Kita
masih berada di dalam kitab Wahyu 1: 17-20. Kita membaca ayat 17-18.
Wahyu
1: 17,18,
17.
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama
seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di
atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan
Yang Akhir,
18.
dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai
selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
Rasul
Yohanes tersungkur di depan Kaki TUHAN seperti orang mati = menyembah
TUHAN dengan hancur hati = menyembah TUHAN sampai daging tidak
bersuara lagi, sehingga rasul Yohanes mengalami jamahan Tangan Kanan
TUHAN. Kalau penyembahan kita berkenan kepada TUHAN atau kita dapat
tersungkur di depan Kaki TUHAN = menyembah dengan hancur hati (hanya
merasa tanah liat yang tidak layak, banyak kesalahan, tidak mampu,
tidak berharga, hanya diinjak-injak) = menyembah TUHAN sampai daging
tidak bersuara lagi = hanya mengasihi TUHAN lebih dari semuanya, maka
kita akan menerima jamahan Tangan Kanan TUHAN seperti rasul Yohanes.
Begitu dijamah oleh Tangan Kanan TUHAN,
rasul
Yohanes menerima tiga hal:
- "Jangan
takut!"
= melenyapkan ketakutan. Nanti ketakutan atau stres akan menjadi
pembunuh utama baik:
- secara
jasmani: jika takut atau stres, maka hormon dalam tubuh bekerja
tidak baik, sehingga penyakit datang semuanya, bisa mati.
- terlebih
secara rohani (lebih dahsyat lagi secara rohani): jika takut atau
stres, maka kering rohani, sampai masuk kematian kedua atau
kebinasaan.
Kalau
mendapatkan jamahan Tangan Kanan TUHAN, maka ketakutan akan lenyap
(tidak ada ketakutan lagi).
- "Aku
adalah Yang Awal dan Yang Akhir"
= menerima kasih ALLAH, yaitu kasih mula-mula sampai puncaknya kasih
(kasih Mempelai).
- "Aku
yang mati dan yang hidup"
= menerima kuasa kemenangan atas
maut.
Jika
penyembahan kita sungguh-sungguh, maka kita dapat tersungkur atau
hancur hati, sampai mencapai ukuran yaitu daging tidak bersuara lagi
seperti orang mati (tidak tahu apa-apa) => 'terserah TUHAN, yang
penting saya mengasihi TUHAN', maka akan dijamah oleh Tangan Kanan
TUHAN, sampai menerima kuasa kemenangan atas maut.
Jadi,
YESUS sudah mati, tetapi bangkit untuk mengalahkan maut (menang atas
maut) dan Dia memegang kunci maut dan kunci kerajaan maut, untuk
menutup kerajaan maut (neraka, kebinasaan) bagi kita semuanya, supaya
kita tidak binasa selamanya, tetapi kita menang atas maut bersama
YESUS.
Jika
kita sudah menang atas maut, maka YESUS memberikan kunci lain kepada
kita, itulah kunci kerajaan surga.
Matius
16: 18, 19,
18.
Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya.
19.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di
dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga."
Ay
18 => '
alam maut tidak akan menguasainya' => menang
atas maut, pintu kerajaan maut ditutup/dikunci, kemudian diberikan
kunci yang lainnya (ay 19).
Jika
kita menang atas maut, maka TUHAN memberikan kunci kerajaan surga
kepada kita. Apa itu kunci kerajaan surga? Kita masih membahas dalam
2 Petrus 1, Petrus diberikan kunci kerajaan surga dan dia sebutkan
kunci itu. Dalam ibadah sebelumnya kita sudah belajar tentang salib,
itulah kunci kerajaan surga (dalam Kisah rasul). Untuk masuk kerajaan
surga, kita harus mengalami banyak sengsara.
2
Petrus 1: 10, 11,
10.
Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya
panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya,
kamu tidak akan pernah tersandung.
11.
Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk
memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita,
Yesus Kristus.
Ay
11 => '
hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal' =>
hak penuh = kunci untuk masuk kerajaan surga.
Jadi
kunci kerajaan surga adalah panggilan dan pilihan TUHAN untuk
mengangkat kita menjadi imam-imam dan raja-raja yang beribadah
melayani TUHAN sesuai jabatan pelayanan yang TUHAN percayakan/berikan
kepada kita. Mari berdoa kepada TUHAN. Yang belum melayani berdoa
kepada TUHAN, supaya dapat melayani (mempunyai jabatan pelayanan),
sebab itulah kunci kerajaan surga. Yang sudah melayani (menerima
jabatan pelayanan) harus berusaha dengan sungguh-sungguh, untuk setia
dalam ibadah pelayanan sesuai jabatan pelayanan yang TUHAN percayakan
kepada kita sampai garis akhir (sampai meninggal dunia atau sampai
kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali), sehingga kita dapat
menerima kunci kerjaaan surga. Sesuai dengan jabatan pelayanan,
contohnya: jika jabatan pelayanannya sebagai gembala, maka melayani
sebagai gembala. jika jabatan pelayanannya sebagai penyanyi, maka
melayani sebagai penyanyi. Mari, hari-hari ini kita belajar untuk
setia.
Bukan
jenis pelayanannya atau jabatan pelayanannya yang menentukan, apakah
kita memegang kunci kerajaan surga atau tidak, melainkan
kesetiaannya. Mungkin pelayanannya hanya bersih-bersih, tidak ada
yang melihat, tetapi kalau itu memang jabatan pelayanan dari TUHAN,
mari kita kerjakan dengan setia. Mungkin juga sebagai tim doa, tidak
ada yang melihat, tetapi harus setia. Yang penting setia dan jangan
seenaknya saja melayani TUHAN. Contohnya: zangkoor kalau menyanyi ada
waktunya (sekitar jam setengah tujuh atau jam enam seperempat). Kalau
zangkoor menyanyi jam setengah sembilan, nanti menyanyi sendirian.
Melayani sebagai tim doa silahkan, tetapi ada jam-jam khusus untuk
mendoakan pekerjaan TUHAN dengan setia. Saudara dapat mengambil
waktu, jam berapa saja, tetapi harus dengan setia (sampai garis
akhir).
