Kita
kembali pada kitab Wahyu 1: 17-20.
Wahyu
1: 17-18,
17.
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama
seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di
atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan
Yang Akhir,
18.
dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai
selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Rasul
Yohanes tersungkur di depan Kaki YESUS = menyembah dengan hancur hati
= menyembah sampai daging tidak bersuara lagi (seperti orang yang
mati mau diapakan saja terserah atau penyerahan sepenuh kepada
TUHAN), sehingga rasul Yohanes mengalami jamahan Tangan Kanan TUHAN.
Menyembah dengan hancur hati = mengaku hanya tanah liat; banyak
kekurangan, ketidak layakan, ketidak mampuan, tidak berharga apa-apa,
hanya diinjak-injak. Demikian juga kita, Kalau penyembahan kita
sampai kita dapat tersungkur di depan Kaki YESUS, maka kita juga
mengalami jamahan Tangan Kanan TUHAN.
Setelah
mengalami jamahan Tangan Kanan TUHAN,
rasul
Yohanes menerima tiga hal:
- "Jangan
takut!"
= melenyapkan ketakutan (tidak ada ketakutan lagi), ini berarti
hidup dalam ketenangan, ucapan syukur kepada TUHAN. Itulah orang
yang menyembah TUHAN.
- "Aku
adalah Yang Awal dan Yang Akhir"
= menerima kasih ALLAH, dari kasih
mula-mula sampai puncaknya kasih (kasih Mempelai).
- "Aku
yang mati dan yang hidup"
=
menerima kuasa kemenangan atas maut. Musuh yang terakhir itulah
maut.
Jadi,
YESUS mati tetapi bangkit (YESUS mati dan bangkit) untuk mengalahkan
maut = menang atas maut dan YESUS memegang kunci kerajaan maut untuk
menutup pintu kerajaan maut, supaya kita jangan binasa selamanya
tetapi juga menang atas maut bersama dengan YESUS. Jika kita sudah
menang atas maut bersama dengan YESUS, maka Dia akan memberikan kunci
yang lainnya, itulah kunci kerajaan surga.
Matius
16: 18, 19,
18.
Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya.
19.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di
dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga."
Ini
merupakan janji TUHAN kepada Petrus (sekarang kepada kita semuanya).
Tadi (Wahyu 1: 18-19) kepada rasul Yohanes, sekarang kepada kita
semuanya.
Ay
18 => '
alam maut tidak akan menguasainya' => inilah
menang atas maut bersama YESUS. Petrus menang atas maut = sidang
jemaat menang atas maut.
Ay
19 => '
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga' =>
YESUS memberikan kunci kerajaan surga kepada Petrus (sekarang kepada
kita) yang menang atas maut, supaya kita dapat masuk kerajaan surga
yang kekal. Semoga kita mengerti.
Apa
arti dari kunci kerajaan surga?
- Kisah
Para Rasul 14: 22 ('bahwa untuk masuk ke
dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara'),
kunci kerajaan surga adalah salib.
- 2
Petrus 1: 10-11, kunci kerajaan surga adalah panggilan
dan pilihan TUHAN untuk mengangkat kita menjadi imam-imam dan
raja-raja. Imam dan raja adalah
kehidupan yang beribadah dan melayani TUHAN sesuai dengan jabatan
pelayanan yang TUHAN percayakan kepada kita. Jabatan pelayanan
(panggilan dan pilihan) inilah kunci kerajaan surga. Ini sudah
diterangkan dalam ibadah sebelumnya.
Panggilan
dan pilihan TUHAN yang mengangkat kita menjadi imam dan raja yang
diutus/dipakai/beribadah melayani TUHAN sesuai jabatan pelayanan
yang TUHAN percayakan. Seperti rasul
Yohanes, begitu ditumpangi
Tangan
oleh TUHAN (dijamah oleh Tangan
Kanan
TUHAN), maka rasul Yohanes diberikan kunci kerajaan surga = dipakai
oleh TUHAN => 'tuliskanlah' = dipakai menuliskan surat-surat.
Ini sudah diterangkan dalam ibadah pada
waktu yang lalu.
Wahyu
1: 19,
Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi
sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.
Rasul
Yohanes dipakai untuk menuliskan surat-surat kepada ketujuh
sidang jemaat bangsa kafir, yang berisi teguran-nasehat
untuk menyucikan ketujuh
sidang jemaat bangsa kafir dari dosa-dosa (dari cacat cela),
sehingga sempurna = ditampilkan menjadi tujuh kaki dian emas =
gereja TUHAN yang sempurna atau sidang jemaat yang sempurna, itulah
Mempelai
Wanita
TUHAN. Inilah tugas dari rasul Yohanes.
Rasul
Yohanes rela sengsara di buang ke pulau Patmos, itu juga kunci
kerajaan surga. Sesudah itu kunci kerajaan surga adalah panggilan
dan pilihan TUHAN (dipakai oleh TUHAN dan beribadah melayani sesuai
dengan jabatan pelayanan). Rasul Yohanes dipakai oleh TUHAN untuk
menuliskan surat-surat yang menegur dan menasehati tujuh sidang
jemaat bangsa kafir. Inilah kunci kerajaan surga.
- Sekarang,
kita maju satu langkah. Apa arti dari kunci kerajaan surga? Dalam
Matius 7: 21,
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-Ku yang di sorga.
Siapa
yang masuk kerajaan surga? Bukan orang yang berseru => 'TUHAN,
TUHAN!' Bukan! Tetapi dia yang melakukan kehendak Bapa yang di
surga.
Jadi, kunci kerajaan surga adalah melakukan kehendak
Bapa yang di surga = taat
dengar-dengaran kepada kehendak Bapa di surga.
Darimana kita mengetahui kehendak Bapa di surga? Misalnya: kalau
saya mempunyai kehendak, mau menyuruh seseorang untuk melakukan
sesuatu. Lalu darimana orang tersebut tahu apa yang menjadi kehendak
saya (mengambil gelas atau mengambil sesuatu)? Saat saya mengatakan
=> 'ambilkan gelas' Baru orang tersebut tahu. Kalau sama-sama
diam, tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Kita
mengetahui kehendak Bapa di surga lewat pembukaan rahasia Firman
ALLAH = wahyu atau ilham dari TUHAN, yaitu ayat yang satu menerangkan
ayat yang lain dalam alkitab. Dari situlah kita dapat mengetahui
kehendak Bapa. Ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam
alkitab = Firman pengajaran yang benar. Ayat jangan diterangkan
dengan yang lain-lain (dengan lawakan, dll), nanti menjadi tidak
benar. Saya sering menerangkan, Firman pengajaran yang benar
merupakan perkataan YESUS. Kalau mau tahu kehedak Bapa, dengarlah
perkataan YESUS. Ayat merupakan perkataan YESUS. Kalau diterangkan
dengan ayat yang juga merupakan perkataan YESUS, berarti seluruh
Firman adalah perkataan YESUS, itulah Firman pengajaran yang benar.
Dia
berada di surga sedangkan kita di bumi, apa yang mau kita lakukan?
Kita tidak tahu apa kehendak-Nya. Tadi, kalau mau mengetahui kehendak
saya, mungkin saya tidak berkata-kata, tetapi bisa lewat isyarat
kalau saya ingin minum. Tetapi kalau Bapa di surga, sedangkan kita di
bumi bagaimana kita dapat mengetahui kehendak-Nya? Lewat pembukaan
rahasia Firman/wahyu atau ilham dari TUHAN, yaitu ayat yang satu
menerangkan ayat yang lain dalam alkitab = perkataan YESUS = Firman
pengajaran yang benar.
