bangsa kafir). Kalau bangsa kafir tidak puas, pasti
arahnya kepada perempuan Babel. (entah lewat tontonan, bacaan,
perbuatan kawin cerai dan kawin mengawinkan). Arahnya pasti kesana,
tidak mungkin tidak! Sebab itu kita perlu Roh Kudus, supaya kita
mengalami kepuasan yang sejati dari surga.
- Wahyu
22 : 1,
Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih
bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta
Anak Domba itu.
Ay 1 =>
'yang jernih bagaikan kristal'
=> jernih bagaikan Kristal = keubahan hidup.
Hasil ketiga:
sungai air kehidupan
(Roh Kudus) memandikan kita/mengubahkan kehidupan kita dari manusia
daging menjadi manusia rohani yang jernih seperti kristal.
Jernih
seperti Kristal (transparan) artinya:
- Jujur
= ya katakan ya, tidak katakan tidak (benar katakan benar, tidak
benar katakan tidak benar). Jujur terutama soal pengajaran (soal
TUHAN) terlebih dahulu. Jika jujur soal TUHAN, maka ada aliran air
kehidupan (dekat takhta TUHAN). Kalau tidak jujur, jauh dari takhta
TUHAN dan dekat ekor ular.
- Iman
atau percaya yang tulus ikhlas.
Dimulai
dari jujur terlebih dahulu, kemudian percaya. Inilah keubahan hidup
(dimandikan oleh sungai air kehidupan). Keubahan hidup merupakan
mujizat rohani dan mujizat terbesar. Setan tidak dapat melakukannya.
Kalau setan dapat berubah, sudah dari dulu dia berubah. Setan tahu
bagaimana itu neraka dan surga (ada ayat-ayatnya)? Setan pasti akan
memilih surga. Tetapi dia tidak mampu (tidak bisa). Selama kita
masih ada daging, selama kita masih dapat dimandikan oleh air
kehidupan, maka kita masih dapat berubah. Sampaipun seperti Daud
yang sudah jahat dan najis, dapat diubahkan. Tidak ada alasan,
tinggal mau atau tidak mau!
Harus
berubah terlebih dahulu (jernih seperti kristal)
=
- menjadi
jujur. Jujur juga berarti mengakui semuanya (kesalahan, kegagalan,
akui semuanya). Selanjutnya,
- percaya
atau iman yang tulus ikhlas. Inilah keubahan hidup (mujizat rohani,
mujizat terbesar). Saya percaya, kalau mujizat rohani terjadi, maka
mujizat jasmani juga terjadi. Roh Kudus (air kehidupan) juga mampu
mengadakan mujizat jasmani. Salah satu contohnya Lazarus yang sudah
mati selama empat hari. YESUS berkata => 'angkat batu itu'
Marta berkata 'jangan'! Ini mau ditutup-tutupi, tidak mau
jujur. Memang logis, sebab 'kalau dibuka, keluarga akan malu
sebab baunya sudah busuk' Tetapi kalau tidak dibuka, akan terjadi
lebih dahsyat lagi, yaitu tidak akan pernah bangkit-bangkit dan
binasa.
Lebih
baik jujur ('buka-bukaan') => 'saya yang salah, saya
mengaku, saya busuk' Seperti Daud mengakui kesalahannya. Lalu,
percaya. YESUS berkata => 'Marta, kalau engkau percaya, engkau
akan melihat kemuliaan' Jika sudah jujur dan percaya, maka mujizat
jasmani akan terjadi, yaitu yang sudah mati (busuk), dapat
dibangkitkan kembali (bisa hidup kembali) = yang mustahil menjadi
tidak mustahil. Harus jujur soal TUHAN (pengajaran) => 'ini
benar atau ini salah' Jangan ini salah, tetapi ... atau benar,
namun ...' Itu berada di ekor ular (hanya dipermainkan ular
terus). Tetapi kalau kita tegas => 'ini benar, aku pegang atau
ini salah, aku tidak mau' Maka akan berada di takhta TUHAN (berada
di Kaki TUHAN) dan mengalami air kehidupan. Semoga kita dapat
mengerti.
Saat ini saya yakin dan
percaya, jika jujur dan percaya, maka mujizat jasmani akan terjadi:
- Yang
mustahil dan hancur, TUHAN akan menyelesaikan semuanya. Roh Kudus
sanggup menyelesaikan semuanya. Yang hancur menjadi baik.
- Yang
gagal menjadi berhasil. Semuanya akan selesai pada waktu-Nya.
Nanti
jika YESUS datang kembali ke dua kali, terjadi mujizat terakhir,
kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia, yaitu mulut tidak
salah lagi dalam perkataan = hanya menyeru 'Haleluya' untuk
menyambut kedatangan YESUS Yang ke dua kali di awan-awan yang
permai.
Mari
kita datang kepada TUHAN. Apapun keadaan kita, masalah kita, yang
penting kita dapat hancur hati dihadapan TUHAN. Saat ada pekerjaan
Firman (menunjuk dosa), akui, hancur hati (rela sengsara dan menyerah
sepenuhnya), sampai sungai air kehidupan memandikan kita saat ini.
Roh Kudus dicurahkan ditengah-tengah kita semuanya.
TUHAN
memberkati kita semuanya.1