Di
dalam 1 Korintus 9: 24-25, kita harus berusaha sungguh-sungguh untuk
setia dan jangan sampai tersandung oleh apapun juga.
1
Korintus 9: 24, 25,
24.
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta
turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat
hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
25.
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan,
menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk
memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh
suatu mahkota yang abadi.
Ay
24 => '
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang
pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu
orang saja yang mendapat hadiah?' => pelayanan itu seperti
perlombaan untuk mendapatkan kunci (mahkota). Hanya orang yang
mempunyai mahkota, yang dapat masuk kerajaan surga. Kalau mempunyai
kunci dan mahkota, maka kita dapat masuk kerajaan surga. Ibadah
pelayanan merupakan suatu perlombaan (perjuangan), bukan malah
'lenggang kangkung'
Ay
25 => '
Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota
yang fana' => kalau di dunia ini, untuk memperoleh mahkota
yang fana.
Disini,
beribadah dan melayani TUHAN adalah suatu perlombaan atau
pertandingan untuk mendapatkan kunci kerajaan surga dan mendapatkan
mahkota abadi (mahkota Mempelai). Kalau mempunyai kunci kerajaan
surga dan mahkota, itulah yang dapat masuk surga. Dalam pertandingan
tentu ada syarat-syaratnya supaya kita menjadi pemenang. Demikian
juga dalam ibadah pelayanan.
Ada
tiga syarat dalam perlombaan atau pertandingan, supaya kita
mendapatkan kunci kerajaan surga dan mahkota abadi (mahkota Mempelai
atau mahkota kerajaan surga):
- 'larilah
begitu rupa' =
berlari atau cepat,
jangan jalan santai, sebab kita
berlomba dengan waktu penghukuman TUHAN dan waktu kedatangan YESUS
ke dua kali. Mari berlari atau cepat dalam melayani TUHAN, sebab
penghukuman TUHAN seperti Lot keluar dari Sodom dan Gomora yang
dikejar oleh api belerang. Jangan menunda-nunda waktu untuk melayani
TUHAN dan jangan mempertimbangkan untuk melayani TUHAN (sebab kita
berlomba dengan waktu penghukuman TUHAN dan waktu kedatangan TUHAN
YESUS ke dua kali). Kecuali kalau melayani manusia, harus banyak
pertimbangan => 'orang ini jahat atau tidak, boss ini pelit
atau baik, kasar atau tidak, nanti aku dapat ditempeleng dll' Itu
boleh. Tetapi kalau melayani TUHAN, tidak perlu banyak pertimbangan,
sebab Dia adalah TUHAN Yang Baik, tidak pernah merugikan kita. Dia
selalu berkorban untuk kita. Biarlah kita berdoa kepada TUHAN,
supaya kita dapat belari dengan cepat.
Mohon kepada TUHAN,
supaya bisa mengambil keputusan dengan cepat, sehingga kita semuanya
dapat melayani TUHAN. Jangan banyak pertimbangan untuk melayani
TUHAN, sebab TUHAN itu Baik. Tidak perlu ragu terhadap TUHAN. Kalau
kepada manusia kita dapat ragu, tetapi jangan meragukan TUHAN
sedikitpun. Dia tidak akan merugikan kita, justru Dia sudah banyak
berkorban untuk kita semuanya.
- 'berlomba
dengan tekun' =
harus
tekun.
Ibrani
12: 1,
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi
kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu
merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang
diwajibkan bagi kita.
Tekun
artinya tidak dapat dihalangi oleh apapun juga. Contohnya tekun
belajar. Sekalipun ada pertandingan sepak bola dunia, tetap belajar.
Jangan dihalangi! Kalau menonton, besok bisa tidak naik kelas.
Ketekunan ini juga diuji, ada halangan dll.
Bertekun
ini dalam dua hal:
- Ketekunan
dalam pelayanan sesuai dengan jabatan pelayanan yang TUHAN
percayakan kepada kita, sampai garis akhir.
Contohnya: harus tekun dalam pelayanan baik sebagai gembala,
sebagai penyanyi, pemain musik. Tekun dalam pelayanan sampai garis
akhir; sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN YESUS datang
kembali ke dua kali. Ini seperti lomba lari sampai garis finish
(garis akhir). Kalau di tengah jalan berhenti, bisa di
diskualifikasi.
- Ketekunan
dalam kandang penggembalaan.
Perhatikan!! saya selalu mengulang-ulang ini. Firman diulang ini
untuk mengingatkan dan memantapkan kita untuk dapat bertindak.
Kalau Firman diberikan kesempatan untuk diulang, berarti:
- Mengingatkan
kita bagi yang sudah bertindak. Yang sudah mempraktikan Firman,
akan diingatkan terus.
- Memberikan
kesempatan bagi yang belum bertindak. Dimantapkan/ diyakinkan
sampai berani bertindak/mempraktikan Firman.
Ketekunan
dalam kandang penggembalaan = ruangan suci tabernakel. Di dalam
ruangan suci terdapat tiga macam alat, sekarang menunjuk ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok:
- Pelita
emas: ketekunan dalam ibadah raya (hari Minggu seperti sekarang
ini). Persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus di dalam
karunia-karunia-Nya (ada kesaksian, nyanyian).
- Meja
roti sajian: ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab dan
perjamuan suci (setiap hari Senin disini). Ini persekutuan dengan
Anak ALLAH atau YESUS di dalam Firman pengajaran yang benar dan
Kurban Kristus (roti). Roti menunjuk:
- Firman
pengajaran. Pada meja roti sajian terdapat dua belas roti yang
dibagi menjadi dua susun, masing-masing susun terdiri dari enam
buah roti. Angka enam puluh enam menunjuk alkitab (Firman
pengajaran yang benar).
- Tubuh
Kristus.
Lalu
di mana darahnya? Meja roti sajian ini satu-satunya alat yang ada
korban curahannya. Kita dapat membacanya dalam Keluaran 25, supaya
kita dapat menerangkan => mengapa di dalam kebaktian pendalaman
alkitab dan perjamuan suci?' Ini darimana, harus diterangkan ayat
menerangkan ayat.