Jadi,
kunci kerajaan surga adalah taat dengar-dengaran kepada pembukaan
rahasia Firman ALLAH (Firman pengajaran yang benar). Jadi, kehendak
Bapa = pembukaan rahasia Firman = perkataan YESUS = pengajaran yang
benar, itu sama semuanya. Dari situlah kita mengetahui kehendak Bapa
di surga.
Setelah
rasul Yohanes tersungkur dan ia dijamah oleh Tangan Kanan TUHAN, dia
menerima kunci kerajaan surga; dia mau sengsara, lalu dia dipanggil,
dipilih, sampai dipakai oleh TUHAN untuk menuliskan surat-surat dan
rasul Yohanes juga mendapatkan pembukaan rahasia Firman.
Wahyu
1: 20,
Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku
dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat
ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Jadi
rasul Yohanes menerima kunci kerajaan surga = menerima pembukaan
rahasia Firman ALLAH (Firman pengajaran yang benar). Rasul Yohanes
menuliskan semuanya, terutama pembukaan rahasia Firman yang tertulis
di dalam kitab Wahyu. Rasul Yohanes sudah mengetahui apa yang belum
terjadi dan pasti terjadi, lalu menuliskannya; itu sebabnya kita
harus banyak menyembah TUHAN. Sekarang di zaman akhir ini, ada
penyesatan, dosa-dosa sampai kenajisan, tetapi juga banyak ketakutan.
Sebab itu, kita harus banyak menyembah TUHAN supaya tidak takut
(tidak stres) dan kita menerima kasih ALLAH. Pada zaman akhir, kasih
menjadi dingin, sehingga banyak terjadi kedurhakaan baik dalam nikah,
pelayanan, di kantor sampai dimana-mana. Harus banyak menyembah,
sehingga kita menerima kasih TUHAN. Selain itu, kalau banyak
menyembah, kita juga akan menerima kunci kerajaan surga (pembukaan
rahasia Firman). Itulah yang penting!
Waspada!!
Sebab ada sikap yang negatif atau salah terhadap pembukaan rahasia
Firman (Firman pengajaran yang benar). Pada Wahyu 1: 20, 'rahasia'
ini diterangkan secara umum terlebih dulu. Nanti pada kesempatan
mendatang akan diterangkan tentang ketujuh bintang dan ketujuh kaki
dian emas yang dilihat oleh rasul Yohanes (yang dibukakan rahasianya
oleh TUHAN).
Amsal
30: 5, 6,
5.
Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang
yang berlindung pada-Nya.
6.
Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan
dianggap pendusta.
Ay
5 => '
murni' => benar. Yang ada di alkitab itu benar
(ayat menerangkan ayat itu benar).
Ay
6 => '
Jangan menambahi firman-Nya' => inilah sikap
yang salah. Seharusnya ditaati. Kalau ada pembukaan rahasia Firman
(Firman pengajaran yang benar) harus ditaati, itulah kunci kerajaan
surga. '
bukan orang yang berseru TUHAN, TUHAN!, Tetapi orang
yang melakukan kehendak Bapa' = taat. Itulah kunci kerajaan
surga.
Sikap
negatif terhadap pembukaan rahasia Firman (Firman pengajaran yang
benar), yaitu menambah dan mengurangi Firman pengajaran yang benar
dan murni = mengubah Firman pengajaran yang benar, sehingga menjadi
tidak taat dengar-dengaran dan mejadi pendusta. Firman itu untuk
didengar dan dengar-dengaran. Kalau Firman, didengar lalu ditambahi
=> 'itu maksudnya begini, ditambah ini' Nanti yang tidak boleh
menjadi boleh. Firman mengatakan => 'tidak boleh' Akhirnya
menjadi boleh => 'itu kan begini, tetapi kan begini begitu'
Pendusta itu setan. Kalau tidak taat dengar-dengaran, maka menjadi
pendusta seperti setan yang akan dibinasakan. Kalau taat, maka
menjadi sama dengan YESUS.
Jangan
sampai kita tidak taat kepada Firman. Kalau Firman itu benar (ayat
menerangkan ayat, pembukaan rahasia Firman, wahyu dari TUHAN) tinggal
didengar dan dipraktikkan, sehingga pintu surga terbuka. Kalau pintu
surga terbuka, semua pintu yang lain juga akan terbuka. Tidak mungkin
tidak! Doa saya untuk apa saja => 'mau melanjutkan pembangunan
gereja di Malang, bukakan Firman. Mau kunjungan kemana-mana, bukakan
Firman' Itu saja! Jika ada pembukaan Firman, maka ada pembukaan
jalan. Kalau pintu surga saja dibuka, apalagi hanya pintu di dunia.
Kita berbahagia, karena sudah mendapatkan wahyu dari TUHAN lewat bpk
pdt van Gessel. Pengajaran tabernakel dan Mempelai/Kabar Mempelai ini
diwahyukan TUHAN kepada bpk pdt van Gessel. Wahyu itu tidak pernah
salah, murni atau benar, hanya tinggal dipraktikkan saja. Saya tidak
mau kalau Kabar Mempelai ditambahi-dikurangi (diubah).
Waktu
kemarin saya sudah memberi perumpamaan tentang kunci. Kabar Mempelai
atau pengajaran tabernakel merupakan kunci kerajaan surga, kalau
ditambahi (kuncinya dikikir, dilas), maka pintu kerajaan surga tidak
dapat terbuka. Bukan berarti ini sombong, atau keras sekali, tidak!
Bukan hak kita untuk menambah dan mengurangi, hak kita adalah
mempraktikkan Firman saja, supaya pintu surga terbuka dan semuanya
juga terbuka. Tetapi kalau ditambah dan dikurangi, akhirnya menjadi
tidak taat (hanya berdebat) dan kita menjadi pendusta seperti setan
yang akan dibinasakan selamanya. Semoga kita dapat mengerti.
Jadi,
sebenarnya sudah menerima wahyu dari TUHAN (pembukaan rahasia Firman)
tinggal dipraktikkan (mendengar dan dengar-dengaran), sudah titik.
Disitu ada kunci kerajaan surga. Jangan ditambah, dikurangi atau
diubah lagi. Sudah puluhan tahun kita mempelajari Kabar Mempelai ini,
kalau dihitung dari zaman bpk pdt Van Gessel hampir delapan puluh
tahun. Dulu kami memperingati sudah tujuh puluh tahun di Malang
(tahun 2005). Nanti yang ke delapan puluh tahun akan kita peringati
lagi. Ini langka sekali! Banyak pengajaran-pengajaran lain (saya
tidak sebutkan) => 'ini terkenal' Lalu beberapa tahun sudah
menghilang. Ganti lagi, lalu menghilang. Tetapi Kabar Mempelai (dari
TUHAN) ini benar-benar bertahan.
Kita
harus waspada, dari zaman ke zaman (dari kitab Kejadian sampai kitab
Wahyu) ternyata ada kehidupan yang menambah dan mengurangi Firman
pengajaran yang benar (merubah Firman pengajaran yang benar), yaitu:
- Zaman
ALLAH Bapa.
Dihitung dari Adam sampai Abraham
(kurang lebih 2000 tahun). Ini diwakili
oleh Hawa. Ia merubah atau
menambah-mengurangi, akhirnya tidak taat (memberontak). Kalau
menambah-mengurangi akhirnya memberontak.
Kejadian
2: 16,
Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
Kejadian
3: 2,
Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan
dalam taman ini boleh kami makan,
Ay
2 => tidak ada kata 'bebasnya' Banyak kali kita => 'hanya
selisih sedikit, tidak ada kata bebasnya' Jangan! Sebab itu sudah
besar artinya.
Jadi, Hawa mengurangi kata bebas. Ini
mendengarnya tidak benar (tidak baik), seperti telinga yang tuli
(bebasnya hilang).
Kejadian
2: 17,
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya,
pastilah engkau mati."
Kejadian
3: 3,
tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah
berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu
mati."
Ay 3 =>
mulutnya yang salah, menambah kata 'raba
Jadi, Hawa
menambah kata raba. Ini mulutnya seperti bisu = perkataannya tidak
baik. Inilah keadaan Hawa:
- mengurangi
kata bebas (tuli). Firman pengajaran yang benar (perkataan TUHAN
sendiri, pembukaan rahasia Firman, wahyu, ilham), tetapi dikurangi
kata bebas (tuli).
- ditambah
kata raba (bisu). Semoga kita dapat mengerti.
Mengapa
Hawa dapat menambah dan mengurangi Firman pengajaran yang benar?
Sebab dia mendengarkan suara asing (suara lain, suara ular).
Hati-hati! Kita sudah berpegang pada pengajaran yang benar, lalu
mendengarkan suara asing, maka kita dapat menambah-mengurangi,
sampai tidak taat. Suara asing = ajaran asing, ajaran lain, termasuk
juga gosip-gosip yang tidak benar. Semoga kita dapat
mengerti.
Kejadian
3: 1,
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat
yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan
itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini
jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Ay
1 => 'Semua pohon dalam taman ini jangan
kamu makan buahnya, bukan?"
=> Padahal TUHAN mengatakan => 'boleh kau makan buahnya'
Ini sudah jelas berbeda. Seringkali kita berkata => hanya sedikit
perbedaannya ....
'jangan' Akhirnya terbukti, Hawa menambah-mengurangi Firman dan
tidak taat (memberontak, melawan Firman pengajaran yang
benar).
Contoh lainnya (laki-laki) adalah Salomo.
Salomo mempunyai dan berpegang pada pedang, tetapi karena ia
mendengar suara lain (dari isterinya) => 'tidak apa' Akhirnya
yang benar dibuang (pedang dibuang) dan mendengarkan suara
isterinya. Salomo yang hebat dapat kalah/jatuh karena mendengarkan
ajaran lain, apalagi Wijaya? Saya tidak mampu. Sebab itu saya tidak
mau kalau ajarannya lain, karena saya merasa => 'dibandingkan
dengan Salomo, saya ini apa (hikmat saya apa)' Hati-hati dalam
cara mendengar! Semoga kita dapat mengerti.
Apa
artinya menambah dan mengurangi Firman pengajaran yang benar?
- mengurangi
kata bebas, artinya penyampaian Firman ALLAH tanpa kebebasan Roh
Kudus (tanpa urapan Roh Kudus), sehingga terikat waktu (waktu
dibatasi), isinya terikat (isinya dibatasi) => 'jangan
keras-keras, jangan bicara soal ini dan itu, nanti jemaat keluar
semuanya' dan lain sebagainya. Banyak masukan-masukan dan tanpa
kebebasan. Seringkali hamba TUHAN juga titip-titip, apalagi kalau
kita diundang di satu gereja, lalu titip-titip => 'pak, bicara
tentang persepuluhan ya' Kalau ada yang titip-titip, itu tidak
bebas. Kalau waktu dan isinya dibatasi (terikat), maka sidang
jemaat tetap terikat (juga tidak dapat bebas); terikat oleh dosa,
waktu. Jangankan masuk tiga macam ibadah, jemaat akan terikat
sekali oleh waktu. Masuk satu Minggu satu kali saja, sudah merasa
berjasa => 'saya untung, sudah bisa masuk satu Minggu satu
kali' Semoga kita dapat mengerti. Memang untuk pelajaran
(Matematika dll) ada waktunya. Untuk anak sd, tk belajar matematika
ada waktunya berapa menit (satu jam pelajaran berapa menit). Ini
kalau ilmu di dunia, tetapi kalau untuk pemberitaan Firman, selama
ada Roh Kudus, maka Roh Kudus mampu untuk menolong kita. Semoga
kita dapat mengerti.
- menambah
kata raba = menyampaikan Firman ALLAH ditambah dengan lawakan
supaya jemaat mengerti, senang, ditambah pengetahuan, ditambah
ilustrasi-ilustrasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Banyak yang protes kepada saya => 'YESUS juga
memakai ilustrasi atau perumpamaan' Saya jawab => 'ya,
tetapi lihat perumpamaan YESUS, itu tentang kerajaan surga
(tabernakel semuanya, ada halaman, ruangan suci dan ruangan maha
suci)' YESUS tidak memberikan perumpamaan => 'misalnya
menerangkan Firman itu perisai, lalu ada orang pakai payung dll'
Bukanlah begitu! Perumpamaan YESUS bukan yang aneh-aneh, tetapi
semuanya tentang kerajaan surga => 'hal kerajaan surga,
seumpama ...' Ini tentang tabernakel dan dapat diselidiki. Kalau
penyampaian Firman ditambah dengan lawakan, pengerahuan, ilustrasi
yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, maka sidang
jemaat diraba emosinya oleh sang pembicara (pendeta) dan hatinya
tidak pernah diraba/dijamah oleh TUHAN, sehingga sidang jemaat
tidak pernah berubah. Dia berusaha supaya lucu, banyak jemaat yang
tertawa. Lalu setelah jemaat pulang, tidak mengerti apa-apa dan
semuanya merasa capai. Yang diingat hanya yang lucu-lucu, ditanya
=> 'bagaimana Firmannya?' Jawabannya => 'lucu, senang
aku' Ini tidak ada arti rohaninya. Sudah keluar masuk ibadah,
tetapi tidak pernah berubah hidupnya, karena hatinya tidak dijamah
oleh TUHAN. Kita harus berhati-hati!
Apa
akibatnya? Begitu Hawa menambah dan mengurangi Firman pengajaran
yang benar (wahyu dari TUHAN), maka Hawa menjadi tidak taat
dengar-dengaran ( yang seharusnya tidak boleh dimakan, malah dimakan
oleh Hawa). Akibatnya adalah:
- telanjang,
dipermalukan (nikahnya dipermalukan). Ini sudah diterangkan, pada
meja roti sajian terdapat enam roti- enam roti. Angka enam menunjuk
manusia (suami atau laki-laki dan isteri atau perempuan). Memang
daging (kelihatan roti), tetapi kalau diisi dengan Firman
pengajaran yang benar dapat menjadi satu (dapat menjadi rumah doa,
karena ada dupa yang dibakar). Dapat sama-sama berdoa (bersepakat).
Jadi, tergantung dengan apa yang dimakan dan didengar. Sudah
mengetahui pengajaran yang benar, tetapi ditambah dan dikurangi,
sampai tidak taat, akibatnya nikah menjadi telanjang, terutama
nikah dan buah nikah akan dipermalukan.
- Adam
dan Hawa hidup dalam kutukan atau duri-duri = letih lesu, beban
berat, kepedihan, kesusahan, air mata, kepedihan, kerisauan,
kegagalan (menabur, tetapi menuai duri) dll. Semoga kita mengerti.
Kalau terkena duri itu tidak tenang (risau). Beda lagi kalau
terkena pisau, sudah luka, lalu diberi obat dan kita sudah tenang
(karena sudah tahu lukanya). Tetapi kalau terkena duri, sebelum
durinya keluar => 'hanya duri kecil, tetapi ..' Mau apa saja
selalu terganggu. Jadi ditunggu sampai keluar durinya. Inilah tidak
tenang, stres hidupnya. Bukan menambah mengurangi, tetapi
mempraktikkannya. Pada zaman permulaan ini sudah terjadi.