Keluaran
25: 29,
Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan
pialanya, yang dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau
membuat semuanya itu dari emas murni.
Keluaran
25, mulai ay 23-30 ini mengenai meja roti sajian. Ay 29 =>
'persembahan curahan'
=> persembahan curahan itu dari anggur.Jadi, ada rotinya itulah
Tubuh Kristus dan ada anggur itulah Darah YESUS. Oleh sebab itu
meja roti sajian, menunjuk kebaktian pendalaman alkitab dan
perjamuan suci.
- Mezbah
dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan (pada hari Rabu
disini). Ini persekutuan dengan ALLAH Bapa di dalam kasih-Nya.
Setiap berdoa menyembah TUHAN, kita memandang Wajah TUHAN yang
menyinarkan matahari. Kita bisa merasakan kasih yang bagaikan
matahari yang disinarkan = menghangatkan kita, membahagiakan kita,
kita dapat hidup dalam terang (tidak dalam kegelapan).
Di
dalam ketekunan dalam kandang penggembalaan (ketekunan dalam tiga
macam ibadah pokok), maka tubuh, jiwa, roh kita bersekutu dengan
ALLAH Tritunggal (ALLAH Bapa, Anak dan Roh Kudus) seperti carang
melekat pada Pokok Anggur Yang Benar. Tubuh, jiwa dan roh sudah
bersekutu dengan ALLAH Tritunggal, maka:
- setan
tidak memiliki tempat lagi untuk menjamah kita,
- kita
mulai mengalami ketenangan/damai sejahtera. Seperti nyanyian tadi
tentang ketenangan,
- semua
enak dan ringan. Memang untuk masuk kandang penggembalaan itu berat
bagi daging. Apalagi tadi kesaksian dari Pamekasan, ada juga yang
dari Tuban , dll. Hari Minggu, Senin, Rabu datang, ini berat bagi
daging, tetapi hidup kita merasakan enak dan ringan. Jangan
ragu-ragu! Kalau di kandang penggembalaan, angin dan semuanya tidak
dapat masuk. Kalau di halaman angin masih banyak yang dapat masuk.
Di kandang penggembalaan, semuanya sudah di redam; tadinya
pontang-panting, sekarang mulai tenang, enak-ringan, tertata rapi
(pelan-pelan ditata oleh TUHAN).
- pasti
berbuah manis. Tinggal menunggu waktu, cepat atau lambat pasti
berbuah manis. Biasanya banyak bunga-bunga yang rontok, terkena
angin.
- Kalau
carang melekat pada Pokok Anggur, sudah tidak terkena angin dll
(sudah mulai tenang), bunga-bunga akan menjadi buah yang manis. Ini
pasti terjadi, cepat atau lambat kita akan mengalami buah yang
manis di dalam TUHAN.
Inilah
syarat berlomba. Berlari atau cepat dan jangan lambat. Kemudian
tekun; tidak dapat dihalangi oleh apapun. Tekun itu bukan berarti
tidak ada halangan, salah! Tekun itu banyak halangan, tetapi tidak
dapat dihalangi, baik tekun dalam pelayanan dan tekun dalam
penggembalaan sampai berbuah manis.
Setelah di dalam kandang
penggembalaan, kita berbuah manis, enak dan semuanya diberkati,
jangan menjadi egois dan harus ingat kandang yang lain.
Yohanes
10: 16,
Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini;
domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan
suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu
gembala.
Ay 16 => 'mereka
akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala'
=> satu tubuh dengan satu Kepala.
Masih ada kandang yang lain.
Sesudah kita digembalakan; sudah tenang, damai, semua enak-ringan,
tertata rapi, berbuah manis, ada berkat dll, jangan egois, kita
harus ingat kandang yang lain. Ini menunjuk persekutuan Tubuh
Kristus antar penggembalaan. Istilah kita, yaitu ibadah
kunjungan-kunjungan (kita mengunjungi kandang-kandang yang lain).
Nanti, saya harus ijin ke Medan, untuk mengunjungi kandang-kandang
yang lain. Kita akan berkumpul dengan kandang yang lain, berapa
ratus hamba TUHAN akan berkumpul dengan jemaat-jemaat dari manapun.
Inilah persekutuan antar penggembalaan. Semoga kita dapat
mengerti.
Sampai menjadi satu kawanan dengan Satu Gembala,
satu tubuh dengan Satu Kepala = satu Tubuh Kristus yang sempurna
(Mempelai Wanita) dengan Satu Kepala, itulah YESUS sebagai Mempelai
Pria Surga. Kita selama-lamanya bersama dengan Dia. Sampai ke arah
sana dan jangan egois. Kalau egois, berkat tidak akan dilimpahkan
lagi oleh TUHAN. Seringkali satu bulan dua kali, kalau
dihitung-hitung berapa? Di Medan saja sudah sembilan tahun. Satu
tahun empat kali. Berarti kalau sembilan tahun, sebanyak tiga puluh
enam kali, berapa biayanya ? Bahkan sampai di luar negeri. Kalau mau
membeli gereja (yang jasmani), sebenarnya sudah cukup. Tetapi bpk
pdt In Juwono selalu menekankan => 'yang lebih penting adalah
pembangunan Tubuh Kristus yang rohani' Semoga TUHAN memberikan
berkat, sehingga kita dapat membeli tanah, gereja. Ini kalau sudah
dibutuhkan. Sekarang TUHAN menggerakkan pembangunan Tubuh Kristus.
- 'mata
yang tertuju kepada Yesus' = mata
selalu memandang kepada YESUS.
Ibrani
12: 2,
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus,
yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada
kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib
ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di
sebelah kanan takhta Allah.
Ay2
=> 'Marilah kita melakukannya'
=> melakukan perlombaan.
Syarat yang ketiga, mata selalu
memandang kepada YESUS:
- Jangan
memandang orang. Kalau memandang orang kita akan kecewa.