Mengurangi itu tuli; ada kata bebas, tetapi mendengarnya tidak
benar (akhirnya tidak memakai kata bebas). Tidak ada kata raba,
tetapi Hawa mengatakan 'raba', ini bicaranya tidak benar. Hawa
seperti orang yang bisu dan tuli. Jadi, roh bisu dan tuli
berbahaya, sebab membuat tidak taat sampai telanjang dan terkutuk.
- Zaman
Anak ALLAH.
Dihitung dari Abraham sampai
kedatangan YESUS pertama kali (kurang lebih dua ribu tahun). Ini
diwakili oleh seorang yang sakit ayan (seorang anak yang bisu-tuli).
Dalam Markus 9 mulai ayat 14.
Markus
9: 25,
Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia
menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang
menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau,
keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!"
Ay
25 => 'Hai kau roh yang menyebabkan
orang menjadi bisu dan tuli' =>
bisu-tuli ini cacat. Ini seperti Hawa. Kalau menambah dan mengurangi
Firman menjadi cacat (bisu dan tuli). Pada ayat 25, ini juga
dikuasai oleh roh bisu dan tuli.
Pada zaman Anak ALLAH
diwakili oleh anak yang sakit
bisu-tuli.
Kalau belajar dari Hawa, ini sama dengan menambah dan mengurangi
Firman pengajaran yang benar. Akibatnya adalah sakit ayan rohani =
gila babi (dalam terjemahan lama). Inilah kalau bisu (berkatanya
tidak benar) dan tuli (mendengarnya tidak benar). Kalau mendengarnya
tidak benar (tidak ada kata bebas) => 'Firman terlalu lama,
terlalu ini dan itu' Sebenarnya yang terlalu bukanlah Firmannya,
tetapi dagingnya yang terlalu. Kalau tidak percaya, coba
mendengarkan Firman selama dua jam => 'oh ini terlalu lama'
Kalau bergosip sampai lima jam => 'jangan pulang dahulu, masih
ada kopi' Ternyata kuat. Yang terlalu itu dagingnya, bukan
Firmannya (Firman paling lama hanya dua jam). Semoga kita dapat
mengerti.
Kalau menambah mengurangi Firman (bisu-tuli),
akibatnya adalah sakit ayan = gila babi. Maaf, babi saja itu sudah
berarti najis (mengerikan), kalau gila babi bagaimana?
Gila
babi artinya:
- dosa
babel:
- dosa
makan minum: merokok, mabuk, narkoba. Ini tidak ada remnya lagi.
Firman tidak dipraktikkan, tetapi ditambah-dikurangi, diubah,
disalahkan, maka semuanya akan sakit ayan.
- dosa
kawin mengawinkan: dosa seks dengan berbagai ragamnya. Hati-hati
kaum muda, baik dari pandangan, pikiran, perbuatan, perkataan.
Sampai penyimpangan seks (homoseks, lesbian, seks pada diri
sendiri) dan nikah yang salah (mulai dari perselingkuhan, kawin
cerai, kawin mengawinkan). Maaf, istilah ini harus diungkapkan,
karena sekarang semuanya sudah terang-terangan dan dibuka di dunia
baik di koran dllnya dan anak-anak kecil menjadi sasarannya. Di
gereja juga harus dibuka (pembukaan Firman harus dapat mengungkap
ini semuanya), supaya kita tidak masuk di dalamnya. Ketika ditanya
=> 'sejak kapan sakit ayan itu melanda?' Jawabannya =>
'sejak kecil'
Markus
9: 21,
Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama
ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya.
Waspada! Hati-hati terhadap sakit
ayan atau gila babi, sebab menyerang manusia (hamba TUHAN, pelayan
TUHAN, anak TUHAN) mulai sejak kecil (sekolah Minggu). Guru-guru
sekolah Minggu juga mempunyai tanggung jawab besar. Saya juga
sungguh-sungguh berdoa untuk anak-anak sekolah Minggu. Pada zaman
Nuh, anak sekolah Minggu tidak ada yang selamat. Jangan sampai
terjadi lagi di akhir zaman, sebab akhir zaman ini akan kembali
pada zaman Nuh. Saya merasa ngeri, pada zaman Nuh anak-anak tidak
ada yang selamat, nanti di akhir zaman, anak-anak juga tidak ada
yang selamat. Ini menjadi tanggung jawab kita! Serius! Orang tua
bertanggung jawab, guru-guru sekolah Minggu juga bertanggung
jawab. Semoga kita dapat mengerti.
Demikian juga kaum muda
remaja. Kalau sejak kecil ini berarti kaum muda remaja, sampai
masa tuanya. Inilah diserang semuanya. Perhatian kita juga kepada
anak sekolah Minggu dan kaum muda! Pada hari Sabtu saya bersaksi
kepada kaum muda. Dulu saya sudah kaum muda, tetapi masih dipimpin
oleh bpk pdt In Juwono. Pada tahun 1986-1987, yang berkhotbah pada
ibadah kaum muda bukan bpk pdt In Juwono sendiri. Begitu Lemah
Putro selesai di renovasi pada tahun 1988, lalu bpk pdt In Juwono
sendiri yang berkhotbah pada ibadah kaum muda. Waktu itu usia
beliau sudah enam puluh tahun, sudah tua, tetapi beliau sendiri
yang berkhotbah untuk kaum muda (mata rohani beliau tercelik).
Saya merasakan seperti ada angin puyuh, maksudnya kaum muda itu
bergerak (banyak sekali). Koor kaum muda langsung bertambah
banyak. Saya ingat hal ini, lalu dilanjutkan oleh bpk pdt Pong,
kaum muda benar-benar luar biasa. Sekarang saya mencontoh bahwa
kaum muda itu penting. Semoga kita dapat mengerti.
Penyakit
ayan (gila babi), ini menyerangnya dengan tiba-tiba (diserang
tiba-tiba masuk dalam air, api). Harus sungguh-sungguh siap sedia
dalam menghadapi penyakit ayan (gila babi) yang
sekonyong-konyong/tiba-tiba menyerang. Jadi, kita harus siap di
dalam Firman pengajaran yang benar = siap untuk mendengar dan
dengar-dengaran kepada pengajaran yang benar, sehingga kita aman
(ada perisai atau perlindungan bagi kita dari gila babi). Semoga
kita dapat mengerti.
- Selain
dosa makan minum dan kawin mengawinkan (dosa Babel)
yang menuju kebinasaan, gila babi juga berarti masalah
yang tidak pernah selesai.
Maaf, saya tidak berbicara
tentang penyakitnya orang (penyakit ayan), tetapi ini untuk
menerangkan Firman. Ayan itu merupakan penyakit yang tidak pernah
selesai ('kumat-kumatan' dalam bahasa Jawa). Mungkin bapaknya
sudah senang => 'dia sudah menjaga
toko, tahu-tahu terserang ayan
lagi, dia sudah belajar,
puji
TUHAN lalu besok sudah terserang
lagi' Inilah kumat!
Saya berkenalan dengan seorang hamba
TUHAN dalam fellowship, anaknya terkena gila babi (dia datang
menghadap kepada saya), lalu saya mengatakan
=> 'mari kita berdoa ya' Tidak berapa lama sudah ketemu.
Saya mengatakan
lagi => 'sudah pak, taruh di rumah saja (karena dia pendeta
dan ada gereja' Lalu dia bilang => 'pak dia mau kuliah lagi'
Saya bilang => 'jangan, gila babi tidak semudah itu
penyelesaiannya
dan harus benar-benar diketati' Dia tidak percaya, lalu baru
bertemu saya lagi, dia mengatakan
=> 'ya pak, jangan bilang-bilang, sudah dua
bulan terserang
lagi' Saya mengatakan
=> 'kita berdoa lagi dan semoga kita
dapat bertemu
lagi'
Tetapi jika ada pembukaan Firman dan kita taat
dengar-dengaran, semua masalah akan diselesaikan oleh TUHAN. Hanya
itu saja kuncinya; mari, kita banyak menyembah seperti rasul
Yohanes sampai mendapatkan kunci kerajaan surga. Pembukaan Firman
itulah kunci kerajaan surga dan disitulah ada semuanya. Saudara mau
membangun gereja, mau bekerja, mau kuliah, mau menikah, mau apa
saja, kalau ada pembukaan Firman dan kita dengar-dengaran, pintu
surga dapat
terbuka dan semua pintu akan terbuka. Itulah kunci kita. Sebab itu
doakan saya, supaya TUHAN selalu memberikan pembukaan Firman. Ini
merupakan nasib kita bersama, semakin Firman dibukakan, semakin
terbuka masa depan. Jangan menambah mengurangi, jangan berdebat.
Kalau itu memang pengajaran yang benar, mari dengar-dengaran, dan
pintu akan terbuka. Kalau menambah mengurangi akan menjadi seperti
Hawa yang telanjang, menjadi seperti anak muda yang terkena gila
babi (menderita hidupnya); berkubang dalam dosa, mengalami masalah
yang tidak pernah selesai, banyak air mata (dia menangis dan orang
tuanya juga menangis). Semoga kita dapat
mengerti.
Dari
Kejadian sampai akhir, ini ada terus (menambah mengurangi Firman
dengan akibat-akibatnya). Sebab itu jangan ditiru. Darimana Hawa
dapat
berbuat itu? Dari mendengarkan suara lain. Kalau Firman itu sudah
lain (suara lain) jangan berkata
=> 'saya dapat
memilah-milah' Jangan! Tidak mungkin bisa! Salomo saja dengan
hikmatnya yang
luar biasa, tidak bisa. Kita
harus tegas. Dulu Salomo tegas menggunakan pedang, saat ada dua
perempuan (nikahnya hancur, tidak ada suaminya semua), anaknya dua
tetapi tinggal satu karena anak satunya mati (masalah buah nikah),
bagaimana ini? Salomo tegas => 'ambil pedang, belah' Tidak
peduli. Tetapi pada masa tuanya (sudah pengalaman, sudah hebat,
sudah diberkati), dia meremehkan => 'tidak apa-apa' Akhirnya
hilang. Jangan! Ini bukan berarti disini yang paling benar dan
paling hebat, tidak! Kalau tidak sesuai dengan Firman sekalipun
hanya sedikit saja, jangan!! sebab
nanti pasti menambah mengurangi yang benar sampai hilang semuanya.
Semoga kita dapat mengerti.
- Zaman
ALLAH Roh Kudus (zaman akhir).
Ketiga, zaman ALLAH Roh Kudus
(zaman akhir). Dihitung dari kedatangan YESUS pertama kali sampai
kedatangan YESUS ke dua kali (kurang lebih dua ribu tahun).
Wahyu
22: 18, 19, 21
18.
Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan
nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada
perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya
malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
19.
Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan
dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari
pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam
kitab ini."
21.
Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.
Ay
18 => 'Aku bersaksi kepada setiap orang
yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini'
=> Firman nubuat (memberitakan yang belum terjadi dan pasti
terjadi, terutama tentang kedatangan YESUS) = pembukaan Firman. Ini
belum terjadi, tetapi sudah tahu sebab ada pembukaan Firman.
'Jika
seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini'
=> ini terjadi, sebab itu dituliskan di dalam kitab Wahyu yang
terakhir. Ayat 20-21, tentang pengangkatan ('Aku datang segera, Ya
Amin'). Hati-hati banyak yang menambah dan mengurangi. Itu
sebabnya kita harus berpegang pada pengajaran yang benar.
Ay
19 => 'maka Allah akan mengambil
bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus'
=> tidak boleh masuk kota kudus.
Ay 21 => kalau kita dapat
berpegang teguh pada pengajaran yang benar, itu hanya kasih karunia
TUHAN (bukan karena kekuatan kita). Sebab yang lainnya banyak yang
menambah dan mengurangi. Pada akhir zaman, gereja TUHAN menambah dan
mengurangi Firman pengajaran yang benar. Jika kita masih dapat
berpegang teguh kepada pengajaran yang benar (pedang Firman) dan
taat dengar-dengaran, itu hanya karena kasih karunia TUHAN. Di luar
kasih karunia TUHAN, semuanya akan hilang. Semoga kita dapat
mengerti.
Dulu Nuh dapat masuk bahtera, hanya karena kasih
karunia TUHAN (pada zaman permulaan). Ia diolok-olok => 'tidak
ada angin, hujan, membuat bahtera diatas gunung, apa ini? mau benar
sendiri, mau menyendiri' Terserah, yang penting kita mengikuti
Firman. Nanti akan dibuktikan. Biarpun kita diolok-olok, asalkan
kita tetap berpegang pada Firman pengajaran yang benar (alkitab),
tidak mengapa sebab TUHAN beserta dengan kita, dan pembelaan TUHAN
kepada kita akan dibuktikan. Semoga kita dapat mengerti.
Hati-hati,
pada zaman Nuh dari seluruh dunia hanya delapan orang saja yang
selamat (sedikit yang masuk bahtera). Nanti ini akan terjadi lagi,
dari sekian banyak yang menerima pengajaran, sedikit yang berpegang
teguh dan taat dengar-dengaran (hanya yang mendapatkan kasih karunia
TUHAN). Yang lainnya mengubah (menambah mengurangi), tidak taat
(melawan) => 'Yang TUHAN katakan tidak boleh, dijadikan boleh'
sehingga akan masuk dalam kebinasaan. Zaman akhir merupakan zaman
pertunangan, tinggal satu langkah lagi untuk masuk pernikahan rohani
(perjamuan kawin Anak Domba).
2
Korintus 11: 2-4,
2.
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah
mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu
sebagai perawan suci kepada Kristus.
3.
Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan
kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh
ular itu dengan kelicikannya.
4.
Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus
yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan
kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau
Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.
Ay
2 => 'Karena aku telah mempertunangkan
kamu kepada satu laki-laki' => itulah
YESUS (Kristus). Tidak boleh dua. Mungkin berkata => 'mirip
oom, sama persis oom, yang satu ada tahi lalatnya, yang satunya
tidak ada (sekalipun tidak kelihatan, samar-samar)' Ini namanya
dua. Tidak boleh!!! hanya Satu Laki-laki saja.
Ay 3 => 'sama
seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya'
=> seperti Hawa, nanti akan terjadi lagi.
Ay 4 => 'Sebab
kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang
lain dari pada yang telah kami beritakan'
=> ada yang lain tetapi berkata => 'tidak mengapa, sebab
hanay selisih atau beda sedikit saja' Inilah sabar saja = tidak
dapat menolak = tidak tegas. Akhirnya ikut kedalamnya.
'atau
Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima'
=> ajaran yang lain.
Pada masa pertunangan = selangkah
untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba = akhir dari zaman akhir, apa
yang ditakutkan oleh rasul Paulus? Bukan jemaat tidak memiliki uang,
bukan! Rasul Paulus takut kalau gereja TUHAN kehilangan kesetiaan
yang sejati kepada Satu Laki-laki (Kristus) = kehilangan kesetiaan
yang sejati kepada Firman pengajaran yang benar (pribadi YESUS),
sehingga menambah mengurangi Firman pengajaran yang benar (tidak
taat dengar-dengaran atau melawan Firman pengajaran yang benar).