Contohnya:
Musa memandang orang. Waktu Musa melayani, lalu ada orang Israel
bertengkar dengan orang Mesir, Musa menoleh kiri-kanan, saat tidak
ada orang, Musa membunuh orang Mesir dan memasukkannya kedalam
pasir. Ini munafik dan busuk. Kalau melayani TUHAN tetapi memandang
orang, menjadi busuk
- Jangan
menoleh kebelakang, seperti isteri Lot. Akhirnya menjadi tiang
garam yang tidak ada gunanya.
Oleh
sebab itu, mata harus tertuju kepada TUHAN. Kalau melayani tidak
boleh menoleh kiri-kanan, hanya kalau menyeberang jalan, kita boleh
melihat ke kiri-kanan. Kalau melayani tetapi menoleh kiri-kanan,
dapat membunuh (benci, gosip dll) sampai ditutupi dengan pasir
(munafik, busuk). Pandanglah TUHAN (Firman), tidak perlu memandang
orang. Jangan menoleh kebelakang! Menoleh kebelakang = melihat
dunia. Kalau melihat kebelakang, berarti mengandalkan dunia =>
'berapa ini biayanya?' Akhirnya menjadi tiang garam; tidak ada
gunanya, diinjak-injak, busuk. Tiang garam = garam yang tawar. Kalau
garamnya tawar, maka busuk (tidak ada artinya). Satu saja, harus
fokus kepada YESUS = mata tertuju kepada YESUS.
Ada
dua hal yang menghalangi kita untuk menang dalam perlombaan (untuk
mendapatkan mahkota abadi), antara lain:
- Ibrani
12: 1,
Karena kita
mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita,
marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu
merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang
diwajibkan bagi kita.
Pertama:
beban
(dibelakang),
artinya dosa-dosa yang sudah kita lakukan, sudah kita katakan, sudah
kita pikirkan. Coba saja, yang lainnya lari biasa, kita lari dengan
menggendong gula satu karung, akhirnya kalah (karena terus
mempertahankan beban). Kita harus menanggalkan beban dosa, supaya
menang dalam perlombaan. Dosa yang sudah dibelakang (beberapa tahun
yang lalu), contohnya:
- mungkin
kita mengata-ngatain orang lain => 'begini-begini' Padahal
salah.
- kita
sudah memfitnah orang lain => 'begini-begini' Padahal salah.
- dosa
mencuri beberapa tahun yang lalu.
Itulah
ada beban dibelakang, sebab itu pelayanan kita tidak dapat maju
(berlari terlalu berat). Terutama kami sebagai hamba TUHAN,
gembala-gembala, pelayan TUHAN. Kalau banyak beban dibelakang, akan
susah melayani TUHAN, sebab terlalu berat. Lebih baik semuanya
tanggalkan beban.
Bagaimana prosesnya atau caranya? Mudah
saja, kalau kita bersalah mengaku dosa kepada TUHAN (vertikal) dan
kepada sesama (horizontal) dengan sejujur-jujurnya. Kalau bersalah
kepada TUHAN, mengaku dosa kepada TUHAN. Kalau bersalah kepada
sesama, mengaku dosa kepada sesama. Jika diampuni, jangan berbuat
dosa lagi = hidup dalam kebenaran. Kalau sudah hidup benar, berarti
tidak ada beban lagi dan kita sudah siap untuk berlomba.
Kalau
masih ada beban, akan sulit dan kita tidak mungkin menang dalam
perlombaan. Sekalipun dia pelari dunia seratus meter (tercepat
sembilan- sepuluh detik), tetapi dengan menggendong gula seratus
kilogram, saya berani bertanding melawan dia, karena dia berlari
dengan menanggung beban. Dia tidak akan menang. Demikian juga kita,
kalau kita tetap mempertahankan dosa, maka perlombaan tidak akan
kita menangkan.
Mari, kita mengaku dosa dengan
sungguh-sungguh. Apa yang sudah kita lakukan, katakan, pikirkan
dahulu, mari kita akui semuanya baik kepada TUHAN dan kepada sesama,
terutama mulai dari dalam rumah tangga (kepada sesama yang
terdekat). Tubuh Kristus dimulai dari:
- rumah
tangga:
- antara
suami dan isteri. Mengapa harus bertahan kepada beban? Apa
dua-duanya mau gagal atau salah satu yang gagal. Kalau suami
gagal, besok isteri bertepuk tangan => 'aku memakai mahkota,
masuk ke surga, suamiku di neraka, bagus' Masa senang. Biarlah
kita saling mengaku dan saling mengampuni.
- antara
anak dengan orang tua,
- antara
kakak dengan adik. Mari, saling mengaku. Kalau bersalah, mudah
saja, tinggal mengaku. Apa salah saya (tunjukkan salah saya) dan
mengaku, sudah beres. Semoga kita dapat mengerti.
- kemudian,
di dalam penggembalaan mari saling mengaku.
- antar
penggembalaan (antar gereja, antar hamba TUHAN), mari saling
mengaku. Beres semuanya. Jika beban sudah dilepaskan, kita siap
untuk memenangkan perlombaan. Semoga kita dapat mengerti.
??Kalau
benar, kita siap mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Sebab
ini juga dapat menjadi beban, kita jangan salah. Contohnya: isteri
mungkin sakit hati kepada suami => 'sampai kapanpun aku ingat
dosanya' kita yang rugi, sebab suaminya yang berbuat dosa, dia
yang menanggung bebannya. Demikian juga suami => 'sampai
kapanpun aku tidak akan lupa' Isterinya yang berbuat dosa, dia
yang menggendong gula (tidak mencapai mahkota kemuliaan, tidak
mendapatkan kunci kerajaan surga). Ini sangat rugi.
Marilah
kita mengampuni. Kalau berat mengampuni, ingat => 'kalau YESUS
tidak mengampuni dosa saya, tidak melupakan dosa saya dari kecil
sampai dengan sekarang, tidak akan dapat menjadi hamba TUHAN. Kalau
YESUS tetap mengingat dosa kita yang terlalu najis, terlalu kotor
maka kita tidak akan dapat menjadi hamba TUHAN. Karena Dia sudah
melupakan dosa kita, maka kita dapat melayani TUHAN.