Pengajaran yang benar merupakan Pribadi TUHAN (dimana YESUS
mengajar, disitulah ada Pribadi-Nya ditengah-tengah kita).
Tadi
saya bilang => 'pengajaran itu hanya satu, kalau berbeda
sedikit saja, sudah tidak bisa' Lihat tabernakel / kerajaan surga
(pengajaran tabernakel), contohnya mulai dari:
- pintu
gerbang (iman). Iman yang benar berasal dari mendengar Firman (Roma
10: 17). Kemudian ada yang mengajarkan 'iman dari melihat' =>
'pegang ini, nanti kita dapatkan' Ini sudah berbeda. Kalau
pintu gerbangnya berbeda (gemboknya saja berbeda), gembok disini
warnanya kuning emas, tetapi saudara masuk pintu gerbang yang
gemboknya warna hitam, selanjutnya bisa sama atau tidak sama? Ini
sudah beda rumah. Tidak main-main, soal pengajaran. Kita bukannya
fanatik, bukan! Ini baru soal iman, belum lagi baptisan. Nanti
masuk
- ke
halaman, baptisannya sudah berbeda. Mana bisa menjadi satu rumah,
tidak bisa! Sama halnya dengan bahtera Nuh, kalau isteri Nuh
memilih bahtera lain yang mungkin lebih canggih (ada mesinnya, ada
AC nya sehingga lebih dingin), maka akan berpisah selamanya. Ini
pengajaran soal bapatisan, dan seterusnya.
- meja
roti sajian, ini pengajaran soal nikah. Alkitab mengatakan =>
'kawin cerai tidak boleh ..'tidak boleh lagi menikah dengan
yang lain' Kalau diperbolehkan kawin cerai, maka tidak akan dapat
bertemu, sebab ruangannya sudah berbeda. Itu sebabnya kita harus
serius; harus kembali alkitab. Bukan berarti hanya saya (Wijaya)
yang benar, bukan! Kalau tidak cocok dengan alkitab, jangan. Inilah
yang ditakutkan oleh rasul Paulus. Hanya kepada Satu Laki-laki
saja, kalau dua laki-laki itu sama dengan berzinah. Istilah bpk pdt
Pong => 'bukan fanatik bodoh-bodoh' Pertahankan Satu
Laki-laki, jangan dua atau tiga laki-laki (dua pengajaran yang
berbeda), jangan! Mulai dari tabernakel, pelajaran tentang pintu
gerbang (iman), baptisan, dan seterusnya. Kalau ada beda satu saja,
berati sudah berbeda dan tidak pernah bisa bertemu lagi. Semoga
kita dapat mengerti.
Bpk
pdt Pong selalu mengatakan seperti rel, selisih sedikit saja
lama-lama semakin jauh dan tidak pernah bertemu lagi. Kita harus
waspada. Kita mohon kepada TUHAN, di akhir zaman ini jangan menambah
mengurangi Firman. Mengapa dapat menambah mengurangi Firman? Tadi
ada istilah 'kamu sabar saja' Sabar ini maksudnya bukan sabar
seperti YESUS, bukan! 'sabar saja' artinya tidak ada kemampuan
untuk menolak (karena sungkan dll) ajaran lain, tidak ada ketegasan
untuk menolak ajaran lain, sehingga:
- menerima
ajaran lain. Misalnya: ajaran tentang kawin cerai, wanita boleh
mengajar dan memerintah dsb. Kalau wanita yang memerintah laki-laki
dalam ibadah, maka bukan YESUS sebagai kepala-Nya. Ini yang gawat
dan tidak pernah diterangkan. Susunan yang benar adalah Kristus,
setelah itu laki-laki, baru wanita. Kalau wanita yang menjadi
kepala, maka bukan YESUS Kepala-Nya, melainkan ular. Seringkali
kita tidak sadar, hati-hati! Bukan saya fanatik bodoh-bodoh, tidak!
Tetapi harus kembali kepada alkitab. Kalau sudah menerima ajaran
lain, maka menjadi sama dengan nabi palsu.
- menerima
roh lain, maka menjadi sama dengan antikris (roh daging, bukan Roh
Kudus). Pelajaran tentang Roh Kudus juga seringkali banyak
perbedaan. Dalam Kisah rasul 2: 4 'kita berbahasa Roh seperti
yang diberikan oleh Roh Kudus' Tetapi sekarang diajarkan =>
'tirukan ...' Sudah kepenuhan. Ini sudah berbeda jauh. Itulah
roh antikris (roh daging).
- menerima
YESUS yang lain. Apa itu YESUS yang lain? Memberitakan YESUS tanpa
salib. Di dunia ini kita sudah susah mencari uang, susah kuliah
(pergi kuliah panas-panas dan macet), sengsara, lalu di gereja
susah lagi, sengsara lagi (masuk tiga macam ibadah), kapan enaknya?
Inilah YESUS yang lain. Dalam Matius 16 'kamu,
Petrus batu karang, kepada kamu akan dibangun jemaat yang tidak
dikalahkan maut (kepada kamu diberikan kunci kerajaan maut)'
Tetapi ayat selanjutnya, waktu YESUS berbicara 'tentang salib'?
'Aku akan ke Yerusalem, Aku akan ditangkap, Aku akan disalibkan,
Aku akan dibunuh ...' Petrus menjawab => 'jangan TUHAN'=
Petrus menolak salib. Apa kata TUHAN => 'enyahlah iblis'
(bukan 'enyahlah Petrus'). Kalau menolak salib, maka bukan
siapa-siapa dan menjadi sama dengan iblis atau setan.
Inilah
sabar saja; tidak ada kemampuan untuk menolak yang lain, tidak ada
ketegasan untuk menolak yang lain, tidak ada ketegasan untuk
berpegang teguh kepada yang benar, yaitu menerima ajaran lain,
sampai menjadi sama dengan nabi palsu. Kalau kita menerima ajaran
lain/ajaran yang salah terus menerus (baik tentang iman dll), maka
menjadi sama dengan nabi palsu, bukan menjadi sama dengan YESUS.
Kalau menerima pengajaran yang benar, maka menjadi sama dengan
YESUS. Menerima roh yang lain (roh daging), menjadi sama dengan
antikris. Menerima YESUS yang lain (YESUS tanpa salib) atau menolak
salib, maka menjadi sama dengan setan. Jadi, menjadi sama dengan
setan tritunggal, bukan menjadi sama dengan ALLAH Tritunggal
(YESUS). Inilah kalau menambah dan mengurangi Firman, menolak
pengajaran yang benar dan tidak dengar-dengaran. Serius! Saya
sebagai hamba TUHAN harus bertanggung jawab, kemana kita akan
dibawa? Semoga kita dapat mengerti.
Menjadi sama dengan setan
tritunggal = tampil sebagai binatang buas (dalam kitab Wahyu):
- setan
= naga merah,
- antikris
= binatang buas yang keluar dari laut,
- nabi
palsu = binatang buas yang ada di darat.
Jadi,
jika kita sudah menerima yang lain (ajaran lain, roh lain, YESUS
yang lain), maka gereja TUHAN tampil seperti tiga binatang buas:
- benar-benar
buas dalam kejahatan dan kenajisan:
- dalam
kejahatan (terutama cinta akan uang). Akar kejahatan adalah cinta
akan uang (ikatan akan uang) yang membuat kita menjadi kikir,
serakah dan boros. Kikir
artinya tidak dapat memberi untuk pekerjaan TUHAN dan sesama yang
membutuhkan. Serakah
artinya merampas haknya orang lain (mencuri milik orang lain,
korupsi, menipu, hutang tidak membayar), hak TUHAN (persepuluhan
dan persembahan khusus). Boros
artinya membeli sesuatu tidak sesuai dengan kebutuhan, tetapi
sesuai dengan keinginan (mengikuti keinginan daging), akhirnya
lebih besar pasak daripada tiang. Kalau membeli beras setiap hari,
itu merupakan kebutuhan. Hati-hati sekarang banyak
- kartu
kredit, tinggal menggesek saja, setelah itu lari. Jangan, sebab =
itu boros.