Mari
kita saling mengaku dan mengampuni. Inilah yang pertama, yang bisa
merintangi sampai menggagalkan perlombaan kita.
- Ibrani
12: 1,
Karena kita
mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita,
marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu
merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang
diwajibkan bagi kita.
Kedua:
dosa yang
merintangi kita (menjerat di depan).
Jerat
dosa dipasang pada:
- Tempat-tempat
dimana kita biasa beraktivitas.
Misalnya: kita mempunyai pohon di depan
rumah, lalu ada burung tiap malam disitu => 'oo di dahan yang
sana (tahu), dia kalau tidur jalannya dari situ ke situ'
Dipasanglah jerat disitu, pasti kena. Jerat dipasang di tempat
biasa kita beraktivitas, bisa dimana saja, contohnya:
- seorang
direktur setiap pagi melewati meja sekretarisnya, dipasanglah
jerat di meja sekretarisnya. Hati-hati! Biarpun sama-sama sudah
menikah atau belum menikah harus berhati-hati, sebab setan selalu
memasang jerat. Jangan pikir, tidak mungkin! Ini dapat saja
terjadi.
- dalam
pelayanan juga dapat dipasang jerat. Saya selalu mengatakan, kita
baru berkhotbah, lalu ada yang memuji => 'terima kasih untuk
khotbahnya, luar biasa, saya puas' Sudah terjerat. Saya selalu
ingat perkataan bpk pdt Pong => 'pengerja baru satu kali
disuruh berkhotbah, kemudian jemaat berterima kasih. Akhirnya dia
sudah merasa hebat dari gembalanya yang sudah berpuluh-puluh tahun
berkhotbah' Coba suruh dia untuk beberapa kali berkhotbah, nanti
tidak akan bisa. Jangan, sebab disitu ada jerat.
- dalam
pekerjaan, sekolah (study) dll.
Semuanya
dipasang jerat pada tempat dimana kita biasa beraktivitas, sampai
kita tertarik (ada perhatian khusus), berarti kita sudah terjerat.
Disitulah jerat dosa dipasang.
- Dipasang
di hati kita.
Kalau sudah sampai di hati, maka jerat dosa atau jaring dosa sudah
menjadi ikatan dosa. Tadi, jerat dosa dipasang di tempat dimana
kita biasa beraktivitas, kalau sudah tertarik, maka jerat dosa
dipasang di hati kita, sampai menjadi ikatan dosa.
1
Timotius 6: 9, 10,
9.
Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam
jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang
mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan
kebinasaan.
10.
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu
uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa
dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Jerat
dosa/jaring dosa/ikatan dosa, terutama ikatan akan uang (keinginan
akan uang). Inilah yang berbahaya! Keinginan akan uang adalah akar
dari kejahatan dan sepasang dengan dosa kenajisan (ikatan
kenajisan). Ikatan akan uang membuat kita:
- kikir:
tidak dapat memberi atau egois,
- serakah:
merampas hak orang lain, terutama hak TUHAN, itulah persepuluhan
dan persembahan khusus. Merampas haknya sesama lewat hutang tidak
membayar, menipu.
Hati-hati,
kalau ada akar kejahatan, ada juga akar kenajisan. Bagaimana caranya
supaya dapat terlepas dari jerat dosa atau jaring dosa. Tadi, kalau
mau terlepas dari beban dosa, saling mengaku dan mengampuni.
Selesaikan dosa dan hidup benar, beres! Beban sudah hilang dan siap
untuk berlomba, sampai menang dalam perlombaan. Sekarang, setan
memasang jerat dosa di depan, bagaimana supaya kaki kita dapat
terlepas dari jaring dosa?
Mazmur
25: 15,
Mataku tetap terarah kepada TUHAN, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari
jaring.
Jadi, mata harus
tertuju kepada TUHAN. Kita menghadapi jerat dosa; dosa kejahatan
(ikatan akan uang) dan dosa kenajisan sampai seperti zaman Nuh (dosa
makan minum dan kawin mengawinkan). Inilah yang dipasang oleh setan,
untuk menghantam pelayanan hamba TUHAN, anak-anak TUHAN. Kalau
melayani TUHAN, tetapi menipu sesama, hutang tidak membayar, mencari
uang dengan tidak halal, itu sudah terjerat dan tidak dapat menang
dari lomba. Oleh sebab itu saya bersyukur, sebagai hamba TUHAN di
didik nomor satu soal uang. Saya sudah bersaksi berulang kali =>
'dulu saya masih pengerja, kalau disuruh berkhotbah kemana-mana
tidak diberikan ongkos, tidak boleh ambil kolekte' Bukan berarti
bpk pdt Pong pelit, bukan! Setelah di didik saya diberikan uang
juga; inilah di didikan supaya tidak terikat pada uang. Kalau sudah
ada jerat kejahatan (uang), jerat kenajisan akan dipasang juga,
sehingga kita dapat jatuh. Hati-hati terhadap dua ini; kejahatan
(uang) dan kenajisan. Hati-hati, kaum muda dalam melayani. Semoga
kita dapat mengerti.
Bukan hanya orang muda, yang sudah
menikah pun juga harus berhati-hati. Ada kesaksian dari seseorang =>
'dulu saya melayani TUHAN begitu semangat (kalau tidak ada Firman,
berarti semangat daging), dapat mendatangkan hamba TUHAN
darimana-mana, bahkan dari luar negeri, sampai ribuan. Tetapi
akhirnya saya jatuh (dia mengaku). Untunglah saya bertemu dengan
Firman pengajaran, sehingga pelayanan saya diangkat dan ditolong
kembali' Kalau disaksikan, pelayanannya memang luar biasa, tetapi
semakin luar biasa dihadapan manusia, jatuhnya semakin dalam. Ini
karena tidak ada pengajaran, tidak ada kekuatan dari TUHAN dan
terjerat. Semoga kita dapat mengerti.
Sekarang
ini kita harus sungguh-sungguh berhati-hati. Bagaimana supaya kita
dapat terlepas dari jerat dosa atau jaring dosa? Mata harus tertuju
kepada YESUS = mata hanya memandang kepada YESUS = perhatian hanya
tertuju kepada YESUS. Jangan kepada yang lain!
Ada
dua kali kesempatan besar, supaya mata kita tertuju kepada TUHAN:
- Saat
pemberitaan Firman nubuat
= Firman
pengajaran yang benar
= cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus
= Kabar
Mempelai.
Pada saat-saat mendengarkan Firman, maka mata ini harus selalu
diarahkan kepada TUHAN. Sebab itu harus ada Firman dalam pelayanan.
Semoga kita dapat mengerti.
2
Petrus 1: 19,
Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah
disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu
memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di
tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit
bersinar di dalam hatimu.
Ay
19 => 'firman yang telah disampaikan
oleh para nabi' => Firman nubuat, yaitu
memberitakan yang akan datang atau yang belum terjadi, tetapi pasti
terjadi, tentang penghukuman, dan terutama tentang kedatangan YESUS
sebagai Mempelai Pria Surga. Sebab itu juga disebut sebagai Kabar
Mempelai (Firman pengajaran).
Kita harus memperhatikan Firman
pengajaran yang benar. Firman pengajaran yang benar merupakan
Pribadi TUHAN. Firman pengajaran yang benar: tertulis dalam alkitab,
tidak ada yang bertentangan dengan alkitab. Kita harus memperhatikan
Firman pengajaran yang benar, artinya:
- mendengar.
Mendengar dengan sungguh-sungguh, dengan suatu kebutuhan, seperti
melihat pelita di tempat yang gelap. Misalnya: kalau tempat ini
gelap, lalu saya mengeluarkan uang berapapun jumlahnya, tidak akan
ada gunanya, sebab tidak dapat dilihat. Tetapi kalau saya membawa
lilin kecil di tempat yang gelap, semuanya akan tertuju kesini.
Itulah mendengar Firman dengan suatu kebutuhan dan kita tidak akan
pernah merasa bosan.
- dengar-dengaran
= mempraktikan Firman.
Kalau
mendengar Firman dengan suatu kebutuhan (sungguh-sungguh) dan
dengar-dengaran, maka kita akan mengalami penyucian hati dari segala
jerat dosa, ikatan dosa. Dari hati kita yang disucikan akan
memancarkan/menghasilkan terang yang semakin membesar. Jadi,
saat-saat kita mendengarkan Firman semacam ini, hati disucikan dari
kejahatan, kenajisan dan dari semuanya.
Kalau yang gelap
sudah bersih (jerat dosa, ikatan dosa dalam hati sudah bersih), maka
hati kita akan memancarkan terang yang semakin membesar, mulai:
- terang/pelita
di dalam rumah tangga:
- suami
menjadi pelita: mengasihi isteri seperti diri sendiri (bukan kalau
penghasilannya besar), tidak berlaku kasar kepada isteri dan
menjadi teladan.
- isteri
tunduk kepada suami dalam segala sesuatu (bukan isteri bisa ini
dan itu).
- anak-anak
taat dengar-dengaran. Inilah menjadi terang dalam rumah tangga.
Sekalipun anak penghasilannya besar, tetapi kalau tidak taat, itu
tidak menjadi terang. Jadi, anak menjadi terang dalam rumah
tangga, kalau ia taat dengar-dengaran.
- lebih
membesar lagi, menjadi bintang-bintang yang terang.
Daniel
12: 3,
Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala,
dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti
bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
Menjadi
bintang-bintang yang terang, artinya kehidupan yang dipakai oleh
TUHAN, untuk menjadi saksi TUHAN:
- menuntun
jiwa-jiwa kepada keselamatan di dalam YESUS. Ini bagi yang belum
percaya YESUS, dapat percaya kepada YESUS. Banyak jiwa-jiwa yang
belum percaya YESUS, harus dituntun kepada keselamatan.
- menuntun
jiwa-jiwa kepada kesempurnaan (pembangunan Tubuh Kristus yang
sempurna). Ini bagi kehidupan yang sudah percaya YESUS. Yang sudah
selamat, bawa kepada pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.
- sampai
kita menjadi bintang timur yang bercahaya = kehidupan yang
sempurna seperti YESUS. YESUS adalah bintang timur.
Inilah
mata memandang TUHAN. Pandanglah Firman, jangan yang lainnya. Jangan
seperti Musa dan isteri Lot, nanti rugi. Musa melihat pendapat
sana-sini, kacau! Pandanglah Firman pengajaran yang benar (YESUS);
kita disucikan dalam hati dan memancarkan terang yang semakin besar;
terang pelita dalam rumah tangga, terang bintang, sampai terang
bintang timur, itulah kehidupan yang sempurna seperti YESUS
(Mempelai Wanita TUHAN yang layak untuk menerima mahkota
Mempelai/mahkota abadi/kunci kerajaan surga).
Berdoa kepada
TUHAN, supaya setiap ibadah ada pembukaan Firman, sehingga kita
dapat memandang YESUS. Mungkin kita sudah ditarik untuk memandang
kemana-mana, mari di setiap ibadah, kita dapat memandang YESUS.
Jangan terpengaruh dengan dunia (dibelakang).
- Saat
menghadapi angin dan gelombang
= pencobaan-pencobaan, masalah-masalah
yang mustahil, yang tidak dapat diselesaikan oleh apapun juga. Jika
TUHAN mengijinkan kita menghadapi angin dan gelombang, bukan maksud
TUHAN supaya kita kecewa dan berharap yang lainnya, bukan! Tetapi
supaya mata kita tertuju kepada TUHAN. Itulah maksud dari TUHAN.
Semoga kita dapat mengerti.
Matius
8: 23-26,
23.
Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun
mengikuti-Nya.
24.
Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga
perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
25.
Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan,
tolonglah, kita binasa."
26.
Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang
percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu,
maka danau itu menjadi teduh sekali.
Ay
24 => 'Sekonyong-konyong mengamuklah
angin ribut di danau itu'
Ingat, angin
dan gelombang itu datangnya sekonyong-konyong (tadi, lautnya begitu
tenang, tahu-tahu datang angin ribut), artinya tidak dapat
diperkirakan oleh manusia siapapun juga. Contohnya: perusahaan sudah
enak, tahu-tahu habis. Keuangan kita enak, tahu-tahu habis.