- dalam
kenajisan.
- ciri
binatang buas, adalah tidak dapat digembalakan atau liar. Mulai
dari gembalanya (jemaatnya disuruh datang, tetapi gembalanya tidak
ada). Jadi, binatang buas itu tidak tergembala. Dulu kita
tergembala, tetapi setelah mendengar ajaran lain, maka kita menjadi
liar dan buas (menjadi tidak tergembala lagi atau beredar-edar).
Kalau tampil sebagai binatang buas, maka akan dibinasakan
selama-lamanya. Dalam Kitab Wahyu, nanti setan tritunggal akan
dibinasakan dalam lautan api belerang. Kita diciptakan TUHAN bukan
menjadi seperti binatang buas, melainkan menjadi seperti TUHAN.
Jangan sampai kita menjadi binatang buas, yang masuk dalam lautan
api dan belerang. Semoga kita dapat mengerti.
Jalan
keluarnya bagaimana?
Cara TUHAN menolong
(dalam menghadapi penyakit ayan, buasnya daging)?
- Markus
9: 19,
Maka kata Yesus kepada
mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi
Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar
terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"
Ay
19 => "Bawalah anak itu ke mari!"
=> bawa kepada TUHAN.
"Bawalah
anak itu ke mari!" = menunjuk
pemberitaan Firman penginjilan
= kekuatan
Firman penginjilan untuk memanggil orang-orang berdosa datang kepada
TUHAN (percaya kepada TUHAN dan diselamatkan).
Ini pekerjaan Firman penginjilan, dalam tabernakel menunjuk pelita
emas. Sekarang, menunjuk ketekunan dalam ibadah raya (kebaktian
Minggu atau kebaktian umum).
Ini tidak sulit, sebab sudah
disediakan hari Minggu (di Indonesia pada hari Minggu), bisa
istirahat dahulu di rumah lalu datang beribadah.
Markus
9: 25,
Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia
menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang
menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau,
keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!"
'Ia
menegor roh jahat itu dengan keras' =
pemberitaan Firman pengajaran yang keras, yang lebih tajam dari
pedang bermata dua (tegoran, nasihat yang keras). Tadi pertama,
masih diajak => 'mari ikut-ikut, mari datang, nanti kamu
selamat, diberkati' Itu penginjilan (ketekunan dalam ibadah raya).
Mari tekuni terus, supaya hidup kita selalu dibawa kepada TUHAN
(dekat kepada TUHAN).
Kemudian dilanjutkan dengan ditegor
atau dinasihati. Pemberitaan Firman pengajaran yang keras untuk
menyucikan kita dari roh jahat dan najis. Dalam tabernakel, menunjuk
meja roti sajian. Sekarang menunjuk, ketekunan dalam ibadah
pendalaman alkitab dan perjamuan suci (seperti sekarang ini, penuh
dengan teguran, tusukan, pedang). Contohnya: datang beribadah
Firmannya => 'anjing, babi, gila babi' Tidak ada =>
'saudara hebat, luar biasa' Semoga kita dapat mengerti.
Markus
9: 24,
Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku
yang tidak percaya ini!"
Ay
24 => maka berteriaklah ayah budak itu sambil menangis (dalam
terjemahan lama). Dalam terjemahan baru 'berteriak'
Anak
muda dan anak-anak perhatikan! Kalau kita gila babi, tidak menurut,
bagaimana tangisan orang tua? Dulu satu waktu Markus dia pernah
berbohong dengan sengaja (direncanakan bohongnya), saya sudah tidak
kuat dan rasanya mau mati => 'mengapa kamu dapat seperti itu'
Begitulah orang tua. Ini pukulan bagi saya, satu kali dia berbohong
lalu dia benar-benar kapok dan bertobat.
Ini merupakan
gambaran kepada kita (anak-anak muda). Sudah susah mencari uang,
kalau sikap kita (anak-anak) tidak baik, orang tua akan menangis
(apalagi orang tuanya usianya sudah mulai tua, pasti akan
benar-benar menangis. Anak-anak perhatikan baik-baik!
'ayah
anak itu berteriak menangis' = menunjuk
doa penyembahan. Dalam tabernakel menunjuk
mezbah dupa emas. Sekarang menunjuk ketekunan dalam ibadah doa
penyembahan.
Jadi jalan keluarnya adalah 'bawalah anak itu
kemari' (pelita emas = ketekunan dalam ibadah raya), 'menegor'
(meja roti sajian = ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan
perjamuan suci), 'ayah anak itu menangis' (mezbah dupa emas =
ketekunan dalam ibadah doa penyembahan).
Jadi, menghadapi roh bisu tuli (menambah
mengurangi Firman), penyakit ayan rohani, sehingga tampil seperti
binatang buas hanya lewat sistem penggembalalaan (ketekunan dalam
tiga macam ibadah) =
kita harus
tergembala dengan benar dan baik.
Tidak dapat lagi dengan yang lain!
Selalu saya menambahkan
dengan benar dan baik. Sebab ada penggembalaan yang tidak benar,
contohnya: gembala pandir, gembala pedagang (domba-dombanya hanya
untuk dijual). Kalau kita (gembala) tidak bertanggung jawab kepada
domba-domba (tidak memberi makan domba), ini berarti domba-domba
sudah dijual. Harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
domba-domba.
Semoga kita dapat mengerti.
Usia efektif
untuk tergembala adalah dua belas sampai tujuh belas tahun. Kita
belajar dari YESUS, usia dua belas tahun Dia sudah berada di bait
ALLAH (ada pengajaran). Lalu belajar dari Yusuf, pada usia tujuh
belas tahun, dia sudah biasa kambing dombanya. Usia dua belas sampai
tujuh belas tahun merupakan usia yang rentan (masa pancaroba), ini
kuat-kuatnya daging (kuat-kuatnya keinginan daging) => 'ingin
tahu, ingin ini' Inilah pancaroba dan harus sudah dikurung.
Para
orang tua harus berusaha, anak-anak yang berusia dua belas sampai
tujuh belas tahun dibawa ke kandang penggembalaan. Ini bahaya dan
sudah terbukti. Dari dulu saya sudah sering menerangkan. Waktu saya
baru belajar menjadi hamba TUHAN, selalu saya tertarik pada ini
(usia 12 dan 17 tahun), tetapi belum ada bukti => 'anak kecil,
kasihan' Sekarang ini dengan peristiwa di Jakarta dan dimanapun,
korbannya adalah anak kecil. Tidak main-main sekarang ini.
Apa
artinya tergembala dengan benar dan baik:
- perhatikan
kandang penggembalaan atau selalu berada di kandang penggembalaan
(ketekunan dalam tiga macam ibadah).
- taat
dengar-dengaran kepada suara gembala (Firman pengajaran yang
benar). Jangan ditambah dan dikurangi, jangan digosipkan, jangan!
Kalau taat dengar-dengaran, itulah domba.
Selalu
berada di kandang penggembalaan dan selalu taat dengar-dengaran
kepada Firman pengajaran yang benar (taat itu, terserah TUHAN) =
percaya dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada TUHAN = mengulurkan
kedua tangan kepada TUHAN. Inilah orang yang tergembala! Tetapi
jangan takut, sebab ada imbangannya atau perhatian dari TUHAN.