Pelayanan enak, tahu-tahu habis. Angin dan gelombang datangnya
sekonyong-konyong, tidak tahu kapan. Bagaimana cara
menanggulanginya? kita harus setia dalam ibadah pelayanan kepada
TUHAN = YESUS selalu ada di perahu kita. Inilah yang penting! Tidak
peduli lagi, mau ada tsunami dll, kalau YESUS ada dalam perahu
kehidupan kita, kita tidak mungkin tenggelam. Jadi, tenggelam atau
tidaknya perahu kehidupan kita tidak tergantung pada besar-kecilnya
angin dan gelombang, tetapi tergantung ada atau tidaknya YESUS dalam
perahu kehidupan kita = tergantung kepada kita setia atau tidak.
Kalau tidak setia, kita sudah kalah dan tenggelam. Semoga kita dapat
mengerti dihari-hari ini.
Jangan malah mau melawan angin dan
gelombang. Profesor siapapun juga, tidak akan mampu. Dalam
menghadapi angin gelombang, yang penting undanglah YESUS masuk
kedalam perahu kehidupan kita (kita setia dalam ibadah pelayanan).
Semoga kita dapat mengerti.
YESUS
dalam keadaan tidur di perahu. YESUS tidur artinya mati di kayu
salib. Kemudian, YESUS bangun artinya YESUS bangkit untuk menjadi
Imam Besar Yang duduk di sebelah kanan ALLAH Bapa. Inilah yang kita
pandang! Dalam Ibrani 2 '
mata kita tertuju kepada Dia yang duduk
di sebelah kanan ALLAH Bapa'
Ibrani
2: 17, 18,
17.
Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan
saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas
kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh
bangsa.
18.
Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka
Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Ay17
=> '
supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan
dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan
dosa seluruh bangsa' => YESUS menyelesaikan dosa dan Dia
sebagai Imam Besar yang setia.
Jadi,
YESUS sebagai Imam Besar Yang duduk di sebelah kanan ALLAH Bapa setia
= selalu mengulurkan Tangan-Nya yang setia dan bebelas kasih untuk:
- menyelesaikan
dosa kita terlebih dahulu = mendamaikan atau mengampuni dosa.
Selesaikanlah dosa-dosa. Kalau ada dosa, Dia tidak dapat berbuat
apapun untuk kita, sebab dosa itu yang menjadi penghalang.
- untuk
menolong = dapat menolong kita dari segala masalah, sampai masalah
yang mustahil. Istilah 'dapat' berarti tidak ada yang tidak
dapat, bahkan sampai yang mustahil pun Dia dapat lakukan. Inilah
sikap TUHAN atau dari pihak TUHAN. Dia sudah rela tidur dan bangun =
mati dan bangkit untuk menjadi Imam Besar Yang selalu mengulurkan
Tangan-Nya Yang setia dan berbelas kasihan. Semoga kita dapat
mengerti.
Sikap
TUHAN sudah jelas, mati dan bangkit. Sekarang bagaimana sikap
kita?
Petrus dan murid-murid lainnya, saat YESUS tidur dibiarkan
saja => 'YESUS tidak penting (YESUS yang mati tidak penting)'
Seringkali kita begitu. Yang penting => 'ini pengalaman saya.
Menghadapi angin gelombang saya berpengalaman' Petrus sudah biasa
berada ditengah lautan, saat ada angin gelombang => 'turunkan
layar, buang ini' Tetapi tetap tidak bisa, karena salah perhatian.
Petrus
dan murid-murid lainnya menghadapi angin dan gelombang dengan sibuk
memandang yang lain (mengandalkan yang lain). Demikian juga kita.
Saya mengajarkan siswa Lembaga Pendidikan El-Kitab Kristus Ajaib,
seringkali saya katakan => 'nanti teman sebangku yang
disalahkan' Saya sudah pernah disalahkan orang => 'kamu
sombong, tidak ingat temanmu dulu yang sebangku dll' Saya bertanya
=> kapan kita bertemu? Waktu saya kunjungan ke daerahmu kamu
datang'? Ia menjawab => 'tidak' Lalu bagaimana bertemu? Saya
heran, karena sudah dicap sombong.
Saya
diundang orang untuk berkhotbah ke daerahnya (disitu lima kali
khotbah), tetapi dia tidak pernah datang. Setelah datang di GPT, lalu
bertemu dia bilang => 'kamu sombong, tidak ingat temanmnu ...'
Tetapi saya tetap salah, dimana-mana dibilang => 'sombong'
Sebab seringkali manusia itu memandang orang. Ini kesalahan besar!
Dalam
mengadapi angin gelombang, kita seringkali sibuk memandang
(mengandalkan) yang lain, yaitu:
- manusia
siapapun dia: teman sebangku, teman kuliah. Seringkali kita berharap
kepada manusia.
- kepandaian,
kekayaan, pengalaman dll.
Itu
semuanya sia-sia, tidak berguna dan hanya mempercepat tenggelamnya
perahu. Coba saja, kalau perahu sudah terkena angin gelombang, lalu
kita berlari-lari mencari bantuan kemana-mana, perahu itu akan
bertambah tenggelam. Pada tahun mungkin tahun 80' an dan masuk
koran. Di daerah Wonokromo atau dimana, yang rakit tenggelam dan
banyak yang mati. Rakitnya mengangkut banyak penumpang, rakitnya
goyah, lalu semua lari, akhirnya tenggelam dan banyak yang mati.
Kalau banyak bergerak, mempercepat tenggelam. Semoga kita dapat
mengerti.
Yang
benar adalah kita harus memandang atau memperhatikan YESUS Yang
sedang tidur. Untunglah sebelum tenggelam, pandangannya masih sempat
berubah, perhatiannya tertuju kepada YESUS yang sedang tidur.
Sekarang ini mungkin kita diijinkan menghadapi angin gelombang dalam
bentuk keuangan, kesehatan, dalam pelayanan, dalam bentuk apa saja =>
'aduh terasa berat'
Maksud dari TUHAN, supaya kita kembali
kepada YESUS Yang sedang tidur. Yang sekarang ini kita
sombong-sombong => 'melihat orang, menyalahkan orang' Mari,
kembali kepada YESUS Yang sedang tidur (kembali kepada YESUS Imam
Besar).