Kita
selalu masuk dalam kandang penggembalaan dan taat dengar-dengaran =
percaya dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada TUHAN (terserah
engkau TUHAN), sekarang dari pihak TUHAN dalam Yohanes 10:
11
Yohanes
10: 11,
Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi
domba-dombanya;
Ini lebih dari
apa yang kita korbankan. Kita mengorbankan uang, waktu, pekerjaan,
tetapi Dia sebagai Gembala Yang Baik mengorbankan Nyawa-Nya. Luar
biasa! Jangan takut! YESUS sebagai Gembala Yang Baik rela
mengorbankan segala sesuatu (sampai nyawa-Nya) untuk kita, supaya
kehidupan kita semuanya menjadi baik.
Yesaya
52: 13, 14,
13.
Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung
dan dimuliakan.
14.
Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia -- begitu buruk
rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti
anak manusia lagi --
Ay 13 =>
'hamba-Ku akan berhasil'
=> hamba yang berhasil itulah YESUS.
'dimuliakan'
=> Dia mulia. YESUS Berwajah kemuliaan = Wajah-Nya seperti
matahari (Wahyu 1: 16).
Ay 14 => 'bukan
seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi'
=> seperti binatang buas. Wajah YESUS waktu di kayu salib seperti
anjing babi, seperti setan. Waktu diatas gunung, YESUS Berwajah
mulia (ini yang sesungguhnya).
Dia adalah hamba TUHAN yang
mulia, yang suci-sempurna, dengan Wajah bersinar bagaikan matahari.
Tetapi di atas kayu salib, Dia begitu buruk, bukan seperti manusia
lagi, lalu seperti apa? Murid saya ada yang protes => 'TUHAN
saya tidak segitunya, tidak seperti anjing-babi, tidak seperti
setan' Saat di kayu salib memang Wajah YESUS seperti itu, untuk
menolong kita. Petrus yang sudah seperti setan, kita yang sudah
seperti anjing babi, dapat ditolong.
Sekalipun kita sebagai
hamba TUHAN, banyak yang seperti anjing babi, setan. Petrus seperti
setan, karena menolak yang tidak enak bagi daging (salib), memilih
terus apa yang enak bagi daging. Tetapi TUHAN sudah menanggung
semuanya. Wajah-Nya yang mulia menjadi wajah yang buruk, supaya kita
yang buruk, hancur menjadi baik kembali, bahkan menjadi mulia
seperti Dia. Inilah penggembalaan.
Jangan ragu berkorban
apapun untuk masuk dalam penggembalaan => 'hari Minggu, Senin,
Rabu masuk ibadah' Yang Dia korbankan jauh lebih besar, daripada
yang kita korbankan dan semuanya menjadi baik. Mulai dari telinga
dan mulut menjadi baik. Sekarang ini biarlah telinga hanya untuk
mendengar Firman dan dengar-dengaran. Jangan mendengarkan yang lain
(gosip, dll). Mulut hanya untuk memuliakan dan menyembah TUHAN.
Kalau telinga dan mulut baik, maka semuanya menjadi baik.
Markus
7: 37,
Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan
segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu
dijadikan-Nya berkata-kata."
Kalau
tuli menjadi bisa mendengar; mendengar Firman pengajaran yang benar
saja dan dengar-dengaran. Yang bisu, mari berkata yang sesuai dengan
Firman pengajaran yang benar (jangan berkata dusta, jangan menambah
dan mengurangi), berkata benar => 'ya katakan ya, tidak katakan
tidak. Tidak ada begini-begitu, tidak ada. Kalau dua ini baik
(telinga dan mulut baik), maka semuanya menjadi baik; semua yang
sudah hancur, rusak dapat menjadi baik (ekonomi, nikah yang hancur
menjadi baik kembali). Jaminannya adalah YESUS di atas kayu salib
(perjamuan suci) => 'Engkau sudah hancur TUHAN, saya yakin
semuanya menjadi baik' Sebutkan yang saudara alami (hati hancur,
semuanya hancur, berputus asa), semuanya akan menjadi baik kembali,
sebab sudah ditanggung oleh YESUS di kayu salib.
Inilah cara
pertama TUHAN menolong; kembali ke penggembalaan. Kalau ada yang
sudah hancur, tidak baik, kembali ke penggembalaan. Apapun yang
sudah kita korbankan, tidak sebanding dengan pengorbanan Gembala
Yang Baik (Gembala Yang Baik sudah mengorbankan semuanya untuk
kita).
- Cara
kedua adalah dengan doa
puasa. Untuk menghadapi penyakit
ayan harus dengan doa puasa, tidak dapat dengan yang
lainnya.
Matius
17: 19-21,
19.
Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan
Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir
setan itu?"
20.
Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman
sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini:
Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan
takkan ada yang mustahil bagimu.
21.
(Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan
berpuasa.)"
Matius 17:
19-21, ini tentang penyakit
ayan (mulai ayat 14).
Ay 19 => "Mengapa
kami tidak dapat mengusir setan itu?"?
penyakit ayan itu tidak dapat
sembuh.
Jadi, selain kembali ke penggembalaan, harus ditambah
dengan doa puasa. Hari Rabu ada doa puasa, di rumah masing-masing
lalu session ketiga atau terakhir disini (bersamaan). Saya berpuasa
juga di Malang, nanti session yang terakhir bersama-sama disini.
Yang tidak berpuasa boleh datang beribadah (yang tidak berpuasa
boleh berdoa). Tetapi kalau berpuasa harus berdoa. Semoga kita dapat
mengerti.
Berpuasa
(doa puasa) itu untuk merobek daging, terutama daging yang bimbang,
tidak percaya, ragu-ragu, kuatir. Ini seperti murid-murid ditegur
oleh TUHAN (karena mereka tidak dapat
mengusir setan) => ' karena kamu kurang percaya' atau
bimbang'.
Markus
9: 24,
Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku
yang tidak percaya ini!"
Jadi
yang perlu ditolong bukanlah masalahnya, melainkan hati kita yang
sering bimbang => 'bisa tidak TUHAN', masih berharap
sana-sini dll. Jangankan hanya
penyakit ayan, sekalipun sudah mati, TUHAN dapat
membangkitkan seperti Lazarus
yang sudah mati
selama empat
hari dapat
dibangkitkan). Yang perlu ditolong saat
ini adalah pribadi kita, hati kita yang sering bimbang (bukan
masalahnya, anak kita, orang tua kita), sehingga hati menjadi
percaya dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada TUHAN (tidak
berharap lagi kepada yang lain), hanya mengulurkan tangan kepada
TUHAN.
Markus
9: 23,
Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang
mustahil bagi orang yang percaya!"
Ayat
23 => 'Tidak
ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"
=> sebab bagi orang percaya, tidak ada yang mustahil (dibalik
kalimatnya).
Dibandingkan
dengan Lukas 1: 37
Lukas
1: 37,
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
Jadi,
orang yang percaya = ALLAH, artinya kita mendapat kuasa ALLAH untuk
menghapus segala kemustahilan. Sejauh kita percaya saat
ini lewat perjamuan suci, sejauh itu kita mendapatkan kuasa untuk
menghapus kemustahilan. Sampai kemustahilan tertinggi, kita
diubahkan menjadi sama mulia dengan YESUS, sempurna seperti Dia,
layak untuk menyambut kedatangan-Nya ke dua kali di awan-awan yang
permai. Kita bersama dengan Dia untuk selama-lamanya.
Mari,
percaya saja! Yang sering bimbang sehingga berkata
malah hancur-hancuran begini, lebih hancur lagi, malah menjadi
mustahil' Terus percaya, sampai TUHAN menyatakan kuasa-Nya untuk
menghapus segala kemustahilan.
TUHAN memberkati kita semuanya.1