Hanya
ini saja kuncinya!
Jadi,
kita harus memandang atau memperhatikan YESUS Yang sedang tidur =
memandang YESUS Imam Besar = memperhatikan kemurahan TUHAN (belas
kasih Imam Besar). Kembalilah kepada belas kasih Imam Besar.
Bagaimana
caranya kembali kepada belas kasih Imam Besar?
- Mengaku
dosa => 'TUHAN tolong, kami
binasa' Bukan menjadi marah dan menyalahkan orang => 'TUHAN
mengapa tidak menolong? Kita ini murid-murid-Mu mengapa tidak
dibela?' Jika seperti ini, kita akan langsung tenggelam. Tetapi
kalau mengaku => 'kalau tidak Engkau tolong, kami akan binasa'
Inilah mengaku dosa-dosa. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi dan
hidup benar.
- Tenang
dan damai sejahtera ('dimana
ada kebenaran ada ketenangan') = tidak
bimbang, tidak ragu kepada TUHAN, tetapi percaya sepenuh kepada
TUHAN.
- Menyeru
Nama YESUS (menyembah TUHAN) dengan iman.
Jika
sudah mengaku dosa, tenang (damai), menyeru Nama YESUS dengan iman =
mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN (Imam Besar) mengulurkan
Tangan-Nya Yang setia dan berbelas kasihan kepada kita untuk
meneduhkan angin dan gelombang:
Jika
lautan teduh, maka:
- semuanya
menjadi enak dan ringan. Mau apa saja enak dan ringan (seperti kapal
melaju dengan enak dan ringan),
- semuanya
selesai = semua masalah diselesaikan oleh TUHAN.
- ada
masa depan yang berhasil dan indah (kapal kita dapat melaju ke
depan),
- kita
menuju ke arah pelabuhan damai sejahtera (pelabuhan Yerusalem Baru).
Kalau lautnya sudahg tenang, kapal tidak mungkin dibelokkan. Kalau
anginnya kencang, mau ke arah lurus, sudah berbeda arahnya. Kalau
lautnya teduh, maka arahnya jelas, yaitu ke pelabuhan damai
sejahtera (Yerusalem Baru).
Matius
8: 27,
Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini,
sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Menuju
pelabuhan Yerusalem Baru, artinya kita mengalami pembaharuan atau
keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti
YESUS, yaitu mulai taat dengar-dengaran. Bayangkan saja, angin dan
gelombang dapat taat kepada TUHAN, ikan yang menelan Yunus dapat taat
kepada TUHAN. Saat TUHAN memerintahkan => 'hai ikan muntahkan'
Akhirnya Yunus dimuntahkan. Maaf, kalau angin dan ikan dapat taat,
betapa TUHAN mengeluh kalau hamba TUHAN, pelayan TUHAN tidak taat.
Biarlah saat ini terjadi pembaharuan.
Sebab
kalau masih ada Firman, berarti masih ada kesempatan untuk memandang
TUHAN, supaya kita menjadi terang. Sekalipun ada angin dan gelombang,
jangan berputus asa, sebab ada kesempatan untuk memandang TUHAN.
Semuanya menjadi teduh dan kita dapat taat dengar-dengaran. Jadikan
ini pengalaman (soal angin dan gelombang) => 'dulu saya tidak
taat, saya dihantam angin gelombang' Sekarang, biarlah kita taat
dengar-dengaran. YESUS taat sampai mati di kayu salib. Kita taat
dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi (tirai terobek).
Jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sama
dengan Dia (sempurna seperti Dia), yaitu kita menjadi Mempelai Wanita
yang siap untuk menerima mahkota Mempelai (kunci kerajaan surga).
Kita dapat masuk kerajaan surga untuk selama-lamanya.
Sekarang
ini mari berubah, menjadi taat. Saat ditengah gelombang, jangan
pandang yang lain, jangan sibuk dengan yang lain, tetapi pandanglah
YESUS Yang sudah mati dan bangkit, Yang sudah taat sampai mati di
kayu salib, sampai Dia menjadi Imam Besar. Pandanglah Dia saja;
mengaku dosa, tenang-damai sejahtera, jangan ragu, jangan bimbang
sedikitpun terhadap pengajaran yang benar/Pribadi YESUS, biarpun
orang mengatakan apa saja, terserah => 'pengajarannya begitu,
biar nanti dia saja yang masuk surga sendiri'.Dulu saya marah,
kalau ada yang mengatakan seperti itu, tetapi sekarang senang.
Biarkan saja, yang penting kita tidak ragu terhadap pengajaran yang
sudah kita terima.
Saya
sudah menerima Firman pengajaran, digembalakan bpk pdt In Juwono
selama tiga tahun, digembalakan bpk pdt Pong selama tiga belas tahun
dan menjadi muridnya tujuh bulan. Itu sudah cukup dan saya tidak mau
kalau pengajarannya diubah sedikitpun. Tetap berpegang teguh kepada
pengajaran yang benar, pandanglah Pribadi TUHAN dan menyeru kepada
TUHAN. Kita mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN mengulurkan
Tangan kepada kita, sampai semuanya menjadi teduh.
Mari
taat dengar-dengaran dihari-hari ini. Mengulurkan tangan kepada
TUHAN, itu juga berarti taat dengar-dengaran kepada TUHAN dan TUHAN
akan mengerjakan semuanya bagi kita. Itulah kunci kerajaan surga.
Dalam ibadah pelayanan kita berlomba, berjuang. Mari, lari cepat!
Berjuang itu harus cepat dan jangan lambat-lambat. Berjuang itu juga
tekun dan mata selalu memandang kepada YESUS. Ada dua kali kesempatan
memandang YESUS yaitu lewat Firman dan lewat angin gelombang
(pencobaan-pencobaan). TUHAN tidak akan membiarkan kita, TUHAN tolong
kita. Kita menyeru Nama TUHAN.
TUHAN memberkati kita semuanya.1